Alquran terjemahan bahasa indonesia



Yüklə 3,5 Mb.
səhifə61/101
tarix26.10.2017
ölçüsü3,5 Mb.
#14093
1   ...   57   58   59   60   61   62   63   64   ...   101

Aku mendapati seorang wanita, dengan segala fasilitas keduniaan yang dimilikinya, memerintah dan menjadi rajanya. Ia juga mempunyai singgasana megah yang menunjukkan kebesaran tahta dan kekuasannya.

Aku mendapati ratu dan rakyat negeri itu menyembah matahari, bukan menyembah Allah. Setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan buruk dan menyangkanya sebagai suatu kebaikan. Dengan demikian mereka tergelincir dari jalan kebenaran dan tidak mendapatkan petunjuk.

Sehingga, mereka tidak menyembah Allah, padahal Dialah yang menampakkan segala apa saja yang tersembunyi, baik di langit maupun di bumi. Dia Maha Mengetahui apa yang kalian tampakkan dan yang kalian rahasiakan.

Allah, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Dia. Dialah Pemilik kekuasaan mutlak atas segala yang ada di alam ini.

Sulaymân berkata kepada Hudhud, "Aku akan memeriksa kebenaran berita ini, apakah kamu benar atau bohong."

"Bawalah surat ini dan sampaikan kepada Balqîs dan rakyatnya. Sesudah itu tinggalkan dan awasi mereka dari dekat, agar kamu tahu apa yang akan mereka perbincangkan."

Ketika surat itu sampai ke pangkuan sang ratu, Balqîs segera mengumpulkan pemuka-pemuka kaum dan para penasihatnya, lalu berkata, "Aku baru saja menerima surat penting."

Balqîs membacakan surat itu yang berbunyi: "Dari Sulaymân. Bismillâh al-Rahmân al-Rahîm' (Dengan Nama Allah Pemilik Kebesaran dan Karunia, yang selalu mencurahkan kasih sayang-Nya kepada makhluk ciptaan-Nya).

Jangan kalian menyombongkan diri di hadapanku. Datanglah kepadaku sebagai orang yang tunduk dan menyerah."

Balqîs berkata kepada para anggota Dewan Penasihatnya, "Apa pendapat kalian tentang persoalan penting yang diajukan kepadaku ini? Aku tidak akan mengambil keputusan tanpa persetujuan kalian."

Mereka dengan tenang menjawab, "Kita adalah bangsa yang kuat, penolong dan pemberani. Kita tidak takut berperang. Keputusan ada di tangan Tuan Putri, Kami akan patuh."

Dengan nada pasrah dan menunda keputusan, Balqîs berkata, "Kebiasaan raja-raja, jika memasuki suatu negeri bersama pasukan tentaranya, selalu saja membuat kerusakan. Mereka, biasanya, menghancurkan bangunan, membinasakan tanaman piaraan dan hewan ternak. Kebiasaan mereka memang begitu."

"Oleh karena itu," kata Balqîs melanjutkan, "aku memutuskan akan mengirim hadiah untuk Sulaymân dan rakyatnya, demi menjaga perdamaian dan keselamatan. Akan aku tunggu, apakah mereka akan menerima atau menolaknya."

Utusan Ratu Balqîs pun kemudian sampai kepada Sulaymân a. s. dengan membawa hadiah. Dengan merasakan betapa besar karunia Allah yang diberikan kepadanya, Sulaymân berkata kepada utusan itu, "Untuk apa kalian membawa harta untukku? Nikmat kenabian dan kerajaan serta nikmat-nikmat lainnya yang Allah karuniakan kepadaku jauh lebih besar dari apa yang diberikan kepada kalian. Tapi kalian malah merasa bangga dengan hadiah itu dan banyaknya harta yang kalian miliki. Kalian tidak seperti aku. Kalian hanya tahu urusan keduniaan saja."

"Kembalilah kepada kaummu," kata Sulaymân kepada mereka melanjutkan. "Demi Allah, kami akan mendatangi kalian dengan pasukan tentara yang tak seorang pun dapat menghadapinya. Kami akan mengusir kalian dari bumi Saba' dalam keadaan hina dan secara tidak terhormat."

Sulaymân segera meminta bantuan kepada jin dan manusia yang telah ditundukkan oleh Allah demi kepentingannya untuk melakukan sesuatu yang bisa mengejutkan Ratu Balqîs. Sulaymân berkata, "Siapakah di antara kalian yang sanggup mendatangkan singgasana Balqîs yang megah itu sebelum mereka datang kepadaku dalam keadaan tunduk dan berserah diri?"

'Ifrît, salah satu jin, berkata, "Aku akan segera mendatangkan singgasana itu sekarang, saat Paduka masih duduk di atas kursi, sebelum Paduka sempat berdiri. Aku benar-benar sanggup melakukannya dan aku jujur dalam perkataan dan perbuatanku ini."

Seorang manusia yang diberi kekuatan spiritual dan ilmu dari kitab berkata, "Aku akan mendatangkan singgasana itu lebih cepat lagi: sebelum Paduka mengedipkan mata." Benar, orang itu langsung melakukan apa yang dikatakannya. Ketika Sulaymân menyaksikan istana megah berdiri tegak di hadapannya, ia berkata, "Ini, sungguh, sebagian nikmat Allah yang telah menciptakanku, memberikan pertolongan kepadaku dengan karunia-Nya, untuk mengujiku apakah aku mau mensyukuri nikmat-nikmat itu atau tidak. Barangsiapa bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah terlepas dari beban kewajiban. Dan barangsiapa tidak mau mensyukuri nikmat, maka sesungguhnya Tuhan tidak membutuhkan syukur. Tuhanku Maha Pemurah dengan nikmat-nikmat-Nya."

Sulaymân berkata kepada para pembantunya, "Tutupilah singgasana Balqîs itu dengan sedikit mengubah ornamen luarnya. Akan kita lihat nanti apakah ia mengenali singgasananya atau tidak."

Ketika Balqîs tiba, ia segera mengarahkan pandangan ke arah singgasana yang mirip singgasananya. Ia pun ditanya, "Seperti inikah singgasanamu?" Kemiripan singgasana yang luar biasa itu membuatnya berkata, "Sepertinya ya." Sulaymân bersama pengikutnya lalu berkata, "Kami telah diberi ilmu oleh Allah, dengan kekuasan-Nya dan dengan kebenaran yang datang dari sisi-Nya. Dan kami adalah kaum yang tunduk pada Allah dan ikhlas beribadah hanya kepada-Nya."

Balqîs telah dipalingkan oleh tuhan-tuhan yang mereka sembah selain Allah, seperti matahari dan sejenisnya, dari menyembah Allah. Ia adalah termasuk orang-orang kafir.

Balqîs kemudian dipersilakan memaski istana Sulaymân. "Silakan masuk," kata salah seorang pembantu Sulaymân kepadanya. Lantai istana itu terbuat dari kaca dengan kolam berisikan ikan yang berenang- renang di bawahnya. Balqîs pun mengangkat kain yang menutupi kedua betisnya, karena menyangka bahwa yang akan dilewatinya itu adalah air. Sulaymân mengingatkannya bahwa apa yang dikira air itu tidak lain adalah kemilau lantai yang terbuat dari kaca. Balqîs terkesima oleh pemandangan di depan matanya itu. Seketika ia menyadari bahwa kerajaannya tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan kerajaan Sulaymân, sang nabi. Balqîs berkata, "Ya Tuhan, sungguh aku telah menganiaya diriku dengan sikap membanggakan kekuasaan dan durhaka. Kini aku tunduk pada Sulaymân, aku beriman kepada Allah Yang Mahatinggi, Sang Pencipta, Pemelihara dan Penguasa alam semesta."

Kami sungguh telah mengutus kepada kaum Tsamûd saudara mereka sendiri, Shâlih, untuk mengajak mengesakan Allah. Tapi mereka saling berselisih dan saling bersengketa. Mereka terbagi menjadi dua kelompok, yang satu beriman dan yang lain tidak beriman.

Shâlih berkata sambil memperingatkan kaumnya, "Mengapa kalian menuntut agar siksa itu disegerakan sebelum kalian menyatakan pertobatan? Tidakkah sebaiknya kalian memohon pengampunan terlebih dahulu pada Tuhan dan beriman kepada-Nya kalau-kalau kalian mendapatkan rahmat?"

Mereka menjawab, "Kami merasa pesimis dan sial denganmu dan para pengikutmu. Kami jelas akan ditimpa kemalangan." Shâlih berkata, "Semua yang mendatangkan kebaikan atau keburukan yang kalian alami berasal dari Allah Swt. Sebenarnya kalian sedang mendapat cobaan, berupa kesenangan dan kesusahan, agar kalian nantinya beriman."

Ada sembilan tokoh kaum Tsamûd yang memelopori tindakan perusakan di muka bumi, melalui pendapat dan propaganda-propagandanya. Mereka tak pernah sekali pun berbuat kebajikan.

Orang-orang musyrik itu saling berkata satu sama lain, "Bersumpahlah dengan nama Allah agar dapat memperdaya Shâlih dan keluarganya, lalu mereka kita bunuh. Setelah itu, kita katakan kepada ahli waris yang menuntut kematian mereka, 'Kami tidak tahu menahu tentang kematian Shâlih dan keluarganya. Sangguh, kami tidak bohong dalam perkataan kami ini'."

Mereka merencanakan suatu makar untuk membunuh Shâlih dan keluarganya. Padahal, di balik makar mereka itu, Allah telah mengatur sebuah rencana untuk menyelamatkan Shâlih dan keluarganya, dan mengahancurkan orang-orang musyrik itu. Akan tetapi mereka tidak menyadari adanya rencana di balik itu.

Maka perhatikanlah, wahai Muhammad, risiko dari makar yang mereka buat dan rencana yang Kami lakukan untuk menyelamatkan nabi Kami. Orang-orang musyrik itu Kami hancurkan bersama semua pengikutnya. Tanpa terkecuali.

Perhatikan pula peningggalan-peninggalan mereka, kamu akan melihat rumah-rumah mereka runtuh dan hancur. Itu semua akibat perbuatan zalim, kekafiran dan rencana jahat mereka untuk mencelakakan nabi yang diutus kepada mereka. Sungguh, dalam peristiwa yang terjadi pada kaum Tsamûd itu benar- benar terdapat tanda kekuasaan Kami bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran.

Kami pun menyelamatkan golongan yang beriman bersama Shâlih dari bencana yang menghancurkan itu, lantaran mereka takut menyalahi perintah Allah.

Wahai Muhammad, ingatlah pula kisah Lûth bersama kaumnya yang menyalahi hukum Tuhan dan malakukan penyelewengan-penyelewengan. Ketika itu Lûth berkata, "Mengapa kalian melakukan perbuatan sangat keji dan menyimpang, padahal kalian menyaksikan sendiri keburukan itu?

Pantaskah, dalam pandangan akal dan fitrah, jika kalian menyalurkan nafsu syahwat kepada sesama lelaki dengan meninggalkan wanita? Kalian benar-benar kaum yang sangat bodoh dan dungu, sehingga tidak lagi bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk."

Kaum itu tidak memberikan tanggapan lebih dari ucapan: "Usirlah Lûth bersama pengikutnya dari negeri ini! Mereka adalah orang-orang yang berlagak suci dan tidak sudi melihat perbuatan kita."

Kemudian Kami menyelamatkan Lûth bersama seluruh keluarganya, kecuali istrinya, dari siksa yang akan menimpa kaumnya. Kami telah menakdirkan istri Lûth untuk tinggal bersama orang-orang kafir yang akan dihancurkan oleh azab Kami.

Lalu Kami menurunkan hujan siksaan dan bencana. Sungguh merupakan hujan yang buruk dan menghancurkan siapa saja yang tidak mengindahkan peringatan akan datangnya azab.

Katakan, wahai Muhammad, "Aku hanya memuji dan menyanjung Allah. Aku memohon kepada-Nya kedamaian dan penghormatan bagi hamba-hamba yang dipilih-Nya sebagai pengemban misi kerasulan." Katakan pula kepada orang-orang musyrik, "Manakah yang lebih baik, pengesaan Tuhan atau penyembahan berhala yang kalian pertuhankan selain Allah itu, sementara mereka jelas tidak dapat mendatangkan manfaat atau mudarat?"

Wahai Muhammad, tanyakan kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan langit, bumi dan apa yang ada di antara keduanya? Siapa pula yang menurunkan hujan dari langit yang sangat bermanfaat bagi kepentingan kalian? Dengan air hujan itu, Dia lalu menumbuhkan kebun-kebun yang bagus dan indah. Sungguh kalian tidak akan mampu menumbuhkan pepohonan yang beraneka ragam dengan warna dan buah yang berlainan! Keharmonisan dalam ciptaan semacam itu sungguh menyatakan dengan jelas bahwa tidak ada tuhan lain yang menyertai Allah. Akan tetapi orang-orang kafir adalah kaum yang berpaling dari kebenaran dan keimanan, condong kepada kepalsuan dan kesyirikan."

Tanyakan kepada mereka, "Siapa yang membuat bumi menjadi datar dan cocok sebagai tempat tinggal? Siapa pula yang mengalirkan sungai-sungai di tengah-tengahnya, yang menciptakan gunung-gunung yang membuat bumi menjadi kokoh dan tidak condong? Siapa pula yang membuat pemisah antara air laut yang asin dan air tawar agar masing-masing tidak bercampur aduk? Tiada tuhan yang menyertai Allah. Hanya Dialah sang Pencipta. Akan tetapi sebagian besar manusia tidak mau mengambil manfaat ilmu pengetahuan dengan sebenarnya seolah-olah mereka tidak berpengetahuan."

Tanyakan pula kepada mereka, wahai Muahammad, "Siapakah yang mengabulkan permohonan orang yang berdoa dalam keadaan kritis, dalam kesulitan luar biasa, lalu berlari mencari perlindungan dengan merendahkan diri dan khusyuk? Siapakah pula yang menolong manusia dari keburukan yang menimpanya? Siapakah yang mengangkat kalian sebagai khalifah di muka bumi sebagai pengganti orang-orang terdahulu? Tidak ada tuhan lain yang menyertai Allah sebagai pemberi karunia dan nikmat-nikmat itu. Akan tetapi kalian, wahai orang-orang kafir, sedikit sekali mengambil pelajaran."

Tanyakan pula kepada mereka, wahai Rasul, "Siapakah yang membimbing kalian dalam perjalanan malam yang gelap gulita, di laut dan di darat? Siapakah pula yang mengirim angin pertanda hujan sebagai pembawa rahmat? Adakah tuhan selain Allah yang mampu berbuat demikian? Allah Mahasuci untuk mempunyai sekutu."

Tanyakan juga kepada mereka, "Siapakah yang mula-mula menciptakan makhluk kemudian menghidupkannya kembali sesudah fana nanti? Siapakah yang mendatangkan rezeki untuk kalian dari atas langit dan dari dalam bumi? Tak ada yang dapat melakukan pekerjaan semacam itu kecuali Allah." Katakan pula, wahai Muhammad, untuk mencela dan mengingkari perbuatan mereka, "Jika kalian memiliki tuhan selain Allah, tunjukkanlah kepada kami alasan-alasan yang membenarkan hal itu, kalau kalian sungguh- sungguh orang yang jujur dan benar. Kami yakin kalain tidak akan dapat melakukannya."

Katakan pula, wahai Muhammad, "Sungguh, Zat yang Mahaesa dalam penciptaan alam semesta ini adalah Yang mengetahui segala persoalan gaib, yaitu Allah Swt. Tidak ada seorang pun yang tahu kapan manusia akan dibangkitakan dari kubur untuk diperiksa amal perbuatannya lalu diberi balasan."

Pengetahuan mereka tentang akhirat yang berawal dari ketidaktahuan berubah menjadi keraguan. Mereka bagaikan orang buta, karena tidak mau berusaha mencari alasan-alasan yang membenarkan adanya hari akhir. Hal itu lantaran mata hati mereka telah dirusak oleh kesesatan.

Orang-orang kafir yang mengingkari hari kebangkitan itu mengatakan, "Ketika kami telah menjadi debu, jasad kami dan jasad nenek moyang kami pun telah hancur lebur, apakah kami akan dihidupkan kembali?

Muhammad telah mengingatkan kami akan datangnya hari kebangkitan itu, persis seperti apa yang dikatakan oleh rasul-rasul sebelumnya kepada moyang-moyang kami. Jika benar apa yang dikatakannya itu, mestinya telah terbukti. Tapi kenyatannya itu hanya kebohongan orang-orang yang telah lalu."

Wahai Muhammad, katakan kepada mereka, "Berjalanlah sampai ke ujung dunia, lalu perhatikanlah bukti-bukti sejarah yang ditinggalkan oleh orang-orang pendusta yang diazab Allah, agar kalian dapat mengambil pelajaran yang membuat kalian takut akan azab-Nya!"

Kamu tidak perlu merasa duka dengan ulah orang-orang kafir yang enggan mengikuti agamamu, Muhammad. Tugasmu hanyalah menyampaikan pesan-pesan kerasulan Kami. Jangan merasa khawatir pada makar dan rencana-rencana jahat mereka, karena Kami benar-benar akan menolongmu atas mereka.

Pendustaan orang-orang kafir itu telah sampai pada puncaknya. Mereka meminta agar siksa itu segera didatangkan dengan mengatakan, "Kapan akan datang siksa yang kamu ancamkan kepada kami itu? Mana azab yang akan menimpa orang-orang yang berdusta seperti kami itu? Buktikan, jika perkataanmu memang benar!"

Katakan kepada mereka, wahai Muhammad, "Jangan-jangan sebagian azab yang kalian minta disegerakan itu sudah dekat dan akan menimpa kalian."

Sesungguhnya Allah Swt. adalah Tuhan yang memberikan nikmat dan kebaikan-kebaikan bagi seluruh manusia. Di antara wujud rahmat-Nya itu adalah penundaan hukuman yang akan dikenakan atas orang-orang yang berdusta. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukuri karunia Allah.

Dan Tuhanmu, Muhammad, sungguh Maha Mengetahui segala perkataan dan perbuatan yang mereka rahasiakan dan yang mereka tampakkan. Allah Maha Memberi balasan atas segala yang mereka perbuat itu.

Tak ada sesuatu yang tersembunyi atau gaib--sekecil dan sehalus apa pun--baik di langit maupun di bumi, yang tidak diketahui dan dicatat oleh Allah dalam kitab yang benar di sisi-Nya.

Sesunggguhnya kitab suci yang diwahyukan kepada Muhammad itu memberikan penjelasan kepada Banû Isrâ'îl mengenai akidah, hukum dan kisah-kisah yang benar yang termaktub dalam Tawrât, untuk mengembalikan kepada kebenaran atas persoalan-persoalan yang mereka perselisihkan.

Kitab suci ini adalah petunjuk yang membebaskan manusia dari kesesatan, dan sebagai rahmat yang menyelamatkan orang-orang yang beriman kepadanya dari siksa.

Sesungguhnya Tuhanmu akan memberikan keputusan pada setiap manusia dengan sifat adil-Nya pada hari kiamat. Dia Mahamenang. Tak seorang pun dapat menolak keputusan-Nya; Maha Mengetahui yang tidak tersamar bagi-Nya antara kepalsuan dan kebenaran.

Oleh karena itu, serahkan segala urusanmu kepada Allah. Teruslah berdakwah dengan penuh keyakinan akan datangnya kemenangan, karena kamu memang berada pada kebenaran yang jelas. Ulah orang-orang yang mengingkarimu itu tidak akan membawa kerugian apa-apa bagi dirimu.

Sungguh kamu, Muhammad, tidak akan dapat mendatangkan hidayah kepada orang-orang kafir. Mereka tidak sadar, bagaikan orang mati. Mereka juga tidak dapat mendengar bagaikan orang yang kehilangan indera pendengarnya. Mereka tidak memiliki kesiapan mendengarkan dakwahmu, karena mereka telah terlanjur larut dalam sikap berpaling darimu.

Kamu tidak akan dapat mendatangkan petunjuk menuju kebenaran kepada orang-orang yang mata hatinya buta. Yang dapat kamu buat mendengar hanyalah orang yang beriman pada ayat-ayat Kami. Mereka memang taat dan selalu menyambut seruan Kami.

Apabila janji Allah akan datangnya hari kiamat itu semakin dekat, dan orang-orang kafir itu hampir ditimpa azab, Allah akan mendatangkan binatang melata dari dalam bumi yang dapat bercakap-cakap. Di antara ucapannya adalah: "Sesungguhnya orang-orang kafir itu mengingkari seluruh mukjizat dan tidak mau beriman pada hari kiamat. Saat ini terbukti apa yang sebelumnya mereka ingkari. Inilah dahsyatnya hari kiamat dan peristiwa-peristiwa yang bakal terjadi sesudah itu. "(1). (1) Demikianlah penafsiran ayat ini bedasarkan makna tekstualnya. Ada dua pendapat lain mengenai penafsiran makna ayat ini. Pertama, yang dimaksud dengan kata "dâbbah" dalam ayat ini adalah apa saja yang berjalan (melata) di atas bumi, termasuk binatang dan manusia. Dalam konteks penafsiran ini, pengertian yang mungkin lebih tepat adalah bahwa kata "dâbbah" berarti 'manusia', yang muncul menjelang hari kiamat. Dengan demikian, ayat ini berarti sebagai berikut: "Apabila kepastian bahwa orang-orang kafir akan mendapat siksa telah datang, mereka akan didatangi sekelompok orang beriman yang berjalan melalui lembah atau dataran hingga mengoncangkan orang-orang kafir dan memporak-porandakan bangunannya". Kedua, kata "dâbbah" di atas dapat diartikan sebagai 'orang-orang jahat' yang, karena kebodohannya, disamakan dengan hewan melata. Pendapat ini dicantumkan oleh Al-Ashfahânî dalam bukunya Al-Muqarrarât. Dengan begitu, ayat itu berarti demikian: "Ketika hari kiamat telah hampir tiba, bumi ini akan dipenuhi oleh kejahatan dan kerusakan. Lalu terjadilah peristiwa kiamat yang didustakan oleh orang-orang kafir itu". Peristiwa dan kenyataan itulah, bukan sekadar ungkapan, yang dimaksud dengan kata "qawl" dalam ayat ini. Dalam hal ini, kedua pendapat tadi tidak jauh berbeda.

Ingatlah, wahai Muhammad, hari ketika Kami mengumpulkan golongan pendusta dari tiap umat, yang mendustakan ayat-ayat Kami. Mereka adalah para pembesar yang menjadi panutan. Mereka akan digiring di depan pengikut mereka menuju pintu gerbang perhitungan dan pembalasan.

Pada saat berdiri di hadapan Tuhan untuk diperhitungkan amal perbuatannya, dengan nada mencemooh para pendusta itu, Allah berfirman, "Kalian telah mengingkari semua ayat Kami, tanpa kalian renungkan dan kalian pikirkan terlebih dahulu. Apa yang selama ini kalian perbuat di dunia, sedangkan Kami tidak menciptakan kalian untuk sesuatu yang sia-sia?"

Mereka disiksa lantaran kezaliman mereka pada diri sendiri dengan perbuatan durhaka. Mereka tidak mampu mengelak dan berdalih.

Mereka telah menyaksikan bahwa Allah menciptakan malam sebagai waktu istirahat, meciptakan siang terang benderang sebagai waktu bekerja dan mencari nafkah. Pada gejala-gejala alam itu sungguh terdapat bukti-bukti yang jelas akan ketuhanan dan kemahaesaan Allah bagi orang-orang yang mau merenungkan lalu beriman kepada-Nya.

Wahai Muhammad, ingatlah suatu saat ketika malaikat Isrâfîl membunyikan terompet atas izin Allah. Saat itu seluruh penghuni langit dan bumi akan sangat terkejut oleh dahsyatnya bunyi terompet itu, kecuali orang-orang yang diberi ketenangan oleh Allah dan diamankan dari kepanikan. Seluruh makhluk akan menghadap Allah dalam keadaan hina.

Wahai Muhammad, kamu pasti menyangka bahwa gunung-gunung itu diam tak bergerak. Padahal sebenarnya tidak demikian. Gunung-gunung itu bergerak cepat bagai awan. Itulah sebagian dari ciptaan Allah, Pencipta segala sesuatu dengan sempurna. Allah Swt. mengetahui secara terperinci apa yang diperbuat oleh manusia berupa ketaatan dan kemaksiatan. Dan Allah akan memberikan balasan pada amal perbuatan itu(1). (1) Ayat ini memberikan penjelasan bahwa segala benda yang tunduk pada hukum gravitasi bumi, termasuk lautan, daratan, gunung- gunung, atmosfer dan benda-benda lainnya, berotasi bersama-sama bumi dan berputar pula mengelilingi matahari. Proses pergerakan itu akan mengakibatkan separo belahan bumi akan mengalami kegelapan selama enam bulan, sedang paroan lain akan mengalami siang yang terang benderang selama masa yang sama. Tetapi kita, sebagai penduduk bumi, tidak merasakan gerak perputaran itu. Persis saat kita menyaksikan gerak awan di udara yang tidak menimbulkan bunyi. Dan Allah Maha Kuasa untuk menjadikan bumi berhenti, tidak berotasi pada porosnya atau menjadikan masa rotasinya sama dengan masa yang dipergunakan bumi mengelilingi matahari (evolusi). Dengan begitu separo permukaan bumi akan mengalami malam yang gelap gulita dan separo yang lain mengalami siang terang benderang sepanjang tahun. Hal itu tentu dapat berakibat hilangnya keseimbangan temperatur bumi secara keseluruhan. Pada gilirannya, hal terakhir ini akan mengakibatkan musnahnya semua makhluk yang ada di bumi. Allah Swt. membuat semua aturan dengan sangat teliti itu, sebagai wujud kasih sayang kepada hamba-Nya. Meskipun Aristarkhos (310-230 S. M), seorang ahli falak Yunani telah menulis tentang rotasi bumi, tulisannya itu belum sampai kepada kalangan Arab pada masa Muhammad saw. atau sebelumnya. Orang pertama di kalangan Arab yang menyinggung masalah ini adalah Al-Bîrûnî sekitar tahun 1000 M., mengiring gerakan terjemah yang terjadi pada masa dinasti Abbasiah. Penyampaian fakta ilmiah ini melalui Muhammad saw. sebelum ia sendiri tahu tentang hal itu, adalah bukti bahwa al-Qur'ân benar-benar wahyu yang difirmankan oleh Allah Swt.

Setiap orang yang melakukan kebajikan di dunia, beriman dan ikhlas menaati Allah, maka dia akan mendapatkan pahala yang lebih besar dari apa yang dia kerjakan. Orang-orang yang berbuat kebajikan itu akan selamat dari rasa takut dan panik pada hari kiamat.

Sebaliknya, siapa saja yang berbuat kejahatan, syirik dan kemaksiatan, lalu mati dalam keadaan musyrik, maka sebagai balasannya Allah akan menjerumuskan muka mereka ke dalam api neraka pada hari kiamat. Saat itu akan dikatakan kepada mereka, "Kalian tidak diberikan balasan kecuali sebagai akibat dari kesyirikan dan kemaksiatan kalian."

Katakan, wahai Muhammad, kepada manusia, "Aku diperintahkan hanya untuk menyembah Allah, Tuhan Penjaga negeri Mekah yang mulia, suci dan aman. Di negeri ini tidak boleh ada pertumpahan darah, binatangnya pun tidak boleh dibunuh dan pohon-pohonnya tidak boleh ditebang. Allah Swt. Pemilik dan Pencipta segala yang ada di alam semesta. Aku diperintah agar menjadi orang yang tunduk kepada-Nya.

Aku juga diperintahkan untuk selalu membaca al-Qur'ân, baik sebagai ibadah, perenungan maupun demi mengajak manusia kepada ajarannya." Siapa yang mengikuti petunjuk al-Qur'ân dan beriman kepadanya, maka kebaikan dan pahalanya akan kembali kepada pelakunya, bukan kepada dirimu, Muhammad. Dan siapa yang menyerong dari kebenaran dan tidak mengikuti dirimu, maka katakan kepadanya, "Aku hanyalah seorang rasul, pemberi peringatan dan penyampai pesan-pesan suci Tuhanku."

Katakan pula, "Segala puji bagi Tuhanku atas karunia kenabian dan hidayah. Dia akan memperlihatkan bukti-bukti kekuasaan-Nya bagi kalian di dunia dan akan menampakkan kebenaran berita yang disampaikan kepada kalian di akhirat nanti, sehingga kalian mengetahui hakikat sebenarnya. Dan Allah tidak lemah untuk membuat perhitungan dan tidak lalai akan perbuatan kalian."


Yüklə 3,5 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   57   58   59   60   61   62   63   64   ...   101




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin