Nilai Pendidikan Sosial
Nilai tertinggi yang terdapat pada pendidikan sosial adalah kasih sayang antar manusia. Sosial adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Manusia merupakan bagian dari masyarakat. Maka dari itu, manusia sebagi mahluk sosial tidak dapat hidup sendirian, melainkan membutuhkan berhubungan dan bergaul dengan orang lain. Seperti pada kutipan berikut :
“Ah kau ada-ada Lin. O ya Lin aku mau minta tolong.”
“Apa itu?”
“Tolong, kau datanglah ke rumahku. Temui ayah dan ibuku.”
“Tadi waktu aku pamitan. Mereka dingin-dingin saja. Aku jadi kepikiran sampai sekarang. Tolong jelaskan kenapa aku harus ke Beijing. Ini penghargaan yang mengharumkan nama bangsa. Dan akan diliput oleh sebuah televisi nasional. Kau carilah informasinya. Dan pastikan ayah dan ibuku nonton ya, biar mereka senang.”
“Baik insya Allah, dengan senang hati.”
“Benar lho Lin, jangan lupa.”
“Insya Allah Zahranaku yang baik, nanti sore menjelang maghrib aku akan ke rumahmu sama suami. Kau jangan khawatir. Terus sukses ya, hati-hati, dan jaga kesehatan.” (Halaman 20)
Kutipan di atas menunjukan dialog antara Zahrana dan sahabatnya Lina. Ketika akan berangkat ke Beijing, Zahrana masih memikirkan ekspresi kedua orang tuanya yang seperti tidak senang akan kepergiannya. Maka dia menghubungi Lina untuk minta bantuan supaya pergi menemui kedua orang tuanya dan menjelaskan kepada orang tuanya tujuan kepergiannya serta mencari sebab mereka seperti itu. Walaupun Zahrana adalah orang yang sangat pintar, namun dia masih membutuhkan bantuan dari sahabatnya hanya untuk menemui orang tuanya. Karena manusia itu adalah mahluk yang saling membutuhkan satu sama lain. Dan Lina dengan bahasa sangat santun dan indah mengatakan bahwa dia akan menolong Zahrana sahabatnya untuk menemui orang tuanya. Berdasarkan hal itu, maka jelas terdapat nilai pendidikan sosial dalam novel Cinta Suci Zahrana.
-
Nilai Pendidikan Moral
Nilai pendidikan moral adalah nilai yang menunjukan peraturan-peraturan tingkah laku, dan adat istiadat dari seorang individu dan suatu kelompok yang meliputi prilaku untuk dapat menjunjung tinggi budi pekerti dan nilai susila.
Nilai moral dalam novel Cinta Suci Zahrana memberikan teladan bagi kita melalui tokoh-tokoh yang berkepribadiannya menjunjung tinggi norma susila, sebaliknya sebagai bahan renungan bagi kita melalui tokoh-tokoh dalam Cinta Suci Zahrana yang memiliki watak yang tidak menjunjung tinggi nilai susila. Novel ini terdapat beberapa tokoh yang berbeda karakternya, perbedaan ini tentu dicerminkan tingkah laku para tokohnya, baik tingkah laku yang baik maupun tingkah laku yang buruk. Dalam novel ini terdapat tokoh yang berbeda karakternya yaitu tokoh Hasan dan tokoh Pak Karman. Dari kedua tokoh tersebut memperlihatkan adanya nilai-nilai yang harus diikuti dan dijauhi karena bertentangan dengan nilai-nilai susila. Berikut kutipannya :
“Bolehkan aku menciummu?”
Hasan kaget, lalu tersenyum.
“Tidak boleh”
“Kenapa? Kita halal berciuman, kita suami istri. Kalau kita pacaran dan kita bukan suami istri itu haram.”
“Ya kita halal berciuman, tetapi tidak boleh di sini. Ada yang melihat nanti.”
“Tidak ada orang. Sepi. Tidak ada yang melihat.”
Hasan lalu tersenyum
“Langit, matahari melihat kita. Aku malu. Kita perlu menjaga adab dan tatakrama. Itulah cinta yang suci.”
Zahrana menunduk dan berkata, “Kau benar suamiku.”
Kutipan di atas menunjukan dialog antara Hasan dan istrinya Zahrana. Ketika Zahrana meminta izin kepada Hasan untuk menciumnya, Hasan dengan lembut tidak membolehkannya, Zahrana protes pada Hasan dengan alasan bahwa mereka halal untuk berciuman karena mereka adalah suami istri. Dan hal itu benar. Namun bukanlah hal itu yang menyebabkan Hasan menolak permintaan istrinya, melainkan ada sebab lain, yaitu dia malu dan menjaga adab dan tatakrama. Karena mereka sedang berada di lingkungan terbuka dan itu melanggar nilai susila yang mereka junjung. Sedangkan Pak Karman menggambarkan tokoh yang memilki moral yang buruk. Dia dengan mudah berhubungan dengan perempuan yang tidak memiliki ikatan dengannya. Berikut kutipannya :
Sudah menjadi rahasia umum kalau Pak Sukarman suka main perempuan. Para dosen semuanya tahu. Juga Bu Merlin. Polisi yang bertugas mengamankan kampus pernah bercerita bahwa ia pernah menangkap basah Pak Sukarman di sebuah hotel di daerah Ungaran. Pak Sukarman tidak diproses hukum karena ia memberi uang tutup mulut kepada komandannya dan seluruh personil yang menggrebek.
Nina malah pernah bercerita kepadanya sambil emosi, bahwa Pak Karman itu suka jowal-jowil pada mahasiswi tapi pura-pura goyanan. Kalau ada mahasiswi cantik dijawil saja nilainya pasti bagus. (Halaman 140)
Kutipan di atas menunjukan dua karakter yang berbeda. Karakter dengan perilaku (moral) yang baik diwakili oleh tokoh Hasan yang merasa malu untuk mencium istrinya sendiri dengan alasan menjaga menjaga tatakrama dan adab karena mereka sedang berada di daerah terbuka. Sedangkan perilaku (moral) yang buruk diwakili oleh tokoh Pak Karman yang suka bermain berhubungan dengan sembarangan perempuan yang tidak ada hubungan dengannya. Berdasarkan dua kutipan tersebut, terdapat nilai pendidikan moral dalam novel Cinta Suci Zahrana yang bisa pelajari dan ambil hikmahnya.
-
Implikasi Analisis Struktural dan Nilai Pendidikan Novel “Cinta Suci Zahrana” Karya Habiburahman El Shirazy terhadap Pembelajaran Sastra di SMA
Penelitian ini memiliki implikasi terhadap aspek lain yang relevan dan memiliki hubungan positif. Implikasi tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1) Implikasi Teoritis
Membuka wawasan yang berkaitan dengan pendalaman materi keterampilan bersastra, khususnya karya sastra novel. Pada jenjang pendidikan di SMA terdapat materi pembelajaran sastra yang mempelajari tentang novel, yaitu pada kelas XI semester 1 dengan Kompetensi Dasar Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan. Indikator dalam kompetensi dasar ini adalah menganalisis unsur-unsur intrinsik (tema, penokohan, latar, alur, sudut pandang, dan amanat) novel Indonesia dan unsur ekstrinsik (nilai moral, sosial, nilai religius, dan sebagainya) novel Indonesia. Dalam penelitian ini, unsur intrinsik yang dianalisis berupa tema, penokohan, latar, alur, dan amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik yang dibahas adalah nilai moral, nilai agama, dan nilai sosial.
Adapun analisis struktural pada penelitian ini menunjukkan bahwa unsur-unsur intrinsik dalam novel “Cinta Suci Zahrana” karya Habiburahman El Shirazy meliputi :
-
Tema. Novel ini mengangkat tema tentang perjuangan seorang wanita yang bernama Zahrana untuk dalam menggapai masa depannya.
-
Tokoh dan Penokohan.
-
Jika dilihat dari segi peran dalam suatu cerita, tokoh utama diperankan oleh Zahrana dan tokoh tambahan yang diperankan oleh Pak Munajat, Bu Nuriyah, Lina, Hasan, Bu Merlin, Pak Sukarman, Rahmad, Gugun, Mas Andi, Nina, Dokter Zulaikha, K.H. Amir Shdiq, dan Nyai Dah.
-
Jika dilihat dari peran pengembangan plot, tokoh pada novel ini terdiri dari tokoh antagonis dan protagonis. Tokoh antagonis dalam novel ini adalah Pak Sukarman. Sedangkan yang menjadi tokoh protagonis adalah Pak Munajat, Bu Nuriyah, Lina, Gugun, Bu Merlin, Mas Andi, Nina, Hasan, Dokter Zulaikha, K.H.Amir Shodiq, dan Nyai Dah.
-
Latar novel ini mencakup tiga hal yaitu: latar tempat (di Solo, Semarang, Jogjakarta, Bandung, Singapura, Beijing Cina, Surabaya, Demak, Jerman dan Belanda), waktu (pada waktu Sore Menjelang Maghrib, Tiga Tahun, pukul sembilan pagi, malam, hari senin, jam dua siang, dua bulan, satu tahun, pagi, dan bulan Ramadhan), suasana (bahagia, marah, kecewa bimbanng bercampur cemas, nyaman, sedih, bangga).
-
Alur. Alur yang digunakan pada novel ini adalah alur campuran, tetapi kebanyakan menggunakan alur maju.
-
Amanat atau pesan pengarang yang ingin disampaikan kepada pembaca pada novel ini adalah terus berjuang dan bekerja keras untuk menggapai sesuatu yang dicita-citakan. Kemudian memasrahkan semuanya kepada Allah Swt. Setelah benar-benar berusaha untuk mendapatkannya.
Adapun nilai pendidikan novel ini terdiri atas nilai agama, nilai moral, dan nilai sosial. Nilai agama yang terdapat dalam novel ini adalah senantiasa mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat serta meniatkan segala aktivitas untuk beribadah kepada Allah Swt. Nilai moralnya adalah senantiasa memiliki rasa malu, terutama malu untuk melakukan sesuatu yang melanggar norma dan etika. Dan nilai sosialnya adalah saling membantu satu sama lain. Karena sesungguhnya manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan.
2) Implikasi Paedagogis
Menambah referensi novel yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada jenjang SMA kelas XI semester 1 dengan standar kompetensi kemampuan memahami berbagai hikayat, novel Indonesia, novel terjemahan. Kompetensi Dasarnya adalah menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan. Indikator dalam kompetensi dasar ini adalah menganalisis unsur-unsur intrinsik (tema, penokohan, latar, alur, sudut pandang, dan amanat) novel Indonesia dan unsur ekstrinsik (nilai moral, sosial, nilai religius, dan sebagainya) novel Indonesia. Dalam penelitian ini, unsur intrinsik yang dianalisis berupa tema, penokohan, latar, alur, dan amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik yang dibahas adalah nilai moral, nilai agama, dan nilai sosial.
Dengan demikian analisis struktural dan nilai pendidikan yang telah dibahas dalam penelitian ini memiliki hubungan dengan pembelajaran sastra, sebab analisis struktural dan nilai pendidikan dibahas atau digunakan dalam analisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel di sekolah. Jadi, analisis struktural dan nilai pendidikan dalam novel Cinta Suci Zahrana ini berpotensi sebagai bahan ajar di sekolah. Sehingga dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel dalam pembelajaran sastra di SMA.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
-
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil simpulan sebagai berikut :
Tema : novel ini mengangkat tema tentang perjuangan seorang wanita dewasa yang bernama Zahrana dalam menggapai masa depannya. Tokoh dan Penokohan : jika dilihat dari segi peran dalam suatu cerita, tokoh utama diperankan oleh Zahrana tokoh tambahan yang diperankan oleh Jika dilihat dari segi peran dalam suatu cerita, tokoh utama diperankan oleh Zahrana tokoh tambahan yang diperankan oleh Pak Munajat, Bu Nuriyah, Lina, Gugun, Bu Merlin, Pak Sukarman, Hasan, Mas Andi, Gugun, Nina, Dokter Zulaikha, K.H. Amir Shodiq, dan Bu Nyai Dah. Latar novel ini mencakup tiga hal yaitu: latar tempat (Solo, Semarang, Jogjakarta, Bandung, Singapura, Beijing, Surabaya, Klaten, Demak, Jerman, dan Surabaya), waktu (pada waktu malam, tiga tahun, sore menjelang Maghrib, pukul sembilan pagi, hari senin, jam dua siang, dua bulan, satu tahun, pagi, bulan Ramadhan) suasana (bahagia, marah, kecewa bimbang bercampur cemas, nyaman, sedih, dan bangga). Alur yang digunakan pada novel ini adalah alur campuran, tetapi kebanyakan menggunakan alur maju. Amanat atau pesan pengarang yang ingin disampaikan kepada pembaca pada novel ini adalah terus berjuang dan bekerja keras untuk menggapai apa yang dicita-citakan. Kemudian memasrahkan semuanya kepada Allah Swt. Sang penentu takdir setelah kita benar-benar berusaha (berikhtiar) untuk mendapatkannya. Nilai pendidikan Agama : senantiasa untuk terus berusaha dan bekerja keras untuk mendapatkan kebaikan dari Allah Swt dan setelah itu bertawakal kepada-Nya. Nilai Pendidikan: Nilai Pendidikan Sosial : seberapa hebat dan pintarnya seseorang, pastilah dia membutuhkan bantuan dari orang lain. Nilai Pendidikan Moral : senantiasa menjaga nilai-nilai susila dalam kehidupan dengan menjaga adab dan tatakrama serta rasa malu. Implikasi dalam pembelajaran sastra di SMA: Analisis struktural dan nilai pendidikan dalam novel ini akan membuka wawasan akan beragamnya novel yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Menambah referensi novel yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada jenjang SMA kelas XI semester 1 dengan Kompetensi Dasar menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan. Novel Cinta Suci Zahrana dapat digunakan sebagai media pembelajaran dengan mempelajari strukturalnya serta nilai-nilai pendidikannya.
-
Saran
-
Setiap karya sastra pada dasarnya mengandung nilai-nilai yang dapat memberi manfaat sebagai pedoman hidup pembacanya sehingga hendaknya karya-karya sastra yang ada dapat diapresiasikan secara maksimal.
-
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman atau pengalaman dalam menjalani dan menyikapi segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini melalui jalan cerita atau kejadian-kejadian yang ada dalam novel yang diangkat dalam penelitian ini.
-
Diharapkan dalam pembelajaran sastra di sekolah tidak lagi dipandang sebelah mata. Dengan adanya tercipta karya-karya baru dunia seni maka guru lebih bersemangat dan serius untuk mengajarkan sastra kepada peserta didik.
-
Khusus untuk peneliti-peneliti muda, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi.
-
Bagi peneliti objek yang sama, disarankan dapat dikembangkan lebih lanjut terutama pada nilai-nilai kehidupan yang multidimensi seperti nilai religious, sosial, budaya, ekonomi, nilai politik atau pun nilai-nilai lain agar lebih komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Cetakan ketujuh. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Budiningsih, Asri. 2008. Pembelajaran moral. Cetakan pertama. Jakarta: Rineka Cipta.
El Shirazy, Habiburahman. 2011. Cinta Suci Zahrana. Jakarta Selatan: Ihwah Publishing House
Emiliawati. 2010. Analisis Unsur Intrinsik dan Nilai Religiusitas Novel Syahadat Cinta karya Taufikurrahman Al-Azzy serta Hubungannya dengan Pembelajaran Sastra di Sekolah. Skripsi. Fkip Universitas Mataram.
Hariadi, Sulhan. 2011. Analisis Struktural dan Nilai Pendidikan Novel Cogito Allah Sum karya Lalu Muhammad Zaenudin serta Penerapannya dengan Pembelajaran Sastra di SMA. Skripsi. Universitas Mataram
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 1987. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Batam : Scientific Press.
Moody. 1971. Tujuan Pembelajaran Sastra. (online) http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2120528-tujuan-pembelajaran-sastra-menurut-moody/.
Mulyana, Rohmat. 2004. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.
Nispiani, Irma, 2011. Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Solandra Karya Mira W. dan Hubungannya dengan Pembelajaran Sastra Di SMP. Skripsi. Mataram: FKIP Universitas Mataram
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadja Mada University Press
Nurusshobah, Ahmad. 2010. Analisis Struktural dan Nilai Pendidikan Novel “ Labirin Lazuardi Pusaran Arus Waktu “ Karya Gola Gong. Skripsi. Mataram : FKIP Universitas Mataram
Purwanto.2008. Evaluasi Hasil Belajar.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Teori, Metode, Dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Saleh, Rizal. 2011. Analisisis Struktural dan Nilai Pendidikan dalam cerpen “Kelahiran” Karya N.h. Dini. Skripsi. Mataram: FKIP Universitas Mataram
Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sugiono, Dendy dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisikeempat. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Suryani. 2005. “Nilai-Nilai Pendidikan Moral Dalam Cerpen Mendiang Karya S.N. Ratmana”.Skripsi. Mataram: FKIP Universitas Mataram.
Tirtaraharjdja, Umar. 2010. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rieneka Cipta.
Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan. Jakarta: Bumi Aksara.
.
SINOPSIS
Novel Cinta Suci Zahrana ini mengisahkan seorang dosen perempuan berprestasi, bernama Dewi Zahrana biasa dipanggil Zahrana atau Rana. Dia dosen arsirektur di Universitas Mangunkarsa, Semarang.
Zahrana seorang perempuan ambisius di bidang prestasi dan akademik. Prestasi demi prestasi ia raih. Tulisannya tersebar di sejumlah jurnal kaliber international dan mendapatkan apresiasi yang sangat luas dari pakar arsitektur dunia. Prestasinya tidak hanya mengangkat martabat keluarga, tetapi juga mengangkat martabat bangsa dan negara. Namun semua jerih payah dan prestasi membanggakan tersebut sedikitpun tidak membuat kedua orang tuanya bangga, terutama sang ayah. Ayah Zahrana, Pak Munajat, yang sedang sakit jantung, menyampaikan bahwa ia tidak lagi membutuhkan sederetan piagam penghargaan internasional dari anak semata wayangnya. Yang mereka inginkan ialah, melihat Zahrana bersanding di pelaminan dan dapat segera menimang cucu. Zahrana didera konflik batin yang hebat. Zahrana tersadar, dan ia memang sudah sangat berumur dan harus menikah. Teman-teman seumurannya sudah memiliki anak. Zahrana memutuskan segera untuk menemukan orang yang bisa menjadi pendampingnya. Ia sempat menyesal kenapa dulu-dulu ia sering menerima lamaran lelaki dengan alasan masih ingin belajar dulu, mengejar karir akademik.Zahrana menghadapi masalah pelik, ketika seorang lelaki setengah baya bernama H. Sukarman, M.Sc. dekan Fakultas Teknik dan Arsitektur Universitas Mangunkarsa Semarang, yang tak lain adalah atasan Zahrana sendiri, datang untuk menyuntingnya. Pak Karman berstatus duda, genit dan suka main perempuan. Ternyata tak mudah bagi Zahrana menolaknya lamaran itu, meski dengan segala alasan keburukan yang dimiliki Pak Karman. Terlebih lagi jika kedua orangtua Zahrana diberi janji akan dihajikan oleh Pak Karman bila pernikahan itu jadi dilangsungkan. Tetapi Zahrana tegas bersikap. Meskipun ia sudah dianggap perawan tua, tidak berarti asal menikah. Cacat moral Pak Karman membuatnya menolak lamaran atasannya itu. Penolakan lamaran itu ternyata berbuntut panjang. Sampai Zahrana harus mengundurkan diri dari dosen di universitas tersebut. Sedangkan Pak Karman terus melontarkan teror sms kepada Zahrana. Penolakan Zahrana dan keluarnya Zahrana dari Universitas Mangunkarsa membuat sakit Pak Munajat semakin parah. Zahrana mengisi harinya dengan mengajar di sebuah STM milik Pesantren Al Fath, mengajar les prifat, dan memberikan bimbingan skripsi pada mahasiswa yang memerlukannya. Seorang mahasiswa yang ia bimbing bernama Hasan. Dalam masa itu teror dari Pak Karman terus berlangsung. Sementara orang-orang yang melamar Zahrana silih berganti tetapi Zahrana merasa tidak pas.
Sampai suatu hari, Lina, teman Zahrana mengajak Zahrana untuk meminta bantuan pada Kyai Amir Shadiq, Pengasuh Pesantren. Oleh Sang Kyai Zahrana dijodohkan dengan pemuda penjual kerupuk yang shalih bernama Rahmad. Zahrana menerima Rahmad walaupun latar belakang pendidikannya jauh lebih rendah dari Zahrana. Tetapi saat akad nikah sudah di depan mata, Rahmad meninggal secara tragis.
Zahrana, sosok perempuan yang tegar itu, rubuh. Apalagi kematian calon suami Zahrana disusul dengan kematian Pak Munajat, ayah Zahrana. Kejadian itu semua membuat jiwa Zahrana terguncang, sampai ia harus dirawat di rumah sakit.
Dostları ilə paylaş: |