Surga melalui berkat syafaat Nabi Muhammad
Pujian dan kesejahteraan atasnya
Nabi Muhammad diberi anugerah Syafaat, Derajat Tinggi, Keutamaan dan Sungai Kenikmatan (Kausar) di Surga.
Abdullah bin Umar mendengar Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, "Bila kalian mendengar orang azan, ucapkanlah seperti yang ia ucapkan, kemudian mintakan keberkatan untukku. Sesungguhnya orang yang memintakan keberkatan untukku sekali, Allah akan memberi keberkatan kepadanya sepuluh kali. Lalu mintakanlah untukku wasilah yaitu sebuah kedudukan di Surga, yang diberikan hanya kepada seorang saja dari seluruh para penyembah Allah, dan aku berharap menjadi orang yang menerimanya. Barangsiapa yang meminta kepada Allah, wasilah untukku, akan menerima syafaatku." Abu Hurairah melaporkan : Wasilah merupakan derajat paling tinggi di Surga.
Sekilas pandang tentang Sungai di Surga, ada laporan dari Anas, yang memberitahu bahwa Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, "Ketika aku sedang bepergian di Surga, tiba-tiba sebuah sungai terlihat dihadapanku. Kedua tepinya adalah kubah mutiara. Aku bertanya kepada Jibril, 'Apa ini?' dia menjawab, 'Ini adalah Kausar yang diberikan Allah kepadamu.' Lalu dia memukulkan tangannya pada dasar sungai, dan keluarlah kesturi."
Bunda Siti Aisyah, semoga Allah meridhainya, meriwayatkan hal serupa, dengan tambahan, "Sungai itu mengalir diatas intan dan batu mirah, airnya lebih manis daripada madu dan lebih putih daripada salju." Baginda juga memberitahu, "Ketika mengalir, tidak mengikis dasar sungai dan disana ada telaga yang umatku akan mendatanginya...kutipan selanjutnya ada didalam hadis tentang Telaga."
Ibnu Abbas meriwayatkan kutipan serupa dengan penambahan, "Kausar merupakan kebaikan melimpah yang diberikan oleh Allah kepada baginda (Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya)."
Allah berfirman, "Dan kelak Penguasamu akan memberimu, maka kamu menjadi puas." (Ad-Duha,93:5). Ibnu Abbas memberitahu, yang kelak diberikan kepada baginda ialah seribu gedung dari mutiara, yang tanahnya adalah kesturi, dan berisi apa-apa yang membuatnya bagus. Juga ada istri-istri dan para pelayan baginda.
SAHIH SHIFA
KESEMBUHAN
Seri ke-10
KEISTIMEWAAN NAMA-NAMA
NABI MUHAMMAD
Pujian dan kesejahteraan atasnya
Karya
Hakim Agung Abulfadl Iyad
wafat tahun 1123M / 544H
Periwayat Hadis
Muhaddis Agung Hafiz Abdullah Bin Siddiq
Perevisi
Muhaddis Abdullah Talidi
Diadaptasikan oleh
Abdi Hadis Syekh Ahmad Darwish (Arab)
Anne Khadeijah (Inggris)
Siti Nadriyah (Indonesia)
Copyright © 1984-2013 Allah.com Muhammad.com. Hak Cipta dilindungi
Larangan mengunggul-unggulkan Nabi Muhammad atas nabi mulia lainnya
Terdapat sejumlah hadis yang memaparkan larangan mengunggul-unggulkan Nabi Muhammad atas para nabi mulia lainnya.
Bukti bahwa Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, adalah manusia paling mulia dan terbaik dari semua para nabi telah kokoh dan terbukti jelas, baik didalam Al-Qur'an maupun didalam kutipan kenabian (hadis).
(Sisipan Syeikh Darwish: Etika dan keluhuran budi pekerti Nabi Muhammad tampak terang dan jelas terlebih lagi saat baginda menyebut sesama nabi mulia lainnya)
Muncul pertanyaan, mengenai makna dari hadis yang berbicara tentang larangan mengunggulkan nabi yang satu dengan yang lainnya. Seperti sabda Nabi yang dilaporkan Ibnu Abbas berikut ini, "Tidak patut bagi seorang hamba mengatakan aku lebih baik daripada Yunus putra Matta."
Abu Hurairah melaporkan suatu insiden: ada seorang Yahudi berucap, "Demi yang memilih Musa atas umat manusia." Lalu seorang lelaki dari golongan Anshoor menamparnya dan berkata, "Beraninya kamu mengatakan itu sedang Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, ada ditengah-tengah kita!" Hal tersebut sampai kepada Nabi Muhammad, kemudian baginda bersabda, "Janganlah saling mengunggulkan diantara para nabi."
Dalam riwayat lainnya,
"Janganlah lebih memilihku diatas Musa…."
"Dan aku tidak berucap: sesungguhnya ada seseorang yang lebih utama dari Yunus putra Matta."
Sekali lagi, Abu Hurairah melaporkan sabda baginda, "Barangsiapa bilang aku lebih baik daripada Yunus putra Matta, maka telah berbohong."
(Sisipan Syeikh Darwish: Ini karena tidak ada orang biasa, tanpa memandang pangkat atau kedalaman pengetahuannya, pantas untuk menilai para nabi yang jauh lebih tinggi kedudukannya daripada manusia biasa, pada segala aspek terutama dalam hal-hal yang gaib)
Suatu hari seorang laki-laki datang kepada Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, dan berkata kepada baginda, "Wahai makhluk terbaik!" Baginda lantas berkata, "Itu adalah Ibrahim."
Para ulama menjelaskan kutipan kenabian diatas, dalam beberapa arti.
Pertama: Pelarangan pengunggulan terjadi sebelum Nabi Muhammad diinformasikan bahwa baginda adalah junjungan anak turun nabi Adam, sehingga baginda melarang siapapun saling mengunggul-unggulkan derajat para nabi. Sebagaimana baginda pernah menuturkan, "Aku tidak mengatakan bahwa ada seseorang yang lebih utama dari beliau."
Kedua: Perkataan baginda tersebut semata-mata karena kerendahan hati baginda, dan dalam rangka membuang kebanggaan dan kesombongan.
Ketiga: Saling mengunggulkan diantara para nabi, bisa mengarah pada pengurangan atau perendahan kedudukan salah satu dari mereka, contohnya terutama pada apa yang Allah firmankan tentang Nabi Yunus. Para ulama menjelaskan, hadis diatas adalah untuk mencegah orang tak berpengetahuan supaya tidak meremehkan atau mengurangi pangkat para nabi, dan agar tidak salah paham dengan ayat, "ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu mengira bahwa Kami tidak berkuasa atasnya." (Al-Anbiya',21:87). Pada waktu membaca ayat tentang nabi Yunus tersebut, orang yang bodoh mungkin cenderung berpikir bahwa beliau lebih rendah pangkatnya.
Keempat: Pelarangan baginda itu adalah untuk mencegah adanya saling membeda-bedakan didalam hak kenabian dan penyampaian Wahyu, meskipun ada perbedaan derajat, keutamaan, mukjizat, posisi dan kelembutan, diantara para nabi.
Para nabi memiliki kesamaan didalam kenabian, tetapi berlainan tingkatan kedudukan mereka. Hal ini karena Allah menganugerahkan kelebihan sebagian mereka atas sebagian yang lain, misalnya ada rasul yang diutus untuk menyampaikan wahyu, dan rasul yang dikenal keteguhan dan ketetapan hatinya, seperti pada nabi Nuh, nabi Ibrahim, nabi Musa, nabi Isa dan nabi Muhammad;
ada pula yang diangkat pada tempat yang tinggi, seperti nabi Idris;
atau yang diberikan penghakiman ketika masih muda, misalnya nabi Yahya;
dan yang diberi kitab Zabur, yaitu nabi Daud;
sebagian para nabi telah diberi bukti-bukti nyata, misalnya nabi Isa;
dan juga yang Allah telah berbicara kepadanya, seperti nabi Musa; serta lain-lainnya yang ditinggikan derajatnya oleh Allah.
Allah berfirman, "Dan benar-benar telah Kami melebihkan sebagian para nabi atas sebagian yang lain." (Al-Isro',17:55). dan berfirman, "Itu para rasul, Kami melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain." (Al-Baqoroh,2:253).
Sebagian ulama Islam berkomentar: kata "melebihkan" diatas ditujukan bagi mereka di dunia, dimana mencakup tiga hal:
1. Adanya tanda-tanda dan mukjizat yang lebih hebat dan lebih tenar.
2. Adanya umat yang lebih menyucikan diri dan lebih banyak.
3. Adanya sifat dan karakter pribadi yang lebih baik dan lebih utama.
Semua nabi dianugerahi sifat dan karakter yang sangat bagus, namun sebagian mereka ada yang lebih sempurna dari sebagian yang lain. Mempunyai sifat dan karakter lebih sempurna juga merupakan kelebihan istimewa, sebagai karunia dari Allah kepada mereka. Demikian pula kemuliaan khusus seperti pembicaraan dengan Allah, persahabatan dekat, melihat Allah, dsb.
Perilaku para nabi senantiasa terjaga. Mereka bersih dari perkataan atau perbuatan yang dapat digunakan sebagai sumber kekacauan. Orang-orang yang meremehkan nabi Yunus telah mengabaikan kenyataan bahwa beliau berada di antara para nabi yang terpilih.
Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, "Janganlah seorangpun dari kalian mengatakan aku lebih utama daripada Yunus putra Matta." Ulama mengatakan ini adalah tanda belas kasih baginda pada umat agar mereka tidak meremehkan kedudukan para nabi, dan lagi, nabi Yunus adalah salah satu nabi pilihan Allah.
Kelima: Kata "aku" dalam sabda baginda memiliki dua makna.
satu: kata "aku" merujuk pada baginda sendiri, jadi bunyi hadis sebagaimana yang diatas.
dua: kata "aku" merujuk pada siapa saja, maka bunyi hadis menjadi, "Janganlah seorangpun dari kalian mengatakan, 'aku lebih utama daripada Yunus putra Matta'." Tak sepatutnya seseorang mengira bisa mencapai tingkat terpelihara dari dosa, tingkat kecerdasan dan kesucian yang lebih baik daripada nabi Yunus. Derajat kenabian pastinya lebih tinggi dan lebih utama, dan kadar derajat mereka tidak akan merosot dan berkurang nilainya meskipun hanya sebesar atom.
Kesuksesan berasal dari Allah, Dialah Yang Maha Penolong - tidak ada tuhan selain Dia!
Keistimewaan nama-nama Nabi Muhammad
Pujian dan kesejahteraan atasnya
Nama-nama yang diberikan kepada Nabi Muhammad mempunyai keistimewaan tersendiri.
Jubair bin Muth'im memberitahu bahwa Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, "Aku mempunyai lima nama, aku Muhammad; aku Ahmad; aku Al-Mahi (penghapus) yang melaluiku, Allah menghapuskan kekafiran; aku Al-Hasyir (penghimpun) yang manusia akan berhimpun diatas telapak kakiku; dan aku Al-Aqib (terakhir dalam suksesi kenabian)."
Salah satu karunia khusus yang diberikan kepada baginda, adalah fakta bahwa Allah telah menamai baginda dengan nama "Ahmad dan Muhammad", kata berbahasa Arab ini asal katanya mempunyai makna "memuji". Nama Muhammad mengandung arti "sasaran pujian bertubi-tubi.", sedangkan Ahmad mengandung arti "pujian bertubi-tubi."
Nama "Muhammad" dan "Ahmad" terdapat didalam Al Quran, dan kedua nama tersebut juga berasal dari asal yang sama dengan asal kata dari beberapa Nama-Nama Allah yang paling indah. Oleh karenanya, para makhluk memuji Penciptanya dengan Nama Terpuji Ketuhanan-Nya yang Terindah, serta memuliakan Nabi-Nya dengan pujian nama kenabiannya.
Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, adalah manusia terunggul sekaligus terbaik dari semua orang yang terpuji, serta yang paling dipuji diantara para makhluk.
Nabi Muhammad adalah orang yang disebut didalam Al-Qur’an dengan nama "Ahmad", nama ini telah diketahui oleh nabi Isa (Yesus) dan telah disebut didalam kitab Injil yang asli yang diberikan kepada beliau. Nama "Ahmad" berasal dari kata "pujian" sedangkan nama "Muhammad" mengandung arti limpahan pujian.
Pada hari kiamat, Nabi Muhammad akan datang sebagai pembawa Bendera Pujian, ini menjadi kesudahan kesempurnaan pujian untuk baginda, sehingga membuatnya semakin tenar dengan sifat terpuji. Pada hari itu, Allah akan mengangkat baginda pada tempat terpuji, sebagaimana yang dijanjikan-Nya, sehingga generasi pertama hingga yang terakhir, akan memuji baginda untuk syafaatnya bagi mereka, dan baginda akan memuji-muji Allah dengan suatu cara yang tidak diberikan kepada siapapun sebelumnya. Hal ini tampak dalam sabda baginda:
"Allah akan membukakan kepadaku pujian-pujian-Nya dan bagusnya sanjungan, sesuatu yang tidak diberikan kepada siapapun sebelumku."
Dalam kitab yang diberikan kepada para nabi sebelumnya, umat Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, disebut sebagai "para pemuji", oleh karena itu, sudah sepantasnya kalau baginda dinamakan Muhammad dan Ahmad. Didalam kedua nama tersebut, terdapat keajaiban dan tanda-tanda, diantaranya adalah Allah telah menjaga bahwa tidak ada seorangpun yang memiliki kedua nama tersebut sebelum tiba masa Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya.
Adapun nama Ahmad telah tertulis didalam kitab-kitab terdahulu, dimana para nabi sebelumnya telah memberitakan kabar baik tentang kedatangan baginda. Allah dalam kebijaksanaan-Nya mencegah siapapun dinamakan dengan nama itu, selain Nabi Muhammad saja, dan lagi, sebelum kedatangan baginda, tidak seorang pun yang memanggil orang lainnya dengan nama itu. Berkat ini merupakan perlindungan untuk umat manusia, sekaligus menghalau semua keraguan dan kebingungan mereka yang lemah keimanannya.
Demikian pula untuk nama Muhammad. Sebelum kedatangan baginda, tidak ada orang Arab maupun non-Arab, yang disebut dengan nama itu, hingga tak lama sebelum baginda lahir, orang-orang mendengar berita bahwa nabi yang akan diutus namanya adalah Muhammad. Maka ada beberapa orang Arab - sekitar enam orang - yang menamai putranya dengan nama Muhammad, mereka berharap kelak anaknya yang akan terpilih menjadi nabi.
Allah lebih mengetahui dimana Dia akan menempatkan Risalah-Nya. Allah telah mencegah mereka yang dinamai muhammad, mengaku sebagai nabi, dan juga tidak ada seorangpun yang menyebut dan memanggil mereka sebagai nabi, hingga muncullah tanda-tanda kenabian pada Muhammad putra Abdullah. Nama Muhammad dan Ahmad akhirnya ditetapkan untuk Nabi Muhammad putra Abdullah.
Nabi Muhammad juga dinamakan "Al-Mahi (penghapus)" karena baginda yang dipilih Allah untuk menghapus kekafiran. Baginda telah menghapus kekafiran dari Makkah dan tanah Arab lainnya, serta disebagian besar penjuru bumi. Secara terjaga, baginda telah melihat perbatasan berbagai negeri yang akan dibimbing dan disinari cahaya Islam, serta dijanjikan oleh Allah bahwa kelak umat baginda akan mencapai sejauh apa yang dilihat baginda. Secara umum, penghapusan kekafiran berarti kemenangan dan pengunggulan (dalam hal agama), sebagaimana Allah berfirman, "untuk mengunggulkannya diatas agama seluruhnya." (At-Taubah,9:33).
Baginda juga dinamakan Al-‘Aqib (terakhir dalam sukses kenabian), karena baginda mengiringi para nabi. Terdapat hadis sahih yang berbunyi, "Aku Al-Aqib, yang tidak ada nabi sesudahku." Ini berarti, nabi Muhammad adalah nabi terakhir sekaligus penutup para nabi.
Mengenai sabda baginda, "aku Al-Hasyir (penghimpun) yang manusia akan berhimpun diatas telapak kakiku." Ini berarti pada masa-masa baginda, orang-orang akan berkumpul dalam Islam, dan kelak di Kehidupan Abadi mereka akan bersatu dibawah panji-panji Islam. Tidak ada nabi lain sesudahnya, seperti terdapat dalam firman Allah, "dan penutup para nabi." (Al-Ahzab,33.40).
Makna "diatas telapak kakiku" yaitu semua manusia akan dikumpulkan dihadapan baginda, sebagaimana firman Allah, "Agar kamu menjadi saksi atas manusia, dan rasul menjadi saksi atasmu." (Al-Baqoroh,2:143).
"diatas telapak kakiku" juga indikasi bahwa baginda akan didahulukan dari semua orang. Allah berfirman, "bahwa bagi mereka tapak kaki ketulusan disisi Penguasa mereka." (Yunus,10:2).
"diatas telapak kakiku" juga bermakna: didepanku dan disekelilingku, dimana kelak pada hari kiamat umat manusia akan berkumpul kepada baginda.
"diatas telapak kakiku" juga berarti, diatas sunnahku (mencontoh perkataan dan perbuatan Nabi).
Tentang ucapan baginda, "aku mempunyai lima nama", sesungguhnya nama-nama ini terdapat didalam kitab-kitab suci terdahulu, dimana para ahli agama dikalangan umat para nabi sebelumnya telah mengetahuinya.
Abu Musa Al-Asy'ari berkata, "Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, memberitahu nama-nama baginda kepada kami seraya bersabda: Aku Muhammad, Ahmad, Al-Muqoffi (nabi yang datang terakhir), Al-Hasyir (Penghimpun), Nabi Pertobatan, dan Nabi Malhamah (Ksatria)." Riwayat lain berbunyi, "Nabi yang dirahmati" dan "Nabi Peristirahatan (batin)".
Insya Allah, nama-nama tersebut tepat.
Nama baginda "Muqoffi (nabi yang datang terakhir)" dan "Al-Aqib (terakhir dalam suksesi kenabian)" memiliki arti yang sama.
Sehubungan dengan nama: Nabi Rahmat, Pertobatan, Yang dirahmati, dan Peristirahatan (batin), Allah Yang Maha Tinggi berfirman, "dan Kami tidak mengutusmu melainkan sebagai rahmat bagi seluruh dunia." (Al-Anbiya',21:107).
Allah mensifatkan Nabi Muhammad dengan berfirman,
"membacakan atas mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan mereka, dan mengajari mereka Kitab dan Hikmah" (Al-Jumu'ah,62:2.)
"dan membimbing mereka kepada jalan yang lurus." (Al-Maidah,5:16)
"Terhadap orang-orang beriman, lemah lembut lagi penyayang." (At-Taubah,9:128)
Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, membicarakan umatnya seraya bersabda,
"Sungguh mereka adalah umat yang dikasihani." mengenai umat baginda, Allah berfirman,
"dan saling berwasiat dengan kesabaran, dan saling berwasiat dengan kasih sayang."(Al-Balad,90:17). Ini berarti, umat nabi Muhammad saling menyayangi satu sama lain.
Dalam kemurahan-Nya, Allah telah mengutus Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, tidak hanya untuk umat baginda, tetapi juga sebagai rahmat untuk seluruh dunia. Baginda amat menyayangi umatnya dan mencurahkan segenap kasih sayangnya serta memintakan ampunan bagi mereka. Allah menjadikan umat baginda saling mengasihi dan sebagai umat yang dikenal dengan belas kasih.
Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, memerintahkan para pengikutnya untuk saling mengasihi satu sama lain. Baginda menyanjung sifat belas kasih ini dan bersabda, "sungguh Allah mencintai mereka para penyembah-Nya yang saling mengasihi." Baginda mendorong para pengikutnya supaya berbelas kasih, dan bersabda,
"Yang Maha Pengasih akan mengasihi mereka yang berbelas kasih, berbelas kasihlah pada siapa yang dibumi, niscaya berbelas kasih pada kalian siapa yang di langit."
Salah satu nama baginda yaitu "Nabi Malhamah (Ksatria)" merupakan indikasi bahwa baginda akan menghadapi pertempuran.
Hudzaifah juga melaporkan hadis seperti yang dilaporkan Abu Musa. Hudzaifah juga mengatakan bahwa baginda adalah, "Nabi Rahmat, Nabi Pertobatan, dan Nabi Ksatria."
Di dalam Al-Qur'an, Allah memanggil Nabi-Nya, pujian dan kesejahteraan atasnya, dengan banyak nama-nama yang diberkati, sebagian telah disebutkan diatas. Di antara yang belum disebutkan adalah: Cahaya, Lampu yang Menerangi, Pemberi Peringatan, Penjelas Peringatan, Pemberitahu Kabar Gembira, Penjelas Kabar gembira, Saksi, Pemberi Kesaksian, Kebenaran Nyata, Penutup Para Nabi, Baik Hati, Penyayang, Terpercaya, Rahmat bagi Seluruh Dunia, Nikmat Allah, Ikatan Kokoh, Jalur lurus, Pemurah, Nabi Buta Huruf, Pengajak kepada Allah, dsb.
(Sisipan Syeikh Darwish: Sebelum menerima Al-Qur'an, status baginda adalah buta huruf. Begitu menjadi penerima Al-Qur'an, status baginda terangkat dari peringkat ajaib buta huruf menjadi manusia paling berpengetahuan tentang Allah, Firman-Nya, agama, keimanan, kesempurnaan dan hal-hal yang berkaitan dengan alam jasmani)
Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, memiliki banyak sifat serta nama-nama yang agung. Beberapa diantaranya telah disebutkan didalam kitab-kitab suci terdahulu, juga didalam lembaran suci para nabi. Banyak pula hadis yang membahas nama dan sifat tersebut.
Banyak nama yang sering digunakan oleh para Sahabat dan para pengikut, untuk memanggil Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya. Berikut ini termasuk nama-nama baginda, yaitu: Terpilih, Pilihan, Abu Qosim, Kekasih, Utusan Penguasa Semesta Alam, Yang Mensyafaati, Yang Diterima Syafaatnya, Yang Takut kepada Allah, Yang Memperbaiki, Jujur, Pembenar, Pembimbing, Junjungan Anak Turun Adam, Junjungan Para Rasul, Pemimpin Orang-orang yang Takut kepada Allah, Pemimpin Mereka yang Bekas Wudhunya Memancar di dahi dan kaki, Kekasih Allah, Teman Yang Maha Pengasih, Pemilik Kausar yang Mengalir, Yang Naik, Penunggang Buroq, Musafir pada Kecepatan Cahaya, Pemilik unta betina dan unta yang bagus, Yang mempunyai bukti, Digdaya, Segel, Tanda Tangan dan Bukti, Empunya tongkat, dan Pemilik Terompah.
Sebagian nama baginda yang ditemukan di dalam kitab-kitab suci terdahulu adalah: Yang Diandalkan, Yang Terpilih, Penetap Sunnah, Tersucikan, dan Ruh Kebenaran. Didalam kitab Injil, baginda disebut sebagai "Parakletos". Tsa'lab menjelaskan makna Parakletos adalah orang yang memisahkan antara kebenaran dan kepalsuan.
Masih banyak sekali nama, gelar dan sifat baginda. Keterangan diatas hanyalah sekilas pandang pengetahuan tentang baginda. Hanya kepada Allah, kami memohon kesuksesan.
Allah menganugerahkan Nabi Muhammad beberapa Nama-Nya
Allah menganugerahkan kemuliaan kepada Nabi Muhammad dengan beberapa Nama Bagus milik-Nya, dan mensifatkan dengan beberapa Sifat Agung-Nya.
Semoga Allah melimpahkan belas kasih-Nya kepada kita semua.
Tampak didalam Kitab Suci Al-Qur'an, banyak dari para nabi yang diberi kemuliaan oleh Allah, dengan menganugerahkan Nama-nama-Nya kepada mereka. Misalnya, Dia memanggil Nabi Ishaq dan Ismail "Alim (Berpengetahuan) dan Halim (Penyantun)", sedangkan ayah mereka Nabi Ibrahim diberi nama "Halim (Penyantun)".
Nabi Nuh dinamai "Syakur (Yang bersyukur)".
Nabi Isa dan Yahya diberi nama "Barr (Pengabdi)",
Nabi Musa diberkati dengan nama "Karim dan Qowi (Mulia dan Kuat)",
Nabi Yusuf diberi nama "Hafidh Alim (Wali berpengetahuan)",
Nabi Ayub dinamai "Sobur (Penyabar).
Nabi Ismail juga diberi nama "Shodiq Al-Wa'd" yang berarti "Benar janjinya".
Nama-nama mereka telah disebutkan pada beberapa tempat didalam kitab suci Al-Qur'an yang agung. Kesejahteraan atas semua nabi Allah.
Allah mengutamakan dan menghiasi Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, dengan kelimpahan Nama-Nama Nya, dan baginda juga telah dikenal dengan nama-nama ini oleh para nabi sebelumnya.
Ada banyak nama yang dihadiahkan, diantaranya disebutkan oleh Hakim Iyad berikut ini:
- "Al Hamid (Terpuji)", maknanya adalah Allah memuji diri-Nya sendiri oleh diri-Nya sendiri, dan para penyembah-Nya memuji-Nya. Juga mengandung makna: Yang memuji diri-Nya sendiri, dan memuji amal-amal ketaatan.
Baginda diberi dua nama, yaitu Muhammad dan Ahmad. Muhammad artinya Terpuji, sedangkan Ahmad mempunyai makna paling agung diantara mereka yang memuji dan paling mulia diantara mereka yang dipuji.
Hasan bin Tsabit, penyair besar yang puisi-puisinya berisikan pujian kepada Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, mengisyaratkan hal ini ketika berucap,
"Demi baginda, Dia membelah dari Nama-Nya. Wahai Pemilik Tahta Terpuji, inilah Muhammad, yang Engkau beri kemuliaan."
- Ar Rouf (Yang Maha Baik, Maha Lemah lembut) Ar-Rohim (Yang Maha Penyayang).
Makna kedua kata tersebut hampir sama. Didalam Kitab-Nya, Allah menamai baginda dengan nama tersebut. Dia berfirman, "Terhadap orang orang beriman, lemah lembut lagi penyayang."(At-Taubah,9:128)
- Al-Haq Al-Mubin (Kebenaran nyata).
Al-Haq (Kebenaran) bermakna: Ada dan benar segala urusan-Nya.
Al-Mubin (nyata) bermakna: Jelas urusan-Nya dan Ketuhanan-Nya. Ini berarti, Allah membuat jelas bagi para hamba-Nya, urusan agama mereka maupun tempat kembali mereka. Didalam Al-Qur'an, baginda juga disebut dengan nama itu, tampak didalam firman Allah berikut ini:
"Sampai kebenaran dan seorang Rasul yang nyata datang kepada mereka." (Az-Zukhruf,43:29).
"Sungguh aku adalah pemberi peringatan yang nyata." (Al-Hijr,15:89).
"Sungguh telah datang kepadamu kebenaran dari Penguasamu." (Yunus,10:108).
"Mereka mendustakan kebenaran ketika datang kepada mereka." (Al-An'am,6:5).
Ulama mengatakan, ayat-ayat diatas merujuk kepada Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, sedang yang lainnya berkata, merujuk kepada Al-Qur'an. Ini berarti, Al-Qur'an dan Nabi Muhammad adalah suatu kebenaran, urusan yang terang, dan pelawan kepalsuan (kebatilan). Adapun "yang nyata" memiliki makna, yang memperjelas urusan dan Risalah-Nya, serta benar-benar jelas adanya apa yang telah diturunkan oleh Allah. Allah berfirman, "Agar menerangkan bagi manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka." (An-Nahl,16:44).
- "An Nur" bermakna "Pemilik Cahaya". Allah yang telah menciptakan dan menerangi langit dan bumi dengan cahaya, serta menerangi hati orang-orang beriman dengan bimbingan.
Tampak didalam Al-Qur'an, Allah telah menamai Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, 'Cahaya', "Sungguh telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan Kitab yang nyata." (Al-Maidah,5:15)
Ulama menjelaskan bahwa, 'cahaya' merujuk kepada Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya. Sementara yang lainnya bilang merujuk kepada Al-Qur'an.
Allah memanggil Nabi-Nya, pujian dan kesejahteraan atasnya, "Lampu yang menerangi" (Al-Ahzab,33:46). Baginda disebut dengan nama ini karena membuat terang dan gamblang urusannya, sekaligus menjelaskan kenabiannya, serta menerangi hati orang-orang beriman dan para kekasih Allah dengan apa yang dibawa olehnya.
- Asy Syahid, memiliki makna Yang Maha Mengetahui, dan Yang Bersaksi atas semua penyembah-Nya pada hari kiamat. Allah memberi nama 'saksi' kepada baginda. Dia berfirman, "Sungguh Kami mengutusmu sebagai saksi dan pembawa kabar gembira." (Al-Ahzab,33:45)
"dan bahwa Rasul menjadi saksi atasmu." (Al-Baqoroh,2:143)
- Al Karim (Yang Maha Mulia), bermakna: Yang banyak kebaikan-Nya, melimpah Kemurahan-Nya, Yang Maha Tinggi dan Maha Memaafkan. Allah memberi baginda nama 'Mulia'. Dalam sebuah hadis (kutipan kenabian) baginda bersabda, "Aku anak Adam yang paling mulia." Berbagai arti untuk nama-nama tersebut juga berlaku untuk Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya.
- Al Adhim (Yang Maha Agung) artinya adalah satu-satunya Yang Maha Luhur, yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia berbicara tentang Nabi, dan berfirman, "Dan engkau benar-benar diatas budi pekerti yang luhur." (Al-Qolam,68:4).
- Asy Syakur (Yang Menerima Syukur), memiliki makna Yang memberi imbalan amal perbuatan meskipun sangat kecil nilainya, serta memuji mereka yang taat kepada-Nya. Dengan inilah, Allah mensifatkan Nabi Nuh dan berfirman, "Dia benar-benar penyembah yang bersyukur." (Al-Isro',17:3).
Sudah menjadi sifat Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, untuk selalu bersyukur kepada Allah. Suatu hari baginda bersabda, "Tidak bolehkah aku menjadi penyembah yang bersyukur?" ini berarti baginda mengakui segala kenikmatan yang telah dianugerahkan Allah kepada baginda, juga pengakuan betapa besar kenikmatan tersebut. Dalam rangka bersyukur, baginda memuji Allah dan menyebut-nyebut pemberian-Nya, serta berusaha keras meningkatkan pengabdian, karena Allah berfirman, "Jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkanmu." (Ibrohim,14:7).
- Al Alim (Yang Maha Mengetahui), Al-'Allam (Maha Mengetahui), Alim AlGoib Wa-Syahadah (Maha Mengetahui yang gaib maupun yang tampak).
Allah menganugerahkan ilmu pengetahuan yang istimewa kepada Nabi-Nya, tampak dalam firman-Nya, "Dan mengajarimu apa yang tidak kamu ketahui; dan anugerah Allah atasmu sangat besar." (An-Nisa',4:113). Didalam ayat yang lain, berfirman, "dan mengajarimu Kitab dan Hikmah serta mengajarimu apa yang tidak kamu ketahui." (Al-Baqoroh,2:151).
- Ash Sodiq (Yang Maha Benar).
Terdapat didalam hadis bahwa Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, juga mempunyai nama Ash-Shoodiq Al-Mashduq bermakna: orang yang benar dan membenarkan.
- Al-Wali (Wali), dan Al-Mawlaa (Tuan), keduanya bermakna Penolong. Allah memberitahu dalam firman-Nya, "Sesungguhnya, walimu adalah Allah, dan Rasul-Nya." (Al-Maidah,5:55).
dan berfirman, "Nabi lebih berhak terhadap orang-orang beriman." (Al-Ahzab,33:6).
Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, "Aku wali setiap orang yang beriman."
Nabi juga bersabda, "barangsiapa yang aku adalah walinya, maka Ali walinya."
- Al 'Afuww (Yang Maha Pemaaf), terkandung makna pembebasan (memaafkan kesalahan dan dosa). Didalam Al-Qur'an dan Taurat, Allah mensifatkan Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, dengan sifat ini, serta menyuruh supaya bersikap pemaaf,
"Ambillah maaf." (Al-A'rof,7:199) "maka maafkanlah mereka dan ampunilah." (Al-Maidah,5:13).
Ketika Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bertanya kepada Malaikat Jibril, kesejahteraan atasnya, tentang maksud ayat "Ambillah maaf", lalu dijawab olehnya, "Wahai Muhammad, Allah memerintahmu untuk memperbarui hubunganmu dengan mereka yang memutuskan diri darimu, dan supaya engkau memaafkan terhadap orang yang menzalimimu."
Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, "Maafkanlah mereka yang melukaimu."
Didalam kitab Taurat juga telah dijelaskan beberapa sifat baginda, seperti, "Tidak kasar, tidak keras hati, tetapi memaafkan dan mengampuni."
- Al Hadi (Pemberi petunjuk), maksudnya: Allah menolong para hamba yang Dikehendaki-Nya, dengan mengajak dan membimbing kepada jalan-Nya. Allah berfirman, "dan Allah mengundang ke Rumah Kedamaian, serta memberi petunjuk siapa yang Dia kehendaki pada jalan yang lurus." (Yunus,10:25).
Mengenai Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, Allah berfirman,
"Dan sungguh engkau benar-benar mendapat bimbingan pada jalan yang lurus." (Asy-Syuro,42:52), dan juga berfirman, "pengajak kepada Allah dengan izin-Nya." (Al-Ahzab,33:46).
Kesimpulannya adalah, hanya Allah yang berkuasa mutlak memberi pertolongan dan bimbingan pada jalan yang lurus.
Allah berfirman, "Sungguh engkau tidak dapat membimbing siapa yang engkau sukai, akan tetapi Allah membimbing siapa yang Dia kehendaki." (Al-Qosos,28:56). Ada indikasi bahwa bimbingan dapat merujuk pada selain Allah, tentu dengan izin-Nya. Maka siapapun yang berucap bahwa ia dibimbing oleh Allah, juga boleh berucap bahwa Nabi Muhammad telah membimbingnya.
- Al Mukmin (Wali Keimanan) Al Muhaimin (Maha Pelindung)
Kedua nama tersebut mirip maknanya. Nama Al Mukmin merupakan hak Allah, yang berarti bahwa janji Allah kepada para penyembah-Nya adalah benar. Dia menegaskan kebenaran Firman dan Janji-Nya, kepada para rasul dan para penyembah-Nya yang beriman. Juga menegaskan keesaan diri-Nya. Dia melindungi para penyembah-Nya di dunia dari kezaliman, dan melindungi mereka yang beriman dari hukuman diakhirat.
Al Muhaimin juga bermakna "Terpercaya". Adapun kata "Amin" yang biasa diucapkan pada waktu berdoa, adalah termasuk diantara Nama-Nama Allah, dan mempunyai makna yang sama dengan kata Al Mukmin. Al-Muhaimin juga berarti Saksi dan Pelindung.
Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, mendapat gelar Al-Amin, Muhaimin dan Mukmin. Baginda dikenal sebagai Al-Amin (terpercaya), dan telah tenar dengan gelar tersebut bahkan sebelum diangkat sebagai nabi. Didalam bait syairnya, Abbas menyebut baginda dengan nama "Muhaimin (Pelindung)".
Allah berfirman, "Beriman kepada Allah dan mempercayai orang-orang beriman." (At-Taubah,9:61). Ini berarti Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, membenarkan kebenaran. Baginda bersabda, "Aku terpercaya bagi para sahabatku." Ini juga mempunyai makna bahwa Nabi adalah Al Mukmin (Saksi dan Pelindung).
- Al Qudduus (Maha Suci), berarti terlepas dari segala kekurangan, dan suci dari segala sifat makhluk. Masjid di Yerusalem, dinamakan 'Baitul Muqoddas' karena di sanalah orang-orang tersucikan dari dosa. "tersucikan" juga digunakan didalam "Dan engkau berada di Thuwa, lembah yang tersucikan." (Thoha,20:12), dan "Ruh Kudus (yaitu Malaikat Jibril)" (Al-Baqoroh,2:87)
Dalam kitab suci para nabi terdahulu, nama baginda telah tercatat dengan kalimat "Tersucikan" ini berarti baginda berada dalam status tersucikan dari segala dosa, sebagaimana Allah berfirman, "agar Allah mengampuni bagimu apa yang telah lalu dari dosamu dan apa yang akan datang." (Al-Fath,48:2); dan melalui baginda, umat baginda dibersihkan dari dosa.
Dengan mengikuti Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, mereka menjadi suci, sebab baginda berada dalam status tanpa dosa, sebagaimana firman Allah, "dan menyucikan mereka" (Al-Jumu'ah,62:2), serta berfirman, "dan mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya dengan izin-Nya." (Al-Maidah,5:16). "Muqoddas (tersucikan)" juga berarti status kesucian dari akhlak yang buruk dan sifat-sifat yang tercela dan hina.
- Al Aziz (Yang Maha Perkasa), maksudnya adalah mempunyai kekuatan mutlak dan kejayaan, Yang menaklukkan, dan tidak ada yang menyerupai-Nya, serta Yang memberi kekuatan untuk selain-Nya. Allah berfirman, "dan bagi Allah kekuasaan, dan bagi Rasul-Nya." (Al-Munafiqun,63:8).
Allah menjelaskan diri-Nya sendiri sebagai "Pembawa kabar gembira dan peringatan", tampak dalam firman-Nya,
"Penguasa mereka memberi mereka kabar gembira dengan belas kasih dari-Nya dan keridhaan." (At-Taubah,9:21),
"Bahwa Allah memberimu kabar gembira dengan Yahya." (Ali-Imron,3,39),
"Bahwa Allah memberimu kabar gembira dengan Kalimat (Jadilah) dari-Nya." (Ali-Imron,3:45).
Allah memberi nama Nabi-Nya, pujian dan kesejahteraan atasnya, "Pembawa kabar gembira", "Pemberi peringatan", dan "Penjelas kabar gembira", dengan kata lain, seseorang yang menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang taat kepada Allah, dan memperingatkan orang-orang yang tidak beriman dan durhaka.
Dostları ilə paylaş: |