Zakariyyâ berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku tanda sebagai bukti terjadinya apa yang Engkau kabarkan kepadaku." Allah berfirman, "Tandanya adalah kamu tidak boleh bercakap-cakap selama tiga malam, sedangkan lidah dan indera kamu dalam keadaan sehat."
Zakariyyâ pun kemudian keluar dari tempat salatnya menuju kaumnya, lalu memberi isyarat kepada mereka agar bertasbih kepada Allah pada waktu pagi dan petang.
Yahyâ lahir dan tumbuh menjadi remaja. Lalu ia diseru dan diperintah untuk menjalankan apa yang ada di dalam kitab Tawrât dengan sungguh-sungguh. Sesungguhnya sejak masa kanak-kanak, Allah telah memberinya pemahaman yang kuat terhadap agama dan hukum-hukum.
Allah telah membiasakan Yahyâ dengan sifat belas kasih dan jiwa yang mulia serta mendidiknya untuk bertakwa.
Dan Allah menjadikannya seorang yang selalu berbakti dan berbuat baik kepada kedua orangtuanya serta tidak menjadikannya orang yang sombong kepada manusia dan berbuat maksiat kepada Allah.
Ia terpelihara dan terlindung dari bahaya pada hari kelahiran, kematian dan hari ia dibangkitkan hidup kembali.
Ceritakanlah, wahai Muhammad, kisah Maryam yang ada di dalam al-Qur'ân, saat ia menjauhkan diri dari keluarganya dan dari manusia ke suatu tempat yang berada di sebelah timur dari tempat tinggalnya.
Dan Maryam pun memasang tabir antara dirinya dan mereka. Lalu Allah mengutus Jibrîl kepadanya dalam bentuk manusia yang sempurna, supaya ia tidak takut jika melihatnya dalam bentuk malaikat yang tidak dikenal.
Maryam berkata, "Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dari dirimu, jika kamu benar-benar seorang yang bertakwa dan takut kepada Allah."
Malaikat Jibrîl berkata, "Aku hanyalah seorang utusan dari Tuhanmu, untuk menjadi perantara dalam pemberian seorang anak laki-laki yang suci dan baik kepadamu."
Maryam berkata, "Bagaimana aku dapat mempunyai anak, sedang aku tidak pernah disentuh oleh seseorang pun, dan aku bukan seorang pezina."
Jibrîl berkata, "Benar apa yang kamu katakan. Kamu memang tidak pernah disentuh seorang pun. Kendatipun demikian, Tuhanmu telah berfirman, 'Pemberian anak tanpa seorang bapak adalah soal yang mudah bagi-Ku, agar menjadi bukti bagi manusia akan besarnya kekuasaan Kami, dan untuk menjadi rahmat bagi orang yang menjadikannya sebagai petunjuk. Sesungguhnya penciptaan 'Isâ adalah sesuatu yang telah ditetapkan, dan pasti terjadi'."
Kehendak Allah pun terwujud. Maryam pun mengandung 'Isâ a. s. sesuai dengan kehendak-Nya. Maryam, dengan kandungan itu, menjauhkan diri dari manusia di tempat yang jauh.
Rasa sakit hendak melahirkan memaksa Maryam untuk bersandar dan menutup dirinya pada pangkal pohon kurma. Ia membayangkan kemungkinan sikap ingkar keluarganya terhadap kelahiran anaknya kelak. Ia pun berharap cepat meninggal dunia supaya kejadian ini tidak lagi berarti dan cepat dilupakan.
Maryam kemudian diseru oleh malaikat dari tempat yang rendah di bawahnya, "Janganlah kamu bersedih hati karena kesendirian, tidak ada makanan dan minuman serta karena gunjingan orang. Sesungguhnya Allah telah menjadikan anak sungai di dekatmu.
Dan gerakkan pangkal pohon kurma itu ke arahmu, ia akan menjatuhkan buahnya yang baik kepadamu(1). (1) Buah kurma yang matang mengandung zat makanan utama yang mudah dicerna. Karena itu, kurma menjadi makanan yang baik untuk wanita setelah melahirkan (masa nifas).
Makanlah dari buah kurma itu dan minumlah serta bersenang-senanglah. Jika kamu melihat seseorang mengingkari perkara ini, maka berilah isyarat bahwa kamu sedang berpuasa bicara dan tidak akan berbicara kepada siapa pun hari itu.
Maryam mendatangi kerabatnya sambil membawa 'Isâ. Dengan rasa heran dan ingkar, mereka berkata kepadanya, "Sesungguhnya kamu telah membawa sesuatu yang amat buruk dan mungkar."
"Wahai kerabat Hârûn, Nabi yang bertakwa dan taat," kata mereka lagi, "bagaimana kamu melakukan hal itu, padahal bapakmu sama sekali bukan orang yang tak bermoral, dan ibumu pun bukan seorang pezina."(1). (1) Dalam Ensiklopedia Britanica disebutkan bahwa al-Qur'ân telah melakukan kesalahan sejarah ketika mengatakan bahwa Maryam adalah saudara Hârûn seperti termaktub pada ayat di atas. Padahal antara Hârûn, saudara Mûsâ, dan Maryam terdapat jarak ratusan tahun. Ensiklopedi itu lupa bahwa arti "saudara" di sini bukan dalam arti hubungan darah, tetapi "saudara" atas dasar kesamaan sikap, seperti disebut dalam kamus Lisân al-'Arab. Dengan demikian, sebutan bahwa Maryam saudara Hârûn adalah saudara dalam arti orang yang mempunyai kesamaan sifat kebaikan dan ketakwaan.
Maryam menunjuk anaknya, 'Isâ a. s., supaya mereka berbicara langsung kepadanya. Lalu mereka berkata, "Bagaimana kami dapat berbicara dengan anak kecil yang masih dalam buaian?"
Ketika 'Isâ mendengar perkataaan mereka, Allah lalu menjadikannya dapat berbicara, "Sesungguhnya aku adalah hamba Allah yang akan diberi kitab Injîl. Allah akan memilihku menjadi seorang nabi.
Allah menjadikan aku sebagai orang yang diberkati, mengajarkan kebaikan dan mendatangkan kebaikan bagi manusia. Dia memerintahkanku untuk melakukan salat dan menunaikan zakat selama hidupku.
Dia juga memerintahkanku untuk berbakti kepada ibuku, dan tidak menjadikan aku bersikap aniaya kepada manusia, serta celaka karena berbuat maksiat kepada-Nya.
Aku akan memperoleh keamanan dari Allah pada hari kelahiranku, hari kematianku dan hari kebangkitanku kembali dari kematian."
Orang yang bersifat seperti itu adalah 'Isâ putra Maryam. Inilah pernyataan yang benar tentang dirinya yang banyak dipertentangkan oleh orang-orang yang mendustakannya dan yang kenabiannya diragukan oleh banyak orang.
Tidak benar bahwa Allah mempunyai anak--Mahasuci Allah dari hal itu. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, niscaya kehendak-Nya itu akan terlaksana. Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Dengan berkata, "Jadilah," maka akan terwujud makhluk yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhan kalian. Maka sembahlah Dia, dan jangan sekali-kali kalian menyekutukan-Nya. Dan apa yang aku serukan kepada kalian ini adalah jalan menuju kebahagiaan.
Meskipun begitu, orang-orang Ahl al-Kitâb berselisih paham tentang 'Isâ, dan terbagi-bagi menjadi beberapa kelompok. Maka, azab yang pedih disediakan bagi mereka saat mendatangi hari perhitungan, menyaksikan hari kiamat dan menerima balasan yang amat buruk.
Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka bertemu dengan Allah! Tetapi pada hari ini, karena sikap mereka yang menzalimi diri sendiri dan tidak mau memanfaatkan pendengaran dan penglihatannya ketika di dunia, mereka benar-benar sesat dari kebenaran.
Wahai Rasul, berilah peringatan kepada orang-orang yang zalim tentang suatu hari tatkala mereka menyesal atas kelalaian mereka terhadap hak Allah dan hak mereka sendiri, sementara pada saat itu perkara mereka telah diputuskan dan sudah menerima balasan. Sesungguhnya mereka di dunia telah lalai dengan hari itu, karena mereka tidak percaya akan hari kebangkitan dan pembalasan.
Ketahuilah wahai manusia, sesungguhnya Allahlah yang mewariskan alam dengan segala seisinya ini. Dan perhitungan untuk mereka ada pada Allah.
Wahai Rasul, ceritakanlah kepada manusia kisah Ibrâhîm yang terdapat dalam al-Qur'ân. Ibrâhîm sungguh seorang yang sangat benar perkataan dan perbuatannya dan seorang yang mendapatkan wahyu dari Allah.
Ingatlah ketika Ibrâhîm berkata dengan lemah lembut kepada bapaknya, "Wahai Bapak, mengapa engkau menyembah berhala yang tidak dapat mendengar dan melihat, juga tidak dapat mendatangkan kebaikan untukmu dan tidak dapat menolak kejahatan dari dirimu?
Wahai Bapak, sesungguhnya aku telah memperoleh ilmu pengetahuan tentang Allah melalui wahyu yang tidak kamu peroleh, juga pengetahuan tentang kewajiban manusia terhadap Tuhannya. Oleh karena itu, ikutilah aku dan berimanlah kepada apa yang aku serukan kepadamu, niscaya aku akan tunjukkan kepadamu jalan lurus yang membawamu kepada kebenaran dan kebahagiaan.
Wahai Bapak, janganlah engkau menaati setan untuk menyembah berhala seperti yang diajaknya kepadamu. Sesungguhnya setan itu selalu mendurhakai Allah dan menentang perintah-Nya.
Wahai Bapak, sesungguhnya aku khawatir jika kamu terus berada dalam kekufuran, kamu akan ditimpa azab yang sangat pedih dari Allah, sehingga menjadi teman setan, yang saling menolong, di dalam neraka."
Dengan sikap ingkar, bapaknya berkata dan mengancam Ibrâhîm, "Wahai Ibrâhîm, mengapa kamu berpaling dari tuhan-tuhanku dan mengajakku untuk menyembah Tuhanmu? Jika kamu tidak berhenti mencela tuhanku, akan aku lempari kamu dengan bebatuan. Berhati-hatilah kamu terhadapku dan tinggalkanlah aku untuk waktu yang lama sampai reda amarahku kepadamu."
Ibrâhîm bersikap lembut terhadap bapaknya, lalu mengucapkan salam perpisahan seraya berkata, "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, dan aku akan memohon kepada Tuhanku agar engkau mendapatkan petunjuk dan ampunan. Sesungguhnya Tuhanku selalu menyayangiku dan berada di dekatku.
Kini tibalah saatnya aku meninggalkan kalian semua dan menjauhi apa yang kalian sembah selain Allah. Aku akan menyembah Tuhanku semata, dengan harapan Dia akan menerima ketaatanku dan tidak menyia- nyiakan harapanku."
Ketika Ibrâhîm telah memisahkan diri dari bapaknya, kaumnya, dan tuhan-tuhan mereka, Allah kemudian memuliakannya dengan memberikan kepadanya keturunan yang saleh, pada saat-saat ia hampir putus asa. Sebab, kala itu, ia dan istrinya telah sampai pada batas umur yang tidak mungkin lagi memperoleh keturunan. Allah menganugerahkan kepadanya Ishâq, dan dari Ishâq Allah memberi Ya'qûb yang semuanya dijadikan nabi.
Lebih dari kenabian, Kami pun memberikan mereka banyak kebaikan agama dan dunia dengan rahmat Kami. Kami memberikan pula kenangan baik yang abadi kepada mereka melalui buah tutur yang baik lagi terhormat yang selalu menyebut mereka.
Wahai Muhammad, ceritakan pula kepada mereka kisah Mûsâ yang ada di dalam al-Qur'ân. Sesungguhnya ia adalah orang yang tulus jiwa, hati dan jasmaninya kepada Allah. Dan ia telah dipilih sebagai nabi dan rasul.
Mûsâ Kami beri kemuliaan dan Kami panggil di gunung Thûr. Ia pun mendengar panggilan Tuhannya dari arah kanan. Sebagai pemuliaan, ia Kami dekatkan dan Kami pilih untuk bermunajat kepada Kami.
Kami berikan kepadanya sebagian dari rahmat dan nikmat Kami. Selain itu, saudara Mûsâ, Hârûn, juga Kami jadikan nabi untuk membantu dalam menyampaikan risalah.
Wahai Muhammad, ceritakan juga kepada mereka kisah Ismâ'îl yang ada di dalam al-Qur'ân. Sesungguhnya ia adalah orang yang menepati janji. Ismâ'îl telah berjanji kepada bapaknya untuk sabar dan tabah atas penyembelihan dirinya, dan ia menepatinya. Lalu ia diganti, dengan seekor kambing, dan dimuliakan dengan membawa misi kerasulan dan kenabian.
Ia menyuruh keluarganya untuk mendirikan salat dan menunaikan zakat. Dan ia adalah seorang yang mendapatkan tempat yang mulia berupa keridaan Tuhannya.
Wahai Muhammad, ceritakan juga kepada mereka kisah Idrîs yang ada di dalam al-Qur'ân. Sesungguhnya Idrîs adalah seorang yang benar perkataan dan perbuatannya. Allah telah memberikan anugerah kenabian kepadanya.
Dengan kenabian itu, ia diangkat ke derajat yang tinggi.
Orang-orang yang Kami berikan berbagai kenikmatan dunia dan akhirat yang telah disebutkan tadi, yaitu para nabi dari keturunan Adam dan keturunan orang-orang yang telah diselamatkan melalui bahtera Nûh, keturunan Ibrâhîm seperti Ismâ'îl, keturunan Ya'qûb seperti nabi-nabi Banû Isrâ'îl, dan orang-orang yang Kami beri petunjuk kepada kebenaran dan Kami pilih untuk meninggikan kalimat Allâh, adalah orang-orang yang apabila mendengar ayat-ayat Allah yang dibacakan kepada mereka, mereka segera sujud dan tunduk kepada Allah dengan penuh kekhusyukan.
Sesudah orang-orang pilihan itu, datanglah generasi-generasi yang tidak mengikuti petunjuk mereka. Generasi tersebut meninggalkan salat, tidak mau mengambil manfaat dan petunjuk dari salat serta bergelimang dalam kemaksiatan. Kelak, mereka akan menerima balasan kesesatan mereka di dunia dan akhirat.
Tetapi mereka yang segera bertobat, beriman dan beramal saleh, sesungguhnya Allah akan menerima pertobatan mereka. Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga, dan pahala mereka tidak akan dikurangi sedikit pun.
Surga ini adalah tempat abadi yang telah dijanjikan Sang Pengasih kepada para hamba-Nya yang bertobat dan mempercayai-Nya meskipun mereka tidak pernah melihat-Nya. Mereka pasti akan memasukinya. Sungguh janji Allah itu pasti akan ditepati.
Di dalam surga itu mereka tidak berkata dan tidak mendengar perkataan yang tidak berguna. Mereka hanya mendengar perkataan yang baik dan damai. Rezeki mereka di dalamnya sangat luas dan selalu terjamin.
Allah hanya memberikan surga itu kepada orang-orang yang bertakwa di dunia dengan meninggalkan maksiat dan selalu taat.
Ketika mereka telah masuk dan menetap di surga, mereka berkata dengan memuji kepada Allah, "Kami tidak akan masuk surga dan tidak akan berpindah-pindah di dalamnya dari satu tempat ke tempat yang lain, kecuali dengan perintah Allah dan karunia-Nya. Sesungguhnya Allah adalah Maharaja dan Maha Pengatur lagi Maha Mengetahui masa depan dan masa lalu kami serta apa yang terjadi di antara keduanya. Allah tidak akan lupa dengan janji-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa.
Allah adalah Pencipta yang memiliki kerajaan langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya. Dialah yang mengatur keduanya dan hanya Dia yang patut disembah. Maka sembahlah Dia, wahai manusia, dan sabarlah dalam beribadah kepada-Nya dengan penuh ketenangan. Tidak ada selain Dia yang patut disembah atau diberi nama dengan salah satu nama-nama yang dimiliki-Nya.
Dengan penuh rasa heran terhadap peristiwa kebangkitan, manusia berkata, "Bagaimana aku akan dibangkitkan kembali setelah aku mati?"
Bagaimana mungkin ia merasa heran dengan kekuasaan Allah untuk membangkitkan kembali manusia di akhirat. Apakah ia tidak ingat bahwa Allah telah menciptakannya di dunia dari ketiadaan? Bukankah, menurut logika, menciptakan kembali itu lebih mudah daripada memulainya?
Jika kebangkitan itu suatu keanehan yang diingkari oleh orang-orang kafir, maka demi Tuhan yang telah menciptakan, memelihara dan membesarkanmu, pada hari kiamat nanti, Kami pasti akan mengumpulkan orang-orang kafir bersama setan-setan yang selalu menggoda mereka dengan kekafiran. Dan Kami akan mendatangkan mereka di sekeliling neraka jahanam dalam keadaan--karena ketakutan mereka yang amat sangat--berlutut penuh kehinaan.
Kemudian, dari tiap-tiap golongan, akan ditarik seseorang di antara mereka yang paling durhaka dan sombong kepada Allah. Lalu ia akan dimasukkan terlebih dahulu ke dalam siksa yang pedih sebelum yang lain.
Kami lebih mengetahui siapa yang paling berhak masuk neraka dan merasakan kobaran apinya lebih dahulu sebelum mereka.
Kalian semua, tanpa terkecuali, pasti akan mendatanginya. Orang-orang Mukmin hanya akan melihat dan melewatinya. Sementara orang-orang kafir akan masuk ke dalamnya. Semua itu pasti akan terjadi sesuai dengan ketetapan Allah.
Kemudian Kami benar-benar akan memberikan kasih sayang Kami kepada orang-orang yang bertakwa, sehingga mereka selamat dari neraka jahanam. Sedangkan orang-orang yang menzalimi diri mereka akan Kami biarkan berlutut kaki di dalam neraka jahanam sebagai siksa bagi mereka.
Semasa hidup di dunia, jika ayat-ayat Allah yang jelas petunjuknya dibacakan kepada orang-orang kafir, mereka menentangnya. Dengan membanggakan harta dan kelompok, mereka berkata kepada orang-orang yang beriman, "Nasib kalian tidaklah sama dengan nasib kami di dunia. Kedudukan kami lebih baik dari pada kedudukan kalian. Demikian juga kedudukan kami di akhirat yang kalian yakini itu."
Hendaknya orang-orang kafir itu mengambil pelajaran dari umat-umat terdahulu yang dihancurkan oleh Allah karena ingkar kepada-Nya. Padahal, ketika di dunia, umat-umat itu lebih baik kedudukannya, lebih banyak hartanya dan lebih gagah dalam pandangan mata ketimbang mereka. Allah telah membinasakan mereka karena kekufuran. Jejak mereka itu sebenarnya dapat dijadikan sebagai nasihat bagi setiap orang yang ingin menjadikannya pelajaran.
Wahai Rasul, katakanlah kepada mereka, "Barangsiapa berada dalam kesesatan dan kekufuran, maka Allah akan menangguhkan dan memanjangkan umurnya sehingga ia bertambah zalim dan sesat." orang-orang kafir itu akan selalu mengatakan kepada orang-orang yang beriman, "Di antara dua golongan, Mukmin dan kafir, siapakah yang lebih baik kedudukan dan tempat pertemuannya?" Hingga ketika mereka menyaksikan apa yang dijanjikan kepada mereka--adakalanya dalam bentuk penyiksaan orang-orang muslim di dunia terhadap mereka dengan pembunuhan dan penawanan, atau dalam keadaaan terhina di akhirat--saat itulah mereka baru menyadari bahwa merekalah yang lebih buruk kedudukannya dan lebih lemah penolong-penolongnya.
Adapun orang-orang yang beriman terhadap ayat-ayat Allah, ketika mendengar ayat-ayat itu mereka langsung menerimanya. Dengan begitu, Allah menambahkan petunjuk-Nya kepada mereka untuk berbuat baik. Amalan-amalan saleh itu lebih baik dan lebih kekal pahalanya di sisi Allah.
Hendaknya kamu merasa heran, wahai Muhammad, terhadap orang kafir yang mengingkari ayat-ayat Allah dan tertipu oleh kehidupan dunia, sehingga mengingkari hari kebangkitan dan, dengan nada mengolok-olok, berkata, "Sesungguhnya di akhirat yang kalian yakini keberadaannya, Allah akan memberikan kepadaku harta dan anak yang dapat aku banggakan di sana." Ia mengira bahwa akhirat itu seperti dunia. Ia lupa bahwa akhirat merupakan tempat pembalasan bagi kebaikan dan kejahatan. Sesungguhnya kemuliaan di akhirat hanya dapat diperoleh dengan amal saleh.
Apakah orang kafir itu dapat melihat yang gaib, sehingga ia memberi kabar dengan benar; atau, ia telah membuat perjanjian dengan Allah, sehingga sangat berpengharapan?
Hendaknya ia menyudahi kebohongan yang dibuatnya. Sebab Kami akan memperhitungkan kebohongannya itu. Siksa yang akan menimpanya diperpanjang sampai batas yang tak dapat diperkirakan.
Harta dan anak yang mereka banggakan saat di dunia akan dirampas dan dibinasakan. Kelak di akhirat, ia akan datang seorang diri: tanpa harta, anak dan penolong.
Orang-orang kafir itu telah menjadikan banyak tuhan selain Allah untuk disembah, dengan harapan tuhan-tuhan itu dapat memberi syafaat kepada mereka di akhirat kelak.
Hendaknya mereka menghindari prasangka seperti itu. Sebab, tuhan-tuhan itu kelak akan mengingkari penyembahan terhadap diri mereka. Mereka justru akan menjadi musuh orang-orang musyrik yang menuntut agar mereka disiksa.
Tidakkah kamu mengetahui, wahai Rasul, sesungguhnya Kami telah menguatkan pengaruh setan terhadap orang-orang kafir sehingga ia dapat menguasai dan mendorong mereka untuk menentang kebenaran. Mereka pun tunduk mengikuti setan.
Wahai Rasul, janganlah kekufuran mereka membuat hatimu susah. Dan jangan pula tergesa-gesa memintakan siksa untuk mereka. Sesungguhnya mereka dibiarkan di dunia sampai batas waktu tertentu, dan akan dihitung amal perbuatan dan dosa-dosa mereka untuk dihisab di akhirat kelak.
Wahai Rasul, ingatlah pada suatu hari Kami akan mengumpulkan orang-orang yang bertakwa di dalam surga Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai utusan dan kelompok yang terhormat.
Sementara orang-orang yang durhaka dihalau menuju ke neraka jahanam dalam keadaan dahaga, layaknya seperti binatang yang kehausan saat dihalau menuju air.
Pada hari itu, tak seorang pun yang mendapat syafaat, kecuali orang yang mendapat izin dari Allah karena adanya suatu perjanjian.
Sesungguhnya orang-orang musyrik, Yahudi dan Nasrani telah benar-benar mengatakan, "Sesungguhnya Allah mempunyai anak berupa malaikat atau manusia."
Wahai orang-orang yang mengatakan demikian, dengan berkata seperti itu, sesungguhnya kalian telah mendatangkan sesuatu yang tidak dapat diterima oleh akal sehat.
Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi terbelah serta gunung-gunung runtuh berkeping-keping.
Bencana di bumi, langit dan gunung hampir saja terjadi karena mereka menyatakan bahwa Allah mempunyai anak.
Sangatlah tidak masuk akal jika Allah mempunyai anak. Sebab pernyataan seperti itu menunjukkan bahwa Allah itu baharu (hâdits) dan membutuhkan sesuatu.
Tidak ada seorang pun yang ada di langit dan bumi, melainkan akan datang kepada Allah pada hari kiamat sebagai seorang hamba yang tunduk kepada ketuhanan-Nya.
Sesungguhnya ilmu Allah itu meliputi mereka dan amal perbuatannya. Tak ada seorang pun dari mereka beserta amal perbuatannya yang tidak diketahui oleh Allah.
Pada hari kiamat, mereka semua akan datang kepada Allah sendiri-sendiri, tanpa penolong, anak dan harta benda.
Sesungguhnya orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh, akan dicintai oleh Allah dan manusia.
Kami telah memudahkan al-Qur'ân dengan bahasamu, agar kamu dapat memberi kabar gembira berupa perkenan dan nikmat Allah kepada orang yang mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Juga, agar kamu memberi peringatan berupa murka Allah dan siksa-Nya kepada orang yang ingkar dan membangkang.
Wahai Rasul, janganlah kedurhakaan mereka kepadamu itu membuatmu bersedih. Sesungguhnya Allah telah menghancurkan banyak umat dan generasi terdahulu karena kekufuran mereka. Mereka semua telah binasa sehingga tak seorang pun dari mereka yang dapat kamu lihat dan kamu dengar suaranya.
[[20 ~ THAHA Pendahuluan: Makkiyyah, 135 ayat ~ Seluruh ayat, yang berjumlah 135, dalam surat ini diturunkan di Mekah, kecuali ayat 130 dan 131. Surat ini dimulai dengan penyebutan dua huruf yang digunakan untuk menunjukkan kemukjizatan al-Qur'ân dan untuk menarik perhatian orang-orang yang mendengarnya. Setelah itu, dijelaskan kedudukan al-Qur'ân yang mulia dan terhormat karena diturunkan oleh Allah swt., Sang Penguasa langit dan bumi yang mengetahui semua rahasia. Selanjutnya, dijelaskan kisah Nabi Mûsâ dengan Fir'aun, awal mula diutusnya Mûsâ, permohonan Mûsâ agar Hârûn dijadikan penolong dan pembantunya, serta keadaan mereka berdua saat bertemu dengan Fir'aun setelah sebelumnya mereka merasa takut bertemu karena kezalimannya. Di sela-sela itu Allah menjelaskan perjalanan hidup Nabi Mûsâ a. s. Dalam surat ini, juga dipaparkan dialog yang terjadi antara Mûsâ dengan Fir'aun dan Mûsâ dengan para ahli sihir, kekhawatiran Mûsâ akan kalah di hadapan para penyihir, tongkat Mûsâ yang berubah menjadi ular dan menelan semua tali yang mereka lemparkan, sikap akhir para tukang sihir yang menyatakan beriman dan penyiksaan Fir'aun terhadap mereka. Selain itu, diceritakan pula kisah Mûsâ dan Banû Isrâ'îl yang selamat dari kejaran Fir'aun yang tenggelam ketika mengikuti mereka setelah air laut terbelah, sampai ke bukit Thûr. Disebutkan bahwa ketika di sana, Mûsâ meninggalkan kaumnya guna bermunajat kepada Tuhan, lalu Sâmiriy menghasut mereka agar menyembah patung anak lembu yang terbuat dari emas. Patung tersebut dapat menimbulkan suara akibat angin yang masuk ke dalam rongga patung itu. Nabi Mûsâ murka dengan kejadian itu, kemudian menarik kepala Hârûn. Kemudian, dalam surat ini diterangkan juga kesudahan nasib yang menimpa Sâmiriy. Allah mengisyaratkan agar kisah Mûsâ dan kisah-kisah lainnya dapat dijadikan pelajaran. Pada bagian akhir surat ini terdapat beberapa wasiat untuk bersabar, menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik, perintah melaksanakan salat, kerancuan tuntutan orang-orang musyrik ketika meminta mukjizat selain al-Qur'ân dan petunjuk Allah tentang hikmah diutusnya para rasul. Sebagai khatimah, surat ini ditutup dengan penjelasan bahwa orang-orang kafir akan mendapat siksa, dan orang-orang Mukmin akan mendapat pahala.]] Thâ, Hâ. Allah sengaja mengawali surat ini dengan menyebut dua huruf fonemis itu, seperti pada beberapa surat lain, untuk menantang orang-orang yang ingkar, di samping sebagai isyarat bahwa al-Qur'ân tersusun dari huruf-huruf yang mereka gunakan dalam tutur bahasa mereka sehari-hari. Kendati demikian, mereka tetap tidak mampu mendatangkan satu surat pendek atau beberapa ayat saja yang serupa dengan surat dan ayat al-Qur'ân.
Dostları ilə paylaş: |