Archive for the ‘tahfidz’ category



Yüklə 126,1 Kb.
səhifə4/4
tarix26.10.2017
ölçüsü126,1 Kb.
#14178
1   2   3   4

“Oh ya? Tahu dari mana?”, jawab temanku.

“Dari buku tentang tahfidz.”, jawabku.

= = = = =

Syaikh Muqbil dalam ta’limnya dan Abu Harun ‘Isa bin Syarif al-Yamany dalam kitabnya tentang menghafal al-Qur’an, disebutkan ada beberapa makanan yang dapat membantu meningkatkan daya ingat, di antaranya:

Zabib (anggur yang telah dikeringkan)

Tamr (kurma)

Daging (yang baik adalah daging ayam)

Tsarid (roti campur daging)

Susu murni (yang baik adalah susu sapi)

Zanjabil (jahe)

Habbatus sauda’ (jintan hitam)

Adapun makanan yang dapat mengurangi daya ingat adalah: makanan yang pahit, banyak getah, terlalu asam, atau yang terlalu muda.

Mengapa Saya Menghafal Al-Qur’an?

Posted by: annisa sholihah on: 17 April 2011

In: Hafal Quran | Tahfidz

2 Comments

Bismillah..

Mengapa seseorang mau menghafal Al-Qur’an ya? Ko mau sih? kan berat! Nggak bisa selesai hanya satu hari – dua hari, satu pekan – dua pekan, satu bulan – dua bulan.. !! Pasti orang yang mau ngafal itu punya alasan yang amat kuat, lebih kuat dari baja!!

Semakin kuat alasan seseorang menghafal al-qur’an, maka semakin tangguhlah ia menghadapi ujian-ujian dalam menghafal dan menjaga hafalannya. Meskipun banyak halangan yang merintanginya, ia menganggap bahwa penghalang yang ada bukanlah sesuatu yang menghalanginya, tapi sesuatu yang digunakan untuk mengukur sejauh mana semangatnya dan kebenaran dari perkataannya. Karena setiap orang beriman akan diuji.

= = = =


Dulu ketika ana masuk ma’had tahfidz, sebenarnya niatnya adalah ingin belajar al-Qur’an.. dan lucunya.. ana tidak tahu kalau orang menghafal qur’an nanti disebut hafidz/hafidzah dan ana juga tidak tahu kalau di mahad tahfidz itu ada yang namanya wisuda dan ijazah.. Mirip seperti ketidaktahuanku bahwa orang kuliah itu bisa dapat gelar dan ijazah.

Awalnya, ana terinspirasi dari nasihat guru hadits ana ketika sekolah dulu, yaitu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah orang yang paling bertaqwa, menjadi suri tauladan dalam segala hal, dan ternyata akhlaknya adalah.. Al-Qur’an. Saat itu aku agak heran dan bertanya-tanya, akhlak Rasulullah saw itu al-qur’an? al-Qur’an kan kitab? Oleh karena itu, mulai saat itu aku berniat harus tahu al-Qur’an itu isinya apa, agar tahu akhlaknya Rasulullah saw.

Setelah lulus sekolah, ana punya target, harus menghabiskan waktu liburan ini untuk membaca seluruh buku2 agama milik ayah di lemari. Salah satu bukunya adalah kitab Riyadhus Shalihin. Ana sangat menyukai buku (kitab) ini hingga tak terasa telah menyelesaikannya. Setelah masuk kuliah, aku mendengar ada training mengkhatamkan kitab Riyadhus Shalihin selama satu tahun. Alhamdulillah, dengan senang hati, aku pun mengikuti kegiatan ini bersama beberapa sahabatku. Kalau Imam Syafi’i belajar kitab Muwatha setelah selesai menghafalnya, kalau ana belajar/mengkaji kitab Riyadhus Shalihin setelah selesai membacanya.

Kajian kitab ini dibimbing oleh para ustadz tiap hari Sabtu dari jam 7.00 pagi sampai jam 16.30 sore. Syarat mengikuti kegiatan ini adalah harus datang tepat waktu. Terlambat 5 menit dianggap tidak masuk (meskipun dia juga tetap diperbolehkan ikut kajian hari itu hingga selesai). Jika tidak masuk tiga kali maka dianggap mengundurkan diri. Disiplin banget ya..!! Biayanya gratis lho.. kami hanya membayar Rp.2500 / hari untuk snack dan makan siang. siapa yang nggak kepengin.. Bahkan ada peserta dari Jakarta yang datang ke Solo tiap hari Sabtu, mengkhususkan diri untuk mengikuti kegiatan ini.

Salah satu hadits yang dibahas di dalam kajian itu, yang menginspirasiku untuk menghafal qur’an adalah bahwa salah satu hal yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga adalah akhlak yang baik. Ana semakin kagum, karena ternyata ada kaitan antara AL-QUR’AN – AKHLAK – dan SURGA.. :)

Alhamdulilllah..

Hafidz dan Hafidzah

Posted by: annisa sholihah on: 17 April 2011

In: pranikah | sholihah | Tahfidz

3 Comments

Bismillah..

Ana ditanya, apakah seorang penghafal qur’an itu, suami/istrinya juga harus penghafal qur’an juga?

Hal ini juga jadi perbincangan kami, para akhwat yang sedang menghafal qur’an ataupun beberapa sahabat ana yang punya keinginan untuk menghafal qur’an.

= = = =


“Pokoknya suamiku nanti harus hafidz!”, kata salah seorang sahabat karibku.

“Kenapa?”, tanyaku.

“Soalnya aku bercita-cita jadi hafidzah, jadi nanti kalau ana pas nyuci, bisa disimak hafalannya oleh suamiku. Dia nggak perlu mbuka qur’an dan bisa mbenerin”, jawabnya.

Saat ini ia belum memulai program tahfidz karena sedang sibuk dengan studinya di S2, tapi sudah punya keinginan kuat untuk menjadi hafidzah sejak beberapa tahun yang lalu.

Lalu ia menambahkan, “Kalau bisa ya lulusan S1 plus hafidz, atau nggak hafidz ndak apa tapi S2.. dan punya keinginan untuk menghafal qur’an.” Dia mengakui bahwa saat ini memang idealis.

= = = = =

Ada jawaban lain dari salah satu sahabat ana yang sudah menghafal qur’an.

Ana bertanya, “Ukhti, apakah salah satu kriteria suami anti nanti harus hafidz?”

Beliau menjawab “Tidak harus.”

Kenapa ya? Karena orang-orang yang sudah menghafal qur’an sudah mengetahui kondisi dunia tahfidz, baik atau buruknya. Setelah ana tanyakan alasannya, ia menjawab, “Karena tidak semua hafidz itu sholeh! Yang penting sholeh dulu, kalau bisa ya hafidz.”

“Trus kriteria sholeh itu gimana? Itu kan umum sekali”, tanyaku.

“Oh, itu sudah kutanyakan ke ustadzah. Ustadzah mengatakan kesholihan bisa dilihat dari ibadahnya.”, jawabnya

“Tapi kan kita belum kenal, gimana kita bisa tahu ibadahnya”, tanyaku.

“Dari orang2 terdekatnya,”, jawabnya.

“Wah, ukh. Makin nggak kenal dong! Trus ustadzah bilang apa lagi?”

“Oh iya, sholeh atau tidaknya seseorang bisa dilihat dari mu’amalah dia pada ibu dan saudara-saudara perempuannya.”

Ana pun ditanya, “Kalau ukhti gimana”. Ana pun menjawab, “Masalahnya kita kan nggak tahu, jodoh kita nanti hafidz atau bukan. “

= = = =


Sedangkan dari guru-guru ana sendiri, ada contoh sbb.

1. Istri Hafidzah – Suami Hafidz

2. Istri Hafidzah – Suami Belum Hafidz

3. Istri Belum Hafidz – Suami Hafidz

Tingkatan Hafidz

Posted by: annisa sholihah on: 9 April 2011

In: Tahfidz

Tinggalkan sebuah Komentar

Dari buku yang ana baca, “Catatan Cerdas Menghafal Qur’an” di sana disebutkan ada tiga tingkatan hafidz, yaitu

1. Hafidz bil isti’dad

Harus persiapan dulu sebelum menyetor hafalan

2. Hafidz mutqin li nafsihi

mampu hafal tanpa salah, dan telah menguasai ayat-ayat rawan sekalipun. Tetapi belum mampu membenarkan orang yang bacaannya salah. Paling tidak, dia ragu-ragu, apakah orang itu yang salah, atau orang itu yang salah, sehingga tidak berani membenarkan.

3. Hafidz mutqin li nafsihi wa ghairihi

mampu hafal tanpa salah dan mampu membenarkan setiap kesalahan yang dia dengar. Tingkatan akhir ini dapat dibuktikan dengan kemampuan muraja’ah bil ghoib 30 juz selama 6 jam.

(dilanjutkan kali lain, insya Allah)

Tahfidz dan Birul Walidain

Posted by: annisa sholihah on: 8 April 2011

In: Tahfidz

2 Comments

Bismillah..

Alhamdulillah, ana telah diterima menjadi guru Fisika di salah satu sekolah Islam unggulan di Solo. Ini adalah sebuah kesempatan emas untuk mengajarkan sedikit ilmu fisika yang ana punya. Ana sangat menyukai fisika dari lubuk ana yang sangat dalam. Semoga ana bisa menularkan semangat belajar dan cinta ilmu ini pada murid2. Selain mengajar, ana juga akan membantu laboran untuk mengembangkan praktikum fisika di laboratorium ataupun langsung berinteraksi dengan alam, insya Allah.

Motivasi paling besar dari pilihan ini adalah keinginanku untuk birul walidain (berbhakti pada orang tua). Ayah dan ibu menampakkan wajah gembira ketika mendengar berita diterimanya ana menjadi guru. Apa yang disukai ayah dan ibu juga menjadi kesukaanku. Mengapa? Karena ridha Allah itu bergantung pada ridha orang tua. Betapa beruntungnya orang yang mendapat ridha Allah. Mengapa? karena balasannya adalah JANNAH.

Selain itu, berbhakti kepada orang tua adalah salah satu amalan yang paling utama dan menjadi salah satu faktor kesuksesan seseorang. Untuk itu, jika Anda masih memiliki orang tua yang masih hidup, manfaatkan kesempatan emas ini untuk meraih keridhaan Allah. Dikisahkan, ada seseorang yang benar2 memperhatikan nasihat seorang ulama untuk berbhakti pada orang tua, maka akhirnya ia menjadi sukses, baik dalam dunia maupun akhiratnya. Sukses dunia karena ia akhirnya dapat meraih gelar profesor dan menjadi salah satu Menteri Pendidikan Nasional di Indonesia dan sukses akhirat (insya Allah) karena birul walidain. Wallahu a’lam. Kisahnya bisa dibaca di sini.

Lalu bagaimana dengan tahfidznya? kan belum selesai! Iya, benar. Menjadi penghafal al-qur’an dengan hafalan yang mutqin sekaligus mengamalkannya semata-mata untuk Allah SWT. adalah salah satu target dan prioritas utama dalam hidup ana. Untuk mengambil keputusan: menghafal qur’an sambil bekerja ini memang butuh waktu, kejernihan hati, perenungan yang dalam, dan menyerahkan hasilnya pada Allah. Ana yakin, ini yang terbaik menurut-Nya, karena ana sudah melakukan istikharah beberapa kali agar diberikan yang TERBAIK. Siapakah yang lebih mengetahui apa yang di langit dan di bumi daripada Allah?

Dari pengalaman ana menghafal, ternyata hafalan yang ana dapatkan ketika liburan itu lebih melekat dan lebih kuat.. daripada hafalan yang diperoleh ketika masuk di ma’had. Untuk memuraja’ahnya, ana bisa membacanya lagi dengan baik dan sempurna hanya dengan satu kali melihat mushaf. Kenapa ya? Mungkin karena ketika liburan, waktu menghafalnya lebih lama. “Hafalan yang cepat diperoleh, biasanya juga cepat hilang”, begitu kata ustadzah.

Barangkali ini salah satu hikmahnya. Mungkin ada orang merasa mendapatkan musibah dari Allah (karena hal itu tidak sesuai dengan keinginannya), tapi sebenarnya Allah telah menggiringnya pada hal yang lebih baik menurut ilmu-Nya. Dan sebenarnya Allah telah mengabulkan doa-doanya. Innallahu Ra-uufun bil ‘ibaad.. Sesungguhnya Allah amat penyayang kepada hamba-hamba-Nya.

= = = = =

Allahummaj’al qur’aanal ‘adziima robii’a quluubinaa wa nuuro shuduurinaa wa dzahaaba humuuminaa wa ghumuuminaa.. Aamiin

Ya Allah, segala takdir-Mu adalah kebaikan bagi orang-orang yang beriman.. Sesungguhnya, takdir-Mu amatlah sempurna..

Jenis Pertanyaan Ujian Tahfidz

Posted by: annisa sholihah on: 24 Juli 2010

In: mahad almanar | Tahfidz

Tinggalkan sebuah Komentar

Bismillah…

Jenis Pertanyaan ujian tahfidz dari ustadzah bermacam-macam. Biasanya pertanyaan ini akan diberikan setelah kita selesai menyetorkan hafalan ujian 1 juz (juz baru) atau ketika ujian akhir (7/8/10/15/30 juz). Macam pertanyaannya antara lain:

1. Melanjutkan Ayat

Awalnya, ustadzah membacakan ayat tertentu, lalu kita membaca kelanjutan ayat tersebut. Biasanya, kesulitan di sini adalah ketika berpindah halaman, kalau belum hafal betul, harus berhenti bentar untuk mengingatnya. Biasanya kesulitan jenis ini karena seseorang menghafal dari halaman satu ke halaman berikutnya adalah ujung awal halaman saja. solusi : kita mengingat/menyambungkan antara ujung akhir halaman dengan ujung awal halaman setelahnya.

2. Membaca akhir surat

Misal : “Udzkuriy min akhirish shuroh al-qomar!” Biasanya ini adalah untuk pertanyaan ujian 1 juz yang dalam juz tersebut terdapat banyak surat, seperti juz 30, 29, 28, 27..

3. Membaca 2 ayat sebelum atau 2 ayat setelahnya

Salah satu cara agar bisa menjawab pertanyaan jenis ini adalah kita perlu menghafal dengan metode “menghitung“. Yaitu kita mengingat awal kata dari tiap ayat pada tiap halaman. Memang ada halaman yang relatif mudah diingat dengan metode ini. Contohnya pada halaman 68 pada Mushaf Madinah.

4. Membaca seluruh ayat-ayat mutasyabihat dalam juz yang diujikan

Misal pertanyaan ujian pada juz 30 :

-Ustadzah membaca “Innalladziina aamaanuu wa ‘amilush shoolihaati…“, lalu kita menyebutkan 3 ayat yang dimulai dengan ayat itu

-Ustadzah mambaca “Illalladziina aamanuu wa ‘amilush shoolihaati…”, lalu kita diminta membaca 2 ayat yang merupakan kelanjutan ayat tersebut.

5. Membaca ayat tentang kisah Nabi pada surat-surat yang telah dihafal

Biasanya ini untuk ujian 30 juz. Setelah selesai membaca Al-Qur’an bil ghoib selama 1 hari 1 malam (30 juz) atau 2 hari (15 juz), maka hari berikutnya santri akan diberi beberapa pertanyaan oleh ustadzah tentang banyak hal, termasuk tentang ini.



Baru ini yang bisa ana ceritakan. Alhamdulillah.

http://nikenpuspitasari.wordpress.com/category/tahfidz/
Yüklə 126,1 Kb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin