ya Rasulullah!" Sabda beliau, "Perhatikan baik-baik! Apabila kamu bertemu dengan mereka esok, hendaklah mereka kalian habiskan, sambil beliau memberi isyarat dengan tangannya, meletakkan yang kanan atas yang kiri. Kemudian beliau berkata, sampai bertemu di Shafa. Maka siapa saja yang mendekati mereka pada hari itu mereka bunuh semua. Kata Abu Hurairah, "Rasulullah saw. naik ke bukit Shafa, dan orang-orang Anshar datang pula mengelilingi beliau. Kemudian datang Abu Sufyan, katanya, "Ya Rasulullah! Kalau orang Quraisy dibunuh habis, tidak ada lagi Quraisy sesudah hari ini." Kemudian, Abu Sufyan menceritakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan, dia aman. Siapa yang meletakkan senjata, dia aman. Siapa yang mengunci pintu rumahnya, dia aman." Lalu berkata orang-orang Anshar, "Agaknya orang ini (Rasulullah) telah dipengaruhi rasa kasih sayang terhadap famili dan rindu kampung halamannya." Maka turunlah wahyu kepada Rasulullah saw., lalu beliau bersabda: "Kalian berkata bahwa aku telah dipengaruhi rasa kasih sayang terhadap famili dan rindu kampung halaman. Lupakah kalian siapa aku?" Beliau mengulangi ucapannya itu sampai tiga kali. "Aku Muhammad, hamba Allah dan RasulNya. Aku telah hijrah kepada Allah dan kepada kalian. Maka kerana itu aku akan hidup dan mati bersama-sama dengan kalian." Jawab mereka, "Demi Allah, kata-kata itu kami ucapkan tidak lain hanya kerana cinta kami kepada Allah dan Rasul-Nya." Jawab
Rasulullah saw., "Sesungguhnya Allah swt. membenarkan pengakuan kalian dan telah memaafkan kalian."
1753. Dari 'Abdullah r.a., katanya; " Ketika Nabi saw. memasuki kota Makkah, di sekitar Ka'bah terdapat tiga ratus enam puluh berhala. Beliau menusuknya dengan tongkat yang ada di tangan beliau, sambil berkata: " Apabila telah datang kebenaran, maka lenyaplah kebatilan. Sesungguhnya yang bathil itu pasti lenyap. Apabila telah datang kebenaran, tidak akan lahir kebathilan dan tidak akan kembali." 1754. Dari Abu Ishaq r.a., katanya dia mendengar Al Bara' bin Azib berkata: "Ali bin Abi Thalib menuliskan surat perjanjian damai antara Nabi saw. dengan orang-orang musyrik Makkah ketika perdamaian Hudaibiyah akan ditanda tangani. Ali menuliskan kata-kata: "Inilah perjanjian yang ditulis oleh Muhammad Rasulullah." Lalu orang-orang musyrik memprotes, "Jangan ditulis Rasulullah! Jikalau kami tahu bahwa engkau ini Rasulullah, tentu kami tidak akan memerangi engkau. Maka berkata Nabi saw. kepada Ali, "Hapus kata-kata itu!" Jawab Ali, "Aku tidak mahu yang menghapusnya." Lalu dihapus oleh Nabi saw. dengan tangannya sendiri. Kata Al Bara', "Isi perjanjian itu antara lain menetapkan bahwa kaum muslimin boleh masuk dan tinggal di kota Makkah selama tiga hari. Tidak boleh membawa senjata, kecuali dalam sarungnya (dibungkus)."
1755. Dari Anas r.a., katanya. "Orang-orang Quraisy membuat perjanjian damai dengan Nabi saw. Di kalangan mereka terdapat Suhail Ibnu 'Amr. Berkata Nabi saw. kepada Ali "Tuliskan Bismillahirrahmanirrahim." Kata Suhail, "Kami tidak mengerti apa itu Bismillahirrahmanirrahim. Tuliskanlah apa yang kami ketahui, iaitu Bismikallahumma." Sabda Nabi saw., "Tuliskan, Dari Muhammad Rasulullah. " Kata mereka. "Kalau kami tahu bahwa engkau Rasulullah, tentu kami ikuti engkau. Tuliskan saja namamu dan nama bapamu." Sabda Nabi saw., "Tuliskan Dari Muhammad bin 'Abdullah." Kemudian, di antara isi surat perjanjian itu, mereka menetapkan atas Nabi saw., bahwa setiap orang Makkah yang telah Islam, apabila dia datang ke Makkah, mereka tidak wajib mengembalikannya kepada Nabi Muhammad saw. Tetapi setiap orang kafir Makkah yang datang kepada Nabi Muhammad saw., beliau harus mengembalikannya kepada mereka. Lalu para sahabat bertanya. "Akan kita tuliskah ini?" Jawab Nabi saw., "Ya, tuliskan! Kerana orang-orang kita yang pergi kepada mereka, bererti Allah menjauhkannya, dan sebaliknya orang-orang mereka yang datang kepada kita, diharapkan mudah-mudahan Allah memberinya jalan keluar dari kemusyrikan."
1756. Dari Abu Wa-il r.a., katanya: "Ketika terjadi perang Shiffin, Suhail bin Hunaif berdiri, lalu dia berkata, "Hai, manusia! Koreksilah diri mu masing-masing! Pada hari terjadinya perjanjian Hudaibiyah, kami ada bersama-sama Rasulullah saw. Seandainya ketika itu kami melihat suatu pembunuhan pasti kami perang. Ini terjadi ketika dibuat perjanjian damai antara Rasulullah saw. dengan kaum musyrikin Makkah. 'Umar bin Khaththab datang, lalu dia menghampiri Rasulullah saw. seraya berkata, "Ya, Rasulullah! Bukankah kita yang benar sedangkan mereka salah?" Jawab beliau, "Ya, benar!" Tanya 'Umar, "Bukankah jika kita terbunuh masuk syurga, sedangkan jika mereka yang terbunuh masuk neraka?" Jawab Nabi saw., "Ya, benar" Tanya "'Umar, "Mengapa kita harus mengalah mengenai agama kita dan kembali pulang begitu saja, padahal Allah Ta'ala sendiri tidak memberi putusan apa-apa antara kita dengan mereka?" Jawab Nabi saw., "Hai, Ibnu Khaththab! Aku ini Rasulullah! Allah sekali-kali tidak akan menyia-nyiakan aku selama-lamanya." Umar lalu pergi dalam keadaan tidak puas, bahkan dia marah. Didatanginya Abu Bakar, lalu katanya, "Hai, Abu Bakar! Bukankah kita ini benar, dan mereka yang salah?" Jawab Abu Bakar, "Betul, hai 'Umar!" Tanya 'Umar, "Bukankah jika kita terbunuh kita masuk syurga, dan jika mereka terbunuh, mereka masuk neraka?" Jawab Abu Bakar, "Ya, betul!" Kata 'Umar, "Nah, mengapa kita harus mengalah mengenai agama kita, dan kembali pulang begitu saja, padahal Allah belum memberikan putusan (kalah atau menang) antara kita dengan mereka? Jawab Abu Bakar, "Hai, Ibnu Khaththab! Beliau adalah Rasulullah. Allah tidak akan menyia-nyiakan beliau selama-lamanya." Kata Suhail, "Maka turunlah Qur'an kepada Rasulullah saw., iaitu surah Al Fath (ayat 1). Lalu disuruh beliau seseorang sahabat kepada 'Umar membacakan ayat itu kepadanya. Tanya 'Umar, "Ya, Rasulullah! Apakah itu suatu kemenangan? Jawab beliau, "Ya, barulah terubat hati 'Umar, lalu dia kembali."
1757. Dari Hudzaifah bin Yamani r.a., katanya: "Tidak ada yang menghalangi ku untuk turut bertempur di Badar, kecuali kerana aku dan bapa ku Husail tertangkap oleh kaum kafir Quraisy ketika kami keluar dari Makkah. Tanya mereka, "Apakah kalian hendak pergi menemui Muhammad?" Jawab kami, "Tidak! Kami hanya akan berjalan-jalan ke Madinah." Lalu mereka membuat perjanjian dengan kami, bahwa kami boleh pergi ke Madinah tetapi tidak boleh ikut berperang memihak Nabi saw. Lalu kami datangi Rasulullah saw., dan melaporkan kepada beliau peristiwa kami itu. Sabda beliau, "Pergilah kalian, pegang teguh janji kalian dengan mereka. Kita akan mohon pertolongan kepada Allah swt. untuk mengalahkan mereka." 1758. Dari Ibrahim Al Taimiy r.a., dari bapanya, katanya: "Pada suatu ketika kami berada dekat Hudzaifah, maka berkata seorang lelaki. "Seandainya aku mendapatkan Rasulullah saw., nescaya aku ikut berperang bersama-sama dengan beliau, dan aku akan sungguh-sungguh." Kata Hudzaifah, "Betulkah engkau akan berbuat demikian? Aku sendiri pernah mengalami perang bersama-sama Rasulullah saw. Pada suatu malam ketika perang Ahzab, kami diserang angin kencang dan udara dingin. Maka bersabda Rasulullah saw., "Siapakah yang sanggup mencari berita tentang musuh? Allah akan menempatkannya bersama ku kelak di hari kiamat." Semuanya diam, tidak seorang pun yang menjawab. Kemudian beliau bertanya pula, "Siapa yang sanggup mencari berita mengenai musuh? Allah akan menempatkannya bersama ku kelak di hari kiamat." Kami diam semuanya, tidak seorang pun yang menjawab. Kemudian beliau bertanya pula. "Siapa yang sanggup mencari berita mengenai musuh? Allah akan menempatkannya kelak bersama ku di hari kiamat." Kami diam semuanya, tidak seorang pun yang menyahut. Lalu kata beliau. "Hudzaifah! Berdiri! Pergilah' cari khabar mengenai musuh!" Tidak dapat tidak aku harus berdiri, kerana beliau jelas memanggil namaku. Sabda beliau, "Pergilah! Cari khabar mengenai keadaan musuh!"
1759. Dari Sahal bin Sa'ad r.a., dia ditanya orang tentang luka Rasulullah saw. dalam pertempuran Uhud. Jawab Sahal, "Muka Rasulullah saw. luka, taring beliau patah, dan topi baja yang dipakainya pecah. Lalu Fatimah binti Rasulullah yang membersihkan darahnya, Ali bin Thalib yang menyiramkan air dari perisai. Ketika dilihat Fathimah darah bertambah banyak keluar, diambilnya potongan pelepah kurma, lalu dibakarnya sampai jadi abu. Kemudian abu itu diletakkannya di atas luka beliau sehingga darahnya berhenti keluar."
1760. Dari Anas r,a., katanya: "Dalam perang Uhud, Rasulullah saw. cedera, taring beliau patah dan luka dikepala sehingga darah mengalir dari lukanya itu. Beliau berkata. "Bagaimana suatu kaum akan menang, sedangkan mereka melukai Nabi mereka dan memecahkan taringnya. Kerana itu beliau mendo'akan kutukan bagi mereka kepada Allah, lalu Allah 'Azza wa Jalla menurunkan ayat: "Engkau tidak punya wewenang apa-apa terhadap urusan itu....."(Ali 'Imran, 3:128). 1761. Dari 'Abdullah r.a., katanya: "Aku seakan-akan masih nampak Rasulullah saw. kelika beliau menghikayatkan seorang Nabi di antara nabi-nabi yang dipukul kaumnya, lalu disapunya darah dari mukanya sambil berkata, "Wahai Tuhan ku, ampunilah kaum ku kerana mereka belum mengerti."
1762. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Allah sangat marah terhadap kaum yang melakukan perbuatan ini kepada RasulNya, sambil beliau menunjuk taringnya yang patah. Dan sabda beliau, "Allah sangat marah kepada orang yang dibunuh Rasulullah saw. dalam perang fi sabilillah 'Azza wa Jalla."1763. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Pada suatu waktu, ketika Rasulullah saw. solat dekat Ka'bah, Abu Jahil dan kawan-kawannya duduk-duduk pula dekat situ. Baru kelmarin orang menyembelih unta di sana. Kata Abu Jahil, "Siapa di antara kalian yang sanggup mengambil perut unta sembelihan Bani Fulan itu, lalu letakkan di bahu si Muhammad apabila dia sujud." Orang yang paling jahat di antara mereka pergi mengambil perut unta itu, lalu ketika Nabi saw. sujud diletakkannya di bahu beliau. Kata Ibnu Mas'ud, "Setelah itu mereka tertawa terbahak-bahak dan dorong mendorong satu sama lain. Aku berdiri saja melihatnya. Kalaulah aku sanggup, tentu kubuangkan perut unta itu dari punggung Rasulullah saw. Nabi saw. terus saja sujud, beliau tidak mengangkat kepalanya hingga ada orang lewat, lalu dia memberi tahukannya kepada Fathimah - yang ketika itu masih gadis kecil - Fathimah datang, lalu dibuangkannya perut unta itu dari punggung Nabi saw. Sesudah itu dihampirinya mereka, lalu dimakinya mereka.
Setelah Nabi saw. selesai solat, beliau mengeraskan suaranya mendo'akan kutukan atas mereka. Apabila Nabi saw. mendo'a, beliau baca tiga kali dan apabila beliau meminta, beliau minta tiga kali. Katanya, "Allahumma 'alaika bi Quraisy. Tatkala mereka mendengar suara Nabi mendo'a, mereka berhenti tertawa dan takut akan do'a beliau. Kemudian Nabi saw. berkata, "Allahumma 'alaika bi Abi Jahil bin Hasyim, wa 'Utbah bin Rabi'ah, wa Syaibah bin Rabi'ah, wal Walid bin 'Uqbah, wa Umayyah bin Khalaf, wa 'Uqbah bin Abi Mu'ith." - Ibnu Mas'ud ada menyebutkan yang ketujuh, tetapi perawi lupa namanya. Maka demi Allah yang telah mengutus
Muhammad saw. dengan yang hak, sesungguhnya aku melihat orang-orang yang nama mereka disebut Nabi itu mati tergeletak dalam perang Badar, kemudian diseret orang ke dalam lubang di Badar itu."
1764. Dari 'Abdullah r.a.. katanya: "Pada suatu ketika Rasulullah
saw. sedang sujud, dan di sekitarnya ada beberapa orang kafir Quraisy. Tiba-tiba datang 'Uqbah bin Abi Mu'ith membawa karung sembelihan anak unta yang telah membusuk lalu dilemparkannya ke punggung Rasulullah saw. Kerana itu beliau tidak mengangkat kepalanya sebelum Fathimah datang. Setelah Fathimah datang, maka diambilnya karung busuk itu dari punggung Nabi, lalu dibuangnya, dan dia mendo'akan kebinasaan bagi orang-orang yang melakukan perbuatan itu. Kemudian Nabi saw. mendo'a, "Wahai, Allah! Binasakanlah orang-orang Quraisy ini, iaitu Abu Jahil bin Hisyam, 'Utbah bin Rabi'ah, 'Uqbah bin Abi Mu'ith, Syaibah bin Rabi'ah, Umaiyah bin Khalaf, dan Ubaiya bin Khalaf." Kata 'Abdullah, "Maka dalam perang Badar, aku sungguh-sungguh melihat mereka terbunuh, lalu dilemparkan orang ke dalam sebuah sumur, selain Umaiyah atau mungkin Ubaiya, kerana persendiannya putus-putus, maka tidak dilemparkan orang ke sumur." 1765. Dari 'Urwah bin Zubair r.a., katanya 'Aisyah isteri Nabi saw. mengabarkan kepadanya, bahawa Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah saw., "Ya, Rasulullah, pernahkah Anda mengalami kesulitan yang paling sulit daripada hari perang Uhud?" Jawab beliau, "Aku pernah mengalami kesulitan dari kaum mu, dan itulah kesulitan yang paling sulit yang pernah ku alami dari mereka, iaitu peristiwa di hari 'Aqabah. Ketika itu, aku secara peribadi mendatangi Ibnu Abdi Yalil bin 'Abdi Kulal, tetapi dia tidak memenuhi harapan ku. Kerana itu aku pergi dengan perasaan sedih yang dalam, sehingga aku baru sedar setelah sampai di Qarnits Tsa'alib. Ketika itu aku mengangkat kepala ku, lalu terlihat oleh ku setumpuk awan melindungi ku. Setelah ku perhatikan
kiranya Jibril. Dia memanggil ku. katanya, "Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla mendengar ucapan kaum mu kepada mu dan penolakan mereka terhadap ajakan mu. Dan Allah mengirimkan malaikat penjaga bukit kepada mu untuk kamu suruh-suruh sekehendak hati mu." Lalu malaikat penjaga bukit memanggil ku dan memberi salam kepada ku. Kemudian dia berkata. "Ya Muhammad! Allah telah mendengar ucapan kaum mu terhadap mu. Aku adalah malaikat penjaga bukit. Tuhan mu mengutus ku kepada mu untuk melayani setiap perintah apa saja yang
kamu kehendaki. Bahkan jika engkau kehendaki, akan ku pertemukan kedua bukit ini (Jabal Qubais dan bukit yang di hadapannya) untuk ditimpakan kepada mereka." Jawab Rasulullah saw., "Bahkan yang ku harapkan semoga Allah mengeluarkan dari tulang-tulang sulbi mereka orang-orang yang menyembah kepada Allah satu-satunya, dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa jua pun.
"1766. Dari Jundub bin Sufyan r.a., katanya: "Jari Rasulullah saw. berdarah kerana luka dalam suatu peperangan. Maka bersabda Rasulullah saw.: "Bukankah engkau hanya sebatang jari yang berdarah. Dan ini terjadi ketika engkau ikut berjihad fi sabilillah."
1767. Dari Jundub r.a., katanya: "Jibril terlambat datang kepada Rasulullah saw., lalu orang-orang musyrik berkata, "Muhammad telah ditinggalkannya." Maka diturunkan Allah ayat: "Demi waktu Dhuha; dan demi malam apabila telah sunyi; Tuhan mu tiada meninggalkanmu dan tiada pula benci kepada mu." (Adh Dhuha,93: 1-3).
1768. Dari Jundub bin Sufyan r.a., katanya: "Pada suatu ketika Rasulullah saw. sakit, kerana itu beliau tidak kuat bangun untuk solat malam, selama dua atau tiga malam. Maka datang kepada beliau seorang perempuan, lalu dia berkata. "Ya, Muhammad! Aku berharap mudah-mudahan syaitan mu betul-betul telah meninggalkan mu. Telah dua malam aku tidak melihatnya menghampiri mu. Maka diturunkan Allah ayat: "Demi waktu Dhuha; dan demi malam apabila telah sunyi; Tuhan mu tiada meninggalkan mu dan tiada pula benci kepada mu." (Ad Dhuha, 93 : 1-3).
1769. Dari 'Urwah r.a., katanya Usamah bin Zaid menceritakan kepadanya, bahwa pada suatu ketika Nabi saw. pernah mengendarai seekor keldai berpelana, yang dialas dengan sulaman buatan Fadak. Sedangkan di belakang beliau membonceng Usamah. Ketika itu beliau bepergian hendak menengok Sa'ad bin 'Ubadah di perkampungan Bani Harits bin Khazraj, sebelum terjadi perang Badar. Beliau melewati suatu majlis, di mana orang-orang muslim dan orang-orang musyrik penyembah berhala serta orang-orang Yahudi kedapatan bercampur-baur di situ. Antara lain terdapat 'Abdullah bin Ubay dan' Abdullah bin Rawahah. Tatkala mereka diselubungi debu ketika kendaraan kami lewat, maka Abdullah bin Ubay menutup hidungnya dengan cedar sambil berkata, "Janganlah kami diberi abu!" Maka
Nabi saw. memberi salam kepada mereka, kemudian berhenti, lalu tUrUn. Kemudian beliau ajak mereka kepada Allah, dan beliau bacakan kepada mereka Al-Qur'an. Maka berkata 'Abdullah bin Ubay, "Hai, Buyung! Tidak adakah yang lebih baik dari ini? Jika apa yang engkau katakan itu benar, maka kami jangan diganggu dalam majlis kami. Pulanglah kamu ke rumahmu! Siapa yang datang kepada mu, boleh engkau cerita kepadanya." Maka berkata 'Abdullah bin Rawahah. "Datanglah ke majlis kami! Kami suka itu!" Kata Usamah, "Maka terjadilah perang mulut antara orang-orang muslim dengan orang-orang musyrik dan Yahudi, sehingga hampir mereka berkelahi. Tetapi Nabi saw. dapat menenangkan mereka, kemudian beliau naiki kenderaannya, lalu pergi ke rumah Sa'ad bin 'Ubadah. Maka bersabda Rasulullah saw., "Hai, Sa'ad! Tahukah kamu apa yang telah diucapkan oleh Abu Hubab ('Abdullah bin Ubay)? Dia mengatakan begini-begini." Kata 'Abdullah bin Rawahah, "Maafkan sajalah dia ya Rasulullah! Demi Allah, sesungguhnya Allah telah memberi Anda apa yang diberi-Nya. Sebelum kedatangan Anda, penduduk negeri ini telah sepakat hendak memakaikan mahkota dan melilitkan serban kepadanya. Tetapi Allah menggagalkannya dengan kebenaran yang diberikan-Nya kepada Anda. Kerana itu dia merasa iri terhadap Anda. Itulah sebabnya dia banyak membuat ulah seperti yang Anda saksikan." Lalu Nabi saw. memaafkannya.
1770. Dari Anas bin Malik r.a., katanya ada orang mengusulkan kepada Nabi saw., "Alangkah baiknya seandainya Anda datang menjenguk Abdullah bin Ubay." Kata Anas, "Nabi saw. pergi menjenguknya dengan mengendarai seekor keldai, bersama-sama beberapa orang muslim. Dia tinggal di tanah gersang. Ketika Nabi saw. mendatanginya dia berkata, "Jauh-jauhlah engkau dari ku! Demi Allah! Bau keldaimu sungguh menyakiti ku." Menyahut seorang lelaki Anshar, "Demi Allah! Bau keldai Rasulullah saw.lebih harum daripada bau mu sendiri." Kata Anas, "Seorang lelaki dari kaum 'Abdullah bin Ubay marah, untuk membela Abdullah. Akhirnya masing-masing pihak sama-sama marah, sehingga terjadilah perkelahian antara mereka, pukul memukul dengan pelepah kurma, dengan tangan dan dengan sepatu atau sandal, sehingga turun kepada mereka ayat: "Jika dua golongan orang-orang mukmin berkelahi, maka, damaikanlah mereka..." (Al Hujurat, 49:9).
1771. Dari Anas bin Malik r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Siapa yang sanggup mencari berita mengenai kegiatan Abu Jahil?" Maka berangkatlah Ibnu Mas'ud. Didapatinya Abu Jahil telah dipukul rubuh oleh dua orang anak 'Afra (orang Anshar, anak petani kurma), sehingga dia tidak berdaya. Lalu ku pegang janggutnya, sambil berkata, "Engkaukah Abu Jahil?" Jawabnya, "Tidaklah menjadi kehinaan bagi ku jika engkau yang membunuh ku, atau dibunuh oleh kaum ku sendiri." Kata Abu Mijlaz, "Abu Jahil mengatakan: Asal aku jangan dibunuh anak petani." 1772. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah saw. berangkat dengan tujuan menyerang Khaibar. Lalu kami solat Subuh sudah dekat ke kota itu, dan hari masih gelap. Sesudah solat, Nabi saw. menaiki kenderaannya, kemudian diikuti oleh Abu Thalhah, dan aku sendiri membonceng dengan Abu Thalhah. Nabi saw. terus berjalan memasuki jalan-jalan kecil di Khaibar, sehingga lutut ku bersentuhan dengan paha Nabi. Bahkan pernah kain beliau tersingkap, sehingga kelihatan olehku putih paha Nabi saw. Ketika memasuki kampung, beliau berkata, "Allahu Akbar! Kharibat Khaibar! Inna idza nazalna bi sahati qaumin. fasaa-a shabahul mundzarin." Beliau mengulang kata-katanya itu sampai tiga kali. Kata Anas, "Ketika orang-orang kampung keluar menuju tempat-tempat pekerjaan mereka, lalu mereka berteriak, "Muhammad!" Kata Abdul 'Aziz dan sebagian sahabat kami, "Muhammad dan tenteranya!" Kata Anas, "Khaibar kami rebut dengan kekerasan."
1773. Dari Salamah bin Akwa' r.a., katanya, "Kami pergi berperang ke Khaibar bersama-sama dengan Rasulullah saw, Kami berjalan di waktu malam. Seorang anggota pasukan berkata kepada 'Amir bin Akwa', "Bacakanlah kepada kami sajak-sajakmu, hai 'Amir!" 'Amir memang seorang penyair. Maka turunlah dia menghalau unta
sambil bersyair. Katanya: "Wahai Allah! Kalau bukanlah kerana pimpinan Engkau, tidaklah kami terpimpin, tidak kami bersedekah, dan tidaklah kami solat. Kerana itu ampunilah kami, selaku tebusan bagi Engkau atas kesalahan kami. Dan teguhkanlah pendirian kami jika bertemu dengan musuh. Tanamkanlah ketenangan di hati ksmi, apabila diteriaki kami datang. Dan dengan teriakan mereka menangis kepada kami. Maka bertanya Rasulullah saw.. "Siapa yang menghalau unta sambil berdendang itu?" Jawab mereka, " 'Amid." Kata beliau, "Semoga Allah memberinya rahmat." Lalu bertanya seorang anggota pasukan, "Betulkah begitu ya Rasulullah? Alangkah baiknya kalau Anda suruh saja dia supaya menghibur kami terus?" Kiranya kami telah sampai di Khaibar. Lalu kami kepung mereka, sehingga perut kami terasa kempis kerana kami merasa sangat lapar. Maka bersabda Rasulullah saw., "Sesungguhnya Allah menaklukkan negeri itu kepada kalian." Kata Salamah, "Setelah hari petang di hari penaklukan Khaibar itu, mereka banyak menyalakan api. Maka bertanya Rasulullah saw., "Nyala api,
apa itu? Untuk apa mereka nyalakan?" Jawab mereka, "Untuk membakar daging." Tanya beliau, "Daging apa?" Jawab mereka, "Daging keldai jinak." Maka bersabda Rasulullah saw., "Tumpahkan dan pecahkan!" Tanya seorang lelaki, "Atau ditumpahkan, lalu dicuci?" Jawab beliau, "Ya, atau begitu." Tatkala dua pasukan telah berhadap-hadapan, ternyata 'Amir hanya mempunyai pedang pendek. Dengan pedang itu ditetaknya betis orang Yahudi. Tetapi malang baginya, hujung pedang itu terus meluncur sehingga berbalik mengenai lutut 'Amir, dan 'Amir tewas kerananya. Kata Salamah. "Tatkala mereka telah pulang kembali, Rasulullah saw. memegang tangan ku ketika beliau melihat aku diam." Tanya beliau, "Mengapa engkau?" Jawab ku. "Bapa dan ibu ku menjadi tebusan Anda. Mereka mengatakan, "Pahala amal si 'Amir lupus." Tanya beliau. "Siapa yang mengatakannya?" Jawab. ku, "Si Fulan, si Fulan, dan si Usaid bin Hudhair Al Anshari." Sabda beliau, "Dusta orang yang mengatakannya. sesungguhnya dia memperoleh pahala ganda; sambil beliau memberi isyarat dengan anak jarinya - Dialah pejuang yang sesungguhnya. Tidak seberapa orang Arab yang pergi berperang seperti dia."
1774. Dari Abu Ishaq r.a., katanya dia mendengar Al Bani' berkata: "Di hari-hari terjadinya perang Ahzab, Rasulullah saw. turut bersama-sama dengan kami mengangkut tanah, sehingga
perut beliau yang putih itu kotor bergelimang tanah. Beliau bersenandung : "Wahai Allah, seandainya bukanlah kerana Engkau, tidaklah kami dapat bimbingan, tidaklah kami bersedekah, dan tidaklah kami solat. Tanamkan ketenangan di hati kami, kerana sesungguhnya para pemuka tidak menyukai kami." Kata Al Bara', beliau sering pula bersajak: "Sesungguhnya para pemuka tidak menyukai kami, namun bila mereka hendak membencanai kami, kami tidak mau. Dan beliau mengeraskan suaranya membaca senandung itu.1775. Dari Sahal bin Sa'ad r.a., katanya: "Rasulullah saw. mendatangi kami ketika kami sedang menggali parit dan mengangkut tanah di bahu kami. Maka mendoa beliau, "Wahai Allah! Tidak ada kehidupan yang abadi, melainkan hanya kehidupan akhirat. Kerana itu ampunilah kaum Muhajirin dan kaum Anshar."
1776. Dari Anas bin Malik r.a., katanya mereka bersenandung bersama-sama dengan Rasulullah saw., katanya: "Wahai Allah, tidak ada kebaikan yang abadi melainkan kebaikan akhirat. Kerana itu menangkanlah kaum Anshar dan kaum Muhajirin." 1777. Dari Anas r.a., katanya: "Ketika perang Hunain, Ummu Sulaim selalu membawa sebuah parang (khanjar), lalu tampak oleh Abu Thalhah. Abu Thalhah mengadu kepada Rasulullah saw., katanya: "Ya, Rasulullah! Ummu Sulaim selalu membawa parang." Beliau bertanya kepada Ummu Sulaim, "Hai, Ummu Sulaim! Untuk apa anda membawa parang?" Jawab Ummu Sulaim, "Aku membawanya, kerana jika ada orang musyrik (musuh) yang mendekat kepada ku, akan kubelah perutnya." Rasulullah saw. tertawa mendengar ucapan Ummu Sulaim. Kata Ummu Sulaim, "Ya, Rasulullah! Bunuhlah orang-orang yang anda bebaskan di hari penaklukan Makkah. Kini mereka telah lari meninggalkan Anda." Jawab Rasulullah saw., "Ya, Ummu Sulaim! Sesungguhnya Allah telah mencukupi dan memperbaiki."
1778. Dari Anas bin Malik r.a., katanya: "Rasulullah saw. pernah pergi berperang bersama-sama dengan Ummu Sulaim dan beberapa wanita Anshar. Dalam peperangan mereka bertugas memberi minum tentara yang bertempur dan mengubati yang luka-luka." 1779. Dari Anas bin Malik r.a., katanya: "Ketika terjadi perang Uhud, beberapa orang dari pasukan Islam lari meninggalkan Nabi saw. Sedangkan Abu Thalhah tetap bertahan di samping beliau, mengawalnya dengan perisai. Dan Abu Thalhah adalah seorang pemanah tepat yang terampil. Pada hari itu dia mematahkan dua atau tiga busur panah. Ketika itu lewat di hadapannya seorang laki-laki membawa panah. Katanya, "Berikanlah itu kepada Abu Thalhah." Kata Anas, "Nabi saw. berdiri tegak memperhatikan seluruh pasukan. "Maka berkata Abu Thalhah, "Ya, Nabiyallah! Kumohon atas nama bapa dan ibu ku, semoga Anda tidak berdiri supaya jangan kena panah musuh. Biarlah leher ku yang kena, asal jangan leher Anda."
Dostları ilə paylaş: |