Design+Style Magazine
Di awal abad ke 20, banyak majalah yang terbit khusus mengulas mengenai berbagai aliran pada desain grafis; poster, tipografi, dan litografi. Berangsur-angsur, sesuai dengan perkembangan waktu, di mana publikasi makin jauh jangkauannya, di antara majalah-majalah tersebut sudah ada yang mencakup semua aspek di segala bidang.
Ada satu majalah grafis yang memposisikan Switzerland sebagai pusat desain grafis era sesudah perang dunia II. Namanya Graphis, pertama kali dipublikasikan di Zurich tahun 1944. Format dari majalah tersebut menggunakan beberapa tatacara pradigma; layout menggunakan grid, publikasi dengan menggunakan 3 bahasa, yaitu: Prancis, Jerman dan Inggris. Selain terfokus ke grafis desain kontemporer, majalah ini juga menampilkan ulasan historikal, teknik cetak mencetak dan seni grafis, serta semua yang dianggap seperti kerajinan, namun bertentangan dengan industri desain grafis.
Tampilan sebuah majalah tergantung dari keputusan desain mengenai format, cover, internal pase, dan isi artikel, sama seperti pemilihan jenis huruf dan penerapan image untuk desain satu halaman. Art Director—yang mengkoordinasi semua elemen—diakui sebagai suatu aktivitas, pertama kali “diproklamirkan” di Amerika Serikat tahun 1920, di mana sebuah badaan yang bernama Art Directors Club terkenal sebagai satu divisi tenaga kerja yang mempunyai spesialisasi dalam bidang desain untuk sebuah publikasi.
Desain majalah modern mencapai puncak kejayaannya di tahun 1950 dan 1960-an dengan adanya New York Style (desain dengan gaya New York).
Tapi di akhir abad ini, gambaran umum mengenai majalah menjadi banyak macamnya dan ini (New York Style) hanya menjadi satu dari banyak style yang bisa ditiru. Style majalah dalam 20 tahun terakhir mempunyai kontribusi dalam perubahan ini dengan munculnya tantangan pemikiran mengenai desain dan isi. Tantangan ini muncul sebagai reaksi atas majalah-majalah yang sudah mapan. Tapi didominasi oleh sponsor. Pada tahun pertama, beberapa style majalah menentang ketentuan yang ada untuk menarik generasi muda, khususnya mereka yang mengerti topik yang sedang “in” dan satu bahasa dalam segala pandangan. Kategori baru ini bernama “infotainment”, di mana mereka mengundang pembaca untuk melihat dan menambah pengetahuan tentang musik, pakaian, desain, film, dan olahraga. Demi identitas baru ini, mereka berani menolak sponsor yang tidak sejalan dan satu bahasa dengan pembaca mereka.
Terry Jones, co-editor dan art director dari i-D, keluar dari Vogue untuk membuat majalah baru yang lebih independen. Alasan lainnya adalah ketertarikannya dalam mengikuti perkembangan gaya dan budaya anak muda di Inggris. Majalahnya yang baru ini mencakup fashion, musik, film, pameran, dan tari. Khususnya memberi ruang untuk Punk, Post Punk, dan aliran baru romantisisme. Ketika pemerintahan konservatif Margaret Thatcher berlawanan dengan tujuan generasi muda, ide kreatif dan negaranya yang banyak pengangguran, slogan i-D—“Do it with your self”—seakan menyadarkan pembacanya, bahwa mereka tidak butuh mode kelas tinggi. Laporan pertama i-D adalah mengenai fashion jalanan.
Nama i-D didapat dari singkatan untuk “identity” dan logonya yang bergambar orang tersenyum dan mengedipkan mata juga diambil dari nama i-D itu sendiri. Cover pertamanya dicetak dengan tinta pendar dan bahan pokok dengan format landscape, lalu berubah untuk kesempurnaan penjilidan, dan format vertikal yang konvensional untuk kebutuhan display di toko-toko. Memfokuskan liputannya hanya pada fashion, sehingga majalah ini pernah dijuluki sebagai “The Ultimate Fashion Victim’s Bible”.
Beberapa tahun kemudian, typographer Inggris, guru dan editor majalah Herbert Spencer menemukan majalah Typgraphica. Pada tahun 1967 ia menulis: “Saya mulai merencanakan Typographica, pada musum gugur 1948, karena saya percaya hal ini adalah satu kebutuhan penting untuk majalah, terutama untuk typografi, yang akan dilihat oleh jangkaun internasional dan mengupas, serta menganalisis yang ada.”
Typographica pertama muncul dalam format yang besar dan konvensional namun menarik, dan layout yang didapat dari buku typografi. Majalah ini mengulas mengenai literatur typografi untuk para pencetak dan desainer, juga termasuk di dalamnya bisnis cetak dan perubahan teknik pada industri. Tahap demi tahap, Spencer memperkenalkan kepada pembacanya desainer Eropa semasa perang, seperti Werkman, Bill el Lissizky, Rodchenco, Bayer, Sanberg, Barlewi, Zwart dan Shcuitema. Seperti membuat catatan sejarah, Spencer menampilkan para seniman kontemporer, penyair, dan typographer, seperti Edward Wright, Massin, Diter Rot (sebelumnya dikenal dengan Dieter Roth) dan Richard Hamilton,—Spencer menyebut mereka sebagai “Pioneers of modern typography”—yang kemampuannya sudah tidak diragukan lagi.
Seri kedua majalah-majalah, dimulai pada tahun 1960, lahirnya modernisme pada penampilan. Kertas warna, huruf bertekstur atau lembar transparan dan format yang lebih kecil dan ramping dikombinasikan untuk memberi kesan kontemporer.
Pada seri kedua ini, banyak ditampilkan elemen-elemen yang aneh/unik pada majalah di mana penulisan artikelnya menggunakan bahasa daerah/tradisi. Selama bertahun-tahun karangan visual dipublikasikan pada subjek seperti tanda/rambu lalu lintas, coal-hole covers, Dutch Chocolate Latters dan masih banyak lagi. Perhatian pada huruf dan ornamen tradisional mencerminkan bagaimana bertahannya modernisme di Inggris—yang merupakan penggabungan antara sensibilitas romantic dan daya tarik kosmopolitan Eropa.
Pada tahun 1958, ketika Neue Grafik pertama kali dipublikasikan, Switzerland secara luas diakui sebagai pusat fungsional desain grafis modern. Melalui para desainer dan kontribusi mereka pada pendidikan desain grafis—tapi yang paling signifikan adalah publikasi mereka yang diarahkan pada masyarakat iternasional—membuat reputasi negara ini tetap terjaga.
Neu Grafik berlanjut sampai tahun 1965, dengan desain tampilan yang konsisten. Pada Co-editornya antara lain Josef Muller-Brockmann dan Han S Neuburg, pelukis Richard P. Lohse, dan Carlo Vivarelli, seorang arsitek dan seniman yang bekerja pada studio Boggeri. Dengan empat kolom grid dan teks dalam bahasa Jerman, Inggris dan Prancis, majalah dikemas secara rasional, desain yang konstrukstiv, melahirkan beberapa aturan sistem desain, dan berfungsi sebagai alat komunikasi publik. Semua itu merepresentasikan puncak kejayaan era modernisme sebelum terjadinya perubahan sosial dan budaya di akhir tahun 60-an.
Dikutip dari majalah IMAGING PLUS, edisi 01 tahun 2004.
(Vinsensius Sitepu)
Dostları ilə paylaş: |