PELANTUNAN Al-QUR'AN KUDUS:
Bunda Ummu Salamah, semoga Allah meridhainya, berkata, "Baginda melantunkan tiap kata demi kata secara jelas." Bunda Salamah juga berkata, "Baginda melantunkan: 'Segala puji bagi Allah, Penguasa semesta alam' dan berhenti, kemudian melantunkan, 'Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang' dan berhenti. Baginda berhenti lagi setelah melantunkan 'Pemilik hari pembalasan'."
Ketika Bunda Siti Aisyah, semoga Allah meridhainya, ditanya apakah Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, melantunkan dengan suara lembut ataukah bisa kedengaran. Bunda menjawab, baginda melantunkan dengan keduanya-duanya. Suatu hari Ummu Hani yang tinggal di Mekah mengatakan beliau mendengar lantunan baginda dari atas atap rumah beliau. Para ulama berkomentar, ini karena dalam keheningan malam, suara terdengar lebih jelas.
Ketika membuka Mekah, baginda mengendarai unta milik baginda yang bernama Al-Qoshwa, seraya melantunkan ayat-ayat berikut berulang kali: "Sungguh Kami telah membuka bagimu pembukaan yang nyata; bahwa Allah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang, dan menyempurnakan nikmat-Nya atasmu, serta membimbingmu pada jalan yang lurus." Al-Fath-Pembukaan, surah ke-48 ayat 1-2. Menurut Muawiyah bin Qurroh, salah satu perawi hadis ini, jika bukan karena khawatir orang-orang akan berkerumun kepada baginda, baginda akan melantunkannya dengan bunyi suara yang sama.
Sahabat Qotadah menuturkan bahwa Allah menganugerahkan paras yang bagus dan suara yang merdu kepada setiap nabi-Nya, demikian pula baginda yang memiliki keduanya, paras dan suara yang indah, namun saat membaca Al Qur’an, baginda tidak melantunkan dengan bunyi berirama seperti kebiasaan para penyanyi.
KESIMPULAN:
Orang-orang yang mendapat anugerah bisa melihat Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, hanya dapat menggambarkan paras dan penampilan mulia baginda yang diberkati dengan mengatakan, "Aku tidak pernah melihat ada orang seperti Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, baik sebelum maupun sesudahnya." Maka tidak mungkin bagi kita dizaman sekarang ini dapat memahami secara lahir batin keindahan baginda yang tiada terkira.
Dengan meneladani jalan hidup baginda, insya Allah akan mendapatkan keberkahan yang luar biasa dan kaya pahala. Semoga Allah senantiasa memuji dan memberkati pujaan hati kita Nabi Muhammad, manusia terbaik ciptaan Allah.
SAHIH SHIFA
KESEMBUHAN
Seri ke-7
KEDUDUKAN AGUNG NABI MUHAMMAD
DI DUNIA DAN DI AKHIRAT
Karya
Hakim Agung Abulfadl Iyad
wafat tahun 1123M / 544H
Periwayat Hadis
Muhaddis Agung Hafiz Abdullah Bin Siddiq
Perevisi
Muhaddis Abdullah Talidi
Diadaptasikan oleh
Abdi Hadis Syekh Ahmad Darwish (Arab)
Anne Khadeijah (Inggris)
Siti Nadriyah (Indonesia)
Copyright © 1984-2013 Allah.com Muhammad.com. Hak Cipta dilindungi
BERITA SAHIH DAN MASYHUR YANG MENGABARKAN KEAGUNGAN NILAI NABI MUHAMMAD DISISI ALLAH, BESERTA KEMULIAAN BAGINDA DI DUNIA DAN DI KEHIDUPAN ABADI.
Tidak ada yang membantah bahwa Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, adalah orang yang termulia di seluruh dunia, sekaligus junjungan anak turun nabi Adam. Baginda mempunyai derajat yang paling tinggi dan kedudukan yang paling utama disisi Allah, serta yang paling dekat dengan-Nya. Banyak sekali hadis yang mengungkap hal ini, disini kami hanya menguraikan sebagian saja diantara yang sahih dan masyhur.
Nabi Muhammad dalam pandangan Penguasanya
Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia, telah menjadikan Nabi Muhammad sebagai manusia pilihan-Nya, dan meninggikan penyebutan namanya, serta menjadikannya sebagai junjungan anak turun Nabi Adam. Baginda juga diberi kedudukan yang istimewa di dunia dan di akhirat serta nama-nama bagus yang penuh berkah.
Tatkala ditanya kapan kenabian dianugerahkan kepada baginda, Abu Hurairah memberitahu bahwa baginda menjawab, "Ketika Adam antara ruh dan jasad."
Berkenaan kemuliaan garis keturunan baginda, Watsilah bin Asqo' memberitahu bahwa Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, telah bersabda, "Sungguh Allah telah memilih Ismail dari keturunan Ibrahim, dan memilih bani Kinanah dari keturunan Ismail, dan memilih kaum Quraisy dari bani Kinanah, dan memilih bani Hasyim dari kaum Quraisy, dan memilihku dari bani Hasyim."
Anas mengungkap kedudukan terhormat Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, yang telah bersabda, "Aku keturunan Adam yang paling mulia dalam pandangan Penguasaku, dan aku tidak bangga." Kata Ibnu Abbas, Nabi telah bersabda, "Aku paling mulia dari yang awal sampai yang akhir, dan aku tidak bangga."
Bunda Siti Aisyah, Ibu orang-orang beriman, semoga Allah meridhainya, memberitahu bahwa Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, “Malaikat Jibril, kesejahteraan atasnya, datang kepadaku kemudian berkata, 'Aku telah bolak balik ke timur dan barat bumi, namun tidak melihat seorangpun yang lebih baik daripada Muhammad, dan tidak melihat bani (anak turun) yang lebih baik daripada bani Hasyim.”
Pada "Perjalanan Malam (Isro' Mi'roj)", Buroq (tunggangan surgawi berwarna putih dan bersayap) didatangkan kepada Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, sebagai kendaraan baginda. Sahabat Anas memberitahu kita bahwa buroq menjadi lincah saat melihat baginda lalu Malaikat Jibril bilang pada Buroq, "Apakah kepada Muhammad kamu bertingkah demikian? tak seorangpun yang pernah menunggangimu lebih mulia disisi Allah daripada baginda." Setelah mendengar kata-kata Malaikat Jibril, bercucuran keringat Buroq tersebut.
(Sisipan Syeikh Darwish: Sudah umum diketahui bahwa Buroq adalah kendaraan surgawi para nabi, bagaimanapun, berabad-abad telah berlalu sejak Buroq terakhir kali ditunggangi. Buroq juga telah menyadari pangkat terhormat Nabi Muhammad, dan ini yang membuat Buroq bertingkah lincah, jadi saat Malaikat Jibril berbicara kepadanya tentang hal itu, Buroq menjadi pecah keringatnya.)
Abu Hurairah, dan beberapa sahabat yang lain, menceritakan bahwa Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, telah bersabda, "Aku diberi lima perkara yang tidak diberikan kepada para nabi sebelumku: Aku dimenangkan melalui ketakutan yang dilontarkan kedalam hati musuh-musuhku sebulan sebelum aku tiba; Bumi telah dijadikan sebagai masjid bagiku dan tempat yang suci, sehingga manakala tiba waktu untuk solat, setiap orang dari umatku dapat melaksanakan solat; Telah dihalalkan harta rampasan perang untukku, yang mana tidak dihalalkan untuk para nabi sebelumku; Aku telah diutus untuk seluruh umat manusia; Aku telah diberi syafaat (menjadi perantara di Hari Kiamat)."
Berkaitan dengan seluruh dunia, baginda bersabda, "Aku diutus pada semua ras, yang terang dan yang gelap." Ada dua penjelasan untuk kalimat "yang terang dan yang gelap".
Pertama: "yang gelap" maknanya tertuju pada bangsa Arab, karena biasanya kulit mereka berwarna kehitam-hitaman. Kalimat "yang terang" merujuk pada selain bangsa Arab.
Kedua: "yang terang" berarti bangsa manusia sedang "yang gelap" berarti bangsa jin yang diciptakan dari api dan hidup di daerah terpencil tetapi ada juga yang hidup diantara manusia.
Abu Hurairah melaporkan sabda Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, "Aku dimenangkan melalui ketakutan yang dilontarkan kedalam hati musuh-musuhku, dan aku diberi kefasihan seluruh kata-kata. Disaat aku tidur, tiba-tiba didatangkan kunci harta karun bumi kepadaku, lalu diletakkan ditanganku. " Ulama lainnya menambahkan bahwa pangkat kenabian ditutup melalui baginda.
‘Uqbah bin Amir meriwayatkan bahwa Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, berkata, "Demi kalian, aku akan pergi lebih dahulu sebelum kalian, dan aku akan menjadi saksi atas kalian. Demi Allah, sungguh aku benar-benar sedang melihat telagaku, dan aku telah diberi kunci-kunci harta karun bumi. Demi Allah, aku tidak takut kalian mempersekutukan (yang lain dengan Allah) sesudahku, namun aku takut kalian berlomba-lomba memperoleh dunia."
Abdullah bin Amr memberitahu bahwa Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, "Aku Muhammad seorang Nabi yang buta huruf, tidak ada nabi setelahku, dan aku telah diberi Jawami’Ul-Kalim (seluruh kata-kata fasih yang ringkas dan mengandung maksud yang luas)."
Baginda membicarakan akhir dunia, seraya bersabda, "Aku telah diutus tidak lama sebelum kedatangan kiamat." Perkataan baginda ini telah diriwayatkan oleh Ibnu Umar.
Abu Hurairah memberitahu kita sabda baginda yang membicarakan tanda-tanda kenabian yang diberikan kepada para nabi, "Setiap nabi diberi tanda-tanda dan yang menyerupainya sehingga orang-orang percaya kepadanya, dan sesungguhnya aku telah diberi wahyu yang diwahyukan Allah kepadaku, dan aku berharap mempunyai pengikut terbanyak pada hari kiamat."
Menurut para ulama, makna hadis diatas adalah bahwasanya Al-Qur'an, mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, akan tetap abadi selama masih ada kehidupan diatas dunia, sedangkan mukjizat para nabi lainnya telah hilang ditelan waktu. Mukjizat para nabi mulia sebelumnya tidak bisa disaksikan kecuali pada waktu munculnya saja dizaman mereka, sedangkan mukjizat Al-Qur'an tetap berdiri tegak dari generasi ke generasi hingga hari kiamat."
Insya Allah, uraian lebih terperinci terdapat pada bab yang berkaitan dengan mukjizat Al-Qur'an.
Imam Ali, semoga Allah meridhainya, memberitahu bahwa setiap nabi diberi tujuh orang mulia, para menteri, para sahabat dari umatnya, namun Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, diberi empat belas orang mulia diantaranya adalah Abu Bakar, Umar, Ibnu Mas'ud dan Ammar. Dalam riwayat lain disebutkan nama sahabat yang termasuk orang mulia yaitu: (Hamzah, Ja'far, Ali, Hasan, Husain, Miqdad, Abu Dzar, Hudzaifahh, Salman, dan Bilal).
Adapun sepuluh Sahabat Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, yang dijamin surga yaitu Abu Bakar, Umar, Usman bin Affan, Ali, Tolhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqas, Said bin Zaid, dan Abu Ubaidah Bin Jarrah.
Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, "Allah telah melindungi kota Mekah dari gajah, serta memberi kepada rasul, pujian dan kesejahteraan atasnya, dan orang-orang beriman kendali atas kota Mekah. Kendali tersebut tidak diizinkan untuk siapapun setelahku, dan itu dibuat halal bagiku hanya sesaat disiang hari."
(Sisipan Syeikh Darwish: Gajah-gajah tersebut telah dibawa ke Mekah oleh Abrahah untuk menghancurkan Kabah. Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, diizinkan berkelahi di tanah suci Mekah hanya selama sesaat saja pada hari baginda Membuka kota Mekah.)
(Syekh Ahmad Darwish menambahkan:
Irbad bin Sariyah meriwayatkan bahwa Rasulullah, sollallahu alaihi wa alihi wasallam, bersabda, "Sungguh aku hamba Allah dan penutup para nabi ketika Adam masih berupa tanah liat. Aku akan memberitahu kalian mengenai hal ini. Aku adalah doa ayahku Ibrahim, kabar gembira Isa, dan penglihatan ibuku, dan begitulah ibu para nabi melihat, dan sesungguhnya ibu Rasulullah, sollallahu alaihi wa alihi wasallam, telah melihat ketika melahirkan baginda, sebuah cahaya memancar dari beliau yang menerangi istana-istana Syam, hingga beliau telah melihatnya."
Diriwayatkan Imam Ahmad bin Hambal, Bazzar dan Baihaqi, yang menilai kesahihannya adalah Al-Hafiz Ibnu Hibban dan Al Hakim, kesahihannya telah diakui oleh Hafiz Ibnu Hajar. Al Hafiz Abdullah bin Siddiq Al-Ghumari juga telah meriwayatkan didalam karyanya "Hadis pilihan keutamaan Rasulullah". Semoga Allah merahmati mereka.
Hadis diatas menggugurkan pendapat orang-orang yang menganggap bunda Aminah termasuk Ahli Fitroh (orang-orang dengan keimanan yang lurus dan tidak menyembah berhala, yang hidup sebelum masa Nabi Muhammad dan sesudah masa Nabi Isma’il).
Terbukti bahwa bunda Aminah adalah wali pertama dalam Islam, dan nyonya besar sekaligus ibu termulia dalam keluarga rumah tangga Rasulullah, karena bunda Aminah telah melihat dengan mata wilayah (mata kewalian).
Bagaimana para kekasih Allah (auliya') melihat, telah dinyatakan didalam Hadis Qudsi (Hadis oleh Allah) "Aku menjadi penglihatannya yang dia melihat dengannya".
Jadi bunda Aminah melihat istana-istana Syam bukan dengan penglihatan mata biasa namun dengan cahaya baginda. Oleh karena itu, bunda Aminah menyuplai susu yang terbaik dan menimang baginda dengan kemuliaan, dan Rasulullah telah menerangi bunda Aminah (ketika didalam kandungan beliau) sebelum menerangi dunia.
Di permulaan hadis, baginda menyebut diri baginda dengan kata "aku", namun setelah menyebut sang ibu, demi untuk memuliakan beliau, baginda merubah penyebutan diri baginda menjadi "Rasulullah".
Baginda memberi kesaksian bahwa bunda Aminah telah menyaksikan cahaya secara lengkap dalam keadaan terjaga ketika melahirkan baginda, sedangkan orang-orang selain bunda Aminah hanya mendengar cahaya tersebut tanpa melihatnya.
Baginda sangat bangga dengan bunda Aminah dan menyebut beliau "Ibu Rasulullah".
Bunda Aminah mewariskan keutamaan, kemuliaan, cahaya dan kebahagiaan beliau kepada Sayyidah Khadijah Al-Kubro kemudian kepada Sayyidah Fatimah Az-Zahro’. Semoga Allah meridhai mereka.
Syekh Albani telah mengakui bahwa hadis tentang cahaya baginda Muhammad ketika didalam kandungan dan ketika dilahirkan adalah sahih. Syekh Albani menyebutkan hal itu didalam kitab Sahih Sirah karya Al Hafiz Ibnu Katsir yang telah beliau revisi. Dalam kitab yang sama, Syekh Albani juga mengakui berkah baginda Muhammad.
Syekh Albani mencap Tuwayjiriy dan Ibnu Baz telah menyerupakan Allah dengan makhluk ciptaan-Nya. Menyerupakan Allah dengan makhluk termasuk perbuatan kufur. Kata Syekh Albani, At-Tuwayjiriy dan Ibnu Baz belum memahami ilmu hadis secara mendalam. Syekh Albani memberitahu bahwa beliau telah mengajarkan ilmu kepada para muridnya namun tidak mengajari mereka adab.
Dalam ringkasan ini, Allah memberkati dengan menjadikan kami memahami hadis tersebut. Maka tak sepatutnya mempertimbangkan ucapan orang-orang yang mengatakan bahwa Jabir telah meriwayatkan sabda baginda yang berbunyi, "Wahai Jabir, pertama kali yang diciptakan Allah adalah cahaya Nabimu".
Mereka bilang perkataan itu adalah sabda baginda yang diriwayatkan Jabir dan terdapat didalam kitab Musonnaf Abdul Rozzaq padahal tidak demikian. Setelah melalui penelitian ilmiah yang mendalam dalam ilmu hadits, Al Hafiz Abdullah bin Siddiq Al Ghumari mengungkap didalam berbagai tulisannya bahwa perkataan tersebut adalah hadis palsu).
Ibnu Abbas berbicara kepada teman-teman beliau tentang kedudukan Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, seraya berkata, "Sungguh Allah melebihkan Muhammad atas para penghuni langit dan atas para nabi mulia, kesejahteraan atas mereka semuanya."
Teman-teman Ibnu Abbas lalu bertanya apa keunggulan baginda atas para penghuni langit. Ibnu Abbas lantas memberitahu mereka, bahwa Allah telah berfirman kepada para penghuni langit,
"Dan barangsiapa diantara mereka mengatakan, aku adalah tuhan selain Dia, maka yang demikian Kami hendak membalasnya (neraka) Jahannam. Seperti itu Kami membalas para pelaku kezaliman." (Al-Anbiya',21:29). Sedangkan Dia berfirman kepada Muhammad,
"Sungguh, Kami telah membuka untukmu (Muhammad) pembukaan yang nyata; agar Allah mengampuni bagimu apa yang telah lalu dari dosamu dan apa yang akan datang, dan menyempurnakan nikmat-Nya atasmu, dan membimbingmu pada jalan yang lurus." (Al-Fath,48:1-2).
Mereka lantas menanyakan keunggulan baginda atas para nabi mulia, dan Ibnu Abbas mengingatkan mereka tentang firman Allah, "Dan tiada Kami mengutus seorang Rasul pun kecuali dengan lisan kaumnya agar menjelaskan kepada mereka. Kemudian Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan membimbing siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Ibrahim,14:4) Sedangkan Dia berfirman kepada Nabi Muhammad, "Dan Kami tidak mengutusmu (Muhammad) melainkan untuk seluruh umat manusia, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan." (Saba',34:28).
Kholid bin Ma'dan adalah salah satu dari sekelompok Sahabat yang bertanya kepada Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, "Ya Rasulullah, ceritakan kepada kami tentang diri anda?" kemudian baginda bersabda, "Aku adalah doa leluhurku Ibrahim, ketika beliau berdoa "Wahai Penguasa kami, utuslah kepada mereka seorang rasul dari mereka." (Al-Baqoroh,2:129). Isa (Yesus) juga memberi kabar gembira tentang aku."
Baginda melanjutkan, "Ketika ibuku mengandung aku, beliau melihat cahaya keluar dari beliau yang menerangi gedung-gedung Bushro di tanah Syam."
Lalu baginda berbicara mengenai persusuannya seraya bersabda, " Tatkala aku bersama saudara angkatku dibelakang tenda kami tengah mengembala hewan kepunyaan kami, tiba-tiba dua orang lelaki yang mengenakan pakaian putih membawa bejana dari emas berisi salju datang kepadaku. Mereka membaringkan aku, kemudian membelah hati dan perutku, lalu membasuhnya dengan salju tersebut, hingga mereka telah membersihkannya lantas mengembalikannya seperti semula.
Sesudah itu, salah satunya berkata kepada temannya: 'Timbanglah baginda dengan sepuluh orang dari umatnya.' Maka aku ditimbang dengan sepuluh orang tersebut, namun aku lebih berat dari mereka.
Lalu dia berkata, 'Timbanglah baginda dengan seratus orang dari umatnya.'
Aku pun ditimbang dan masih lebih berat dari mereka.
Dia berkata lagi, 'Timbanglah baginda dengan seribu orang dari umatnya.' Setelah ditimbang, aku tetap lebih berat dari mereka." Lantas malaikat itu berkata, 'Jika engkau menimbangnya dengan seluruh umatnya, baginda tetap lebih berat dari mereka semua.'''
Anas berkata, "Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, yang saat itu tengah bermain dengan beberapa anak. Malaikat Jibril mengambil baginda dan kemudian membaringkan baginda. Dia membelah dada baginda, mengambil hati baginda dan membersihkannya.
Lalu Malaikat Jibril menghilangkan sebuah noda hitam dari baginda seraya berkata, 'Ini porsi (bagian) setan di dalammu.' Setelah itu, dia mencuci hati baginda dengan air Zam-Zam dari sebuah bejana emas, lalu menutupnya dan mengembalikan pada keadaan semula. Anak-anak pergi ke ibu susu mereka sambil berkata, "Muhammad telah dibunuh!" Tak lama kemudian, baginda kembali pada mereka dan mereka menyambut baginda, sementara raut muka baginda nampak pucat pasi." Anas menambahkan, "Aku melihat ada bekas jahitan di dada baginda."
Abdullah bin Mas'ud berkata, "Sungguh Allah memandang pada hati para hamba, kemudian memilih diantara mereka hati Muhammad. Dia memilih baginda untuk diri-Nya sendiri dan mengutus baginda dengan Risalah-Nya."
SAHIH SHIFA
KESEMBUHAN
Seri ke-8
ISRO’ MI’ROJ NABI MUHAMMAD
PUJIAN DAN KESEJAHTERAAN ATASNYA
Karya
Hakim Agung Abulfadl Iyad
wafat tahun 1123M / 544H
Periwayat Hadis
Muhaddis Agung Hafiz Abdullah Bin Siddiq
Perevisi
Muhaddis Abdullah Talidi
Diadaptasikan oleh
Abdi Hadis Syekh Ahmad Darwish (Arab)
Anne Khadeijah (Inggris)
Siti Nadriyah (Indonesia)
Copyright © 1984-2013 Allah.com Muhammad.com. Hak Cipta dilindungi
Keajaiban Perjalanan Malam dan Kenaikan ke Langit (Isro' Mi'roj)
Allah menganugerahkan Nabi Muhammad mukjizat Perjalanan Malam dari Mekah ke Yerusalem dan kenaikan ke langit. Baginda menjadi imam para nabi didalam solat dan naik hingga mencapai Sidratul Muntaha (Pohon Lotte).
Baginda juga mendapat anugerah Percakapan dengan Sang Penguasa, melihat aneka hal-hal gaib, serta menyaksikan sebagian tanda-tanda terbesar keagungan Penguasa seluruh alam.
(Syekh Ahmad Darwish menambahkan: Hafiz Ibnu Hajar berkomentar mengenai tulisan Hakim Iyad terkait peristiwa Isro’ Mi’roj (Perjalanan Malam dan Kenaikan ke langit), dengan menghadirkan beragam pendapat berbobot yang beliau susun rapi dalam satu untaian. Beragam pendapat tersebut telah disepakati kebenarannya oleh para ulama’ dan telah turun temurun dari satu kelompok ulama’ ke kelompok ulama dimasa selanjutnya hingga kemudian sampai kepada Hafiz Ibnu Hajar.
Hakim Iyad dan para ulama’ besar yang mendalami sejarah Rasulullah berpendapat bahwa baginda mengalami mimpi terlebih dahulu, sehingga baginda siap untuk kenaikan menakjubkan yang sebenarnya dengan jiwa dan raga baginda. Ini adalah keadaan akhir yang dijadikan orang-orang kafir sebagai bahan pemicu perdebatan. Karena jika hanya sebuah mimpi, tentu mereka tidak memperdebatkan Isro’ Mi’roj yang terjadi dengan badan dan ruh baginda.
Hendaknya disadari, ketika beberapa hadis dilaporkan sepotong demi sepotong dengan sanad-sanad (rantai pelaporan) yang sahih, maka membutuhkan seseorang yang benar-benar ahli dalam ilmu hadis untuk mengatur dan mengurai untaian hadis tersebut. Jika tidak ada pakar hadis yang bisa dijadikan sandaran, untuk mereka yang tidak mempunyai pengetahuan mendalam dibidang hadis, kemungkinan akan mendapati adanya kontradiksi meski sebenarnya tidak ada.
Pakar hadis paling terkemuka, Hafiz bin Hajar, yang kedalaman ilmu pengetahuan serta pemahamannya telah diakui dunia, diberkati dengan kemampuan untuk mengatur untaian hadis seputar Isro’ Mi’roj dan persiapan sebelum terjadinya Isro’Mi’roj dari sumber riwayat yang sahih.
Dari penelitian Hafiz bin Hajar, kita jadi tahu bahwa pendahuluan peristiwa Isro’ Mi’roj terjadi pada malam hari di rumah Ummu Hani - berada di lembah Abu Thalib - dimana Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, kebetulan sedang beristirahat. Tiba-tiba, atap rumah Ummu Hani membelah terbuka, itulah sebuah rumah tertentu yang dimaksud oleh baginda ketika baginda berkata "suatu rumah" karena di sanalah saat itu baginda tinggal. Pada malam itu, Malaikat Jibril datang kepada baginda dan membawa baginda dari rumah tersebut menuju Masjidilharam. Baginda tengah beristirahat dalam keadaan antara tidur dan terjaga saat Malaikat Jibril muncul. Lalu Malaikat Jibril membawa baginda ke Hijr Ismail, dari sana mereka menuju pintu Masjidilharam, dan baginda kemudian menunggang Buroq, inilah awal mula terjadinya peristiwa Isro’ Mi’roj. Perjalanan Malam disebut Isro’ sedangkan kenaikan ke langit yang terjadi di Yerusalem disebut Mi’roj.
Hafiz bin Hajar juga telah menyusun rapi beragam laporan mengenai pembukaan dada baginda, dimana salah satunya adalah untuk persiapan Isro' dan Mi'roj. Peristiwa pertama menceritakan penghilangan sebuah titik hitam, sedang pembukaan lainnya hanya sekedar pencucian dengan air Zam-Zam dan pengisian hati dan dada baginda dengan keimanan)
Pada peristiwa Isro’ Mi’roj atau Perjalanan Malam yang Menakjubkan, Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, menjadi pemimpin solat semua nabi mulia; bercakap-cakap dengan Allah; melihat banyak hal-hal yang gaib; dan naik sampai ke Sidratul Muntaha (Pohon Lote) yang dekat dengan Taman Pengayom (Jannatul Ma’wa), serta menyaksikan tanda-tanda paling besar keagungan Allah.
Dari peristiwa Isro’Mi’roj, dapat diketahui keunggulan dan ketinggian derajat Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya. Peristiwa menakjubkan ini juga telah disebutkan didalam Al-Qur'an dan penjelasan lebih rinci terdapat didalam kutipan kenabian (hadis) sahih.
Allah berfirman, "Maha Suci Dia yang telah memperjalankan penyembah-Nya (Muhammad) pada suatu malam dari Masjidil Haram (Mekah) sampai Masjidil Aqso (Yerusalem) yang Kami telah memberkati sekelilingnya untuk memperlihatkannya sebagian dari tanda-tanda Kami. Sungguh Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (Al-Isro',17:1)
Allah berfirman,
“1. Demi bintang ketika terbenam.
2. Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.
3. Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.
4. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
5. Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.
6. Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.
7. Sedang dia berada di ufuk yang Tinggi.
8. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi.
9. Maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi).
10. Lalu dia menyampaikan kepada hambaNya (Muhammad) apa yang Telah Allah wahyukan.
11. Hatinya tidak mendustakan apa yang Telah dilihatnya.
12. Maka apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang Telah dilihatnya?
13. Dan Sesungguhnya Muhammad Telah melihatnya (yakni Jibril, dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
14. (yaitu) di Sidratil Muntaha.
15. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal,
16. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.
17. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.
18. Sesungguhnya dia Telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (An-Najm, 53:1-18.)
Orang-orang Islam sama sekali tidak meragukan peristiwa besar yang menakjubkan ini, karena Allah telah memberi kesaksian didalam Al-Qur'an yang suci tentang peristiwa tersebut. Ada sejumlah besar kutipan kenabian (hadis) sahih yang menjelaskan serta menerangkan lebih terperinci berbagai keajaiban dan keistimewaannya. Insya Allah, beberapa informasi yang telah disampaikan dibagian sebelumnya, disambung informasi tambahan berikutnya, akan lebih mencerahkan pandangan umat manusia untuk nilai keagungan Isro’Mi’roj.
Anas bin Malik diberitahu Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, yang bersabda, "Buroq dibawa kepadaku, ia adalah hewan putih, lebih tinggi dari keledai, tetapi lebih kecil dari bagal (hasil peranakan kuda dengan keledai). Jarak langkah Buroq sejauh pandangan matanya. (Syekh Darwish menambahkan: ini berarti perjalanan dengan kecepatan cahaya). Aku mengendarainya hingga aku tiba di Baitul Muqoddas (Yerusalem). Lalu aku menambatkan Buroq pada ring yang biasa digunakan para nabi (untuk menambatkan kendaraan mereka). Sesudah itu aku memasuki masjid, dimana aku solat dua rakaat didalamnya. Ketika aku keluar, malaikat Jibril membawakanku dua ceret, yang satu berisi susu dan yang satunya berisi arak. Aku memilih bejana yang berisi susu dan Jibril berkata, 'Engkau telah memilih tabiat yang baik."
Kemudian kami naik bersama ke langit pertama, dan Jibril minta dibukakan. Sebuah suara bertanya, 'Siapa anda?' Dia menjawab, 'Jibril'. Lalu bertanya lagi, "Siapa yang bersama anda?" Jibril menjawab, 'Muhammad'. Dan bertanya lagi, 'Apakah dia telah diutus?' Jibril menjawab, 'Baginda telah diutus'. Kemudian pintu dibuka untuk kami.
Disana ada nabi Adam yang menyambutku, dan mendoakan kebaikan untukku. Kemudian kami naik bersama ke langit kedua, dan Jibril minta dibukakan. Sebuah suara bertanya, 'Siapa anda?' Dia menjawab, 'Jibril'. Lalu bertanya lagi, "Siapa yang bersama anda?" Jibril menjawab, 'Muhammad'. Dan bertanya lagi, 'Apakah dia telah diutus?' Jibril menjawab, 'Baginda telah diutus'. Kemudian pintu dibuka untuk kami.
Disana ada dua sepupu bersaudara, nabi Isa putra Maryam dan nabi Yahya putra Zakaria. Mereka menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku. Kemudian kami naik ke langit ketiga, maka hal yang sama terjadi dan pintu dibuka untuk kami. Aku bertemu nabi Yusuf yang telah diberi setengah dari seluruh ketampanan anak turun nabi Adam, dan beliau juga menyambutku serta mendoakan kebaikan untukku. Kemudian kami naik ke langit keempat, dan terjadi hal yang sama. Disana ada nabi Idris, beliau menyambutku serta mendoakan kebaikan untukku. Firman Allah tentang nabi Idris, "Dan Kami telah mengangkatnya pada tempat yang tinggi." (Maryam,19:57).
Setelah itu, kami naik ke langit kelima, dan terjadi hal yang sama. Nabi Harun ada disana, dan beliau menyambutku serta mendoakan kebaikan untukku. Kemudian, kami naik ke langit keenam, dan hal yang sama terjadi. Di sana ada nabi Musa, beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku. Setelah itu kami naik ke langit ketujuh, dan hal yang sama terjadi, dan aku melihat nabi Ibrahim bersandar di Baitul Ma’muur (Rumah Kerumunan) setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat tawaf disana, mereka masuk dan tidak keluar darinya.
Lalu Jibril pergi denganku ke Sidrotul Muntaha (Pohon Lote) yang daunnya seperti telinga gajah dan buah-buahannya seperti belanga. Ketika datang perintah dari Allah, Sidrotul Muntaha menjadi terselubungi dan berubah dalam suatu cara yang tak satupun makhluk yang mampu menggambarkannya disebabkan keindahan mutlaknya. Kemudian, Allah mewahyukan kepadaku apa yang Dia wahyukan, dan Dia mewajibkanku solat lima puluh kali tiap sehari semalam.
Sesudah itu, aku turun hingga sampai kepada Musa dan beliau menanyaiku, "Apa yang telah Penguasamu wajibkan kepada umatmu?" aku menjawab, "lima puluh solat" lantas Musa berkata, "Kembalilah kepada Penguasamu, dan mintalah keringanan kepada-Nya, umatmu tidak akan sanggup mengerjakan itu. Sungguh aku telah menguji Bani Israel, dan berpengalaman dengan mereka." Jadi aku kembali kepada Penguasaku dan meminta, "Wahai Penguasa, ringankanlah untuk umatku." Kemudian Dia menguranginya lima. Lalu aku kembali kepada Musa dan memberitahu, "Telah dikurangi lima untukku." Musa berkata, "Umatmu tidak akan sanggup mengerjakan itu, kembalilah kepada Penguasamu dan mintalah keringanan kepada-Nya."
Maka aku terus datang dan kembali antara Penguasaku, dan antara Musa, hingga Allah berfirman, "Wahai Muhammad, solat lima kali tiap sehari semalam, untuk tiap solat dihitung seperti sepuluh, jadi setara lima puluh kali solat. Barangsiapa berniat melakukan perbuatan baik tetapi tidak melakukannya, ditulis baginya perbuatan baik. Jika melakukannya, ditulis sepuluh untuknya. Barangsiapa berniat melakukan perbuatan buruk tetapi tidak melakukannya, tidak ditulis sesuatupun. Jika melakukannya, ditulis satu keburukan." Kemudian aku turun dan sampai pada Musa serta mengabarinya, lalu beliau berkata, "Kembalilah kepada Penguasamu dan mintalah keringanan kepada-Nya." Lantas Rasulullah berkata: Aku telah berkali-kali kembali kepada Penguasaku hingga aku merasa malu kepada-Nya."
Penjelasan lebih rinci mengenai persiapan Isro’Mi’roj, diriwayatkan oleh Abu Dzar yang menuturkan bahwa Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, "Atap rumahku membelah terbuka. Jibril turun dan membuka dadaku, kemudian mencucinya dengan air Zamzam. Lalu dia membawa sebuah bejana emas berisi hikmah dan keimanan, yang dituangkan ke dalam dadaku, sesudah itu menutupnya. Dia meraih tanganku, dan naik denganku ke langit."
(Sisipan Syeikh Darwish: Silakan lihat catatan pengantar bab ini yang berkaitan dengan: Hafiz Ibnu Hajar berkomentar mengenai tulisan Hakim Iyad terkait peristiwa Isro’ Mi’roj (Perjalanan Malam dan Kenaikan ke langit), dengan menghadirkan beragam pendapat berbobot yang beliau susun rapi dalam satu untaian. Banyak hadis sahih yang membahas peristiwa tersebut secara lebih terperinci, baik yang mengenai fase mimpi sebagai fase pengenalan maupun fase peristiwa yang sebenarnya. Hakim Iyad juga telah mengupas kejadian-kejadian yang berkenaan dengan Perjalanan Malam (Isro' Mi'roj) dengan menarik kita pada laporan dari beberapa Sahabat.)
Ibnu Syihab memberitahu sabda baginda, "Setiap nabi berucap kepadaku 'Selamat datang nabi yang saleh dan saudara yang saleh', kecuali nabi Adam dan nabi Ibrahim yang berucap, 'Anak laki-laki yang saleh'."
Hadis tersebut juga dilaporkan Ibnu Abbas yang menambahkan, "Lalu dia (Jibril) naik denganku hingga aku mencapai dataran tinggi, disana aku mendengar Goresan Pena."
Malik bin Sho'shoah memberitahu kita percakapan baginda dengan Musa, baginda bersabda, "Ketika aku melewati Musa, beliau menangis. Musa ditanya, 'Mengapa engkau menangis?' Musa menjawab, 'Penguasa, ini pemuda yang diutus sesudahku, umatnya yang masuk surga lebih banyak daripada umatku."
(Sisipan Syeikh Darwish: Anda mungkin ingin tahu mengapa nabi Musa menangis. Ini karena umat beliau yang terdiri dari orang-orang yang menyembah dan memuji Allah sendirian, jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan umat Nabi Muhammad. Baginda bahagia memiliki lebih banyak penyembah yang memuji Allah sendirian, karena baginda berperan penting dalam membimbing mereka.)
Abu Hurairah memberitahu bahwa Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, "Aku melihat diriku dalam kelompok para nabi, dan ketika waktu solat tiba, aku mengimami mereka. Ada yang berkata kepadaku, 'Wahai Muhammad! Ini malaikat malik, penjaga neraka, ucapkan salam kepadanya', lalu aku berbalik, tetapi dia menyalamiku lebih dulu."
Ibnu Mas'ud memaparkan bahwa baginda bersabda, "Dia (Jibril) membawaku hingga akhir Sidrotul Muntaha (Pohon Lote), yang berada di langit keenam. Apapun (perbuatan baik) yang naik dari bumi berakhir disana (di Sidratul Muntaha) kemudian diterima disana, dan apapun yang datang dari atas berakhir disana kemudian diterima disana. Allah berfirman, "Saat Sidratulmuntaha diselubungi apa yang menyelubungi." (An-Najm,53:16). Ibnu Mas’ud berkata, "Hamparan emas."
Dalam versi lain berbunyi, "Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, diberi tiga perkara. Diberi solat lima waktu, penutup surah Al-Baqoroh, dan pengampunan untuk siapapun yang berdosa besar dari umatnya yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun."
(Sisipan Syeikh Darwish: Manusia tidak dapat menembus keterbatasan mereka sebab mereka seolah-olah terhijab (terselubungi). Sang Pencipta tidak pernah absen, tapi pada saat yang sama Dia tidak bisa diakses melalui keterbatasan mata manusia, bagaimanapun, kelak di Surga mereka yang beriman akan bisa melihat-Nya)
Dostları ilə paylaş: |