وقف لله تعالى لا يباع ولا يشترى sahih shifa kesembuhan siapa hakim iyad dan pendahuluan shifa


Mukjizat makanan yang bertambah banyak



Yüklə 1,07 Mb.
səhifə16/24
tarix21.08.2018
ölçüsü1,07 Mb.
#73245
1   ...   12   13   14   15   16   17   18   19   ...   24

Mukjizat makanan yang bertambah banyak

Melimpah ruah riwayat yang membicarakan peningkatan jumlah makanan disebabkan berkah dan doa Nabi yang kita cintai, pujian dan kesejahteraan atasnya. Berikut ini hanya sekelumit diantaranya.

Jabir bin Abdullah mengungkap bahwa seorang lelaki datang kepada Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, meminta sesuap makanan. Baginda menghidangkan setengah takar (wasak) jewawut (gandum), maka lelaki tersebut dan istrinya serta para tamu memakan darinya terus menerus hingga lelaki itu memutuskan untuk menimbang makanan tersebut. Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, memberitahu lelaki itu bahwa jika tidak menimbangnya, ia bisa terus makan darinya, dan akan tetap ada sisanya.

Pada kejadian lain, Abu Thalhah menceritakan bahwa Anas datang kepada Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, dengan beberapa roti jewawut di bawah lengannya. Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, meminta agar roti tersebut diremuk-remuk, lalu baginda berdoa dengan apa yang dikehendaki Allah, dan roti jadi mencukupi untuk memberi makan tujuh puluh atau delapan puluh Sahabat baginda.

Sekitar seribu orang Sahabat yang tengah menggali parit pertahanan disekitar Madinah merasa sangat kelaparan. Jabir memberitahu bagaimana Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, secara ajaib memberi makan mereka semua setakaran kecil jewawut dan seekor domba muda. Saat adonan roti sedang dipersiapkan, Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, menghembuskan air ludah baginda kedalam wadah dan adonan, sehingga jadi penuh berkah. Jabir berkata, "Aku bersumpah demi Allah, semua Sahabat telah makan dan sesudah mereka pergi, wadah tetap penuh seperti semula." Bukhari

Laporan lain hadir dari Samuroh bin Jundub, berkisah tentang sebuah mangkuk berisi daging yang dibawa kepada Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, serta bagaimana orang-orang terus menerus berdatangan berturut-turut dari pagi sampai malam, dan mereka semua makan darinya. Begitu sekelompok orang bangkit setelah menyantap hidangan, kelompok yang lain duduk dan makan, demikian seterusnya sampai semuanya tercukupi.

Abdur Rahman bin Abu Bakar mengatakan, waktu Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, sedang bersama-sama dengan seratus tiga puluh lelaki, hanya ada sedikit tepung yang dibuat adonan, serta seekor domba yang dipersiapkan dan jeroannya dipanggang. Setiap orang mengambil sepotong jeroan, lalu dua piring makanan dihidangkan dan mereka semuanya makan bersama-sama. Ketika kebutuhan mereka terpuaskan, tetap tersisa dua piring, maka Abdur Rahman mengambilnya dan dibawa pulang diatas untanya.

Abu Hurairah bersama beberapa Sahabat lainnya, membicarakan masa ketika Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, dan para pengikut baginda pergi dalam suatu ekspedisi (perjalanan untuk satu tujuan tertentu), dan menjadi sangat lapar. Hanya sedikit perbekalan mereka yang tersisa, lalu Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, meminta perbekalan mereka dibawa kepada baginda, dimana masing-masing orang membawa segenggam makanan atau lebih sedikit. Yang terbanyak dibawa seseorang yaitu dua genggam kurma. Semua perbekalan ditaruh diatas tikar, dan Salamah memperkirakan, jumlahnya sebanding dengan berat seekor kambing. Lalu Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, memberitahu para pengikutnya agar membawa wadah-wadah mereka, dan setiap wadah diisi sesuai dengan kapasitasnya, bahkan meski semua orang telah mengambil bagiannya, jumlahnya tetap sama seperti semula. Abu Hurairah bilang andaikan semua orang di dunia datang kepada baginda, itupun akan mencukupi mereka. Bukhari.

Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, berkata kepada Abu Hurairah supaya mengundang atas nama baginda, semua Sahabat tunawisma (tidak mempunyai rumah) dianak lantai (Suffa) didalam masjid. Saat semua telah berkumpul, sepiring makanan disajikan didepan mereka. Masing-masing makan apa yang mereka inginkan, habis itu kemudian mereka pergi. Setelah semuanya makan, makanan yang tersisa dipiring tetap seperti ketika disajikan. Bedanya adalah ada bekas jari-jemari di atas piring.

Suatu ketika, sebanyak empat puluh orang dari suku Abdul Mutholib berkumpul bersama. Ali bin Abu Thalib memberitahu bahwa Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, meletakkan seukuran kecil makanan dihadapan mereka, lantas mereka semua makan sampai kenyang. Makanan yang tersisa masih tetap seperti semula. Kemudian baginda minta sebuah cangkir, dan mereka semua minum dari cangkir tersebut sampai rasa dahaga mereka terpuaskan. Yang tersisa didalam cangkir tetap sama isinya seolah tidak seorang pun minum darinya.

Sebuah bilik dibangun untuk Siti Zainab. Anas memberitahu bahwa Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, memintanya agar mengundang orang-orang tertentu kedalam bilik. Bilik jadi penuh, lalu sebuah wadah dengan beberapa kurma yang sudah dipersiapkan dibawa kepada baginda, dan baginda memasukkan tiga jari kedalam wadah. Para undangan mulai makan. Setelah itu mereka bubar. Didalam wadah tetap tersisa jumlah yang sama seperti semula, padahal ada tujuh puluh satu atau tujuh puluh dua orang yang menerima undangan.

Riwayat lain mengenai mukjizat diatas mengungkap bahwa ada sekitar tiga ratus orang. Anas yang disuruh membereskan mangkuk berkomentar, "Saya tidak tahu apakah isinya menjadi lebih banyak ketika saya menaruhnya atau ketika saya mengambilnya."

Abdullah, ayah Jabir meninggalkan hutang ketika wafat. Jabir menawarkan modalnya kepada orang-orang yang menghutangi ayahnya dimana mereka adalah orang-orang Yahudi, namun mereka menolak tawarannya padahal kurma hasil panennya belum cukup untuk melunasi hutang dua tahun. Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, berkata kepada Jabir supaya membagi para pemberi pinjaman menjadi beberapa kelompok, dimulai dari hutang utama, dan agar memberitahu ketika telah melakukannya. Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, berjalan diantara para pemberi pinjaman sementara Jabir membayar seluruh hutang ayahnya . Setelah semuanya terbayar, kurma yang tersisa sebanyak yang biasa dipanen tiap tahun. Juga dilaporkan kalau jumlah yang tersisa sama seperti yang digunakan membayar hutang. Para pemberi pinjaman tercengang!

Abu Hurairah menceritakan saat-saat ketika dirinya sedang bersama Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, dan merasa sangat lapar, kemudian baginda meminta Abu Hurairah mendampingi baginda. Secangkir susu diberikan kepada Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, maka baginda meminta orang-orang (ahli) Suffa supaya datang. Abu Hurairah yang lemah karena kelaparan bertanya, "Apakah susunya untuk mereka? saya lebih membutuhkan susu itu untuk memulihkan kekuatan saya." Abu Hurairah melakukan apa yang diminta baginda, dan memanggil orang-orang untuk datang dan minum. Masing-masing ahli Suffa minum susu tersebut sampai mereka puas, lalu Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, mengambil cangkir tersebut dan berkata, "Tinggal engkau dan aku, duduk dan minumlah." Abu Hurairah mulai minum sementara baginda terus berkata kepadanya agar minum lebih banyak, hingga Abu Hurairah berseru, 'Tidak, demi Yang mengutusmu dengan kebenaran, tidak ada ruang untuk yang berikutnya." Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, mengambil cangkir tersebut, memuji Allah serta berkata, "Bismillah (Dengan Nama Allah)", dan meminum sisanya.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, semua riwayat diatas adalah sahih dan telah dikonfirmasi oleh para Sahabat Nabi, semoga Allah meridhai mereka, dimana mereka tidak pernah tinggal diam menghadapi ketidak benaran. Mukjizat semacam itu juga diriwayatkan oleh banyak para pengikut baginda sekaligus tercatat dalam referensi (petunjuk) hadis sahih yang sudah diketahui khalayak umum.
Pepohonan yang berbicara dan menanggapi Nabi

pujian dan kesejahteraan atasnya


Ibnu Umar bercerita bahwa beliau dan Sahabat lainnya sedang menemani Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, dalam suatu perjalanan ketika seorang Badui mendekat kepada baginda, jadi baginda bertanya kemanakah ia hendak pergi. Badui menjawab ia akan pergi ke keluarganya. Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, kembali bertanya, "Apakah engkau menginginkan sesuatu yang baik?" Badui menimpali, "Apakah itu?", kemudian baginda menjawab, "Yaitu engkau bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah sendirian tidak ada sekutu bagi-Nya dan bahwa Muhammad adalah penyembah dan rasul-Nya." Si Badui menukas, "Siapa yang akan bersaksi untuk apa yang engkau katakan?" Baginda menjawab, "Pohon Mimosa itu!". Pohon tersebut lantas bergerak maju dari tepi sungai yang kering air sambil menggembur-gemburkan tanah hingga pohon itu berdiri dihadapan baginda. Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, meminta pohon itu supaya memberi kesaksian tiga kali, dan ia melakukannya, setelahnya pohon itu kembali ke tempatnya semula.

Sebuah riwayat panjang dari Jabir bin Abdullah yang berkata, suatu ketika Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, pergi untuk buang hajat, namun tak ada yang bisa dijadikan tabir penutup. Di tepi lembah ada dua buah pohon. Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, menuju salah satu dari dua pohon itu, kemudian memegang sebuah dahannya dan berkata, "Biarkan aku menuntunmu dengan izin Allah", lantas baginda menariknya secara lembut seperti halnya menarik unta. Baginda melakukan hal yang sama dengan pohon lainnya sampai pohon-pohon tersebut berdiri berdampingan, lalu baginda berkata kepada mereka, "Dengan izin Allah, merapatlah kalian untukku." lalu mereka saling merapat bersama.

Dalam versi lain, Jabir berkata pada pohon tersebut, "Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, memintamu saling bergabung bersama sehingga baginda bisa duduk dibelakangmu." Pohon bergerak maju dan bergabung satu sama lain, lalu baginda duduk dibelakang mereka. Jabir berkata, "Aku buru-buru dan duduk, lalu bicara sendiri, kemudian saat berbalik, aku melihat Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, datang. Pohon-pohon saling memisah satu sama lain, dan berdiri sendiri-sendiri sebagaimana awalnya mereka. Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, berhenti sejenak, memberi isyarat kanan dan kiri seraya menggerak-gerakkan kepala."

Ya'la bin Murroh berkata, "Saya bepergian dengan Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, ke Mekah dan saya melihat sebuah keajaiban. Saat kami tiba di suatu tempat, baginda berkata, 'Pergilah ke dua pohon ini dan kabari mereka bahwa Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, menyuruh mereka supaya bergabung bersama-sama'. Lantas aku melakukannya. Setiap pohon tercabut sendiri akarnya, bergabung satu sama lain untuk membentuk sekat, kemudian Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, menuju kebelakang pohon dan buang hajat. Setelah itu, baginda kembali dan baginda berkata, 'Kembalilah kalian ke tempatnya masing-masing.' Jadi aku bilang ke pohon-pohon itu agar melakukannya, masing-masing dari mereka lalu kembali ke tempatnya."

Ya'la bin Murroh yang juga dikenal sebagai Ibnu Siyyaba melaporkan keajaiban yang telah disaksikannya sewaktu sedang bersama baginda. Ya'la mengatakan kalau beliau melihat pohon palem atau pohon mimosa mengitari mereka, kemudian kembali ke tempatnya semula. Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, berkata pada orang-orang yang bersamanya, "Pohon itu meminta izin untuk mengucapkan salam kepadaku."

Abdullah bin Mas'ud meriwayatkan, "Sebuah pohon mengumumkan kehadiran jin kepada Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bahwa mereka sedang mendengarkan baginda."

Sebuah hadis dilaporkan oleh Anas yang memberitahu, "Malaikat Jibril, ketika melihat Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersedih, berkata, 'Sukakah engkau bila kutunjukkan sebuah tanda?' Baginda menjawab, 'Ya' Lantas Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, memandang sebuah pohon diujung lembah dan berkata, 'Panggillah pohon itu'. Pohon tersebut datang sambil berjalan hingga berdiri di depan baginda. Lalu baginda menyuruhnya kembali, maka pohon itu kembali ke tempatnya." Juga terdapat riwayat serupa yang dilaporkan oleh Umar.

Ibnu Abbas bercerita tentang waktu ketika seorang Badui datang kepada Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, dan bertanya, "Bagaimana saya bisa yakin kalau engkau seorang Nabi?" Rasulullah berkata, "Jika aku memanggil dahan pohon ini untuk mematuhiku, akankah kamu bersaksi bahwa aku adalah Utusan Allah?" Lalu, Rasulullah memanggil dahan itu supaya turun. Dahan mulai turun kebawah dan jatuh didepan Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, setelah itu dahan kembali ke tempatnya. Si Badui akhirnya masuk Islam.

Ibnu Umar, Jabir, Ibnu Mas'ud, Ya'la bin Murroh, Anas, Ibnu Abbas, dan banyak Sahabat lainnya, menyepakati kebenaran mukjizat-mukjizat ini. Para ilmuwan Islam setelah generasi Sahabat (Tabi’in) juga telah melaporkannya serta menghimpun riwayat aneka mukjizat ini, sehingga menjadi periwayatan yang kokoh.
Kerinduan Batang Pohon Kurma kepada Nabi

pujian dan kesejahteraan atasnya


Peristiwa terkenal batang kurma menangis karena terpisah dari baginda telah diriwayatkan secara meluas dan menjadi hal yang sangat umum. Sedikitnya sepuluh Sahabat yang meriwayatkannya.

Jabir bin Abdullah mengatakan bahwa Masjid Nabi dibangun dari batang pohon kurma dengan sebuah atap yang terhampar diatas. Pada waktu khotbah, Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersandar pada salah satu batang pohon, tetapi ketika sebuah mimbar dibangun untuk baginda, mereka mendengar batang tersebut menjerit dengan suara yang menyerupai seekor unta.

Anas memberitahu bahwa masjid bergetar dengan ratapan batang itu, sedang Sahl memberitahu kalau para jamaah menangis tersedu-sedu ketika mereka melihat apa yang terjadi. Al-Mutholib dan Ubay berkata, "Batang itu hampir terbelah dan hancur berkeping-keping, maka baginda datang kepadanya dan meletakkan tangan diatasnya sehingga ia menjadi tenang."

Baginda memberitahu para pengikutnya, "Batang ini meratap sebab ia ingat apa yang hilang."

Yang lainnya menambahkan, "Demi Yang jiwaku ada ditangan-Nya, jika baginda tidak menghiburnya, batang itu akan tetap menangis seperti itu sampai Hari Kiamat disebabkan kesedihannya untuk Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya."

Anas dan Sahabat lainnya menginformasikan bahwa Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, memberi instruksi (perintah) supaya batang tersebut dikubur dibawah mimbar. Sahl mengatakan bahwa batang itu dikubur di bawah mimbar atau ditaruh diatas atap Masjid.

Ubayy menyebutkan bahwa Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, selalu sholat menghadap ke arah batang tersebut, dan ketika Masjid Nabawiy direkonstruksi (dikembalian seperti semula), Ubayy mengambilnya dan batang itu tetap dalam kepemilikannya sampai akhirnya di makan rayap dan menjadi debu.

Setiap kali Al-Hasan meriwayatkan kisah ini, beliau menangis dan berkata, "Para hamba Allah, kayu pun rindu dengan Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, dan merindukan baginda dikarenakan kedudukan baginda, harusnya kalian yang rindu berjumpa dengan baginda! "

Banyak Sahabat dekat baginda yang meriwayatkan kisah ini, dan banyak pula para pengikut baginda yang meriwayatkan dari mereka.

Semoga Allah menguatkan kita dijalan yang benar.



Mukjizat yang berkaitan dengan benda-benda mati

Ada banyak kejadian dimana benda mati yang ada ditangan Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, terdengar mengagungkan Allah. Ibnu Mas'ud menyebutkan, "Tatkala makanan sedang dimakan, kami mendengar makanan tersebut mengagungkan Penguasanya."

Di Madinah, Jabir bin Samuroh meriwayatkan perkataan Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, "Aku mengetahui sebuah batu di Mekah yang biasa menyalamiku."

Suatu hari, saat Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, ditemani Abu Bakar, Umar dan Usman, sedang mendaki gunung Uhud, gunung itu mulai bergemuruh. Anas memberitahu bahwa baginda berkata pada gunung Uhud, "Tenanglah wahai Uhud, sebab seorang nabi, seorang pria berhati tulus dan dua orang syuhada sedang ada diatasmu."

Abu Hurairah menceritakan kejadian serupa yang terjadi di Gunung Hiro', tetapi kali ini orang-orang yang bersama Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, adalah Ali, Tholhah dan Zubair. Baginda bicara pada gunung Hiro’ seraya berkata, "Seorang nabi, pria berhati tulus, dan seorang syuhada’ yang berada diatasmu."

Usman menyatakan kalau ada sepuluh Sahabat, dan beliau satu diantara mereka, serta menambahkan Abdur Rahman dan Sa'ad pada nama-namanya. Said bin Zaid meriwayatkan sesuatu yang sama, beliau juga menyebutkan ada sepuluh orang termasuk dirinya sendiri.

Ibnu Umar mengisahkan saat-saat ketika Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, berdiri di mimbar dan melantunkan, "Mereka tidak menilai Allah dengan nilai sejati-Nya." (Al-An'am,6:91). Lalu baginda berkata, "Yang Maha Pemaksa mengagungkan diri-Nya sendiri seraya berfirman, 'Aku Maha Pemaksa, Aku Maha Pemaksa, Yang Maha Hebat, Maha Mengagungkan Diri Sendiri." Pada waktu mendengar ini, mimbar berguncang begitu hebat hingga mereka berseru, "Baginda akan jatuh dari mimbar!"

Abdullah berkata, "Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, memasuki Mekah pada Hari Pembukaan Mekah, dan disekeliling Kabah ada 360 berhala. Lalu baginda merobohkan tiap-tiap berhala seraya berkata, 'Kebenaran telah datang dan kepalsuan tidak akan mulai serta tidak kembali lagi.'"

Ibnu Abbas mengatakan, ada tiga ratus enam puluh berhala berderet di sekitar Kabah, dan kaki berhala-berhala itu diganjal dengan logam berat supaya bisa berdiri tegak. Ketika Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, memasuki Masjid di Tahun Kemenangan, baginda menunjuk dengan tongkat yang dipegangnya ke arah berhala-berhala, tetapi tidak menyentuh mereka. Lalu baginda melantunkan ayat, "Kebenaran telah datang dan kebatilan telah lenyap." (Al-Isro',17:81). Setiap kali baginda menunjuk ke muka sebuah berhala, berhala itu jatuh telentang, dan saat baginda menunjuk ke punggung berhala, berhala tersebut jatuh tengkurap. Demikian terus berlanjut hingga tak tersisa satu pun berhala yang masih berdiri." Bukhari.

Ibnu Mas'ud mengatakan hal yang sama dengan menambahkan, "Ketika Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, mulai menghancurkan mereka, baginda melantunkan ayat, "Kebenaran telah datang dan kebatilan tidak dimulai serta tidak kembali lagi." (Saba',34:49).

Ketika masih kanak-kanak, baginda bepergian dengan paman baginda dan orang-orang Quraisy lainnya untuk berdagang. Seorang rahib pertapa yang tidak pernah meninggalkan rumahnya bagi siapapun, keluar untuk menemui baginda. Saat melihat baginda, rahib memegang tangan baginda dan menyatakan, "Inilah junjungan seluruh dunia. Allah akan mengutusnya sebagai rahmat bagi semesta alam." Para pedagang Quraisy bertanya bagaimana ia mengetahui hal itu. Rahib menjawab bahwa ia tidak melihat satu pun batu atau pohon yang tidak membungkuk kepada baginda. Lalu rahib memberitahu bahwa bebatuan dan pepohonan itu hanya membungkuk pada seorang nabi. Rahib juga mengatakan kepada para pedagang Quraisy bahwa ia melihat awan mengayupi baginda, dan lagi, ketika Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, tiba, rahib menemukan beberapa orang berteduh di bawah naungan pohon, tetapi saat baginda duduk naungan itu pindah kepada baginda.

Mukjizat yang berkaitan dengan hewan

Siti Aisyah, semoga Allah meridhainya, menceritakan hewan peliharaan yang biasa mereka punyai seraya berkata, "Ketika Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, sedang bersama kami, hewan tersebut tinggal ditempatnya tanpa pindah-pindah. Hanya ketika baginda pergi keluar, hewan tersebut berpindah-pindah."

Abu Sa'id Al Khudri memberitahu kita kisah seekor serigala yang berbicara. Berikut ini adalah kutipannya. Seorang pengembala tengah mengembalakan domba-dombanya ketika seekor serigala menyambar salah satu hewan gembalaannya, namun si pengembala berhasil mendapatkannya kembali. Bukannya melarikan diri, serigala malah duduk tegak dan berkata, "Tidakkah kamu takut kepada Allah? kamu telah menjadi penghalang antara aku dan rizkiku!"

Pengembala berseru, "Betapa luar biasa, serigala berbicara seperti manusia!" serigala menjawab, "Dapatkah kukabari kamu sesuatu yang bahkan lebih luar biasa? Utusan Allah, pujian dan kesejahteraan atasnya, sekarang berada diantara dua lintasan itu memberitahu orang-orangnya berita kejadian masa lampau!" si penggembala pergi kepada baginda dan menceritakan apa yang terjadi, lantas Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bertutur pada si pengembala, "Pergi dan beritahulah orang-orang." Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, berkata, "Serigala itu bicara benar."

Safinah adalah seorang pembantu Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya. Suatu hari Safina berangkat berlayar dengan sebuah perahu. Ia berlayar ke arah yang salah dan mendarat di sebuah pulau dimana ada singa disitu. Saat singa mendekat, Safina memberitahunya, "Aku adalah pembantu Rasulullah." lalu singa itu menyenggol-nyenggol Safinah dengan bahunya dan memandu Safinah kearah yang benar.

Ketika dalam perjalanan hijrah, baginda tinggal di sebuah gua di Gunung Tsur. Orang-orang kafir lewat didekat gua dan menemukan jaring laba-laba menutupi pintu masuk gua. Mereka berkata satu sama lain, "Jika baginda memasukinya, laba-laba tidak akan membuat jaring di pintu masuk."



Orang mati hidup kembali dan bayi yang bersaksi atas kenabian baginda

Setelah kemenangan di Khaibar, seorang wanita Yahudi menyiapkan daging domba panggang. Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, dan beberapa Sahabat baginda mulai memakan daging panggang tersebut. Kemudian, Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, menyuruh mereka tidak memakan daging itu karena daging panggang itu memberitahu baginda kalau ada racun didalamnya. Namun Bisyr bin Al-Baro sudah menelan beberapa suapan dan meninggal dunia. Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bertanya pada wanita Yahudi itu mengapa melakukan hal itu lantas wanita itu menjawab, "Jika engkau adalah seorang nabi, apa yang aku lakukan tidak akan membahayakanmu, jika engkau seorang raja maka aku membebaskan orang-orang darimu."

Dalam versi (bentuk) lain yang dilaporkan Anas, wanita Yahudi itu berkata kepada Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, "Aku ingin membunuhmu." lalu baginda menjawab, "Allah tidak akan memberimu kekuatan untuk melakukannya." Para Sahabat berkata, "Kami akan membunuhnya," tetapi baginda mengatakan kepada mereka "Jangan!."

Ketika mengalami sakit untuk yang terakhir kali, baginda berkata, "Makanan Khaibar kembali kepadaku dan kadang-kadang membuatku tercekik." Anas mengatakan bahwa beliau mengenali efek keracunan di bibir bawah Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya.

Ibnu Ishak melaporkan pendapat kaum muslimin lainnya yang mengisyaratkan bahwa kemuliaan Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, semakin diangkat oleh Allah disebabkan keracunan, saat meninggal dunia baginda wafat sebagai syuhada’ (pahlawan Islam).

Wakii' bin Al Jarrooch memberitahu kita kisah seorang bayi yang belum pernah mengucapkan sepatah kata pun, tetapi ketika Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bertanya, "Siapakah aku?" Bayi itu menjawab, "Utusan Allah."

Zaid bin Khorijah roboh dan meninggal dunia di salah satu lorong Madinah. Kata Nu'man bin Basyir, orang-orang menggotong Zaid dan kemudian mengkafaninya. Antara waktu solat Maghrib dan Isya, para perempuan mulai menangis di sekelilingnya lalu mereka mendengar mayat itu berkata, "Tenanglah, tenanglah!" jadi mereka membuka penutup di wajah mayat tersebut lalu mayat itu berucap, "Muhammad adalah Utusan Allah, Nabi buta huruf dan Penutup para nabi. Ini sebagaimana yang terkandung didalam Kitab Pertama." Kemudian mayat tersebut berkata, "Inilah kebenaran, inilah kebenaran." Mayat itu lantas menyebut-nyebut Abu Bakar, Umar dan Usman, serta berkata, "Salam bagimu Wahai Utusan Allah, dan rahmat Allah serta keberkatan-Nya." Selanjutnya jasad Zaid kembali pada status kematian seperti keadaan ia tak lama sebelumnya.

Keajaiban menyembuhkan orang sakit dan cacat

Banyak sekali riwayat yang mengungkap tentang penyembuhan ajaib oleh Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, dengan seizin Allah. Berikut ini sedikit diantara contohnya.

Seorang pria buta datang kepada Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya. Usman bin Hunayf memberitahu kata-kata yang diucapkan pria tersebut, "Wahai Rasulullah, mintalah kepada Allah supaya menghilangkan selubung dari mataku." Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, berkata kepadanya, "Pergi dan berwudhulah, kemudian kerjakan solat dua rakaat dan ucapkan, 'Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dan aku menghadap-Mu demi Nabi Muhammad, Nabi Rahmat. Wahai Muhammad, aku menghadap kepada Penguasamu supaya menghilangkan selubung dari mataku. Ya Allah, biarkan baginda memberi saya syafaat." Pria itu pun mengikuti segala petunjuk baginda kemudian ia pulang. Allah telah mengembalikan penglihatannya.

Pada Pertempuran Khaibar, kedua mata Ali terasa sangat perih, maka Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, meniup kedua mata beliau dan mata beliau sembuh seketika itu juga. Salamah bin Al-Akwa’ mengalami luka dipaha beliau selama pertempuran, keajaiban yang sama terjadi dimana beliau juga langsung sembuh.

Ada seorang wanita membawa anak laki-lakinya yang kerasukan makhluk halus kepada Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya. Ibnu Abbas mengatakan bahwa baginda mengelus dada anak tersebut dimana anak itu memuntahkan sesuatu yang menyerupai anak anjing hitam dan langsung sembuh.


Yüklə 1,07 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   12   13   14   15   16   17   18   19   ...   24




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin