Tahapan Pendidikan Spiritualitas Anak Menurut Surat Luqman Ayat 12-19
Setiap manusia memiliki kemampuan masing-masing dalam berfikir dan menghadapi hidup ini. Adapun kemampuan itu dapat dilihat melalui nilai-nilai atau yang biasa disebut dengan kecerdasan. Nilai spiritual pasti ada dalam diri setiap orang termasuk anak-anak. Dalam surat Luqman ayat 12-19 terdapat nilai-nilai spiritual yang terdapat didalamnya.
Dalam kehidupan sehari-hari misalnya, tumbuhkan kebiasaan spiritual dan ritual rumah tangga yang dapat dijadikan praktek rutin yang dengan otomatis menghubungkan orang tua, anak, keluarga dengan Tuhan. Lebihkan praktek tersebut dari sekedar doa sebelum makan dan tidur misalnya. Mungkin ketika anak-anak menyikat gigi mereka dapat bersyukur kepada Tuhan untuk tubuh mereka yang sehat dan kuat.
Firman Allah dalam QS al-Hijr/ 15: 98-99.56
Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat), 99. Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (QS al-Hijr/ 15: 98-99)
Dalam QS Yusuf/ 12: 37 juga diterangkan:57
Yusuf berkata: "tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepadamu melainkan aku telah dapat menerangkan jenis makanan itu, sebelum makanan itu sampai kepadamu. yang demikian itu adalah sebagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedang mereka ingkar kepada hari kemudian. (QS Yusuf/ 12: 37)
Buatlah tempat berdoa keluarga, tempat cuci ini dapat menjadi pengungkapan kreatif dimensi spiritual keluarga, disebelah sudut ruangan keluarga atau halaman belakang.58
41. Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. 42. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. QS. Al-Ahzab/ 33: 41-42.59
Sebelum membahas nilai spiritual dalam surat Luqman perlu sedikit uraian tentang teori Ariginanjar dalam proses membangun kecerdasan spiritualnya. Dalam teorinya terdapat beberapa aspek yang dapat membangun kecerdasan spiritual yaitu 1 Ihsan, 6 Rukun Iman, dan 5 Rukun Islam.
Adapun nilai-nilai spiritual dalam surat Luqman ayat 12-19 tersebut antara lain:
-
Pendidikan Spiritualitas Akidah atau Keimanan
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Luqman/31:13)
Akidah termasuk salah satu dari 6 rukun iman. Aqidah atau tauhid merupakan rukun iman yang pertama dalam urutannya. Pada ayat 13 mengandung nilai spiritual yang dapat diterapkan dalam pendidikan terutama anak usia dini oleh orang tua mereka.
Manusia mempunyai potensi-potensi spiritual. Menurut ajaran sekuler manusia tersusun dari tubuh dan roh. Roh dalam pengertian ini adalah daya berpikir dalam manusia. Daya rasa di dada erat hubungannya dengan hati nurani tidak menonjol dalam pengertian ini. Daya pikir di sini banyak bergantung pada panca indra berhubungan dengan hal-hal yang bersifat materi karena otak yang berbentuk fisik.60 Hal ini tidak sesuai dengan fitrah manusia. Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar spiritual, baik yang memeluk agama maupun yang belum beragama. Sadar atau tidak sadar dalam kehidupan manusia membutuhkan pedoman hidup dalam kehidupannya.
Dari sini dapat terlihat tahapan pertama tahapan spiritual pada seorang anak yang dapat ditanamkan sejak dini.
-
Pendidikan Spiritualitas Ihsan atau Amal Kebaikan.
Pada surat Luqman terlihat pada ayat 16.
(Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus61 lagi Maha mengetahui. (QS. Luqman/31:16)
Perbuatan baik pada sesama dapat diterapkan apada anak didik terutama anak usia dini, agar mereka dapat terbiasa berbuat baik terhadap sesama. Pada tahap ini ketika anak berusia sekitar 2 tahun, pola-pola sensoris-motoriknya semakin kompleks dan mulai mengadopsi suatu sistem simbol yang primitif. Misalnya anak usia 2 tahun dapat membayangkan sebuah mainan dan memanipulasinya dengan tangannya sebelum mainan tersebut benar-benar ada. Anak juga dapat menggunakan kata-kata sederhana, seperti “mama melompat” untuk menunjukkan telah terjadinya sebuah peristiwa sensoris-motorik.62
Dalam diri manusia termasuk anak-anak terdapat kemampuan berfikir. Kemampuan ini meliputi segenap fungsi berfikir yang antara lain berkaitan dengan penalaran, imajinasi, ingatan, pemahaman, dan pengamatan. pada hakekatnya dengan kemampuan ini manusia memiliki potensi untuk memahami kehendak Tuhan baik secara langsung melalui tersurat dalam firman-Nya maupun tidak langsung melalui pengamatan terhadap ciptaan-Nya.63
Pada usia 2 tahun ini anak sudah dapat diajak bicara dan mampu memahami pembicaraan sederhana orang dewasa. Dari tahapan ini anak dapat diberi teladan dengan mencontohkan perbuatan baik misalnya: sikap suka menolong, memberi kepada sesama, dan mengucapkan terimakasih apabila mendapat hadiah dari orang lain. Pendidikan ini harus tetap ditanamkan dan dibimbing hingga anak terbiasa dengan perbuatan yang baiak hingga dewasa.
Perbuatan baik disini tentu atas dasar iman dan taqwa seperti dalam firman Allah yang menerangkan perintah berbuatlah kebaikan dengan tetap bertakwa kepada Allah
Firman Allah dalam QS al-Maidah / 5: 2
... ...
...dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran... (QS al-Maidah / 5: 2)
-
Pendidikan Spiritualitas Syari’ah
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
Tahapan ini terdapat dalam ayat 17 yaitu perintah sholat yang merupakan rukun Islam yang kedua setelah penanaman tauhid yang berupa syahadad. Kebiasaan sholat harus dilatih sejak dini, agar mereka dapat secara istiqomah melaksanakannya sehingga tercipta nilai-nilai spiritual dalam diri anak.
Sholat adalah sarana untuk melatih sebuah kedisiplinan. Waktu shalat telah ditentukan dengan pasti, sehingga orang yang mampu melakukan shalat secara disiplin, niscaya akan menjadi pribadi-pribadi yang memliki disiplin tinggi. Kemampuan untuk melalakukan shalat tepat waktu, adalah sebuah jaminan bahwa orang tersebut, disamping bisa terpercaya juga memiliki kesadaran akan arti penting sebuah waktu yang harus ditepati. Isi dari shalat pun harus tertib dan teratur dimulai dari wudlu, niat, takbiraatul ihram hingga salam. Semua itu dilakukan secara berurutan dan sangat teratur.64
Ketiga nilai spiritual tersebut (1 Ihsan, 6 Rukun Iman, dan 5 Rukun Islam) sudah tercakup dalam surat Luqman ayat 12-19. Secara teori surat Luqman tersebut dapat digunakan untuk membantu menanamkan nilai-nilai spiritulitas terhadap anak sejak dini. Dari pokok bahasan tahapan spiritual ini adalah keyakinan hati dan amal perbuatan yang selanjutnya dimanifestasikan dalam bentuk sikap hidup dan amal perbuatan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai keyakinan hati yang kokoh serta kemantapan dalam bersikap dan beramal shaleh diperlukan proses penalaran kritis untuk tidak terjebak pada keyakinan (iman) yang bersifat dogmatik dan rutin. sebab bagaimana mungkin seseorang akan memiliki keimanan yang kuat kalau ternyata penalarannya tidak bekerja.65
Dalam melaksanakan penerapan nilai-nilai spiritualitas terhadap anak tentu banyak kendala dalam prakteknya. Disini penulis dalam membaca selain terdapat nilai-nilai spiritual dalam delapan ayat tersebut, Surat Luqman ayat 12-19 juga dapat digunakan untuk meningkatkan spiritualitas yang sudah tertanam dalam anak usia dini yang akan dibahas dalam sub bab berikutnya.
-
Setelah mengetahui konsep pendidikan dalam surat Luqman serta nilai-nilai spiritual menurut surat Luqman ayat 12-19, perlu kita bahas bagaimana cara meningkatkan spiritualitas anak. Karena dalam kehidupan anak yang penuh dengan dunia bermain, yaitu bermain sambil belajar perlu bimbingan dan mengingatkan kembali mereka apabila mereka keliru atau salah dalam perbuatan sehari-hari.
Dengan mengambil teori Mimi Doe dan Marsha Walch, dalam bukunya 10 Prinsip Spiritual Parenting dengan terjemahan Rahmani Astuti, penulis dapat memahami bagaiman cara yang dapat digunakan dalam surat Luqman ayat 12-19 dalam meningkatkan spiritualitas anak.
Adapun cara meningkatnya dapat kita ketahui dengan tetap merujuk pada surat Luqman ayat 12-19 yaitu:
1. Bersyukur Setiap Hari.
Keterangan pertama ini sesuai dengan QS. Luqman/31: 12.
Dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (QS. Luqman/31: 12)
Syukuri apa yang sudah ada dalam hidup keluarga seperti badan sehat, dapat makan dengan kenyang, dan dapat berkumpul dengan bahagia bersama keluarga. Dalam QS Ibrahim/ 14: 7, Allah berfirman:
...
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS Ibrahim/14: 7)
Ayat ini menggambarkan Luqman adalah profil yang dapat dijadikan panutan dengan gelar Hikmah yang didapatkannya dengan teladan bahwa ia selalu bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan kepadanya.
Bersyukur, yaitu manusia mengungkapkan rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang telah diperoleh-Nya. Ungkapan syukur dimaksud tampak melalui perkataan dan perbuatan. Ungkapan syukur dalam bentuk kata-kata adalah mengucapkan alhamdulillah (segala puji bagi Allah). pada srtiap saat, sedangkan bersyukur melalui perbuatan adalah menggunakan nikmat Allah sesuai dengan keridhoan-Nya. Sebagai contoh nikmat mata yang diberikan oleh Allah. Mata dimaksud adalah manusia menggunakan mata itu untuk melihat segala kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT kepada hambanya untuk mengamati alam dan sebagainya sehingga hasil dari penglihatan itu dapat meningkatkan ketakwaannya.66
Selain itu dalam mendidik anak juga dapat membimbing mereka dengan memberikan rasa percaya diri dalam menghadapi masalah mereka. Potensi-potensi pembawaan spiritual pada anak dapat terlihat seperti sifat keberanian, optimisme, keimanan, perilaku konstruktif, empati, sikap memaafkan, dan bahkan ketangkasan dalam menghadapi amarah dan bahaya. Semua itu menjadi sifat-sifat spiritual anak sejak usia dini.67
Dengan demikian setidaknya dalam diri seorang anak yang mempunyai spiritual tinggi setidaknya ada tujuh ciri utama untuk mengenali anak-anak yang memiliki kecerdasan spiritualitas yang tinggi tersebut, yaitu:68
a. Adanya kesadaran diri yang mendalam, intuisi, dan kekuatan “keakuan”, atau otoritas bawaan.
b. adanya pandangan luas terhadap dunia: Melihat diri sendiri dan orang-orang saling terkait; menyadari tanpa diajari bahwa bagaimanapun kosmos ini hidup dan bersinar, memiliki sesuatu yang disebut “cahaya subyektif”.
c. Bermoral tinggi, pendapat yang kukuh, kecenderungan untuk merasa gembira, “pengalaman puncak”, dan atau bakat-bakat estetis.
d. memiliki pemahaman tentang tujuan hidupnya, dapatr merasakan arah nasibnya, melihat berbagai kemungkinan, seperti cita-cita suci atau sempurna, dari hal-hal yang biasa.
e. Adanya “rasa haus yang tidak dapat dipuaskan” akan hal-hal selektif yang diminati, seringkali membuat mereka menyendiri atau memburu tujuan tanpa berfikir lain. Pada umumnya ia mementingkan kepentingan orang lain (altruistis) atau keinginan berkontribusi kepada orang lain.
f. Memiliki gagasan-gagasan yang segar dan “aneh” rasa humor yang dewasa.
g. Adanya pandangan pragmatis dan efisien tentang realitas, yang sering (tetapi tidak selalu) menghasilkan pilihan-pilihan yang sehat dan hasil-hasil praktis
Dari beberapa ciri diatas dapat penulis ketahui bahwa pendidikan spiritualitas anak perlu ditanamkan sejak dini agar anak memiliki rasa percaya diri dan keteguhan hati, memiliki rasa aman serta mampu menggali potensi yang ada pada dirinya sejak kecil.
Adapun inti ajaran-ajaran spiritual adalah membimbing adalah menciptakan ketenangan dan keteguhan hati dan fikiran serta pengendalian emosi dari seorang anak. Anak dapat mengerti keadaan dirinya, apa yang harus dilakukan dan untuk apa anak tersebut melakukan sesuatu itu. Manfaat lain pendidikan spiritualitas anak selain yang disebut diatas, juga dapat berarti bahwa dalam menghadapi setiap masalah dalam hidup ini anak akan terlatih untuk berfikir dengan positif dan dapat mengendalikan emosi dengan baik.
2. Menunjukkan Tanda-Tanda Keberadaan Tuhan.
Diantara tanda-tanda keberadaan Tuhan dapat dicontohkan seperti bergantinya siang dan malam, sejuknya pagi hari, keindahan pelangi setelah hujan reda, burung-burung beterbangan diawan dengan bebasnya, dan masih banyak keindahan dalam lingkungan sekitar kita.
Dalam QS Luqman/31 :13
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS Luqman/31 :13)
Dalam QS an-Nahl/ 16:12
Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (Nya), (QS an-Nahl/ 16:12)
Tanda-tanda keberadaan Tuhan yaitu pendidikan tauhid. dari keterangan yang kedua ini dalam dikaitkan dengan contoh atau tanda-tanda adanya Allah adalah dengan mengenalkan ciptaannya dan ilmu Allah yang begitu luas.
Dalam QS. al-Baqarah /02: 115 diterangkan:
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah[83].69 Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha mengetahui. (QS. al-Baqarah /02: 115)
Adapun contoh tanda-tanda sederhana keberadaan Tuhan adalah dengan mempelajari apa yang ada dalam dunia ini, yaitu semua ciptaan Tuhan, langit, bumi, matahari, bulan, dan bintang yang semua itu adalah ciptaan Tuhan yang sangat indah dan menawan yang dapat dinikmati setiap hari. Selain itu nikmat berupa kesehatan, kesempurnaan manusia sebagai makhluk yang paling baik, kemudian kelancaran dalam mengatasi masalah atau keinginan yang tercapai semua merupakan kekuasaan Tuhan dan Tuhan maha mengetahui atas segala sesuatu yang dilakukan oleh hamba-hambanya
Dalam QS. Kahfi /18: 109, juga diterangkan:
Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)". (QS. Kahfi /18: 109)
Begitu luasnya ilmu Allah sehingga apabila diandaikan semua lautan dijadikan tinta dan seluruh pohon kayunya dijadikan sebagai pena untuk menulis kalimat-kalimat Allah maka sebelum selesai kalimat Allah selesai ditulis, habislah tinta dan kayu pena tersebut, walaupun didatangkan lebih banyak lagi tinta yang sama banyak dari sebelumnya.
3. Memberitahukan Anak Bahwa Tuhan Selalu Ada Disampingnya
Memberikan bimbingan kepada anak agar mereka tahu akan kehadiran Tuhan dalam setiap gerak langkahnya. Apapun yang dilakukan anak, mereka dapat menyadari kehadiran Tuhan disampingnya. Dapat dicontohkan ketika anak dalam keadaan sakit, sedih, atau takut, mereka dapat merasakan kehadiran Tuhan dengan kasih sayang orang tua. Karena orang tua adalah wakil dari Tuhan dalam membimbing dan memberikan kasih sayang. Sehingga perlindungan Tuhan dapat dirasakan dengan adanya perlindungan orang tua.
Teori ketiga ini dapat dikaitkan dengan QS. Luqman /31:14-15
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.70 bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. 15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Luqman /31:14-15)
Kasih sayang orang tua tidak akan habis sampai kapanpun, dengan ketulusan dan kesabaran mereka sehingga anak dapat menggapai cita-citanya. Semua keberhasilan yang anak dapat tidak lepas dari doa orang tua terutama doa seorang ibu yang sangat besar berperan dalam mendidik anak. sehingga pepatah mengatakan “surga dibawah telapak kaki ibu”.
Cahaya Tuhan dapat dilihat dari kasih sayang orang tua. Mereka yang telah mengasuh anak dengan ketulusan, ibu yang mengandung dan menyusui hingga mendidiknya menjadi anak yang baik dan penuh kesabaran. Dengan kasih sanyang orang tua anak dapat menggambarkan bahwa Allah juga sayang terhadap mereka sehingga anak dapat menghormati dan taat kepada orang tua seperti mereka taat kepada Allah swt, karena ridho Allah dititipkan kepada kedua orang tua. Dengan demikian anak dapat merasakan ketenangan jiwa dan raganya.
4. Memahamkan Anak Bahwa Setiap Perbuatan Pasti Ada Balasannya
Ini adalah cara yang menarik dan positif untuk diberikan kepada seorang anak, bukan tekanan yang dibebankan kepadanya, tetapi pengertian dan teladan yang baik tentang apapun yang dikerjakan oleh anak. Sebagai orang tua sudah seharusnya memberikan contoh dan nasehat yang baik tanpa harus memarahi anak ketika anak berbuat salah, sehingga mereka dapat memahami kesalahan dan mau berubah menjadi baik. Dalam QS. Luqman/31: 16 telah diterangkan:
(Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus71 lagi Maha mengetahui. (QS. Luqman/31: 16)
Perbuatan baik dan buruk itu sekalipun beratnya hanya seberat biji sawi, kemudian berada di tempat yang tesembunyi sekalipun dilangit dan dibumi, nicaya Allah akan menemukan kelak dihari kiamat. Yaitu pada hari ketika Allah meletakkan timbangan amal perbuatan yang tepat, lalu pelakunya akan menerima pembalasan amal perbuatannya, apabila amalnya itu baik maka ia akan mendapat balasan baik, dan apabila amalnya itu buruk maka ia akan mendapat balasan yang buruk pula. Sebagaimana dalam ayat lainnya yaitu:72 QS. Al-Anbiya’ 21: 47
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, Maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. dan jika (amalan itu) Hanya seberat biji sawipun pasti kami mendatangkan (pahala)nya. dan cukuplah kami sebagai pembuat perhitungan. (QS. Al-Anbiya’ 21: 47)
Setelah anak menyadari kesalahannya dan mau berbuat baik, orang tua dapat membimbingnya dengan menerangkan maksud dari keterangan ayat 16 dari surat Luqman yang berisi tentang Ihsan apapun yang anak-anak perbuat pasti akan menumbuhkan hasil, asalkan itu perbuatan baik dan dilakukan dengan tulus dan ikhlas, mereka pasti akan memetik hasilnya, Allah akan mendatangkan rahmat yang merupakan rencana Allah yang sangat besar yang diberikan kepada hambanya yang tulus.
Firman Allah dalam QS. az-Zalzalahayat 7-8.
7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. 8. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. az-Zalzalahayat 7-8)
Rencana besar dari Allah yang diberikan kepada anak-anak tidak akan langsung diberikan waktu itu, akan tetapi pasti akan diberikan suatu hari nanti. Hal ini dapat orang tua contohkan dengan bercerita tokoh-tokoh Islam atau tokoh-tokoh pendidikan yang sukses dalam hidupnya. Dengan kegigihan dan keuletan tokoh-tokoh Islam seperti Kholifah pada zaman Nabi yang bersabar berjuang membela agama dan tetap teguh Iman, mereka mendapat Ridho Allah dan masuk surga bersama Nabi SAW.
5. Membuat Tempat Berdoa Khusus dalam Keluarga
Tempat ini dapat disebut tempat suci ini yang dapat menjadi pengungkapan kreatif dimensi spiritual keluarga, disebelah sudut ruangan keluarga atau halaman belakang.73 Temapat ini bisa juga disebut Mushola kecil untuk keluarga yang berada dilingkungan rumah.
Dalam QS. Luqman/31: 17 diterangkan
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Luqman/31: 17)
Mendirikan shalat yakni kerjakan sholat dengan sempurna sesuai dengan cara yang diridhoi. Karena dalam sholat itu terkandung ridho Tuhan, sebab orang yang mengerjakannya berarti menghadap dan tunduk kepada-Nya. Dan dalam saholat terkandung pula hikmah lainnya, yaitu dapat mencegah orang yang bersangkutan dari berbuatan keji dan mungkar. Maka apabila seseorang menunaikan hal itu dengan sempurna, niscaya bersihlah jiwanya dan berserahdirilah kepada Tuhannya, baik dalam keadaan suka maupun duka. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:74
اُعْبُدُ الله َكَاَنَّكَ تَرَاهُ فَاِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَاِنَّهُ يَرَاكَ
Sembahlah Allah, seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihatnya, sesungguhnya Dia melihatmu.
Kemudian dalam potongan ayat berikutnya () maksud dari
ayat ini adalah supaya jiwanya menjadi suci demi untuk mencapai keberuntungan senagaimana yang telah dujelaskan oleh firman Allah lainnya:75 QS. As-Syam/91: 9-10
9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, 10. Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. As-Syam/91: 9-10)
Dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar spiritual, baik yang memeluk agama maupun yang belum beragama. Sadar atau tidak sadar dalam kehidupan manusia membutuhkan pedoman hidup dalam kehidupannya.
Keterangan diatas dapat diketahui bahwa dengan mendirikan shalat seorang anak akan mengerti arti ketepatan waktu dan dapat menghargai sesama. Upaya ini dapat diterapkan pada anak sejak dini agar mereka dapat merasakan manfaatnya hingga mereka dewasa dan dapat mengerti hidup ditengah-tengah masyarakat nanti. Selain itu sholat juga dapat disebut dengan berdoa dan berzikir. Dengan berdoa dan berzikir dapat membantu ketengan jiwa seseorang.
41. Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. 42. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. QS. Al-Ahzab/ 33: 41-42.76
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. ar-Ra’d/13: 28)
Dostları ilə paylaş: |