Alquran terjemahan bahasa indonesia



Yüklə 3,5 Mb.
səhifə35/101
tarix26.10.2017
ölçüsü3,5 Mb.
#14093
1   ...   31   32   33   34   35   36   37   38   ...   101

Kalau kalian menolak seruanku, maka sesungguhnya sikap kalian itu tidak akan merugikan aku. Akibat buruknya justru akan menimpa kalian. Aku sungguh telah menyampaikan pesan-pesan suci Tuhan kepada kalian. Tugasku hanyalah sekadar menyampaikan. Allah akan menghancurkan kalian dan mendatangkan kaum yang lain untuk mewarisi negeri dan harta kalian. Dengan sikap seperti itu kalian juga tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Tuhan. Sesungguhnya Tuhanku Mahakuasa dan Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Tidak ada satu pun perbuatan kalian yang tak tampak oleh-Nya. Dan Dia tidak akan pernah lalai untuk menghukum kalian."

Ketika datang perintah Kami untuk menghancurkan kaum 'Ad, Kami selamatkan Hûd dan para pengikutnya yang beriman dari siksa yang membinasakan mereka, berupa angin yang sangat dingin dan amat kencang. Mereka juga Kami selamatkan dari siksa yang pedih dan berat di dunia dan akhirat. Semua itu adalah karena kasih sayang Kami yang membuat mereka beriman.

Itulah kaum 'Ad yang mengingkari bukti-bukti ketuhanan yang jelas, mendurhakai rasul-rasul Allah dengan cara mendurhakai rasul yang diutus kepada mereka (Hûd) dan taat kepada tirani pemimpin dan pembesar mereka yang sangat menentang kebenaran.

Oleh karena itu mereka berhak menerima laknat Allah, malaikat dan seluruh manusia di dunia yang diikuti dengan laknat di hari kiamat. Orang yang mengetahui kisah kaum 'Ad ini hendaknya berhati-hati. Kaum 'Ad mengingkari nikmat yang diberikan oleh Pencipta mereka dan tidak mensyukurinya dengan beriman hanya kepada-Nya. Dengan demikian mereka pantas untuk tidak mendapat kasih sayang Allah dan pantas untuk dibinasakan. Ingat, kebinasaanlah bagi kaum 'Ad karena mendustai Hûd.

Kami telah mengutus kepada kaum Tsamûd seseorang yang memiliki hubungan kerabat dan persaudaraan dengan mereka, yaitu Shâlih. Dia berkata kepada mereka, "Wahai kaumku, sembahlah Allah semata. Tidak ada Tuhan yang patut kalian sembah kecuali Dia. Allah telah menciptakan kalian dari tanah dan menjadikan kalian mampu memakmurkan, mengembangkan dan mengeksploitasi kekayaan alamnya. Maka memohonlah kepada-Nya agar Dia mengampuni dosa-dosa kalian yang telah lalu. Bertobatlah kepada- Nya setiap kali kalian berbuat dosa dengan menyesali perbuatan maksiat yang telah kalian lakukan dan selalu taat kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat rahmat-Nya dan memperkenankan doa hamba- Nya yang memohon ampunan."(1) (1) Lihat catatan kaki tafsir ayat 73 surat Al-A'râf.

Mereka berkata, "Hai Shâlih, dulu sebelum kamu menyerukan hal seperti ini, kamu sangat kami harapkan, kami cintai dan kami hormati. Sekarang, apakah kamu akan meminta kami untuk meninggalkan peribadatan yang selalu dilakukan oleh leluhur kami? Sesungguhnya kami meragukan seruanmu untuk menyembah hanya kepada Allah. Ini sangat mengundang keraguan dan prasangka buruk kami terhadap kamu dan seruan yang kamu bawa."

Shâlih berkata, "Apa pendapat kalian jika aku jelas-jelas benar dalam seruanku dengan didukung bukti- bukti penguat dari Tuhanku, dan Dia telah memberikan kasih sayang kepadaku dan kalian berupa kenabian dan kerasulan, lalu bagaimana mungkin aku menyalahi dan melanggar perintah-Nya dengan tidak menyampaikan pesan-pesan-Nya karena memenuhi permintaan kalian? Siapa yang akan menolongku untuk menolak siksa Allah jika aku mendurhakai-Nya? Kalian tidak akan mampu menolongku dan menghindarkan siksa-Nya untukku. Kalian hanya akan menghilangkan rahmat-Nya dariku dan menambahkan kerugian untukku jika aku mengikuti kalian dan mendurhakai Tuhanku dan Tuhan kalian.

Wahai kaumku, inilah unta betina dari Allah yang dijadikan untuk kalian sebagai bukti kebenaranku dalam seruan yang aku sampaikan kepada kalian. Karena unta betina itu lain daripada yang lain, maka biarkanlah ia makan di bumi Allah, sebab ia milik Allah dan bumi juga milik-Nya. Jangan sekali-kali kalian ganggu unta betina itu. Kalau kalian lakukan, maka siksa dari Allah yang amat dekat akan menimpa kalian."

Mereka tidak mengindahkan nasihatnya dan tidak memenuhi seruannya. Bahkan mereka semakin sombong dan meremehkannya dengan mengancam akan menyembelih unta betina itu. Lalu Shâlih berkata kepada mereka, "Nikmatilah hidup di negeri kalian selama tiga hari, setelah itu akan datang siksa Allah. Itulah janji Allah yang benar, tidak pernah terlambat dan tidak bohong.

Ketika datang siksaan itu, Kami selamatkan Shâlih dan para pengikutnya yang beriman dari kehancuran dengan rahmat khusus dari Kami. Kami selamatkan mereka dari kenistaan saat kaum Tsamûd Kami hancurkan. Sesungguhnya Tuhanmu, wahai Muhammad, Mahakuat lagi Mahaperkasa. Maka yakinlah akan kekuatan, kejayaan, bantuan dan pertolongan-Nya.

Satu suara keras yang disertai goncangan dan petir menimpa mereka karena mereka menzalimi diri dengan kekafiran dan permusuhan. Kemudian mereka binasa, mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka dengan wajah tertelungkup, tanpa gerak sedikit pun.

Selesailah ihwal mereka dan hilanglah jejak mereka dari negeri itu, seakan-akan mereka tidak pernah tinggal di situ. Ihwal mereka menyiratkan sesuatu yang harus diperhatikan dan dijadikan pelajaran, bahwa kaum Tsamûd telah mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan, Sang Pencipta mereka. Oleh karena itu, mereka dihancurkan dan dijauhkan dari rahmat Allah.

Sesungguhnya Kami telah mengutus malaikat kepada Ibrâhîm untuk memberikan kabar gembira kepadanya dan istrinya tentang kelahiran seorang anak. Mereka memberikan hormat kepadanya dengan ucapan salam. Ibrâhîm menjawab penghormatan mereka dengan salam pula. Ia lalu cepat menyajikan jamuan berupa daging anak sapi yang dipanggang untuk dimakan.

Ketika melihat tangan mereka tidak menyentuh jamuan itu sedikit pun, seperti tamu-tamu pada umumnya, Ibrâhîm merasa bahwa mereka bukan tamu, tetapi malaikat. Ia menyembunyikan rasa takut kalau-kalau kedatangan mereka itu karena sesuatu yang dianggap salah oleh Allah atau untuk menyiksa kaumnya. Para malaikat itu berkata, setelah mengetahui rasa takut dalam diri Ibrâhîm, "Sesungguhnya kami diutus untuk membinasakan kaum Lûth."

Saat itu istrinya berdiri ikut mendengarkan pembicaraan mereka di sebuah tempat tak jauh dari mereka. Ia kemudian tersenyum karena gembira mendengar Lûth, kemenakan suaminya, akan selamat. Melalui malaikat, Kami sampaikan kabar gembira bahwa ia, dari suaminya, akan melahirkan seorang putra yang bernama Ishâq. Anak itu nantinya akan hidup. Setelah itu, dari Ishâq, dia akan memperoleh seorang cucu yang bernama Ya'qûb.

Istri Ibrâhîm berteriak heran, "Aneh! Mungkinkah aku akan melahirkan anak, padahal aku adalah perempuan tua dan suamiku kalian lihat juga sudah tua, sehingga tidak akan mungkin punya anak? Demi Allah, sungguh luar biasa apa yang aku dengar ini! Sebab bagaimana mungkin dua orang yang sudah tua seperti aku dan suamiku dapat menghasilkan anak?"

Malaikat berkata kepadanya, "Apakah kamu merasa heran akan mendapatkan anak meskipun kalian berdua telah berusia tua, padahal itu semua terjadi atas perintah Allah yang tidak dapat dihalangai oleh sesuatu apapun? Itulah rahmat dan nikmat Allah yang diberikan kepada kalian, sanak keluarga Nabi. Bukanlah suatu hal yang aneh jika Allah memberikan kepada kalian sesuatu yang tidak pernah diberikan kepada orang lain. Dialah yang melakukan segala sesuatu yang patut dipuji. Dia Mahaagung, serta banyak memberikan kebaikan, kemuliaan dan karunia.

Ketika rasa takut telah hilang dari dalam diri Ibrâhîm dan ia mendengar berita gembira akan kedatangan seorang putra, rasa ibanya pun muncul. Kemudian ia mendebat para melaikat tentang rencana pemusnahan kaum Lûth.

Ibrâhîm adalah seorang yang sangat penyabar. Ia tidak menyukai suatu azab disegerakan, sering merasa iba melihat orang lain tertimpa musibah dan selalu bertobat dengan melakukan sesuatu yang disukai dan diridai oleh Allah. Kelembutan dan kasih sayangnya itulah yang mendorongnya untuk mengajukan keberatan kepada para malaikat dengan harapan kaum Nabi Lûth tidak ditimpa azab Allah dan mereka dapat bertobat kepada-Nya.

Malaikat berkata, "Hai Ibrâhîm, janganlah kamu mengajukan keberatan dan memohon belas kasih untuk mereka. Perintah untuk menghancurkan mereka telah datang dari Tuhan. Diprotes atau tidak, mereka akan tetap didatangi azab yang tidak dapat ditolak."

Ketika para malaikat utusan Kami datang kepada Nabi Lûth dalam bentuk pemuda-pemuda tampan, Lûth merasa susah dan menderita. Ia merasa tidak dapat melindungi mereka dan merasa susah dengan keberadaan mereka karena takut perilaku jelek kaumnya akan tertuju kepada mereka. Ia berkata, "Ini adalah hari yang teramat sulit."

Setelah mengetahui tetamu Nabi Lûth itu, dengan bergegas, kaumnya datang kepada Lûth. Sebelum itu mereka terkenal sering melakukan perbuatan-perbuatan keji. Lûth berkata kepada mereka, "Hai kaumku, inilah putri-putriku, kawinilah mereka. Ini lebih suci bagi kalian daripada berbuat keji dengan laki-laki. Bertakwalah kepada Allah. Peliharalah diri kalian dari siksaan-Nya. Jangan kalian permalukan aku dengan mengganggu tamu-tamuku. Tidak adakah di antara kalian seseorang yang berakal sehat yang dapat menyelamatkan kalian dari jurang kesesatan dan mencegah kejahatan kalian?

Mereka berkata, "Hai Lûth, kamu tahu bahwa kami tidak pantas menikahi putri-putrimu dan sama sekali kami tidak menyukai mereka. Tentunya kamu sangat tahu apa maksud kedatangan kami kepadamu."

Lûth berkata, "Kalaulah aku memiliki kekuatan untuk menolak kalian atau keluarga yang kuat untuk berlindung, maka sikapku terhadap kalian tentu akan berbeda. Aku pasti akan menghalangi kalian mendekati tamu-tamuku akan dan aku cegah kalian dari perbuatan dosa itu."

Setelah berubah menjadi bentuk aslinya, malaikat berkata, "Hai Lûth, jangan takut dan cemas! Sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, bukan manusia seperti yang tampak menurut penglihatanmu dan kaummu. Mereka tidak akan dapat menyakitimu dan mengganggumu. Pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikutmu di akhir malam. Keluarlah bersama mereka dari negeri ini, dan jangan sampai ada seorang pun yang tertinggal supaya tidak terkena pedihnya azab. Akan tetapi jangan kamu ikut sertakan istrimu keluar bersamamu, sebab dia harus ditimpa azab seperti yang lainnya. Sesungguhnya waktu kehancuran mereka ialah waktu subuh yang sudah dekat. Maka, kau tak perlu takut."

Tatkala waktu terjadinya azab yang telah Kami tentukan datang, Kami jadikan negeri yang ditinggali kaum Lûth terbalik, yang di atas menjadi ke bawah. Pada saat itu, Kami hujani mereka dengan bebatuan yang berasal dari tanah terbakar.

Bebatuan itu menimpa mereka secara bertubi-tubi sebagai tanda siksaan dari Tuhanmu, wahai Muhammad. Siksaan berupa bebatuan itu tidak akan jauh dari orang-orang zalim dari kalangan kaummu.

Sesungguhnya Kami mengutus kepada penduduk Madyan(1) saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata kepada mereka, "Wahai kaumku, sembahlah Allah semata. Tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Dia. Janganlah kalian mengurangi takaran dan timbangan saat kalian menjual sesuatu yang harus ditimbang kepada orang lain. Sesungguhnya aku melihat ada kebaikan yang diharapkan dari kalian untuk bersyukur dan taat kepada Allah serta memberikan hak-hak orang lain dengan sempurna. Aku khawatir jika kalian tidak mensyukuri karunia Allah dan tidak menaati perintah-Nya, siksaan hari yang kalian tidak akan mampu menghindarinya akan menimpa kalian. Sebab, siksaan hari itu meliputi semua orang yang tersiksa, dan tidak ada jalan keluar untuk menyelamatkan diri. (1) Ayat ini dan ayat berikutnya menerangkan bahwa mengurangi takaran dan timbangan adalah suatu tindakan kejahatan yang pelakunya harus ditindak secara hukum. Menurut Islam hukumannya adalah ta'zîr (sanksi yang penentuannya ditetapkan oleh pihak penguasa). Dalam hukum konvensional, tindakan tersebut dikenal dengan kejahatan pemalsuan timbangan atau takaran yang juga ada sanksi hukumnya. Oleh al-Qur'ân hal tersebut dilarang sebagai upaya melindungi harta. Negeri Madyan terletak antara utara Hijâz dan selatan Syâm. Di situ, terdapat pepohonan rindang yang dinamakan Aykah. Allah telah mengirim siksa yang kejam lantaran penduduk negeri itu mendurhakai-Nya.

Wahai kaumku, laksanakanlah timbangan dan takaran barang yang kalian jual secara adil dan seimbang dengan tidak mengurangi atau melebihkannya. Jangan kalian kurangi hak-hak orang lain yang ada pada barang itu. Dan jangan kalian membuat kejahatan dan kerusakan di muka bumi dengan merampas harta, menyerang dan membegal mereka, serta menjadikan kejahatan sebagai cara memperoleh harta secara tidak benar.

Keuntungan yang tersisa untuk kalian berupa harta halal yang diberikan Allah kepada kalian jauh lebih baik dari sekadar harta haram yang kalian kumpulkan, jika kalian beriman kepada Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Maka, lakukanlah introspeksi terhadap diri kalian. Jadikanlah Allah sebagai Pengawas kalian. Aku bukanlah pengawas yang menghitung dan memvonis amal perbuatan kalian."

Dengan nada mencemooh dan meremehkan mereka berkata, "Wahai Syu'aib, agamamukah yang menyuruhmu agar kami meninggalkan patung-patung yang disembah oleh nenek moyang kami atau agar kami tidak menggunakan harta sesuka kami menurut kemaslahatan dari sudut pandang kami? Sesungguhnya itu adalah tindakan yang sangat bodoh dan salah, serta tidak sesuai dengan kepribadianmu yang kami kenal pintar dan bijaksana dalam berpendapat. Kamu telah dikenal sebagai orang yang sangat penyantun lagi berakal."

Syu'aib berkata, "Wahai kaumku, bagaimana menurut kalian jika aku memiliki bukti nyata dan keyakinan dari Tuhanku dan aku diberi rezeki yang baik sebagai karunia dari-Nya, apakan patut aku menyembunyikan sesuatu yang harus kusampaikan kepada kalian, seperti perintah meninggalkan penyembahan berhala, menepati timbangan dan takaran, perintah meninggalkan berbuat kerusakan di muka bumi? Aku tidak ingin melakukan apa yang aku larang. Dengan nasihat, perintah dan larangan, aku hanya menginginkan perbaikan sesuai dengan kekuatan, usaha dan kesanggupanku. Dan aku tidak akan mendapatkan kebenaran kecuali dengan pertolongan dan dukungan-Nya. Hanya kepada-Nyalah aku bertawakal. Dan juga hanya kepada-Nyalah aku kembali.

Wahai kaumku, jangan sampai perselisihan yang terjadi antara aku dan kalian membuat kalian keras kepala dan terus dalam kekufuran yang menyebabkan kalian tertimpa azab seperti yang ditimpakan atas kaum Nûh, atau kaum Hûd, atau kaum Shâlih. Masa, tempat dan kehancuran kaum Lûth, juga tidak jauh dari kalian. Maka petiklah pelajaran dari itu semua agar kalian tidak ditimpa azab seperti mereka.

Mohonlah kepada Allah agar Dia mengampuni segala dosa kalian. Kemudian bertobatlah kepada Allah dengan rasa menyesal dan memohon ampunan setiap kali berbuat dosa. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pencinta, dan selalu mengampuni dan menyukai hamba-hamba-Nya yang bertobat.

Mereka berkata, "Wahai Syu'aib, kami tidak mengerti kebanyakan dari apa yang kamu katakan. Kami tegaskan kepadamu bahwa dalam pandangan kami, keberadaanmu di tengah-tengah kami sangat lemah, tidak memiliki kesanggupan untuk membela diri dan meyakinkan, jika kami berkehendak menyakitimu. Kalau bukan karena kami ingin mengambil hati keluargamu yang seagama dengan kami, tentu kami sudah membunuhmu dengan cara rajam. Kamu bukanlah seseorang yang berwibawa sehingga kami harus memuliakan serta melindungimu dari perajaman. Sikap kami terhadap keluargamu itulah yang membuat kami tidak membunuhmu."

Syu'aib menjawab, "Wahai kaumku, apakah keluargaku lebih pantas kalian pergauli dengan baik daripada Allah, sehingga mereka selalu kalian ingat dan Allah kalian lupakan. Kalian pergauli aku dengan baik sementara Allah kalian perlakukan seperti sesuatu yang dicampakkan? Sesungguhnya Tuhanku Maha Mengetahui segala apa yang kalian lakukan. Tidak ada satu pun perbuatan kalian yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya. Dia akan memperhitungkan itu semua meskipun kalian melupakannya.

Wahai kaumku, kerjakanlah apa yang kalian mampu dan sanggup lakukan. Meskipun kalian tidak mendengar nasihatku, aku akan tetap melakukan apa yang berlawanan dengan yang kalian lakukan. Kalian akan tahu, siapa di antara kita yang akan mendapat siksaan hina, dan siapa di antara kita yang berbohong; akukah yang mengingatkan kalian dari siksa, ataukah kalian yang mengancam akan mengusirku dari negeri ini? Tunggulah apa yang akan terjadi. Aku pun juga menunggu bersama kalian."

Ketika perintah Kami untuk menyiksa dan menghancurkan mereka datang, Kami selamatkan Syu'aib dan pengikutnya yang beriman dari siksaan dan kehancuran. Keselamatan mereka itu disebabkan oleh kasih sayang Kami kepada mereka. Penduduk Madyan yang kafir itu dibinasakan oleh suara keras yang menggoncang dan menghancurkan. Mereka lalu mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka dengan muka tertelungkup, tidak bergerak sedikit pun(1). (1) Lihat catatan kaki tafsir ayat 84 dan 85 surat ini.

Selesailah ihwal mereka dan lenyaplah jejak mereka. Seakan-akan mereka tidak pernah tinggal di negeri itu. Ihwal mereka menyiratkan sesuatu yang harus diperhatikan dan diambil pelajarannya oleh setiap orang yang berakal. Ingat, penduduk Madyan dihancurkan dan dijauhkan dari rahmat Allah seperti pendahulu mereka, kaum Tsamûd.

Sesungguhnya Kami mengutus Mûsâ dengan didukung oleh mukjizat dari Kami yang menunjukkan kebenarannya, juga dengan bukti nyata yang dapat meluluhkan hati.

Kami mengutusnya kepada Fir'aun dan para pembesar kerajaannya. Fir'aun mengingkari Mûsâ dan menyuruh kaumnya untuk ingkar mengikuti jejak langkahnya. Mereka pun mengikuti perintah Fir'aun dan melanggar perintah Mûsâ, padahal perintah Fir'aun tidaklah benar dan berakhir baik, yang patut diikuti.

Pada hari kiamat, Fir'aun berada di muka kaumnya, memimpin mereka seperti halnya di dunia, kemudian dengan pasti memasukkan mereka ke dalam neraka. Di sana mereka terbakar dan merasakan kepedihan siksaannya. Sungguh merupakan tempat masuk yang amat jelek, tempat mereka meminum air yang amat panas untuk melepas dahaga. Tetapi yang terjadi malah perut mereka robek.

Di dunia, mereka selalu diikuti oleh laknat Allah, malaikat dan manusia. Demikian pula pada hari kiamat. Sebab kutukan itu adalah ganjaran yang berhak mereka terima. Itulah pemberian yang amat jelek yang dapat membangkitkan rasa berdosa. Pada saat itu dikatakan, "Seburuk-buruk pemberian adalah yang diberikan kepada mereka."

Kisah-kisah itu, wahai Rasulullah, adalah sebagian dari kisah negeri yang telah Kami hancurkan. Semua itu Kami ceritakan kepadamu agar kamu dapat menasihati kaummu dan kamu yakin akan pertolongan Allah kepadamu. Sebagian negeri itu seperti tanaman yang berdiri tegak di atas lanjaran sehingga nampak terlihat apa yang telah terjadi. Sebagian lainnya hilang tanpa jejak seperti tanaman yang telah dituai.

Dengan kehancuran itu, Kami tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri sendiri dengan kekufuran, peribadatan kepada selain Allah dan membuat kejahatan di muka bumi. Pada saat perintah Tuhanmu datang, wahai Nabi, tuhan-tuhan yang mereka sembah selain Allah itu tidak mampu menolak kebinasaan yang menimpa mereka. Juga tidak dapat mendatangkan manfaat sedikit pun untuk mereka. Sikap mereka yang selalu menyembah berhala hanya akan menambahkan kebinasaan dan kerugian kepada mereka.

Seperti azab keras yang ditimpakan kepada kaum Nûh, kaum 'Ad, kaum Tsamûd dan lainnya, Allah pun akan mengazab penduduk negeri yang menganiaya diri dengan kekufuran dan kejahatan. Sesungguhnya siksa Allah kepada orang-orang yang zalim amatlah keras, pedih dan menyakitkan.

Sesungguhnya di dalam kisah-kisah tersebut, terdapat pelajaran berharga yang dapat dipetik oleh orang yang meyakini hari kebangkitan dan takut kepada azab akhirat. Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk diperhitungkan segala amal perbuatannya. Dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan oleh malaikat dan manusia.

Kami tidak akan mengundurkannya kecuali hanya beberapa saat yang Kami tentukan. Meskipun lama menurut pandangan manusia, tetapi sebenarnya itu sangatlah sebentar menurut Allah.

Di kala datang azab hari itu, tidak seorang manusia pun dapat berbicara kecuali dengan izin Allah. Di antara mereka ada yang celaka, yaitu mereka yang kafir, karena menerima berbagai macam siksaan. Ada pula yang berbahagia, yaitu mereka yang beriman, karena kenikmatan akhirat yang diperoleh.

Orang-orang yang celaka, tempat mereka adalah neraka. Di situ mereka bernafas dengan disertai rintihan sakit ketika menghirup dan mengeluarkan nafas dari dada.

Mereka kekal selama-lamanya di neraka, selama ada langit dan bumi. Mereka tidak akan keluar kecuali pada waktu yang dikehendaki Allah untuk diberi siksa yang lain. Sesungguhnya Tuhanmu, wahai Nabi, Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki, tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi-Nya.

Sedangkan orang-orang yang diberikan kebahagiaan oleh Allah, mereka akan masuk surga dan kekal di dalamnya, dari sejak awal selesainya perhitungan sampai waktu yang tidak terbatas. Kecuali orang-orang yang dikehendaki oleh Allah untuk ditunda waktunya masuk surga, yaitu orang-orang Mukmin yang banyak berbuat maksiat. Mereka itu akan berada di neraka sesuai azab yang pantas mereka terima, kemudian keluar dari situ dan masuk ke dalam surga. Mereka yang berbahagia itu, akan diberi oleh Tuhanmu karunia yang besar dan kekal di surga, tidak berkurang dan tidak putus-putus.

Jika nasib bangsa-bangsa yang musyrik di dunia dan akhirat seperti yang telah Kami ceritakan kepadamu, wahai Muhammad, maka janganlah kamu ragu akan kesudahan nasib kaummu yang menyembah berhala, seandainya mereka terus berada dalam kesesatan. Sebab, mereka sama dengan nenek moyang mereka terdahulu yang telah Kami ceritakan kisah-kisahnya, sama-sama musyrik. Sesungguhnya Kami akan memenuhi azab yang berhak diterima oleh orang-orang kafir itu secara sempurna, tanpa dikurangi sedikit pun, sesuai dengan dosa yang mereka lakukan.

Kami tegaskan sekali lagi kepadamu, hai Muhammad, bahwa Kami telah memberikan Tawrât kepada Mûsâ. Sepeninggal Mûsâ, kaumnya beselisih paham dalam penafsiran dan maksud maknanya sesuai dengan keinginan hawa nafsu mereka. Masing-masing mencoba memahaminya menurut hawa nafsu. Mereka pun lantas terpecah menjadi beberapa golongan. Banyak dari mereka yang melenceng jauh dari kebenaran yang dikandungnya. Kalau bukan karena janji Allah untuk menunda siksa mereka sampai datangnya hari kiamat, niscaya ketetapan Allah berupa kebinasaan untuk orang-orang yang menyalahi dan keselamatan bagi orang-orang yang membenarkan pasti akan mereka terima di dunia, seperti halnya umat-umat terdahulu yang menyelewengkan pemahaman kitab suci sehingga sulit ditemukan kebenarannya. Sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Tawrât itu berada dalam kebimbangan dan jauh dari hakikat kebenaran.

Masing-masing kelompok di antara mereka pasti akan dipenuhi balasan amal perbuatan mereka oleh Tuhanmu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui sekecil apa pun kebaikan dan kejahatan yang mereka lakukan. Dan Dia akan membalas mereka sesuai dengan perbuatannya.

Jika keadaan umat-umat yang memperselisihkan pemahaman kitab suci begitu adanya, maka bersikaplah kamu dan para pengikutmu yang beriman dengan konsisten mengikuti jalan kebenaran seperti yang diperintahkan Allah. Janganlah kalian melampaui batas kewajaran dengan melalaikan atau meremehkan atau berlebih-lebihan dengan melakukan sesuatu yang di luar kemampuan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui semua apa yang kalian kerjakan dan pasti Dia akan membalasnya.

Janganlah sedikit pun kalian condong kepada musuh-musuh Allah dan musuh-musuh kalian yang menzalimi diri mereka dan melanggar batasan-batasan Allah. Jangan kalian bergantung kepada mereka atau menganggap baik jalan yang mereka tempuh. Sebab, dengan condong kepada mereka, kalian pantas menerima siksa neraka, dan tidak ada seorang pun yang dapat menghindarkannya dari kalian. Sebagai kesudahan kalian, kalian tidak akan dibela oleh Allah dalam melawan musuh dengan cara tidak ditolong, oleh sebab kecenderungan kalian kepada musuh-Nya.

Laksanakanlah salat, hai Muhammad, dengan sempurna pada kedua tepi siang (pagi dan sore) dan pada bagian-bagian waktu malam. Sesungguhnya yang demikian itu dapat menyucikan jiwa, sehingga mampu mengalahkan kecenderungan berbuat jahat dan dapat menghapuskan dampak dosa-dosa kecil yang tidak pernah luput dari manusia. Petunjuk kebaikan yang diperintahkan kepadamu itu adalah suatu nasihat yang bermanfaat bagi orang-orang yang siap menerimanya, yang selalu ingat dan tidak melupakan Tuhan- Nya.


Yüklə 3,5 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   31   32   33   34   35   36   37   38   ...   101




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin