Aqidah Jihadiyah Umat Islam



Yüklə 0,94 Mb.
səhifə2/13
tarix26.07.2018
ölçüsü0,94 Mb.
#58417
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   13

Hidup untuk beribadah

Allah SWT berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلا لِيَعْبُدُونِي

"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepadaKu."(QS. Adz Dzariyat : 56).

Ibadah adalah melaksanakan apa saja yang telah disyariatkan oleh Allah melalui lisan–lisan para RasulNya Alaihimusalam.

Tidak ada satupun umat dari makhluk Allah melainkan pasti Allah telah mengutus utusanNya kepada umat itu.

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنْ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ



"Dan kami benar–benar telah mengutus Rasul di setiap umat, agar kalian hanya beribadah kepada Allah dan menjauhi thagut”. (QS. An Nahl : 36)

وَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ إِلا خلا فِيهَا نَذِيرٌ



"Dan tidak ada satu pun melainkan telah ada kepadaNya seorang pemberi peringatan." (QS. Fathir : 24).

Demikianlah, agar hujjah Allah benar–benar tegak atas makhlukNya semenjak diciptakannya Adam hingga hari kiamat.

Allah SWT berfirman:

رُسُلا مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لئَلاَّ يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ



"Para Rasul itu pemberi kabar gembira dan peringatan agar manusia tidak lagi memiliki hujjah/alasan di hadapan Allah kelak, setelah (diutusnya) para Rasul." (QS. An Nisa : 165).

Rasul itu diutus dilingkungan umatnya yang asli yang hidup semasa dengannya. Kemudian para pengikutnya dari kalangan ahli ilmu menyampaikan risalahnya setelah kepergiannya.

وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرَى حَتَّى يَبْعَثَ فِي أُمِّهَا رَسُولًا يَتْلُوا عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا

"Dan tidaklah Robbmu menghancurkan suatu negeri hingga Dia mengutus di ibu kota yang disinggahi para pembesar yang diikuti para pendukungnya, seorang Rasul yang membacakan ayat–ayat kami kepada mereka." (QS. Al Qoshos : 59)

Kemudian setelah kematian Rasul itu, para pengikutnya membawa amanah untuk menyampaikan risalahNya, sehingga hujjah Allah atas makhlukNya tidak pernah terputus.

Nabi SAW bersabda:

ليبلغ الشـاهد منكم الغائب


"Agar orang–orang menyaksikan di antara kalian menyampaikan (apa yang ia saksikan/dengar) kepada yang qhoib (tidak hadir).”

بلغوا عني ولو آية

"Sampaikanlah apa saja yang datang dariku meskipun hanya satu ayat."

العلماء ورثة الأنبياء

"Ulama itu pewaris para Nabi."
لا تزال طائفة من أمتي قائـمة بأمر الله

"Akan ada sekelompok umatku yang tegak (melaksanakan) perintah Allah."

Hadis – hadis di atas semuanya shahih.

Perintah beribadah itu merupakan perintah yang syar'i, artinya Allah SWT mensyariatkannya melalui lisan para RasulNya. Perintah ini dinamakan Iradah Syar'iyyah Diiniyyah' (kehendak syara' yang bersifat keagamaan).

Namun demikian setiap makhluk tidak otomatis menjawab/melaksanakan perintah Allah itu.

Maka Allah SWT menciptakan makhlukNya agar beribadah kepadaNya, dan perintah itu melalui lisan para RasulNya.

Kemudian di antara makhluk itu sendiri ada yang mau beribadah kepadaNya dan kadang ada yang tidak mau beribadah kepadaNya.


PEMBAHASAN KEDUA:

Makhluk Allah ada dua, mukmin dan kafir


Allah SWT berfirman:
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ إِلاَّ مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ

"Dan seandainya Tuhanmu menghendaki, niscaya ia pasti menjadikan manusia itu menjadi umat yang satu, namun mereka tetap berselisih kecuali siapa saja yang Dia kehendaki, dan karena itulah Allah menciptakan mereka." (QS. Hud : 118 – 119)
Artinya, Allah SWT menciptakan mereka untuk berselisih baik di dalam agama–agama mereka, aqidah–aqidah mereka dan pendapat–pendapat mereka. Inilah pendapat yang mashyur dan shahih dari tafsir ayat ini sebagaimana ucapan Ibnu Katsir (Juz 11/465).

Allah SWT berfirman:


إِنَّ الَّذِينَ حَقَّتْ عَلَيْهِمْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لا يُؤْمِنُونَ وَلَوْ جَاءَتْهُمْ كُلُّ آيَةٍ حَتَّى يَرَوْا الْعَذَابَ الأَلِيمَ فَلَوْلا كَانَتْ قَرْيَةٌ آمَنَتْ فَنَفَعَهَا إِيمَانُهَا إِلا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّا آمَنُوا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِينٍ وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لآمَنَ مَنْ فِي الأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّى يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ

"Sesungguhnya orang–orang yang telah pasti terhadap mereka kalimatRobbmu, tidaklah akan beriman meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, sehingga mereka meyaksikan azab yang pedih. Dan mengapa tidak ada suatu penduduk negeri yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya, selain kaum Yunus?

Takala mereka (kaum Yunus itu) beriman, kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan kami memberi kesenangan kepada mereka sampai pada waktu tertentu. Dan jikalau Tuhanmu menghendaki tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu hendak memaksa manusia supaya mereka menjadi orang–orang yang beriman semuanya?."(QS. Yunus : 96 – 99).

Sudah menjadi kehendak Allah bahwa makhlukNya akan terbagi menjadi dua bagian, mukmin dan kafir. Ini merupakan Masyi’ah Kauniyah Qadariyah (kehandak Allah terhadap alam menurut takdir yang telah ditetapkanNya yang pasti datang). Allah berfirman:

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

"Sesungguhnya kehendakNya apabila Ia menghendaki suatu hanyalah berkata kepadanya, jadilah! maka terjadilah ia." (QS.Yasin : 82)

وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَقْدُورًا



"Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku."(Qs. Ahzab : 38)
Terbaginya makhluk Allah menjadi mukmin dan kafir juga dikuatkan Firman Allah:

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ فَمِنْكُمْ كَافِرٌ وَمِنْكُمْ مُؤْمِنٌ


"Dialah yang telah menciptakan kalian maka di antara kalian itu ada yang kafir dan ada yang mukmin."(QS. At Taghabun : 2 )

Kejadian itu bermula setelah mereka beriman semenjak diciptakannya Adam alaihissalam hingga terjadinya kesyirikan di kalangan anak keturunan Adam. Sebagaimana firman Allah SWT :

وَمَا كَانَ النَّاسُ إِلا أُمَّةً وَاحِدَةً فَاخْتَلَفُوا

"Dan tidaklah keadaan manusia itu (sebelumnya) melainkan sebagai umat yang satu, lalu mereka berselisih." (QS. Yunus : 19)

Imam Ibnu Katsir berkata, Ibnu Abbas mengatakan: "Jarak antara Adam dan Nuh 10 (sepuluh) abad, semuanya memeluk Islam, kemudian muncullah persesilisihan di antara manusia, dan berhala–hala, tandingan–tandingan, dan patung–patung pun disembah. Lalu Allah mengutus para utusanNya dengan ayat–ayatNya, bukti–bukti yang nyata, hujjah–hujahNya yang gamblang dan keterangan–keterangan yang dapat membatalkan kebathilan. Allah SWT berfirman:

لِيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْ بَيِّنَةٍ وَيَحْيَا مَنْ حَيَّ عَنْ بَيِّنَةٍ

"Yaitu agar orang–orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang–orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata pula."(QS. Al Anfal : 42)
Saya katakan, tatkala kekufuran terjadi pada anak Adam Allah SWT mengutus para Rasul. Allah berfirman:

كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ وَأَنزَلَ مَعَهُمْ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ



"Keadaan manusia (dahulu) sebagai umat yang satu, lalu Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan dan telah menurunkan bersama mereka Kitab dengan kebenaran, agar Nabi tadi memberi keputusan di antara manusia tentang apa–apa yang mereka perselisihkan."(Qs. Al Baqarah : 213)
Walaupun Allah SWT telah mengutus utusan-utusanNya, dengan bukti–bukti yang nyata dan hujjah–hujjah yang jelas namun tetap saja muncul perselisihan yang bersifat takdir dan manusiapun terbagi menjadi mukmin dan kafir surta terjadilah peperangan antara kedua kelompok tersebut. Sebagaiman firmanNya:
تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ مِنْهُمْ مَنْ كَلَّمَ اللَّهُ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجَاتٍ وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا اقْتَتَلَ الَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمْ الْبَيِّنَاتُ وَلَكِنْ اخْتَلَفُوا فَمِنْهُمْ مَنْ آمَنَ وَمِنْهُمْ مَنْ كَفَرَ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا اقْتَتَلُوا وَلَكِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ

"Para Rasul itu sebagian mereka Kami beri kelebihan dari sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang diajak bicara oleh Allah dan sebagian mereka ada yang diangkat derajat–derajatnya. Dan Kami telah memberi Isa bin Maryam bukti–bukti nyata dan Kami kuatkan ia dengan Ruhul Qudus. Dan sekiranya Allah menghendaki niscaya orang–orang setelah mereka tidak akan saling membunuh setelah datang bukti–bukti nyata itu. Tetapi Allah mengerjakan apa yang Dia kehendaki." (QS. Al Baqarah : 253)

Tiada satu Rasulpun pasti diantara kaumnya ada yang kufur terhadapnya. Bahkan Nabi SAW pernah berkata tentang sebagian para Nabi pada hari kiamat:


ويأتي النبي ليس معه أحد


"Dan akan datang seorang Nabi sedangkan tidak disertai oleh seorangpun." (Muttafaq alaih dari Ibnu Abbas)

Allah SWT telah mengisahkan peristiwa semacam ini dalam firmanNya:

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا أَنْ اعْبُدُوا اللَّهَ فَإِذَا هُمْ فَرِيقَانِ يَخْتَصِمُونَ

"Dan kami telah mengutus kepada kaum Tsamud saudara mereka Shalih (seraya berkata) "Beribadahlah kepada Allah!" lalu mereka menjadi dua kelompok yang bermusuhan." (QS. An Naml : 45)

Maka takala Shalih menyeru mereka agar hanya beribadah kepada Allah SWT saja, merekapun terpisah menjadi dua kelompok dan diantara keduanya terjadi permusuhan.

Demikianlah, hal ini berlanjut hingga Allah menutup para Rasul dengan Nabi Muhammad SAW di mana mereka tetap terbagi menjadi kelompok mukmin dan kelompok kafir. Sebagaiman tersebut dalam hadis:

«ومحمد فرق بين الناس



"Dan Muhammad itu pemisah antara manusia." (HR Al Bukhari dari Jabir)

Keadaan semacam ini akan berlangsung hingga hari kiamat. Meskipun Allah SWT berkehendak, yaitu dengan takdirNya manusia terbagi menjadi mukmin dan kafir, dan hal tersebut sesuatu yang mesti terjadi. Hanya saja kita percaya bahwa manusia itu akan dihisab terkait dengan amal–amal yang mereka lakukan untuk diri mereka sendiri. FirmanNya:


وَمَا تُجْزَوْنَ إِلا مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ


"Dan kalian tidak akan diberi balasan melainkan (sesuai) dengan apa yang kalian kerjakan." (QS. Ash Shoffat : 39)

Kita juga percaya bahwa Allah SWT tidak akan menzholimi seorangpun walaupun sedikit saja! Allah berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا وَلَكِنَّ النَّاسَ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

"Sesungguhnya Allah itu tidak menzholimi manusia sedikitpun, tetapi manusia itu sendiripun menzholimi diri mereka sendiri." (QS. Yunus : 44)

Dan di dalam hadis Qudsi disebutkan:


يا عبـادي إني حرمت الظلم على نفسي وجعلته بينكم محرما فلا تظالموا


"Wahai hambaKu, sesungguhnya Aku telah mengharamkan perbuatan aniaya (zhalim) atas diriKu. Dan Allah menjadikan perbuatan zhalim itu sesuatu yang diharamkan diantara kalian. Karena itu janganlah kalian saling menzhalimi." (HR. Muslim dari Abu Dzar)

PEMBAHASAN KETIGA:

Yüklə 0,94 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   13




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin