Pembelajaran
Romiszowki (dalam Sulhan, 2011:34) pembelajaran (instruction) merupakan proses perubahan perilaku dalam konteks pengalaman yang memang sebagian besar telah dirancang. Selanjutnya, menurut Istiqomah (dalam Sulhan, 2011:34) pembelajaran adalah upaya yang membelajarkan siswa yaitu dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih menetapkan dan menetapakan metode untuk mencapai pengajaran yang diinginkan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses perubahan perilaku siswa yang meliputi unsur-unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Moody (1971: 91) tujuan pembelajaran sastra dapat dibagi menjadi empat yaitu (1) Informasi; (2) Konsep; (3) Perspektif; (4) Apresiasi.
Pada jenjang pendidikan di SMA terdapat materi pembelajaran sastra yang mempelajari tentang novel, yaitu pada kelas XI semester 1 dengan Kompetensi Dasar Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan. Indikator dalam kompetensi dasar ini adalah menganalisis unsur-unsur intrinsik (tema, penokohan, latar, alur, sudut pandang, dan amanat) novel Indonesia dan unsur ekstrinsik (nilai moral, sosial, nilai religius, dan sebagainya) novel indonesia.
-
Implikasi
Menurut KBBI bahwa Implikasi Itu adalah keterlibatan atau keadaan terlibat manusia sebagai objek percobaan atau penelitian semakin terasa manfaat dan kepentingannya.
BAB III
METODE PENELITIAN
-
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang tidak menggunakan perhitungan. Dalam ilmu sastra, sumber datanya berupa karya naskah. Data yang digunakan sebagai dasar penelitian ini berwujud kata-kata, kalimat-kalimat, wacana serta teks-teks yang terdapat dalam novel tersebut. Sumber pengambilan data tersebut berasal dari novel “Cinta Suci Zahrana” yang ditulis oleh Habiburahman El-Shirazy, cetakan pertama, penerbit Ihwah Publishing House, tahun 2011.
Data kualitatif adalah data penelitian itu sebagai data formal adalah kata-kata, kalimat, dan wacana. Data yang dikumpulkan dalam analisis deskriptif berupa kata-kat, gambar, dan bukan angka-angka.Penelitian kualitatif bertujuan untuk membangun persepsi alamiah sebuah objek, jadi peneliti mendekatkan diri kepada objek secara utuh (holistik), (Ratna, 2010:47).
Penelitan kualitatif ini dipergunakan untuk memperolah deskripsi tentang aspek struktural dan nilai moral novel “Cinta Suci Zahrana” Karya Habiburahman El-Shirazy.
-
Data dan Sumber Data
-
Data
Ratna (2010:47) mengatakan bahwa data penelitian itu sebagai data formal adalah kata-kata, kalimat, dan wacana. Wujud data dalam penelitian ini berupa kata-kata, frase, kalimat, dan wacana yang terdapat dalam novel “Cinta Suci Zahrana” karya Habiburahman El-Shirazy.
-
Sumber Data
Ratna (2010:47) mengemukakan bahwa sumber data adalah berupa naskah. Hal ini dapat dirincikan sebagai berikut.
-
Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan sumber utama data. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburahman El-Shirazy, Ihwah Publishing House, 2011, cetakan I, 276 halaman dan 18 bab.
-
Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah merupakan sumber data kedua. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data-data yang bersumber dari buku-buku acuan yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian.
-
Teknik Pengumpulan Data
Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami (Ratna, 2004:34). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
-
Studi Kepustakaan
Teknik kepustakaan adalah teknik yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data.
Metode ini diterapkan untuk mempelajari sasaran dan kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dipecahkan dalam skripsi ini. Kepustakaan yang dimaksud adalah buku-buku teori sastra, metodologi penelitian, dan buku-buku yang ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Salah satunya yaitu dengan membaca teks novel “Cinta Suci Zaharana” secara keseluruhan dan untuk melengkapi data yang telah dikumpulkan dengan mengumpulkan bahan bacaan yang berhubungan dengan pembahasan sebagai data sekunder.
-
Teknik Catat
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara mencatat data-data yang penting kemudian melakukan pembacaan yang menyeluruh.
-
Teknik Analisis Data
Poerdaminta (dalam Sulhan, 2011:10) menyatakan bahwa analisis berarti menyelidiki suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui apa sebab-sebabnya, bagaimana duduk perkaranya dan sebagainya. Muenurut Sujiman (dalam Emiliawati, 2010:7) analisis berarti penguraian (karya sastra) atas unsur-unsurnya, dengan tujuan memahami pertalian antar unsur-unsur tersebut.
Analisis merupakan uraian unsur-unsur pembangun karya sastra yang memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. Dengan demikian yang dimaksud analisis dalam penelitian ini adalah kegiatan menguraikan bagian unsur-unsur karya sastra yang bulat dan utuh, serta menjadikan unsur-unsur tersebut sebagai totalitas yang berstruktur dan bermakna.
Dalam penelitian ini digunakan teknik deskriptif. Penelitian deskriptif selalu bersifat deskriptif, artinya data yang dianalisis dari hasil analisisnya berbentuk deskripsi fenomena, tidak berupa angka-angka atau koefisien tentang hubungan-hubungan antar variabel. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata, bukan berupa angka-angka. Tulisan hasil penelitian berisi kutipan-kutipan dari kumpulan data untuk memberikan ilustrasi dan mengisi materi laporan.
Langkah-langkah analisis data dilakukan sebagai berikut:
-
Membaca novel “Cinta Suci Zahrana” Karya Habiburahman El Shirazy untuk memahami isi novel tersebut secara berulang-ulang dan cermat, kata demi kata dan kalimat demi kalimat.
-
Mengambil data yang berkaitan dengan strukur dan nilai pendidikan dalam novel “Cinta Suci Zahrana” Karya Habiburahman El-Shirazy.
-
Menganalisis srukural novel “Cinta Suci Zahrana” Karya Habiburahman El-Shirazy.
-
Menganalisis nilai pendidikan yang disampaikan, melalui perilaku tokoh.
-
Menyimpulkan hasil
Setelah menganalisis unsur struktural dan nilai pendidikan novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburahman El Shirazy, penulis mengaitkan hasil analisis tersebut dengan implikasinya dalam pembelajaran sastra di SMA.
Pembelajaran sastra di sekolah banyak memberikan keuntungan pada diri siswa. Melalui sastra, siswa dapat mengambil nilai-nilai pendidikan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-sehari. Selain itu, pembelajaran sastra juga melatih kepekaan siswa terhadap segala hal yang terjadi di lingkungan sekitarnya, karena dalam sastra memuat cerita segala kehidupan yang pembelajaran yang baik dan buruk.
Pembelajaran sastra harus sanggup mengembangkan cipta, rasa, dan karsa anak didik, sehingga dapat memberikan perubahan perilaku, akal, budi pekerti, dan susila. Oleh karena itu, tujuan pemebelajaran apresiasi sastra, khususnya novel dapat membantu siswa peka terhadap perasaannya dengan nilai-nilai. Isi yang terkandung dalam novel sebagai bahan ajar harus sanggup berperan sebagai sarana pendidkan menuju pembentukan kebulatan kepribadian anak didik. Selain itu, novel sebagai bahan ajar harus sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu agar manusia (anak didik) menjadi cerdas dan berbudi luhur.
Pada penelitian ini akan dianalisis unsur struktural dan nilai pendidikan pada novel “Cinta Suci Zahrana” serta implikasinya dalam pembelajaran sastra di sekolah. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdapat materi pelajaran yang membahas tentang sastra antara lain cerpen, novel, dan puisi. Hal ini dapat dilihat pada kompetensi dasar SMA, yaitu pada kelas X semester I dengan kompetensi dasar “Menganalisis unsur-unsur intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dan ekstrinsik (nilai moral, sosial, religius, dan lain-lain). Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini akan bisa memberikan implikasi yang baik bagi pembelajaran sastra di sekolah. Karena novel ”Cinta Suci Zahrana” juga adalah novel yang kaya akan nilai pendidikan moral, sosial maupun religius sehingga siswa dapat mengambil pelajaran dan manfaat dari hal itu.
BAB IV
PEMBAHASAN
-
Analisis Struktural novel “Cinta Suci Zahrana” karya Habiburahman El Shirazy
Analisis struktural adalah penguraian atau penjelasan unsur-unsur intrinsik yang membangun sebuah karya sastra. Adapun penjelasan tentang unsur-unsur intrinsik dalam novel ini adalah sebagai berikut:
-
Tema
Tema merupakan dasar cerita, gagasan sentral, atau ide pokok yang mendasari karya sastra dan menghubungkan unsur-unsur lain dalam keseluruhan cerita dan pola pikiran yang mendasari suatu pembahasan. Bagi seorang pengarang, menulis cerita bukan sekadar ingin bercerita tetapi menyampaikan suatu hal pada pembacanya. Sesuatu yang ingin disampaikan itu berupa suatu masalah kehidupan atau pandangan hidupnya tentang kehidupan ini. Hal inilah yang dijadikan tema oleh pengarang bagi karya yang diciptakannya. Kejadian dan perbuatan tokoh cerita, semua didasari oleh ide dari pengarang.
Tema dalam novel “Cinta Suci Zaharana” karya Habiburahman El Shirazy ini adalah tentang kisah perjuangan seorang wanita dewasa yang bernama Zahrana dalam memperjuangkan masa depannya. Tema ini ditunjukan oleh subtema yang berikut ini :
-
Perjuangan dalam memasuki kampus terbaik.
Ketika Zahrana diminta oleh ayahnya untuk masuk IKIP di Semarang, Zahrana menganggap bahwa masuk IKIP itu kurang menarik dan dia lebih memilih untuk masuk UGM yang merupakan salah satu kampus terbaik di Indonesia. Berikut kutipan :
Ayahnya bilang, “Sudah, masuk IKIP saja,nanti jadi guru.” Tetapi ia merasa kurang menantang. Ia ingat pernah punya keinginan pergi ke prancis melihat kota paris yang katanya cantik dan menara Eiffel yang legendaris. Ia pernah bertanya kepada guru sejarahnya, kenapa kota paris begitu cantik dan indah? Gurunya menjawab karena mereka punya insinyur dan arsitek-arsitek yang hebat. Maka ia menemukan tantangannya dan ia memilih meneruskan kuliah di Fakultas Teknik di UGM. Jurusan Arsitektur. Ayahnya tidak setuju, tetapi ia maju dan memeberikan alasan sehinggakeinginannya diamini sang ibu. Mau tak mau ayahnya akhirnya setuju. Ia berjanji kepada mereka berdua bahwa ia akan bertanggung jawab sepenuhnya pada pilihannya. Dan ia membuktikan janjinya. Pada tahun pertama ia selesaikan kuliahnya dengan hasil yang gemilang. Ia menghadap ayah dan ibunya dengan membawa IP 3,87. Adalah IP tertinggi di jurusannya (Halaman 6).
-
Perjuangan untuk menyelesaikan kuliahnya di dua kampus sekaligus.
Setelah Zahrana diterima di UGM jurusan arsitektur, dia ingin mematangkan ilmunya dengan belajar di kampus lain dan mengambil jurusan teknik Sipil. Walaupun pada awalnya teman-temannya meragukannya tetapi dengan perjuangannya dia berhasil menyelesaikan kuliahnya di dua tempat itu dengan baik. Berikut kutipannya :
Ia masih ingat, saat ini teman-temannya yang tahu ia melakukan hal itu, kuliah di dua jurusan yang berbeda, di universitas yang beda, ia dianggap gila. “Sepintar-pintar kamu, kamu tidak akan bisa menyelesaikan S1 kamu di jurusan Arsitektur dan Teknik Sipil dengan baik. Nanti kuliahmu malah kacau,” kata seorang temannya. Tetapi dengan kesungguhan dan kerja kerasnya, hal yang dianggap gila oleh temannya itu dapat ia lalui dengan baik. Sebab untuk mata kuliah yang sama ia cukup menyelesaikannya di UGM, di unversitas swasta tidak perlu ia ambil lagi. Ia cukup membawa transkrip nilainya yang dari UGM ke universitas swasta itu. Jadi ia hanya perlu menyelesaikan mata kuliah yang tidak ada di jurusan arsitektur. Dan ia berhasil. (Halaman 39)
-
Perjuangan untuk mendapatkan jodoh.
Karena Zahrana terlalu asik dalam mencapai prestasi akademiknya, dia sedikit lupa untuk menikah sehingga umurnya sudah tidak muda lagi. Dan hal itu menjadikan dia sulit untuk mendapatkan jodoh. Tetapi hal itu membuat dia menyerah dan berputus asa. Dia terus berjuang untuk mendapatkan jodoh. Berikut kutipannya :
Sang ayah berkata sambil terisak, “Saat pindah ke STM Al Fatah kamu bilang siapa tahu jodohmu ada di pesantren. Coba datanglah ke pak Kiai. Coba kamu minta pak Kiai untuk membantu mencarikan. Mungkin kamu akan ditemukan denga santrinya”.
“Baiklah ayah, tak kurang ikhtiar saya. Untuk menemukan yang saya idamkan. Baiklah saya akan sowan ke tempat Bu Nyai dan Pak Kiai secepatnya.” Jawab Zahrana sambil mengusap air matanya.
Esoknya ia nekat mengajak Lina, menghadap Bu Nyai dan Pak Kiai. Ia mengajak Lina sahabatnya itu, karena Lina dulu pernah nyantri di pesantren ARIS Kaliwungu. Lina tentu lebih tahu berdiplomasi dengan Bu Nyai daripada dirinya yang sama sekali tidak pernah nyantri (Halaman 228-229).
Dari tiga sub tema di atas, bisa dilihat bahwa tema sentral dari novel ini adalah tentang perjuangan seorang wanita yang bernama Zahrana dalam memperjuangkan masa depannya. Sub tema yang pertama menunjukan perjuangan Zahrana untuk memasuki kampus favoritnya yang merupakan salah satu kampus terbaik di Indonesia. Sub tema kedua menunjukkan perjuangan Zahrana untuk mematangkan ilmunya dan ingin mencapai prestasi terbaik. Sedangkan sub tema ketiga menunjukan perjuangan Zahrana untuk mendapatkan pendamping hidup yang sesuai dengan idamannya, yaitu laki-laki yang sholeh. Hal ini sungguh tidak mudah bagi Zahrana karena umurnya yang sudah tidak muda lagi. Namun berkat perjuangan dan doanya, dia mendapatkan laki-laki yang sesuai dengan idamannya untuk menjadi pendamping hidupnya.
-
Tokoh dan Penokohan
Peristiwa dalam karya fiksi seperti halnya peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, selalu diemban oleh tokoh dengan berbagai macam karakter. Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi, sedangkan penokohan adalah cara pengarang menampilkan atau memunculkan suatu tokoh dengan karakter yang berbeda-beda. Jika dilihat dari segi peran dalam suatu cerita, tokoh terbagi menjadi tokoh utama dan tokoh tambahan. Sedangkan jika dilihat dari fungsi penampilan, tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh antagonis dan protagonis.
Ditinjau dari segi peran, tokoh utama novel ”Cinta Suci Zahrana” ini adalah Zahrana karena seluruh kejadian dan permasalahan yang timbul dari awal sampai akhir cerita didominasi oleh tokoh utama.
-
Tokoh Zahrana
Tokoh Zahrana adalah tokoh utama adalam cerita novel ini yang digambarkan memiliki karakter kuat dalam dirinya yang ditampilkan oleh pengarang dengan teknik analitik (teknik langsung) dan juga teknik dramatik (teknik tidak langsung). Berikut ini adalah karakter tokoh Zahrana:
-
Pekerja Keras
Zahrana adalah sosok seorang wanita yang pekerja keras dalam meraih cita-citanya terutama dalam bidang akdemiknya. Dia tidak ingin keadaan keluarganya yang kurang mampu menjadi penghalang. Dia ingin membuktikan bahwa dia bisa meraih cita-cita dengan usaha dan kerja kerasnya. Hal itu bisa dilihat pada kutipan dibawah ini :
Pesan dari ibunya benar-benar menancap dalam dadanya. Pesan dan kejadian itu selalu ia hadirkan setiap kali ia merasa lemah dan setiap kali ia merasa ada godaan yang menggeser tujuannya kekota pelajar Jogjakarta, yaitu menuntut ilmu. Bahkan ketika ia sudah mendapat beasiswa dan mendapatkan hadiah dari memenangkan lomba penulisan karya ilmiah mahasiswa. Uang itu ia gunakan untuk mendaftar disebuah perguruan tinggi swasta. Ia masuk Fakultas Teknik juga di perguruan itu tapi jurusan Teknik Sipil. Ia bisa mengkredit mata kuliah yang sudah ia ambil di UGM. Ia ingin matang di bidang arsitektur dan teknik sipil sekaligus. (Halaman 38)
Ia masih ingat, saat ini teman-temannya yang tahu ia melakukan hal itu, kuliah di dua jurusan yang berbeda, di universitas yang beda, ia dianggap gila. “Sepintar-pintar kamu, kamu tidak akan bisa menyelesaikan S1 kamu di jurusan Arsitektur dan Teknik Sipil dengan baik. Nanti kuliahmu malah kacau,” kata seorang temannya. Tetapi dengan kesungguhan dan kerja kerasnya, hal yang dianggap gila oleh temannya itu dapat ia lalui dengan baik. Sebab untuk mata kuliah yang sama ia cukup menyelesaikannya di UGM, di unversitas swasta tidak perlu ia ambil lagi. Ia cukup membawa transkrip nilainya yang dari UGM ke universitas swasta itu. Jadi ia hanya perlu menyelesaikan mata kuliah yang tidak ada di jurusan arsitektur. Dan ia berhasil. (Halaman 39)
Kutipan di atas menunjukan sosok Zahrana yang memiliki karakter sebagai wanita yang pekerja keras. Pesan dari ibunya sungguh ia tancapkan dalam hatinya dan dijadikan sebagai motivasi untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya. Ketika dia sudah mendapat beasiswa, kemudian mendaftar di kampus lain untuk menempuh kuliah di dua tempat sekaligus, hal itu sungguh dianggap gila oleh teman-temannya dan dianggap tidak mungkin dilakukan. Namun dengan kerja keras dan doa dari ibunya, dia berhasil menyelesaikan kuliahnya di dua kampus yang berbeda dengan predikat yang sangat baik. Teknik penampilan tokoh dalam karakter ini menggunakan teknik analitik karena pengarang langsung mendiskripsikan peran dan watak tokohnya.
-
Menyukai Tantangan
Zahrana adalah wanita yang suka akan tantangan. Ketika dia lulus dari dari SMA dengan predikat lulusan terbaik, ia ingin melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Kedokteran UI, UGM, UNDIP atau UNS. Tetapi karena terkendala biaya yang terlalu mahal, dia mengurungkan niatnya untuk pmasuk ke fakultas kedokteran. Kemudian ayahnya menyuruh untuk melanjutkan ke IKIP saja dan menjadi guru. Tetapi dia menggangap bahwa masuk IKIP dan dan menjadi guru itu kurang menantang. Akhirnya dia memilih untuk meneruskan kuliah di UGM dengan masuk Fakultas Teknik dan mengambil Jurusan Arsitetuktur. Karena dia menganggap jurusan itu cukup menantang baginya. Teknik penampilan tokoh dalam karakter ini menggunakan teknik dramatik karena pengarang tidak langsung mendiskripsikan peran dan watak tokohnya melainkan secara implisit melalui percakapan antara Zahrana dan ayahnya. Berikut kutipannya :
Ayahnya bilang, “Sudah, masuk IKIP saja, nanti jadi guru.” Tetapi ia merasa kurang menantang. Ia ingat pernah punya keinginan pergi ke prancis melihat kota paris yang katanya cantik dan menara Eiffel yang legendaris. Ia pernah bertanya kepada guru sejarahnya, kenapa kota paris begitu cantik dan indah? Gurunya menjawab karena mereka punya insinyur dan arsitek-arsitek yang hebat. Maka ia menemukan tantangannya dan ia memilih meneruskan kuliah di Fakultas Teknik di UGM. Jurusan Arsitektur. Ayahnya tidak setuju, tetapi ia maju dan memeberikan alasan sehinggakeinginannya diamini sang ibu. Mau tak mau ayahnya akhirnya setuju. Ia berjanji kepada mereka berdua bahwa ia akan bertanggung jawab sepenuhnya pada pilihannya. Dan ia membuktikan janjinya. Pada tahun pertama ia selesaikan kuliahnya dengan hasil yang gemilang. Ia menghadap ayah dan ibunya dengan membawa IP 3,87. Adalah IP tertinggi di jurusannya (Halaman 6).
-
Tidak mudah menyerah
Zahrana adalah sosok yang tidak gampang menyerah. Teknik penampilan tokoh dalam karakter ini menggunakan teknik analitik karena pengarang langsung mendiskripsikan peran dan watak tokohnya. Ketika dia lulus dari SMP, ayahnya menyuruhnya untuk melanjutkan ke pesantren. Dia merasa kurang cocok untuk masuk pesantren dan merasa lebih nyaman untuk melanjutkan pendidikannnya ke SMA terbaik di kota Semarang. Dia tidak berani membantah keinginan ayah dan ibunya. Namun dia tidak menyerah. Dia mencari cara untuk membuat kedua orangtuanya mengijinkannya untuk melanjutkan ke SMA dan akhirnya dia berhasil. Hal itu bisa dilihat pada kutipan di bawah ini :
Ia tidak membantah ayah dan ibunya saat itu. Ia hanya pura-pura sakit. Dan anehnya dia bisa demam sampai berhari-hari akhirnya ibunya iba. Ibunya mengajak bicara dari hati ke hati dan ia mengutarakan bahwa keinginan terbesarnya adalah masuk SMA terbaik di kota Semarang bukan ke pesantren. Ibunya lalu bicara ke ayahnya, “Daripada nanti di pesantren malah sakit-sakitan terus, ya biarlah dia melanjutkan ke SMA.” Akhirnya ia diijinkan masuk masuk SMA. Ia tahu ayahnya sangat kecewa. (Halaman 5)
-
Wanita Cerdas
Zahrana adalah sosok wanita yang bukan hanya pekerja keras, melainkan juga sangat cerdas. Prestasi demi prestasi di bidang akademik dia raih dengan hampir sempurna. Berikut kutipannya:
Prestasi demi prestasi ia raih, termasuk mahasiswi teladan tingkat nasional. Namanya dikenal banyak orang di kampusnya, baik dosen, mahasiswa, maupun karyawan. Tidak sedikit mahasiswa laki-laki mendekatinya tetapi ia mengacuhkannya begitu saja. Yang ia pikirkan adalah belajar, belajar, dan menjadi yang terbaik di kampusnya. Sampai akhirnya ia diwisuda dengan prestasi sebagai mahasisiwa terbaik di angkatannya. (Halaman 9).
Kutipan di atas menunjukkan karakter Zahrana dengan usaha dan juga karena kecerdasannya berhasil meraih prestasi-prestasi dan mampu meraih predikat sebagai wisudawati dengan predikat lulusan terbaik diangkatannya. Puncaknya ketika artikel tentang arsitektur yang ditulis olehnya dterbitkan oleh RMIT Melbourne, Australia mendapat apresiasi yang sangat luas dari pakar arsitektur dunia. Teknik penampilan tokoh dalam karakter ini menggunakan teknik analitik karena pengarang langsung mendiskripsikan peran dan watak tokohnya. Berikut kutipannya :
Ia diundang ke Beijing untuk menerima penghargaan atas karya-karya dan prestasinya di bidang arsitektur. Artikel yang ia tulis di jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh RMIT Melbourne, Australia mendapat apresiasi yang sangat luas dari para pakar arsitektur dunia. Dan puncaknya ia diundang ke Beijing untuk diberi penghargaan level internasional oleh School of Architecture, Tsinghua Universty, sebuah universitas ternama di Cina. Tidak mudah mendapat penghargaan dan pengakuan seprestisius itu.
Di Asia Tenggara, katanya, dialah orang pertama yang meraihnya. Ia tidak hanya mengangkat martabat keluarga tetapi juga mengangkat martabat bangsa dan Negara. Ya, martabat bangsa dan Negara yang bernama Indonesia yang amat dicintainya.” (Halaman 2-3)
-
Menjaga Harga Diri
Walaupun lahir dari keluarga yang tidak berada, Zahrana tidak ingin dipandang sebelah mata atau dianggap rendah oleh lain. Zahrana adalah sosok wanita yang memiliki harga diri tinggi. Dia sangat menjaga harga dirinya. Itulah salah sebab dia belajar dengan sungguh-sungguh dan meraih prestasi setinggi-tingginya. Supaya dia dan kedua orang tuanya tidak dianggap rendah oleh orang lain. Karakternya ini ditampilkan oleh pengarang dengan menggunakan teknik dramatik karena pengarang tidak menjelaskan secara langsung watak tokohnya melainkan secara implisit melalui percakapan antara Zahrana dan ibunya. Berikut kutipannya:
Suatu ketika ia pulang dari Jogja ke rumahnya. Ia menemukan ibunya sedang menangis. Ia menanyakan apa yang terjadi? Dimana ayahnya? Sang ibu lalu berkata sambil tersedu-sedu, “Maka nduk, kamu sekolahlah setinggi-tingginya. Jangan sampai nasibmu kayak ibu dan bapakmu. Kalau sekolahnya rendah tidak dihormati sama orang.
“Ada apa sebenarnya ibu?”
………………………….
………………………….
“Dihina bagaimana Bu?”
“Pokoknya dihina sehina-hinanya.”
“Apa kesalahan Bapak?”
………………………….
………………………….
“Sekarang bapak di mana?”
“Seadang menjalankan tugas dari atasannya. Sebab atasannya mengancam jika bapakmu membantah maka akan diusulkan akan pensiun dini. Kalau pensiun dini maknanya dia tidak akan mendapat gaji pensiun penuh.”
“Orang itu kurang ajar sekali Bu. Biar Rana datangi ya!”
Kutipan dari dialog di atas menunjukan kemarahan Zahrana atas perlakuan atasan ayahnya terhadap ayahnya. Dia tidak terima ayahnya diperlakukan seperti itu oleh atasannya hanya karena ayahnya yang paling rendah pendidikannya. Hal itu menunjukkan bahwa Zahrana adalah seorang wanita yang menjaga harga dirinya dan kedua orang tuanya. Karakternya ini juga dipertegas dalam kutipan dibawah ini :
Ia tidak mau mempermalukan dirinya sendiri, juga martabat bangsanya. Ia harus menemukan cara. Baginya harga diri yang berkaitan dengan kehormatan ilmiah adalah segala-galanya. Zahrana berpikir keras. Akhirnya ia sampai pada satu tekad: ia akan menyampaikan pidatonya tanpa teks… (Halaman 61)
-
Dostları ilə paylaş: |