وقف لله تعالى لا يباع ولا يشترى sahih shifa kesembuhan siapa hakim iyad dan pendahuluan shifa


Persahabatan dan cinta dari Allah untuk Nabi Muhammad



Yüklə 1,07 Mb.
səhifə11/24
tarix21.08.2018
ölçüsü1,07 Mb.
#73245
1   ...   7   8   9   10   11   12   13   14   ...   24

Persahabatan dan cinta dari Allah untuk Nabi Muhammad

Pujian dan kesejahteraan atasnya


Banyak hadis sahih yang membicarakan mengenai terpilihnya Nabi Muhammad melebihi semua ciptaan Allah sebagai "Kekasih Allah (Habibulloh)". Kaum Muslimin sering merujukkan gelar ini kepada baginda.

(Sisipan Syeikh Darwish: Ada perbedaan antara gelar agung 'teman dekat' dan 'kekasih'. Hal ini dijelaskan pada pembahasan selanjutnya)

Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, membicarakan kedekatan baginda dengan Abu Bakar seraya bersabda, "Seandainya aku mengambil teman dekat selain Penguasaku, niscaya aku mengambil Abu Bakar."

Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, juga bersabda, "Dan sungguh kawan kalian (menyebut dirinya sendiri) adalah teman dekat Allah." Hadis ini mengesahkan sabda baginda yang diriwayatkan Abdullah bin Mas'ud yang berbunyi, "Dan Allah benar-benar mengambil kawan kalian sebagai teman dekat."

Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, juga bersabda, "Dan sungguh kawan kalian (menyebut dirinya sendiri) adalah teman dekat Allah." Abdullah bin Mas'ud dalam laporannya menyampaikan sabda Nabi, "Dan Allah benar-benar mengambil kawan kalian sebagai teman dekat."

Para Sahabat sedang duduk menunggu Nabi, kata Ibnu Abbas, Ketika Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, hendak masuk, baginda mendengar percakapan para Sahabat yang sedang membicarakan derajat para nabi. Seorang dari mereka berkata, "Alangkah luar biasa, Allah telah mengambil nabi Ibrahim dari ciptaan-Nya sebagai teman dekat." Lainnya berkata, "Yang lebih luar biasa adalah Dia telah berbicara dengan nabi Musa." Lainnya lagi berujar, "Nabi Isa adalah roh ciptaan Allah." Yang lain menyahut, "Allah telah memilih nabi Adam." Kemudian Nabi Muhammad tiba dan menyalami mereka, lalu berkata, "Aku telah mendengar perkataan kalian dan ketakjuban kalian. Memang benar, Allah telah mengambil nabi Ibrahim sebagai teman dekat. Allah telah berbicara langsung dengan nabi Musa (Kalimulloh), ini juga benar. Nabi Isa adalah roh ciptaan Allah, ini memang benar. Dan memang demikian bahwa nabi Adam adalah pilihan Allah. Sedangkan aku adalah kekasih Allah, dan aku tidak bangga. Dari yang pertama sampai yang terakhir, aku yang termulia dari semuanya dan aku tidak bangga."

Kata "teman dekat" diatas, bahasa arabnya ialah "khullah". Terdapat perbedaan penafsiran mengenai kata "khullah" dan asal katanya. Ada yang mengatakan, "khulla" berasal dari kata "kholiil" maknanya adalah orang yang tidak pernah surut kecintaan dan pengabdiannya kepada Allah. Beberapa ulama lainnya mengungkap makna "kholil" adalah orang yang ahli dalam kecintaan dan pengabdian kepada Allah. Pendapat yang lain mengatakan asal kata "khulla" adalah "istisfa" bermakna sesuatu yang terpilih untuk disucikan.

Nabi Ibrahim disebut "kholilulloh (teman dekat Allah)", sebab beliau ramah terhadap orang-orang baik yang penyembah Allah namun bersikap tegas menghadapi orang-orang yang memusuhi Allah. Persahabatan Allah kepada nabi Ibrahim adalah dengan memberinya kemenangan dan menjadikannya sebagai panutan bagi generasi setelahnya.

Di sisi lain, ada ulama yang mengatakan bahwa asal kata "kholil" adalah "faqir" bermakna "orang yang selalu butuh", diambil dari kata "khulla" yang bermakna "butuh". Nabi Ibrahim dikenal dengan gelar ini, karena yang beliau butuhkan hanyalah Allah, yang hanya kepada-Nya beliau mengabdikan diri dan menggantungkan segala kebutuhan, serta tidak mengandalkan pada selain-Nya.

Nabi Ibrahim disebut "kholilulloh (teman dekat Allah)", karena beliau ramah terhadap orang-orang baik penyembah Allah namun bersikap tegas menghadapi orang-orang yang memusuhi Allah. Persahabatan Allah kepada Nabi Ibrahim adalah memberinya kemenangan dan menjadikannya sebagai panutan bagi generasi setelahnya.

Ada ulama yang mendefinisikan asal kata "kholil" adalah "faqir" bermakna "orang yang selalu butuh", diambil dari kata "khulla" yang berarti "butuh". Nabi Ibrahim dikenal dengan gelar ini, karena yang beliau butuhkan hanyalah Allah, yang hanya kepada-Nya beliau mengabdikan diri serta menggantungkan segala kebutuhan dan tidak mengandalkan pada selain-Nya.

Abu Bakr bin Furok mendefinisikan "khulla" seraya berkata: Cinta suci menjamin orang yang dicintai diberi rahasia-rahasia istimewa.

Juga dikatakan bahwa asal kata "khulla" adalah kecintaan, penggabungan kebaikan, bantuan, peninggian pangkat, dan perantaraan (syafaat). Hal ini ditemukan didalam ayat yang berbunyi, "Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan, 'Kami adalah anak-anak Allah dan para pencinta-Nya' Katakanlah (Muhammad), 'Mengapa kemudian Dia menghukum kamu untuk dosa-dosamu?" (Al-Maidah,5:18). Tak dapat dibayangkan kalau orang yang dicintai, hendak dihukum untuk dosa-dosanya!



(Sisipan Syeikh Darwish: Pangkat Kenabian memiliki perspektif antara orang-orang dan nabi, sedangkan persahabatan memiliki perspektif antara Allah dan Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, sehingga menjadi sangat istimewa)

"Khulla" lebih kuat daripada hubungan ayah-anak, karena terkadang ada permusuhan dalam hubungan ayah-anak, sebagaimana firman Allah, "Diantara istri-istrimu dan anak-anakmu adalah musuh bagimu, maka berhati-hatilah terhadap mereka." (At-Tagobun,64:14). Jadi, permusuhan tidak dapat dikaitkan dengan "khulla".

Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atas mereka, mendapat gelar "khulla (teman dekat)" disebabkan pengabdian mereka kepada Allah yang tak pernah surut sedikitpun, dan karena mereka hanya menggantungkan segala kebutuhan kepada Allah semata, serta memutuskan diri dari mengandalkan orang lain. Juga karena Allah telah menganugerahkan kepada mereka kebaikan agung yang tersembunyi dan pengetahuan rahasia Ilahi serta urusan gaib dan keimanan, yang tertanam didalam batin mereka, sehingga mereka meninggalkan segala jalan dan sebab selain Allah.

Hati mereka telah dimurnikan dari segala sesuatu selain Dia, sehingga cinta untuk hal lainnya tercegah dari mereka. Karena itulah, sebagian ulama berkata, "Kholil adalah orang yang hatinya tidak memiliki ruang untuk selain Allah." Ulama yang sama berpendapat bahwa inilah yang dimaksud Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, ketika bersabda, "Dan seandainya aku mengambil teman dekat, sungguh aku akan mengambil Abu Bakar sebagai teman dekat, namun ia adalah saudara dalam Islam."

Para ulama berbeda pendapat mengenai tingkatan hati: manakah yang lebih tinggi, derajat teman dekat atau derajat kecintaan? Disisi lain, ada yang menganggap kedua derajat tersebut adalah setara, dan mengatakan bahwa kekasih adalah teman dekat, dan teman dekat adalah kekasih. Nabi Ibrahim telah mendapat anugerah derajat "teman dekat", sedangkan Nabi Muhammad mendapatkan derajat "kekasih".

Untuk mendukung pendapat bahwa derajat teman dekat lebih tinggi, seorang ulama mengutip perkataan Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, yang berbunyi, "Seandainya aku mengambil teman dekat selain Penguasaku..." tetapi baginda tidak melakukan hal tersebut. Baginda memiliki cinta kasih kepada putrinya, Siti Fatimah dan putra-putranya, begitu pula cinta kasih pada Usamah dan yang lainnya.

Sebagian besar ulama bersepakat bahwa "kecintaan" adalah lebih tinggi daripada "persahabatan". Untuk menguatkan pendapat ini, bukti yang mereka gunakan adalah bahwa Nabi Muhammad mendapat gelar "Kekasih", sedangkan Nabi Ibrahim mendapat gelar "Teman Dekat", pujian dan kesejahteraan atas mereka berdua.

Pangkal kecintaan adalah kecondongan pada apa yang menyenangkan si pencinta. Kecintaan terjadi karena adanya kebutuhan, keinginan serta penyaluran hasrat dan perasaan. Sedangkan kecintaan Pencipta alam bebas dari hal-hal tersebut. Kecintaan-Nya bagi para penyembah-Nya adalah dengan memperteguh kebahagiaan, perlindungan dan kesuksesan mereka, serta melimpahkan rahmat kepada mereka dan membuat mereka semakin dekat kepada-Nya.

Allah memberikan kecintaan yang paling besar dengan menyingkap selubung di hati si penyembah, sehingga si penyembah melihat Dia dengan hatinya, dan memandang Dia dengan mata batinnya. Hal ini sebagaimana yang terdapat didalam kutipan Ilahi (hadis Qudsi) yang memberitahu, "Ketika Aku (Allah) mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia mendengar dengannya, dan penglihatannya yang ia melihat dengannya, dan lidahnya yang ia berucap dengannya."

Dari sini dapat difahami bahwa tidak ada yang lebih baik bagi seorang penyembah selain menyepikan diri untuk Allah dan berbakti kepada-Nya, berpaling dari segala sesuatu yang selain Allah, membersihkan hati dan ikhlas dalam segala tindakan untuk Allah semata.

Bunda Siti Aisyah, semoga Allah meridhainya, ditanya tentang Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, dan menjawab, "Akhlak baginda adalah Al-Qur'an."

Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, telah diberkati dengan mendapatkan persahabatan dekat dan cinta yang istimewa dari Allah. Keterangan ini telah disampaikan oleh para Sahabat yang sudah terbukti kebenarannya dan telah diterima oleh kalangan umat Islam.

Ayat Allah berikut ini mencukupi untuk dijadikan sebagai dasar (dalil),

"Katakanlah, 'Jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." (Ali-Imron,3:31).

Para ahli tafsir mengisahkan, ketika ayat itu turun, orang-orang kafir berkata, "Sesungguhnya Muhammad ingin agar kita memperlakukannya sebagai pujaan hati sebagaimana orang-orang Nasrani memperlakukan Isa putra Maryam." Maka Allah menurunkan kecaman atas ucapan mereka dan sindiran terhadap mereka menjadi jelas pada ayat, "Katakanlah, 'Taatilah Allah dan Rasul'." (Ali-Imron,3:32).

Dalam ayat itu, Allah menambah kemuliaan Nabi Muhammad dengan memerintah umat manusia agar mematuhi baginda, dan Allah telah membarengkan ketaatan kepada-Nya dengan ketaatan kepada Nabi Muhammad. Bagi orang-orang memilih untuk berpaling dari baginda, Allah memberi peringatan, pada ayat, "Lalu jika mereka berpaling, maka sungguh Allah tidak mencintai orang-orang kafir." (Ali-Imron,3:32)

Seorang ulama menjelaskan perbedaan antara derajat cinta Nabi Muhammad dan persahabatan dekat Nabi Ibrahim, yang mana Allah telah memperlihatkan perlainan antara keduanya. Allah menyebut tentang 'teman dekat' dengan mengutip ucapan Nabi Ibrahim, "Dan yang amat kuinginkan bahwa Dia akan mengampuni kesalahanku pada Hari Pembalasan." (Asy-Syuaro',26:82). Sebagai teman dekat, ada harapan yang kuat pada diri Nabi Ibrahim agar mendapatkan ampunan.

Sedang untuk Nabi Muhammad sebagai kekasih Allah, Dia berfirman, "Agar Allah mengampuni bagimu apa yang telah lalu dari dosamu dan apa yang akan datang." (Al-Fath,48:2). Dari ayat ini terlihat jelas adanya jaminan ampunan dari Allah untuk Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya.

Mengutip firman Allah ketika Nabi Ibrahim yang memiliki peringkat 'teman dekat' berucap, "Dan janganlah merendahkanku pada Hari mereka dibangkitkan." (Asy-Syu'aro', 26:87)

Sedang untuk Nabi Muhammad, telah difirmankan kepada baginda, "Pada Hari Allah tidak merendahkan Nabi." (At-Tahrim, 66:8) terlihat jelas bagaimana Allah telah memulai dengan kabar gembira sebelum Nabi memohon kepada-Nya.

Pada saat Nabi Ibrahim ditimpa cobaan dan ujian, beliau berucap, "Allah mencukupiku." (At-Taubah,9:129) adapun Nabi Muhammad, sebagai Kekasih Allah, diberitahu, "Wahai Nabi, Allah mencukupimu dan siapa yang mengikutimu diantara orang-orang mukmin ." (Al-Anfal,8:64)

Nabi Ibrahim 'teman dekat' berkata, "dan jadikanlah aku lisan kebenaran bagi orang-orang (yang datang) kemudian." (Asy-Syu'aro,26:84). Nabi Muhammad, 'Sang Kekasih', telah diberi oleh Allah, dengan tanpa meminta, yang tampak dalam firman-Nya berikut, "dan Kami tinggikan untukmu penyebutanmu" (Al-Inshirah 94:4)

Nabi Ibrahim 'teman dekat' juga telah berkata, "jauhkanlah aku dan anak cucuku dari penyembahan berhala." (Ibrahim,14:35). Sedangkan 'Sang Kekasih' diberitahu, "Sesungguhnya Allah menghendaki agar dihilangkan kotoran Ahlulbait (Ahli Rumah) darimu." (Al-Ahzab,33:33).

Semoga informasi diatas mencukupi untuk memberi sekilas pandang cinta dan persahabatan dari Allah untuk Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya.

Allah berfirman, "Penguasamu lebih mengetahui siapa yang lebih terbimbing pada jalan." (Al-Isro',17:84).

Syafaat dan Pangkat Terpuji Nabi

Nabi Muhammad kelak diberi karunia syafaat yaitu perantaraan untuk menyampaikan permohonan (kepada Allah), dan Pangkat Terpuji. Mensyafaati berarti menjadi perantara untuk menyampaikan permohonan.

Allah berfirman kepada Nabi Muhammad, "Mudah-mudahan Penguasamu akan mengangkatmu pada tempat yang terpuji." (Al-Isro',17:79).

Ibnu Umar berkata, "Pada Hari Kiamat, manusia akan datang dengan berlutut. Setiap umat akan mengikuti nabi mereka sambil berkata, 'Wahai fulan (orang ini dan ini yaitu nabi mereka), syafaatilah (jadilah perantara) kami! Wahai fulan, jadilah perantara kami!" hingga akhirnya mereka sampai kepada Nabi Muhammad, dan baginda mensyafaati mereka. Pada Hari itulah Allah akan mengangkat baginda pada tempat yang terpuji."

Ibnu Umar kembali berkata, "Baginda akan maju, hingga kemudian baginda mengetuk pegangan bundar di gerbang Surga. Pada hari itu, Allah membangkitkan Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, pada tempat terpuji yang telah dijanjikan."

Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, berbicara tentang pilihan yang diberikan kepadanya seraya bersabda, "Aku disuruh memilih antara separoh umatku masuk surga, atau dikabulkan doa syafaatku. Aku memilih syafaat, karena lebih menyeluruh. Syafaatku tidak hanya untuk orang-orang yang bertakwa kepada Allah, namun juga untuk orang-orang yang berdosa dan bersalah." Demikianlah kabar baik dari baginda yang diberitahukan Abu Musa kepada kita.

Ummu Habibah mendengar Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, "Aku diperlihatkan oleh Allah apa yang akan terjadi pada umatku setelahku. Mereka menumpahkan darah satu sama lain, dan apa yang dialami mereka juga terjadi pada umat-umat sebelumnya. Karena itulah, demi umatku, aku memohon kepada Allah agar memberiku izin mensyafaati pada Hari Kiamat, dan ini telah Dia lakukan."

Hudzaifah memberitahu, "Allah akan mengumpulkan semua manusia di satu dataran tinggi, setelah mereka mendengar panggilan Pemanggil, dan pandangan mereka akan terbuka lebar. Mereka akan bertelanjang kaki dan tanpa pakaian seperti ketika mereka diciptakan. Mereka akan diam, dan tak satu pun akan berbicara kecuali dengan izin Allah. Akan ada sebuah panggilan, 'Muhammad!' dan baginda akan menjawab, 'Dengan senang hati mematuhi-Mu! Kebaikan adalah di Tangan-Mu, dan keburukan bukanlah kepada-Mu. Siapa yang Engkau bimbing maka terbimbing, penyembah-Mu dihadapan-Mu, milik-Mu dan kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan tempat aman kecuali kepada Engkau. Engkau Yang Memberkati dan Maha Tinggi, Maha Suci Engkau Penguasa Gedung." Hudzaifah juga berkata, "Itulah tempat terpuji yang telah disebutkan oleh Allah."

Jabir bin Abdullah menanyai Yazid Al-Faqir: "Apa engkau sudah mendengar pangkat yang akan dianugerahkan Allah kepada Nabi Muhammad?." Yazid menjawab: "Ya benar, sungguh itu adalah pangkat terpuji nabi Muhammad, sehingga Allah akan membebaskan dari Api (neraka) siapapun yang dikeluarkan dari Api." Hadis tentang syafaat juga membahas mengenai pembebasan orang-orang dari neraka.

Syafaat Nabi Muhammad pada Hari Kiamat

Anas serta beberapa Sahabat lainnya melaporkan bahwa Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, "Allah akan mengumpulkan orang yang pertama hingga yang terakhir pada Hari Kiamat, dan mereka akan kalang kabut, hingga mereka akan berandai-andai seraya berkata, 'Seandainya saja ada yang menjadi perantara kita kepada Penguasa kita.'" Dalam riwayat lain dikatakan, "Lautan manusia saling mendesak-desak sebagian pada sebagian yang lain."

Didalam riwayat lain, baginda berbicara lebih detail mengenai rincian keadaan pada Hari Kiamat seraya bersabda, "Matahari menjadi sangat dekat pada manusia, hingga kesusahan menjadi tak tertahankan, yang tak sanggup mereka tanggung. Lalu mereka akan berkata satu sama lain, 'Tidakkah kalian melihat ada orang yang bisa menjadi perantara kalian?' maka mereka akan mendatangi nabi Adam dan berkata, 'Wahai Adam, engkau bapak manusia. Allah menciptakanmu dengan Tangan-Nya, dan meniupkan roh didalam dirimu, serta menempatkanmu tinggal di surga-Nya; memerintahkan para malaikat bersujud kearahmu, dan mengajarkanmu nama-nama segala sesuatu. Jadilah perantara bagi kami disisi Penguasamu, sehingga kami bisa beristirahat dari tempat kami! Tidakkah engkau melihat penderitaan yang menimpa kami?' nabi Adam akan berkata, 'Penguasaku benar-benar marah hari ini. Kemarahan yang Dia tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan sesudahnya Dia tidak akan marah seperti ini lagi. Dia telah melarangku makan dari suatu pohon, namun aku melanggar-Nya. diriku sendiri, diriku sendiri. Pergilah kepada selainku. Pergilah kepada Nuh."

Kemudian mereka mendatangi nabi Nuh dan berkata, 'Wahai Nuh, engkau rasul pertama bagi orang-orang di dunia (setelah banjir besar / topan), dan Allah menyebutmu hamba yang bersyukur. Lihatlah kondisi kami, lihat apa yang menimpa kami. Bukankah engkau akan menjadi perantara bagi kami kepada Penguasamu?' nabi Nuh akan berkata, 'Penguasaku benar-benar marah hari ini. Kemarahan yang Dia tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan sesudahnya Dia tidak akan marah seperti ini lagi. Diriku sendiri, diriku sendiri', dan beliau akan menyebut kekhilafan yang pernah beliau perbuat ketika beliau memohon kepada Allah dengan tanpa ilmu (riwayat lain menyebutkan beliau berkata: aku telah membuat doa yang melawan kaumku) - pergi ke selainku, pergilah ke Ibrahim, beliau adalah teman dekat Allah.

Mereka lalu pergi kepada nabi Ibrahim dan berkata, 'Wahai Ibrahim, engkau adalah Nabi Allah, dan teman dekat-Nya, terpilih dari seluruh penduduk bumi, jadilah perantara bagi kami kepada Penguasamu. Tidakkah engkau melihat keadaan kami ini!" nabi Ibrahim akan berkata kepada mereka, 'Penguasaku benar-benar marah hari ini. Kemarahan yang Dia tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan sesudahnya Dia tidak akan marah seperti ini lagi'. Nabi Ibrahim lalu menyebut tiga kalimat rancu yang pernah beliau ucapkan. Diriku sendiri, diriku sendiri. Aku bukan untuk itu. Pergilah kepada nabi Musa, beliau adalah seorang penyembah yang telah diberi Allah kitab Taurat dan dianugerahi kedekatan dengan pembicaraan dengan-Nya.

Lantas mereka mendatangi nabi Musa, hingga beliau akan berkata, 'aku bukan untuk itu' - dan beliau akan menyebut-nyebut kesalahan beliau bahwa beliau pernah membunuh seseorang (meski terjadi tanpa kesengajaan). Diriku sendiri, diriku sendiri. Cobalah pergi ke nabi Isa, beliau adalah roh yang diciptakan Allah dan Kalimat ciptaan-Nya.

Setelah itu mereka akan pergi kepada nabi Isa dan beliau akan berkata, 'aku bukan untuk itu, tetapi kalian bisa pergi kepada Muhammad. Baginda adalah penyembah yang dosa-dosanya (dalam arti terlindungi dari dosa) dimasa lalu dan dimasa mendatang, (dalam status) telah diampuni.'

Kemudian mereka datang kepadaku dan aku akan berkata, 'aku (diizinkan) untuk itu (syafa’at)'. Maka aku pergi dan memohon izin kepada Penguasaku, dan Dia memberi izin untukku. Kemudian ketika aku melihat-Nya, aku jatuh bersujud di hadapan-Nya (baginda datang dibawah Singgasana lalu jatuh bersujud). Dalam riwayat lainnya, "Aku akan berdiri di hadapan-Nya, lalu memuji-Nya dengan pujian yang aku tidak bisa membuatnya, akan tetapi Allah memberiku sebagai ilham." Riwayat lain menerangkan bahwa baginda telah bersabda: Allah akan membuka pujian-pujian-Nya untukku, dan pujian yang mengagumkan, sesuatu yang tidak diberikan kepada siapapun sebelumku.

Sebagai tambahan, Abu Hurairah meriwayatkan, "Lalu dikatakan kepadaku, 'Wahai Muhammad, angkat kepalamu, mintalah, kamu akan diberikan, syafaatilah dan syafaatmu akan diterima.' Kemudian kuangkat kepalaku, lalu aku berucap, 'Wahai Penguasa! Umatku! Wahai Penguasa! Umatku!' dan Dia akan berkata : 'Masuklah orang-orang dari umatmu yang tidak ada perhitungan atas mereka, lewat gerbang kanan dari pintu-pintu surga, mereka boleh melewati pintu lainnya berbagi dengan orang-orang yang lain'."

Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa baginda berkata: 'Wahai Penguasa! Umatku! Umatku!'.

Maka akan dikatakan : 'Pergilah, dan keluarkanlah (dari neraka) siapapun yang didalam hatinya ada keimanan walau seberat biji gandum atau seberat biji sawi'.

Aku akan berangkat dan melakukan, kemudian aku kembali kepada Penguasaku, dan memuji-Nya dengan pujian-pujian tersebut.

Kemudian dikatakan kepadaku : 'Angkat kepalamu, berdoalah maka akan dikabulkan, syafaatilah maka syafaatmu akan diterima, mintalah engkau akan diberikan'.

Lalu aku akan berkata : 'Wahai Penguasa! Berilah izin kepadaku bagi siapapun yang mengatakan "Tidak ada tuhan selain Allah"'.

Maka Dia akan berkata : “Itu bukan untukmu, tetapi demi Kekuasaan-Ku, Kebanggaan-Ku, Keagungan-Ku, dan Kehebatan-Ku, benar-benar akan dikeluarkan dari neraka siapapun yang mengatakan: Tidak ada tuhan selain Allah.”

Qotadah meriwayatkan bahwasanya baginda akan berkata : "Wahai Penguasa! tiada yang tersisa didalam Neraka kecuali mereka yang dihalangi oleh Al-Qur'an (yakni) yang tinggal selama-lamanya di Neraka."

Hudzaifah meriwayatkan, "Mereka akan mendatangi Muhammad, dan baginda akan mensyafaati. Kemudian Jembatan (Siroth) dibentangkan, dan mereka akan melewatinya. Yang pertama melintasi bagaikan kilat, selanjutnya bagaikan angin, berikutnya bagaikan burung, dan berikutnya seperti kecepatan unta; sementara Nabi kalian, pujian dan kesejahteraan atasnya, diatas Jembatan akan berdoa, 'Ya Allah, berilah keselamatan, berilah keselamatan!' hingga semua manusia melintasinya, dan yang terakhir dari mereka menyeberang."

Abu Hurairah mendengar baginda bersabda, "Aku akan menjadi pertama yang melintasi."

Kutipan kenabian (hadis) diatas hanya sebagian dari himpunan hadis tentang syafaat. Syafaat Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, dan tempat terpuji baginda terbentang dari pertama kali syafaat hingga yang terakhir. Ketika seluruh manusia telah dibangkitkan, mereka akan dikumpulkan untuk menunggu Perhitungan terakhir, hingga leher mereka kaku dan keringat bercucuran karena hebatnya panas matahari. Pada waktu itulah, baginda mensyafaati untuk mengistirahatkan manusia dari tempat mereka.

Kemudian Jembatan (Siroth) dibentangkan, dan diadakan Perhitungan (Hisab) untuk umat manusia - sebagaimana dalam hadis laporan Abu Hurairah dan Hudzaifahh - maka syafaat baginda akan mempercepat menuju surga bagi mereka dari kalangan umat baginda yang tidak kena perhitungan amal. Setelah itu, baginda akan mensyafaati orang-orang yang kena hukuman dan masuk neraka. Kemudian bagi siapapun yang mengatakan, "Tidak ada tuhan selain Allah". Pangkat ini tidak untuk selain baginda.

Dari kutipan kenabian yang sahih dan masyhur, kita mengetahui, "Setiap nabi mendapat jatah sebuah permohonan, yang mereka akan berdoa dengan permohonan tersebut. Aku menyimpan permohonanku, sebagai syafaat bagi umatku pada Hari Kiamat."

Perihal kutipan diatas, para ulama’ mengatakan bahwa permohonan para nabi pasti akan dikabulkan, dengan demikian harapan mereka telah mendapat jaminan. Doa Nabi Muhammad yang telah dikabulkan tak terhitung jumlahnya. Ketika para nabi mulia berdoa, mereka berguncang antara harapan dan ketakutan, meski permohonan telah dijamin untuk mereka, yang pasti akan dikabulkan.

Doa yang disimpan oleh Nabi Muhammad adalah dikhususkan untuk umat baginda, dan telah dijamin akan dikabulkan.

Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, memberi kabar bahwa baginda telah memohon untuk umat baginda perkara-perkara yang berkaitan dengan agama dan dunia, dimana sebagian telah terkabul, sedang sisanya telah baginda tahan.

Baginda menimbun doa tersebut untuk Hari Kemelaratan (Kiamat), Hari Pamungkas Cobaan, dan Hari Dahsyatnya Pertanyaan dan Ketakutan.
Semoga Allah melimpahkan pembayaran yang lebih baik kepada baginda daripada para nabi lainnya, yang dicurahkan kepada umat baginda. Semoga Allah senantiasa memberkati baginda, serta keluarga baginda, para Sahabat dan para pengikut baginda, dengan keberkatan yang melimpah dan selama-lamanya.


Yüklə 1,07 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   7   8   9   10   11   12   13   14   ...   24




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin