وقف لله تعالى لا يباع ولا يشترى sahih shifa kesembuhan siapa hakim iyad dan pendahuluan shifa


@ Solawat dari umat manusia disampaikan kepada Nabi



Yüklə 1,07 Mb.
səhifə24/24
tarix21.08.2018
ölçüsü1,07 Mb.
#73245
1   ...   16   17   18   19   20   21   22   23   24

@ Solawat dari umat manusia disampaikan kepada Nabi

109. Nabi Muhammad diberitahu mengenai orang-orang membaca solawat untuknya


Suatu hari Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, berbicara tentang kesejahteraan (salam) yang dimintakan untuk baginda setelah kematian baginda, seraya bersabda, "Setiap kali seseorang mengucap salam kepadaku, Allah akan mengembalikan jiwaku sehingga aku bisa menjawab salamnya." Abu Hurairah yang telah meriwayatkan Perkataan Kenabian ini.
Ibnu Mas'ud memberitahu bahwa Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, membicarakan tindakan para Malaikat seraya bersabda, "Para Malaikat menjelajahi bumi untuk menyampaikan kepadaku salam dari umatku."
Aws berkata, Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, memberitahu para pengikutnya, "Perbanyaklah membaca solawat kepadaku pada hari Jumat, karena solawatmu diperlihatkan kepadaku."
@ Bersolawat untuk selain baginda dan para nabi mulia lainnya

110. Bersolawat untuk selain Nabi Muhammad dan para nabi mulia lainnya


Mayoritas ilmuwan Islam mengatakan, boleh membaca solawat untuk orang-orang selain nabi.

Secara umum kata "solawat" bermakna mendoakan dan memintakan rahmat, kecuali bila ada makna lain yang dinyatakan dalam suatu hadis sahih atau ada kesepakatan para ulama yang membatasi maknanya.


Allah berfirman, "Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan para malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), agar Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang)." (Al-Ahzab, 33:43). Dia juga berfirman, "Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka." (At-Taubah, 9:103). Dan, "Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Penguasa mereka." (Al-Baqoroh, 2:157).
Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, terdengar memintakan keberkatan untuk para Sahabatnya, dengan mengucap, "Ya Allah, berkatilah keluarga Abu Awfa."

Ketika orang-orang membawa zakat (derma wajib) mereka kepada baginda untuk dibagi-bagikan kepada yang berhak, baginda berdoa, "Ya Allah, berkatilah keluarga ini dan ini."


Didalam sebuah hadis disebutkan solawat kepada baginda yang berbunyi, "Ya Allah, berkatilah Muhammad, serta istri-istri dan keturunan baginda," bisa pula "dan keluarga Muhammad." Keluarga Muhammad disini bisa bermakna para pengikut baginda, atau Ahli Rumah baginda (mereka yang dilarang menerima sedekah) atau umat baginda.
Saat Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, ditanya, "Siapakah keluarga Muhammad?" Anas mengatakan bahwa baginda menjawab, "Mereka semua yang bertakwa kepada Allah."
Hakim Iyad mengungkap pendapatnya bahwa beliau condong pada pendapat ulama kenamaan seperti Malik dan Sufyan, semoga Allah merahmati mereka.
Para nabi dan rasul mempunyai pangkat kenabian dan kerasulan. Tak seorangpun dapat berbagi pangkat ini dengan mereka meski keluarga, istri, sahabat, ataupun pengikut mereka. Para malaikat memuji dan mendoakan mereka untuk jasa mereka bagi umat manusia.
Adapun solawat (memintakan keberkatan dan kesejahteraan) untuk keluarga dan istri para nabi, bukan untuk jasa mereka tetapi sebagai karunia dari Allah kepada para nabi.

Ibnu Abbas memilih untuk bersolawat hanya kepada para nabi dan rasul. Beliau melakukan itu sebagai pujian dan penghormatan yang tinggi kepada mereka. Solawat kepada nabi Muhammad dan para nabi mulia lainnya wajib lebih diutamakan dan tidak dibagikan kepada selain mereka. Nabi Muhammad adalah orang yang telah diberi Allah, kemuliaan, keistimewaan, dan keagungan melebihi semua nabi, yang mana tidak dibagikan kepada selain baginda. Pujian dan kesejahteraan kepada semua para nabi dan rasul.


Allah telah memerintahkan kaum muslimin supaya bersolawat kepada baginda, "Wahai orang-orang yang beriman, bersolawatlah kepadanya, dan lafalkan kesejahteraan yang melimpah ruah." (Al-Ahzab,33:56). Untuk orang-orang lainnya, misalnya untuk para pemimpin Islam, solawat kepada mereka berarti memohon kepada Allah agar mengampuni dan meridhai mereka, sebagaimana tampak dalam firman-Nya, "Dan orang-orang yang datang sesudah mereka berkata, 'Penguasa kami! ampunilah kami, dan saudara-saudara kami yang lebih dulu beriman.'" (Al-Hasyr, 59:10) juga, "dan orang-orang yang mengikuti mereka secara baik, Allah ridha terhadap mereka." (At-Taubah, 9:100)

Bersolawat (Memintakan keberkatan dan kesejahteraan) untuk selain Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, kata Abu Imran, tidak dikenal pada masa awal-awal Islam, tetapi diawali oleh orang-orang aliran Rofidiyyah dan Syiah 12 imam, mereka menambahkan nama imam-imam mereka pada solawat. Inovasi orang-orang Rofidiyyah dan Syiah yang menjadikan imam mereka mitra didalam solawat, sama seperti menempatkan imam mereka pada pangkat yang sama dengan Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya. Mencontoh orang-orang semacam itu adalah dilarang sebab mereka adalah para inovator (ahli bid'ah), klaim mereka juga harus ditentang.


Karena baginda seorang nabi, maka solawat dan salam yang ditujukan kepada baginda berarti penghormatan dan pengagungan kepadanya. Sedang untuk sesama Muslim, salam tidak ditujukan dengan kapasitas yang sama, melainkan dengan kapasitas sebagai orang biasa.
Allah berfirman, "Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul (Muhammad) diantara kamu seperti panggilan sebagian kamu pada sebagian (yang lain). Sungguh, Allah mengetahui orang-orang yang keluar (secara) sembunyi-sembunyi diantara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih." (Al-Furqon, 24:63). Oleh karena itu, penting sekali untuk membedakan dalam mendoakan baginda dengan mendoakan orang-orang lainnya.

MENGUNJUNGI MAKAM NABI MUHAMMAD

DISARIKAN DARI



KESEMBUHAN

SAHIH SHIFA


Karya

Hakim Agung Abulfadl Iyad,

Wafat (1123 M / 544 H)
Periwayat Hadis

Muhaddis Agung Hafiz Abdullah Bin Siddiq


Perevisi

Muhaddis Abdullah Talidi

Adaptasi

Oleh
Abdi Hadis Syaikh Ahmad Darwish (Arab/ Inggris)

Anne Khadeijah (Inggris)

Siti Nadriyah (Indonesia)


Copyright © 1984-2013 Allah.com Muhammad.com. Hak Cipta dilindungi.
@ Hukum dan sopan santun mengunjungi makam Nabi

111. Hukum, sopan santun dan tata cara mengunjungi makam Nabi Muhammad


Para ulama telah menyepakati bahwa mengunjungi makam Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, tidak hanya utama dan sunnah, namun suatu perkara yang disukai, karena Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, telah bersabda, "Aku melarang kalian mengunjungi makam, namun sekarang kalian boleh mengunjunginya."
Ahli hukum, Ishaq bin Ibrahim mengatakan, ketika seseorang menunaikan ibadah haji, hendaknya juga pergi ke Madinah, dengan niat menjalankan ibadah didalam Masjid Nabi, serta mengharapkan keberkatan dengan melihat Taman (Raudah), mimbar, makam baginda, tempat dimana baginda duduk, tempat-tempat yang tersentuh tangan baginda yang penuh berkah, tempat dimana kaki baginda yang diberkati berjalan, tiang yang pernah disandari baginda, tempat-tempat dimana Jibril turun dan membawa Wahyu kepada baginda, tempat-tempat yang berkaitan dengan para Sahabat baginda dan para pemimpin Islam yang tinggal di Madinah. Kita bisa mengambil iktibar (pelajaran dan pengajaran) dari semuanya itu.
Ketika hendak masuk ke Masjid Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, ucapkanlah sebagaimana yang diriwayatkan bunda Siti Fatimah, bahwa Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, "Ketika kamu memasuki Masjid, bacalah solawat (pujian dan penghormatan) kepadaku dan berdoalah: Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukakan untukku pintu Rahmat-Mu. Dan saat keluar, bacalah solawat kepadaku dan berdoalah: Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukakan pintu karunia-Mu." Sepatutnya kita mengerjakan amalan ini, yaitu berdoa kepada Allah dengan diawali membaca solawat terlebih dahulu setiap kali akan masuk dan keluar masjid.
Ketika seseorang memasuki Masjid Nabi, hendaknya membaca doa diatas, setelah itu menuju ke Taman Nabi (Raudah) yaitu diantara mimbar dan makam, dan terlebih dahulu mengerjakan solat dua rakaat (solat Tahiyyatul masjid) sebelum datang berziarah, sebagai pujian kepada Allah, Yang Maha Tinggi, lalu berdoa memohon kepada Allah agar menyempurnakan niat dan maksud kedatangannya.
Solat di bagian Masjid lainnya adalah diperbolehkan, tapi Taman Nabi (Rowdhoh) adalah lebih utama karena Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, telah bersabda, "Antara rumahku dan mimbarku adalah sebuah Taman Surga, dan mimbarku adalah disisi Pintu Surga."

Kata bahasa Arab "Turoob" bermakna pintu, namun banyak orang yang keliru dalam memahaminya. Mereka mengartikannya "kanal". Pintu disatu sisi dan Telaga disisi lainnya, dimana orang-orang beriman yang lurus keyakinannya kelak datang untuk minum dari telaga tersebut.


Setelah itu, dengan kerendahan hati dan penuh hormat, hendaknya menuju didepan makam Nabi Muhammad, dan membaca solawat (puji-pujian dan penghormatan) dan salam kepada baginda. Bacaan yang singkat berikut ini mencukupi untuk diucapkan,

"Kesejahteraan atasmu wahai Nabi, rahmat Allah dan keberkatan-Nya."


Sesudah melakukan itu, hendaklah bergerak menuju ke makam Abu Bakar, kemudian ke makam Umar dan menyapa mereka masing-masing secara bergantian serta mendoakan mereka dengan sopan santun yang sepantasnya bagi mereka.
Nafi’ berkata, "Aku melihat Ibnu Umar (anak lelaki Umar) mengucap salam di makam Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, lebih dari seratus kali dan Ibnu Umar mengucap, 'Kesejahteraan atasmu, wahai Nabi, kesejahteraan atasmu wahai Abu Bakar, dan kesejahteraan atasmu wahai ayahku', baru kemudian Ibnu Umar pergi. Ibnu Umar berdiri menghadap ke makam tersebut, tidak ke arah Kiblat. Ibnu Umar mendekat ke makam, dan mengucapkan salam tetapi tidak menyentuh makam dengan tangannya."
@ Keutamaan Mekah, Madinah, mimbar dan makam baginda.

112. Keutamaan Mekah, Madinah, mimbar dan makam baginda. Keutamaan ibadah di Masjid Suci (Mekah dan Madinah)


Allah berfirman, "Sebuah masjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak hari pertama adalah lebih berhak kamu berdiri didalamnya." (At-Taubah, 9:108). Ketika Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, ditanya masjid manakah yang dimaksud dalam ayat tersebut, baginda menjawab, "Masjidku." Masjid itu termasuk juga Masjid Quba.
"Allah telah menjadikan Ka’bah, Rumah Suci tempat manusia berkumpul. Demikian pula bulan haram, hadyu dan qolaid. Yang demikian itu agar kamu mengetahui, bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada dibumi dan bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (Al-Maidah, 5:97)
"Dan mereka berkata: "Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami". Dan apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan) untuk menjadi rezeki (bagimu) dari sisi Kami?. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (Al-Qoshosh, 28:57),
"Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok. Maka mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada nikmat Allah?." (Al-Ankabut,29:67)
"Hendaklah mereka menyembah Penguasa Gedung ini (Kabah)." (Al-Quraisy, 106:3)

"Tidak, Aku bersumpah demi negeri ini, dan engkau bertempat di negeri ini." (Al-Balad, 90:1-2).


"Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun; dan demi bukit Sinai; dan demi negeri yang aman ini." (At-Tin,95:1-3)
"Sungguh Rumah pertama yang dibangun untuk manusia, ialah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan sebagai bimbingan bagi seluruh dunia." (Ali-Imron,3:96)
Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, memberitahu para Sahabatnya, "Kendaraan seharusnya hanya dikendarai untuk mengunjungi tiga masjid, Masjidil Haram, Masjidku dan Masjidil Aqsa (Yerusalem)." Demikian menurut hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah. Ini berarti beribadah didalam tiga masjid itu lebih besar pahalanya.
Solat di Masjid Nabi mempunyai nilai lebih, ini sebagaimana sabda Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, "Solat didalam Masjidku adalah lebih baik daripada seribu solat di masjid lainnya kecuali di Masjidil Haram. " Abu Hurairah juga yang meriwayatkan hadis ini.
Malik menjelaskan arti kata "kecuali" dalam hadis diatas mempunyai maksud bahwa solat yang dikerjakan di Masjid Nabi lebih baik daripada seribu solat di semua masjid lainnya kecuali diMasjidil Haram.
Sebagai bukti, terdapat hadis yang berbunyi, "Beribadah satu kali di Masjidil Haram adalah lebih baik daripada seratus solat di Masjidku."
"Solat di Masjid Mekah adalah lebih baik daripada 100.000 solat di masjid-masjid lainnya."
Tidak ada perbedaan pendapat bahwa tempat Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, dikuburkan adalah lebih baik daripada tempat dibagian bumi lainnya. Baginda telah bersabda, "Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman Surga." Tempat baginda dikuburkan, adalah rumah dimana baginda bertempat tinggal sekaligus tempat dimana baginda wafat. Baginda meninggal dunia di kamar Siti Aisyah, semoga Allah meridhainya, salah satu istri baginda, disanalah orang-orang menziarahi makam baginda. Sebagai tambahan, terdapat hadist yang berbunyi, "Mimbarku adalah diatas Telagaku."
Adapun "Taman dari taman-taman Surga", mempunyai dua makna, salah satunya adalah doa dan ibadah yang dikerjakan di Taman Nabi (Raudah) - kawasan antara makam Nabi dan mimbarnya - lebih mengandung banyak pahala. Kawasan tersebut kelak akan diangkut ke Surga oleh Allah ketika sudah tiba waktunya.

Ibnu Umar dan beberapa Sahabat meriwayatkan, ketika berada di Madinah Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, "Pada Hari Kiamat, aku akan menjadi saksi, serta pemberi syafaat bagi orang yang tabah dalam menghadapi kesulitan dan penderitaan."


Adapun untuk orang-orang yang meninggalkan Madinah, Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, "Madinah lebih baik bagi mereka andai mereka mengetahui."

Baginda juga bersabda, "Madinah itu bagaikan tungku, melontar keluar apa yang najis dan meninggalkan apa yang murni." serta bersabda, "Allah memberikan Madinah kepada seseorang yang lebih baik daripada orang yang meninggalkan Madinah disebabkan keengganannya."


Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, "Barangsiapa dapat mati di Madinah hendaklah melakukannya, karena aku akan memberi syafaat untuk semua orang yang mati di Madinah."

Allah berfirman, "Sungguh Rumah pertama yang dibangun untuk manusia, ialah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan sebagai bimbingan bagi seluruh dunia; Didalamnya ada tanda-tanda yang jelas, (diantaranya) maqam Ibrahim (tempat Ibrahim berdiri). Barangsiapa memasukinya, dia menjadi aman…." (Ali-Imron, 3:96-97). Seorang Ulama berkata, kata 'aman' berarti selamat dari neraka, termasuk juga perlindungan dari kejaran orang-orang, ini sebagaimana ayat, "Dan ketika Kami menjadikan Rumah (Ka’bah) tempat ziarah dan tempat yang aman bagi manusia (seraya berkata) 'Jadikanlah tempat dimana Ibrahim berdiri (maqam Ibrahim) sebuah tempat solat. 'Dan Kami membuat perjanjian dengan Ibrahim dan Ismail, 'Bersihkanlah rumah-Ku untuk mereka yang tawaf, mereka yang iktikaf, mereka yang rukuk dan sujud.'" (Al-Baqoroh, 2:125)


Kesimpulannya, Al-Qur'an adalah bimbingan dan keselamatan bagi kita semua, demikian pula Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, yang mewakili dan memuliakan semua nabi sebelumnya. Baginda adalah Penutup semua nabi dan rasul, juga keselamatan dan bimbingan untuk kita. Karena itu, kami bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, Sang Pencipta, dan bahwa semua nabi dan rasul-Nya telah ditutup oleh Nabi Muhammad, dan bahwa Surga adalah suatu kebenaran, Neraka adalah suatu kebenaran, dan Kebangkitan adalah suatu kebenaran.


Yüklə 1,07 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   16   17   18   19   20   21   22   23   24




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin