وقف لله تعالى لا يباع ولا يشترى sahih shifa kesembuhan siapa hakim iyad dan pendahuluan shifa


Allah memperlihatkan kemuliaan Nabi Muhammad didalam Al-Qur'an



Yüklə 1,07 Mb.
səhifə3/24
tarix21.08.2018
ölçüsü1,07 Mb.
#73245
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   24

Allah memperlihatkan kemuliaan Nabi Muhammad didalam Al-Qur'an

serta memperjelas kedudukan dan kehormatan baginda disisi Allah.
Termasuk bagian dari kemuliaan yang Allah curahkan kepada Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, ditemukan dalam surah ke-17 (Al-Isro' - Perjalanan Malam yang Menakjubkan) dan surah ke-53 (An-Najm - bintang).

Dalam kedua surah itu, terlihat jelas keagungan kedudukan baginda, pangkatnya yang tak tertandingi, dan kedekatannya pada Allah, serta persaksiannya atas berbagai keajaiban.

Dalam ayat-ayat berikut ini, juga nampak jelas curahan perlindungan Allah kepada baginda

"Dan Allah melindungimu dari orang-orang." (Al-Maidah,5:67).

"Dan ketika orang-orang yang kafir merencanakan tipu daya menghadapimu (Muhammad), untuk menawanmu atau membunuhmu atau mengusirmu, dan mereka merencanakan tipu daya, sedang Allah menggagalkan tipu daya. Dan Allah sebaik-sebaik pengatur tipu daya." (Al-Anfal,8:30).

Saat Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, dan Abu Bakar beristirahat di sebuah gua di lereng curam Gunung Tsur, Allah membantunya dengan bala tentara yang tak terlihat.

Allah berfirman,"Jika kamu (kaum Mukminin) tidak membantunya (Nabi Muhammad), maka sungguh, Allah menolongnya, ketika orang-orang yang kafir mengeluarkannya, sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada didalam gua, di waktu itu dia berkata kepada temannya (Abu Bakar), 'jangan bersedih, sungguh Allah bersama kita', kemudian Allah menurunkan ketenangan(sakinah)-Nya kepadanya, serta membantunya dengan bala tentara (para malaikat) yang tak terlihat, dan menjadikan kalimat mereka yang kafir menjadi rendah, dan kalimat Allah adalah yang tertinggi. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (At-Taubah,9:40).

Allah telah menghindarkan baginda dari tipu daya orang-orang kafir yang berkomplot dan berencana untuk menghancurkannya, sehingga baginda selamat dalam urusannya. Allah juga mencegah musuh-musuh yang hendak membahayakan baginda, dengan menarik penglihatan mereka, dan meloloskan baginda melewati tengah-tengah mereka dengan tak terlihat.

Sekali lagi, Allah menjadikan orang-orang kafir kebingungan ketika tengah mencari-cari baginda, dan mencegah mereka melihat dibawah kaki mereka, yang terdapat gua dimana baginda sedang berada di dalamnya. Allah telah menurunkan ketenangan kepada baginda, diantaranya bisa ditemukan dalam kisah Suroqoh Ibnu Malik.

Tidak hanya anugerah ketenangan yang dilimpahkan kepada baginda tetapi mukjizat-mukjizat lain juga terjadi selama perjalanan hijrah baginda, dari Mekah ke Madinah.

Dalam upaya mencegah baginda sampai ke Madinah, orang-orang Quraisy berangkat mengejar ketika baginda baru berangkat berhijrah. Mereka mencari jejak baginda disekitar gua-gua yang ada di pegunungan.

Sementara itu, baginda dan Abu Bakar, tengah beristirahat di sebuah gua di lereng curam Gunung Thur. Allah telah membekali baginda dengan tentara gaib.

Sambil berteriak-teriak, orang-orang Quraisy mulai mendaki gunung. Derap suara langkah mereka terdengar jelas dan semakin mendekati gua. Abu Bakar menjadi cemas dan khawatir mereka menemukan Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, lalu Abu Bakar berbisik kepada baginda, "Jika mereka sampai menoleh ke bawah, maka akan menemukan kita."

Allah telah menurunkan ketenangan kepada baginda. Dengan lembut baginda menentramkan hati Abu Bakar dan menghiburnya serta berkata, "Apa pendapatmu tentang dua orang, yang mempunyai Allah bersama mereka sebagai yang ketiga?" Ketika Abu Bakar mendengar kata-kata ini, kedamaian menghampiri hatinya, dan ketakutannya pun lenyap.

Tak lama kemudian, satu diantara orang-orang kafir itu memandang ke gua tempat baginda dan Abu Bakar berada, tepat di bawah kaki dimana orang itu berdiri, lalu ia mengamati dengan seksama, yang lain juga ikut mengamati. Namun mereka memutuskan tidak memeriksa kedalamnya.

Kisah-kisah tersebut telah didokumentasikan dengan baik dalam kutipan kenabian (hadis), yang menceritakan aneka peristiwa selama hijrah baginda ke Madinah.

Surah Al-Kawtsar "Sungai Kelimpahan" berbunyi, "Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) Al Kawtsar (Kelimpahan sungai, kolam dan mata airnya); maka solatlah untuk Penguasamu dan berkorbanlah; sungguh orang yang membencimu dialah yang paling terputus." (Al-Kausar,108:1-4).

Dalam surah yang singkat tersebut, Allah memberitahu bahwa Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, telah diberi Kausar yaitu sungai yang memiliki sebuah telaga (telaga itu kelak terlihat dari mimbar baginda di Raudah).

Dikatakan bahwa Al-Kawtsar adalah sebuah sungai (didalam) Surga, keberkatan yang besar, syafaat, mukjizat yang diberikan kepada baginda, kenabian dan pengetahuan sempurna.

Adapun ayat, "Sungguh, orang yang membencimu dialah yang paling terputus." tertuju pada orang-orang yang memusuhi baginda dan yang membenci baginda. "Paling terputus" berarti hina, nista, tertinggal, dan seseorang yang tidak ada kebaikan sama sekali dalam dirinya.

Allah memberitahu Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, dengan berfirman, "Dan sungguh, Kami telah memberikan engkau tujuh yang rangkap dan Al-Qur'an yang agung." (Al-Hijr, 15:87)

Ada beberapa penjelasan untuk ayat ini. "Tujuh yang rangkap (yang diulang-ulang)" merujuk pada tujuh surah permulaan yang terpanjang, sedang "Al-Qur'an yang agung" tertuju pada surah pertama yaitu Al-Fatihah "Pembuka".

Ada yang berkata, "tujuh yang rangkap" yaitu induk Al-Qur'an atau surah Al-Fatihah. Sedang "Al-Qur'an yang agung" yaitu semua surah dalam Al-Qur'an setelah surah Al-Fatihah. Dikatakan juga, "tujuh yang rangkap" merujuk pada perintah, larangan, kabar gembira dan peringatan, yang terdapat dalam Al-Qur'an.

"Induk Al-Quran", dikatakan sebagai "tujuh yang rangkap", karena dibaca minimal dua kali dalam setiap shalat.

Dikatakan bahwa Allah menganugerahkan Al-Fatihah hanya kepada Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, dan tidak memberikannya kepada nabi-nabi mulia yang lain, dan Allah menyebut Al-Qur'an "tujuh yang rangkap", sebab pengulangan kisah-kisahnya.

Dikatakan pula, "tujuh rangkap", berarti bahwa Allah memuliakan baginda dengan tujuh kemuliaan: petunjuk, kenabian, rahmat, syafaat, persahabatan, keagungan, dan ketenangan.

Allah berfirman kepada baginda, "Dan Kami turunkan kepadamu Ingatan (Al-Qur'an) agar menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka, dan supaya mereka memikirkan." (An-Nahl,16:44).

"Dan Kami tidak mengutusmu (Muhammad) melainkan untuk seluruh umat manusia, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan." (Saba',34:28).

"Katakanlah, 'wahai manusia, sungguh aku Utusan Allah kepadamu semuanya.'" (Al-A'raf,7:158).

Diantara keutamaan baginda, tampak dalam firman Allah berikut ini,

"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul melainkan dalam lisan kaumnya, untuk menjelaskan kepada mereka." (Ibrahim,14:4). Ayat ini menerangkan bahwa tiap rasul diutus pada suatu umat yang khusus dan suku bangsa tertentu, sedang Nabi Muhammad diutus untuk seluruh umat manusia. Baginda bersabda, "Aku diutus untuk semua ras, yang terang dan gelap."

(Sisipan Syeikh Darwish: Dimasa berikutnya, Risalah yang dibawa baginda, tersebar hingga melintasi perbatasan, diberbagai negeri dan bangsa lainnya yang berlainan bahasa mereka. Mereka mengecek kebenaran ajaran Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, dan banyak yang beralih masuk agama Islam. Kemudian mereka mempelajari bahasa Arab. Inilah realisasi dari sabda Nabi, "Aku dikirim untuk semua ras yang terang dan gelap)

"Nabi lebih utama bagi orang-orang beriman dari diri mereka sendiri, dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka." (Al-Ahzab,33:6).

Ahli tafsir menjelaskan kata-kata "lebih utama bagi orang-orang beriman dari diri mereka sendiri", yaitu adanya kewajiban atas semua orang beriman untuk mematuhi perintah baginda, seperti halnya seorang pelayan yang harus mematuhi perintah tuannya.

Mentaati perintah Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, ialah jauh lebih baik daripada mengikuti penilaian diri sendiri yang merupakan obyek sasaran hawa nafsu dan kelemahan serta kesalahan.

"Istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka". Orang-orang beriman harus menghormati istri-istri baginda sebagaimana mereka menghormati ibu-ibu mereka sendiri, untuk alasan inilah, istri-istri baginda tidak diizinkan menikah dengan siapapun setelah wafatnya baginda - sebagai bentuk penghormatan kepada baginda. Ini termasuk pertanda kemuliaan baginda disisi Allah. Kelak, mereka akan kembali menjadi istri-istri baginda di Kehidupan Abadi (akhirat).

Allah berfirman, "Dan Allah telah menurunkan kepadamu Kitab dan Hikmah, dan mengajarkanmu apa yang tidak kamu ketahui. Dan adanya anugerah Allah atasmu sangat besar." (An-Nisa,4:113). Anugerah Allah yang sangat besar merujuk pada kenabian baginda, atau apa yang telah diberikan kepada baginda di masa pra-keabadian (di dunia).




SAHIH SHIFA

KESEMBUHAN
Seri ke-3
KESEMPURNAAN FISIK DAN PERILAKU

SERTA KEBERKATAN NABI MUHAMMAD
Karya

Hakim Agung Abulfadl Iyad

wafat tahun 1123M / 544H
Periwayat Hadis

Muhaddis Agung Hafiz Abdullah Bin Siddiq


Perevisi

Muhaddis Abdullah Talidi


Adaptasi oleh

Abdi Hadis Syekh Ahmad Darwish (Arab)

Anne Khadeijah (Inggris)

Siti Nadriyah (Indonesia)

Copyright © 1984-2013 Allah.com Muhammad.com. Hak Cipta dilindungi.

KESEMPURNAAN FISIK DAN PERILAKU BAGINDA
Allah menjadikan sempurna fisik bagus baginda, perilaku dan keberadaannya serta memberkatinya dengan segala kebajikan dalam dunia dan agama. Mereka yang mencintai Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, dan mencari pengetahuan rincian harta karun bernilai sangat besar tentang kenyataan hidup baginda, terlebih dahulu yang harus diketahui adalah perangai keagungan dan kesempurnaan fitrah baginda sebagai manusia. Yakni terdapat dalam dua kategori:
Kategori pertama:

Merupakan kategori sifat bawaan, misalnya apa saja yang diperlukan dalam urusan-urusan duniawi, serta hal-hal yang berkaitan dengan segala yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari manusia.


Kategori kedua:

Merupakan kategori yang berkaitan dengan agama, yang membawa manusia lebih dekat dengan Allah. Mencakup sifat-sifat yang terpuji.


Sifat-sifat tersebut terbagi menjadi dua macam, baik itu sifat bawaan ataupun sifat-sifat yang didapatkan dengan berjuang (berusaha) untuk memperolehnya atau gabungan dari keduanya.
Sehubungan dengan sifat-sifat bawaan, seperti sifat-sifat yang tidak bisa dielakkan adanya. Misalnya, fisik yang bagus, keindahan rupa, kekuatan daya pikir, pemahaman sempurna, kefasihan lidah , ketajaman panca indera, kekuatan jasmani, kemuliaan nasab, pengaruh sanak kerabat dan kehormatan bangsa seseorang.
Sifat bawaan mempunyai hubungan dengan hal-hal yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari seseorang, misalnya, makan, tidur, pakaian, rumah, perkawinan, harta kekayaan atau pengaruh dalam masyarakat.
Sifat bawaan dan kebutuhan harian dapat dihubungkan dengan urusan akhirat, jika memang berniat takut kepada Allah (takwa), dan mendidik tubuh supaya menuju jalan Allah, dimana semuanya itu telah ditentukan dan digariskan dalam agama Islam, serta merupakan kebutuhan dalam ajaran Islam.
Sifat yang diperoleh dengan bekerja keras dan berkaitan dengan akhirat, serta termasuk akhlak yang luhur dan tata krama dalam ajaran Islam, diantaranya adalah mengamalkan ajaran agama, berilmu pengetahuan, toleransi, sabar, bersyukur, adil, mengendalikan diri, rendah hati, suka memaafkan, menjaga harga diri, dermawan, pemberani, sederhana, menahan amarah, pendiam, suka merenung, ramah dan bersahabat, rahmat (berbelas kasih), dan yang semacamnya, dimana kesemuanya itu merupakan akhlak dan karakter yang baik.
Sebagian manusia memiliki karakter tersebut sebagai pembawaan alaminya, dan sebagian yang lain tidak memilikinya. Karena itu mereka harus berjuang untuk mendapatkannya, namun ada beberapa karakter yang harus ada untuk membentuk dasar sifat seseorang, Insya Allah hal ini akan dijelaskan kemudian.
Para ulama' bersepakat bahwa akhlak dan karakter tersebut merupakan sifat yang baik dan luhur, bahkan (sekalipun) ketika niatnya bukan untuk Allah, dan akhirat.
Karakter kesempurnaan dan keindahan Nabi Muhammad

Pujian dan kesejahteraan atasnya


Hakim Iyad berkata, "Ketika seseorang diketahui telah diberkati dengan satu atau dua sifat mulia, tidak peduli apakah ia sudah meninggal dunia atau masih hidup, maka dianggap sebagai orang saleh yang mulia, sehingga dijadikan sebagai panutan karena sifat-sifat keteladanannya, dan karena itulah ia dihormati dan dimuliakan dalam masyarakat.

Ketika seseorang diberkati dengan kesempurnaan dan kemuliaan yang melimpah, maka mustahil bagi kita untuk mengungkapkan keutamaannya. Sifat-sifat tersebut merupakan anugerah istimewa yang datang dari Allah, Yang Maha Kuasa.

Karunia kesempurnaan dan kemuliaan yang melimpah telah dianugerahkan kepada Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, diantaranya adalah karunia kenabian, risalah (terpilih untuk menyampaikan Pesan Allah), Persahabatan karib dan mendapatkan kasih sayang Allah, serta karunia Isro’ Mi’roj dimana baginda diberkati dengan sebuah Penglihatan.

Termasuk juga karunia wahyu, syafaat, wasilah, kesempurnaan semua kebajikan, pangkat tinggi, tempat terpuji, mengendarai tunggangan bersayap Buroq, naik ke langit hingga mencapai sidratul muntaha, diutus untuk seluruh ras manusia, menjadi imam semua nabi mulia lainnya dalam solat dan menjadi saksi atas mereka dan umat-umat mereka, sebagai junjungan anak turun nabi Adam, sebagai pembawa Bendera Pujian, pembawa kabar gembira dan peringatan.

Karunia amanah, hidayah, rahmat bagi seluruh alam, penerima ridha Allah sehingga memungkinkan baginda untuk memohon kepada-Nya ketika semua makhluk terbungkam, telaga (dari sungai) Kawtsar, ucapan baginda didengar, kenikmatan yang sempurna, berada dalam status telah dimaafkan meliputi perlindungan dari tindakan-tindakan masa lalu maupun masa depan, pelapangan dada, peletakan beban, peninggian penyebutan baginda, ditolong dengan kemenangan yang besar, turunnya ketenangan, dukungan dari para malaikat, penyampaian Al Qur'an dan tujuh yang rangkap (Sab’ul Matsaanii), menyucikan dan mengajak umat menuju Allah serta karunia Hikmah kebijaksanaan (hadis).

Allah, dan para malaikat-Nya bersolawat untuk baginda, dan baginda bisa melihat sebagian ketetapan Allah, adalah diantara karunia untuk baginda.

Demikian pula karunia peletakan beban umat, Allah bersumpah dengan nama baginda, permohonan terkabul, benda mati dan hewan berbicara kepada baginda, orang mati dibangkitkan kembali sebab baginda, orang tuli bisa mendengar lagi, mukjizat air mengalir dari sela jari-jemari baginda, sesuatu yang sedikit menjadi banyak, pembelahan bulan, perubahan bentuk barang, pertolongan dengan menjadikan musuh ketakutan, pengetahuan tentang yang gaib, awan menaungi baginda, kerikil-kerikil bertasbih, mengobati penyakit, dan perlindungan dari musuh-musuh Islam.

Kenikmatan tersebut hanyalah sebagian kecil dari berbagai kenikmatan tak terhitung jumlahnya yang menghiasi Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya. Hanya orang yang diberi cahaya ilmu oleh Allah yang bisa mengetahui segala sifat bagus baginda, sebab Allah sendirian Yang Maha Pemberi, dan tidak ada tuhan selain Dia.

Selain itu, juga terdapat kedudukan mulia, derajat kesucian, kebahagiaan bertingkat-tingkat, keutamaan dan meningkatnya karunia Allah yang akan dianugerahkan kepada baginda di akhirat - yang tak terhitung jumlahnya, dan diluar jangkauan manusia, serta tak akan mampu dipahami siapapun.
Sekilas gambaran fisik Nabi Muhammad

Tidak samar bagi siapapun adanya fakta bahwa Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, adalah manusia berderajat tertinggi dan berkedudukan teragung, serta paling sempurna kebagusan dan keutamaannya dari semua manusia.

Di bagian ini, Hakim Iyad mulai memperinci kesempurnaan sifat-sifat fisik baginda seraya berdoa, "Semoga Allah menerangi hatiku dan hatimu, dan meningkatkan kecintaan kita kepada Nabi yang mulia, pujian dan kesejahteraan atasnya." Sang Pencipta telah menganugerahkan sifat-sifat alami yang sempurna kepada baginda.

Rupa dan pembagiannya

Keindahan fisik dan karakter baginda, telah dilaporkan oleh sebagian besar Sahabatnya, diantaranya adalah Ali, Anas bin Malik, Abu Hurairah, Baro' bin Azib, Ibnu Abi Halah, Abu Juhayfa, Jabir bin Samuroh , Ummu Ma'bad, Ibnu Abbas, Muarrid bin Muayqib, Abu Tufail, Idda' bin Kholid, Khuraim bin Fatik, dan Hakim bin Khizam.

Ketampanan baginda jauh melebihi nabi Yusuf, dimana para wanita dinegeri nabi Yusuf amat tertegun memandang beliau hingga tanpa sadar mereka memotong jari tangan mereka.

Tekstur kulit baginda berseri-seri, dengan bulu mata panjang dan hidung yang khas serta jarak antara gigi-gigi yang rata. Baginda berwajah bulat, berdahi lebar dan berjanggut tebal yang terjuntai hingga ke dada.

Dada dan perut baginda berukuran sama, dengan bahu lebar sebagaimana dadanya, serta mempunyai tulang-tulang dan lengan yang besar. Telapak tangan baginda tebal begitu juga telapak kakinya. Jari-jari baginda panjang, sedang warna kulitnya terang bercahaya.

Terdapat bulu-bulu halus diantara dada dan pusar baginda. Tinggi badan baginda sedang, namun ketika orang yang tinggi berjalan di samping baginda, pujian dan kesejahteraan atasnya, baginda terlihat lebih tinggi.

Rambut baginda tidak keriting dan tidak lurus. Ketika tertawa gigi baginda terlihat seperti kilatan petir, juga digambarkan putih giginya bagaikan hujan batu es. Leher baginda seimbang, tidak lebar dan tidak gemuk, sebagaimana seluruh tubuh baginda yang kukuh, padat dan tidak lembek.

Ketika Al Bara, salah satu Sahabat Nabi, melihat rambut baginda terjurai pada jubah merah, Al Bara berkomentar, "Belum pernah aku melihat orang dengan rambut yang lebih indah daripada yang terjurai pada jubah merah."

Abu Hurairah, berkata, "Aku belum pernah melihat orang yang lebih bagus daripada Rasulullah, seolah-olah matahari sedang bersinar didalam wajahnya. "

Seseorang menanyai Jabir bin Samuroh, "Apakah wajah baginda seperti sebilah pedang (yang berarti putih dan bersinar)?" Jabir menjawab, "Tidak, malahan seperti matahari dan bulan."

Masih banyak hadis masyhur yang menggambarkan pribadi Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, dan baru sebagian saja yang kami muat disini. Kami membatasi penyajiannya yang sekiranya mencukupi, dengan menghadirkan beberapa aspek penjabaran.

Insya Allah, kesimpulan bagian ini akan anda temukan pada halaman yang lain.


Kebersihan Nabi Muhammad

Pujian dan kesejahteraan atasnya


Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, sangat menjaga kebersihan tubuhnya. Keringat baginda berbau wangi sedang parfum baginda harum semerbak. Baginda bebas dari segala macam noda, kotoran dan kekurangan.

Itu semua merupakan kualitas istimewa yang dianugerahkan Allah kepada baginda. Kesempurnaan yang tidak pernah diberikan kepada selain baginda, dan kebersihan baginda benar-benar melebihi standar kebersihan yang berlaku saat itu.

Anas berkomentar, "Aku belum pernah mencium bau ambar, misk atau apapun yang lebih wangi daripada aroma Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya."
Ada sebuah kejadian ketika baginda mengusap pipi Jabir bin Samuroh, lalu Jabir berkata, "Aku merasakan sensasi dingin dan bau harum tangan baginda, seolah-olah baru dikeluarkan dari wadah penjual parfum.

Suatu hari baginda mengunjungi rumah sahabat Anas, kemudian baginda tidur sebentar sebagaimana kebiasaan baginda di siang hari, dan baginda berkeringat. Ketika ibu Anas melihat keringat baginda, beliau mengambil sebuah botol lantas mengumpulkan keringat yang menetes dari baginda. Lantas Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, bertanya tentang hal itu, dan ibu Anas menjawab, "Kami mencampurnya dengan parfum kami sehingga menjadi aroma terwangi."

Pada waktu baginda wafat, Imam Ali, semoga Allah meridhainya, membasuh jasad baginda dan berkata, "aku memandikan baginda dan berusaha mengamati perubahan yang lazim terjadi pada jasad orang yang meninggal dunia, namun aku tak mendapati sesuatupun, lalu aku berkata, 'Engkau bagus dan harum dalam kehidupan dan kematian.'"

Tatkala baginda meninggal dunia, Abu Bakar menciumnya, dan menyebut-nyebut aroma harum baginda.

Suatu ketika darah baginda mengucur, lalu Abdullah bin Zubair menelannya. Baginda tidak keberatan dengan apa yang telah dilakukannya, namun baginda bersabda, "Kamu akan diuji orang-orang dan orang-orang akan diuji olehmu."

Suatu hari, Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, menaruh mangkuk kayu di bawah tempat tidur baginda, dan memakainya untuk buang air kecil di malam hari. Pagi harinya, baginda melihat tidak ada air seni didalam mangkuk. Maka baginda bertanya pada Ummu Aiman (para ulama' berbeda pendapat apakah Ummu Aiman pembantu baginda ataukah tidak). Lantas Ummu Aiman menjawab, "Setelah bangun tidur, saya merasa haus, jadi saya meminumnya, saya tidak tahu kalau itu air seni."

Hendaknya dimengerti, orang biasa minum air maka membersihkan tubuh mereka, sehingga zat buangan mereka pun kotor. Namun untuk Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, zat cair buangan tubuhnya adalah bersih, karena kesucian tubuhnya, sehingga apapun yang berasal dari tubuhnya adalah suci serta penuh dengan berkah. Oleh karena itulah, zat cair buangan tubuh baginda terasa manis, dan orang yang meminumnya tidak merasakan seperti rasa air seni pada umumnya.

Dalam beberapa kesempatan, baginda bersabda kepada para Sahabatnya, "Allah telah memberiku makan dan minum." Makanan tersebut benar-benar suci dan penuh berkah, maka menyebabkan darah dan air seni menjadi suci, dan keringat baginda pun menjadi seperti kasturi."

Ibnu Abbas mengatakan bahwa ketika baginda sedang tidur, terdengar olehnya suara tarikan napas yang dalam, kemudian baginda bangun lalu shalat dan tidak berwudhu. Ikrima berkomentar, "Ini karena baginda dilindungi oleh Allah."

(Sisipan Syeikh Darwish: Ketika tidur, mata baginda terpejam, tetapi hati dan batin baginda tidak dalam keadaan tidur yakni tetap terjaga, karena itulah baginda berwudhu hanya ketika dibutuhkan. Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, "Mataku tidur tetapi hatiku tidak.")
Kecerdasan, kefasihan dan kecerdikan Nabi Muhammad

Pujian dan kesejahteraan atasnya


Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, telah dianugerahi otak yang paling cerdas oleh Allah, juga kecerdikan, ketajaman panca indera, dan kefasihan dalam berbicara. Selain itu, baginda dianugerahi gerak-gerik yang menawan dan daya pikir yang mengagumkan. Tidak ada keraguan bahwa kelebihan baginda ini tidak ada yang mampu menandinginya.

Keunggulan kecerdasan baginda serta pemahaman yang mendalam menjadi terbukti ketika mengamati cara baginda mengatur umatnya, menyangkut urusan dalam negeri maupun urusan luar negeri - tak pandang bulu apakah urusan orang biasa ataupun orang berpangkat.

Kemampuan baginda benar-benar mengagumkan, dan perilaku baginda merupakan teladan bagi siapapun. Pengetahuan yang mendalam mengalir dalam diri baginda, tanpa pengajaran, pengalaman, dan tanpa membaca kitab-kitab terdahulu. Baginda menempuh suatu cara yang telah diarahkan kepada baginda guna melaksanakan dan menegakkan Hukum Allah.

Tercatat dalam kitab Muwatto' bahwa Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, "Sungguh aku dapat melihatmu ketika berada di belakang punggungku." Hal yang sama diriwayatkan sahabat Anas dalam Sahih Bukhari Muslim.

Bunda Siti Aisyah, semoga Allah meridhainya, melaporkan sesuatu yang serupa dengan menambahkan dalam penuturannya, "Itu merupakan tambahan keistimewaan yang Allah berikan sebagai hujjah (penguat) bagi baginda."

Ada yang meriwayatkan bahwa Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, "Sungguh aku benar-benar melihat siapa yang dibelakangku sebagaimana aku melihat pada siapa yang diantara kedua tanganku (didepanku)."

Terdapat banyak kutipan kenabian (yakni hadits) sahih yang meriwayatkan tentang kemampuan baginda melihat para malaikat. Demikian pula kemampuan baginda melihat setan.

Meskipun berada jauh dari Yerusalem, baginda mampu melihat kota tersebut dan menjabarkannya pada orang-orang Quraisy.

Pada zaman Jahiliyyah (kebodohan), ada seorang lelaki bernama Abu Rukanah yang paling terkenal kekuatannya, bergelut tiga kali dengan Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, dan Abu Rukanah selalu kalah, lalu baginda mengajaknya masuk Islam.

Perihal cara berjalan baginda, Abu Hurairah berkata, "Aku tidak melihat seorangpun yang lebih cepat daripada Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, dalam berjalan. Seolah-olah bumi digulung untuk baginda, sungguh kami kepayahan, namun sama sekali tak ada tanda-tanda kelelahan pada diri baginda." Saat berjalan, baginda seolah-olah sedang menuruni lereng.

Tertawa baginda adalah dengan tersenyum lebar. Baginda menoleh pada seseorang dengan menghadapkan seluruh tubuh baginda secara langsung dan baginda seolah-olah sedang menuruni lereng saat berjalan


Yüklə 1,07 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   24




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin