Aspek Menyimpulkan Informasi Karangan
Salah minum ia bisa menghabiskan sebotol air berukuran 600 mililiter. Kalo malam-malam ia terbangung tidur yang dimulai juga air putih. Sejak dalam minum air putih ia juga sakit-sakit. Mungkin air itulah telah mencuci racun tubuhnya, ia sekarang making aktif dan suka termenung, kami berharap ia selalu tumbuh sehat “kata ibunya lagi”.
Pada aspek menyimpulkan informasi yang terdapat dalam karangan pada siklus II ini, siswa tersebut sudah memenuhi kategori tepat namun masih belum maksimal. Peningkatan pembelajaran dari sikus I ke siklus II ini terlihat pada nilai atau hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru, itu berarti cara mengajar guru dalam menyajikan materi sudah m aksimal juga. Peningkatan cara belajar siswa tidak terlepas dari penguasaan materi yang diajarkan dan pemberian motivasi oleh guru.
Siklus II
Hatifa
-
Mengemukakan ide pokok karangan
Rifky sejak usia 2 minggu ia sering sakit-sakitan bilirubihnya tinggimencapai 4,0 se4hingga harus dirawat di rumah sakit untuk mengisi kekurangan cairan tubuhnya selama diopname itu, ia mesti minum susu pormula.
Pada aspek mengemukakan ide pokok yang terdapat dalam karangan pada siklus II ini, siswa yang bernama Hatifa sudah memenuhi kategori maksimal. Peningkatan pembelajaran dari sikus I ke siklus II ini terlihat pada nilai atau hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru, itu berarti cara mengajar guru dalam menyajikan materi sudah m aksimal juga. Peningkatan cara belajar siswa tidak terlepas dari penguasaan materi yang diajarkan oleh guru.
-
Mengemukakan informasi karangan
Jangan pernah membwa anak ke rumah sakit dalam keadaan sakit karena di sana terdapat berjuta-juta virus dan kuman.
Pada bagian mengemukakan informasi ini siswa yang bernama Hatifa dalam proses pembelajaran tepat, terlihat pada hasil evaluasi yang dilakukan pada karangan yang telah di persiapkan guru atau peneliti sebelumnya, cara belajarnya pun meningkat dibandingkan dengan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. pengkatan pembelajaran ini disebabkan oleh cara guru dalam memberikan motivasi atau pun dalam menyajikan materi.
-
Menyimpulkan informasi karangan.
Sekali minum ia bisa menghabiskansebotol air berukuran 600 mililiter karena malam-malam terbangun dari tidur yang dimintai juga air puti. Sejak doyan minum air putih ia jarang sekali sakit mungkin air putih telah mencuci racun tubuhnya. Ia sekarang makin aktif dan suka berenang. Kami selalu berharap ia selalu tambah sehat.
Pada bagian menyimpulkan informasi ini siswa yang bernama Hatifa sudah dalam kategori maksimal, dibandingkan dengan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Peningkatan ini terlihat pada nilai yang didapatkan melalui evaluasi yang dilakukan oleh guru setelah akhir pembelajaran. Kemudian peningkatan siswa pun tidak terlepas dari cara guru menyajikan materi yang diajarkan.
SIKLUS II
ASRIA SABRI
-
Aspek Mengemukakan Ide Pokok Karangan
Ananda Dany Rifki Redaus (2,5 tahun) bisa dipangil, ia lahir melalui proses sesar. Sejak usia dua minggu ia sering sakit-sakitan. Bilirubinna tinggi mencapai 24˚0. sehingga harus dirawat inap di rumah sakit. Untuk mengisi kekurangan cairan tubuhnya selama diopname itu. Ia mesti minum susu pormula. Saya sendiri mampu member ASI sampai usianya 5 bulan.
Pada aspek mengemukakan ide pokok yang terdapat dalam karangan pada siklus II ini, siswa tersebut sudah memenuhi kategori tepat namun masih belum maksimal. Peningkatan pembelajaran dari sikus I ke siklus II ini terlihat pada nilai atau hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru, itu berarti cara mengajar guru dalam menyajikan materi sudah m aksimal juga. Peningkatan cara belajar siswa tidak terlepas dari penguasaan materi yang diajarkan dan pemberian motivasi oleh guru.
-
Aspek Mengemukakan Informasi Karangan
Jangan pernah membawah anak kerumah sakit, kecuali dalam keadaan sakit karena disana terdapat berjuta-juta virus dan kuman”. Begitulah pesan dokter. Pesan itu selalu saya ingatkan tapi tentu sulit menghindari Refki tetap gemuk dan perkembangannya normal.
Pada aspek mengemukakan informasi yang terdapat dalam karangan pada siklus II ini, siswa tersebut sudah memenuhi kategori tepat namun masih belum maksimal. Peningkatan pembelajaran dari sikus I ke siklus II ini terlihat pada nilai atau hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru, itu berarti cara mengajar guru dalam menyajikan materi sudah m aksimal juga. Peningkatan cara belajar siswa tidak terlepas dari penguasaan materi yang diajarkan dan pemberian motivasi oleh guru.
-
Aspek Menyimpulkan Inormasi Karangan
Sudah hampir satu tahun ia belum bisa minum air putih. Sekali minum ia bisa menghabiskan sebotol air berukuran 600 mililiter. Kalau malam-malam ia terbangung dari tidur yang dimintai tunggu air putih, sejak dia minum air putih ia jarang sakit-sakit Mungkin air itulah telah mencuci racun tubuhnya, ia sekarang making aktif dan suka termenung, kami berharap ia selalu tumbuh sehat “kata ibunya lagi”
Pada aspek menyimpulkan informasi yang terdapat dalam karangan pada siklus II ini, siswa tersebut sudah memenuhi kategori tepat namun masih belum maksimal. Peningkatan pembelajaran dari sikus I ke siklus II ini terlihat pada nilai atau hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru, itu berarti cara mengajar guru dalam menyajikan materi sudah m aksimal juga. Peningkatan cara belajar siswa tidak terlepas dari penguasaan materi yang diajarkan dan pemberian motivasi oleh guru.
Berdasarkan data di atas pada siklus II, diketahui bahwa siswa menunjukkan respon yang baik dan sudah mengalami peningkatan, Sesuai dengan observasi yang dilakukan oleh oleh guru dari setiap aspek yang dinilai seperti peningkatan dalam mengemukakan ide pokok karangan, mengemukakan informasi yang terdapat pada karangan dan menyimpulkan informasi dari karangan tersebut diketahui bahwa siswa sudah mengalami kemajuan dan antusias dalam mengikuti pembelajaran membaca, metode yang digunakan pun selama pelaksanaan siklus I dan siklus II membuat siswa menjadi aktif karena siswa menganggap bahwa metode yang digunakan sesuai dengan pembelajaran. Keaktifan tersebut terlihat pada partisipasi siswa dalam berdiskusi dan antusias menuangkan ide atau pendapatnya. Menurut siswa metode yang digunakan sangat menarik, terutama untuk membentuk kepribadian diri siswa. Siswa merasa termotivasi untuk ikut aktif dalam pembelajaran membaca memahami karangan persuasi karena metode yang digunakan dapat memberikan kesempatan tanpa memandang tingkat pengetahuan siswa. Peningkatan pembelajaran siswa juga tidak terlepas dari cara guru dalam menyampaikan materi sekaligus pemberian motivasi atau apersepsi
-
Data Kuantitatif dari Peningkatan Hasil Pembelajaran Membaca
Penggunan Metode STAD dalam pembelajaran di SMA Negeri 1 Bungin menunjukkan bahwa terdapat peningkatan dalam proses belajar mengajar pada siklus I dan siklus II. Ini digambarkan pada data kualitatif di atas, data tersebut harus sesuai dengan data kuantitatif. Data kuantitaf dapat diliat sebagai berikut:
Tabel 4.17 Nilai kemampuan siswa pada siklus I dan II
NO
|
Rentang skor
|
Siklus I
|
Siklus II
|
Frekuensi
|
Persentase (%)
|
Frekuensi
|
Persentase
(%)
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
1
|
85-100
|
0
|
0
|
14
|
53,85
|
2
|
70-84
|
12
|
46,15
|
12
|
46,15
|
3
|
55-69
|
14
|
53,85
|
0
|
0
|
4
|
50-54
|
0
|
0
|
0
|
0
|
5
|
0-49
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Jumlah
|
26
|
100
|
26
|
100
|
Berdasarkan tabel 4.17 di atas diketahui bahwa pada siklus I tidak ada siswa yang memperoleh rentang nilai 85-100, ini berarti proses pembelajaran membaca memahami karangan masih belum dikategorikan berhasil sehingga dilanjutkan pada siklus II. Setelah diperbaikan dari siklus I terbukti bahwa hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan dan siswa juga terantusias dalam megikuti pembelajaran khususnya pembelajaran membaca. Selanjunya tingkat kemampuan siswa yang memperoleh rentang nilai 70-84 sebanyak 12 siswa (46,15). Hal ini menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Kemudian tingkat kemampuan siswa yang memperoleh rentang nilai 55-69 pada siklus I sebanyak 14 siswa (53,85) sedangkan pada siklus II sudah tidak ada siswa yang memperoleh rentang nilai 55-69. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah kreatif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Kenudian tidak ada siswa yang berada pada rentang nilai 50-54 dan rentang nilai 0-49. Hal ini dapat disimpulkan bahwa, pada siklus I ini tingkat kemampuan siswa dalam membaca memahami karangan persuasi hanya 12 siswa yang memiliki ketuntasan materi, dan 14 siswa yang belum memiliki ketuntasan materi. Itu berarti siklus I ini masih perlu perbaikan atau peningkatan pemberian motivasi oleh guru kepada siswa dalam proses pembelajaran harus ditingkatkan. Sedangkan pada siklus II, tingkat kemampuan siswa sudah mengalami peningkatan disebakan karena pemberian motivasi dari guru sudah meningkat sehingga siswa merasa antusias dalam mengikuti pembelajaran membaca. Peningkatan pembelajaran membaca terlihat pada hasil kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang memperoleh rentang nilai 85-100 sebanyak 14 siswa (53,85), Itu berarti cara belajar siswa meningkat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran membaca. Tingkat kemampuan siswa yang memperoleh nilai 70-84 sebanyak 12 siswa (46,15). Peningkatan belajar siswa tergantung dari penguasaan guru dalam menyajikan mareri dan pemberian motivasi kepada siswa. Selanjutnya tidak ada siswa yang memperoleh rentang nilai 55-69, 50-54 dan nilai 0-49. Berdasarkan data tersebut, dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan nilai pembelajaran membaca memahami karangan persuasi siswa dari siklus I ke nilai siklus II.
Meningkatnya nilai rata-rata siswa pada siklus II ini terjadi akibat adanya perbaikan pada siklus II dari refleksi siklus I serta motivasi siswa pun terlihat aktif dalam mengikuti pembelajaran. Tindakan pada perbaikan tersebut meliputi perubahan keaktifan siswa dalam pembentukan kelompok dan siswa juga sudah aktif dalam mengemukakan pendapatnya. Upaya perbaikan ini merupakan hasil refleksi pada siklus I. Secara keseluruhan pembelajaran pada siklus I kurang memuaskan dan suasana kelas selama proses pembelajaran berlangsung kurang kondusif. Untuk mengatasi hal ini, pada siklus II ini guru kembali membentuk kelompok secara acak dan tiap kelompok terdiri dari lima sampai enam siswa serta guru memberikan motivasi kepada siswa. Dengan cara tersebut, komposisi anggota kelompok yang terbentuk secara merata, dan kelompok terbentuk secara heterogen. Namun, pada proses pembelajaran pada siklus II hasil yang dicapai sudah memuaskan dari suasana kelas selama proses pembelajaran berlangsung lebih kondusif. Perubahan itu tidak lepas dari tindakan-tindakan oleh guru dan pemberian motivasi kepada siswa untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada serta motivasi kepada siswa untuk memahami pentingnya membaca dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini, guru ditekankan agar melakukan pemberian motivasi kepada siswa secara intensif agar mereka sadar dan mau meningkatkan proses pembelajarannya khususnya pembelajaran membaca. Kondisi pembelajaran yang diwarnai dengan antusias atau semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran itu merupakan bukti bahwa semangat siswa meningkat. Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung.
Pada siklus I, peningkatan tentang pembelajaran membaca memahami karangan persuasi siswa kurang memuaskan dan suasana dalam kelas kurang kondusif dengan adanya siswa yang lebih bergantung pada teman lain. Peningkatan pembelajaran membaca memahami pada siswa kelas XA dengan metode STAD ini mengajarahkan siswa sehingga pola pembelajaran merupakan proses bagi siswa untuk menyesuaikan diri dalam belajar. Berdasarkan hasil penelitian, pada siklus I ini masih berlangsung kurang kondusif, sehingga dilanjutkan dengan siklus selanjutnya. Lanjut siklus II ini, siswa senang mengikuti pembelajaran membaca memahami karangan persuasi melalui metode STAD karena adanya pemahaman dari siklus sebelumnya sehingga mempermudah siswa untuk kelancaran proses pembelajaran. Selain itu, siswa juga merasakan manfaat dari pembelajaran membaca memahami karangan persuasi melalui metode yang digunakan. Manfaat yang diperoleh seperti: pengalaman, pengetahuan maupun suasana baru dalam belajar. Penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan ini mampu menunjukkan bahwa peningkatan nilai dari siswa yang diperoleh. Oleh karena itu, penelitian ini dianggap berhasil dan tidak diulang pada siklus berikutnya lagi. Berdasrkan hasil penelitian dengan menggunakan metode STAD ini diketahui bahwa sekalipun penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian yang berbeda, baik dari segi waktu, lokasi, maupun subjek penelitian, maka hasilnya sama yaitu mampu meningkatkan pembelajaran membaca memahami karangan persuasi siswa dalam proses dan hasil pembelajaran.
Adapun teks karangan persuasi yang terlah diujikan dalam proses pelaksanaan pembelajaran membaca memahi pada siklus I dan siklus II yang berjudul
NARKOBA
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan Obat Berbahaya. Selain “Narkoba”, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah NAPZA yang merupakan (singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) yang berarti bahan atau zat yang jika di masukkan kedalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikkan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis. Semua istilah ini baik “Narkoba” atau NAPZA, mengacu pasa sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunaannya.
Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini pemanfaatannya disalahgunakan, diantaranya dengan pemakaian yang telah diluar batas dosis (over dosis), hal tersebut dikarenakan berbagai alasan mulai dari keinginan untuk coba-coba, bersenang-senang, ikutan trend/gaya, lambing status social, ingin melupakan persoalan, dan lain-lain maka narkoba disalahgunakan. Penggunaan terus-menerus dan berkelanjutan akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi, disebut juga kecanduan.
Penyalahgunaan terhadap narkoba sangat dipengaruhi oleh pergaulan bebas remaja sekarang. Penolakan untuk ajakan mencoba merasa gengsi diucapkan, itu karena pikiran tidak gaul jika belum mencicipi narkoba. Apalagi di era sekarang dimana segala sesuatu mudah di dapatkan termasuk untuk mendapatkan barang yang berwujud bubuk putih tersebut. Dampak yang paling fatal dari penyalahgunaan narkoba ini adalah over dosis yang mengakibatkan kematian. Dari data BNN, sekitar 15.000 orang harus meregang nyawa setiap tahunnya akibat pemakaian narkoba, dimana 78% nya adalah remaja. Begitu banyaknya dampak yang ditimbulkan dari penyalahgunaan narkoba ini, setidaknya remaja bisa berpikir lebih bijaksana lagi sebelum mencoba hal-hal baru.
Begitu besarnya bahaya barkoba nampaknya kurang diperhatikan oleh remaja yang masih bermental labil. Yang terpikir oleh mereka hanyalah kesenangan sesaat yang ditimbulkan oleh narkoba. Padahal narkoba yang dikonsumsi secara terus menerus dan juga dalam dosis yang tidak sesuai dapat menyebabkan rusaknya organ tubuh (seperti jantung, paru-paru, hati, ginjal, pembuluh darah dan juga system saraf pusat/otak) yang pastinya dapat merusak masa depan remaja tersebut. Rusaknya organ reproduksi yang akan menyulitkan untuk mendapatkan keturunan, HIV/AIDS (yang hingga sekarang belum ditemukan obat untuk mengatasinya), hingga gangguan psikologis (tidak percaya diri, malas sehingga menjauhkan diri dari prestasi) dan dampak social (dijauhi dari pergaulan social yang nantinya mengakibatkan kehidupan si remaja semakin terkucilkan). Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehidupan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa, karena remaja adalah pemegang tongkat estafet dan penerus bangsa disaat akan datang.
Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba diluar keperluan medis tanpa pengawasa dokter, merupakan perbuatan melanggar hukum yang tertuang dalam (pasal 59 UU No.5 Tahun 1997, tentang Psikotropika) dan (Undang-Undang No.22, tahun 1997 tentang Narkotika). Sedangkan dalam pandangan agama islam penyalahgunaan narkoba dan meminum minuman beralkohol merupakan dosa besar, sebagaimana terdapat dalam (Q.S. Al-Baqarah, 2:219 dan Q.S. Al-Maidah, 5:91). Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan melemahkan akal sehat, seperti halnya minuman bralkohol, haram hukumnya dalam (H.R. Abdullah bin Umar.R.a).
Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba dikalangan pelajar, sudah sebaiknya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dam masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terutama remaja/pelajar saat ini. Sampai sekarang belum ada pengobatan yang begitu efektif untuk para penderita pemakai narkoba yang besar. Orang-orang yang memakai narkoba sama halnya dengan membeli tiket satu jam perjalanan tanpa bisa kembali lagi. Itu artinya meskipun terasa ada kesembuhan tetapi masih ada pengaruh yang membahayakan. Bukan hanya dampak terhadap kesehatan apabila kita memakai narkoba tetapi kita juga bisa mendapat hukuman. Jadi apapun alasannya narkoba bukan jalan untuk membantu kenikmatan atau kesenangan hidup.
Berbicara tentang narkoba sepertinya kasus penyalahgunaan di Negara kita tidak pernah ada habisnya. Berdasarkan data dari Badan Narkotikan Nasional (BNN) hingga tahun 2008 saja jumlah pengguna narkoba di Inonesia mencapai 3,2 juta orang. Dari jumlah ini 32% nya adalah pelajar dan juga mahasiswa.
Jangan pernah merima ajakan untuk mencoba memakai narkoba. Hindari narkoba sebelum narkoba menjeratmu. Karena penyalahgunaan narkoba adalah bayang-bayang kematian dalam hidup, juga akan menghapus impian hidupmu, bahkan kepribadianmu.
Untuk itu apapun alasannya, dan sebabnya jangan pernah mengkonsumsi obat terlarang tersebut apalagi hanya untuk pergaulan semata. Karena narkoba hidup malu matipun malu. Sama sekali tidak ada manfaat dari pemakaian narkoba itu sendiri.
SEHAT KARENA AIR PUTIH
Buah hati kami, Ananda Dany Rifky Firdaus (2,5 tahun), bisa dipanggil rifky. Ia lahir melalui proses cesar. Sejak usia dua minggu, ia sering sakit-sakitan. Bilirubinnya tinggi, mencapai 24,0, sehingga harus dirawat inap dirumah sakit. Untuk mengisi kekurangan cairan tubuhnya, selama diopname itu, ia mesti minum susu formula.” Saya sendiri hanya mampu memberi ASI sampai usianya 5 bulan. Setelah satu minggu dirumah sakit dan satu bulan berobat jalan, bilirubinnya normal kembali hingga 0,1,” kata ibunya.
Di usia 9 bulan ia sakit lagi. Dokter mendiaknosis ia terkena infeksi saluran kencing. Berulang-ulang ia harus menjalani tes urin. Untunglah dua bulan kemudian hasil tes itu negatif , yang berarti kondisinya membaik. Ketika usia enam belas bulan ia kembali terkena infeksi saluran kencing, setiap kali hasil tes urin positif, ia harus minum obat antibiotika, hingga lima kali tes urin. Pada tes ke-6, syukurlah hasilnya sudah negatif. Saat tiga bulan kemudian ia dites ulang hasilnya benar-benar negatif. Selain itu, Rifky juga pernah diopname selama satu minggu,karena pneumonia. Panas badannya meninggkat dan daya tahan tubuhnya pun melemah. Menurut dokter ia kemungkinan tertular virus itu deirumah sakit. “Jangan pernah membawa anak kerumah sakit, kecuali dalam keadaan sakit, karena disana terdapat berjuta-juta virus dan kuman” begitu pesan dokter. Pesan itu selalu saya ingat, tapi tentu sulit menghindari Rifky dari rumah sakit karena ia juga bolak-balik sakit. Walaupun sering sakit, tubuh Rifky tetap gemuk dan perkembangannya normal.”Kami tentu tak ingin ia terus-menerus berurusan dengan obat, apalagi antibiotika. Karena itu kami berusaha keras menjaga kesehatannya, salah satunya dengan memberinya banyak minuman air putih dalam kemasan” kata ibunya. “Sudah hampir satu tahun ia terbiasa minum air putih. Sekali minum ia bisa menghabiskan sebotol air berukuran 600 mililiter. Kalau malam-malam ia terbangun dari tidur, yang dimintai juga air putih. Sejak doyan minum air putih, ia jarang sekali sakit. Mungkin air itu telah mencuci racun tubuhnya. Ia sekarang makin aktif dan suka berenang. Kami berharap ia selalu tumbuh sehat” kata ibunya lagi.
Karangan di atas merupakan karangan yang dijadiakan alat untuk mengevaluasi atau mengetahui kemampuan siswa dalam mengemukakan ide pokok karangan, mengemukakan Informasi karangan dan menyimpulkan Informasi karangan yang terdapat dalam karangan tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
-
Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
Pembelajaran membaca memahami karangan persuasi siswa kelas XA SMA Negeri 1 Bungin Kabupaten Enrekang mengalami peningkatan baik dalam proses pembelajaran maupun hasil pembelajaran.
88
Proses pembelajaran membaca memahami pada siklus I ternyata kurang memuaskan dan suasana kelas kurang kondusif. Terlihat dari aktivitas siswa yang kurang tepat dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan angket, guru kurang melaksanakan kegiatan pembelajaran secara maksimal, guru tidak menguasai kelas dengan baik dan kurang memotivasi siswa. Masih terdapat kesulitan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran membaca memahami karangan persuasi yang mereka baca. Setelah dilakukan perbaikan terhadap masalah pada siklus I, proses pembelajaran siklus II lebih efektif dan memuaskan. Pada siklus I, siswa kurang antusias dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, masih banyak siswa yang ribut, kurang berpartisipasi, berbicara dengan teman sebangkunya, siswa yang belum bekerjasama dengan anggota kelompoknya, serta siswa masih ragu mengemukakan pendapatnya. Sedangkan pada siklus II, siswa lebih antusias dan termotivasi mengikuti pembelajaran, saling bekerja sama dalam kelompok serta berani dalam mengemukakan pendapatnya dalam berdiskusi.
-
Hasil pembelajaran membaca memahami karangan persuasi dengan menggunakan metode STAD telah terbukti bahwa dapat meningkatkan pembelajaran membaca siswa. Peningkatan itu terlihat dari nilai rata-rata siswa secara keseluruhan pada siklus I sebesar 67,43% dan nilai pada siklus II sebesar 84,87%. Berdasarkan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II, mengalami peningkatan sebesar 17,44%.
-
Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti menyarankan sebagai berikut:
-
Bagi guru bidang studi bahasa Indonesia khususnya di tingkat SMA hendaknya kreatif dalam menentukan metode pembelajaran membaca memahami agar siswa tidak merasa jenuh mengikuti pembelajaran.
-
Bagi siswa, disarankan aktif mengikuti kegiatan pembelajaran membaca memahami suatu teks karangan dan
-
Bagi peneliti lain, disarankan agar melakukan penelitian lanjutan dari penelitian ini dengan metode pembelajaran yang lain untuk menambah khasanah ilmu bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Achsin, Amir dan Basang, djirong. 1985. Pengajaran Menyimak. Ujung Pandang: Yayasan Penerbit Ikip Ujung Pandang.
Akib, Zainal. 2001. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran.Surabaya: Insan Cendekia.
Akib, Zainal. 2004. Karya Tulis Ilmiah Bagi Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Yrama Widya
Akib, Zainal. 2006 .Penelitin Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya
Ali, Mohammad. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Alek dan H. P. Achmad. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana.
Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Depdikbud. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas
Djumingin, Sulastriningsih. 2011, Strategi dan Aplikasi Metode Pembelajaran Inovatif Bahasa dan Sastra. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Hamsina. 2006. ”Kemampuan Menyimak Wacana Narasi Melalui Rekaman dan
Guru Pada Siswa Kelas 2 SMP Negeri 21 Makassar”. Skripsi. Makassar: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Makassar.
Ryni. 2011. Pengertian Metode STAD. co.id). Diakses 29 Desember 2011
Nurgiantoro, Burhan. 2010. Penilaian dan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE.
90
Patombongi, A. Wardihan dkk. 2008. Telaah Kurikulum Bahasa Indonesia. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Syaddad, Awaluddin. 2012. Starategi Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi: Cara Mudah Menemukan, Menuangkan dan Mengolah Gagasan. Depok: Indie Publishing.
Tarigan, Henri Guntur. 1979. Sebagai Suatu Kemampuan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1984. Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa.
Dostları ilə paylaş: |