Bab IV hasil penelitian


Representasi dalam Kombinasi Anak Kalimat



Yüklə 457,08 Kb.
səhifə7/8
tarix08.01.2019
ölçüsü457,08 Kb.
#91828
1   2   3   4   5   6   7   8

Representasi dalam Kombinasi Anak Kalimat

Tabel 4.16 Representasi Kombinasi Anak Kalimat HTH Edisi Mei 2015

Sumber : hasil penelitian



Posisi

Teks

Jenis Representasi

Paragraf 1

Kolom 1


HELLO! Indonesia pun memilih untuk mengabadikan sosok Reza yang sekarang, yaitu seorang diva bersuara menggoda yang siap merebut takhtanya kembali di panggung musik Tanah Air, dan juga sisi lain dirinya yang ternyata sangat mengutamakan pendidikan.

Saling Mendukung

Elaborasi :



Yang

Ekstensi :



Dan


Paragraf 3

Kolom 1


Masih teringat dalam benak bagaimana ruang pertunjukan Java Jazz pada awal Maret lalu menjadi penuh sesak saat Reza akan tampil dan sorak-sorai para penonton berteriak

Saling Mendukung

Ekstensi :



Dan

Paragraf 6

Kolom 2


Baginya, totalitas adalah yang utama dan tak mengherankan apabila setiap albumnya memakan waktu proses pembuatan yang cukup lama

Saling Mendukung

Ekstensi :



Dan

Paragraf 16

Kolom 4


Walaupun terdengar seperti ibu yang terobsesi dengan pendidikan , sebetulnya Reza juga memahami arti besar minat dan bakat diluar pendidikan formal

Saling Bertentangan

Transisi : Perpanjangan Kontras



Walaupun

Pada analisis representasi dalam kombinasi anak kalimat, analisis akan dimulai dari paragraf pertama kolom 1. Dalam paragraf tersebut adanya penggunaan elaborasi dan ekstensi dengan penggunaan kata "yang" dan kata "dan". Penggabungan anak kalimat tersebut mempunyai hubungan yang saling mendukung, dalam kalimat itu sang penulis menggambarkan narasumber sebagi seseorang diva yang mempunyai suara yang menggoda dan kemudian penulis menggunakan elaboras "yang" yang digunakan untuk memperjelas anak kalimat yang satu dengan yang lainnya, dalam penggalajn kalimat tersebut penulis memaparkan bahwa narasumber seorang penyanyi yang terkenal dengan suara yang menggoda dan ia siap untuk kembali dalam dunia musik Indonesia, selain penggunaan koherensi "yang" penulis juga menambahkan ekstensi dengan menggunakan kata "dan", penulis menuturkan bahwa Reza mempunyai kepribadian diluar sebagai penyanyi, yaitu seseorang yang mengutamakan pendidikan. Dalam kalimat ini penulis mencoba menggambarkan berbagai macam karakter sang narasumber yang diinterpretasikan oleh penulis.

Lalu kemudian dalam paragraf 3 kolom 1, penulis kembali menginterpretasikan sang narasumber. Dalam kalimat tersebut penulis mengaitkan dengan acara Java Jazz yang diselenggarakan pada bulan Maret lalu. Sang penulis menggambarkan bagaimana keadaan para penonton ketika melihat penampilan sang narasumber. Disini penulis mencoba menginterpretasikan keadaan ketika narasumber menyanyi, menggambarkan status narasumber di khalayak publik.

Pada paragraf 6 Kolom 2 kembali ditemukan adanya kalimat yang saling mendukung. Penggunaan ekstensi "dan" dimaksud untuk membuat sebuah perpanjangan pernyataan yang mendukung kalimat sebelumnya. Penulis memaknai sang narasumber sebagai seseorang yang selalu mengerahkan segala kemampuannya dalam bekerja dan hal ini diinterpretasikan penulis ketika sang narasumber membuat album. Penulis menyatakan bahwa proses pembuatan album sang narasumber menurutnya memakan waktu lama, dan penulis memberikan sebuah alasan terhadap anak kalimat tersebut ialah karena narasumber selalu mengutamakan totalitasnya.

Berbeda dengan yang lain pada paragraf 16 kolom 4 terdapat kalimat yang bersifat saling bertentangan. Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan kata "walaupun". Pada anak kalimat awal penulis menuturkan interpretasinya terhadap narasumber bahwa narasumber terkesan seseorang yang terobsesi dengan pendidikan (dari sudut pandang penulis) namun kemudian terdapat sanggahan dari pendapatnya itu, kata "sebetulnya" menggambarkan bahwa hal tersebut bukan interpretasi dari sang penulis namun berdasarkan fakta yang ada, yaitu menjelaskan bahwa sang narasumber tidak hanya berpaku pada pendidikan formal saja.



    1. Reprasantasi dalam Rangkaian Antar Kalimat

Tabel 4.17 Representasi Rangkaian Antar Kalimat HRH Edisi Mei 2015

Posisi

Teks

Jenis Representasi

Paragraf 4

Kolom 1


“Ini adalah penampilan pertama saya setelah hampir enam tahun album terakhir saya, The Voicer diluncurkan. Walaupun selama kurun waktu tersebut saya sempat tampil dalam beberapa konser kecil dan showcase yang diadakan secara off air. Pertunjukan terbesar adalah Java Jazz Festival beberapa waktu yang lalu itu,” ungkap Reza membuka perbincangan. Hal tersebut akhirnya menjelaskan mengapa suara Reza tetap mantap seperti dulu.

Saling Mendukung

Transisi : perbedaan dan perbandingan



Walaupun

Paragraf 7

Kolom 2


“Saya merekam satu album sembari membayangkan bagaimana lagu-lagu ini ditampilkan dalam konser. Yang paling utama, saya harus suka semua lagu dalam album itu. Jadi, tidak ada satu lagu saja yang tenar sedangkan yang lainnya hanya sekadar mendampingi

Saling Mendukung

Transisi : Kesimpulan



Jadi

Paragraf 11

Kolom 3


“Saya menyukai sekolah dan agak ngotot mengenai pendidikan,” kata alumni SMA 70 ini. Sejak duduk di bangku sekolah dasar hingga bangku kuliah, Reza selalu mengutamakan kegiatan belajar dan prestasi akademis. “Tetapi di lain sisi saya juga sangat suka bernyanyi,”

Saling Mendukung

Transisi : Hubungan Waktu



Sejak

Hingga

Transisi : Pertentangan



Tetapi

Paragraf 15

Kolom 4


Lalu, bagaimana jika suatu hari salah satu putrinya memutuskan memilih karier ketimbang pendidikan? “Tidak. Tidak bisa. Bagaimana pun caranya pendidikan harus didahulukan. Itu adalah sebuah komitmen,” tegas Reza.

Saling Bertentangan

Paragraf 18

Kolom 4


Hal ini membawa ingatan kita pada lirik lagu milik Dewa19 yang dinyanyikan ulang oleh Reza, Cintakan Membawamu Kembali. Tampaknya lagu tersebut dapat menggambarkan sosok Reza yang sekarang.

Saling Mendukung

Transisi : perbedaan dan perbandingan



Hal Ini

Transisi : kesimpulan



Tampaknya

Transisi : hubungan waktu



Sekarang

Sumber : hasil penelitian

Representasi dalam rangkaian antar kalimat menunjukkan bagaimana dua anak kalimat digabung, aspek ini berhubungan denga bagaimana dua kalimat atau lebih disusun dan dirangkai. Dalam paragraf 4 kolom 1 penulis menempatkan dirinya sebagai seseorang yang mendukung pernyataan dari narasumber, sang penulis mengutip narasumber yang menceritakan mengenai hal apa saja yang dilakukan oleh narasumber selama enam tahun ini, dalam paragraf tersebut narasumber membandingkan keadaannya yang tidak muncul selama enam tahun, namun seperti yang ia jabarkan ia tetap melakukan beberapa konser kecil. Kemudian penulis memberikan interpretasinya terhadap kutipan sang narasumber yang ia sebut kalimat tersebut sebagai alasan mengapa suara narasumber tidak berubah dan tetap bagus, kalimat terakhir yang terdapat dalam penggalan paragraf merupakan opini sang penulis terhadap kutipan yang diucapkan oleh sang narasumber.

Dalam paragraf 7 kolom 2 adanya kesimpulan yang ditarik dalam kutipan sang narasumber. Penggunaan kata "jadi" bertujuan untuk menyimpulkan kalimat sebelumnya, disini hubungan antar kalimat tersebut saling mendukung. Dalam kalimat ini sang narasumber menyimpulkan mengenai bagaimana ia membuat lagu, ia mengatakan bahwa ia membayangkan lagu tersebut ketika akan dibawakan dalam sebuah konser, dan kesimpulannya ialah agar tidak ada hanya satu lagu saja yang terkenal, semua lagunya seperti yang dikatakan oleh narasumber harus terkenal dan tidak hanya ada sekedar sebagai mendampingi.

Paragraf 11 Kolom 3 menunjukkan adanya hubungan waktu yang bersifat saling mendukung. Penggunaan kata "sejak" menggambarkan bahwa keadaan tersebut berlaku dari dulu hingga sekarang dan kata tersebut ditujukan kepada gambaran mengenai narasumber yang dari dulu selalu mengutamakan sekolahnya. Namun kemudian terdapat kata yang menunjukkan pertentangan, kata "tetapi" memperlihatkan bahwa meskipun sang narasumber selalu berfokus terhadap sekolahnya, namun ia juga menyukai bernyanyi. Kedua hal tersebut digambarkan oleh penulis dalam kutipan yang ia sisipkan dalam kalimat itu sebagai dua hal yang sangat kontras atau berlawanan.

Pada paragraf 15 kolom 4 penulis juga menemukan kalimat yang saling bertentangan. Pada kalimat tersebut penulis mencoba untuk menyampaikan sebuah pengandaian mengenai opininya terhadap kedua putri sang narasumber, penulis mencoba memberikan sebuah sugesti yang kemudian ditentang oleh sang narasumber. Kata "bagaimana pun" menjadi penekanan sang narasumber bahwa ia tidak menerima asumsi tersebut dan sepertinya pula ia tidak akan mengubah pikirannya. Dalam kalimat ini terlihat bahwa penulis mempunyai pandangan yang berbeda dengan sang narasumber.

Berbeda dengan paragraf 18 kolom 4 yang menunjukkan adanya hubungan salin mendukung. Kalimat yang terdapat dalam paragraf tersebut merupakan interpretasi dari sang penulis mengenai seluruh kesimpulan percakapannya dengan narasumber, ia memberikan suatu kesimpulan dengan menggunakan kata "tampaknya", terdapat unsur waktu juga dalam kalimat tersebut dengan penggunaan kata "sekarang".Penulis membandingkan isi dari wacana tersebut dengan lirik lagu "cintakan membawau kembali" dan membuat kesimpulan bahwa lagu tersebut menggambarkan sosok sang narasumber berdasarkan apa yang sudah ia tulis.



  1. Relasi

Dalam teks yang berjudul “Reza Artamevia Cinta Telah Membawanya Kembali” yang diambil dari rubrik heart to heart majalah HELLO! edisi Mei 2015 penulis melihat adanya tiga relasi yang ditampilkan dalam wacana tersebut. Relasi pertama ialah narasumber dengan penulis, hubungan narasumber dengan khalayak publik, dan hubungan narasumber dengan isu yang diangkat yaitu pendidikan.

Dalam wacana tersebut hubungan penulis dan narasumber cenderung memperlihatkan bahwa penulis menempatkan dirinya sebagi pihak mandiri, dalam wacana tersebut pernyataan yang berasal dari penulis maupun kutipan dari sang narasumber tidak selalu mendukung, hal ini dapat dlihat contohnya pada paragraf 15 kolom 4 dimana hubungan antar kalimat yang ada bersifat saling bertentangan antara interpretasi yang diajukan oleh penulis dengan jawaban yang dikutip dari narasumber. Selain itu penulis menempatkan dirinya lebih tinggi dari penulis, hal ini ditampilkan dengan penempatan kalimat dalam wacana tersebut, penulis pertama-tama memberikan sebuah asumi atau interpretasi penulis yang kemudian dilanjutkan dengan kutipan dari sang narasumber yang mendukung pernyataan tersebut.

Sedangkan bila melihat hubungan narasumber dengan khalayak publik hal ini jga dilihat dari interpretasi yang diberikan oleh penulis. Dalam paragraf 3 Kolom1 penulis menggambarkan bagaimana sang narasumber yang dielu-elukan oleh para penonton disebuah acara, hal ini menggambarkan hubungan narasumber sebagai seorang penyanyi didepan khalayak publik. Tidak hanya itu, penulis juga menggambarkan hubungan narasumber dengan khalayak publik pada paragraf 18 kolom 4 yang menyebutkan “penggemar setia yang tak sabar menunggu kembali” penulis menggambarkan bahwa sang narasumber mempunyai penggemar yang selalu menunggu kehadiran sang narasumber di dunia musik. Dalam kedua kalimat tersebut penulis menggambarkan relasi yang dipunyai antara narasumber dengan khalayak publik.

Relasi yang terakhir ialah bagaimana hubungan sang narasumber dengan topik pendidikan tersebut ditampilkan. Melihat akan bagimana sang penulis memberikan kutipan dan pernyataannya, ia ingin menggambarkan bahwa hubungan penulis dengan topik pendidikan sangatlah positif. Hal ini digambarkan dengan memasukan kutipan dari sang narasumber yang menyebutkan bahwa ia sangat mementingkan pendidikan, kemudian pernyataan tersebut didukung oleh beberapa interpretasi dari penulis, seperti pendeskripsian mengenai latar pendidikan sang narasumber seperti yang ada pada paragraf 14 kolom 4. Meskipun begitu terhadap suatu pertentangan, dimana narasumber menyatakan meskipun ia mementingkan pendidikan ia juga mementingkan kegiatan menyanyi, hal ini beberapa kali dituturkan oleh penulis seperti pada paragraf 11 kolom 3 dan paragraf 16 kolom 4 yang menyatakan bahwa sang narasumber juga melihat faktor diluar pendidikan formal juga sama pentingnya, seperti minat dan bakat.

Pada paragraf 18 kolom 4 seperti yang disebutkan dalam analisis representasi kombinasi anak kalimat, kata “apa adanya” merupakan kata yang sangat menarik, karena disini penulis mencoba menggambarkan relasi yang dipunyai narasumber dengan khalayak publik. Penggunaan dua kata tersebut sebagai penutup wacana menunjukkan adanya penekanan bahwa khalayak publik menyukai sang narasumber karena sifat narasumber yang sebelumnya digambarkan dalam keseluruhan wacana, dan hanya itu saja tidak lebih.


  1. Identitas

Dalam aspek identitas hal yang dilihat ialah bagaimana identitas sang penulis yang ditampilkan dan dikonstruksi melalui teks tersebut. Fairclough menyebutkan bahwa hal yang menarik adalah bagaimana sang penulis menempatkan idirnya dalam masalah atau khalayak yang terlibat. Dalam teks “Reza Artamevia Cinta Telah Membawanya Kembali” yang diambil dari rubrik heart to heart majalah HELLO! edisi Mei 2015, penulis mengidentifikasi dirinya sebagai khalayak publik, hal ini terlihat dalam paragraf 18 kolom 4

Hal ini membawa ingatan kita pada lirik lagu milik Dewa19 yang dinyanyikan ulang oleh Reza, Cintakan Membawamu Kembali. Tampaknya lagu tersebut dapat menggambarkan sosok Reza yang sekarang. Terlepas dari kisah masa lalu, kecintaan orang-orang pada karyanya, serta penggemar setia yang tak sabar menunggunya kembali ke atas panggung akan membuat Reza kembali dicintai. Apa adanya.

Penggunaan kata “kita” memperlihatkan bahwa penulis mengidentifikasi dirinya sebagai khalayak publik, dalam hal ini yaitu penggemar sang narasumber. Identitias tersebut juga terlihat pada paragraf 3 kolom 1 yang menyebutkan bagaimana reaksi penonton terhadap penampilan sang narasumber, penulis menggunakan kata “masih teringat” yang menandakan bahwa penulis berada di situasi yang sama dengan para penonton lainnya yang kemudian meneriakan kata “lagi! lagi!” terhadap penampilan sang narasumber.



        1. Pembahasan Analisa Wacana dalam Level Teks

Setelah memaparkan hasil penelitian dari level teks berdasarkan representasi anak kalimat, representasi kombinasi anak kalimat dan representasi rangkaian antar kalimar serta relasi dan identitas yag terdapat dalam rubrik Heart to Heart edisi Januari 2015-Mei 2015 penulis menyimpulkan bahwa jenis teks yang merupakan feature ini memperlihatkan bahwa wacana tersebut mempunyai kecenderungan yang sama.

Kelima artikel tersebut mempunyai narasumber yang berbeda, topik yang berbeda, dan juga penulis yang berbeda. Namun secara keseluruhan ditemukannya hal yang sama yang terus muncul dalam wacana tersebut. Dalam kelima wacana tersebut menunjukkan adanya gaya penulisan yang berbeda dalam setiap artikelnya, hal ini bergantung terhadap identitas penulis yang menulis wacana tersebut. Namun pada kelima wacana tersebut selalu memfokuskan terhadap sang narasumber, bukan hubungan narasumber terhadap topik yang diangkat namun lebih berfokus tentang bagaimana penggambaran narasumber yang ditampilkan oleh sang penulis. Salah satunya ialah seperti yang ditampilkan dalam artikel Andien dan artikel Reza, kedua artikel tersebut sama-sama memberikan deskripsi mengenai album yang dimiliki oleh penyanyi tersebut. Dalam artikel Andien, di deskripsikan bahwa album barunya yang diluncurkan mempunyai beberapa keunggulan, disitu penulis memberikan interpretasi terhadap album yang baru dikeluarkan oleh Andien, hal ini secara tidak langsung bisa menjadi sebuah tindakan promosi terhadap album baru Andien melihat betapa penulis menggambarkan album tersebut.

Stuart Hall dalam Eriyanto (2009:37) mengatakan bahwa media massa pada dasarnya tidak memproduksi, melainkan menentukan (to define) realitas melalui pemakaian kata-kata yang terpilih. Dalam kelima wacana tersebut realitas yang ingin dibangun oleh sang penulis ialah bagaimana penggambaran mengenai narasumber berdasarkan interpretasi sang penulis. Berdasarkan analisis kelima wacana cenderung berat sebelah dan lebih berpihak kepada penulis. Adanya penentuan agenda yang ditampilkan oleh penulis. Disini penulis yang menentukan hal apa yang patut disampaikan kepada khalayak, penulis memilih kata apa yang ia kutip dari khalayak dan mempunyai kekuatan untuk memberikan gambaran akan bagaimana pesan tersebut disampaikan. Hal ini terus menerus terlihat pada kelima artikel, salah satunya ialah pada artikel yang membahas mengenai emansipasi wanita dengan narasumber GKR Hemas, pada paragraf 12 dapat dilihat bahwa sang penulislah yang menuntun arah percakapan yang terjadi dengan dirinya dan sang narasumber. Selain itu penempatan kalimat dala struktur penulisan kelima artikel tersebut yang cenderung memposisikan narasumber sebagai pendukung dari pernyataan sang penulis.


      1. Analisi Wacana Pada Level Discourse Practice

Analisis wacana pada level praktik diskursus memusatkan perhatian pada bagaimana produksi dan konsumsi sebuah teks. Dalam produksi sebuah teks hal yang akan dikaji ialah opla dan rutinitas pembentukan sebuah berita di dapur redaksi. Dalam pandangan Fairclough, ada dua sisi praktik diskursus tersebut, yaitu proses produksi teks (dari pihak media) dan dari sisi sang wartawan itu sendiri.

  1. Sisi Wartawan

Dari berbagai faktor yang kompleks tersebut, setidaknya terdapat tiga aspek penting. Pertama dari sisi wartawan, kedua dari sisi hubungan antar wartawan dengan struktur organisasi media, baik dengan sesame anggota redaksi, dan yang ketiga, praktik kerja atau rutinitas kerja produksi berita tersebut.

Faktor pertama yang mempengaruhi pembentukan sebuah wacana ialah individu dan profesi jurnalis itu sendiri. Faktir ini berhubungan dan berkaitan dengan para professional. Faktor ini antara lain melingkupi latar belakang pendidikan mereka, perkembangan professional dan ketrampilan mereka dalam menyampaikan sebuah berita, dan terlebih lagi ialah bagaimana mereka meletakkan dirinya sebagai pihak yang netral atau sebagai partisipan aktif dalam mengembangkan suatu berita. (Eriyanto, 2012:316)

Berdasarkan penuturan Novita Angie, sebagai pemimpin redaksi majalah HELLO! Indonesia, ia menyebutkan bahwa terdapat dua jenis wartawan dalam tim redaksi majalah HELLO! Terdapat wartawan feature dan wartawan beauty atau fashion. Feature reporter bertugas untuk meliput acara apapun dan melakukan wawancara terhadap narasumber yang tidak berkaitan dengan fashion atau beauty. Dalam redaksi majala HELLO! terdapat dua feature reporter dan terkadang seorang editor yang turut serta melakukan peliputan. Dalam rubrik Heart to Heart terdapat tiga reporter yang biasa menulis dalam rubrik tersebut. Gita Adinda, Syahrina Pahlevi dan juga Handayani Tritama, berdasarkan observasi, ketiga reporter mempunyai latar belakang minimal S1 jurusan Komunikasi Massa maupun Jurnalistik.

Tabel 4.18 Penulis dan Topik untuk Heart to Heart Edisi Januari – Mei 2015

Sumber : majalah HELLO!



No.

Judul

Edisi

Topik

Penulis

1.

Heart to Heart :

Rencana Besar Andien Aisyah di Tahun 2015



Januari 2015

Tahun Baru

Gita Adinda

2.

Heart to Heart :

Belajar Dari Masa Lalu

Ben Kasyafani

Tak Getar Hadapi Masa Depan Kehidupan Cintanya



Februari 2015

Valentine

(Hari Kasih Sayang)



Syahrina Pahlevi

3.

Heart to Heart:

Perpisahan yang Mengubah Hidup

Tama Geraldine

Dan Kemantapannya Menatap Masa Depan



Maret 2015

Hari Musik Nasional

&

Hari Perfilman



Syahrina Pahlevi

4.

Heart to Heart :

Gusti Kanjeng Ratu Hemas

Emansipasi & Tradisi


April 2015

Hari Kartini

Handayani Tritama

5.

Heart to Heart :

Reza Artamevia

Cinta Telah Membawanya Kembali


Mei 2015

Hari Buku Nasional

&

Hari Pendidikan



Handayani Tritama

Dari sisi wartawan sendiri, ketika dilakukannya wawancara, para reporter cenderung memiliki pandangan yang kurang lebih sama terhadap rubrik Heart to Heart. Handayani merupakan seorang reporter yang dapat dibilang sering dalam menulis rubrik Heart to Heart tersebut, ia menuturkan

Tujuan resminya tuh sebenernya gw nggak tahu ya, kalau di apa sih.. Di booklet yang dibagiin waktu gw masuk HELLO tuh itu tuh ditulisin kaya menceritakan kisah mendalam curhatan sang idola, sang seleb. Tapi kalo menurut pandangan gw sih sebenernya itu tuh melihat kalau apa ya… Ya kalo, apa sih selebritis atau public figure itu sama aja kaya manusia pada umumnya mereka juga punya masalah dan punya sisi human interest yang bisa di kuak dan jadikan yang menarik. Ya kan banyak orang yang kesedihannya menjual”

Novita Angie, sebagai pemimpin redaksi menuturkan hal yang berbeda, bila Handayani mengatakan bahwa rubrik tersebut tidak seperti curhat, Novita Angie justru melihat sebagai wadah curhatan, namun iya setuju bahwa berita tersebut “menjual derita seseorang”

tapi basically iya curhatan tapi lebih kaya dia punya.. they went trough something.. ada problem sesuatu yang mereka bisa err… pernah punya masalah.. punya problem dimana akhirnya si orang-orang ini mereka bisa keluar dari problem itu.. gitu lah, they they they tell the story about errr…. cara mereka keluar dari, dari dari satu permasalahan yang pernah mereka hadapi, gitu sih mungkinnya. Lebih istilahnya sih kadang-kadang tuh lebih banyak kaya jual derita, sebenernya kaya gitu.”

(Novita Angie, Wawancara 18 Mei 2015)

Kemudian pernyataan yang sama juga diutarakan oleh Handayani, ia mengatakan “Mereka juga punya masalah, dan punya sisi human interest yang bisa di kuak, dan dijadikan menarik” (Handayani, wawancara 20 Mei 2015)

Hal ini seusai dengan kriterian penulisan suatu feature yaitu adanya relevansi dan merupakan tipe berita yang bertujuan untuk menggugah emosi pembacanya. Ketika keempat narasumber ditanya mengenai pandangan mereka tentang majalah HELLO! itu sendiri, keempat narasumber memiliki jawaban yang sama, bahwa majalah HELLO! bukan merupakan majalah selebriti yang memuat gossip belaka, namun tujuannya ialah untuk menguak pribadi seorang selebriti lebih dalam langsung dari sang narasumber. Hal tersebut merupakan ideology yang dipegang oleh para narasumber. Mereka percaya bahwa hal inilah yang ada di majalah mereka.

Pandangan mereka terhadap majalah dan rubrik ini akan berpengaruh dengan bagaimana mereka menyampaikan tulisan di rubrik tersebut. Dari keempat narasumber, kesamaan yang ditemukan ialah ketika mereka mengutarakan niat dari rubrik tersebut, yaitu untuk menceritakan sebuah kesedihan atau keterpurukan seorang artis dan bagaimana mereka bangkit. Pandangan yang sama ini kemudian akan menghasilkan sebuah pikiran yang sama yang akan mempengaruhi bagaimana naskah itu dibuat sampai dengan bagaimana penyuntingan naskah tersebut. Karena ketika mereka mempunya satu tujuan, dimana dalam hal ini ialah untuk menggugah emosi pembaca dan menyorotkan sisi manusiawi dari sang artis, hasil yang diinginkan dari keempa narasumber tersebut tidak akan jauh dari satu sama lain.



  1. Yüklə 457,08 Kb.

    Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin