Bab IV hasil penelitian


Analisi Wacana Kombinasi Anak Kalimat



Yüklə 457,08 Kb.
səhifə4/8
tarix08.01.2019
ölçüsü457,08 Kb.
#91828
1   2   3   4   5   6   7   8

Analisi Wacana Kombinasi Anak Kalimat

Tabel 4.6 Representasi Kombinasi Anak Kalimat HTH edisi Februari 2015

Sumber : hasil penelitian



Posisi

Teks

Jenis Representasi

Pargraf 4

Kolom 1


Bagi pria penggemar klub sepak bola Manchester United ini cinta adalah hal yang harus dijaga, karena cinta bukanlah sesuatu yang bersifat kekal.


Saling mendukung

Transisi : mempertinggi



karena

Transisi : perpanjangan

Elaborasi : yang


Paragraf 12

“Salah satu hal yang paling saya syukuri saat ini adalah kenyataan bahwa saya bisa lebih mengerti dan dapat berpikir secara positif…..”

Saling Mendukung

Transisi : perpanjangan

Elaborasi : yang,

Ekstensi : dan



Pada representasi analisis wacana dalam kombinasi anak kalimat, penelitian akan dimulai dari paragraf 4 kolom 1. Dalam paragraf ini penulis kembali mengungkit mengenai persoalan “cinta” Hal ini dilihat dalam paragraf 4 kolom 1

Bagi pria penggemar klub sepak bola Manchester United ini cinta adalah hal yang harus dijaga,

anak kalimat



karena (konjungsi)

cinta bukanlah sesuatu yang (konjungsi) bersifat kekal.

Induk Kalimat

Dalam paragraf ini penulis kembali mengungkit mengenai kehidupan cinta sang narasumber dimana sang penulis lebih memfokuskan akan pandangan sang narasumber mengenai kata “cinta”. Elaborasi yang digunakan dalam paragraf tersebut berupa elaborasi yang sifatnya mempertinggi dan sebagai sebuah perpanjangan. Penggunaan kata sambung “karena” dibuat untuk menjelaskan kata “cinta adalah hal yang harus dijaga”, dalam kalimat tersebut induk kalimat justru terletak di belakang.

Kemudian pada paragraf 12, penulis menggunakan transisi perpanjangan yang saling mendukung



Salah satu hal yang (konjungsi) paling saya syukuri saat ini adalah kenyataan bahwa saya bisa lebih mengerti

induk kalimat



dan (konjungsi)

dapat berpikir secara positif…..”

anak kalimat

Dalam kalimat diatas, penggunaan kata “yang” dan kata “dan” ditujukan penulis untuk memperjelas maksud dari kata-kata yang dikutip oleh penulis dari narasumber. Dalam kalimat tersebut penggunaan konjungsi bersifat saling mendukung, menyatakan bahwa tidak hanya sang narasumber merasa bersyukur namun ia juga mempunyai pikiran yang positif.


  1. Analisis Wacana Representasi dalam Rangkaian Antar Kalimat

Tabel 4.7 Representasi Rangkaian Antar Kalimat HTH edisi Februari 2015

Sumber : hasil penelitian



Posisi

Teks

Jenis Representasi

Paragraf 2 Kolom 1



Ia mengaku bahwa hingga saat ini pandangannya tentang cinta tidak pernah berubah, baik dari saat ia mulai mengenal cinta hingga sekarang. “Urusan cinta, urusan hati dan segala hal yang berhubungan dengannya, saya pribadi merasa tidak pernah berubah. Dari awal saya mengenal kata cinta, menjalin hubungan dengan seseorang, menikah, pemahaman akan makna kata yang satu itu tidak berubah, namun justru berkembang,” ujar Ben mengawali perbincangan pagi itu.

Saling Mendukung

Transisi : hubungan waktu



Dari Awal


Paragraf 3

Kolom 1


Dulu awalnya hanya cinta kepada pasangan. Setelah menikah, jelas bentuk cinta saya berkembang menjadi cinta kepada seorang istri, dan yang terbaru bagi saya adalah cinta kepada anak. Ini adalah satu hal yang sama, namun bentuknya berbeda. Pada akhirnya, bagi saya makna cinta itu hanya satu…….”

Saling Mendukung

Transisi : hubungan waktu



Dari Awalnya

Setelah

Transisi : kesimpulan



Pada akhirnya

Paragraf 4

Kolom 1


Saat kita pertama kali merasakan tertarik kepada seseorang, pasti kita akan merasa berbunga-bunga. Kita melakukan segala sesuatunya untuk bisa mendapatkan balasan perasaan yang serupa dari orang yang kita cintai. Tapi saat hubungan itu sudah berkembang, sudah menikah dan sudah menjalin hubungan dalam kurun waktu yang cukup lama dan menjadi satu rutinitas, perasaan tersebut bisa saja berkurang……”

Saling Bertentangan

Transisi : hubungan waktu



Saat pertama kali

Transisi : pertentangan



Tapi

Pararaf 6

“Ada perasaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata saat saya melihat Sienna. Jadi kalau ditanya apa prioritas cinta saya sekarang, ya anak saya,” lanjutnya lagi.


Saling Mendukung

Transisi : jadi



Penelitian ini akan dimulai dengan paragraf kedua. Pada paragraf 2 kolom 1 terdapat transisi yang mempunyai hubungan waktu, kalimat tersebut ialah :

Ia mengaku bahwa hingga saat ini pandangannya tentang cinta tidak pernah berubah, baik dari saat ia mulai mengenal cinta hingga sekarang. “Urusan cinta, urusan hati dan segala hal yang berhubungan dengannya, saya pribadi merasa tidak pernah berubah. Dari awal saya mengenal kata cinta, menjalin hubungan dengan seseorang, menikah, pemahaman akan makna kata yang satu itu tidak berubah, namun justru berkembang,” ujar Ben mengawali perbincangan pagi itu.

Kalimat diatas bersifat saling mendukung, hal ini dapat dilihat dari kutipan yang dituliskan oleh sang penulis. Pada kalimat pertama sang penulis mendeskripsikan bahwa saat ini pandangan sang narasumber mengenai cinta tidak berubah, lalu pada kalimat berikutnya yang merupakan sebuah kutipan dari sang narasumber mengatakan bahwa "dari awal" sang narasumber sudah mempunyai sebuah pandangan terhadap cinta dan pandangan tersebut tidak berubah. Narasumber tidak membantah apa yang sebelumnya telah dipaparkan oleh sang penulis.

Adapun indikasi adanya hubungan waktu yaitu penggunaan kalimat "saat ini" pada kalimat pertama yang mengindikasikan waktu ketika dilakukannya wawancara oleh penulis dengan sang narasumber, lalu pada kutipan dari narasumber juga terdapat kalimat "dari awal" yang mengacu pada saat sebelum narasumber melakukan wawancara dengan sang penulis atau bahkan jauh sebelum mereka bertemu. Hal ini menggambarkan bahwa pandangan sang narasumber sejak lama sampai ketika ia diwawancarai oleh penulis tidak berubah.

Penempatan kedua kalimat tersebut mempengaruhi pandangan yang ditunjukkan lewat kalimat tersebut. Bila penulis mengutip narasumber pada kalimat pertama akan memberikan kesan bahwa sang penulis menyetujui pendapat narasumber, namun dalam hal ini kutipan berada pada kalimat belakang. Walaupun pada kalimat awal penulis secara tidak langsung mengutip perkataan sang penulis, dengan menggunakan kata “Ia mengaku bahwa”, namun dalam struktur kalimat yang ada terdapat kutipan narasumber (yang dikutip secara langsung) menjadi sebuah kalimat pendukung bagi gambaran yang dimiliki oleh sang penulis. Dalam hal ini sang penulis ingin memperlihatkan bahwa dirinya sudah mempunyai suatu ide bahwa sang narasumber mempunyai pandangan terhadap cinta yang tidak berubah, yang kemudian ide tersebut didukung oleh perkataan narasumber yang dikutip oleh penulis.

Kalimat kutipan yang terletak pada paragraf 3 kolom 1 ini juga saling mendukung, namun pada kalimat tersebut adanya transisi yang memperlihatkan adanya kesimpulan.

Dulu awalnya hanya cinta kepada pasangan. Setelah menikah, jelas bentuk cinta saya berkembang menjadi cinta kepada seorang istri, dan yang terbaru bagi saya adalah cinta kepada anak. Ini adalah satu hal yang sama, namun bentuknya berbeda. Pada akhirnya, bagi saya makna cinta itu hanya satu…….”

Pada kalimat awal penulis menggunakan kata "dulu awalnya" yang mengegindikasikan hubungan waktu, yang kemudian dihubungkan dengan kalimat kedua yang menggunakan kata "setelah" pada awal kalimat. Pada kalimat ketiga sang penulis menggunakan kata "Pada akhirnya" yang mengindikasikan adanya kesimpulan yang terjadi di akhir. Dalam kalimat disebutkan bahwa "dulu awalnya" sang narasumber menceritakan mengenai rasa cinta yang ia rasakan, yang hanya tertuju pada pasangan, dan kemudian pada kalimat terakhir, penulis menggunakan kata "pada akhirnya" yang menyimpulkan inti dari keseluruhan gabungan kalimat tersebut, yaitu pada awal pandangan cinta sang narasumber tertuju pada pasangannya, dan kesimpulannya setelah berbagai hal yang dilalui oleh sang narasumber, sang narasumber tetap hanya mempunyai satu definisi mengenai cinta, bahwa pandangan sang narasumber dari awal hanya satu dan tidak berubah.

Pada paragraf 4 kolom 1 ditemukan adanya kalimat yang saling bertentangan.

Saat kita pertama kali merasakan tertarik kepada seseorang, pasti kita akan merasa berbunga-bunga. Kita melakukan segala sesuatunya untuk bisa mendapatkan balasan perasaan yang serupa dari orang yang kita cintai. Tapi saat hubungan itu sudah berkembang, sudah menikah dan sudah menjalin hubungan dalam kurun waktu yang cukup lama dan menjadi satu rutinitas, perasaan tersebut bisa saja berkurang……”

Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan kata "tapi" pada kalimat ketiga. Dalam kalimat kutipan tersebut menunjukkan adanya pertentangan yang dialami oleh sang narasumber. Pada awal kalimat sang narasumber menyatakan "saat pertama kali" yang mengindikasikan bahwa sang narasumber pada awalnya mempunyai sebuah gagasan, atau dalam hal ini pada awalnya narasumber mempunyai suatu perasaan terhadap seseorang, namun pada kalimat ketiga sang narasumber dituliskan menggunakan kata "tapi" dimana kata tersebut menjadi sebuah pertentangan untuk kalimat awal. Dalam kalimat ketiga sang narasumber menyatakan bahwa perasaan tersebut berubah. Jadi, secara tidak langsung adanya pertentangan kalimat yang dikutip oleh sang penulis.

Kalimat awal menunjukkan adanya sifat positif yang dirasakan oleh narasumber, kemudian pada kalimat ketiga sang narasumber menyatakan sifat negatif, dengan menggunakan kalimat "tapi" yang menunjukkan bahwa kalimat awal yang ia sebutkan sebelumnya sudah tidak berlaku karena ia telah menentang kalimat tersebut dengan menggunakan kata "tapi". Penggunaan kalimat yang bertentangan tersebut memberikan gambaran adanya indikasi bahwa sang narasumber tidak sepenuhnya percaya pada perasaan yang ia deskripsikan pada awal kalimat, bahwa perasaan tersebut dapat bertahan sampai akhir.

Hal ini didukung dengan penggunaan kata yang menghubungkan waktu, kata “saat kita pertama kali” mengindikasikan waktu pada awal, yang kemudian ditentang oleh sang narasumber dengan menggunakan kata “tapi” hal ini bisa mengindikasikan dua hal bahwa sang narasumber tidak sepenuhnya percaya atas kalimat yang ia sebutkan di awal, atau sang narasumber tidak percaya bahwa perasaan yang ia sebutkan di awal dapat bertahan sampai akhir.

Pada paragraf 3, ditemukan kembali kata transisi dalam bentuk hubungan saling mendukung jadi.

Ada perasaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata saat saya melihat Sienna. Jadi kalau ditanya apa prioritas cinta saya sekarang, ya anak saya,” lanjutnya lagi.

Dalam rangkaian antarkalimat tersebut adanya penekanan pernyataan yang dikutip dari sang narasumber. Pada kalimat pertama sang narasumber menyebutkan adanya perasaan khusus yang ia rasakan ketika melihat Sienna, anaknya. Kemudian pada kalimat selanjutnya sang narasumber mengatakan lagi bahwa prioritas cintanya ia tujukan pada anaknya. Hal ini menggambarkan adanya penekanan yang dikatakan oleh sang narasumber, bahwa perasaan narasumber terfokuskan pada anaknya.


  1. Relasi

Dalam analisa relasi media dipandang sebagai suatu arena sosial, dimana semua kelompok, golongan, dan khalayak yang ada dalam masyarakat saling berhubungan dan menyampaikan versi pendapat dan gagasanya. Fairclough menyebutkan dalam analisa relasi adanya tiga kategori partisipan yaitu wartawan (termasuk redaktur dan penulis), khalayak media dan khalayak publik (politis, pengusaha, tokoh masyarakat, artis)

Dalam artikel “Belajar Dari Masa Lalu Ben Kasyafani Tak Gentar Hadapi Masa Depan Kehidupan Cintanya” adanya dua relasi yang ditunjukkan dalam artikel tersebut. Hubungan yang pertama ialah hubungan antara sang penulis dengan narasumber, dan hubungan narasumber dengan topik cinta. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana penulis menempatkan dirinya dan narasumber dalam artikel tersebut.

Dalam paragraf 2 kolom 1 terdapat kalimat

Ben Kasyafani, sosok aktor tampan dan juga ramah ini tersenyum simpul saat ditanyakan mengenai pandangannya mengenai cinta setelah melewati masa-masa getir yang dialaminya beberapa waktu yang lalu. Ia mengaku bahwa hingga saat ini pandangannya tentang cinta tidak pernah berubah, baik dari saat ia mulai mengenal cinta hingga sekarang.

Kalimat diatas menunjukkan bahwa penulis mencoba menggambarkan hubungan narasumber dengan topik cinta, sang narasumber sendiri kemudian digambarkan oleh penulis mempunyai pandangan yang bertentangan mengenai topik cinta. Hal ini diutarakan oleh penulis dengan memberikan beberapa kutipan dari sang narasumber yang mengkritisi topik cinta tersebut. Kutipan narasumber yang ditampilkan oleh penulis dalam artikel tersebut cenderung memperlihatkan akan bagaimana narasumber memiliki pengalaman yang tidak baik dalam cinta.

Disini penulis mempunyai hubungan yang lebih tinggi dibanding narasumber, hal ini disimpulkan berdasarkan bagaimana sang penulis membuat pernyataan yang seolah didukung oleh sang narasumber. Penempatan kutipan dalam suatu paragraf dan cara bagimana penulis mendeskripsikan sang narasumber mempunyai pengaruh besar dalam hal tersebut. Seperti yang terlihat pada paragraf 11

Bagi Ben, manusia hanya bisa menjalani kehidupan yang diberikan oleh Tuhan. Saat kehidupan semakin diuji oleh Yang Mahakuasa, sebagai manusia dirinya merasa harus semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Kini Ben lebih memaknai hidup dengan lebih pasrah sembari tetap berusaha. “Masalah anak, saya melihat bukan kepada siapa yang menang dan siapa yang kalah. Tetapi lebih kemana anak ini mau kita bawa dan bimbing. Saya menyadari bahwa anak saya perlu kehadiran kedua orangtuanya. Tetapi yang harus dihadapi saat ini adalah kenyataan bahwa hal itu tidak mungkin, jadi kita akan mencoba untuk membuat Sienna bisa tumbuh dalam situasinya sekondusif dan seideal mungkin,” ungkapnya.

Dalam paragraf diatas penulis menempatkan kutipan dari narasumber setelah pernyataan yang dituliskan oleh sang penulis. Peletakkan kalimat tersebut membuat kesan seolah-olah sang narasumber mendukung pernyataan yang diberikan oleh penulis, bahwa sang narasumber tidak menolak penggambaran yang diberikan oleh penulis terhadap dirinya



  1. Identitas

Fairclough melihat aspek identias dengan melihat bagaimana identitas sang wartawan ditampilkan dan dikonstruksi dalam teks pemberitaan. Identitas ini akan menentukan bagaimana teks itu akan dibuat, bagaimana pertanyaan diajukan kepada narasumber.

Dalam artikel “Belajar Dari Masa Lalu Ben Kasyafani Tak Gentar Hadapi Masa Depan Kehidupan Cintanya” terlihat bahwa penulis mengidentifikasi dirinya secara mandiri, gaya penulisan yang digunakan oleh penulis tidak mengindikasikan penulis mewakili narasumber ataupun mewakili khalayak, penulis dalam artikel tersebut berdiri secara mandiri. Hal ini diperlihatkan dari cara sang penulis mendeskripsikan narasumber, salah satunya ialah pada kalimat berikut



Ben Kasyafani, sosok aktor tampan dan juga ramah ini tersenyum simpul saat ditanyakan mengenai pandangannya mengenai cinta setelah melewati masa-masa getir yang dialaminya beberapa waktu yang lalu.

        1. Rubrik Heart to Heart Edisi Maret 2015

  1. Representasi

    1. Analisi Representasi dalam Anak Kalimat

Dalam analisis representasi di tingkat anak kalimat, analisis akan dilakukan terhadap pilihan kata dan tata bahasa yang dapat menunjukkan pandangan reporter (penulis teks berita) yang melatar belakanginya. Terhadap teks yang berjudul “Perpisahan yang mengubah Hidup Tamara Geraldine dan Kemantapannya Menatap Masa Depan ” yang diambil dari rubrik heart to heart majalah HELLO! edisi Maret 2015.

Tabel 4.8 Analisa Representasi Anak Kalimat HTH Edisi Maret 2015

Sumber : hasil penelitian



Posisi

Teks

Jenis Representasi

Paragraf 1

Kolom 1


Potongan surat cinta Kahlil Gibran untuk May Ziadah di atas, yang pernah dikirimkan oleh Tamara Geraldine kepada belahan jiwanya inilah yang secara tidak langsung menjadi pembuka percakapannya dengan HELLO! Indonesia. Perempuan cantik asal tanah Batak ini sukses menorehkan namanya di kancah dunia selebritas Indonesia

Metafora

  1. Belahan : (1) celah panjang; (2) bagian hasil membelah; separuh; setengah; (3) sanak saudara; kaum keluarga; (4)

  2. Jiwa : (1) roh manusia; (2) seluruh kehidupan batin manusia; (3) sesuatu atau orang yang utama dan menjadi sumber tenaga dan semangat; (4) buah hati; kekasih

  3. Menoreh : (1) Mengiris tidak terlalu dalam; Menggores; (2) Mengiris (meretas) suapaya terbuka; membelek

  4. Kancah : (1) kuali besar; kawah (2) keadaan atau situasi susah; (3) wadah; ajang; medan; tempat

  5. Dunia : (1) bumi dengan segala sesuatu yang terdapat di atasnya; planet tempat kita hidup; (2) alam kehidupan; (3) semua manusia yang ada di muka bumi

Paragraf 2

Kolom 1


Sampai di pertengahan tahun 2014 lalu diketahui bahwa kini dia sudah berstatus janda, dan rumah tangganya dengan sang suami Thin Tien Pham, lelaki Warga Negara Vietnam, ternyata sudah kandas sejak tahun 2011 lalu.

Tata Bahasa : Keadaan

  1. Berstatus : mempunyai status (sebagai); berkedudukan

  2. Janda : wanita yang tidak bersuami lagi karena bercerai ataupun karena ditinggal mati suaminya

  3. Sudah : (1) telah jadi; telah sedia; selesai; (2) habis; berakhir; (3) telah lalu; terdahulu

  4. Kandas : (1) terlanggar (terantuk) pada dasar laut, sungai; (2) gagal; tidak berhasil; terhenti

Paragraf 7

Kondisi Thinh yang tumbuh tanpa bimbingan ayah dan ibu membuatnya terjebak dalam satu kebingungan besar.

Tata Bahasa : Tindakan

  1. Tumbuh : (1) timbul (hidup) dan bertambah besar atau sempurna (2) sedang berkembang (menjadi besar, sempurna)

  2. Bimbingan : petunjuk (penjelasan) cara mengerjakan sesuatu; tuntunan; pimpinan;

  3. Terjebak : (1) kena jebak; sudah dijebak; kena perangkap; (2) masuk (ke tempat yang tidak menyenangkan); menderita (kesusahan, kenistaan); kena tipul terhalang

  4. Kebingungan : (1) dalam keadaan bingung (gugup, tidak tahu arah); kehilangan akal; (2) kekacauan hati (pikiran)

  5. Besar : (1) lebih dari ukuran sedang; lawan dari kecil; (2) tinggi dan gemuk; (3) luas; tidak sempit; (4) lebar; (5) hebat; mulia; berkuasa

Pragraf 12

September 2005, saat dirinya harus meluncurkan buku pertama, kegundahan kembali menyerangnya.

Tata Bahasa : Proses Mental

  1. Kegundahan : perihal gundah (sedih; bimbang; gelisah)

  2. Kembali : (1) balik ke tempat atau ke keadaan semula (2) lagi; (3) sekali lagi; berulang lagi

  3. Menyerang : (1) mendatang untuk melawan; menyerbu; (2) melanda; melanggar; menimpa; (3) menantang

Paragraf 24

Mungkin semua ini karena pernikahan dan juga perpisahan yang saya alami itu sesungguhnya menyenangkan.

Tata Bahasa : Proses Mental

  1. Mungkin : tidak atau belum tentu; barangkali; boleh jadi; dapat terjadi;

  2. Perpisahan : hal berpisah; perceraian

  3. Sesungguhnya : (1) sebenarnya; sebetulnya;

  4. Menyenangkan : (1) menjadikan senang; membuat bersuka hati

Dalam artikel rubrik Heart to Heart edisi Maret 2015 kembali ditemukannya penggunaan metafora oleh penulis. Dalam paragraf 1 Kolom 1 kalimat tersebut berbunyi :

Potongan surat cinta Kahlil Gibran untuk May Ziadah di atas, yang pernah dikirimkan oleh Tamara Geraldine kepada belahan jiwanya inilah yang secara tidak langsung menjadi pembuka percakapannya dengan HELLO! Indonesia. Perempuan cantik asal tanah Batak ini sukses menorehkan namanya di kancah dunia selebritas Indonesia

Kata “belahan jiwa” merupakan sebuah metafora yang ditujukan untuk mendeskripsikan seorang kekasih. Dalam KBBI kata “belahan” mempunyai arti “separuh” atau “setengah” dan kata “jiwa” mempunyai arti “seluruh kehidupan batin manusia” atau dalam KBBI juga diartikan “buah hati” atau “kekasih”, dengan kata lain “belahan jiwa” dapat diartikan sebagai “separuh kehidupan batin manusia”, dalam artikel tersebut kata “belahan jiwa” ini ditujukan kepada mantan suami sang narasumber, penulis mendeskripsikan bahwa mantan suami sang narasumber merupakan separuh kehidupan batin sang narasumber. Penulis menggambarkan mantan suami sang narasumber tidak hanya sebagai seorang kekasih bagi narasumber namun sebagai setengah bagian dari kehidupan sang narasumber.

Pada kalimat selanjutnya penulis mendeskripsikan sang narasumber yang “menorehkan” namanya di dunia selebriti. Kata “menoreh” dalam KBBI mempunyai arti “mengiris tidak terlalu dalam” penggunaan kalimat tersebut mengindikasikan mengenai gambaran tentang narasumber yang dibuat oleh penulis, yaitu sang narasumber tidak hanya mempunyai nama di dunia selebriti namun ia telah mengiris namanya (walaupun tidak terlalu dalam) sang penulis ingin menggambarkan bahwa narasumber ialah seseorang yang mempunyai nama dan sudah terkenal dalam kalangan selebriti. Hal tersebut kemudian didukung dengan penggunaan kata “dunia selebriti”, dalam KBBI “dunia” diartikan sebagai “bumi dengan segala sesuatu yang terdapat di atasnya” atau “semua manusia yang ada di muka bumi”, kalimat tersebut mengacu pada semua selebriti yang ada di Indonesia, semuanya mengenal nama sang narasumber.

Pada paragraf 2 kolom 1 terdapat tata bahasa yang menggambarkan keadaan dan dikalimat tersebut terdapat penekanan oleh penulis. Kalimat representasi tersebut ialah :



Sampai di pertengahan tahun 2014 lalu diketahui bahwa kini dia sudah berstatus janda, dan rumah tangganya dengan sang suami Thin Tien Pham, lelaki Warga Negara Vietnam, ternyata sudah kandas sejak tahun 2011 lalu.

Dalam KBBI kata “berstatus janda” mempunyai arti bahwa ia (sang narasumber) mempunyai status sebagai wanita yang tidak bersuami lagi, lalu penulis menggunakan kata “sudah kandas”, “sudah” diartikan sebagai “telah jadi” atau “selesai” dan “kandas” dalam KBBI diartikan sebagai “gagal” atau “terhenti”. Kata “sudah kandas” dinilai sebagai suatu penekanan. Hal ini dikarenakan bila melihat berdasarkan KBBI, kedua kata tersebut memiliki arti “berakhir, terhenti” yang pada dasarnya merupakan arti yang sama, bahwa tidak ada kelanjutan. Gambaran yang diberikan penulis dengan menggunakan kata “sudah kandas” memberikan suatu dramatisasi bahwa hubungan narasumber dengan mantan suaminya sudah benar-benar terhenti dan tidak akan berlanjut.

Tata bahasa dalam bentuk proses mempunyai beberapa kategori yang dilihat dari susunan tata bahasa yang ia gunakan, bila ia berbentuk tindakan, umumnya anak kalimatnya mempunyai struktur transitif (subjek + verb + objek). Pada paragraf 7 kalimat ini mempunyai tata bahasa yang mengacu pada tindakan Kalimat tersebut ialah, Kondisi Thinh yang tumbuh tanpa bimbingan ayah dan ibu membuatnya terjebak dalam satu kebingungan besar.

Selain itu terlihat adanya tata bahasa yang mengacu pada tindakan, dalam kalimat ini juga terlihat adanya penekanan yang dibuat oleh sang penulis. Hal ini dilihat dari pemilihan kata sang penulis. Dalam KBBI “tumbuh” diartikan sebagai “sedang berkembang” atau “menjadi besar”, kemudian kata “bimbingan” dalam KBBI diartikan sebagai “petunjuk”, kemudian penulis menggunakan kata “terjebak” dan “kebingungan besar”. Kata “terjebak” diartikan dalam KBBI sebagai “masuk ke tempat yang tidak menyenangkan” atau “menderita”, kemudian kata “kebingungan besar” dapat diartikan sebagai keadaan bingung atau kehilangan akal yang luas, yang lebar, kekacauan hati yang tidak hanya berukuran sedang.

Bila kalimat tersebut disimpulkan maka penulis menggambarkan Tinh (mantan suami narasumber) sebagai seseorang yang ketika sedang berkembang tidak diberikan petunjuk) dan kini ia telah masuk ke tempat yang tidak menyenangkan, tidak hanya itu kata “terjebak” dapat diartikan sebagai “menderita”, jadi penulis mengambarkan Tinh menderita dan memiliki kekacauan hati. Pemilihan kata oleh penulis mengindikasikan sesuatu yang mempunyai arti yang dalam, Tinh tidak hanya bingung, namun penggunaan kata “terjebak” memberikan arti yang bersifat lebih dalam. Penambahan kata “besar” dalam “kebingungan” pun menambahkan arti,yang bila kata “besar” dihilangkan, maka kebingungan yang digambarkan oleh penulis mungkin hanya akan dianggap sesuatu yang sederhana oleh khalayak yang membaca artikel tersebut, namun dengan menambahkan kata “besar” memberikan kesan bahwa kebingungan yang dialami Tinh bukanlah sesuatu yang sederhana, bukan sesuatu yang dapat berlalu begitu saja.

Proses mental menampilkan sesuatu sebagai fenomena yang membentuk kesadaran khalayak, pada paragraf 12 penulis menggunakan tata bahasa yang mengindikasikan adanya proses mental, kalimat tersebut berbunyi : September 2005, saat dirinya harus meluncurkan buku pertama, kegundahan kembali menyerangnya.

Penulis menggambarkan perasaan narasumber dengan “gundah yang kembali menyerang”, “kegundahan” dalam KBBI diartikan sebagai “gundah” atau “sedih”, penambahan kata “menyerang” sesudah kata “gundah” memberikan makna yang berbeda lagi. Dalam KBBI “menyerang” diartikan “menyerbu” atau “mendatang untuk melawan”, jadi penulis memberikan gambaran bahwa narasumber tidak hanya merasa sedih, namun kesedihan tersebut datang menyerangnya memberikan kesan bahwa narasumber tidak dapat melawan rasa sedih tersebut.

Sama seperti paragraf 12, pada paragraf 24 penulis kembali menemukan adanya tata bahasa yang menunjukkan sebuah proses mental, penggunaan kata "mungkin" dalam kalimat tersebut menggambarkan suatu pengandaian, dalam KBBI "mungkin" diartikan sebagai "belum tentu" atau "boleh jadi" hal ini menggambarkan sesuatu yang "dapat terjadi namun tidak pasti" Terlihat bahwa kalimat tersebut mencerminkan suatu keraguan sang narasumber. Kemudian penggunaan kata "sesungguhnya" yang dalam KBBI diartikan sebagai "sebenarnya" memberikan kesan bahwa memang benar sang narasumber merasa senang. Kombinasi antar anak kalimat yang ada pada kalimat tersebut dinilai mengandung suatu ironi.



    1. Yüklə 457,08 Kb.

      Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin