Tidakkah mereka berjalan meniti bumi untuk menyaksikan dengan mata kepala sendiri kehancuran orang-orang zalim dan melakukan pendustaan itu? Barangkali saja hati mereka terbangun dari tidur, memikirkan apa yang harus mereka lakukan terhadap seruan kebenaran yang disampaikan kepada mereka, dan mau mendengarkan berita-berita tentang kehancuran orang-orang kafir yang dapat diambil sebagai pelajaran. Tetapi hati mereka telah buta dan membatu, maka mustahil mereka mau mengambil pelajaran dari apa-apa yang mereka lihat dan dengar. Buta hati, itulah buta yang sebenarnya, dan bukan mata.
Rasa sombong yang ada dalam hati pun kemudian membuat semua orang kafir Makkah tidak mau mempedulikan pelajaran-pelajaran yang ada. Dengan nada menantang dan mengejek, mereka meminta kepadamu, wahai Nabi, untuk mempercepat azab yang pernah kamu janjikan. Azab itu pasti terjadi. Hanya saja, azab itu terjadi pada waktu yang telah ditentukan oleh Allah, baik di dunia maupun di akhirat. Allah tidak mungkin melanggar janji-Nya, walaupun telah berlalu bertahun-tahun lamanya. Karena satu hari menurut-Nya sama dengan seribu tahun menurut perhitungan kalian(1). (1) Ayat ini sebenarnya telah mendahului penemuan hukum relativisme. Yaitu, bahwa waktu yang ada ini adalah nisbi. Dari itu, konsep tentang adanya waktu kosmos yang mutlak, seperti yang diyakini orang sebelum ditemukannya hukum ini, tidak dapat dipertahankan keabsahannya.
Banyak penduduk negeri yang berbuat zalim seperti orang-orang kafir Makkah itu. Aku menangguhkan azab yang, pada saatnya, pasti akan ditimpakan kepada mereka. Hanya kepada-Ku semua orang akan kembali, dan hanya Aku yang kemudian membalas mereka dengan yang seharusnya mereka terima. Dari itu janganlah kalian lalai, wahai orang-orang kafir, akan akibat penangguhan itu!
Katakan, wahai Nabi, kepada orang-orang yang melakukan pendustaan dan memintamu untuk mempercepat azab, "Aku tidak berhak untuk membalas amal perbuatan kalian. Aku hanyalah pemberi peringatan akan datangnya azab Allah dengan peringatan yang jelas. Hanya Allahlah yang akan menghitung dan membalas kamu sekalian."
Mereka yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, serta melakukan amal saleh akan mendapatkan ampunan dari Allah atas dosa-dosa yang mereka lakukan dan mendapatkan rezeki yang mulia di surga.
Adapun mereka yang berusaha sekuat tenaga untuk memerangi al-Qur'ân, menandingi dan menentang orang-orang Mukmin, serta menyangka bahwa dengan begitu mereka akan mencapai sesuatu yang mereka inginkan, mereka itu akan dikekalkan dalam siksa neraka.
Janganlah kamu bersedih, wahai Muhammad, mendapati perlakuan orang-orang kafir itu! Sebelum kamu pun, setiap kali seorang rasul atau seorang nabi membacakan sesuatu untuk mengajak mereka kepada kebenaran, semua rasul itu dihalangi oleh setan-setan manusia yang membangkang. Setan-setan itu bermaksud untuk menggagalkan dakwah, membuat keragu-raguan dalam sesuatu yang dibacakan itu, dan akhirnya membuat seruan nabi atau rasul itu tidak ada harapan untuk dipenuhi. Tetapi Allah menggagalkan rencana mereka itu, dan kemenangan pun, akhirnya, berada di pihak kebenaran. Allah telah mengokohkan syariat dan menolong rasul-Nya. Dia yang Mahatahu akan keadaan dan tipu daya manusia lagi Mahabijaksana untuk meletakkan segala sesuatu pada tempatnya.
Adapun mengapa Allah memberi kesempatan kepada para penolak kebenaran untuk membuat keragu- raguan dan merintangi jalan dakwah adalah untuk menguji dan mencoba umat manusia. Orang-orang kafir yang hatinya telah membatu, orang-orang munafik, dan orang-orang yang hatinya sakit, semakin sesat karena menyebarkan dan membela keragu-raguan itu. Maka tidak mengherankan, mengapa orang-orang zalim tersebut mengambil sikap seperti itu, karena mereka telah tenggelam dalam kesesatan, sikap keras kepala dan pertikaian.
Sebaliknya, orang-orang yang diberi ilmu syariat kemudian mengimaninya, akan semakin bertambah percaya dan mengetahui bahwa yang dikatakan para rasul dan nabi itu adalah benar-benar dari Allah. Dia, sungguh, akan selalu mengawasi problematika orang-orang Mukmin dan membimbing mereka ke jalan lurus yang akan mereka ikuti.
Orang-orang yang ingkar tidak berhasil menemukan kepastian, dan terus meragukan al-Qur'ân hingga mati atau didatangi azab hari kiamat yang tidak memberikan kasih sayang kepada mereka.
Pada hari ketika Allah mengadili para hamba-Nya, kekuatan mutlak berada di tangan-Nya. Pada saat itu, orang-orang yang beriman dan berbuat baik akan dikekalkan dalam surga yang menyediakan berbagai jenis kesenangan.
Adapun orang-orang yang ingkar dan mendustakan ayat-ayat al-Qur'ân yang telah Kami turunkan kepada Muhammad akan mendapatkan azab yang hina dan nista.
Dan orang-orang yang meninggalkan kampung halaman untuk meninggikan agama demi mendapatkan perkenan Allah, lalu terbunuh di medan perang atau meninggal di atas tempat tidur, mereka akan diganjar oleh Allah dengan ganjaran yang paling baik. Dia adalah sebaik-baik yang memberikan pahala yang banyak.
Mereka itu benar-benar akan dimasukkan oleh Allah ke dalam surga yang bertingkat-tingkat yang membuat mereka puas dan bahagia. Sesungguhya Allah Maha Mengetahui keadaan mereka. Karenanya, Dia lalu memberi mereka ganjaran yang baik. Dia juga Mahalembut dan memaafkan kesalahan-kesalahan mereka.
Begitulah cara Kami dalam mengganjar manusia. Kami tidak pernah berlaku curang. Maka apabila seoang Mukmin, berdasarkan hukum kisas, membalas orang yang berbuat jahat kepadanya hanya dengan kejahatan yang semisal, tetapi si pelaku kejahatan kemudian malah menambah kejahatannya, maka Allah telah mengambil janji untuk menolongnya dari kejahatan orang itu. Allah sungguh banyak ampunan-Nya kepada orang yang membalas suatu kejahatan hanya dengan yang semisal. Dia tidak akan menghukumnya karena hal itu. Dia pun amat luas sifat memaafkannya, hingga di hari kiamat nanti, menutupi kesalahan- kesalahan hamba-Nya yang taat.
Pertolongan itu sesuatu yang ringan bagi Allah, karena Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya yang tampak jelas di depan mata kalian adalah kekuasaan-Nya untuk mengatur alam semesta. Dia memutar malam dan siang, menambah salah satunya dengan bagian yang diambil dari yang lain hingga sebagian gelap malam, umpamanya, menempati sebagian terangnya siang, atau sebaliknya. Dan dengan kekuasaan-Nya yang sempurna itu, Dia juga mendengar suara orang-orang yang teraniaya, mengetahui dan membalas perbuatan orang yang berbuat aniaya.
Pertolongan yang diterima oleh orang-orang yang teraniaya itu hanya bisa didapatkan dari Allah semata. Adapun kekuasan-Nya yang penuh untuk mengendalikan alam sebagaimana kalian rasakan itu, dasarnya adalah bahwa Dia adalah satu-satunya Tuhan yang benar. Sedangkan berhala-berhala yang disembah oleh orang-orang musyrik itu adalah sesuatu yang tidak benar dan palsu. Allah Mahabesar kekuasaan-Nya dan Mahatinggi derajat-Nya di atas yang lain.
Tidakkah kalian berpikir, wahai orang-orang yang berakal, tentang tanda-tanda kekuaasaan Allah yang ada di sekelilingmu agar kalian kemudian menyembah-Nya? Dialah yang menurunkan air hujan dari awan hingga membuat bumi menjadi hijau, penuh dengan tumbuh-tumbuhan, setelah sebelumnya kering- kerontang. Allah Mahalembut, yang mengetahui secara rinci dan menyediakan apa saja yang mendatangkan manfaat kepada hamba-Nya.
Semua yang ada di langit dan bumi adalah milik dan hamba Allah semata. Dia bebas melakukan apa saja atas semua itu dan tidak memerlukan sesuatu apa pun dari hamba-Nya. Sebaliknya merekalah yang memerlukan-Nya. Hanya Dia semata yang pantas menerima pujian dan sanjungan dari semua makhluk.
Tidakkah kamu melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, wahai orang yang berakal? Dia memudahkan semua manusia untuk memanfaatkan bumi beserta isinya, menjadikan laut layak untuk dilalui kapal, dan mengendalikan bintang-bintang dan planet-planet hingga aturannya tidak rusak atau jatuh ke bumi, kecuali bila kehendak-Nya menentukan lain. Allah benar-benar Mahalembut, Maha Pengasih, dan menyediakan jalan kehidupan kepada semua hamba-Nya. Meskipun semua itu telah jelas, mengapa mereka tidak bersyukur dan beribadah dengan ikhlas kepada-Nya?(1). (1) Ayat ini mengandung fakta-fakta ilmiah yang sangat teliti. Langit--yaitu semua yang ada di atas kita--dimulai dari atmosfer, kemudian ruang angkasa dan benda-benda langit yang bersinar sendiri seperti bintang, rasi, nebula, dan galaksi, lalu benda-benda langit yang tidak bercahaya sendiri seperti satelit, planet, komet, meteor, molekul, atom, dan debu alam, semuanya bisa tetap eksis dan berada pada posisinya disebabkan oleh adanya beberapa kekuatan, terutama gravitasi dan kekuatan yang ditimbulkan oleh gerak. Sifat kasih Allah kepada hamba-Nya tampak pada disediakannya atmosfer yang mengandung zat-zat yang diperlukan untuk hidup dan dapat melindungi penduduk bumi dari bahaya yang diakibatkan oleh berbagai macam sinar alam dan debu-debu meteor yang mengambang di angkasa. Debu-debu itu, apabila menyentuh bagian atas atmosfer, akan terbakar sehingga tidak sempat mencapai ke permukaan bumi. Selain itu, di antara perwujudan kasih sayang-Nya adalah bahwa jatuhnya meteor yang dapat menghancurkan bumi sangat jarang terjadi. Bahkan, kalaupun terjadi, meteor itu akan jatuh di bagian bumi yang terpencil dan tidak berpenduduk.
Dialah yang menghidupkan, mematikan jika ajal telah tiba, dan menghidupkan kalian kembali pada hari kiamat untuk mendapatkan perhitungan dan pembalasan. Kendatipun adanya nikmat dan bukti-bukti itu, ternyata manusia masih tetap ingkar kepada Allah.
Kami telah memberikan kepada setiap umat terdahulu syariat khusus yang sesuai dengan keadaan mereka pada zaman itu. Mereka pun beribadah kepada Allah berdasarkan aturan-aturan yang terkandung di dalamnya hingga dihapus oleh syariat yang datang kemudian. Oleh karena itu, Kami memberikan kepada umatmu, wahai Muhammad, suatu syariat yang berisi tata cara mengabdi kepada Allah yang berlaku sampai hari kiamat. Jika demikan, maka orang-orang yang mengabdi kepada Allah menurut agama mereka yang lama, tidak berhak untuk menentangmu dengan keras. Agama lama itu telah dihapus dengan agamamu. Maka janganlah kamu pedulikan bantahan mereka itu! Tetaplah menyeru kepada Tuhan, sesuai dengan wahyu yang disampaikan kepadamu, karena kamu benar-benar berjalan di atas petunjuk Tuhan yang lurus.
Apabila mereka bersikeras untuk terus mendebatmu, berpalinglah kamu dari mereka, dan katakanlah, "Allah lebih tahu tentang perbuatan kalian dan balasan apa yang pantas untuk itu.
Allah akan mengadili kita semua dan memutuskan masalah yang kalian perselisihkan denganku di hari kiamat."
Ketahuilah, wahai orang yang berakal, bahwa ilmu Allah meliputi segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, termasuk perbuatan yang dilakukan oleh para pendebat itu. Hal itu sama sekali tidak akan luput dari ilmu-Nya. Semuanya tercatat dalam papan yang terjaga (al-lawh al-mahfûzh), karena untuk meliput, mencatat dan menjaga hal itu adalah sangat mudah bagi Allah Swt.
Orang-orang musyrik menyembah selain Allah--berupa berhala dan manusia--tanpa suatu bukti pun yang didapat dari kitab suci maupun akal. Sebaliknya, penyembahan itu hanya berdasarkan hawa nafsu dan ikut-ikutan secara membabi buta. Orang-orang musyrik yang menganiaya diri mereka dan merendahkan posisi akal, kelak di hari kiamat tidak mempunyai penolong dan pelindung dari azab neraka.
Apabila ada yang membacakan ayat-ayat Kami yang jelas kepada orang-orang musyrik itu--yaitu ayat yang berisi bukti kebenaranmu, Muhammad, dan ketidak-benaran peribadatan mereka--kamu akan melihat secara sepintas tanda-tanda kedongkolan di wajah mereka. Rasa dongkol yang tampaknya telah begitu mendarah daging hingga hampir-hampir membuat mereka menerkam setiap orang yang membacakan ayat Allah kepada mereka. Untuk mencerca dan memberi peringatan, katakanlah kepada mereka itu, wahai Nabi, "Apakah kalian mau mendengar jika aku beritahu kalian dengan sesuatu yang lebih menyakitkan daripada kedongkolan yang membakar jiwa kalian semua itu? Sesuatu itu adalah neraka yang dijanjikan Allah kepada orang-orang kafir seperti kalian, pada hari kiamat. Dan alangkah jeleknya tempat kembali dan tempat tinggal seperti itu."
Wahai manusia, Kami akan menampakkan suatu kenyataan yang aneh di depan mata kalian. Maka dengarkanlah dan renungkan! Berhala-berhala itu tidak akan mampu menciptakan apa pun, termasuk seekor lalat, makhluk yang hina dan tidak berarti, meskipun mereka saling membantu untuk menciptakannya. Bahkan apabila makhluk yang tidak berarti itu mengambil sebagian dari binatang persembahan, berhala-berhala itu tidak mampu menghalangi atau mengambilnya kembali. Alangkah lemahnya sesuatu yang dikalahkan oleh lalat karena tidak mampu mengambil kembali sesuatu yang telah diambil darinya. Padahal lalat itu sendiri sudah lemah. Keduanya memang sama-sama lemah, tetapi berhala-berhala itu tampak lebih lemah. Oleh karena itu, bagaimana seorang manusia yang berakal sampai hati untuk menyembah dan mencari manfaat dari berhala-berhala seperti itu.
Pada saat menyekutukan Allah dengan sesuatu yang paling lemah itu, orang-orang musyrik itu tidak mengetahui dan mengagungkan Allah sebagaimana mestinya. Padahal Allah benar-benar Mahakuasa atas segala sesuatu dan tidak terkalahkan.
Kehendak Allah telah menetapkan untuk memilih para utusan dari golongan malaikat dan manusia untuk menyampaikan syariat kepada makhluk-Nya. Dari itu, mengapa kalian tetap menolak seorang rasul yang diutus kepada kalian? Allah Maha Mendengar perkataan-perkataan hamba-Nya, mengetahui secara rinci perbuatan-perbuatan yang mereka lakukan, dan akan membalas mereka sesuai dengan perbuatan- perbuatan itu.
Allah Swt. mengetahui semua keadaan mereka, baik yang tampak maupun tidak. Tidak ada satu pun hal tersembunyi yang luput dari pengetahuan-Nya. Hanya kepada-Nya semua perkara akan dikembalikan.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mempedulikan ajakan sesat orang-orang kafir itu! Teruslah mengerjakan salat dengan sempurna dan benarl, dengan melakukan rukuk dan sujud! Lalu sembahlah Tuhan yang menciptakan dan memberi kalian rezeki! Janganlah kalian mempersekutukan-Nya! Sebaliknya, lakukanlah segala sesuatu yang bisa membawa kebaikan dan manfaat, agar kalian termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang selalu melakukan perbaikan!
Berjuanglah dalam rangka menegakkan kalimat Allah dan mengharap keridaan-Nya sampai kalian dapat mengalahkan musuh dan hawa nafsu, sebab Allah memang mendekatkan kalian dengan-Nya dan memilih kalian untuk menjadi pembela agama-Nya serta menjadikan kalian sebagai umat pertengahan. Dia tidak pernah menentukan ketetapan hukum yang memberatkan kalian hingga tidak mampu kalian laksanakan. Sebaliknya, Dia justru memberikan kemudahan pada beberapa hal yang tampak berat oleh kalian, dengan memberlakukan beberapa keringanan. Oleh karena itu, pegang teguhlah agama ini, agama yang dasar- dasar dan prinsip-prinsipnya sama dengan agama Ibrâhîm. Allah menyebut kalian sebagai muslimûn (orang-orang yang berserah diri) di dalam kitab-kitab suci sebelumnya dan di dalam al-Qur'ân ini agar membuat kalian patuh kepada ketentuan hukum yang ditetapkan-Nya. Maka dari itu, jadilah orang yang benar-benar berserah diri, seperti sebutan yang telah diberikan Allah, agar kelak Rasulullah saw. bersaksi bahwa ia telah menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepada kalian dan kalian pun melaksanakan pesan- pesan itu lalu kalian akan bahagia. Juga, agar kalian menjadi saksi atas umat-umat terdahulu tentang ajaran al-Qur'ân bahwa rasul-rasul mereka telah menyampaikan pesan-pesan Allah kepada kalian. Jika Allah mengistimewakan kalian dengan sikap patuh kepada-Nya, lalu kalian pun melaksanakan salat dengan sebenarnya, maka kalian berkewajiban membalas karunia dengan bersyukur, selalu taat kepada-Nya, mengerjakan salat dengan sebaik-baiknya, memberi zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya, bertawakal hanya kepada-Nya dalam segala persoalan dan selalu meminta pertolongan kepada-Nya. Sebab, Dia adalah Penolong dan Pembela kalian. Sungguh, Allah adalah sebaik-baik penolong dan sebaik-baik pembela.
[[23 ~ AL-MU'MINUN (ORANG-ORANG YANG BERIMAN) Pendahuluan: Makkiyyah, 118 ayat ~ Surat al-Mu'minûn ini termasuk kelompok surat Makkiyyah dan terdiri atas 118 ayat. Surat ini diawali dengan penetapan kemenangan bagi orang-orang Mukmin yang kemudian dilanjutkan dengan keterangan tentang ciri dan sifat-sifat mereka. Setelah itu, disebut juga kisah awal penciptaan manusia, perkembangannya, kesinambungan tali keturunannya dan beberapa bukti kekuasaan Allah dalam hal itu. Itu semua ditutup dengan beberapa kisah nabi yang diikuti dengan kesatuan misi yang mereka bawa dan kesatuan asal manusia, meskipun pada kenyataannya ada manusia yang mengakui dan mempercayai kenabian itu di samping ada pula yang tidak mempercayainya. Masing-masing dinamakan Thâlib al-Hudâ (pencari kebanaran) dan Shâhib al-Dlalâl (orang yang sesat). Kemudian, surat ini menerangkan pula sikap kaum musyrikin terhadap Rasulullah saw., dan tentang bentuk kemahakuasaan Allah Swt. dalam hukum penciptan manusia. Dalam hal ini Allah meminta mereka agar menjawab sesuai dengan fitrahnya yang menetapkan dan menegaskan keberadaan-Nya sebagai Tuhan. Setelah itu, surat ini menerangkan keadaan manusia pada hari kiamat, bahwa mereka akan diperhitungkan dan dibalas secara adil. Surat ini kemudian diakhiri dengan keterangan tentang keagungan Allah dan peringatan kepada Rasulullah untuk meminta ampunan dan kasih sayang dari Allah Yang Mahapenyayang.]] Kemenangan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan ajaran-ajaran yang dibawa rasul-rasul- Nya telah tercapai. Cita-cita mereka telah menjadi kenyataan.
Yaitu orang-orang yang menyertakan keimanannya itu dengan amal saleh. Dalam melaksanakan salat, misalnya, mereka menghadapkan diri sepenuh hati, merasa takut, merendah dan tunduk secara mutlak kepada Allah Swt.
Mereka lebih mengutamakan kesungguhan dan menjauhi kata dan tindakan yang tidak berguna.
Mereka juga selalu mengeluarkan zakat kepada orang-orang yang berhak menerima. Dengan begitu, mereka memadukan antara ibadah fisik dan ibadah harta, antara penyucian jiwa dan penyucian kekayaan(1). (1) Zakat diwajibkan untuk mempererat hubungan sosial di antara umat Islam, agar masing-masing anggota masyarakat Muslim merasakan dan bertanggung jawab atas kemiskinan yang diderita oleh anggota lainnya. Dengan begitu, ia dapat melakukan sesuatu yang dapat meringankan pedihnya kemiskinan. Dampak positif zakat tampak pada sikap si miskin yang tidak lagi merasa iri atau dengki terhadap si kaya. Sebaliknya, masing-masing merasa sebagai satu keluarga yang harus saling menolong dengan berpegang teguh pada ajaran Allah. Di sisi lain, orang yang berutang mempunyai harapan untuk menerima bagian zakat yang dapat membantu melunasi utang-utangnya. Selain itu, orang yang sedang berperang demi membela agama dan memerdekakan Tanah Air, tidak harus patah semangat oleh upaya mencari bantuan materi yang dibutuhkan guna mencapai kemenangan. Seorang musafir atau seorang yang asing di negeri orang, yang membutuhkan bantuan karena jauh dari keluarga, tidak harus kehilangan bantuan bekal agar dapat digunakan untuk kembali ke Tanah Airnya. Di samping itu semua, zakat juga merupakan sarana yang efektif untuk memerdekakan budak dan menghapus perbudakan. Untuk mencapai tujuan-tujuan sosial dan universalnya, Islam tidak hanya berhenti sampai di situ. Islam membolehkan pemberian zakat kepada orang kafir jika hal itu memang diperlukan untuk menarik hati mereka. Begitu juga orang-orang yang bertugas mengumpulkan, menghitung dan mendistribusikan zakat, budak-budak yang melakukan perjanjian bebas dengan tuannya jika mampu membayar tebusan dalam jumlah tertentu, orang yang sedang berada dalam perjalanan, orang yang mempunyai tanggungan utang demi mendamaikan orang yang bertengkar, dan orang yang membela Islam dalam perang. Sedang tujuan zakat yang bersifat ekonomis adalah pengentasan kemiskinan di mana saja, dan membantu orang-orang yang memerlukan bantuan seperti telah disinggung di muka.
Mereka juga adalah orang-orang yang selalu menjaga diri agar tidak berhubungan dengan wanita(1). (1) Ayat 5--7 surat al-Mu'minûn ini berkaitan erat dengan beberapa ayat di awal surat al-Nûr. Ayat-ayat itu semua mengisyaratkan dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh perzinaan. Dari segi sosial, zina dapat berakibat tidak diketahuinya asal keturunan anak secara pasti. Sedangkan dari segi kesehatan, efek negatif zina dapat dibagi ke dalam dua hal. Pertama, secara fisik, zina dapat mengakibatkan penyakit gonore, sipilis (raja singa) dan luka. Dalam keadaan gawat, gonore dapat mengakibatkan komplikasi pada saluran kencing, persendian atau trakhoma yang dapat mengakibatkan kebutaan. Sedangkan sipilis dapat menyerang seluruh tubuh, sel-sel dan urat saraf. Pada puncaknya, hal itu dapat mengakibatkan kegilaan. Di samping itu, penyakit ini juga dapat berpengaruh pada keturunan. Bayi yang lahir dari orang yang menderita sipilis akan mudah mati atau cacat. Kedua, secara mental, zina dapat menimbulkan perasaan bersalah dan berdosa yang pada akhirnya dapat berakibat lemahnya saraf. Akibat pemborosan, orang dapat terkena kegilaan.
Kecuali dengan cara perkawinan yang sah atau pemilikan budak(1). Mereka tidak dilarang melakukan hal itu. (1) Pada zaman dahulu perbudakan adalah sesuatu yang lumrah. Seorang laki-laki bebas memilih berapa saja dari budak yang dimiliki untuk dijadikan istri. Islam membolehkan perbudakan akibat perang yang dibenarkan agama, apabila pihak musuh melakukan hal yang sama. Hal ini berdasarkan pada asas perlakukan setimpal. Apabila pihak musuh tidak melakukan perbudakan, umat Islam pun dilarang melakukannya.
Maka, orang yang berhubungan dengan wanita di luar dua cara yang dibolehkan ini, berarti telah melanggar batas yang telah ditentukan oleh agama.
Di samping itu, orang-orang Mukmin selalu menjaga apa saja yang diamanatkan kepadanya, baik harta, perkataan (pesan) atau perbuatan dan sebagainya. Juga selalu menepati janji mereka kepada Allah dan janji antara sesama mereka. Mereka tidak mengkhianati amanat dan juga tidak melanggar janji.
Mereka juga selalu melaksanakan salat dengan khusyuk, tepat pada waktunya dan lengkap dengan rukun-rukunnya, hingga benar-benar melaksanakannya sesuai tujuan salat, yaitu mencegah kejahatan dan kemungkaran.
Mereka yang memiliki ciri-ciri seperti itu akan memperoleh semua kebaikan dan akan menerimanya di hari kiamat.
Mereka akan memperoleh anugerah surga Firdaus dari Allah swt., sebuah tempat tertinggi di dalam surga. Di sana mereka bersenang-senang, tanpa ada orang lain bersama mereka.
Hendaknya manusia mengamati asal kejadiannya. Sebab, penciptaan manusia itu termasuk salah satu bukti kekuasaan Kami yang mengharuskan orang-orang untuk beriman kepada Allah dan hari akhir. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati tanah.
Kemudian Kami menciptakan keturunannya. Dari tanah itu, Kami menciptakan sperma--sebuah zat cair yang mengandung segala unsur kehidupan--yang bertempat pada rahim, sebuah tempat yang kokoh dan dapat melindungi.
Setelah membuahi ovum, sperma itu Kami jadikan darah. Darah itu pun kemudian Kami jadikan sepotong daging yang kemudian Kami bentuk menjadi tulang. Tulang itu lalu Kami balut dengan daging. Setelah itu, Kami menyempurnakan penciptaannya. Akan tetapi, setelah Kami tiupkan roh Kami, ia menjadi makhluk yang durhaka dan melawan asas penciptaannya. Betapa Mahatingginya Allah dalam kemahaagungan dan kemahakuasaan-Nya. Tidak ada yang menyerupai-Nya dalam kemampuan mencipta, membentuk dan berkreasi.
Kemudian kalian, wahai anak cucu Adam, setelah itu semua akan menuju kepada kematian yang pasti.
Setelah itu, kalian akan dibangkitkan kembali pada hari kiamat untuk perhitungan dan pembalasan.
Sesungguhnya Kami telah menciptakan tujuh lapis langit yang tinggi di atas kalian. Di dalamnya terdapat sejumlah makhluk yang tidak Kami lalaikan dan selalu Kami jaga dan Kami atur urusannya. Kami tidak akan pernah lalai dengan urusan semua makhluk. Sebaliknya, Kami selalu menjaganya dari kebinasaan dan ketidakseimbangan. Semua urusan mereka diatur dengan penuh hikmah(1). (1) Kata sab'a tharâ'iq dalam ayat ini adalah kiasan untuk menunjukkan jumlah lapisan langit. Langit memang berjumlah tujuh lapis dan bukan satu lapis. Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia tidak akan pernah lalai dalam mengatur semua makhluk yang ada di ketujuh lapis langit itu.
Dostları ilə paylaş: |