“Kehidupan ini seimbang, Tuan. Barangsiapa hanya memandang pada keceriannya saja, dia orang gila. Barangsiapa memandang pada penderitaannya saja, dia sakit."
-Pramoedya Ananta Toer (Anak Semua Bangsa, h. 199).
2.2.3.1 Yin Yang
Gambar 2.1.6 Yin Yang
sumber:http://www.physics.unlv.edu/~jeffery/astro/constellation/yin_yang.png
Gambar 2.1.7 Makna Yin Yang
sumber:http://4.bp.blogspot.com/-2_JQ9Y8_EKc/UgyV33B2zbI/AAAAAAAAABw/NGo3GHoQnHs/s1600/yin-yang-6-6411911d-sz500x500-animate.jpg
Yin Yang Mao Dun Guan yang dibawa oleh Lao Tzu (604SM-517SM abad ke 6 Masehi) Juga berpendapat akan pentingnya keseimbangan dalam berkehidupan. Yin dan Yang biasanya dipakai untuk mendeskripsikan sifat yang saling berhubungan, berlawanan dan saling mengisi satu sama lain. Yin lebih di deskripsikan kepada sisi hitam dan Yang adalah sisi putih, sebuah sisi warna yang berlawanan. Titik kecil hitam dan putih yang berada pada Yin dan Yang menggambarkan sisi yang saling mengisi satu dan lainnya.
Yin dan Yang sering juga digambarkan sebagai sinar matahari yang berada di atas gunung dan lembah. Yin digambarkan adalah sebuah daerah gelap yang merupakan bayangan dari gunung, sementara Yang digambarkan adalah bagian yang tidak terhalang oleh gunung. Saat matahari bergerak, Yin dan Yang secara bertahap bertukar tempat satu sama lain, mengungkapkan apa yang tidak jelas dan menyembunyikan yang sudah terungkap.
(http://taoism.about.com/od/visualsymbols/p/YinYang.htm)
2.2.3.2 Kain Poleng
Di Bali, sering terlihat di jalan kain kotak-kotak berwarna hitam-putih, biasanya sebagai taplak/alas meja sesajen, di patung, pohon, bahkan digunakan oleh masyarakat Hindu di Bali sebagai pakaian. Kain ‘Poleng’ memiliki dua unsur warna. Hitam pekat dan putih bersih; disamping itu juga ada warna abu-abu dari unsur putih 50% dan unsur hitam 50%. Namun pada dasarnya tetap hanya ada dua unsur warna yaitu hitam dan putih. Kain Poleng dalam budaya Bali merupakan pencetusan ekspresi penghayatan konsep Rwa Bhineda, suatu konsep keseimbangan antara baik (Dharma) dan buruk (Adharma), yang menjadi intisari ajaran tantrik (tantrayana). Diharapkan dengan menjaga kesimbangan antara kebaikan dan keburukan dapat menciptakan kesejahteran dalam kehidupan.
Gambar 2.1.8 Kain Poleng
sumber: http://1.bp.blogspot.com/-MAY70vyFpis/UQFWsjW6lPI/AAAAAAAAD1Y/N2GA6g8rU-g/s640/Poleng+Bali.jpg
2.2.4 Komedi
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) komedi adalah sandiwara ringan yg penuh dengan kelucuan-kelucuan meskipun kadang-kadang kelucuan itu bersifat menyindir dan berakhir dengan bahagia. Tony Buzan, seorang penulis dan konsultan pendidikan dari Inggris dalam bukunya Use Your Head (1974:22) berpendapat bahwa ukuran intelegensi atau kepintaran seseorang dapat dilihat dari selera humornya masing-masing. Humor pada dasarnya adalah imajinasi dan kemampuan otak menemukan asosiasi yang baru dan menakjubkan.
Menurut Aditya Salman, seorang penulis, pemusik, dan komedian, Slapstick adalah salah satu dari jenis komedi fisik yang mudah dicerna dan bermain dalam lingkup yang luas dan mencakup tiga hal utama yaitu derita, celaka dan aniaya. Contohnya, seorang komedian yang terjatuh dari kursi, Saling dorong ke properti yang terbuat dari styrofoam, Memasukkan benda asing ke dalam mulut, Melempar kue pie ke wajah seseorang. Contoh tokoh: Charlie Chaplin, Mr. Bean, Jackass crew, Warkop DKI, pemain OVJ.
(http://salmanaditya.com/2013/02/komedi-dan-berbagai-jenisnya/)
Gambar 2.1.9 The Three Stooges
sumber:http://movies.amctv.com/movie-guide/slapstick-stars/
Gambar 2.1.10 Larva, film animasi
sumber:http://soulmaks.com/magazine/wp-content/uploads/2013/12/larva+-660x330.jpg
2.2.4.1 Komedi di Indonesia
Berikut hasil survey yang diperoleh penulis melalui wawancara, dan observasi yang didapat dari 14 responden yang diambil di tempat yang terpisah dengan kisaran umur 22-35. Diambil pada tanggal 03/03/2014:
Dari hasil data yang disimpulkan dari ke 14 responden wawancara, genre komedi merupakan salah satu genre terbanyak yang paling digemari setelah genre sci-fi. Jenis film komedi yang disukai pun bermacam-macam, ada yang menyukai drama comedy seperti film The Devil Wears Prada, Bridget Jones, atau action comedy seperti Rush Hour, 21 Jump Street. Alasan dari berbagai responden pun berbeda pula. Ada yang menganggap film romantik komedi, walaupun terkadang unrealistic akan tetapi yang terpenting adalah bagian proses dalam membangun ceritanya yang menghibur yang terdapat unsur komedi. Cenderung mencari hiburan di tengah kesibukan dalam aktivitas, ada juga yang menyukai genre tersebut karena dapat membayangkan/berimajinasi/menghayal akan suatu kondisi romantik, tetapi tidak lupa akan kekonyolan di dalam cerita yang dapat menjadi kepuasan tersendiri.
Untuk action comedy pun hampir serupa, gerakan dalam film laga, jalan cerita yang ringan akan tetapi tedapat unsur humor memiliki keunikan tersendiri. Bagaimana seseorang dalam situasi cerita yang seru dan tegang dapat diselipkan lelucon/guyonan yang tidak dapat ditebak dan menjadi suatu karya yang kreatif dalam membuat penonton fokus akan fighting scene, akan tetapi menghibur dengan humor dan cerita yang ringan.
Dari hasil observasi penulis tersendiri, niat penonton terhadap acara televisi/ film ber-genre komedi terlihat daripada banyaknya stasiun TV yang menampilkan acara-acara yang lucu seperti OVJ, YKS (walaupun di protes berbagai pihak seperti KPI dan Seto Mulyadi karena dianggap tidak mendidik), Indonesia Lawak Klub (parodi Indonesia Lawyers Club), dan Stand Up Comedy. Untuk Stand Up Comedy, pertama booming pada tahun 2012, sebelum SUC, acara-acara humor slapstick menjadi hiburan kesayangan penonton, hal ini dibuktikan dari bagaimana nama OVJ dikenal di masyarakat luas, bahkan road show yang dilakukan pemain nya seperti di Lampung dan Yogyakarta selalu dihadirkan banyak fans yang antusias. Dan setelah munculnya SUC dan Indonesia Lawak Klub, semakin banyak lagi acara humor yang diminati oleh masyarakat, dan terbukti acara-acara tersebut masih eksis sampai sekarang. Bahkan dalam SUC tidak jarang artis-artis/pejabat seperti Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang hadir untuk menonton.
2.3 Sinopsis “Sides”
Pada suatu hari, seorang kakek tua tanpa sengaja menjatuhkan kacamatanya disaat sedang mendengarkan lagu, menunggu sang anak untuk datang menjemput. Disaat kakek itu berusaha mencarinya dengan pandangannya yang buram, tanpa sengaja, ia tersandung kursi duduknya dan terjatuh, dan kakek itu pun meninggal di tempat, lalu munculah 2 sosok yang bentuknya sama persis dengan kakek, yang satu bermata hitam polos dan yang satu bermata putih polos. Keduanya merupakan perwujudan dari sisi baik dan sisi buruk kakek. Mereka saling berhadap-hadapan bersiap-siap untuk melakukan duel, yang ternyata duel mereka itu untuk menentukan apakah si kakek itu layak masuk sorga atau neraka. Keduanya pun melakukan duel di tempat tersebut dengan berbagai aksi. Sampai akhirnya mereka berdua kelelahan dan masing-masing melakukan serangan akhir, dan menciptakan suatu cahaya yang menyilaukan. Keduanya pun menghilang, dan karena tidak ada pemenangnya, mereka seri dalam duel, maka itu menentukan bahwa si kakek belum layak untuk meninggalkan dunia dan menempati surga ataupun neraka, dan hiduplah kakek itu kembali, dan ketika itu pula anak dari kakek tersebut datang dan melihat ayahnya yang pingsan. Begitu sadar, kakek terbaring di RS, mencoba memastikan bahwa tubuhnya tidak terluka, saking senangnya bahwa ia masih hidup dan telah di rawat di RS, ia bergerak kesenangan dan oksigen untuk menyokong hidup kakek terputus. Lalu 2 sosok tersebut muncul lagi.
Target Primer
Demografi: Laki-laki/perempuan, 15-18 tahun.
Psikografi: Menyukai tema film yang action comedy.
Target Sekunder
Demografi: Laki-laki/perempuan, remaja menjelang dewasa, 18 tahun keatas.
Psikografi: Terbuka dan menyukai film atau animasi.
2.4 Data Karakter
2.4.1 Kakek Lansia (Tomo)
Pengertian lansia (lanjut usia) menurut UU no 4 tahun 1965 adalah seseorang yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000) sedangkan menurut UU no.12 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun (Depsos, 1999). Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis.
- Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu: usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75-90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
- Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994).
Berikut data karakter untuk Tomo, seorang kakek lansia 80 tahun . Data-data dibawah dapat digunakan sebagai referensi guna perancangan konsep visual untuk keperluan film animasi penulis:
Nama: Nenek Fa.
Film: Mulan.
Karakteristik: Penuh semangat, komedi, cepat berpikir, berani.
Gambar 2.2.1 Grandmother Fa
sumber:http://disney.wikia.com/wiki/Grandmother_Fa
Nama: Carl.
Film: Up.
Karakteristik: Pemarah, pemalu, tenang, pendiam, umur 78 tahun, lucu, penyendiri, sangat merindukan almarhum istrinya, Ellie, bentuk muka basic shape kotak.
Gambar 2.2.2 Carl dari film Up
Sumber:http://projectedrealities.wordpress.com/2014/01/23/movie-review-up-2009/
Nama: Ebenezer Scrooge.
Film: A Christmas Carol (1971 & 2009).
Karakteristik: Penyendiri, pelit, rakus, hatinya dingin, egois, acuh (di awal) ; perhatian, pemberi/murah hati, riang, ramah.
Gambar 2.2.3 A Christmas Carol 1971
sumber:http://www.sheeplaughs.com/scrooge/alastairsim.htm
Gambar 2.2.4 Affandi Koesoma
sumber: http://punart.wordpress.com/2013/04/29/biografi-affandi-koesoema/
http://i1.ytimg.com/vi/7-BnbmQ6t64/0.jpg
Gambar 2.2.5 Yusuf Bilyarta Mangunwijaya
sumber: http://hadichannel.files.wordpress.com/2012/08/yb-mangun-en.jpg?w=710
http://doyanarsitektur.files.wordpress.com/2013/10/yb-mangun-wijaya1.png
2.4.2 Sisi Buruk dan Sisi Baik
2.4.2.1 Sisi Buruk
Berikut data karakter untuk Sisi Buruk, sisi dalam diri Tomo yang menyukai pertengkaran, terlalu bergairah, susah untuk santai, tidak sabar, tidak suka bertele-tele, emosi, tidak simpatik. Data-data dibawah dapat digunakan sebagai referensi guna perancangan konsep visual (dari segi bentuk, ekspresi) untuk keperluan film animasi penulis:
Nama: Randal Boggs.
Film: Monster, Inc.
Karakteristik: Egois, kejam, licik, lincah.
Gambar 2.2.6 Randal Boggs
sumber:http://images1.fanpop.com/images/image_uploads/Randall-Boggs-Monster-s-Inc-disney-villains-1038350_600_330.jpg ; http://www.hollywoodjesus.com/movie/monster_inc/21.jpg
Nama: Childerich.
Game: Suikoden V.
Karakteristik: Haus darah, keji/kejam, berhati dingin, pemberani.
Gambar 2.2.7 Childerich
sumber: http://www.creativeuncut.com/gallery-08/s5-childerich.html
2.4.2.2 Sisi Baik
Berikut data karakter untuk Sisi Baik, sisi dalam diri Tomo yang ekspresif, berhati-hati, perhatian, kreatif. Data-data dibawah dapat digunakan sebagai referensi guna perancangan konsep visual (dari segi bentuk, espresi) untuk keperluan film animasi penulis:
Nama: Kronk.
Film: The Emperor’s New Groove.
Karakteristik: Kekar berbadan besar, tenang, bodoh, lembut, tampan.
Gambar 2.2.8 Kronk
sumber: http://www.cornel1801.com/disney/Emperors-New-Groove-2000/movie-film.html
Nama: Hercules.
Film: Hercules.
Karakteristik: Berani, jujur, heroik.
gambar 2.2.9Hercules
sumber :http://images6.fanpop.com/image/photos/36100000/Walt-Disney-Characters-image-walt-disney-characters-36106422-5760-3240.jpg
gambar 2.2.10 Hercules dan Meg
sumber: http://3.bp.blogspot.com/-namhytdtawg/UC5CDB-y38I/AAAAAAAAhlM/qwGnljDgyrw/s400/hercules%2B1997%2Bdisney.png
2.5 Referensi Visual dan Studi existing
2.5.1 Studi Cerita
Referensi pertama yang bisa diambil dari segi cerita yaitu film animasi pendek A Gentleman’s Duel oleh Blur Studio. Dalam film animasi pendek ini, dua orang pria bangsawan bertarung dengan menggunakan robot untuk memperebutkan sang wanita yang ditemani oleh seorang pelayan. Walaupun pada akhirnya kedua pria tersebut kabur, karena mengira wanita itu meninggal tertimpa reruntuhan batu akibat pertarungannya, padahal wanita itu masih hidup dibalik semak semak bersama seorang pelayan.
Gambar 2.3.1 A Gentleman’s Duel
sumber: http://etheremporium.pbworks.com/w/page/10454222/A%20Gentlemen%27s%20Duel
Untuk studi yang kedua dapat mengambil referensi dari film A Fox Tale, bercerita tentang seekor rubah yang berubah wujud menjadi seorang gadis dan 2 orang pemburu. 2 orang pemburu tersebut saling bertengkar untuk memperebutkan gadis tersebut tanpa mengetahui bahwa sebenarnya gadis itu adalah rubah yang diburu oleh mereka.
Gambar 2.3.2 A Fox Tale
sumber: vimeo.com
http://www.furiamag.com/wp-content/uploads/2012/08/A-fox-tale-03.jpg
Referensi berikutnya dari film animasi Holy Monks, yang bercerita tentang seorang biksu yang memberikan tugas kepada 2 muridnya untuk mengambil seekor babi, dan yang menang boleh menikmati makan. Kedua murid itu pun berlomba-lomba dengan melompati batangan-batangan bambu untuk mendapatkan babi tersebut.
Gambar 2.3.3 Holy Monks
sumber:http://www.youtube.com/watch?v=jW1QCKz9sm0
Referensi selanjutnya dari film animasi pendek One Man Band oleh Pixar yang bercerita tentang 2 orang yang memperebutkan sebuah koin uang yang dibawa oleh seorang gadis kecil, dengan adu-aduan alat musik. Namun usaha keduanya gagal karena membuat anak tersebut menjatuhkan uang tersebut dan jatuh kedalam selokan. Sampai akhirnya anak tersebut mencoba memainkan sebuah biola yang diambilnya dari seorang pemain musik (untuk ganti rugi karena uang jatuh karena pertengkaran 2 orang pemain musik tersebut) yang bertengkar dan anak kecil itu pun dengan mudahnya mendapatkan sekantong uang dengan jumlah yang banyak.
Gambar 2.3.4 One Man Band
sumber: youtube.com
Dari beberapa studi/referensi yang didapat dan memiliki unsur cerita yang mirip dengan film animasi pendek yang dibuat oleh penulis, unsur yang ditonjolkan lebih mengarah kepada gerakan dan unsur-unsur fantasi serta unsur sci-fi, seperti pada a gentleman's duel, yang biasanya dilakukan dengan adu pistol, tapi dalam film tersebut dilakukan dengan menggunakan robot raksasa. Begitupun pada film animasi A Fox Tale yang memiliki unsur fantasi pada perubahan rubah dan keterampilan 2 orang tersebut dalam berkelahi menggunakan elemen petir dan menjadikan batu sebagai senjata. Akan tetapi yang paling jelas dalam referensi yang ada fokus kepada gerakan yang menarik, karakter masing-masing tokoh yang kuat dan juga ekspresi sebagai pendukung penyampaian bahasa visual.
2.5.2 StudiArt Direction
Dalam studi ini, penulis mencari dan mengambil referensi yang sudah ada, yang nantinya dikira dapat digunakan untuk membantu menjadi rujukan penulis dalam bagaimana menyajikan gambar yang indah, bermakna seperti dengan staging objek dan komposisi gambar, lighting¸ dan camera angle.
Gambar 2.3.5 Referensi lighting dan komposisi
sumber: http://digital-art-gallery.com/picture/16920
Gambar 2.3.6 Referensi camera angle and movement
sumber:http://www.youtube.com/watch?v=JSwPdqQbQEk
Gambar 2.3.7 Angle camera dari film A Gentlemen's Duel
sumber: http://www.youtube.com/watch?v=FXET1kvEOAY
Dari referensi yang diambil dapat diteliti bahwa camera angle yang digunakan di film-film referensi penulis memiliki pergerakan yang berani dan angle yang tidak "tanggung".
2.5.3 Bentuk
Untuk bentuk yang digunakan dalam film animasi pendek penulis, lebih ditekankan kepada bentuk yang ikonik.
Gambar 2.3.8 Scott McCloud The Big Triangle
sumber: Understanding Comics
H
al ini dikarenakan pada pembentukan karakter ikonik, penulis dapat menyampaikan suatu informasi yang maknanya sama dengan realistik namun mengurangi banyak detail sehingga lebih mudah diingat. Karakteristik dari karakter tidak dihilangkan, sehingga menjadi suatu ciri khas atau unsur pembeda. Untuk bentuk dari ketiga karakter itu, penulis mengambil referensi dari foto-foto kakek lansia.
Gambar 2.3.9 Affandi dan Yusuf Bilyarta Mangunwijaya
sumber: http://hadichannel.files.wordpress.com/2012/08/yb-mangun-en.jpg?w=710
http://i1.ytimg.com/vi/7-BnbmQ6t64/0.jpg
Dalam penggunaan warna pada karakter, penulis terinspirasi dari warna Yin Yang dan kain poleng yang berwarna hitam putih yang melambangkan keseimbangan dalam kehidupan. Selain karena mendukung konsep penulis, hal tersebut juga karena dilihat dari psikologi warnanya, yaitu putih yang melambangkan kesucian, kebaikan sedangkan hitam yang memberi kesan agresif. Kedua warna tersebut cocok dengan karakteristik masing-masing tokoh. Sedangkan warna pakaian kakek yang berwarna biru untuk melambangkan ketenangan.
2.6 Analisa SWOT
Strength:
Mengandalkan kegemaran remaja akan film dan fungsi film itu sendiri sebagai media seni dan dapat memberikan pesan, dengan tema yang sederhana dan cerita dengan unsur komedi yang disukai masyarakat Indonesia sehingga menarik dan sangat membantu untuk membuat visual yang menghibur, dan pesan yang mudah untuk diterima. Cerita sangat erat dengan kehidupan sehari-hari. Dan dengan tema yang umum, banyak referensi yang dapat dijadikan acuan dalam perancangan.
Weakness:
Film tanpa dialog, sehingga semakin sulit untuk menyampaikan pesan.
Opportunity:
Dapat menjadi media pengingat untuk selalu menjaga perbuatan dan sikap. Masih jarang animasi lokal yang memiliki genre action comedy dan belum begitu berhasil dalam bidang gerak.
Threat:
Banyak film yang memiliki tema serupa.
3
Dostları ilə paylaş: |