1800. Dari Abu Humaid As Sa'idi r.a.,katanya: "Rasulullah saw. mengangkat seorang lelaki bernama Lutbiyah, dari Asd, suatu daerah di Yaman - kata 'Amru dan Ibnu Abi 'Umar - ditugaskan beliau mengumpulkan zakat. Ketika datang menyetorkan zakat yang dipungutnya, dia berkata kepada Rasulullah saw., "Ini zakat yang ku pungut ku simpankan kepada Anda, dan ini hadiah (pemberian) orang kepada ku." Kata Abu Humaid, "Sesudah itu Rasulullah saw. berpidato di mimbar. Mula-mula beliau memuji dan menyanjung Allah Ta'ala, kemudian beliau bersabda, "Ada seorang petugas yang kutugaskan memungut zakat, dia berkata, "Ini zakat yang kupungut ku simpankan kepada Anda, dan ini pemberian orang kepada ku." Mengapa dia tidak duduk saja di rumah ibubapanya menunggu orang mengantarkan hadiah kepadanya? Demi Allah yang jiwaku berada dalam kuasa-Nya, tidak seorang jua pun di antara kalian yang menggelapkan zakat yang ditugaskan kepadanya memungutnya, melainkan pada hari kiamat kelak dia akan memikul unta yang digelapkannya itu melenguh-lenguh di kuduknya, atau sapi yang menguak-nguak, atau kambing yang mengembek-ngembek." Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi, sehingga kelihatan oleh kami putih kedua ketiaknya. Kemudian beliau berkata, "Wahai, Allah! Telah kusampaikan!" Beliau mengatakannya dua kali.
1801. Dari 'Adi Ibnu 'Amirah Al Kindi r.a. katanya: "Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang kami angkat di antara kamu memangku suatu jabatan, lalu disembunyikannya terhadap kami sebuah jarum atau yang lebih kecil dari itu, maka perbuatannya itu adalah penggelapan. Dia akan datang pada hari kiamat membawa barang yang digelapkannya itu."
1802. Dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah saw., sabdanya: "Siapa yang taat kepada ku bererti dia taat kepada Allah. Siapa yang durhaka kepada ku bererti dia durhaka kepada Allah. Siapa yang taat kepada Amirku (pejabat yang kuangkat) bererti dia taat kepada ku. Siapa yang durhaka kepada pejabat yang ku angkat bererti dia durhaka kepada ku."
1803. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Anda wajib patuh dan setia, baik dalam keadaan susah maupun senang, disukai atau dibenci, dan biarpun merugikan kepentinganmu."
1804. Dari Yahya bin Hushain r.a., katanya: "Aku mendengar nenekku mengabarkan bahwa dia mendengar Rasulullah saw. bersabda dalam khutbah beliau ketika Haji Wada', "Sekali pun pejabat yang diangkat dalam pemerintahanmu seorang hamba sahaya tetapi dia memerintah (memimpin) dengan Kitabullah, hendaklah kamu patuh dan setia kepadanya." 1805. Dari Yahya bin Hushain r.a., dari neneknya Ummul Hushain, katanya dia mendengar neneknya bercerita: "Aku pergi menunaikan ibadah haji bersama Rasulullah saw. ketika Haji Wada' Ketika itu beliau berkhutbah panjang lebar. Antara lain aku mendengar beliau bersabda: "Seandainya pejabat yang ku angkat dalam pemerintahan seorang budak pontong hidung - mungkin yang dimaksud nenek, budak hitam - tetapi dia memerintah kamu dengan Kitabullah, maka hendaklah kamu patuh dan setia kepadanya."
1806. Dari Ibnu 'Umar r.a., dari Nabi saw. sabdanya: "Setiap muslim wajib patuh dan setia terhadap pemerintah, disukai atau tidak disukainya, kecuali bila dia diperintah melakukan maksiat. Jika dia diperintah melakukan maksiat dia tidak perlu patuh dan setia."
1807. Dari Ali bin Abi Thalib r.a., katanya: "Pada suatu ketika, Rasulullah saw. mengirim sepasukan tentera (ke medan perang) dan mengangkat seorang lelaki menjadi komandan mereka. (Sampai di suatu tempat), sang komandan menyalakan api (unggun) dan memerintahkan anak buahnya melompat ke dalam api unggun tersebut. Sebahagian anak buahnya telah siap hendak melompat ke dalam api tersebut, tetapi yang lain berkata, "Kita harus lari dari api itu." Peristiwa itu mereka laporkan kepada Rasulullah saw. Maka beliau bersabda, "Seandainya kamu melompat ke dalam api itu, kamu akan sentiasa berada di dalamnya hingga hari kiamat nanti." Kemudian beliau berkata pula kepada yang lain dengan lemah lembut, "Tidak wajib taat terhadap perintah untuk mendurhakai Allah. Taat itu hanya wajib dalam rangka menegakkan kebajikan."1808. Dari Junadah bin Umaiyah r.a., katanya: "Kami datang ke rumah 'Ubadah bin Shamit ketika dia sakit. Kami berkata kepadanya, "Semoga Allah menyembuhkan Anda segera. Ajarkanlah kepada kami hadis yang pernah Anda dengar dari Rasulullah saw., semoga Allah memberikan manfaat kepada kami." Katanya, "Pada suatu ketika Rasulullah saw. memanggil kami, lalu kami bai'at (berjanji setia) dengan beliau. Beliau membai'at kami akan patuh dan setia dalam segala hal, baik yang kami senangi dan tidak kami senangi, dalam kesulitan dan kelapangan, dan dalam hal yang mungkin merugikan kami. Dan tidak akan melawan pejabat yang berwenang." Kata beliau, "Kecuali jika kalian telah mempelajarinya dari Kitab Allah."
1809. Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Sesungguhnya Imam (pemimpin, pembesar, atau penguasa) itu adalah bagaikan perisai, di mana orang berperang memakai perisai dan menjaga diri dengannya. Jika Imam memerintahkan supaya taqwa kepada Allah 'Azza wa Jalla dan berlaku adil, dia mendapat pahala kerananya, dan jika dia memerintahkan selain itu, maka dia mendapat siksa."
1810. Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Bani Israil selalu dipimpin oleh para Nabi. Tiap-tiap seorang Nabi meninggal, lalu digantikan oleh nabi yang lain sesudahnya. Namun begitu, tidak ada lagi nabi sesudahku. Yang bakal ada ialah para khalifah (kepala-kepala pemerintahan). Tetapi mereka akan banyak membuat kesalahan." Para sahabat bertanya, "Bagaimana petunjuk Anda kepada kami mengenai hal itu?" Jawab Nabi saw., "Tepatilah bai'at yang pertama, kemudian yang sesudah itu. Dan penuhilah hak mereka, kerana Allah akan meminta pertanggungjawaban mereka tentang pemerintah mereka."1811. Dari 'Abdullah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Sepeninggal ku nanti akan ada pembesar-pembesar negara yang mementingkan diri sendiri dan bertindak dengan tindakan-tindakan/kebijaksanaan yang tidak kamu sukai (mengenai kekayaan negara). Tanya para sahabat, "Bagaimana petunjuk Anda kepada kami bila kami bersua dengan pembesar-pembesar seperti itu?" Jawab beliau, "Penuhi kewajipan mu dan mohonlah hak mu kepada Allah Ta'ala."
1812. Dari 'Abdur Rahman bin 'Abdu Rabbil Ka'bah r.a., katanya: " Aku masuk ke dalam masjid maka terlihat oleh ku 'Abdullah bin Amru bin 'Ash duduk dibawah naungan Ka'bah dikelilingi orang ramai. Lalu ku datangi mereka dan duduk ke dekat 'Abdullah. Katanya, "Kami pernah mengadakan suatu perjalanan bersama-sama Rasulullah saw., lalu pada suatu tempat perhentian kami berhenti. Sebahagian kami ada yang memperbaiki tempat tidur, sebahagian lagi berlatih memanah, sebahagian lagi memberi makan haiwan dan sebagainya. Tiba-tiba kedengaran Maudzdzin Rasulullah saw. memanggil kami solat berjama'ah, lalu kami berkumpul ke dekat beliau. Beliau bersabda, "Para Nabi sebelum aku bertugas menuntun umatnya kepada kebaikan yang diajarkan Allah kepada mereka dan mengingatkan bahaya yang mengancam mereka. Umat ku yang sempurna dan selamat ialah angkatan pertama-tama. Angkatan sesudah itu akan ditimpa berbagai cubaan berupa hal-hal yang tidak disenanginya, seperti timbulnya fitnah. Di mana-mana sebahagian mereka menghina bahagian yang lain, maka kerana itu timbullah bencana. Orang-orang mukmin berkata, "Inilah kiranya yang membinasakan ku. Setelah hilang suatu bencana timbul pula bencana yang lain. Dan orang mukmin berkata, "Ini....!Ini!" Siapa yang ingin bebas dari neraka mahu masuk ke syurga, hendaklah dia menemui kematiannya dalam beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan hendaklah dia berjasa kepada umat manusia sesuai dengan yang diinginkan oleh masyarakat itu. Siapa yang bai'at dengan seorang Imam, (pembesar atau penguasa) lalu dia memenuhi janji setianya dengan sepenuh hati, hendaklah dia mematuhi Imam itu sehabis daya. Jika yang lain datang memberontak, penggallah lehernya. Kata ' Abdur Rahman, "Aku lebih mendekat kepada 'Amru, lalu kata ku, aku bertanya kepada Anda dengan nama Allah, apakah Anda mendengar sendiri hadis ini dari Rasulullah saw. Dia menunjuk dengan tangannya ke telinga dan hatinya seraya berkata, " Aku dengar dengan kedua telinga ku, dan ku simpan dalam hatiku." Lalu ku katakan kepadanya, "Ini anak-anak paman mu, Mu'awiyah. Dia menyuruh kita memakan harta sesama kita dengan cara yang haram serta membunuh sesama kita. Padahal Allah Ta'ala telah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang haram, kecuali berjual-beli dengan cara suka sama suka sesamamu, dan janganlah kamu membunuh saudara mu (sesama muslim); sesungguhnya Allah Maha sayang kepada mu." Amru diam sebentar kemudian dia berkata, "Patuhilah perintahnya bila sesuai dengan perintah Allah dan langgarlah perintahnya bila melanggar perintah Allah!"
1813. Dari Usaid Ibnu Hudhair r.a., katanya: "Seorang lelaki Anshar berpencil dengan Rasulullah saw. lalu dia berkata: "Ya, Rasulullah! Angkatlah aku menjadi pegawai (pembesar) negeri seperti si Fulan." Jawab Nabi Saw., "Sepeninggal ku, kamu akan menemui sifat mementingkan diri sendiri. Kerana itu sabarlah kamu sampai aku menemui mu di telaga."
1814. Dari Hudzaifah Ibnu Al Yamani r.a., katanya: "Biasanya orang ramai bertanya kepada Rasulullah saw. tentang kebajikan. Tetapi aku bertanya kepada beliau tentang kejahatan. Kerana aku takut kejahatan itu menimpa ku. Lalu aku bertanya, "Ya, Rasulullah! Kami dahulu berada dalam kejahilan dan kejahatan. Kerana itu Allah Ta'ala menurunkan kebaikan (agama) ini kepada kami. Mungkinkah sesudah ini timbul lagi kejahatan?" Jawab Rasulullah saw., "Tentu!" Tanya ku, "Sesudah itu mungkin pulakah datang lagi kebaikan?" Jawab Nabi saw., "Ya, tetapi sudah cacat!" Tanya ku, "Apa cacatnya?" Jawab Nabi saw., "Suatu kaum (bangsa) membuat peraturan (perundangan) di luar sunnah ku dan memimpin tanpa hidayah ku. Engkau mengerti tentang kebijaksanaan mereka dan tidak menyukainya." Tanya ku, "Sesudah kebaikan itu, timbul lagikah kejahatan?" Jawab beliau. "Ada. Iaitu orang-orang yang selalu memanggil-manggil di pintu neraka, lalu siapa yang memenuhi panggilannya dilemparkannya ke dalam neraka itu."
Tanya ku. "Ya, Rasulullah! Tunjukkanlah kepada kami ciri-ciri mereka." Jawab Nabi saW., "Baik! Iaitu orang-orang yang kulitnya sama dengan kita (mengaku beragama Islam) dan mereka berbicara memakai lidah (hadis) kami." Tanya ku, "Bagaimana petunjuk Anda seandainya aku menemui hal yang demikian?" Jawab Nabi saw., "Tetaplah kamu bersama jama'ah kaum muslimin dan Imam (pemimpin atau pembesar) mereka!" Tanya ku, "Jika tidak ada jama'ah dan Imam?" Jawab beliau, "Tinggalkanlah partai-partai itu semuanya. Sekalipun engkau akan memakan akar-akar kayu, namun engkau tetaplah pada pendirianmu itu."
1815. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Siapa yang tidak mematuhi Imam dan memencil dari jama'ah, lalu dia mati, maka matinya seperti mati jahiliyah. Siapa yang mati terbunuh di bawah bendera kefanatikan, bermusuhan, dan berperang kerana fanatik kesukuan(kebangsaan), dia bukanlah umat ku. Dan siapa keluar dari umat ku lalu menyerang umat ku, membunuh orang-orang baik dan orang-orang jahat tanpa mempedulikan apakah dia orang mukmin atau tidak, dan tanpa mengindahkan janji yang telah dibuatnya, orang itu juga bukan umatku."
1816. Dari Ibnu 'Abbas r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Siapa melihat Amir (pembesar negeri) melakukan suatu tindakan yang tidak disukainya hendaklah dia bersabar, kerana siapa memisahkan diri dari jama'ah walaupun hanya sejengkal, lalu dia mati, maka matinya sama dengan mati jahiliyah."
1817. Dari 'Arfajah r.a., katanya dia mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Nanti akan terjadi bencana dan kekacauan. Maka siapa yang memecah belah persatuan umat ini penggallah dengan pedangmu, walaupun siapa dia."
1818. Dari 'Arfajah r.a., katanya dia mendengar Rasulullah bersabda: "Bila datang kepada mu seorang yang hendak mematahkan tongkatmu atau memecah belah persatuan kamu, padahal kamu bersatu di bawah satu pimpinan (yang baik), maka bunuhlah dia!"
1819. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Apabila dibai'at (diangkat) orang khalifah tandingan (sehingga terdapat dua khalifah), maka bunuhlah yang terakhir."
1820. Dari Ummu Salamah r.a., isteri Nabi saw., dari Nabi saw. sabdanya: "Kelak akan memerintah pembesar-pembesar yang kebijaksanaannya ada yang kamu kenal baik dan yang tidak baik. Maka siapa membenci yang tidak baik lepaslah dia dari dosa, bahkan siapa yang mengingkarinya (memprotes) selamatlah dia. Tetapi siapa yang rela bahkan mengikuti yang tidak baik, berdosalah dia." Para sahabat bertanya, "Bolehkah kita bunuh mereka?" Jawab Nabi saw., "Tidak! Selama mereka masih melakukan solat!"
1821. Dari 'Auf bin Malik r.a., dari Rasulullah saw., katanya: "Imam (pemimpin atau pembesar) yang terbaik ialah mereka yang mencintai mu dan kamu mencintai mereka; mereka mendoakan kamu dan kamu mendoakan mereka. Imam yang paling buruk (jahat) ialah yang kamu benci dan mereka membenci mu; kamu mengutuk mereka dan mereka mengutuk mu." Bertanya seseorang, "Ya, Rasulullah! Bolehkah kami menyingkirkannya dengan pedang?" Jawab Rasulullah saw., "Tidak, selama mereka masih solat bersama-sama kamu. Apabila kamu lihat suatu tindakan (kebijaksanaan) yang tidak baik dari pembesar mu, proteslah tindakannya, dan jangan lepas tangan untuk tidak taat (terhadap tindakannya yang baik)."
1822. Dari Jabir r.a. katanya: "Di hari pengukuhan perjanjian Hudaibiyah, kami semuanya berjumlah seribu empat ratus orang. Kami bai'at dengan Rasulullah saw., dan Umar memegang tangan Nabi saw. di bawah pohon Samurah. Kata Jabir, "Kami bai'at dengan Nabi saw. bahwa kami tidak akan lari dari perjuangan dan bukan untuk mati."
1823. Dari Mujasyi' bin Mas'ud As Sulami r.a., katanya: "Aku datang bersama saudara ku Abu Ma'bad kepada Rasulullah saw. sesudah penaklukan Makkah. Aku berkata kepada beliau, "Ya, Rasulullah! Bai'atlah dia untuk hijrah." Jawab Nabi saw., "Hijrah kependudukan sudah selesai." Tanya ku, "Lalu untuk apa dia harus dibai'at?" Jawab beliau, "Untuk Islam, Jihad, dan Kebajikan."
1824. Dari 'Aisyah r.a., katanya Rasulullah saw. ditanya orang mengenai hijrah. Maka bersabda Rasulullah saw., "Tidak ada lagi hijrah sesudah penaklukan Makkah. Yang ada ialah Jihad dan Niat yang shalih. Apabila kamu diperintahkan berjihad (berjuang atau berperang) maka patuhilah!"
1825. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya seorang Arab dusun bertanya kepada Rasulullah saw. mengenai hijrah. Jawab Nabi saw., "Sayang sekali, hijrah itu sangat berat. Adakah engkau mempunyai unta?" Jawab orang itu, "Ada!" Tanya, "Adakah engkau membayar zakatnya?" Jawab, "Ada!" Sabda Nabi saw., "Kalau begitu beramallah di negerimu, sesungguhnya Allah Ta'ala tidak akan mensia-siakan pahala amalmu sedikit jua pun."
1826. Dari 'Aisyah r.a., isteri Rasulullah saw., katanya: "Apabila para wanita yang beriman hijrah kepada Rasulullah saw., mereka selalu diuji sesuai dengan firman Allah 'Azza wa Jalla, "Wahai Nabi! Apabila datang kepada mu wanita-wanita yang beriman untuk mengadakan janji setia bahwa mereka tidak akan menyekutukan Allah dengan sesuatu apa jua pun, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, hingga akhir hayat, (Al Mumtahanah, 60 : 12). Kata 'Aisyah selanjutnya. "Siapa yang memegang teguh janji-janji tersebut dengan setia, bererti mereka lulus dari ujian. Dan apabila mereka telah mengikrarkan janji tersebut dengan ucapan mereka: Rasulullah menyuruh mereka pergi. Sabdanya, "Pergilah kalian! Aku telah membai'at kalian!" Kata 'Aisyah, "Demi Allah! Rasulullah saw. sekali-kali tidak memegang tangan seorang perempuan pun, sekali-kali tidak, selain hanya membai'at mereka dengan kata-kata."
1827. Dari 'Urwah r.a., bahwasanya Aisyah r.a., mengabarkan kepadanya tentang cara membai'at kaum wanita, katanya: "Rasulullah saw. tidak pernah memegang tangan seorang perempuan pun, sekali-kali tidak ketika membai'at mereka, beliau hanya membai'at dengan ucapan, lalu kaum wanita memberikan janjinya dengan ucapan pula. Sesudah itu beliau menyuruh mereka pergi, sabdanya, "Pergilah Anda, aku telah membai'at Anda semua!"1828. Dari 'Abdullah bin 'Umar r.a. katanya: "Kami melakukan bai'at dengan Rasulullah saw. untuk patuh dan setia. Lalu Nabi saw. bersabda, "Ucapkanlah!" Lalu aku berbai'at sesuai dengan kesanggupanku.
1829. Dari Ibnu 'Umar r.a. katanya: "Rasulullah saw. memeriksa ku ketika hendak berangkat perang Uhud. Ketika itu aku baru berusia empat belas tahun. Beliau tidak membolehkan pergi berperang. Ketika hendak
berangkat ke medan perang Khandaq, beliau memeriksa ku pula. Ketika itu aku telah berusia lima belas tahun dan beliau membolehkan ku ikut berperang." Kata Nafi', "Maka ku datangi 'Umar bin 'Abdul 'Am, - ketika itu dia telah menjadi Khalifah - lalu ku sampaikan kepadanya hadis tersebut. Katanya, "Sesungguhnya itu adalah batas antara usia kecil dan usia dewasa. Lalu dia tulis surat kepada seluruh pegawainya supaya mereka mewajibkan pelaksanaan tugas-tugas agama (mukallaf) bagi setiap anak yang telah mencapai usia lima belas tahun. Anak yang kurang dari usia tersebut menjadi tanggungan keluarganya."
1830. Dari 'Abdullah bin 'Umar r.a., dari Rasulullah saw., bahwasanya beliau melarang membawa mashhaf Qur'an ke daerah musuh, kerana beliau khuatir kalau-kalau nanti diambil musuh (lalu dirosak mereka keagungan dan kesuciannya)."
1831. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya: "Rasulullah saw. pernah mengadakan lumba (pacuan) kuda yang dikurung, dari Haifa sampai ke Tsaniyatul Wada' ( 5 atau 6 mil dari luar kota Madinah), dan lumba kuda yang tidak dikurung, dari Tsaniyah hingga Masjid Bani Zuraiq. Ibnu 'Umar sendiri turut dalam perlumbaan itu."
1832. Dari Jarir Ibnu 'Abdullah r.a., katanya: "Aku pernah melihat Rasulullah saw. mengusap-usap kening kuda dengan tangan beliau, lalu berkata, "Kuda yang diikat (disediakan untuk perang) dahinya membawa berkah hingga hari kiamat, berupa pahala dan rampasan."1833. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah saw. tidak menyukai kuda Syakal (kuda yang putih kaki kanan dan tangan kiri, atau putih tangan kanan dan kaki kirinya)."
1834. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Allah Ta'ala telah menjamin bagi orang yang pergi berperang fi sabilillah (untuk menegakkan agama Allah) dengan firman-Nya, "Siapa yang pergi jihad (berperang atau berjuang) hanya semata-mata untuk menegakkan atau membela agamaKu, dan kerana iman denganKu, serta percaya kepada RasulKu, maka Aku menjamin bahwa Aku akan memasukkannya ke syurga, atau mengembalikannya pulang ke rumahnya membawa kemenangan, berupa pahala dan harta rampasan. Demi Allah yang jiwa Muhammad berada dalam kuasa-Nya, tidak ada seorang pun yang terluka dalam perang fi sabilillah, melainkan dia akan datang kelak di hari kiamat dalam keadaan luka seperti semula. Warna darahnya merah, dan baunya harum seperti kasturi. Demi Allah yang jiwa Muhammad dalam kuasaNya, seandainya tidaklah akan menyulitkan bagi kaum muslimin, tidaklah aku sampai hati untuk membiarkan sebahagian mereka untuk tidak ikut berperang menegakkan agama Allah. Tetapi aku tidak beroleh kelapangan untuk menanggung biaya mereka, sedangkan mereka tidak pula mempunyai kelapangan, padahal mereka merasa kecewa tidak ikut berperang bersama ku. Demi Allah yang jiwa Muhammad berada dalam kuasaNya, sesungguhnya aku ingin sekali berperang fi sabilillah lalu aku tewas, kemudian aku berperang lagi, lalu tewas pula, kemudian aku berperang kembali lalu tewas pula."
1835. Dari Anas bin Malik r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Tidak satu pun orang yang telah mati, pada hal dia telah memperoleh pahala yang menggembirakan di sisi Allah, yang ingin kembali ke dunia sekalipun dunia dan seluruh isinya diberikan kepadanya, kecuali orang yang mati syahid. Orang mati syahid itu ingin kembali ke dunia, kerana dia ingin sekali lagi sebagai syuhada kerana dia telah melihat bagaimana mulianya mati syahid."1836. Dari Anas bin Malik r.a., dari Nabi saw. sabdanya: "Tidak satu pun orang yang telah masuk syurga ingin hendak kembali ke dunia, walaupun seluruh isi bumi ini diberikan kepadanya, kecuali orang-orang mati syahid. Orang yang mati syahid itu ingin kembali ke dunia, lalu dia tewas (syahid) di dunia sampai sepuluh kali, kerana dia telah menyaksikan bagaimana mulianya orang mati syahid."
1837. Dari Abu Hurairah r.a. katanya: "Ditanyakan orang kepada Nabi saw., amal apakah yang sebanding dengan jihad fi sabilillah?" Jawab Nabi saw., "Engkau tidak akan sanggup mengamalkannya!" Orang itu bertanya kembali sampai dua atau tiga kali, namun Nabi saw. tetap menjawab seperti itu. Terakhir beliau menjawab, "Perbandingan seorang mujahid fi sabilillah (pejuang yang menegakkan agama Allah) sebanding dengan orang yang puasa, mendirikan solat, patuh menjalankan ayat-ayat Allah, tidak berhenti puasa dan solat, sampai si mujahid pulang dari medan perjuangan."
1838. Dari Nu'man bin Basyir r.a., katanya: "Pada suatu ketika aku berada dekat mimbar Rasulullah saw. Lalu berkata seorang lelaki, "Aku tidak mementingkan suatu amal sesudah aku masuk Islam kecuali memberi minum orang-orang yang sedang melaksanakan ibadah haji." Berkata pula yang lain, "Aku tidak mementingkan suatu amal sesudah aku masuk Islam melainkan memakmurkan Masjidil Haram." Berkata pula yang lain, "Jihad fi sabilillah lebih utama dari semua yang kamu katakan itu." Lalu mereka ditegur oleh 'Umar, katanya, "Janganlah kalian meninggikan suara kalian dekat mimbar Rasulullah saw., bukankah sekarang hari Jumaat?" Tetapi setelah selesai solat Jumaat aku datang menemuinya minta fatwa tentang apa yang diperselisihkan mereka. Maka turunlah ayat: "Apakah orang-orang yang memberi minum kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil Haram kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad fi sabilillah?" (At Taubah, 9 : 19)
1839. Dari Anas bin Malik r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Jihad fi sabilillah (berjuang atau berperang menegakkan agama Allah) pagi dan petang lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya."1840. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Hai, Abu Sa'id! Siapa yang rela Allah menjadi Tuhannya, Muhammad menjadi Nabinya, dan Islam menjadi agamanya, dia wajib masuk syurga." Abu Sa'id kagum mendengar sabda Nabi saw. tersebut, lalu dia meminta supaya Nabi mengulang sabdanya itu. Maka diulang oleh beliau. Kemudian bersabda pula beliau, "Ada lagi yang lain. Iaitu seorang hamba dinaikkan darjatnya seratus darjat di syurga. Jarak antara dua darjat seperti jarak antara langit dan bumi." Tanya, "Apa itu, ya Rasulullah?" Jawab beliau. "Jihad fi sabilillah! Jihad fi sabilillah! (berjuang atau berperang menegakkan agama Allah!)"
1841. Dari Abu Qatadah r.a. katanya: "Pada suatu ketika Rasulullah saw. berdiri di hadapan para sahabat, lalu bersabda: "Sesungguhnya Jihad fi sabilillah serta iman kepada Allah, adalah amal yang paling utama." Maka berdiri seorang lelaki seraya bertanya, "Ya, Rasulullah! Bagaimana jika aku tewas dalam jihad fi sabilillah, hapuskah dosa-dosaku?" Jawab Rasulullah saw., "Hapus, jika engkau tewas, sedangkan engkau seorang yang sabar dan ikhlas kerana Allah, engkau tewas kerana maju bertempur tidak kerana lari dari pertempuran," Kemudian beliau bertanya, "Apa tanyamu tadi? Maka diulangnya pertanyaannya, "Bagaimana jika aku tewas dalam jihad fi sabilillah, hapuskah dosa-dosaku?" Jawab Rasulullah, "Ya, hapus, jika engkau seorang pejuang yang sabar, ikhlas kerana Allah semata-mata, tewas kerana maju bertempur, tidak kerana lari dari pertempuran. Kecuali yang tidak hapus ialah hutang. Begitulah kata Jibril kepada ku."
1842. Dari Abu Sa'id r.a., katanya seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw., "Siapakah manusia yang paling utama, ya, Rasulullah?" Jawab beliau, "Orang mukmin yang berjuang dengan diri dan hartanya fi sabilillah (untuk menegakkan agama Allah)." Tanya, "Kemudian siapa lagi?" Jawab Rasulullah saw., "Orang yang mengasingkan diri ke hutan-hutan untuk menyembah Tuhannya, supaya mereka terhindar dari kejahatan."
1843. Dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah saw. sabdanya: "Termasuk kehidupan yang terbaik, iaitu orang-orang yang menyiagakan hidupnya untuk jihad fi sabilillah (berjuang atau berperang untuk menegakkan agama Allah). Ia segera melompat ke punggung kuda tatkala mendengar trompet perang dan menunggu komando. Ia segera memacu kudanya ke medan perang mencari kematian (syahid) yang didambakannya. Atau seorang yang tinggal di puncak-puncak bukit dan di lembah-lembah, dengan hidup sederhana, ditegakkannya solat, dibayarnya zakat, disembahnya Tuhan terus menerus sampai meninggal, dan tidak pernah merugikan umat manusia, bahkan dia sentiasa berbuat kebajikan terhadap sesamanya."1844. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Allah Ta'ala tertawa (rela) kepada dua orang lelaki, di mana seorang di antaranya membunuh yang lain, lalu keduanya masuk syurga. Tanya para sahabat, "Bagaimana bisa begitu, ya Rasulullah?" Jawab beliau, "Lelaki yang terbunuh itu tewas dalam jihad fi sabilillah, maka dia itu mati syahid. Kemudian si pembunuh taubat kepada Allah Ta'ala, lalu Allah menerima taubatnya. Sesudah itu dia tewas pula dalam perang fi sabilillah, maka dia itu mati syahid."
Dostları ilə paylaş: |