Orang-orang yang mengingkari hari kebangkitan itu bertanya kepadamu, Muhammad, tentang nasib gunung-gunung pada hari kiamat yang kamu bicarakan itu. Jawablah bahwa Allah akan menghancur- leburkannya bagai pasir, lalu menerbangkannya dengan tiupan angin hingga bertebaran. (?)
Dengan demikian, setelah gunung-gunung itu dihancurkan, bekas tempatnya menjadi rata dengan tanah.
Kamu tak akan lagi melihat dataran rendah atau dataran tinggi di muka bumi. Bumi seolah-olah belum pernah dijamah dan dibangun sebelumnya.
Pada hari kiamat, setelah bangkit dari kuburnya, manusia akan mengikuti dengan pasrah seruan yang mengajak mereka berkumpul di padang Mahsyar. Tak seorang pun dapat berbelok ke kanan atau ke kiri. Saat itu, semua suara pun merendah tenang dan takut akan kebesaran Sang Maha Pengasih. Yang terdengar hanyalah bisikan.
Pada hari itu syafaat dari seseorang menjadi tak berguna lagi, kecuali dari orang yang mendapat kemuliaan, izin dan perkenan dari Allah untuk mengucapkan kata syafaat. Hari itu syafaat juga menjadi tak berguna lagi, kecuali bagi orang yang mendapat izin dari Sang Maha Pengasih untuk memperolehnya. Yaitu orang yang dahulunya beriman yang perkataan tauhid dan imannya mendapat perkenan Allah.
Allah mengetahui ihwal mereka yang telah lalu di dunia dan apa yang akan mereka hadapi di akhirat. Dialah yang mengatur segala urusan mereka dengan ilmu-Nya. Mereka tidak akan pernah tahu pengaturan dan kebijaksanaan Allah.
Pada hari itu, semua muka menjadi hina dan tertunduk kepada Sang Mahahidup, yang tidak pernah mati, yang mengatur semua urusan makhluk-Nya. Orang-orang yang menzalimi dirinya di dunia lalu menyekutukan-Nya tidak akan mendapatkan keselamatan dan pahala pada hari itu.
Sedangkan orang yang melakukan amal saleh dan membenarkan apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw., maka ia tidak usah khawatir akan ditambah keburukannya atau dikurangi kebaikannya.
Seperti penjelasan yang benar inilah--sebagaimana telah lalu dalam surat ini berupa pengagungan Allah, kisah Mûsâ dan berita tentang hari kiamat--Allah menurunkan al-Qur'ân dalam bahasa Arab yang jelas, yang mengandung berbagai bentuk ancaman, dibuat secara berulang-ulang, agar mereka menjauhi kemaksiatan, dan agar al-Qur'ân selalu memperbaharui nasihat dan pelajaran bagi mereka.
Allah berada di atas segala prasangka, Mahasuci dari sifat serupa dengan makhluk-Nya, Maharaja yang dibutuhkan oleh para penguasa dan rakyat jelata. Ketuhanan dan keagungan-Nya mahabenar. Jangan tergesa-gesa, Muhammad, membaca al-Qur'ân sebelum malaikat menyampaikannya dengan sempurna kepadamu. Katakan, "Ya Tuhan, tambahlah ilmuku melalui al-Qur'ân dan pemahaman maknanya."
Sungguh telah Kami wasiatkan kepada Adam sejak semula sebelummu, Muhammad, agar tidak melanggar perintah Kami. Tetapi Adam kemudian lupa lalu melanggar perjanjian itu. Sejak semula, Kami tidak menemukan tekad dan kemauan yang kuat pada dirinya untuk membentengi diri dari perangkap dan bisikan setan.
Ingatlah, wahai Muhammad, ketika Allah memerintahkan para malaikat untuk menghormat Adam sesuai dengan cara yang dikehendaki-Nya, kemudian mereka pun melaksanakan perintah itu. Tetapi iblis, sebangsa jin, yang sedang berada bersama mereka saat itu, melanggar perintah itu. Ia pun akhirnya dikeluarkan dan diusir oleh Allah.
Maka Allah pun berfirman kepada Adam, "Setan yang melanggar perintah-Ku untuk menghormatmu itu adalah musuh bagimu dan isterimu, Hawâ'. Oleh karena itu, waspadalah terhadap godaannya untuk berbuat maksiat yang dapat menyebabkan kalian keluar dari surga. Dengan begitu, kalian akan hidup celaka setelah keluar dari surga.
Sebenarnya, sudah merupakan tugas Kami untuk memenuhi kebutuhan hidupmu di dalam surga, hingga kamu tidak akan pernah merasa lapar dan telanjang di dalamnya.
Di dalam surga itu pula, kamu tak akan pernah merasa haus dan tak akan pernah merasakan teriknya matahari seperti yang dirasakan oleh orang yang berusaha keras di luar surga."
Lalu setan membisikkan bujukan kepada Adam dan istrinya untuk memakan buah pohon yang terlarang dengan berkata, "Hai Adam, aku akan menunjukkan kepadamu sebuah pohon. Siapa yang memakan buahnya akan mendapat nikmat keabadian dan kerajaan yang tak akan pernah punah di dalam surga."
Setan pun menunjukkan pohon terlarang itu, sehingga Adam dan istrinya terpedaya dengan rayuannya dan lupa akan larangan Allah. Mereka akhirnya memakan buah pohon itu. Seketika, aurat mereka tersingkap sebagai balasan atas ketamakannya yang menyebabkan mereka lupa dan melanggar larangan Allah. Mereka kemudian memetik daun pohon surga untuk menutupi auratnya yang tersingkap. Begitulah, Adam telah melanggar perintah Tuhannya. Peristiwa itu terjadi sebelum ia diangkat sebagai nabi. Ia pun akhirnya tidak memperoleh keabadian yang diharapkan. Rusaklah hidupnya.
Setelah itu, Allah memilih Adam untuk membawa pesan-pesan suci-Nya. Allah pun menerima pertobatannya dan memberinya petunjuk untuk meminta ampun dan beristigfar.
Allah memerintahkan Adam dan istrinya untuk keluar dari surga, turun ke bumi. Kepada mereka, Allah memberitahukan bahwa akan terjadi permusuhan di antara keturunan mereka berdua kelak. Selain itu, Allah juga memberikan petunjuk dan bimbingan kepada mereka. Siapa saja yang mengikuti petunjuk itu, pasti tidak akan terjerumus ke dalam perbuatan dosa di dunia dan tidak akan celaka dan tersiksa.
Tetapi, sebaliknya, siapa saja yang tidak mau menerima petunjuk Allah dan tidak pula menaati-Nya, ia tak akan mendapat kebahagiaan hidup di dunia, sehingga tak akan pernah merasa puas dengan pemberian Allah dan tak akan pasrah dengan qadlâ' dan qadar-Nya. Sehingga, begitu hari kiamat tiba, ia akan datang ke tempat perhitungan untuk dibalas atas dosa-dosanya, dalam keadaan tidak mampu berkilah dan beralasan. Ia bagai orang buta, seperti ia buta terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah ketika hidup di dunia dulu.
Dalam situasi seperti ini, dengan gentar ia menanyakan Tuhannya, "Ya Tuhan, mengapa Kau buat aku lupa akan alasan-alasanku dan tidak mampu memohon maaf? Mengapa pula Kau tempatkan aku seperti orang buta, sedangkan di dunia aku bisa melihat apa saja yang ada di sekitarku, mendebat dan mempertahankan diri?"
"Itulah yang terjadi," kata Allah kepadanya. "Dahulu, ketika bukti-bukti dan rasul-rasul Kami datang kepadamu di dunia, kamu melupakannya dan berpura-pura buta: tidak melihat dan tidak mempercayainya. Begitu pula hari ini: kamu ditinggalkan dan dilupakan dalam siksaan dan kehinaan.
Balasan buruk seperti ini Kami berikan di dunia untuk orang yang berbuat maksiat dan mendustakan Allah dan ayat-ayat-Nya. Sesungguhnya siksaan di akhirat benar-benar lebih pedih dan lebih abadi daripada siksaan di dunia."
Kenapa mereka berpura-pura buta terhadap ayat-ayat Allah, padahal sudah jelas bagi mereka bahwa Kami telah memusnahkan banyak bangsa terdahulu, akibat kekufuran mereka? Kenapa pula mereka tidak mengambil pelajaran dari bangsa-bangsa yang dihancurkan itu, padahal mereka berjalan di bekas rumah dan tempat tinggal bangsa-bangsa itu, dan menyaksikan bekas-bekas siksaan yang menimpa mereka? Sesungguhnya pemandangan itu merupakan pelajaran bagi orang-orang yang berakal sehat.
Kalau bukan karena ketentuan Tuhanmu sebelumnya untuk menunda penyiksaan mereka hingga waktu yang ditentukan, yaitu hari kiamat, niscaya siksaan itu merupakan keharusan bagi mereka di dunia sebagaimana yang berlaku pada orang-orang kafir terdahulu.
Maka bersabarlah, wahai Rasulullah, dari pendustaan dan hinaan yang mereka ucapkan tentang pesan- pesan sucimu. Sucikanlah Tuhanmu dari hal-hal yang tidak pantas bagi-Nya, dengan memuji-Nya dan terus menerus menyembah kepada-Nya semata, khususnya sebelum matahari terbit dan sesudah matahari terbenam. Sucikanlah dan sembahlah Dia di waktu malam, pagi dan sore hari dengan melakukan salat. Dengan demikian, hubunganmu dengan Allah menjadi tetap sinambung. Oleh karena itu, tetaplah tenang dengan keadaanmu sekarang ini dan puaslah dengan apa yang telah ditetapkan untukmu.
Janganlah kau arahkan pandanganmu kepada kenikmatan yang Kami berikan kepada beberapa golongan orang kafir. Sebab, kenikmatan itu tidak lebih dari sekadar hiasan hidup di dunia yang merupakan ujian Allah terhadap hamba-hamba-Nya. Allah menyimpan kenikmatan yang lebih baik dan lebih abadi dari kenikmatan itu untukmu di akhirat.
Perintahkanlah keluargamu agar selalu mengerjakan salat pada waktunya, sebab salat merupakan tali penghubung paling kuat antara mereka dengan Allah. Kerjakanlah selalu salat itu dengan sempurna. Kami tidak membebanimu untuk menanggung rezeki bagi dirimu. Kamilah yang menjamin rezekimu. Sesungguhnya akibat yang baik, di dunia dan di akhirat, diberikan kepada orang-orang yang baik dan bertakwa.
Orang-orang kafir berkata dengan angkuh, "Mengapa Muhammad tidak mendatangkan kepada kita bukti dari Tuhannya yang dapat kita percaya?" Bagaimana mungkin mereka mengingkari al-Qur'ân, padahal al-Qur'ân itu telah didatangkan oleh Muhammad dengan mengandung berita bangsa-bangsa yang lalu yang juga dikandung dalam kitab-kitab suci sebelumnya, juga mengandung berita tentang kehancuran mereka akibat mendustakan para rasul? Muhammad sungguh tidak mengada-ada dalam hal itu!
Kalau saja Allah menyegerakan siksa kepada orang-orang kafir sebelum Muhammad diutus kepada mereka, niscaya mereka akan berkilah di hari kiamat, "Ya Tuhan, mengapa tidak Engkau utus rasul kepada kami di dunia, yang dikuatkan dengan ayat-ayat untuk kami ikuti, sebelum kami merasakan siksaan dan hinaan di akhirat?" Namun kini, setelah rasul diutus kepada mereka, mereka tidak lagi mempunyai alasan.
Katakan, wahai Rasulullah, kepada para pembangkang itu, "Kita semua sedang menunggu bagaimanakah gerangan akhir perjalanan kita masing-masing. Kalian pasti akan mengetahui siapakah di antara kita pemeluk agama yang benar dan mendapatkan petunjuk Allah."
[[21 ~ AL-ANBIYA' (NABI-NABI) Pendahuluan: Makkiyyah, 112 ayat ~ Surat yang termasuk kelompok surat Makkiyyah dan diturunkan setelah surat Ibrâhîm ini mengandung seratus dua belas ayat. Surat ini diawali dengan penjelasan mengenai hari kiamat yang semakin mendekat, sementara orang-orang musyrik tidak memperhatikan hal itu. Mereka beranggapan bahwa semestinya seorang rasul bukanlah manusia. Tentang al-Qur'ân, mereka sesekali menganggapnya sebagai sihir, lain kali sebagai syair, bahkan kadang-kadang sebagai mimpi kosong belaka. Mereka telah diberi peringatan. Selain itu, terdapat pula penjelasan bahwa para rasul hanyalah manusia biasa, seperti Muhammad, misalnya. Juga terdapat keterangan bahwa orang-orang terdahulu pun ada yang mendustakan para rasul seperti kaum Quraisy mendustakan Muhammad. Allah menuturkan kisah tentang kehancuran mereka dalam surat ini, karena memang hanya Dialah yang mempertahankan dan membinasakan suatu bangsa. Dia pulalah yang memiliki kekusaan di langit dan di bumi, sedang malaikat-malaikat selalu bertasbih kepada-Nya di tempat-tempat peredarannya, tanpa pernah merasa lelah. Juga terdapat penjelasan bahwa langit dan bumi yang kokoh ini adalah bukti kemahaesaan penciptanya. Sebab, kalau ada pencipta lain selain Allah yang ikut serta, tentu langit dan bumi akan hancur. Keterangan bahwa semua rasul membawa misi yang sama, yaitu ibadah kepada Allah semata yang tidak mempunyai anak, juga terdapat dalam surat ini. Tidak ada seorang rasul pun yang mengakui adanya tuhan selain Allah. Kalau ada, maka balasannya adalah neraka jahanam. Selanjutnya, dalam surat ini Allah menjelaskan keagungan ciptaan-Nya dan keajaiban langit dan bumi. Pemaparan kondisi orang-orang musyrik dan orang-orang kafir. Mengingatkan bahwa Allah menjaga manusia. Diisaratkan pula akan balasan orang-orang kafir pada hari kiamat. Pemaparan kisah Nabi Mûsâ dan Hârûn dengan Fir'aun, kisah Nabi Ibrâhîm denan kaumnya, karunia Allah berupa keturunanya yang baik. Pemaparan kisah nabi Lûth dan kaumnya yang musnah. dan kisah nabi Nûh dan kekufuran kaumnya sehingga dihancurkan, kecuali orang yang beriman. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan kisah nabi Sulaymân (Sulaiman), Dâwûd (Daud), Ismâ'îl (Ismail), Idrîs (Idris), Dzû al-Kifl (Zukifli) dan Nabi Yûnus (Yunus) serta Maryam. Dibicarakan pula tentang Ya'jûj dan Ma'jûj. Penjelasan lain yang dipaparkan dalam surat ini adalah tentang perbuatan saleh dan buah dari perbuatan itu, balasan orang-orang yang bertakwa dan berbuat kebaikan serta keadaanya pada hari kiamat, rahmat Allah pada misi kenabian Muhammad, peringatan Allah terhadap orang-orang musyrik, dan bahwa segala ketetapan. Hanya Dialah yang menentukan ketetapan, dan Dia adalah penentu ketetapan yang paling adil.]] Hari kiamat, saat perhitungan orang-orang musyrik itu, telah semakin mendekat, sementara mereka melalaikan kedahsyatannya dan menolak untuk mempercayainya.
Ketika al-Qur'ân yang baru diturunkan dari Tuhan mereka itu datang untuk memberi peringatan tentang apa yang bermanfaat bagi mereka, mereka mendengarnya sambil menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak bermanfaat: bermain seperti kanak-kanak.
Hati mereka pun lengah untuk merenungkannya. Mereka sangat menyembunyikan tipu dayanya terhadap Nabi dan al-Qur'ân, dengan saling mengatakan, "Muhammad hanyalah manusia biasa seperti kalian. Dan seorang rasul hanyalah dari jenis malaikat. Apakah kalian mempercayai Muhammad dan mendatangi majlis sihirnya, padahal kalian menyaksikan bahwa al-Qur'ân adalah sihir?"
Rasulullah berkata kepada mereka, setelah Allah memberitahukannya pembicaraan yang mereka rahasiakan itu, "Tuhanku mengetahui apa yang terucap, baik di langit maupun di bumi. Dia Maha Mendengar setiap yang bisa didengar, lagi Maha Mengetahui segala apa yang akan terjadi."
Bahkan mereka mengatakan bahwa al-Qur'ân merupakan mimpi-mimpi yang kalut yang pernah mereka lihat di dalam tidur. Malah mereka mengada-ada, menisbatkan kebohongan kepada Allah. Kemudian mereka menentangnya dan berkata bahwa Muhammad adalah seorang penyair yang menguasai jiwa para pendengarnya. "Hendaknya ia mendatangkan kepada kita satu mukjizat inderawi yang membuktikan kebenarannya, seperti halnya nabi-nabi terdahulu yang dikuatkan dengan mukjizat," kata mereka.
Orang-orang terdahulu sebelum mereka, yang Kami binasakan setelah mereka tidak mempercayai mukjizat inderawi itu, tidak juga beriman. Apakah mereka akan beriman jika apa yang mereka minta itu dikabulkan?
Orang-orang yang Kami utus sebagai rasul sebelummu, Muhammad, hanyalah orang laki-laki biasa yang kemudian Kami berikan wahyu untuk disampaikan kepada umat manusia. Cobalah kalian bertanya, wahai orang-orang yang ingkar, kepada orang-orang yang tahu tentang kitab-kitab suci samawi, jika kalian tidak tahu.
Kami tidak menjadikan rasul-rasul itu memiliki tubuh yang berbeda dengan tubuh manusia pada umumnya, seperti tahan hidup tanpa makanan berhari-hari, misalnya. Dan mereka bukanlah orang-orang yang hidup abadi di dunia.
Setelah itu, Kami menepati janji yang telah Kami ucapkan kepada mereka. Mereka Kami selamatkan bersama orang-orang Mukmin yang Kami kehendaki. Sedangkan orang-orang kafir yang melampaui batas dalam mendustakan dan mengingkari misi suci para nabi mereka, Kami hancurkan.
Kami sungguh telah menurunkan sebuah kitab suci kepada kalian yang mengandung peringatan buat kalian, kalau kalian tahu dan mau melaksanakan ajarannya. Bagaimana kalian membangkang dan tetap ingkar? Apakah kesombongan dan kebodohan kalian sedemikian rupa, hingga kalian tidak dapat mengerti apa yang sebenarnya bermanfaat bagi kalian lalu kalian cari dan kejar?
Betapa banyak penduduk suatu negeri yang Kami musnahkan akibat sikap kufur dan dusta mereka terhadap para nabi, kemudian Kami gantikan dengan penduduk lain yang kondisi dan kekayaannya lebih baik dari mereka.
Ketika Kami berkehendak memusnahkan mereka, dan mereka merasakan sendiri siksa Kami dan kekuasaan Kami untuk menurunkannya, dengan segera mereka lari mencari pertolongan, persis seperti binatang.
Jangan lari, wahai orang-orang yang ingkar! Sebab tidak ada sesuatu pun yang dapat menyelamatkan kalian dari siksa Allah. Kembalilah ke tempat tinggal dan kenikmatan kalian semula, barangkali para pelayan dan pengikut kalian meminta bantuan dan pendapat kepada kalian seperti dulu. Tapi, bagaimana kalian bisa?
Setelah mendengar ejekan terhadap mereka, dengan meneriakkan "celaka…!" dan yakin bahwa mereka pasti celaka, mereka berkata, "Kami benar-benar telah berbuat zalim ketika kami tidak menerima apa yang sebenarnya bermanfaat, lalu tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhan kami!"
Kata-kata itu masih saja diulang-ulang terus menerus. Maka mereka pun Kami jadikan, dengan siksaan, bagai tanaman yang telah ditunai: diam dan tak lagi dapat hidup.
Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta apa saja yang berada di antara keduanya, dengan tata aturan yang begitu tepat dan indah, dengan main-main. Kami menciptakan semua itu dengan penuh hikmah, yang dapat diketahui oleh orang-orang yang merenung dan berpikir.
Jika memang Kami hendak bermain-main, tentu Kami dapat melakukannya pada kerajaan milik Kami, di mana tak ada yang memilikinya kecuali Kami. Tetapi Kami tidak melakukannya, karena hal itu mustahil dan tidak pantas terjadi pada Kami.
Yang pantas Kami lakukan adalah melontarkan kebenaran kepada sesuatu yang batil, sehingga yang benar itu akan menghilangkan yang batil. Dan kalian, wahai orang-orang kafir, pasti akan binasa karena kebohongan yang kalian buat-buat terhadap Allah dan Rasul-Nya.
Hanya hak Allahlah segala yang ada di langit dan di bumi, baik hak cipta maupun hak milik. Oleh karena itu, hanya Dialah yang pantas disembah. Malaikat-malaikat yang dekat di sisi-Nya itu tidak pernah sombong untuk beribadah dan selalu tunduk kepada-Nya. Mereka tak pernah merasa lelah dan bosan melakukan ibadah yang lama, siang dan malam.
Mereka menyucikan Tuhan Yang Mahaagung dari sifat-sifat yang tak layak disandang-Nya, tiada jenuh- jenuhnya. Sebuah tasbih penyucian yang abadi dan tak terganggu oleh apa pun.
Orang-orang musyrik tidak pernah melakukan ibadah kepada Allah dengan tulus seperti apa yang dilakukan oleh makhluk-makhluk terdekat-Nya. Mereka malah menyembah sesuatu yang tak pantas disembah, seperti bumi, sebagai tuhan selain Allah. Bagaimana mereka menyembah sesuatu selain Allah, padahal ia tidak mampu menghidupkan orang mati?
Seandainya di langit dan bumi ini terdapat beberapa tuhan selain Allah yang ikut mengatur, niscaya sistem yang menjadi dasar penciptaannya dan yang sangat teliti dan tepat akan hancur berantakan. Allah, Pemilik kerajaan ini, Mahasuci dari apa yang dinisbatkan orang-orang musyrik itu.
Allah tidak dihisab dan tidak ditanya mengenai apa yang diperbuat. Karena hanya Dialah yang Agung dan Berkuasa, Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui, hingga tak akan pernah salah dalam melakukan sesuatu. Sementara mereka, sebaliknya, akan dihisab dan ditanya mengenai apa yang mereka perbuat, karena mereka dapat bersalah akibat kelemahan dan kebodohan mereka dan lantaran dikuasai oleh hawa nafsu.
Mereka tidak mengetahui kewajiban mereka terhadap Allah. Bahkan mereka menyembah tuhan-tuhan lain selain Allah tanpa bukti yang masuk akal atau alasan yang benar. Katakan, wahai Rasulullah, "Tunjukkanlah bukti kalian bahwa Allah mempunyai sekutu dalam penguasaan alam, yang menjadi alasan kalian menyekutukan ibadah dengan selain-Nya. Al-Qur'ân yang datang mengingatkan umatku tentang apa yang harus mereka lakukan, dan kitab-kitab suci para nabi sebelumku yang datang mengingatkan umat- umat terdahulu, seluruhnya menyeru kepada pengesaan Allah." Akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui apa yang ada di dalam kitab-kitab suci itu, karena mereka tidak punya perhatian dalam merenunginya. Oleh karena itu, mereka menentang untuk beriman kepada Allah.
Tidak seorang rasul pun sebelummu, Muhammad, yang Aku utus tanpa Aku wahyukan untuk menyampaikan kepada umatnya bahwa tidak ada yang pantas disembah kecuali Aku. Oleh karena itu, tuluslah dalam beribadah kepada-Ku.
Sebagian orang Arab yang kafir berkata, "Tuhan Sang Pemurah mempunyai anak," dengan mengira bahwa malaikat adalah anak perempuan-Nya. Dia Mahasuci dari sangkaan bahwa diri-Nya mempunyai anak. Malaikat hanyalah hamba-hamba yang mendapat kehormatan di sisi Allah dengan kedekatan dan ibadah mereka kepada-Nya.
Mereka tidak pernah mendahului mengucapkan ucapan Allah sebelum mendapat izin untuk itu. Mereka melaksanakan perintah-Nya dan tidak melampaui batas-batas apa yang diperintahkan.
Allah mengetahui seluruh keadaan dan perbuatan mereka--baik yang telah lalu maupun yang akan datang--dan mereka tidak memberi syafaat kecuali kepada orang yang mendapat perkenan Allah. Karena begitu takutnya kepada Allah dan karena selalu mengagungka-Nya, mereka selalu bersikap hati-hati.
Apabila di antara malaikat ada yang berkata, "Aku adalah tuhan selain Allah yang harus disembah," pasti akan Kami balas dengan neraka Jahanam. Balasan seperti ini juga Kami berikan kepada mereka yang melampaui batas-batas kebenaran dan menzalimi dirinya sendiri, dengan mengaku tuhan atau mengakui adanya tuhan lain selain Kami.
Apakah orang-orang kafir itu buta hingga tidak melihat bahwa langit dan bumi pada awalnya penciptaannya adalah satu kesatuan dan saling melekat satu sama lain, lalu--dengan kekuasaan Kami--masing-masing Kami pisahkan? Tidak melihat pulakah mereka bahwa dari air yang tak mengandung kehidupan Kami dapat membuat segala sesuatu menjadi hidup? Lalu, setelah itu mereka tetap juga membangkang dan tidak percaya bahwa tiada tuhan selain Kami?(1). (1) Ayat ini mengungkap konsep penciptaan planet, termasuk bumi, yang belakangan dikuatkan oleh penemuan ilmu pengetahuan mutakhir dengan teori-teori modernnya. Dalam konsep itu dinyatakan bahwa pada dasarnya bumi dan langit merupakan satu kesatuan yang bersambungan satu sama lain. Kenyataan itu pula yang kemudian ditemukan oleh ilmu pengetahuan mdern dengan sejumlah bukti yang kuat. Kata al-fatq pada ayat ini berarti 'pemisahan', yaitu pemisahan bumi dari langit yang sebelumnya menyatu. Ini pula yang kemudian ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern. Ada beberapa teori yang dapat mengungkap sejumlah gejala berkaitan dengan hal ini tetapi tidak dapat mengungkap beberapa gejala yang lain. Hal ini membawa kita kepada satu kesimpulan: tidak ada satu teori pun yang paling akurat dan disepakati oleh seluruh ahli. Namun demikian, berikut ini ada baiknya kalau kita melihat dua dari sejumlah teori itu, sebagai contoh. Teori pertama, berkaitan dengan tercpitanya tata surya, menyebutkan bahwa kabut di sekitar matahari akan menyebar dan melebar pada ruangan yang dingin. Butir-butir kecil gas yang membentuk kabut akan bertambah tebal pada atom-atom debu yang bergerak amat cepat. Atom-atom itu kemudian mengumpul, akibat terjadinya benturan dan akumulasi, dengan membawa kandungan sejumlah gas berat. Seiring dengan berjalannya waktu, akumulasi itu semakin bertambah besar hingga membentuk planet-planet, bulan dan bumi dengan jarak yang sesuai. Penumpukan itu sendiri, seperti telah diketahui, mengakibatkan bertambah kuatnya tekanan yang pada gilirannya membuat temperatur bertambah tinggi. Dan pada saat kulit bumi mengkristal karena dingin, dan melalui proses sejumlah letusan larva yang terjadi setelah itu, bumi memperoleh sejumlah besar uap air dan karbon dioksiada akibat surplus larva yang mengalir. Salah satu faktor yang membantu terbentuknya oksigen yang segar di udara setalah itu adalah aktifias dan interaksi sinar matahari melalui asimilasi sinar bersama tumbuhan generasi awal dan rumput-rumputan. Teori kedua, berkenaan dengan terciptanya alam raya secara umum yang dapat dipahami dari firman Allah Swt. : "…anna al-samâwâti wa al-ardla kânatâ ratqan…" yang berarti bahwa bumi dan langit pada dasarnya tergabung secara koheren sehingga tampak seolah satu massa. Hal ini sesuai dengan penemuan mutakhir mengenai teori terjadinya alam raya. Menurut penemuan itu, sebelum terbentuk seperti sekarang ini, bumi merupakan kumpulan sejumlah besar kekuatan atom-atom yang saling berkaitan dan di bawah tekanan sangat kuat yang hampir tidak dapat dibayangkan oleh akal. Selain itu, penemuan mutakhir itu juga menyebutkan bahwa semua benda langit sekarang beserta kandungan-kandungannya, termasuk di dalamnya tata surya dan bumi, sebelumnya terakumulasi sangat kuat dalam bentuk bola yang jari-jarinya tidak lebih dari 3. 000. 000 mil. Lanjutan firman Allah yang berbunyi "…fa fataqnâhumâ…" merupakan isyarat tentang apa yang terjadi pada cairan atom pertamanya berupa ledakan dahsyat yang mengakibatkan tersebarnya benda-benda alam raya ke seluruh penjuru, yang berakhir dengan terciptanya berbagai benda langit yang terpisah, termasuk tata surya dan bumi. Sedangkan ayat yang berbunyi "wa ja'alnâ min al-mâ'i kulla syay'in hayyin" telah dibuktikan melalui penemuan lebih dari satu cabang ilmu pengetahuan. Sitologi (ilmu tentang susunan dan fungsi sel), misalnya, menyatakan bahwa air adalah komponen terpenting dalam pembentukan sel yang merupakan satuan bangunan pada setiap makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan. Sedang Biokimia menyatakan bahwa air adalah unsur yang sangat penting pada setiap interaksi dan perubahan yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Air dapat berfungsi sebagai media, faktor pembantu, bagian dari proses interaksi, atau bahkan hasil dari sebuah proses interaksi itu sendiri. Sedangkan Fisiologi menyatakan bahwa air sangat dibutuhkan agar masing-masing organ dapat berfungsi dengan baik. Hilangnya fungsi itu akan berarti kematian.
Di antara bukti-bukti kekuasan Kami adalah bahwa Kami menciptakan gunung-gunung yang kokoh di muka bumi, agar tidak goncang dengan ulah mereka. Dan Kami jadikan pula di bumi jalan-jalan yang lapang dan luas agar mereka dapat dengan mudah meniti jalan ke arah yang mereka tuju(1). (1) Hal itu dapat kita pahami kalau kita mengingat bahwa perut bumi merupakan cairan. Apabila kita umpamakan bahwa gunung- gunung itu terletak di beberapa bagian bola dunia bagai karang mahabesar nan tinggi, maka beratnya itu akan mengakibatkan terjadinya pergeseran, perenggangan atau bahkan peretakan pada kulit bumi. Oleh karena itu, Allah Swt. menjadikan gunung-gunung itu sebagai rawâsî, artinya 'yang mempunyai akar yang menancap panjang ke dalam lapisan kulit bumi'. Kedalaman akar itu sendiri disesuaikan dengan ketinggian gunung. Secara sederhana, akar-akar itu dapat diibaratkan seperti pasak penyangga. Selain itu, kerapatan jarak gunug-gunung dan akar-akarnya itu tidak lebih dari kerapatan kulit bumi yang mengelilinginya. Itu semua diciptakan demikian, agar tekanan pada kulit dalam bumi terbagi secara merata ke semua arah. Dengan demikian, tidak akan terjadi pergeseran atau perenggangan pada kulit bumi, karena tekanan yang tersebar secara merata itu hampir tidak menimbulkan pengaruh yang berarti. Di samping itu, distribusi daratan dan lautan pada satu sisi dan adanya gunung-gunung di muka bumi pada sisi lain, seperti dibuktikan ilmu pengetahuan modern, merupakan faktor penyebab keseimbangan pada bumi seperti sekarang ini. Terbukti pula bahwa gunung-gunung yang berat selalu mempunyai bagian bawah yang lunak dan lembut, dan di bawah air samudera selalu terdapat benda-benda yang berat. Dengan demikian, terjadi penyebaran berat di seluruh bagian bumi secara merata dan seimbang. Distribusi sedemikian itu, di mana posisi gunung merupakan dasarnya, memang bertujuan untuk menjaga keseimbangan bola bumi. Maka, di mana terdapat gunung-gunung yang tinggi selalu terdapat pula lembah, dataran rendah atau lorong di antara gunung-gunung itu dan tepi laut atau samudera. Dan itu merupakan jalan yang dapat dilalui.
Dostları ilə paylaş: |