Jika kalian sedang dalam perjalanan dan tidak ada yang dapat mencatat utang, maka jaminannya berupa barang yang diperoleh pihak yang mengutangi dari pihak yang berutang. Kalau seseorang menitipkan sesuatu kepada orang lain sebagai amanat, dan ia dipercayakan untuk itu, maka orang yang diamanatkan harus menyerahkannya saat diminta. Dan hendaknya ia takut kepada Allah yang memelihara dan mengawasinya, sehingga nikmat-Nya di dunia dan akhirat tidak diputus. Janganlah menyembunyikan keterangan atau persaksian ketika diminta. Dan barangsiapa menyembunyikannya, maka ia adalah orang yang berdosa dan buruk hati. Allah Maha Mengetahui segala apa yang kalian lakukan. Dan Dia akan memberi balasan sesuai hak kalian.
Ketahuilah bahwa segala sesuatu yang di langit dan di bumi adalah milik Allah. Kekuasaan dan ilmu- Nya meliputi semua itu. Apa yang kalian nyatakan dan sembunyikan dalam diri kalian, Allah mengetahuinya. Dia akan menuntut pertanggungjawaban kalian atas itu semua pada hari kiamat. Lalu mengampuni dan menyiksa siapa saja yang dikehendaki. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
Sesungguhnya apa yang diturunkan kepada Rasulullah, Muhammad, itu adalah kebenaran dari Allah. Ia telah mengimaninya. Begitu juga orang-orang Mukmin yang bersamanya. Mereka semuanya beriman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab, dan Rasul-rasul-Nya. Mereka menyamakan penghormatan dan keimanan kepada rasul-rasul Allah dengan mengatakan, "Kami tidak membeda-bedakan rasul-rasul-Nya, satu dengan yang lainnya." Dan mereka menegaskan keimanan hati dengan ungkapan lisan seraya menengadah kepada Allah, "Ya Tuhan, kami dengar pesan-pesan-Mu dan kami ikuti, maka berikanlah kami ampunan, ya Allah. Hanya kepada-Mulah tempat kembali."
Allah tidak membebani hamba-hamba-Nya kecuali dengan sesuatu yang dapat dilaksanakan. Maka, setiap orang yang mukallaf, amalnya akan dibalas: yang baik dengan kebaikan, dan yang jelek dengan kejelekan. Tunduklah kamu sekalian, hai orang-orang Mukmin, dengan berdoa, "Ya Tuhan, jangan hukum kami jika kami lupa dalam melaksanakan perintah-Mu, atau bersalah karena beberapa sebab. Janganlah Engkau beratkan syariat untuk kami seperti Engkau memberatkan orang-orang Yahudi oleh sebab kekerasan dan kelaliman mereka. Dan janganlah Engkau bebankan kepada kami tugas yang tidak mampu kami lakukan. Berilah kami maaf dengan kemuliaan-Mu. Ampunilah kami dengan karunia-Mu. Berikan kami rahmat-Mu yang luas. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami, ya Tuhan--untuk menegakkan dan menyebarkan agamamu--terhadap kaum yang kafir."
[[3 ~ ALI 'IMRAN (KELUARGA 'IMRAN) Pendahuluan: Madaniyyah, 200 ayat ~ Melalui kisah-kisah, al-Qur'ân berbicara tentang hukum-hukum alam dan pelajaran yang dapat dipetik. Dalam kisah-kisah tersebut dijelaskan banyak masalah menyangkut akidah, hukum dan akhlak. Pada surat terdahulu diceritakan sebagian sejarah Banû Isrâ'îl berupa berbagai macam penyelewengan yang mereka lakukan. Pada surat ini disebutkan beberapa hal, antara lain: a. Sisi-sisi lain kesesatan dan penyelewengan Banû Isrâ'îl. b. Petunjuk bagaimana seharusnya seorang Mukmin berakidah dan berperilaku. c. Hakikat agama samawi. d. Etika bertobat. e. Petunjuk bagaimana menyikapi kemenangan dan kekalahan. f. Keterangan tempat orang-orang yang gugur dalam perang di jalan Allah. g. Balasan dari Allah berlaku umum, untuk laki-laki dan perempuan. h. Jalan menunju kemenangan. Permulaan surat ini sama dengan permulaan surat terdahulu.]] Alif, Lâm, Mîm, adalah huruf-huruf yang disebut untuk menjelaskan bahwa al-Qur'ân yang penuh kemukjizatan itu terdiri atas huruf-huruf tersebut. Disebut juga, untuk menarik perhatian mereka agar mendengarkan.
Allah itu Esa, tidak ada tuhan selain Dia. Segala ciptaan dan keberaturan yang ada di alam raya ini dapat menjadi saksi akan hal itu. Dia hidup kekal tanpa akan pernah mati. Dia mengatur dan mengurus seluruh isi alam.
Dia menurunkan al-Qur'ân kepadamu, hai Muhammad. Kitab itu berisikan kebenaran yang menyangkut pokok-pokok ajaran samawi dalam kitab-kitab terdahulu. Sebelumnya Dia telah menurunkan Tawrât kepada Mûsâ dan Injîl kepada 'Isâ.
Kedua kitab tersebut diturunkan sebelum al-Qur'ân agar dapat menjadi petunjuk bagi umat manusia. Ketika mereka menyeleweng dari ajarannya, Allah menurunkan al-Qur'ân sebagai pembeda antara kebenaran dan kebatilan, penjelas antara petunjuk dan kesesatan. Al-Qur'ân adalah kitab yang selalu benar. Siapa saja yang meninggalkan ajaran yang dikandung di dalamnya dan mengingkari ayat-ayatnya, akan mendapatkan siksaan yang pedih. Allah Mahakuasa. Tidak ada sesuatu apa pun yang dapat mengalahkan- Nya. Dia akan membalas siapa saja yang perlu dibalas.
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Tidak ada sesuatu apa pun di langit dan di bumi, kecil atau besar, tampak dan tidak tampak, yang tersembunyi bagi-Nya.
Dialah yang membentuk kalian ketika masih berupa janin dalam rahim dengan berbagai macam bentuk yang dikehendaki. Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia Yang Mahaperkasa dalam kekuasaan- Nya, Mahabijaksana dalam ciptaan-Nya. (1) (1) Ayat ini menunjukkan satu sisi kemukjizatan berupa kekuasaan Tuhan Sang Pencipta, yaitu berubahnya sebuah sel telur (ovum) yang subur menjadi seorang manusia sempurna dengan organ tubuh lengkap dan terdiri atas jutaan sel-sel dengan tugas sendiri- sendiri. Nanti akan disebutkan dalam al-Qur'ân ayat-ayat yang memerinci beberapa fase perkembangan janin. Yang diisyaratkan dalam ayat ini khusus berkenaan dengan kekuasaan mutlak Tuhan dalam proses pembentukan janin. Yaitu, dalam sebuah sel telur yang sangat kecil, Allah meletakkan seluruh gen yang menentukan jenis kelamin, ciri-ciri fisik dan kepribadian seperti bakat, intelegensia dan kejiwaan. Penentuan bentuk seseorang dari hasil pertemuan sel telur dan sel sperma dari jutaan sel-sel lainnya merupakan bukti kehendak mutlak Tuhan, sehingga tidak ada di dunia ini orang yang sama persis dari segala segi.
Dialah yang telah menurunkan al-Qur'ân kepadamu. Di antara hikmah-Nya, sebagian ayat al-Qur'ân muhkamât: jelas arti dan maksudnya, dan yang lain mutasyâbihât: sulit ditangkap maknanya oleh kebanyakan orang, samar bagi orang-orang yang belum mendalam ilmunya. Ayat-ayat mutasyâbihât itu diturunkan untuk memotivasi para ulama agar giat melakukan studi, menalar, berpikir, teliti dalam berijtihad dan menangkap pesan-pesan agama. Orang-orang yang hatinya condong kepada kesesatan, mengikuti ayat-ayat mutasyâbihât untuk menebar fitnah dan untuk menakwilkan sesuka hati mereka. Takwil yang benar dari ayat-ayat tersebut tak dapat diketahui kecuali oleh Allah dan orang-orang yang mendalam ilmunya. Mereka berkata, "Kami meyakini itu datangnya dari Allah. Kami tidak membedakan keyakinan kepada al-Qur'ân antara yang muhkam dan yang mutasyâbih." Tidak ada yang mengerti itu semua kecuali orang-orang yang memiliki akal sehat yang tidak mengikuti keinginan hawa nafsu.
Mereka yang berakal sehat itu selalu berdoa, "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami menyeleweng dari kebenaran setelah Engkau tunjuki kami. Berikanlah kami rahmat dari sisi-Mu berupa kesesuaian dan kemantapan hati. Sesungguhnya hanya Engkaulah pemberi dan penolak."
"Ya Tuhan kami, Engkau mengumpulkan manusia pada hari yang kedatangannya pasti, untuk memberi pembalasan kepada setiap orang sesuai amal dan usahanya. Engkau telah menjanjikan itu. Sesungguhnya Engkau tidak pernah menyalahi janji."
Orang-orang kafir, pada hari itu, harta dan anak-anaknya tidak dapat menyelamatkan mereka dari siksaan, meskipun jumlahnya banyak. Mereka akan menjadi bahan bakar yang membuat api neraka menyala.
Keadaan mereka seperti keadaan kaum Fir'aun dan orang-orang yang memusuhi Allah sebelumnya. Mereka mendustakan ayat-ayat Allah, padahal ayat-ayat itu cukup jelas. Lalu Allah menyiksa mereka karena dosa-dosa yang dilakukannya. Sesungguhnya Allah sangat keras siksa-Nya.
Hai Nabi, katakanlah kepada orang-orang kafir, "Sesungguhnya kalian di dunia akan dikalahkan dan di akhirat akan binasa." Neraka Jahanam akan menjadi tempat bagi mereka. Itulah tempat yang paling buruk.
Bagi kalian sebuah tanda yang jelas dan pelajaran yang berharga. Ada dua kelompok yang berperang bertemu pada persitwa Badar. Kelompok yang satu beriman: berperang untuk menegakkan agama Allah dan menyebarkan kebenaran. Sedang kelompok yang lain kafir: berperang untuk kepentingan hawa nafsu. Sebagai dukungan Allah terhadap orang-orang Mukmin, Allah menjadikan orang-orang kafir melihat jumlah mereka menjadi dua kali lebih banyak dari jumlah sebenarnya. Dengan begitu, hati mereka menjadi kacau lalu kalah. Allah memberikan kemenangan dan dukungan kepada yang dikehendaki-Nya. Pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berhati bersih, memiliki pandangan yang jernih, yang tidak menyeleweng dari kebenaran dalam memandang.
Manusia dijadikan fitrahnya cinta kepada apa-apa yang diinginkan, yaitu wanita, anak-anak, emas dan perak yang banyak, kuda bagus yang terlatih, binatang ternak seperti unta, sapi dan domba. Kecintaan itu juga tercermin pada sawah ladang yang luas. Akan tetapi semua itu adalah kesenangan hidup di dunia yang fana. Tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan kemurahan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang berjuang di jalan-Nya ketika kembali kepada-Nya di akhirat nanti.
Katakan, hai Nabi, "Maukah kalian aku beritahukan sesuatu yang lebih baik dari yang dicintai manusia di dunia? Bagi orang-orang yang bertakwa pahala yang terjamin di sisi Allah, yaitu surga yang dialiri sungai- sungai di antara pepohonannya. Mereka bersenang-senang dengan kehidupan yang baik di dalamnya, tidak pernah dihantui rasa takut nikmat itu akan hilang, sebab mereka dibuat kekal di dalamnya. Bagi mereka juga istri-istri yang suci, bersih dari sesuatu yang menodai wanita-wanita dunia serta keridaan Allah yang dengannya mereka merasakan nikmat yang sangat agung. Allah Maha Mengetahui keadaan hamba-Nya. Tidak ada satu pun urusan dan rahasia mereka yang tersembunyi dari-Nya.
Balasan ini akan diterima orang-orang yang hatinya penuh dengan keimanan, yang tampak dari ucapan mereka, "Ya Tuhan kami, kami sungguh benar-benar beriman memenuhi panggilan-Mu. Maka ampunilah dosa-dosa kami dan lindungilah kami dari siksa neraka."
Juga akan diterima oleh orang-orang yang menahan derita di dalam beribadat kepada Allah dan menjauhi maksiat, orang-orang yang jujur dalam perkataan dan perbuatannya, orang-orang yang selalu taat dengan penuh khusyuk, dan orang-orang yang mendermakan harta, kehormatan dan lain-lainnya, dalam aktifitas merenungkan kebesaran Pencipta.
Melalui bukti-bukti dan tanda-tanda dalam alam raya yang tidak dapat dipungkiri lagi oleh orang yang berakal sehat, Allah menerangkan bahwa Dia Mahaesa, tak bersekutu, dan bahwa Dia mengatur urusan makhluk-Nya secara seimbang. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu mengakui dan meyakini hal itu. Demikian juga, Allah menjelaskan bahwa hanya Dialah yang memiliki sifat-sifat ketuhanan, yang tidak dapat dikalahkan oleh siapa pun, dan yang meliputi segala sesuatu dengan kebijakan-Nya.
Agama yang benar dan diterima di sisi Allah adalah agama yang membawa ajaran tauhid dan tunduk kepada Allah dengan penuh keikhlasan. Masing-masing umat Yahudi dan Nasrani saling berselisih tentang agama yang dimaksud itu, hingga mengakibatkan mereka melakukan penyimpangan dan penyelewengan. Perselisihan yang terjadi di antara mereka itu bukan disebabkan oleh ketidaktahuan mereka--karena mereka sebenarnya sudah tahu--tetapi lebih disebabkan oleh rasa saling iri dan dengki mereka. Biarkan orang yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Allah menanti perhitungan Allah yang cepat itu.
Kalau mereka masih menentangmu mengenai agama itu setelah kau jelaskan bukti dan alasan, jangan lagi kau teruskan melayani perdebatan itu. Katakan, "Aku dan orang-orang Mukmin yang mengikuti ajaranku hanya menyembah kepada Allah dengan penuh ikhlas." Katakan pula kepada orang-orang Yahudi, Nasrani dan orang-orang musyrik Arab, "Bukti telah jelas buat kalian, maka berserah dirilah." Apabila mereka berserah diri, berarti mereka telah mengerti dan mengikuti jalan hidayah. Tetapi, jika mereka berpaling, kamu tidak perlu bertanggung jawab. Kamu hanya berkewajiban menyampaikan risalah Allah. Allah Maha Mengetahui hamba-hamba-Nya, dan bagi-Nya tak ada satu pun ihwal dan perbuatan mereka yang tersembunyi.
Sesungguhnya orang-orang yang mengakui tanda-tanda kekuasaan Allah, baik yang berupa alam raya maupun yang berupa kitab suci, kemudian membunuh nabi yang diutus untuk memberi petunjuk kepada mereka--padahal perbuatan itu sama sekali tidak dibenarkan, bahkan merupakan kezaliman yang paling besar--dan juga membunuh orang yang menyerukan keadilan, pantas merasakan siksa yang amat pedih. Kabarkanlah mereka tentang hal itu.
Amal perbuatan mereka yang memiliki karakter seperti ini akan lenyap--meskipun sebagiannya merupakan perbuatan baik. Tak ada manfaat keduniaan apa-apa yang dapat mereka petik dari perbuatan yang akan mendatangkan penyesalan di akhirat kelak. Pada saat itu tak ada seorang pun yang dapat menyelamatkan mereka dari penyesalan dan siksaan.
Tidak tahukah kamu, Muhammad, ihwal orang-orang yang diberi nasib berupa kitab suci dan pengetahuan, lalu diajak berpegang teguh kepada al-Qur'ân untuk membedakan antara yang benar dan yang palsu atas perselisihan yang terjadi di antara mereka, kemudian tidak bersegera menyambut ajakan itu? Bahkan sekelompok mereka menolak dan berpaling dari ajaran itu?
Orang-orang Yahudi yang berpaling itu memang telah tertipu oleh anggapan dan angan-angan kosong mereka. Mereka, misalnya, menganggap bahwa mereka hanya akan disiksa api neraka beberapa hari saja. Anggapan dan angan-angan kosong itu dilatarbelakangi oleh kesombongan dan kebohongan mereka yang terus menerus dalam sikap beragama mereka.
Jika demikian, bagaimana keadaan mereka ketika dikumpulkan Allah di akhirat dan hari perhitungan yang pasti akan datang? Saat itu, masing-masing jiwa mendapat balasan yang penuh. Mereka, orang-orang yang berpaling itu, pantas menerima siksa neraka.
Katakan, wahai Muhammad, dengan mengakui kelemahanmu dan kemahakuatan Allah, "Ya Allah, hanya Engkaulah pemilik hak mengatur dalam segala hal. Engkau memberi kekuasaan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki dan mengambilnya dari siapa saja yang Engkau kehendaki pula. Engkau memberi kejayaan kepada hamba-Mu yang Engkau kehendaki dengan cara menunjukkan faktor-faktor penyebabnya. Engkau merendahkan siapa saja yang Engkau kehendaki. Hanya Engkau yang memiliki segala kebaikan. Tak satu pun yang dapat mencegah-Mu melaksanakan kehendak-Mu dan melaksanakan sesuatu yang sejalan dengan kebijaksanaan-Mu dalam tata kehidupan makhluk ciptaan-Mu."
Dengan hukum sebab akibat yang Engkau tetapkan, Engkau memasukkan sebagian waktu malam ke dalam waktu siang yang membuat siang menjadi lebih panjang, dan memasukkan sebagian waktu siang ke dalam waktu malam yang membuat malam menjadi lebih panjang. (1) Engkau mendatangkan sesuatu yang memiliki sifat hidup dari sesuatu yang tidak memilikinya dan mendatangkan sesuatu yang mati dari sesuatu yang hidup. Engkau bebas memberikan karunia luas-Mu kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, sejalan dengan hukum kemahabijaksanaan-Mu. Tak seorang pun dapat mengawasi-Mu. Dan Engkau yang memiliki sifat-sifat seperti ini, tentu tak akan menjadi lemah dengan memberi kepemimpinan, kekuasaan, kekayaan dan kemudahan kepada rasul dan hamba-hamba pilihan-Mu, sebagaimana telah Engkau janjikan(2). (1) Keadaan ini terjadi di sejumlah negara yang jauh dari garis katulistiwa. Di negara-negara itu perbedaan waktu siang dan malam berubah sedemikian rupa di setiap musim. (2) Siklus kehidupan dan kematian merupakan rahasia keajaiban alam dan rahasia kehidupan. Ciri utama siklus ini adalah bahwa zat-zat hitrogen, karbon dioksida, nitrogen dan garam yang nonorganik di bumi, berubah menjadi zat-zat organik yang merupakan bahan kehidupan pada hewan dan tumbuh-tumbuhan, berkat bantuan sinar matahari. Selanjutnya, zat-zat itu kembali menjadi mati dalam bentuk kotoran makhluk hidup dan dalam bentuk tubuh yang aus karena faktor disolusi bakteri dan kimia yang mengubahnya menjadi zat non organik untuk memasuki siklus kehidupan baru. Begitulah, Sang Pencipta Yang Mahakuasa mengeluarkan kehidupan dari kematian dan mengeluarkan kematian dari kehidupan, di setiap saat. Siklus ini terus berputar dan hanya terjadi pada makhluk yang diberi kehidupan, seperti bibit tanaman, misalnya. Ayat ini mengingatkan ilmuwan akan keajaiban penciptaan kehidupan dari benda yang mati, kemudian pengulangan siklus itu seperti diterangkan tadi.
Kalau hanya Allah Swt. yang memiliki kerajaan, meninggikan dan merendahkan siapa saja, dan hanya pada-Nya pula segala bentuk kebaikan, penciptaan dan rezeki, maka orang-orang Mukmin tidak dibenarkan mempercayakan kekuasaan kepada orang lain untuk mengatur, apalagi dengan mengabaikan kepentingan orang-orang Mukmin. Sebab, hal itu berarti merendahkan agama dan pemeluknya di samping akan melemahkan kekuasaan Islam. Orang yang menempuh jalan ini, berarti tidak mengakui kekuasaan Allah. Seorang Mukmin hendaknya tidak rela menerima kekuasaan orang lain kecuali jika terpaksa. Oleh karena itu, hendaknya ia menghindari kekejaman yang mungkin timbul dari penguasa non Mukmin itu dengan menunjukkan ketundukannya. Orang-orang Mukmin hendaknya selalu berada dalam kekuasaan Islam, yaitu kekuasaan Allah. Hendaknya mereka mawas diri jangan sampai keluar dari kekuasaan Allah. Hal itu akan berakibat bahwa Allah menangani sendiri hukumannya, yaitu dengan merendahkannya setelah sebelumnya tinggi. Hanya kepada-Nyalah tempat kembali. Tidak ada jalan untuk lari dari kekuasaan-Nya, baik di dunia maupun di akhirat.
Katakanlah, wahai Nabi, "Kalau kalian menyembunyikan apa yang ada dalam hati atau kalian tampakkan dalam bentuk perbuatan dan perkataan, niscaya tetap diketahui Allah. Dia mengetahui semua yang ada di langit dan di bumi, baik yang tampak maupun yang tak tampak."
Orang-orang yang menentang perintah Allah hendaknya mewaspadai suatu hari ketika masing-masing jiwa menyaksikan hasil perbuatan baiknya, walaupun hanya sedikit. Sedang mengenai hasil perbuatan buruknya, masing-masing menginginkan antara dirinya dan hasil perbuatan buruknya itu terdapat jarak yang jauh agar ia tidak melihatnya, karena benci dan takut akibatnya. Allah mengancam dengan hukuman- Nya kalau kalian keluar dari kekuasaan-Nya yang merupakan belas kasih dan kasih sayang untuk hamba- hamba-Nya.
Katakan, "Kalau kalian benar-benar jujur dengan pengakuan cinta dan ingin dicintai Allah, ikutilah perintah dan laranganku, karena aku adalah penyampai risalah Allah. Hal itu akan membuat Allah mencintai dan memberimu pahala, yaitu melalui pemberian karunia kepadamu dan pemaafan kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang kepada hamba-Nya."
Katakan, "Taatilah Allah dan Rasul-Nya!" Jika mereka berpaling darimu, berarti mereka telah mengingkarimu dan mengingkari Allah. Dan ingat, Allah tidak menyukai orang-orang yang ingkar.
Selain memilih Muhammad sebagai penyampai risalah--dengan menjadikan upaya meneladaninya sebagai sarana untuk memperoleh kecintaan, ampunan dan kasih sayang Allah--Allah juga memilih Adam, Nûh, Ibrâhîm dan keturunanya, Ismâ'îl dan Ishâq, serta nabi-nabi lain keturunan mereka berdua seperti Mûsâ, 'alayhim al-salâm. Di samping itu, Allah juga memilih keluarga 'Imrân, di antaranya 'Isâ dan bundanya. 'Isâ dijadikan sebagai rasul untuk Banû Isrâ'îl, sedangkan Maryam dijadikan sebagai ibunya tanpa bapak.
Mereka dipilih sebagai keluarga suci, yang mewarisi kesucian, kelebihan dan kebaikan turun temurun. Allah Maha Mendengar dan Mengetahui perkataan, perbuatan dan rahasia-rahasia hamba-Nya.
Renungkan pula, wahai Nabi, kisah istri 'Imrân yang bernazar menyerahkan anak yang masih dikandungnya untuk berbakti kepada Allah semata kelak ketika ia lahir. Katanya, "Ya Tuhan, sesungguhnya aku bernazar menyerahkan bayiku untuk berbakti kepada-Mu dan untuk rumah-Mu. Terimalah persembahanku, ya Tuhan. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar setiap perkataan dan Maha Mengetahui segala sesuatu."
Dengan meminta maaf setelah melahirkan bayinya, ia berkata, "Aku melahirkan bayi permpuan." Padahal Allah mengetahui bayi yang dilahirkan. Dan bayi perempuan yang dilahirkannya itu lebih baik dari bayi laki-laki yang dimintanya. Ia berkata, "Aku menamakannya Maryam dan aku memohon agar Engkau melindunginya dan keturunannya dari setan yang terkutuk."
Allah menerima Maryam sebagai persembahan dan mengabulkan doa ibunya. Maryam diberi pertumbuhan yang baik, penuh keberkahan, pengawasan dan pendidikan yang membentuk pertumbuhan tubuhnya. Kemudian Allah menjadikan Zakariyyâ a. s. sebagai pengasuhnya. Setiap kali memasuki tempat ibadah Maryam, Zakariyyâ mendapatkan rezeki yang tidak biasa pada waktunya."Dari mana ini semua, Maryam?" tanya Zakariyyâ heran. "Ini semua rezeki dari Allah. Allah memberi rezeki tanpa perhitungan dan tanpa batas kepada hamba yang dikehendaki-Nya."
Ketika melihat karunia yang diberikan kepada Maryam, Zakariyyâ menghadapkan diri kepada Allah seraya memohon agar dikaruniai anak, atas karunia dan kekuasaan-Nya. Sungguh Allah mendengar doa orang-orang yang mengakui kelemahannya dan Mahakuasa untuk mengabulkan doanya, walaupun faktor ketuaannya atau kemandulan istrinya tidak memungkinkan hal itu.
Doa Zakariyyâ dikabulkan. Ketika sedang menghadapkan diri kepada Allah di tempat ibadahnya, ia diseru oleh malaikat, "Sesungguhnya Allah memberi kabar gembira kepadamu dengan memberikan anak bernama Yahyâ. Yahyâ percaya bahwa 'Isâ akan lahir, dengan kalimat(1) Allah, di luar kebiasaan proses kelahiran. Yahyâ dijadikan panutan untuk kaumnya dengan ilmu dan kesalehannya, dan dijadikan tidak tertarik kepada nafsu, serta dijadikan sebagai salah seorang nabi yang saleh." (1) Kalimat di sini adalah ungkapan "kun" (jadilah) yang diucapakan Allah saat menciptakan Nabi 'Isâ.
Setelah mendengar kabar gembira, Zakariyyâ kembali menghadapkan diri kepada Allah. Ia ingin sekali mengetahui proses kelahiran anak itu, mengingat usianya yang telah lanjut dan istrinya yang mandul. Allah menanggapi keingintahuan Zakariyyâ itu dengan penjelasan bahwa jika Allah berkehendak menciptakan sesuatu, Dia akan menciptakan faktor penyebabnya atau menciptakannya tanpa faktor penyebab. Allah bebas melakukan apa saja yang Dia kehendaki.
Zakariyyâ lalu meminta agar diberikan tanda kabar gembira itu. Allah mengabulkan permintaannya dan menyatakan bahwa tandanya adalah sikap diam dan tidak berbicara kepada orang selama tiga hari selain dengan mengisyaratkan apa yang diinginkan. Juga, tanda lainnya, adalah dengan secara tabah berzikir dan menyucikan Allah di pagi dan sore hari.
Renungkan pula, wahai Nabi, ketika malaikat berucap kepada Maryam, "Hai Maryam, sesugguhnya Allah memilihmu untuk menjadi ibu bagi seorang nabi-Nya. Dia menyucikanmu dari segala noda dan memberikan kelebihan kepadamu, bukan kepada wanita-wanita lain di dunia, sebagai ibu 'Isâ.
Hal ini menuntutmu, Maryam, untuk bersyukur kepada Tuhan. Maka taatlah kepada-Nya, salatlah untuk- Nya dan bergabunglah bersama orang-orang yang beribadah dan mengerjakan salat untuk-Nya."
Cerita yang dikisahkan al-Qur'ân kepadamu, Muhammad, mengenai orang-orang pilihan Allah, itu termasuk perkara gaib yang diwahyukan Allah kepadamu. Engkau tidak berada di antara mereka saat mereka mengadakan undian dengan anak panah untuk menentukan siapa yang mengasuh Maryam. Demikian juga saat mereka saling berselisih untuk memperoleh kehormatan yang besar ini.
Renungkan juga, wahai Nabi, saat Allah memberi kabar gembira kepada Maryam dengan seorang bayi bernama 'Isâ putra Maryam, yang diciptakan melalui kalimat-Nya, di luar kebiasaan proses kelahiran. Allah memposisikan 'Isâ di dunia sebagai orang yang terhormat dengan menjadikannya sebagai nabi dan terbebas dari cela. Sedangkan di akhirat, dengan memasukkannya ke dalam kelompok nabi-nabi pilihan yang dekat kepada Allah, yaitu ulû al-'azm.
'Isâ dilebihkan dengan beberapa keistimewaan. Ia, misalnya, dapat berkata bijak dan dipahami sejak masih bayi hingga usia tua, tanpa ada perbedaan antara masa kanak-kanak dan masa tuanya. Ia juga termasuk orang yang diberi kesalehan.
Dostları ilə paylaş: |