Al-Qur'ân diturunkan dari sisi Allah, Tuhan Yang Mahaperkasa atas segala sesuatu dan Mahabijaksana dalam setiap tindakan-Nya.
Kami tidak menciptakan langit, bumi dan apa yang ada di antara keduanya, kecuali berdasarkan hukum dan aturan yang tetap, untuk suatu tujuan yang sesuai dengan hikmah dan untuk sampai batas waktu yang ditentukan. Orang-orang yang tidak mengakui kenyataan ini akan mengingkari suatu hari ketika manusia dibangkitkan kembali sebagai makhluk baru untuk menerima balasan yang telah diingatkan kepada mereka.
Katakanlah kepada orang-orang yang menyembah selain Allah, "Beritahulah aku tentang apa yang kalian sembah selain Allah itu! Perlihatkan kepadaku bagian bumi mana yang telah mereka ciptakan! Atau, adakah mereka mempunyai andil dalam menciptakan langit? Bawalah kepadaku kitab suci dari sisi Allah atau peninggalan dari ilmu orang-orang dahulu yang dapat kalian jadikan sandaran pengakuan kalian itu, jika kalian termasuk orang-orang yang benar."
Siapakah yang lebih sesat dari orang-orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tidak dapat memperkenankan doa sampai hari kiamat nanti? Tetapi, meski demikian, mereka tetap lalai dan tidak sadar.
Ketika, pada hari kiamat, manusia dikumpulkan untuk dihisab, sembahan-sembahan itu akan menjadi musuh bagi orang-orang yang menyembahnya. Sembahan-sembahan itu akan berlepas diri dan mengingkari anggapan bahwa mereka berhak disembah.
Apabila ayat-ayat Kami yang nyata telah dibacakan kepada orang-orang musyrik, maka--akibat sikap ingkar dan sombong mereka terhadap ayat-ayat itu--mereka berkata tanpa berpikir, "Ini adalah sihir yang nyata."
Bahkan orang-orang kafir itu akan mengatakan, "Muhammad telah membuat al-Qur'ân lalu mengatakannya dari Allah? Jawablah, "Jika aku melakukan kebohongan tentang itu, maka pasti Allah segera menurunkan siksa kepadaku dan kalian tidak akan mampu menghindarkan diriku dari siksa-Nya. Hanya Dia yang lebih mengetahui tuduhan kalian terhadap ayat-ayat-Nya. Cukuplah Dia sebagai saksi atas kebenaranku dan kebohongan kalian. Sesungguhnya Dia Mahaluas ampunan bagi orang-orang yang bertobat, lagi Mahabesar rahmat karena Dia selalu memberi kesempatan bagi orang-orang yang berbuat maksiat untuk memperbaiki diri.
Katakan kepada mereka, "Aku bukanlah rasul pertama yang diutus oleh Allah sehingga kalian mengingkari kerasulanku, dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat Allah terhadapku dan kalian. Dalam berbuat dan berkata, aku hanya mengikuti wahyu Allah. Aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang sangat jelas.
Katakan, "Jelaskanlah kepadaku jika al-Qur'ân itu datang dari sisi Allah lalu kalian ingkari, sedangkan seseorang dari Banû Isrâ'îl bersaksi dan mengakui adanya kitab suci yang diturunkan oleh Allah. Orang itu beriman, tetapi kalian menyombongkan diri. Bukankah, dengan begitu, kalian menjadi orang yang paling sesat dan paling zalim terhadap diri sendiri. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang menzalimi diri sendiri dan menentang kebenaran.
Orang-orang kafir--dengan mengejek dan menyombongkan diri--berkata mengomentari keadaan orang-orang yang beriman, "Kalau sekiranya al-Qur'ân yang dibawa Muhammad itu baik, orang-orang itu tentu tidak akan mendahului kami untuk beriman kepadanya, karena kami adalah orang-orang yang terhormat dan mempunyai akal yang cemerlang." Dan ketika mereka tidak memperoleh petunjuk al-Qur'ân, mereka mengumpat dan mengatakan, "Ini adalah kebohongan lama dari legenda nenek moyang."
Sebelum al-Qur'ân, Allah telah menurunkan Tawrât sebagai teladan dan rahmat bagi orang-orang yang mengamalkannya. Al-Qur'ân yang telah mereka dustakan itu membenarkan kitab suci-kitab suci sebelumnya. Kitab suci al-Qur'ân itu diturunkan dengan bahasa Arab untuk memberi peringatan kepada orang-orang zalim dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beristikamah menjalankan kebaikan.
Orang-orang yang mengatakan, "Tuhan kami hanyalah Allah," lalu melakukan kebaikan, sama sekali tidak akan pernah mengkhawatirkan turunnya sesuatu yang tidak mereka sukai. Mereka juga tidak akan bersedih karena tidak memperoleh sesuatu yang diinginkan.
Orang-orang yang mengesakan Allah dan beristikamah dalam melakukan kebaikan itu adalah orang-orang yang akan masuk surga dan kekal di dalamnya. Itulah balasan yang diberikan Allah kepada mereka atas kebaikan yang mereka lakukan.
Kami memerintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandung dan melahirkannya dengan susah payah. Pada masa mengandung dan menyapihnya--yang berlangsung selama tiga puluh bulan--sang ibu merasakan berbagai penderitaan. Ketika sang anak telah menginjak dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun, ia berdoa, "Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku. Berilah aku petunjuk untuk selalu melakukan amal kebaikan yang Engkau ridai. Jadikanlah anak keturunanku sebagai orang yang saleh. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu dari segala dosa, dan aku termasuk orang yang berserah diri kepada-Mu. "(1). (1) Berdasarkan ayat ini, dapat diketahui bahwa masa mengandung setidaknya berlangsung selama enam bulan. Disebutkan bahwa masa mengandung dan masa menyusui (sampai dengan masa sapih) berlangsung selama 30 bulan. Sementara, dalam surat Luqmân ayat 14, disebutkan bahwa masa menyusui berlangsung selama dua tahun (24 bulan) Dalam dalam surat al-Baqarah ayat 233 disebutkan juga bahwa masa menyusui berlangsung selama dua tahun penuh. Maka, kalau masa mengandung dan masa menyusui--yaitu 30 bulan--itu dikurangi masa menyusui saja--yaitu 24 bulan--dapat diketahui bahwa masa mengandung adalah enam bulan. Dan hal ini sesuai dengan penemuan ilmiah bahwa seorang bayi yang lahir pada usia kehamilan enam bulan dapat hidup.
Mereka yang mempunyai sifat-sifat terpuji seperti itu adalah orang-orang yang Kami terima amal baiknya. Kesalahan-kesalahan mereka pun Kami ampuni bersama kelompok penghuni surga. Kami akan mewujudkan janji benar yang pernah Kami ucapkan kepada mereka di dunia.
Sedangkan orang yang ketika diperintah oleh kedua orangtuanya untuk meyakini datangnya hari kebangkitan berkata, dengan nada membantah dan marah berkata, "Cis! Apakah kalian memperingatkan aku bahwa aku akan dibangkitkan kembali dari kubur, sedangkan umat-umat sebelumku tidak ada satu pun yang dibangkitkan kembali dari kuburnya?" Lalu kedua oragangtuanya itu memohon pertolongan kepada Allah atas dosa yang dilakukan anaknya seraya menyuruhnya beriman dengan berkata, "Kau akan celaka kalau tidak beriman. Janji Allah akan datangnya hari kebangkitan itu pasti benar." Tetapi, dengan semakin mendustakan, anak itu pun menjawab, "Apa yang kalian katakan ini tak lain hanyalah legenda orang-orang dahulu."
Mereka yang berkata demikian adalah orang-orang yang pasti akan mendapatkan azab bersama umat- umat yang terdahulu sebelum mereka, baik dari golongan jin maupun manusia, karena mereka adalah orang-orang yang benar-benar merugi.
Masing-masing orang, Muslim dan kafir, akan mendapat kedudukan yang sesuai dengan apa yang ia lakukan. Itu semua agar Allah menunjukkan keadilan-Nya kepada mereka dan memenuhi balasan amal perbuatan mereka, tanpa dicurangi sedikit pun, karena mereka berhak menerima balasan yang telah ditentukan untuknya.
Pada hari ketika orang-orang kafir dihadapakan ke neraka lalu dikatakan kepada mereka, "Kalian telah menghabiskan dan menikmati rezeki yang baik dalam kehidupan dunia. Pada hari ini kalian akan dibalas dengan azab yang menghinakan, karena kalian telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan tidak taat kepada Allah.
Ingatlah Hûd, saudara kaum 'Ad, ketika memberi peringatan kepada kaumnya yang bertempat tinggal di bukit-bukit pasir. Dan, baik sebelum maupun sesudah Hûd, telah banyak rasul yang memberi peringatan serupa. Hûd berkata kepada mereka, "Janganlah kalian menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku khawatir kalian akan ditimpa azab pada hari yang sangat menakutkan. "(1). (1) Kabilah ini bertempat tinggal di bukit-bukit pasir yang disebut Ahqâf. . Namun letak bukit pasir itu sendiri masih diperselisihkan. Di antara ahli sejarah ada yang mengatakan bahwa bukit itu terletak di antara Yaman dan Amman sampai Hadramaut dan Syahr yang terletak di sebelah tenggara semenanjung Arab. Namun sebagian arkeolog berpendapat bahwa bukit itu berada di sebelah timur Aqabah. Pendapat ini didasarkan pada tulisan nabthiyyah yang mereka temukan dalam reruntuhan candi yang ada di gunung Iram. Di sana ditemukan peninggalan-peninggalan Jahiliah kuno yang menguatkan anggapan bahwa lokasi itu adalah apa yang oleh al-Qur'ân disebut dengan kota Iram. Namun semua itu telah musnah sebelum Islam. Dan ketika Islam datang, yang tersisa di sana hanya sember mata air sebagai tempat persinggahan kafilah yang pergi ke Syam (Suriah).
Dengan ingkar, kaum Nabi Hûd berkata, "Apakah kamu datang hanya karena ingin memalingkan kami dari menyembah tuhan-tuhan kami? Datangkanlah kepada kami azab yang telah kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar dalam ancaman ini."
Hûd berkata, "Sesungguhnya pengetahuan tentang waktu penyiksaan terhadap diri kalian hanyalah ada pada sisi Allah. Aku hanya menyampaikan misi yang dipesankan kepadaku untuk disampaikan. Tetapi aku melihat kalian adalah orang-orang yang bodoh dan tidak mengerti apa yang dibawa oleh para rasul."
Maka datanglah azab kepada mereka dalam bentuk awan. Ketika mereka melihat awan terbentang di ufuk menuju ke lembah-lembah mereka, mereka berkata, "Inilah awan yang akan membawa hujan dan kebaikan bagi kita." Lalu dikatakan kepada mereka, "Bukan! Itu adalah siksaan yang kalian minta untuk disegerakan: angin yang membawa azab yang pedih dan menghancurkan segala sesuatu atas perintah Sang Pencipta." Angin itu pun menghancurkan mereka semua hingga tak ada yang tersisa kecuali tempat tinggal mereka saja. Demikianlah balasan yang Kami berikan kepada orang-orang yang melakukan dosa seperti mereka.
Maka datanglah azab kepada mereka dalam bentuk awan. Ketika mereka melihat awan terbentang di ufuk menuju ke lembah-lembah mereka, mereka berkata, "Inilah awan yang akan membawa hujan dan kebaikan bagi kita." Lalu dikatakan kepada mereka, "Bukan! Itu adalah siksaan yang kalian minta untuk disegerakan: angin yang membawa azab yang pedih dan menghancurkan segala sesuatu atas perintah Sang Pencipta." Angin itu pun menghancurkan mereka semua hingga tak ada yang tersisa kecuali tempat tinggal mereka saja. Demikianlah balasan yang Kami berikan kepada orang-orang yang melakukan dosa seperti mereka.
Wahai penduduk Mekah, sesungguhnya Kami benar-benar telah meneguhkan kaum 'Ad dengan kelapangan hidup dan kekuatan yang belum pernah Kami berikan kepada kalian. Mereka Kami berikan pendengaran, penglihatan dan hati yang dapat mereka manfaatkan. Namun pendengaran, penglihatan dan hati itu tidak ada gunanya sedikit pun, karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah. Itulah yang menjadi penghalang bagi mereka untuk memanfaatkan apa yang diberikan kepada mereka. Mereka diliputi oleh azab yang dahulu mereka olok-olokkan.
Wahai penduduk Mekah, sesungguhnya Kami telah menghancurkan negeri-negeri yang ada di sekitar kalian. Kami telah menjelaskan kepada mereka bukti-bukti kebesaran Kami dengan berbagai macam cara, agar mereka kembali dan bertobat dari sikap ingkarnya. Tetapi mereka tidak mau kembali dan tetap berada dalam sikap ingkarnya.
Mengapa tuhan-tuhan yang mereka sembah selain Allah dalam rangka mendekatkan diri kepada-Nya itu tidak dapat menolong mereka dari kehancuran? Tuhan-tuhan itu bahkan telah lenyap dari mereka tatkala mereka membutuhkan pertolongan. Kehinaan dan lenyapnya tuhan-tuhan mereka itu adalah akibat kebohongan yang mereka ada-adakan.
Dan ingatlah, hai Muhammad, ketika Kami menghadapkan kepadamu sekelompok jin yang mendengarkan al-Qur'ân. Ketika mereka hadir saat al-Qur'ân dibacakan, mereka berkata satu sama lain, "Diam dan dengarkan!" Dan Ketika telah selesai dibacakan, mereka cepat-cepat kembali kepada kaumnya untuk mengingatkan mereka agar tidak bersikap kafir dan mengajak mereka untuk beriman.
Jin-jin yang hadir saat al-Qur'ân dibaca itu berkata, "Wahai kaum kami, kami telah mendengar sebuah kitab suci yang diturunkan setelah Mûsâ, membenarkan kitab-kitab suci sebelumnya dan memberi petunjuk kepada keyakinan yang benar dan syariat yang lurus.
Wahai kaum kami, penuhilah panggilan orang yang menyeru kepada Allah yang memberi petunjuk kepada kebenaran dan jalan yang lurus. Berimanlah kepada Allah niscaya Dia akan mengampuni dosa-dosa kalian dan melepaskan kalian dari azab yang amat pedih!'
Dan barangsiapa yang tidak memenuhi panggilan orang yang menyeru kepada Allah, maka ia tidak akan mampu melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi. Ia juga tidak mempunyai penolong-penolong selain Allah yang mampu menolak azab-Nya. Mereka yang tidak memenuhi penggilan orang yang menyeru kepada Allah, berada dalam kebingungan dan jauh dari kebenaran.
Apakah mereka lalai dan tidak mengetahui bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi tanpa merasa payah itu mampu untuk menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati? Ya, Allah sangat mampu melakukan itu, karena Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Ingatlah hari ketika orang-orang kafir dihadapkan kepada neraka. Dengan nada mencela, kepada mereka dikatakan, "Bukankah azab ini benar seperti yang Kami peringatkan kepadamu di dunia dahulu?" Mereka menjawab, "Ya. Demi Tuhan, azab ini memang benar." Lalu Allah berfirman, "Rasakan azab yang pedih akibat sikap kekafiran dan kebohongan kalian."
Sabarlah, wahai Muhammad, terhadap orang-orang kafir seperti rasul-rasul yang mempunyai keteguhan hati dan ketabahan dalam menghadapi kesulitan--yaitu mereka yang disebut ulul azmi (ulû al-'azm). Kamu tidak perlu meminta agar siksaan untuk mereka disegerakan, karena siksaan itu pasti akan menimpa mereka juga, betapa pun lamanya nanti. Pada hari ketika mereka menyaksikan siksaan yang diancamkan kepada mereka itu, mereka merasa seolah-olah hanya tinggal di dunia sesaat dari siang hari saja. Apa yang kamu nasihatkan itu cukup menjadi pelajaran. Tidak ada yang dihancurkan dengan azab Allah kecuali orang-orang yang tidak taat kepada-Nya.
[[47 ~ MUHAMMAD (NABI MUHAMMAD) Pendahuluan: Madaniyyah, 38 ayat ~ Di awal surat ini dijelaskan bahwa Allah telah menghapus amal perbuatan orang-orang kafir karena mereka mengikuti kebatilan, dan mengampuni dosa orang-orang Mukmin karena mereka mengikuti kebenaran. Dijelaskan pula mengenai kewajiban mempertahankan kebenaran dan balasannya di akhirat berupa surga, seruan kepada orang-orang Mukmin untuk membela agama dan berperang di jalan Allah. Pada bagian selanjutnya, dijelaskan juga bahwa orang-orang yang mengikuti kebatilan akan membuat kerusakan di muka bumi dan akan memutuskan hubungan silaturahmi ketika mereka berpaling dari kebenaran. Peringatan bagi orang-orang Mukmin untuk selalu mewaspadai orang-orang munafik yang berada di tengah-tengah mereka agar orang-orang munafik itu tidak mendengarkan kelemahan mereka, juga disebut dalam surat ini. Begitu juga ancaman terhadap orang-orang munafik agar kejelekan mereka diperlihatkan karena Rasulullah menampakkan sikap dengki mereka, disinggung pula. Kemudian disebutkan pula larangan bagi orang-orang Mukmin untuk bersikap lemah dalam memerangi orang-orang munafik, karena orang-orang Mukmin mempunyai kedudukan lebih tinggi dan Allah selalu menyertai mereka, di samping karena Allah tidak menyia-nyiakan amal perbuatan mereka. Akhirnya, surat ini ditutup dengan seruan untuk membelanjakan harta di jalan Allah dan penjelasan bahwa orang yang kikir dan tidak mau membelanjakan hartanya di jalan Allah sebenarnya telah bersikap kikir pada dirinya sendiri. Diterangkan pula bahwa menolak kebenaran adalah penyebab kehancuran orang-orang yang menentang dan didatangkannya kaum yang lebih baik untuk menggantikan mereka.]] Orang-orang yang ingkar kepada Allah dan rasul-Nya serta menghalangi orang lain untuk masuk agama Islam, akan dihapus semua amal perbuatannya oleh Allah.
Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta meyakini kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. dari Tuhan, dosa-dosa mereka akan diampuni dan keadaan mereka di dunia dan akhirat akan diperbaiki oleh Allah.
Hal itu disebabkan karena orang-orang kafir mengikuti jalan kebatilan, sedangkan orang-orang Mukmin mengikuti jalan kebenaran dari Tuhan. Dengan keterangan yang jelas seperti itu, Allah menerangkan keadaan manusia agar mereka dapat mengambil pelajaran.
Apabila kalian bertemu dengan orang-orang kafir di medan perang, pancunglah batang leher mereka. Apabila kalian berhasil melemahkan dan mengalahkan mereka dengan banyak membunuh pasukan mereka, tawanlah mereka. Sesudah perang, kalian boleh membebaskan mereka tanpa tebusan apapun atau meminta harta atau tawanan kaum Muslimin sebagai tebusan. Hendaknya seperti itulah sikap kalian terhadap orang-orang kafir sampai perang berakhir. Begitulah ketentuan Allah yang berlaku untuk mereka. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia akan memenangkan kaum Muslimin tanpa melalui perang. Tetapi, karena Allah ingin menguji orang-orang Mukmin melalui orang-orang kafir, Dia menetapkan jihad. Orang-orang yang terbunuh di jalan Allah, amal perbuatannya tidak akan disia-siakan oleh Allah. (1) Mereka akan diberi petunjuk, keadaan mereka akan diperbaiki, dan mereka akan dimasukkan ke dalam surga yang telah diperkenalkan kepada mereka. (1) Dalam ayat yang berbicara mengenai perintah membunuh ini digunakan kata riqâb yang berarti 'batang leher', karena cara membunuh yang paling cepat dan tidak menyakitkan adalah dengan memenggal leher. Secara ilmiah telah terbukti bahwa leher merupakan jaringan penghubung antara kepala dan seluruh organ tubuh. Maka, apabila jaringan urat saraf manusia terputus, semua fungsi utama organ tubuh akan melemah. Dan apabila jaringan urat nadi telah putus, maka darah akan berhenti dan tidak dapat memberi makan ke otak. Begitu pula, apabila saluran pernapasan telah putus, maka manusia tidak lagi dapat bernapas. Dalam kondisi seperti ini manusia akan cepat mati.
Apabila kalian bertemu dengan orang-orang kafir di medan perang, pancunglah batang leher mereka. Apabila kalian berhasil melemahkan dan mengalahkan mereka dengan banyak membunuh pasukan mereka, tawanlah mereka. Sesudah perang, kalian boleh membebaskan mereka tanpa tebusan apapun atau meminta harta atau tawanan kaum Muslimin sebagai tebusan. Hendaknya seperti itulah sikap kalian terhadap orang-orang kafir sampai perang berakhir. Begitulah ketentuan Allah yang berlaku untuk mereka. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia akan memenangkan kaum Muslimin tanpa melalui perang. Tetapi, karena Allah ingin menguji orang-orang Mukmin melalui orang-orang kafir, Dia menetapkan jihad. Orang-orang yang terbunuh di jalan Allah, amal perbuatannya tidak akan disia-siakan oleh Allah. (1) Mereka akan diberi petunjuk, keadaan mereka akan diperbaiki, dan mereka akan dimasukkan ke dalam surga yang telah diperkenalkan kepada mereka. (1) Dalam ayat yang berbicara mengenai perintah membunuh ini digunakan kata riqâb yang berarti 'batang leher', karena cara membunuh yang paling cepat dan tidak menyakitkan adalah dengan memenggal leher. Secara ilmiah telah terbukti bahwa leher merupakan jaringan penghubung antara kepala dan seluruh organ tubuh. Maka, apabila jaringan urat saraf manusia terputus, semua fungsi utama organ tubuh akan melemah. Dan apabila jaringan urat nadi telah putus, maka darah akan berhenti dan tidak dapat memberi makan ke otak. Begitu pula, apabila saluran pernapasan telah putus, maka manusia tidak lagi dapat bernapas. Dalam kondisi seperti ini manusia akan cepat mati.
Apabila kalian bertemu dengan orang-orang kafir di medan perang, pancunglah batang leher mereka. Apabila kalian berhasil melemahkan dan mengalahkan mereka dengan banyak membunuh pasukan mereka, tawanlah mereka. Sesudah perang, kalian boleh membebaskan mereka tanpa tebusan apapun atau meminta harta atau tawanan kaum Muslimin sebagai tebusan. Hendaknya seperti itulah sikap kalian terhadap orang-orang kafir sampai perang berakhir. Begitulah ketentuan Allah yang berlaku untuk mereka. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia akan memenangkan kaum Muslimin tanpa melalui perang. Tetapi, karena Allah ingin menguji orang-orang Mukmin melalui orang-orang kafir, Dia menetapkan jihad. Orang-orang yang terbunuh di jalan Allah, amal perbuatannya tidak akan disia-siakan oleh Allah. (1) Mereka akan diberi petunjuk, keadaan mereka akan diperbaiki, dan mereka akan dimasukkan ke dalam surga yang telah diperkenalkan kepada mereka. (1) Dalam ayat yang berbicara mengenai perintah membunuh ini digunakan kata riqâb yang berarti 'batang leher', karena cara membunuh yang paling cepat dan tidak menyakitkan adalah dengan memenggal leher. Secara ilmiah telah terbukti bahwa leher merupakan jaringan penghubung antara kepala dan seluruh organ tubuh. Maka, apabila jaringan urat saraf manusia terputus, semua fungsi utama organ tubuh akan melemah. Dan apabila jaringan urat nadi telah putus, maka darah akan berhenti dan tidak dapat memberi makan ke otak. Begitu pula, apabila saluran pernapasan telah putus, maka manusia tidak lagi dapat bernapas. Dalam kondisi seperti ini manusia akan cepat mati.
Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian membela agama Allah niscaya Dia akan membela kalian dari serangan musuh dan akan menguatkan pendirian kalian.
Sedangkan orang-orang kafir, maka Allah akan mencelakakan mereka dan menghapus semua amal perbuatan mereka.
Hal itu disebabkan karena mereka membenci al-Qur'ân dan kewajiban-kewajiban yang diperintahkan oleh Allah. Allah pun menghapus amal perbuatan mereka.
Apakah mereka hanya duduk berpangku tangan, tidak mencari sesuatu yang dapat memberi pelajaran kepada mereka, lalu tidak menjelajahi bumi dan tidak memperhatikan akibat yang diderita orang-orang yang mendustakan rasul-rasul sebelum mereka? Allah telah menghancurkan jiwa, harta dan anak-anak mereka semua. Orang-orang yang ingkar terhadap Allah dan rasul-Nya akan merasakan akibat seperti itu.
Balasan berupa kemenangan orang-orang Mukmin dan kekalahan orang-orang kafir itu disebabkan karena Allah adalah pelindung dan pembela orang-orang yang beriman. Sedangkan orang-orang kafir tidak mempunyai pelindung dan pembela yang dapat menolong mereka dari kehancuran.
Sesungguhnya Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh ke dalam surga yang dialiri sungai-sungai di bawahnya. Sedangkan orang-orang kafir akan menikmati sedikit kesenanganan dunia. Mereka makan seperti makannya binatang: lupa dan tidak memikirkan akibat perbuatan mereka. Mereka hanya mengikuti hawa nafsunya saja. Di akhirat kelak tempat mereka adalah neraka.
Betapa banyak negeri-negeri yang penduduknya lebih kuat dari penduduk negerimu, Mekah, yang telah mengusirmu itu, hai Muhammad. Mereka telah Kami binasakan dengan berbagai macam siksaan. Tak ada seorang pembela pun yang dapat menolong mereka dari azab Kami.
Apakah balasan kedua golongan itu sama? Apakah mereka yang mengetahui Pencipta dan Pemeliharanya dengan jelas lalu menaati-Nya itu sama dengan mereka yang dihiasi dengan perbuatan buruk dan mengikuti hawa nafsu setiap kali melakukan atau tidak melakukan sesuatu?
Surga yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa memiliki sungai yang airnya tak pernah berubah, sungai susu yang rasanya tak pernah rusak, sungai khamar yang rasanya lezat saat diminum, dan sungai madu yang telah disaring. Mereka akan memperoleh berbagai macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan. Apakah surga mereka itu sama dengan balasan orang yang kekal di dalam neraka dan diberi minum dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?(1). (1) Ayat di atas menjelaskan bahwa air yang tidak mengalir dan berubah adalah air yang membahayakan kesehatan. Dengan demikian, ayat ini telah menjelaskan hal itu jauh beberapa abad sebelum ditemukannya mikroskop. Kini, setelah ditemukan mikroskop, orang dapat mengetahui bahwa pada air yang tidak mengalir dan berubah terdapat jutaan bakteri yang dan virus yang membahayakan kesehatan manusia dan hewan melalui berbagai macam penyakit.
Dostları ilə paylaş: |