Desain mobil itu semata-mata berurusan dengan emosi atau perasaan (emotional thing), karena itu pilihannya cuma apakah Anda menyukainya atau tidak.
Kalimat itu dikemukakan oleh Satoshi Wada (43), desainer senior Audi asal Jepang, saat menerangkan tentang desain New Audi A6. Mengenakan setelan jas necis berwarna coklat muda, Satoshi Wada duduk di atas kursinya sambil menerangkan prinsip-prinsip yang dianut Audi dalam mendesain mobil-mobilnya.
Satoshi Wada mengatakan, dalam mendesain sebuah mobil, ia menyenangi desain yang sederhana. Karena desain yang sederhana itu bersifat terbuka sehingga mudah diutak-atik lagi sekehendak hati. Dalam ceramahnya tentang desain, ia bolak-balik menyebutkan tentang kesederhanaan, desain yang berkualitas, dan bahwa desain itu merupakan hal yang berurusan dengan emosi.
Menurut dia, di luar faktor teknis, seperti aerodinamis, ada banyak hal yang harus diperhitungkan dalam mendesain mobil. Keindahan, performa mobil, dan karakter merek merupakan beberapa hal penting yang harus diperhitungkan dalam mendesain mobil.
Ia mengungkapkan bahwa desain mobil itu pekerjaan sekali jadi. Saat masih berupa di atas kertas saja, desain itu berulang kali digonta-ganti. Setelah gambar bentuknya disepakati oleh tim, dibuatlah model mobil itu dari tanah liat. Kemudian model dari tanah liat itu dibahas lagi, jika tidak ada persoalan barulah dibuatkan model 1:1 (sebesar aslinya). Dan, kalau segala sesuatunya beres, barulah dibuat mobilnya. Semua proses itu memakan waktu yang cukup lama.
Dibandingkan dengan 120 tahun yang lalu, ketika mobil baru diciptakan, kini tidak ada mobil yang tidak dihasilkan oleh para desainer. Saat pertama kali diciptakan 120 tahun lalu, sebuah mobil hanya sebuah mesin yang mampu bergerak dengan tenaga yang dihasilkannya sendiri. Karena pada saat itu para perumus dan penemu mobil tersebut adalah orang-orang teknik, maka tidak mengherankan jika pada awalnya bentuk mobil didasarkan pada bentuk kereta kuda.
Dalam perkembangan selanjutnya, bentuk mobil yang mirip kereta kuda itu mulai ditinggalkan. Tuntutan para pembeli akan mobil yang semakin nyaman, bertenaga, dan bergengsi membuat peranan orang-orang teknik itu mulai berkurang, dan mereka digantikan oleh pelukis dan artis grafis.
Keterlibatan pelukis dan artis grafis dalam merancang atau mendesain sebuah mobil telah melahirkan mobil-mobil yang mempunyai cita rasa mengingat dalam mendesain mobil para pelukis dan artis grafis itu menggunakan perasaannya. Sebagai akibatnya, bentuk mobil semakin lama semakin menarik dan enak dilihat.
Namun, walaupun dalam mendesain mobil faktor perasaan sangat dominan, tetapi faktor-faktor teknis tidak bisa diabaikan, misalnya pengaruh aliran udara atau angin pada kecepatan sebuah mobil (aerodinamis). Dalam merancang bentuk sebuah mobil, aerodinamis menjadi kata kunci yang harus selalu diperhitungkan. Bentuk sebuah mobil haruslah mulus, dalam arti tidak memiliki bentuk-bentuk yang dapat menahan aliran udara, atau yang dalam bahasa Inggris disebut streamlining.
Desain yang dihasilkan Ferdinand Porsche menjadi panutan dan pegangan desainer-desainer Jerman dalam mendesain mobil selama beberapa dekade. Desain Ferdinand Porsche itu diberi nama mobil Kdf (Kraft durch Freude, Strength through Joy), yang kemudian menjadi Volkswagen Beetle pada tahun 1930-an.
Setelah Perang Dunia II, desain mobil-mobil Jerman menggunakan nilai-nilai baru di mana performa mobil dan karakter merek harus tercermin dalam tampilan dan sosok mobil. Dan, karena mobil-mobil tersebut juga diekspor ke negara-negara lain, maka selain prinsip yang mereka pegang, para desainer mobil juga harus memperhitungkan bahwa sosok mobil itu juga dapat diterima di negara-negara lain yang mempunyai kebudayaan yang berbeda.
Kehadiran seorang desainer Jepang di sebuah perusahaan Jerman itu sangat menarik. Sulit membayangkan sebuah perusahaan Jerman mau menerima seorang Jepang menjadi desainer senior mereka. Sebab itu, pikiran pertama yang memasuki benak adalah pastilah orang itu hebat. Dan, pikiran itu memang tidak berlebihan.
Lulusan Musashino Art University, Tokyo, pada Jurusan Desain Produk (1980-1984) dan Royal College of Art pada Jurusan Desain dan Pemahatan Kendaraan (1989-1991), sebelumnya telah bekerja sebagai desainer eksterior untuk Nissan sejak tahun 1984.
Ia bergabung dengan Audi pada tahun 1998. Niatnya untuk pindah ke Audi itu muncul pada musim panas tahun 1997, saat ia melihat desain Audi di suatu pameran mobil internasional. "Saya terkesan karena kesederhanaan dan kualitas desainnya," kata Satoshi Wada. Niat itu bertambah besar setelah mengetahui bahwa filosofilah yang mendasari seluruh desain Audi, dan bukan profit oriented seperti pada banyak perusahaan pembuat mobil lain.
Sumber : HU. KOMPAS, Rabu, 08 September 2004
Desain Situs Web: Internet vs Intranet
Mendesain situs web memang tidak mudah. Perlu perencanaan dan melihat calon audience (pengakses) yang akan mengunjungi situs yang Anda buat. Tulisan kali ini akan sedikit membahas mengenai perbedaan desain suatu situs internet dengan situs intranet.
Dilihat dari scope audience maka desain sebuah situs bisa dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar yaitu:
- Internet
- Intranet
Situs yang diperuntukkan untuk diakses orang seluruh dunia melalui World Wide Web (internet) tentu akan memiliki desain yang berbeda dengan situs yang diperuntukkan hanya untuk dilihat di lingkungan perusahaan/corporate (intranet). Berikut ini akan dijelaskan beberapa aspek untuk desain situs internet dan intranet.
Desain situs untuk internet
Situs yang di-online-kan ke internet pasti mempunyai tujuan agar sering dikunjungi orang. Intinya adalah memaksimalkan kontak dengan pengunjung situs dan membuat agar pengunjung situs Anda berlama-lama untuk berada pada situs Anda. Untuk tujuan itu maka situs Anda harus berisi informasi yang menarik (atau dibutuhkan pengunjung) dan juga dibantu dengan aspek-aspek visual seperti menambahkan animasi dan lain sebagainya.
Selain itu desain situs untuk internet haruslah bisa diakses dengan cepat. Ini dikarenakan pengunjung situs Anda bisa datang dari mana saja di belahan penjuru dunia, baik yang menggunakan akses broadband yang berkecepatan tinggi sampai yang hanya akses menggunakan modem dan ISP yang relatif lambat. Ini berarti penggunaan gambar (images) dan animasi (flash) harus dipikirkan seefektif dan seefisien mungkin agar tidak berpengaruh kepada performa situs.
Contoh dari situs untuk internet misalnya situs e-commerce, situs berita, situs yang berisi company profile dan portofolio dan lain sebagainya.
Desain situs untuk intranet
Situs yang di-online-kan hanya untuk lingkup perusahaan/organisasi/corporate (intranet) mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari para karyawan atau anggota perusahaan tersebut saja. Kesimpulannya adalah situs-situs yang ditujukan untuk kepentingan intranet biasanya berisi informasi yang padat dan dikategorikan berdasarkan ketentuan perusahaan.
Selain itu yang juga tak kalah penting adalah kemampuannya untuk bisa mencari informasi dengan cepat melalui fasilitas pencarian data.
Contoh situs-situs yang ditujukan untuk kepentingan intranet misalnya seperti corporate intranet portal yang melayani informasi HRD, informasi umum, pengumuman dan lain sebagainya. Seorang karyawan tidak akan suka berlama-lama di situs intranet dan cenderung akan memanfaatkan situs intranet untuk mendukung pekerjaannya.
Desain grafis untuk situs intranet bisa jadi sedikit lebih bebas dalam artian bisa menggunakan gambar (image) atau animasi (flash) lebih banyak. Ini dikarenakan situs intranet hanya diakses pada lingkungan jaringan intranet perusahaan yang notabene akan lebih cepat.
Sumber : www.sony-ak.com
(Indra Darmawan)
Dostları ilə paylaş: |