Bab IV hasil penelitian



Yüklə 457,08 Kb.
səhifə3/8
tarix08.01.2019
ölçüsü457,08 Kb.
#91828
1   2   3   4   5   6   7   8

dan (ekstensi)

Bunga Citra Lestari.

Anak Kalimat

Dalam kalimat diatas penulis menyebutkan salah satu tokoh musisi yang berpartisipasi dalam pembuatan lagu Andien. Penulis menggunakan ekstensi “dan” untuk menggambarkan bahwa Melly Goeslaw tidak hanya bekerja dengan Rossa namun ia telah bekerja juga dengan Bunga Citra Lestari.

Tapi di album ini saya tantang diri saya dan (konjungsi) Melly untuk menciptakan lagu pop

yang (konjungsi)

tetap terdengar seperti Andien.

Itulah (konjungsi)



yang bisa didengan dari lagu Let it be my Way”, paparnya

Setelah itu pada kalimat berikutnya, terdapat kata “tapi”, kata tersebut merupakan konjungsi setara yang menyatakan perlawanan yang mengacu pada kalimat sebelumnya, bahwa album yang dibuat oleh Narasumber berbeda dengan lagu yang biasa dinyanyikan oleh para penyanyi pop. Kalimat tersebut kemudian dilanjuti dengan ekstensi dan elaborasi yang ditujukan untuk mendeskripsikan lagu sang narasumber, hal ini juga dapat dilihat dengan penggunaan demonstrativa (kata tunjuk) “itu” pada anak kalimat yang merujuk pada kalimat sebelumnya, yaitu lagu yang tetap terdengar seperti Andien. Penulis mencoba untuk memberikan gambaran kepada pembaca terhadap album baru Andien, Hal ini dapat dilihat dari bagaimana sang penulis mengutip perkataan sang narasumber. Bila sebelumnya penulis hanya memasukan beberapa kutipan tidak langsung, dalam paragraf ini penulis memberikan kutipan langsung dari sang narasumbernya.



  1. Analisis Representasi dalam Rangkaian Antarkalimat

Dalam analisis representasi tingkat antarkalimat, akan dilihat bagian atau kalimat mana yang lebih menonjol dibandingkan dengan bagian yang lain dalam suatu rangkaian antarkalimat. Analisis representasi tingkat antarkalimat berhubungan dengan bagaimana penyusunan dan perangkaian dua kalimat atau lebih. Salah satu hal yang terpenting ialah apakah narasumber dianggap mandiri ataukah ditampilkan untuk memberi reaksi dalam wacana. Rangkaian antarkalimat menunjukkan makna yang ingin ditampilkan kepada khalayak. Menurut Fairclogh, terdapat tiga bentuk bagaimana pernyataan ditapilkan dalam sebuah wacana, yang pertama dengan mengutip secara langsung apa yang dikatakan oleh narasumber, kedua dengan meringkas inti yang disampaikan oleh sang narasumber (termasuk kutipan tidak langsung) dan ketiga melalui evaluasi, dimana pernyataan sang narasumber diebaluasi kemudian ditulis ke dalam berita. (Eriyanto 2009: 296) Melalui pengutipan pernyataan atau pendapat dapat dideteksi apakah wartawan ingin menampilkan pendapat seorang narasumber (partisipan) sebagai ide yang dominan untuk memperkuat pendapat sang penulis, ataukah pendapat narasumber tersebut justru ditampilkan bukan untuk dijadikan acuan namun hanya untuk dikomentari.

Tabel 4.4 Representsi Kombinasi Antar kalimat HTH Januari 2015

sumber : hasil penelitian



Posisi

Teks

Jenis Representasi

Paragraf 2 Kolom 1

Mendengar nama Andien, benak langsung mengingatnya sebagai penyanyi jazz atau bossa nova dengan karakteristik suara yang khas. Begitu pula yang dirasakan perempuan kelahiran 25 Agustus 1985 ini. “Dari kecil saya selalu suka musik bossa nova dan jazz standar. Jenis musik ini bisa didengar di album pertama saya…….. “

Saling mendukung

Transisi : hubungan perbedaan dan perbandingan



begitu pula

Paragraf 5

Kolom 3


Paragraf 6 Kolom 4

Album yang sudah diluncurkan pada pertengahan Desember lalu ini juga merupakan hadiah buat Andien sebelum menginjak usia ke 30.

Setelah meluncurkan album barunya ini, Andien punya kabar gembira yang lain. Andien dan kekasihnya tengah merencanakan pernikahan pada tahun 2015 ini.

Saling mendukung

Transisi : ringkasan



Setelah


Paragraf 7

Kolom 5


Saya sebenarnya sudah kenal Irfan sejak saya masih duduk di bangku SMA. Ketika saya merayakan ulang tahun saya yang ke-17, dia menjadi pihak penyelenggara atau event organizer sekaligus disc jokey pada acara tersebut.’ tutur Andien mengenang pertemuan pertama dengan kekasihnya yang juga seorang penggiat olahraga sepeda dan juga fotografi.

Transisi : tambahan

Juga

Paragraf 9

Kolom 4


Awal tahun ini saya memang lagi tergila-gila dengan olahraga di gym. Alhasil bentuk tubuh saya menjadi sedemikian bulky. Saya merasa bentuk tubuh yang kekar seperti ini tidak mencerminkan diri saya. Saya juga jadi merasa aneh ketika mengenakan gaun-gaun cantik dengan bentuk tubuh seperti itu. Akhirnya Irfan membantu saya mencarikan olahraga yang bisa mengurangi massa otot saya, tetapi tubuh saya tetap kencang. Pada bulan Februari yang lalu, kami menemukan olahraga freeletics.

Saling Mendukung

Transisi : hubungan waktu



Awal tahun ini

Transisi : hubungan akibat



Alhasil

Transisi : jadi

Transisi : ringkasan

Akhirnya



Paragraf 11

Kolom 5


Paragraf 12

Kolom 6


Untuk pernikahan diakui Andien kalau mereka belum sempat memikirkan lebih detail. “Besok saya baru mau lamaran” ujar Andien saat kami wawancarai di akhir bulan November lalu. “Tapi kalau boleh berangan-angan sih, saya ingin pernikahan kami nanti di alam terbuka. Di gunung mungkin dengan keluarga dan kerabat terdekat” papar Andien

Hal ini bukan berarti keduanya lantas menolak untuk mengadakan pesta di gedung mewah dengan interior yang glamor.

Transisi : pertentangan

Tapi

Transisi : perbedaan dan perbandingan



Hal ini

Paragraf 12

Kolom 6


“Bayangkan saja, hampir setiap minggu saya bernyanyi di pesta pernikahan yang mewah dan Irfan juga memotret untuk wedding yang spektakuler. Kalau saya dan Irfan harus mengulangi hal itu lagi di acara pernikahan kami, takutnya rasanya seperti sedang bekerja” ujar Andien sambil tergelak, menutup perbincangan seru kami siang itu.

Saling mendukung

Transisi : menyatakan pengandaian



Kalau

Penelitian ini akan dimulai dengan paragraf kedua. Pada paragraf 2 kolom 1 penulis menyatakan bahwa setiap ia mendengar nama Andien maka ia akan langsung teringat akan Andien yang seorang penyanyi jazz atau bossa nova, hal ini kemudian ia lanjutkan pada kalimat selanjutnya dengan pembubuhan kata "begitu pula" yang menunjukkan adanya perbandingan yang dilakukan penulis. Penulis membandingkan pikirannya (bahwa Andien identik dengan jazz) dengan tanggapan sang narasumber, dalam hal ini Andien sendiri. Hasil dari perbandingan tersebut menunjukkan adanya pikiran yang sama, bahwa seorang Andien identik dengan ciri seorang penyanyi Jazz, hal ini didukung dengan kutipan dari sang narasumber yang menceritakan bahwa sedari kecil ia telah bernyanyi jazz atau bossa nova, sehingga Andien secara tidak langsung menyetujui kalimat yang merefleksikan dirinya sebagai penyanyi jazz.

Pada paragraf enam dan lima, kembali menemukan transisi yang saling mendukung. Pada paragraf kelima, penulis menjabarkan mengenai album yang telah dikeluarkan oleh Andien pada desember lalu. Kemudian pada paragraf keenam penulis menggunakan kata “setelah” atau kata bakunya “telah” dalam KBBI diartikan sebagai suatu kata yang mendeskripsikan akan perbuatan yang telah selesai atau lampau. Kata “setelah” yang digunakan penulis mengacu pada ringkasan kejadian yang terjadi pada bulan Desember lalu, yaitu peluncuran album baru Andien.

Pada paragraf 9 kolom 4, ditemukan adanya penggambaran sang narasumber yang dilakukan oleh sang penulis. Dalam paragraf ini, penulis menunjukkan adanya hubungan waktu dengan menggunakan kata “awal tahun ini” yang kemudian pada awal kalimat berikutnya terdapat kata “alhasil”. Dalam KBBI kata “alhasil” di artikan sebagai kata penghubung antarkalimat untuk menandai kesimpulan, kata “alhasil” menunjukkan adanya hubungan akibat. Hubungan akibat ini merefleksikan mengenai apa yang terjadi pada “awal tahun ini” pada kalimat sebelumnya. Pada kalimat sebelumnya sang narasumber menjelaskan bahwa ia sedang sangat menyukai berolahraga di gym yang kemudian memberikan akibat tubuhnya yang berubah menjadi berbentuk kekar. Kemudian, masih dalam kutipan perkataan sang narasumber, terdapat kata “jadi” yang merupakan frasa transisi yang mendukung kalimat sebelumnya, bahwa tubuh kekar tidak mencerminkan diri Andien. Setelah itu terdapat kata “akhirnya” yang menjadi ringkasan kejadian yang dialami oleh sang narasumber atau sebagai pengambilan keputusan yang dilakukan oleh narasumber, dengan pengambilan keputusan untuk mencari olahraga lain yang dapat mengurangi bentuk otot Andien. Pengungkitan akan hobi olahraga Andien ini juga sebelumnya telah dibahas pada paragraf 6 kolom 4 dimana penulis menyebutkan

..” tutur perempuan yang memiliki hobi berolahraga pilates ini.

Pada paragraf tersebut, terlihat jelas bahwa sang penulis ingin memberikan deskripsi narasumber yang berbeda-beda, setelah pada paragraf awal artikel sang penulis telah menggambarkan Andien sebagai seorang penyanyi Jazz, dan mulai pada paragraf 6 kolom 4 penulis mengungkit hobi olahraga yang dimiliki Andien. Hal ini kemudian dibahas lagi oleh sang penulis pada paragraf 7 kolom 5, dimana penulis lagi-lagi memberikan deskripsi mengenai narasumber setelah mengutip sang narasumber

.” tutur Andien mengenang pertemuan pertama dengan kekasihnya yang juga seorang penggiat olahraga sepeda dan juga fotografi.

Kata “juga” dalam kalimat tersebut selain digunakan untuk mendeskripsikan kekasih sang narasumber namun kata tersebut berkaitan terhadap kalimat sebelumnya yang terletak pada paragraf 6 kolom 4.

Pembahasan selanjutnya kemudian menjelaskan tentang kaitan “cinta” yang disinggung pada subjudul. Pada paragraf ini penulis mengutip narasumber mengenai rencana pernikahan yang akan dilakukan oleh sang narasumber. Dalam paragraf 11 Kolom 5 terdapat kata “tapi” yang menunjukkan adanya pertentangan yang terdapat dalam kalimat sebelumnya, dalam kalimat sebelumnya penulis menuturkan bahwa Andien belum mempunyai rencana yang rinci mengenai pernikahannya, kemudian penulis mengutip ucapan sang narasumber yang menandakan adanya pertentangan yang bertolak belakang dengan deskripsi sang penulis. Walaupun sang narasumber digambarkan belum memikirkan secara detail mengenai pernikahannya, penggunaan kata “tapi” diikuti dengan kutipan narasumber yang menyatakan bahwa ia sudah mempunyai suatu gambaran atau suatu keinginan akan bagaimana pernikahannya nanti. Kemudian pada paragraf 12 kolom 6 terdapat frasa transisi yang menyatakan adanya perbedaan dan perbandingan, yaitu dengan penggunaan kata “hal ini”. Penggunaan kata “hal ini” masih mengacu pada kalimat sebelumnya, yang mendeskripsikan keingan sang narasumber untuk melakukan pernikahan di alam terbuka, kemudian penulis membandingkan pendapat sang narasumber mengenai ide pernikahan di sebuah gedung, yang pada kalimat tersebut digambarkan oleh sang penulis bahwa sang narasumber tidak menolak hal tersebut.

Namun, masih pada paragraf dan kolom yang sama, pada kalimat ketiga yang dikutip langsung dari narasumber, menyatakan sebuah pertentangan terhadap kalimat pertama yang terdapat dalam paragraf keduabelas tersebut. Pada kalimat keempat, terdapat kata “kalau” yang menyatakan sebuah pengandaian, sang Narasumber membuat sebuah penggambaran bila ia melakukan pernikahan disebuah gedung mewah yang kemudian diikuti dengan sebuah komentar yang menyatakan bahwa ia tidak begitu menyukainya karena akan “terasa seperti sedang bekerja”. Pengandaian tersebut menjelaskan mengenai kalimat sebelumnya, yang menceritakan bahwa sang narasumber dan juga pasangannya sering bekerja di sebuah pernikahan mewah. Kalimat kutipan tersebut menjadi kalimat penutup untuk artikel “Sambut Tahun Baru dengan Rencana Bahagia Andien Aisyah Hadiahi Diri dengan Musik dan Cinta”

Pada paragraf ini dapat terlihat bahwa penulis mencoba untuk memberikan pendapatnya mengenai pernikahan tersebut kepada sang narasumber, hal ini dapat dilihat dengan munculnya kalimat yang membahas mengenai ide melakukan pernikahan di dalam gedung mewah, penggunaan kata “hal ini” sebagai perbedaan dan perbandingan dalam kalimat pertama paragraf 12 kolom 6 memberikan sebuah pandangan yang berbeda dengan apa yang sebelumnya telah dikutip oleh sang penulis yang menyatakan bahwa sang narasumber ingin melalukan pernikahan di alam terbuka.



  1. Relasi

Pada analisis relasi, akan mencoba untuk menjelaskan bagaimana partisipan dalam media dihubungkan dan ditampilkan dalam teks. Fairclough membagi tiga partisipan utama dalam media yaitu wartawan (termasuk reporter, redaktur), khalayak media, dan paritisipan publik (tokoh masyrakat, artis). Pada bagian ini hal yang dianalisis ialah hubungan relasi dalam teks yang berjudul artikel “Sambut Tahun Baru dengan Rencana Bahagia Andien Aisyah Hadiahi Diri dengan Musik dan Cinta” yang diambil dari rubrik heart to heart majalah HELLO! edisi Januari 2015

Pada teks ini partisipan publik yang dilibatkan ialah sang narasumber yang menjadi topik utama artikel tersebut. Penulis tidak melibatkan dan juga tidak menyinggung adanya partisipan publik yang lain dalam wacana tersebut.

Hubungan penulis dengan partisipan publik terlihat positif, hal ini dapat dilihat akan penggambaran penulis terhadap sang tokoh yang terkesan positif serta memuji. Hal tersebut dapat terlihat pada kalimat

Mendengar nama Andien, benak langsung mengingatnya sebagai penyanyi jazz atau bossa nova dengan karakteristik suara khas (paragraf 2 kolom 1)

Selain itu, terlihat adanya hubungan antara penulis dengan partisipan publik yang cenderung memuji sang partisipan publik, berdampak pada hubungan penulis terhadap khalayak media. Dalam artikel tersebut adanya kecenderungan sebuah penanaman gagasan yang terdapat dalam artikel, penulis mencoba untuk mempengaruhi khalayak media dengan terus menerus memberikan gambaran positif dan memuji sang partisipan publik.



  1. Identitas

Fairclough melihat bagaimana wartawan ditampilan dan dikonstruksi dalam teks berita sebagai suatu pengambilan identitas. Analisis identitas ini melihat bagaimana identitas sang wartawan atau penulis yang tercermin melalui konstruksi relasi yang sebelumnya sudah dibahas. Bagaimana sang wartawan menempatkan dirinya dalam artikel tersebut.

Dalam artikel berjudul artikel “Sambut Tahun Baru dengan Rencana Bahagia Andien Aisyah Hadiahi Diri dengan Musik dan Cinta” yang diambil dari rubrik heart to heart majalah HELLO! edisi Januari 2015 penulis mengidentifikasi dirinya sebatas sebagai penyampai pesan dan juga pembentuk opini. Hal ini dilihat dari bagaimana sang penulis menggambarkan sang narasumber. Tidak hanya sang penulis mencoba untuk membangun sebuah pandangan bahwa sang narasumber ialah penyanyi jazz yang hebat, namun sang penulis juga mencoba untuk membangun sisi yang berbeda dari sang narasumber. Hal ini dilihat dari bagaimana sang penulis terus menerus mengungkit mengenai hobi olahraga sang narasumber. Bahkan sebelum adanya kutipan dari sang narasumber yang menyatakan bahwa dirinya hobi berolahraga, sebelumnya sang penulis sudah memberikan deskripsi bahwa sang narasumber senang melakukan aktivitas olahraga. Kalimat tersebut terdapat pada paragraf 6 kolom 4

Insyaallah tahun 2015 ini saya menikah, jadi doakan semuanya lancar ya” tutur perempuan yang memiliki hobi berolahraga pilates ini.

Selain itu, terdapat kutipan yang dicantumkan oleh penulis cenderung menjadi sebuah pendukung akan pernyataan yang dibuat oleh penulis, hal tersebut dapat dilihat pada paragraf 4 kolom 2 :



Walaupun terdengar sederhana, bagi Andien membuat album pop untuk dirinya sendiri bukanlah hal yang mudah. Ia harus mendengarkan lagu-lagu populer hari ini untuk mendapatkan insight yang positif dalam albumnya. “Playlist musik di gadget saya tidak pernah berubah, saya hanya mendengarkan lagu-lagu era 20-an hingga 90-an. Saya bahkan kurang tahu tentang lagu-lagu dari Katy Perry dan penyanyi yang tengah populer lainnya. Tapi, Nikita Dompas, sebagai music director saya meminta saya untuk mendengarkan beberapa lagu tersebut. ……”

Penempatan kalimat kutipan yang diletakkan dibelakang pernyataan (kutipan tidak lagsung) membuat sebuah gambaran bahwa Andien mendukung pernyataan yang telah disebutkan oleh sang penulis.



        1. Rubrik Heart to Heart Edisi Februari 2015

  1. Representasi

  1. Analisis Representasi Wacana Dalam Anak Kalimat

Dalam analisis representasi di tingkat anak kalimat, analisi akan dilakukan terhadap pilihan kata dan tata bahasa yang dapat menunjukkan pandangan penulis (reporter/wartawan) yang melatar belakanginya. Terhadap teks yang berjudul “Belajar Dari Masa Lalu Ben Kasyafani Tak Gentar Hadapi Masa Depan Kehidupan Cintanya” yang diambil dari rubrik heart to heart majalah HELLO! edisi Februari 2015

Tabel 4.5 Representasi Anak Kalimat HTH Februari 2015

Sumber : hasil penelitian



Posisi

Teks

Jenis Representasi

Paragraf 1 Kolom 1

Namun akhirnya mantan VJ MTV ini menyediakan waktunya bagi Tim HELLO! Indonesia, dan menuturkan bagaimana kehidupan cinta setelah semua hal yang dijalaninya

Tata Bahasa : Tindakan

  1. Mantan : bekas pemangku jabatan (kedudukan)

  2. Menuturkan : (1) mengucapkan; melafalkan; (2) menyebutkan; (3) menceritakan; mempercakapkan

  3. Kehidupan : cara (keadaan, hal) hidup

  4. Cinta : (1) suka sekali; sayang benar; (2) kasih sekali; terpikat

Paragraf 2 Kolom 1

Ben Kasyafani, sosok aktor tampan dan juga ramah ini tersenyum simpul saat ditanyakan mengenai pandangannya mengenai cinta setelah melewati masa-masa getir yang dialaminya beberapa waktu yang lalu.

Tata Bahasa : Proses Mental

  1. Ramah : baik hati dan menarik budi bahasanya; manis tutur kata dan sikapnya; suka bergaul dan menyenangkan dalam pergaulan

  2. Tersenyum : memberikan senyum

  3. Simpul : ikatan pada tali atau benang

  4. Melewati : (1) lewat dari; melampaui; (2) lewat di; menempuh; melalui

  5. Masa : (1) waktu; ketika; saat; (2) jangka waktu yang agak lama terjadinya suatu peristiwa penting

  6. Getir : (1) rasa pahit agak pedas, (2) susah dan sengsara

Paragraf 5

Kolom 1


“…..Banyak orang yang juga merasa bahwa perasaan mereka menjadi berkurang, ada kobaran api asmara yang lambat laun memudar, bahkan beberapa merasakan hal itu menghilang,” papar Ben lagi

Tata Bahas : Proses Mental

  1. Kobaran : nyala

  2. Api : (1) panas dan cahaya yang berasal dari sesuatu yang terbakar; nyala; (2) kebakaran; (3) perasaan yang menggelora; semangat

  3. Asmara : perasaan senang kepada lain jenis (kelamin); (rasa) cinta;

  4. Lambat : (1) perlahan-lahan (geraknya, jalannya, dsb); tidak cepat; (2) memerlukan waktu banyak

  5. Laun : lambat; perlahan; pelan-pelan

  6. Memudar : menjadi pudar; menjadi suram

Paragraf 6

Kolom 2


Melewati berbagai macam tahapan dalam kehidupan cintanya, Ben mengatakan bahwa banyak sekali hal yang ia pelajari.

Tata Bahasa : Keadaan

  1. Berbagai : (1) mempunyai persamaan; berbanding; bertara; (2) bermacam-macam; berjenis-jenis

  2. Macam : (1) jenis; rupa; (2) cara; (3) (se)bagai; seperti

  3. Tahapan : tingkatan; jenjang

Paragraf 7

Pria yang menyelesaikan pendidikan tingginya di Fakultas hukum Universitas Pelita Harapan ini mengatakan bahwa ia memfokuskan kegiatannya saat ini hanya untuk beribadah, membesarkan sang buah hati dan bekerja.

Tata Bahasa : Metafora

  1. Pendidikan : Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses; perbuatan mendidik

  2. Tinggi : (1) jauh jaraknya dari posisi sebelah bawah (2) panjang (3) sudah agak jauh ke atas (4) luhur; mulia (5) yang sebelah atas (5) sudah jauh pada tingkatan atas

  3. Buah : (1) bagian tumbuhan yg berasal dr bunga atau putik (biasanya berbiji): (2) kata penggolong bermacam-macam benda: (3) pokok; bahan: (4) hasil

  4. Hati : (1) jantung hati; 2 kekasih yg tercinta;

Paragraf 8

Kolom 3


Terlebih dalam hidup ini saya juga sudah mengalami satu hal yang menjadi pelajaran yang sangat berharga dalam hidup.

Tata Bahasa : Proses Mental

  1. Pelajaran : (1) yang dipelajari atau diajarkan; (2) latihan

  2. Sangat : (1) terlebih-lebih (halnya, keadannya); amat; terlalu; (2) payah; teruk; (3) sungguh-sungguh

  3. Berharga : (1) (barang) yang tinggi nilainya dan mahal harganya; (2) berguna; bermanfaat

(KBBI.com)

Paragraf 9

Sekarang ini saya mencoba untuk lebih memperbaiki diri supaya menjadi orang yang lebih baik.” tegas Ben.

Tata Bahasa : Tindakan

  1. Memperbaiki : (1) membetulkan (kesalahan, kerusakan); (2) menjadikan lebih baik (bagus, rapi);

  2. Diri : (1) orang seorang (terpisah dari yang lain); badan; (2) tidak dengan yang lain; (3) dipakai sebagai pelengkap beberapa kata kerja untuk menyatakan bahwa penderitanya atau tujuannya adalah badan sendiri

  3. Lebih : (1) lewat dari semestinya; (2) bertambah; semakin;

  4. Baik : (1) elok; patut; teratur; (2) mujur; beruntung; menguntungkan; (3) berguna; manjur; (4) tidak jahat; jujur; (5) sembuh; pulih; (6) selamat (tidak kurang suatu apa); (7) selayaknya; sepatutnya

Paragraf 14

Ia telah melalui satu perjuangan sendiri untuk bisa memisahkan antara perasaan, logika dan juga pendapat banyak orang.

Tata Bahasa : Keadaan

  1. Perjuangan : (1) perkelahian (merebut sesuatu); peperangan; (2) usaha yang penuh kesukaran dan bahaya

(kamusbahasaindonesia.org)

  1. Sendiri : (1) seorang diri; tidak dengan orang lain; (2) tidak dibantu (dipengaruhi) orang lain

Pada representasi di tingkat anak kalimat, hal yang dianalisis ialah pilihan kata, metafora, dan tata bahasa yang menunjukkan pandangan penulis teks terhadap wacana heart to heart edisi Januari. Teks berjudul “Belajar Dari Masa Lalu Ben Kasyafani Tak Gentar Hadapi Masa Depan Kehidupan Cintanya” yang diambil dari rubrik heart to heart majalah HELLO! edisi Februari 2015. Analisis kosakata, metafora maupun tata bahasa akan dilakukan secara bersamaan karena memiliki keterkaitan secara sintaksis dan semantis. Hal ini dilakukan karena kosakata, metafora, maupun tata bahasa dapat saling menunjang satu sama lain dalam merepresentasikan sesuatu, yang dalam penelitian ini adalah mengenai wacana tertentu di dalam pemberitaan artikel heart to heart. Pada teks “Belajar Dari Masa Lalu Ben Kasyafani Tak Gentar Hadapi Masa Depan Kehidupan Cintanya” analisis akan dimulai dari paragraf pertama.

Pada paragraf pembuka ini, penulis telah memberikan suatu arahan mengenai apa yang akan dibahas dalam wacana tersebut, selain itu pada awal kalimat tersebut penulis juga menggambarkan sosok atau jati diri sang narasumber dengan menggunakan posisi yang pernah diduduki oleh sang narasumber. Pada paragraf pertama kolom 1, terdapat kalimat :



Namun akhirnya mantan VJ MTV ini menyediakan waktunya bagi Tim HELLO! Indonesia, dan menuturkan bagaimana kehidupan cinta setelah semua hal yang dijalaninya

Kata “mantan” dalam KBBI mempunyai arti sebagai “bekas pemangku jabatan (kedudukan)” dalam hal ini kata “mantan” menjelaskan jabatan yang sebelumnya pernah dimiliki oleh sang narasumber, yaitu sebagai seorang VJ MTV. VJ merupakan kepanjangan dari video jockey atau joki video, VJ adalah seseorang yang mengenalkan dan memainkan video musik di Televisi musik komersial, dalam hal ini di stasiun televisi MTV yang memang salah satu stasiun televisi yang lumayan terkenal dan bisa dikatakan bergengsi dalam dunia hiburan. Pada kalimat awal tersebut, penulis mencoba untuk memperkenalkan narasumber dari status jabatan yang pernah ia miliki. Lalu terdapat kata “menuturkan”, dalam KBBI kata tersebut memiliki arti sebagai “mengucapkan, melafalkan,” atau “menyebutkan”, dalam kalimat tersebut dapat dilihat gambaran yang dibuat oleh penulis, bahwa sang narasumber mengucapkan hal-hal yang akan disampaikannya kepada penulis secara langsung (tanpa perantara orang)

Dalam kalimat selanjutnya, penulis menggunakan majas personafikasi, majas ini membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia, kata “kehidupan” dalam KBBI mempunyai arti sebagai “cara (keadaan) hidup”, sedangkan “cinta” dalam KBBI di jelaskan sebagai “perasaan suka sekali” atau “benar-benar sayang”. Dalam kalimat tersebut penulis menggambarkan “cara hidup rasa sayang” sang narasumber. Peneliti melihat penggunaan majas personifikasi ialah untuk memberikan kesan dramatis, menggambarkan bagaimana sang narasumber menghidupkan rasa sayangnya yang dalam.

Dalam paragraf kedua kolom satu, penulis kembali mencoba menggambarkan sosok sang narasumber, hal ini dapat dilihat dari kalimat berikut :



Ben Kasyafani, sosok aktor tampan dan juga ramah ini tersenyum simpul saat ditanyakan mengenai pandangannya mengenai cinta setelah melewati masa-masa getir yang dialaminya beberapa waktu yang lalu.

Selain penulis mencoba menggambarkan penampilan sang narasumber, namun dapat dilihat bahwa penulis juga menggambarkan karakter sang narasumber. Kata “ramah” dalam KBBI diartikan sebagai “baik hati dan menarik budi bahasanya” atau “manis tutur kata dan sikapnya”. Dalam hal ini sang penulis memberikan penjelasan bahwa sang narasumber ialah seseorang yang mempunyai budi bahasa yang baik dan sikap serta ucapan yang manis, hal ini kemudian diperkuat dengan penggunaan kata “tersenyum simpul”. Dalam KBBI “tersenyum” mempunyai arti sebagai “memberikan senyum” namun arti dari kata “simpul” sendiri ialah “ikatan pada tali atau benang. Kedua kata tersebut bila digabungkan dalam KBBI mempunyai arti sebagai “senyum yg menunjukkan kesenangan, kesayangan, dan kegembiraan hati; tersenyum sedikit;”

Penulis memberikan gambaran bahwa sang narasumber merupakan seseorang yang ramah meskipun ketika penulis menanyakan mengenai hal yang bersifat sedikit kelam bagi sang narasumber, yang dijelaskan pada kata-kata berikutnya. “Masa” dalam KBBI diartikan sebagai “waktu” atau “jangka waktu yang agak lama terjadinya suatu peristiwa yang penting” dan kata “getir” dalam KBBI memiliki arti sebagai “rasa pahit agak pedas” atau “susah dan sesangsara” Penulis menjelaskan bahwa hal yang akan diungkit ialah sebuah peristiwa yang sudah terjadi (agak lama) yang memberikan rasa pahit atau membuat sang narasumber susah atau sengsara. Penggambaran karakter dan respon narasumber yang bersifat positif dinilai sangat bertolang belakang dengan apa yang akan diungkapkan. Dalam hal ini dapat terlihat bahwa sekali lagi penulis memberikan kesan “dramatisi” pada penggunaan kata “getir”

Dalam representasi berikutnya, kembali ditemukan adanya “dramatisasi” dalam penulisan, pada paragraf 5 kolom 1 dimana kalimat tersebut dituliskan :

“…..Banyak orang yang juga merasa bahwa perasaan mereka menjadi berkurang, ada kobaran api asmara yang lambat laun memudar, bahkan beberapa merasakan hal itu menghilang,” papar Ben lagi

Dalam KBBI, “kobaran” mempunyai arti sebagai “nyala” dan “api” diartikan sebagai “panas dan cahaya yang berasal dari sesuatu yang terbakar” atau “perasaan yang menggelora”, kedua kata tersebut kemudian diikuti dengan kata “asmara”, dalam KBBI “asmara” diartikan sebagai “perasaan senang kepada lain jenis”, dalam potongan kalimat tersebut sang penulis menggambarkan bahwa “perasaan senang terhadap lawan jenis yang menggelora layaknya panas yang berasal dari sesuatu yang terkabar”, kata “kobaran” sendiri biasa di asosiasikan dengan api yang nyalanya sangat besar, dalam hal ini “api” yang dimaksud ialah “perasaan terhadap lawan jenis” sehingga adanya unsur melebih-lebihkan, penulis mendeskripsikan asmara layaknya nyala api yang besar, adanya penggunaan majas metafora yang memberikan ungkapan berupa perbandingan analagis, asmara yang berkobar.

Selain itu, ditemukan juga penggunaan kata yang memiliki arti yang sama “lambat” dalam KBBI memiliki arti “perlahan-lahan” sedangkan “laun” dalam KBBI diartikan sebagai “lambat” atau “perlahan”, yang menjadikan kedua kata tersebut bila digabung mempunyai arti “lambat selambat-lambatnya”, dapat dilihat bahwa penulis mencoba menekan kan faktor “lambat” dengan menggunakan kedua kata yang mempunyai arti sama tersebut. Kata “lambat laun” kemudian diikuti dengan kata “memudar”, dalam KBBI “memudar” diartikan sebagai “menjadi pudar” atau “menjadi suram”. Dalam kalimat ini adanya kata yang bertentangan, asmara yang digambarkan penulis mempunyai kobaran api atau nyala api yang menggelora, namun selambat-lambatnya nyala api tersebut dapat berubah menjadi suram atau pudar.

Dalam paragraf 6 Kolom 2 kembali ditemukan adanya penggunaan kata yang memiliki arti yang sama, dimana hal tersebut dilakukan untuk memberikan suatu penekanan. “Melewati berbagai macam tahapan dalam kehidupan cintanya, Ben mengatakan bahwa banyak sekali hal yang ia pelajari. “

Dalam kalimat tersebut, penulis mencoba memberikan suatu gambaran yang berbeda mengenai kehidupan cinta sang narasumber, hal ini dilihat dari bagaimana penulis mendeskripsikan kehidupan cinta sang narasumber, yaitu dengan kata “berbagai macam tahapan”. Terdapat penggunaan kata yang serupa dalam gabungan kata tersebut, “berbagai” dalam KBBI diartikan sebagai “bermacam-macam” atau “berjenis-jenis” namun kemudian penulis mengikuti kata “berbagai” dengan kata “macam” yang dalam KBBI diartikan sebagai “jenis”, penulis mencoba menekankan bahwa terdapat banyak variasi ataupun jenis yang ada, “jenis” yang dimaksud ialah “jenis tahapan”, dalam KBBI “tahapan” diartikan sebagai “tingkatan”, dalam gabungan kata tersebut penulis menggambarkan bahwa sang narasumber telah melalui berbagai tingkata yang berbeda-beda, dan jenisnya tidak hanya satu namun banyak, hal ini dilihat dari penggunaan kata “berbagai” yang kemudian diikuti lagi dengan kata “macam” sehingga menciptakan suatu makna yang ganda.

Penggambaran akan “tahapan” yang telah dilalui sang narasumber kemudian berlanjut pada paragraf 8 kolom 3, disitu penulis kembali berfokus terhada pembelajaran kehidupan yang dialami oleh sang narasumber. Kalimat yang mengutip ucapan narasumber tersebut ialah :

“….Terlebih dalam hidup ini saya juga sudah mengalami satu hal yang menjadi pelajaran yang sangat berharga dalam hidup. Saya harus bisa mengambil hikmah dari semua kejadian yang berlalu, supaya saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi di masa mendatang.” ujar Ben dengan nada serius.

Dalam kalimat tersebut sang narasumber mengatakan bahwa ia telah mendapatkan “pelajaran yang sangat berharga”, dalam KBBI kata “pelajaran” diartikan sebagai “sesuatu yang dipelajari atau diajarkan” dan sesuatu tersebut dinilai oleh narasumber “sangat berharga”, dalam KBBI “berharga” diartikan sebagai “sesuatu yang memiliki nilai dan harga yang mahal”, narasumber seperti yang dikutip oleh penulis mengatakan bahwa ia mendapatkan sesuatu yang dipelajari dan hal tersebut memiliki nilai yang mahal atau bermanfaat. Kembali dilihat bahwa adanya penggambaran narasumber yang sama seperti pada paragraf 6 kolom 2, adanya pengulangan penggambaran narasumber ini menunjukkan bahwa sang penulis mencoba untuk membangun suatu citra mengenai narasumber, bahwa sang narasumber ialah seseorang yang sudah mengalami berbagai macam hal dan ia telah mendapatkan berbagai macam pelajaran yang berbeda dan juga bernilai dari pengalaman yang telah dilaluinya. Disini adanya sebuah kesan bahwa sang narasumber ialah seseorang yang “berpengalaman”

Pada kalimat yang terletak pada paragraf 7, terlihat adanya metafora yang digunakan oleh sang penulis.

Pria yang menyelesaikan pendidikan tingginya di Fakultas hukum Universitas Pelita Harapan ini mengatakan bahwa ia memfokuskan kegiatannya saat ini hanya untuk beribadah, membesarkan sang buah hati dan bekerja.

Penulis menggunakan kata "pendidikan tinggi" untuk mendeskripsikan universitas atau jenjang pendidikan yang dimiliki oleh sang narasumber. Kata dasar "tinggi" dalam KBBI memiliki arti sebagai "sesuatu yang sudah jauh pada tingkatan atas" alih-alih menggunakan kata "universitas" atau hanya kata pendidikan, penulis menjelaskan bahwa pendidikan yang telah ditempuh oleh sang narasumber ialah pendidikan yang sudah jauh pada tingkatan atas. Selain itu, penulis juga menggunakan metafora "buah hati" untuk menjelaskan anak sang narasumber. Kata dasar dari "buah" dan "hati" bila dilihat dalam KBBI tidak mengacu pada sebutan untuk anak sama sekali, namun ketika dua kata tersebut digabungkan "buah hati" dalam KBBI dimaknai sebagai "kekasih yang tercinta" atau "seseorang yang disayang". Disini penulis menggambarkan bahwa sang narasumber benar-benar menyayangi anaknya, penggunaan kata "buah hati" merefleksikan adanya sifat positif yang ditujukan pada hubungan sang narasumber dengan anaknya, adapun kesimpulan tersebut datang dari sang penulis. Bahwa penulis yang menginterpretasikan hal tersebut bukan dari kutipan sang narasumber.

Kemudian dalam paragraf 9 terdapat sebuah kalimat dukungan atas citra yang telah dibangun sebelumnya oleh penulis yang dikutip dari narasumber. Kalimat tersebut ialah : “Sekarang ini saya mencoba untuk lebih memperbaiki diri supaya menjadi orang yang lebih baik.” tegas Ben.

Pada awal wacana, penulis telah mendeskripsikan sosok narasumber sebagai seseorang yang memiliki watak yang ramah, kemudian pada kalimat di atas sang narasumber seperti yang dikutip oleh penulis, membicarakan mengenai perbaikan diri untuk menjadi lebih baik. “Memperbaiki” sendiri dalam KBBI mempunyai arti “membetulkan (kesalahan)” atau “menjadikan lebih baik” yang sebenarnya mempunyai makna yang tidak terlalu jauh dengan konsep “lebih baik” .Kata “diri” yang dimaksud oleh narasumber ialah ditujukan untuk diri nya sendiri, sesuai dengan KBBI kata “diri” digunakan sebagai “pelengkap beberapa kata kerja untuk menyatakan sang pelakunya atau tujuannya ialah badan orang yang berbicara tersebut”. Kemudian sang narasumber juga mengatakn ingin menjadi orang yang lebih baik. “Lebih” dalam KBBI diartikan sebagai “lewat dari semestinya” atau “bertambah” dan kata “baik” dalam KBBI diartikan sebagai “elok; patut; teratur”. Bila disimpulkan secara tidak langsung kutipan sang narasumber telah mendukung kalimat yang dibuat oleh penulis sebelumnya, bahwa ia telah mempunyai karakter yang ramah dan baik, dan kemudian pada kalimat ini sang narasumber mengatakan bahwa ia ingin menjadi lebih baik, bertambah baik atau lewat dari semestinya, yang artinya sebelumnya sang narasumber sendiri mengakui bahwa dirinya telah “baik” dan kini ia ingin memperbaiki diri “menjadikan diri yang lebih baik”

Sebagai paragraf akhir yang mengakhiri wacana ini, penulis merangkum akan apa saja yang sebelumnya telah dituturkan oleh penulis sesuai dengan ucapan sang narasumber. Dalam paragraf 14 penulis menyebutkan “Ia telah melalui satu perjuangan sendiri untuk bisa memisahkan antara perasaan, logika dan juga pendapat banyak orang.”

Penggunaan kata “perjuangan” sudah memiliki makna yang berbeda dari sebelumnya ketika penulis menggunakan kata “pengalaman”. “Perjuangan” dalam KBBI memiliki arti sebagai “usaha yang penuh kesukaran dan bahaya” disini penulis memberikan gambaran bahwa hal-hal yang dialami oleh narasumber bukanlah pengalaman biasa, namun hal yang telah dijabarkan dalam wacana tersebut merupakan usaha yang dilalui oleh narasumber yang penuh dengan kesukaran. Kata “sendiri” dalam KBBI dijelaskan sebagai “seorang diri” dan “tidak dengan orang lain” atau “tidak dibantu (dipengaruhi) orang lain”. Sehingga penulis mencoba menyimpulkan bahwa usaha yang penuh kesukaran dan bahaya yang telah dialami oleh narasumber merupakan usaha yang ia alami sendiri tanpa adanya campur tangan orang lain.

Dalam analisis representasi anak kalimat dilihat bahwa adanya sebuah gambaran akan sang narasumber yang ingin diperlihatkan oleh penulis. Adanya beberapa kata yang menggunakan penekanan dan pengulangan kata mengindikasikan bahwa sang penulis ingin memfokuskan pembaca terhadap suatu isu yang telah ia ciptakan, salah satunya ialah mengenai watak sang narasumber. Dari penggunaan tata bahasa serta metafora yang digunakan oleh penulis, dapat dilhat bahwa adanya unsur penekanan terhadap kata-kata tersebut.


  1. Yüklə 457,08 Kb.

    Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin