Alquran terjemahan bahasa indonesia



Yüklə 3,5 Mb.
səhifə58/101
tarix26.10.2017
ölçüsü3,5 Mb.
#14093
1   ...   54   55   56   57   58   59   60   61   ...   101

Kami menghilangkan bayang-bayang itu dengan matahari secara berangsur-angsur, tidak sekaligus. Dengan begitu, banyak sekali manfaat yang dirasakan manusia.

Di antara bukti-bukti keesaan Tuhan, Dia menjadikan malam dengan kegelapannya sebagai penutup. Semua makhluk larut dalam kegelapan yang menyelimutinya, seperti baju yang menyelimuti pemakainya. Dia membuat manusia bisa tidur untuk beristirahat memulihkan tenaga setelah kelelahan. Dengan datangnya siang, Dia membuat manusia bangun dan berusaha mencari penghidupan dan rezeki.

Allahlah yang menundukkan angin untuk menggiring awan. Angin tersebut juga sebagai pertanda berita gembira datangnya hujan yang merupakan rahmat Allah untuk manusia. Sesungguhnya Kami turunkan dari langit air yang suci dan menyucikan, serta dapat menghilangkan najis dan kotoran(1). (1) Pada ayat ini Allah memberitahukan bahwa Dia memberikan nikmat kepada manusia berupa turunnya air yang suci dari langit untuk mereka. Ayat ini menunjukkan bahwa air hujan, ketika pertama kali terbentuk, sangat bersih. Meskipun ketika turun air tersebut membawa benda-benda dan atom-atom yang ada di udara, air itu masih tetap sangat suci.

Kami menurunkan hujan untuk menumbuhkan tanaman. Dengan hujan itu, tanah yang tadinya kering dan mati menjadi hidup. Air itu juga dapat dimanfaatkan untuk memberi minum makhluk ciptaan yang berupa binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.

Sesungguhnya al-Qur'ân ini telah Kami buat ayat-ayatnya jelas dan berulang-ulang. Yang demikian itu agar manusia selalu ingat Tuhan mereka, dapat mengambil pelajaran dan melaksanakan segala konsekuensinya. Akan tetapi kebanyakan manusia enggan dan hanya menginginkan kekafiran.

Kalau Kami menghendaki, niscaya akan Kami kirim ke setiap negeri seorang pemberi peringatan. Maka bersungguh-sungguhlah dalam berdakwah. Jangan pedulikan omongan orang-orang kafir. Dan tinggalkan apa yang mereka datangkan.

Teruskanlah dakwahmu kepada kebenaran dan dalam menyampaikan risalah Tuhanmu. Apabila mereka menentang misi dakwahmu dan menyakiti orang-orang Mukmin, maka perangilah mereka. Berjuanglah untuk itu dengan sekuat tenaga.

Allahlah yang mengalirkan air dua lautan, laut tawar dan laut asin. Masing-masing aliran saling berdampingan satu dengan lainnya. Meskipun dimikian, kedua air itu tidak tercampur. Semua itu diciptakan sebagai nikmat dan rahmat untuk manusia(1). (1) Ayat ini menunjukkan sebuah nikmat Allah kepada hamba-hamba-Nya, yaitu berupa tidak bercampurnya air asin yang merembes atau mengalir dari lautan ke batu-batuan di dekat pantai dengan air tawar yang merembes atau mengalir ke laut dari daratan. Keduanya hanya sekadar bertemu. Air tawar itu tergenang di atas air asin seakan-akan di antara keduanya ada pemisah yang menghalangi bertemunya satu dengan yang lainnya. "Hijran Mahjûran" diartikan 'pembatas yang tersembunyi yang tidak dapat kita lihat'. Bukan hanya itu, bahkan di situ juga terdapat hukum yang bersifat konstan yang mengatur hubungan tersebut untuk kepentingan manusia yang tinggal di sekitar tempat itu dan sangat tergantung kepada air tawar.

Allahlah yang telah menciptakan mereka dari setetes air. Kemudian Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan yang mempunyai hubungan kekerabatan melalui keturunan atau perkawinan. Allah Mahakuasa atas setiap yang dikehendaki-Nya. Sebab melalui setetes air, Dia mampu menjadikan dua jenis manusia yang berbeda.

Setelah datangnya bukti-bukti yang menunjukkan bahwa hanya Allahlah yang pantas disembah, tidak selain-Nya, sebagian manusia masih ada yang menyembah berhala-berhala yang tidak dapat mendatangkan manfaat dan bahaya. Dengan keyakinannya itu, mereka berarti telah menolong setan. Padahal setan itu bermaksud menyesatkan mereka. Mereka menolak kebenaran yang diserukan oleh Allah.

Wahai Muhammad, kewajibanmu hanyalah menyampaikan risalah, memberi kabar gembira berupa surga kepada orang-orang Mukmin dan memberitahukan berita duka untuk orang-orang kafir. Setelah kamu laksanakan itu semua, tidak ada lagi yang dituntut darimu.

Katakan kepada mereka, "Aku tidak mengharap imbalan dan balasan dari seruanku kepada kalian untuk memeluk Islam. Aku hanya ingin salah seorang dari kalian ada yang mendapat petunjuk, menempuh jalan kebenaran dan kembali kepada Tuhannya."

Bertakwalah dalam segala urusan kalian kepada Allah, Zat yang Mahahidup yang tidak akan mati. Sucikan dan agungkanlah Dia dengan memuji segala nikmat-Nya. Biarkanlah orang yang keluar dari jalan kebenaran. Allah Maha Mengetahui ihwal mereka dan akan membalas dosa-dosa mereka.

Allahlah yang menciptakan langit dan bumi beserta apa yang ada di antara keduanya dalam enam hari. Dia menguasai singgasana kerajaan. Kekuasaan-Nya meliputi segala sesuatu. Dialah Zat yang Maha Pengasih. Apabila kamu ingin tahu sifat-sifat-Nya, maka tanyakanlah kepada siapa yang mengetahui hal itu. Dia pasti akan memberikan jawaban untukmu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana(1). (1) Enam hari yang yang disebutkan di dalam ayat di atas merupakan ungkapan Allah tentang masa. Dialah yang lebih tahu ukuran hari-hari tersebut. Dari sudut pandang ilmu pengetahuan, proses kejadian alam melewati beberapa fase. Adapun Firman Allah yang berbunyi "…al-samâwât wa al-ardl wa mâ baynahumâ…" ('…langit, bumi dan apa yang ada di antara keduanya…') menunjukkan semua benda-benda langit yang terdiri atas bintang, matahari, planet, bulan, debu kosmos, gas dan energi yang kesemuanya membentuk alam raya. Sedangkan Firman Allah "…tsumma istawâ 'alâ al-'arsy…" ('…kemudian Dia menguasai 'arsy…') menetapkan bahwa dilihat dari segi waktu, alam ini mempunyai permulaan, dan bahwa terbentuknya alam ini disertai dengan hukum alam atau sunnatullah yang mengatur semuanya. Dengan adanya suatu sistem alam ini yang rinci dan sempurna serta mencakup segala sesuatu, penguasaan Allah terhadap alam secara global dan rinci menjadi jelas. Mengenai firman-Nya"…fa is'al bihî khabîran" ('…Tanyakanlah kepada yang mengetahui'), mengandung anjuran akan pentingnya meneliti dan menggali gejala-gejala alam dan sistem yang ada di dalamnya untuk mengetahui rahasia-rahasia kekuasaan Allah dalam penciptaan alam.

Apabila dikatakan kepada orang-orang kafir, "Tunduklah kepada Zat yang Maha Pengasih," maka jawaban mereka adalah berupa keingkaran dan sikap masa bodoh terhadap Zat yang Maha Pengasih itu. Mereka berkata, "Siapa Dzat yang Maha Pengasih itu? Kami tidak mengenal-Nya sehingga tidak perlu tunduk kepada-Nya. Lagi pula, haruskah kami tunduk karena sekadar mengikuti perintahmu?" Demikianlah, mereka semakin jauh dan lari dari keimanan.

Mahasuci Allah dan Mahabanyak karunia-Nya. Dia menciptakan planet-planet di langit dan menciptakan garis orbit tempatnya beredar. Di antara planet-planet itu, Dia menjadikan matahari dan bulan yang bercahaya(1). (1) Ayat ini mengandung beberapa penafsiran ilmiah terhadap sistem alam raya yang diciptakan oleh Allah. Kita lihat bintang-bintang di langit berbentuk gugusan yang tidak berubah-ubah sepanjang masa. "Al-Bur3j" yang dimaksud dalam ayat di atas adalah gugusan bintang (rasi) yang dilalui matahari ketika secara lahir berputar mengelilingi bumi. Gugusan bintang tersebut seakan-akan menjadi tempat berputarnya matahari sepanjang tahun. Setiap tiga bulan terjadi satu musim yang dimulai dengan musim semi. Rasi-rasi tersebut adalah sebagai berikut: Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricornus, Aquarius dan Pisces. Matahari adalah salah satu bintang yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Seperti halnya bintang-bintang lain, matahari bersinar dengan sendirinya karena interaksi atom yang ada di dalamnya. Sinar matahari yang timbul dari energi tersebut jatuh ke planet-planet, bumi, bulan dan benda-benda langit lainnya yang tidak dapat bersinar. Karena bersifat menyinari, maka matahari disebut sirâj yang berarti 'lampu yang terang benderang'. Adapun bulan disebut munîr, yang berarti 'bercahaya', karena cahayanya timbul akibat adanya sinar matahari yang jatuh di permukaannya.

Allahlah yang menjadikan malam dan siang secara silih berganti, yang satu datang menggantikan yang lain. Kami atur semua ini agar siapa saja dapat mengambil pelajaran dari aturan semacam ini, sehingga dapat mengetahui kebijaksanaan dan kekuasaan Allah. Atau agar ia dapat menyukuri nikmat yang agung ini.

Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu adalah mereka yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. Pertama, bersikap rendah hati di dunia ini. Apabila berjalan di muka bumi, mereka selalu berjalan dengan tenang. Demikian pula dalam segala amal perbuatan. Jika mereka dicaci oleh orang-orang musyrik yang jahil, mereka membiarkannya dan mengatakan kepada mereka, "Kami tidak ada urusan dengan kalian, bahkan kami berdoa untuk keselamatan kalian."

Kedua, mereka yang melalui malam hari dengan beribadah, salat dan selalu berzikir kepada Allah.

Ketiga, mereka yang rasa takutnya lebih dominan daripada harapan, seperti halnya orang-orang yang bertakwa. Karena itu mereka takut akan siksa akhirat. Kebiasaan mereka adalah berdoa kepada Allah agar diselamatkan dari siksa jahanam. Sebab siksa jahanam itu, jika menimpa seseorang yang melakukan kejahatan, tidak akan melepaskannya.

Sesungguhnya jahanam itu adalah tempat menetap dan tempat kediaman yang paling buruk bagi penghuninya.

Keempat, di antara tanda-tanda hamba Tuhan Yang Maha Penyayang adalah bersikap sederhana dalam membelanjakan harta, baik untuk diri mereka maupun keluarga. Mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir dalam pembelanjaan itu, tetapi di tengah-tengah keduanya.

Kelima, mereka selalu memurnikan tawhid dan membuang segala bentuk kemusyrikan dalam sembahan. Keenam, tidak membunuh jiwa yang dilarang untuk dibunuh. Tetapi jika dianiaya, mereka akan membunuh atas dasar kebenaran. Ketujuh, menjauhi perbuatan zina. Mereka mencukupkan diri dengan berbagai kenikmatan yang halal saja agar terhindar dari siksa yang membinasakan. Sesungguhnya siapa saja yang melakukan perkara-perkara jelek ini akan mendapatkan siksa.

Pada hari kiamat, dia akan mendapatkan siksa yang berlipat ganda dan kekal di dalamnya dalam keadaan hina dan tercela.

Akan tetapi barangsiapa bertobat atas dosa-dosa tersebut, beriman dengan benar dan menyertainya dengan ketaatan dan amal saleh, maka dia akan diampuni. Kejahatan mereka yang telah lalu akan diganti dengan kebaikan yang akan dibalas dengan pahala yang sangat besar. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang lagi Maha Pengampun.

Demikianlah ketentuan Kami yang berlaku, yaitu barangsiapa bertobat atas dosanya dan dibuktikan dengan taat dan menjauhi maksiat, maka Allah akan menerima tobatnya. Dengan tobat itulah dia kembali kepada Tuhannya setelah menjauh dari-Nya.

Kedelapan, tidak melakukan sumpah palsu. Kesembilan, jika menemukan perkataan atau perbuatan yang tidak terpuji dari seseorang, mereka tidak larut melakukannya dan memilih tidak menemaninya.

Kesepuluh, apabila dinasihati oleh seseorang dan dibacakan ayat-ayat Allah, mereka mendengarkannya dengan seksama. Kalbu mereka tergugah, dan hati kecil mereka terbuka. Mereka tidak seperti orang-orang yang gelisah ketika mendengar ayat-ayat Allah dan berpaling darinya. Bagi orang-orang yang tidak mendengarkan ayat-ayat Allah, ayat-ayat tersebut tidak menembus pendengaran mereka dan penglihatan mereka pun tertutup darinya.

Kesebelas, mereka selalu memohon kepada Tuhan agar istri-istri dan anak-anak mereka dijadikan sebagai penyenang hati karena kebaikan yang mereka lakukan. Mereka juga berdoa agar dijadikan sebagai pemimpin dalam kebaikan yang diikuti oleh orang-orang yang saleh.

Mereka yang memiliki ciri-ciri seperti itu--sebagai telah disebutkan sebelumnya--adalah para hamba Allah yang sejati. Mereka akan mendapatkan kedudukan yang luhur di surga, sebagai balasan dari kesabaran dan ketaatan mereka. Di dalam surga, mereka akan mendapatkan penghormatan dan ucapan keselamatan.

Kenikmatan yang mereka peroleh di surga adalah kekal dan tidak pernah putus. Surga itu merupakan tempat menetap dan kediaman yang terbaik.

Katakanlah, wahai Rasul, kepada umat manusia, "Sesungguhnya tidak penting bagi Allah dari kalian kecuali kalian menyembah dan berdoa kepada-Nya, tidak selain-Nya. Oleh karena itulah Dia menciptakan kalian. Akan tetapi, orang-orang kafir di antara kalian telah mendustakan apa yang dibawa oleh Rasul. Karenanya, azab yang akan menimpa mereka merupakan sebuah kemestian, dan mereka tidak akan dapat menyelamatkan diri dari azab itu."

[[26 ~ ASY-SYU'ARA' (PARA PUJANGGA) Pendahuluan: Makkiyyah, 227 ayat ~ Surat ini dibuka dengan menyebutkan kedudukan al-Qur'ân. Setelah itu, pembicaraan beralih kepada ancaman atas orang-orang kafir yang akan disiksa oleh Allah Yang Mahakuasa, dan hiburan untuk Nabi Muhammad saw. dari pendustaan kaumnya dengan mengatakan bahwa perlakuan seperti itu juga dialami oleh beberapa rasul sebelumnya. Maka disebutlah kisah tentang pertemuan Mûsâ dan Hârûn dengan Fir'aun yang membangkang; kisah Ibrâhîm a. s., bapak para nabi; kisah Nûh a. s. bersama kaumnya; kisah Hûd a. s. dengan kabilah 'Ad dan Shâlih a. s. dengan kabilah Tsamûd; kisah Lûth a. s. yang, dalam surat ini, dipaparkan secara lebih panjang; dan kisah Syu'aib a. s. tatkala menghadapi penduduk Aykah. Kisah ketujuh nabi ini, jika dicermati, mencerminkan kesatuan pokok-pokok dasar dakwah seluruh rasul yang diutus kepada umat manusia. Di sisi lain, dari kisah-kisah itu dapat dipetik satu pelajaran bahwa orang-orang kafir menggunakan cara yang praktis sama ketika menolak risalah dan seruan para rasul. Surat ini ditutup, sebagaimana awalnya, dengan menyebutkan kedudukan al-Qur'ân, yang diakhiri dengan menolak anggapan bahwa Nabi Muhammad saw. adalah seorang pujangga dan al-Qur'ân tidak lebih dari kumpulan syair.]] Thâ, Sîn, Mîm. Dengan huruf-huruf ini dijelaskan bahwa al-Qur'ân merupakan suatu mukjizat yang menundukkan manusia. Untaian katanya tersusun dari huruf-huruf sejenis itu, yang masih dalam kemampuan manusia. Karenanya, jika ada yang meragukan bahwa al-Qur'ân benar-benar diturunkan oleh Allah, tentu manusia dapat membuat seperti itu. Tapi sudah pasti, tak ada satu makhluk pun yang dapat membuat seperti al-Qur'ân.

Firman yang Aku wahyukan kepadamu ini, wahai Muhammad, merupakan ayat-ayat al-Qur'ân yang menjelaskan berbagai hukum dan aturan yang terkandung di dalamnya.

Aku merasa prihatin melihat dirimu, wahai Muhammad, bersedih hati mendapatkan pengingkaran dan ketakberimanan kaummu.

Sesungguhnya Kami Mahakuasa untuk mendatangkan kepada mereka suatu mukjizat yang dapat memaksa mereka untuk beriman, sehingga--sebagaimana yang kamu harapkan--mereka semua menjadi patuh dan tunduk kepada-Ku. Tetapi Kami tidak akan melakukan hal seperti itu, karena sudah menjadi ketetapan hukum Kami (sunnatullâh) untuk menyuruh mereka beriman tanpa paksaan. Dengan demikian, perintah dan larangan yang akan menghasilkan pahala atau siksa itu tidak kehilangan maknanya.

Dan kalaulah Allah terus menurunkan wahyu-Nya lagi kepadamu, yang mengingatkan mereka--sebagai suatu rahmat--akan kebenaran agama ini, mereka akan terus-menerus menampik dan mengingkarinya. Pelbagai jalan yang dapat menghantarkan mereka untuk menerima petunjuk telah tertutup.

Sungguh mereka itu telah mendustakan dan mengejek kebenaran yang kamu sampaikan. Maka bersabarlah menghadapi perlakuan mereka ini. Kelak mereka akan mendapati akibat dari ejekan yang membawa petaka besar ini.

Adakah mereka akan terus mempertahankan kekufuran dan pendustaan serta tidak merenungi dan mengamati sebagian ciptaan Allah di bumi ini? Sebenarnya, jika mereka bersedia merenungi dan mengamati hal itu, niscaya mereka akan mendapatkan petunjuk. Kamilah yang mengeluarkan dari bumi ini beraneka ragam tumbuh-tumbuhan yang mendatangkan manfaat. Dan itu semua hanya dapat dilakukan oleh Tuhan yang Mahaesa dan Mahakuasa.

Sesungguhnya adanya beraneka ragam tumbuh-tumbuhan di bumi merupakan bukti yang jelas akan adanya Sang Pencipta Yang Mahakuasa. Tetapi kebanyakan kaum, ternyata, tidak mau beriman.

Dan sesungguhnya Penguasa dan Pemelihara dirimu, Dialah yang akan membalas para pendusta kebenaran dan mengaruniakan rahmat-Nya kepada orang-orang yang beriman.

Dan ingatkanlah kaummu, wahai Muhammad, kisah tentang Mûsâ saat diseru oleh Tuhanmu, "Wahai Mûsâ, pergilah kamu sebagai seorang rasul kepada satu kaum yang telah menzalimi diri mereka sendiri dengan kekafiran dan menzalimi Banû Isrâ'îl dengan memperbudak dan membunuh anak-anak lelaki mereka.

Datangilah kaum Fir'aun itu, karena mereka selalu melakukan kezaliman. Sungguh mereka adalah orang-orang yang aneh! Bagaimana mungkin mereka tidak takut dan waspada akan akibat buruk dari kezaliman yang mereka lakukan?"

Mûsâ berkata, "Wahai Tuhanku, aku sungguh khawatir mereka tidak akan menerima risalahku ini, karena sikap pongah dan membangkang yang ada pada mereka.

Lalu aku merasa geram mendapati mereka mendustakan aku, sehingga lidahku menjadi kelu untuk melontarkan bukti-bukti yang ingin kupaparkan. Dari itu, utuslah Jibril a. s. kepada Hârûn, saudaraku, untuk membantuku mengemban tugas ini.

Lagi pula mereka telah menganggap aku bersalah karena telah membunuh salah seorang di antara mereka. Aku khawatir, mereka--sebagai suatu bentuk pembalasan--akan lebih dulu membunuhku sebelum aku sempat melaksanakan tugas ini. Dan ini menambah kekhawatiranku."

Allah berfirman kepada Mûsâ, "Mereka tidak akan membunuhmu, dan Aku telah mengabulkan permohonanmu mengenai Hârûn. Maka berangkatlah kalian berdua dengan berbekal mukjizat-mukjizat-Ku. Aku akan menjaga kalian dan mendengarkan apa yang terjadi antara kalian dan Fir'aun. Dan kalian berdua akan mendapatkan kemenangan dan dukungan.

Berangkatlah kalian berdua menemui Fir'aun, lalu katakan kepadanya, 'Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhan semesta alam kepadamu.

Tuhan semesta alam telah memerintahkan kepadamu untuk membebaskan Banû Isrâ'îl pergi bersama kami'."

Dengan perasaan berjasa--karena telah mengenal Mûsâ yang di masa kecilnya pernah berada dalam asuhannya di istana--Fir'aun berkata kepada Mûsâ, "Bukankah kami telah memeliharamu di waktu kecil, dan kamu berada dalam asuhan kami selama beberapa tahun?

Dan kamu telah melakukan tindak kejahatan yang keji, saat kamu membunuh salah seorang dari kaumku. Kamu pun tidak membalas jasa yang dahulu telah kami berikan kepadamu, dan juga tidak mengayomi rakyatku. Bahkan kamu mencerca tuhan-tuhan kami dengan menganggap dirimu sebagai utusan Tuhan semesta alam."

Mûsâ berkata, "Aku memang telah melakukan pembunuhan yang kamu sebutkan itu karena ketidaktahuan dan kekhilafanku. Dari itu, janganlah kamu menyalahkan aku.

Lalu aku melarikan diri dari kalian karena khawatir kalian akan membunuhku akibat tindakan yang tak kusengaja itu. Tuhan pun kemudian menganugerahkan kepadaku kearifan dan pengetahuan, keutamaan dan kenikmatan, serta menjadikan diriku sebagai salah seorang rasul-Nya."

Mûsâ lalu menyinggung salah satu sikap buruk Fir'aun. Dijelaskannyalah perihal perbudakan dan pembunuhan anak-anak lelaki Banû Isrâ'îl yang Fir'aun lakukan. Karena itu, Mûsâ menolak asuhannya di istana Fir'aun sebagai suatu nikmat. Sebabnya terpulang kepada kejahatan Fir'aun yang telah memperbudak dan membunuh anak-anak lelaki Banû Isrâ'îl sehingga ia dihanyutkan ke sungai untuk menyelamatkan diri dari pembunuhan Fir'aun, yang akhirnya mengantarkan Mûsâ ke istana Fir'aun. Kalaulah keadaannya tidak seperti itu, tentu Mûsâ akan diasuh oleh kedua orangtuanya.

Fir'aun berkata, "Lalu, bagaimana sebenarnya sifat Tuhan semesta alam yang selalu kamu sebut-sebut dan kamu katakan telah mengutusmu itu? Cobalah jelaskan, karena kami tidak mengenalnya sama sekali!"

Mûsâ menjawab, "Dialah Penguasa langit dan bumi beserta isinya. Jika kalian meyakini jawabanku ini, maka kalian akan mendapatkan kebaikan dan petunjuk. Kalian pun akan tahu bahwa kerajaan Fir'aun yang dibangga-banggakan ini, yang hanya terbatas dalam satu wilayah saja di muka bumi, sangat tak pantas disejajarkan dengan kerajaan Tuhan."

Fir'aun merasa heran mendengar adanya Tuhan selain dirinya dan bahwa kerajaannya tidak pantas dibandingkan dengan kerajaan Tuhan. Dengan sikap meremehkan, Fir'aun mengungkapkan keheranannya kepada orang-orang yang ada di sekitarnya, "Bagaimana tanggapan kalian mendengar ucapan Mûsâ ini?"

Tanpa mempedulikan kegeraman dan cemoohan Fir'aun, Mûsâ melanjutkan lagi, "Tuhan semesta alam adalah Penciptamu dan para nenek moyangmu. Di antara nenek moyangmu itu ada yang mengaku Tuhan sebagaimana halnya kamu. Mereka semua telah binasa, dan kamu pun akan binasa pula. Dengan demikian, anggapan dirimu sebagai Tuhan sama sekali tidak dapat dibenarkan. Sebab, Tuhan yang hakiki tidak akan pernah mati."

Untuk membangkitkan kemarahan kaumnya, Fir'aun berkata kepada mereka. Dikatakannyalah sesuatu yang tidak benar mengenai kerasulan Mûsâ dengan menganggapnya sebagai orang gila. Karena, menurutnya, ia menjawab sesuatu yang tidak ditanyakan dan menyematkan Tuhan dengan sifat-sifat yang aneh. Demikianlah, Fir'aun telah menghasut kaumnya untuk mendustakan Mûsâ.

Mûsâ berkata, "Jika memang kalian berpikir, berimanlah kepada risalahku ini. Karena sesungguhnya terbit dan terbenamnya matahari dengan suatu ketetapan yang sangat teliti merupakan bukti yang jelas akan adanya Sang Pencipta. Dengan demikian, kalianlah yang berhak dikatakan tidak waras."

Fir'aun berkata kepada Mûsâ, "Sungguh jika kamu menjadikan Tuhan selain diriku, aku akan menjadikan kamu salah seorang yang buruk keadaannya di dalam penjaraku." Begitulah, Fir'aun terpaksa menggunakan ancaman setelah ia merasa tidak mampu menolak bukti-bukti ciptaan Tuhan.

Dengan bersikap lembut karena benar-benar menginginkan keimanan Fir'aun, Mûsâ berkata, "Benarkah kamu akan menjadikan aku sebagai salah seorang tawananmu, meskipun aku perlihatkan kepadamu bukti kuat yang membenarkan segala ucapanku?"

Fir'aun menjawab, "Cobalah perlihatkan bukti kenabianmu itu, jika kamu memang benar." Ia berkata seperti itu dengan harapan agar dapat melihat kelemahan argumentasi Mûsâ.

Ke hadapan Fir'aun dan kaumnya, Mûsâ pun melemparkan tongkatnya. Seketika itu juga, tongkat itu berubah menjadi seekor ular besar yang benar-benar hidup, bukan hasil sulapan sihir yang menyerupai ular.

Mûsâ lalu--sebagai mukjizat kedua--mengeluarkan tangan dari kantongnya. Tangannya itu berubah menjadi sangat putih, indah gemerlapan, sehingga membuat orang-orang yang melihatnya terpana.

Fir'aun berkata kepada kaumnya, "Sesungguhnya Mûsâ benar-benar seorang penyihir yang handal." Ia berkata seperti itu karena takut kaumnya menjadi tunduk kepada kebenaran yang mereka saksikan pada Mûsâ.

Fir'aun menambahkan lagi, "Penyihir ini bermaksud menundukkan aku sehingga kalian nantinya akan terusir dari negeri ini." Ia berkata seperti itu untuk membangkitkan kemarahan kaumnya. Sebab, keterpisahan dengan tanah tumpah darah merupakan salah satu hal yang berat, terutama bila dilakukan dengan kekerasan dan pengusiran. Selanjutnya, Fir'aun meminta saran dari kaum yang menyembahnya ini. Demikianlah, karena terdesak oleh bukti-bukti kuat yang diperlihatkan Mûsâ, Fir'aun--dengan meminta saran seperti itu--lupa bahwa ia telah mengaku Tuhan.

Kaumnya berkata kepada Fir'aun, "Tangguhkanlah perkara kedua orang ini. Lalu kerahkanlah balatentara ke seluruh kota untuk mengumpulkan para ahli sihir dari wargamu. Karena sihir hanya bisa dilawan dengan sihir.

Mereka akan mendatangkan kepadamu sejumlah besar ahli sihir yang piawai dan lebih unggul serta berpengalaman dibanding Mûsâ." Dengan saran ini, kaumnya berharap dapat meredam kecemasan Fir'aun.

Maka dikumpulkanlah para ahli sihir dari seluruh pelosok negeri. Lalu ditentukan waktu pertemuan mereka dengan Mûsâ pada hari perayaan (yawm al-zînah), pada waktu duha, menjelang tengah hari.

Semua orang berharap dapat menghadiri acara yang ditunggu-tunggu pada hari yang telah ditentukan itu. Mereka saling bertanya satu sama lain, "Adakah kalian akan berkumpul?" Maksudnya, "Berkumpullah kalian semua!"

Mereka semua memperkirakan bahwa kemenangan nantinya akan berada di pihak para ahli sihir, sehingga mereka akan tetap memeluk agama mereka. Mereka sengaja melakukan hal itu, agar para ahli sihir terdorong untuk lebih menyiapkan diri guna mengalahkan Mûsâ.


Yüklə 3,5 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   54   55   56   57   58   59   60   61   ...   101




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin