Berkata Imam Ali bin Abi Thalib, semoga Allah meridhoinya: Tidak ada kebaikan dalam ibadah tanpa pengetahuan dan tidak baik pula dalam pengetahuan tanpa memahaminya



Yüklə 3,73 Mb.
səhifə34/107
tarix18.04.2018
ölçüsü3,73 Mb.
#48892
1   ...   30   31   32   33   34   35   36   37   ...   107

1637. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Seorang lelaki berada di sisi Rasulullah saw. sampai larut malam, sehingga dia terlambat pulang ke rumah isterinya. Sampai di rumah didapatinya anaknya sudah tidur. Isterinya menghidangkan makan malam untuknya, tetapi dia menolak dan bersumpah tidak akan makan, kerana dia tidak bertemu dengan anaknya. Kemudian terasa lapar baginya dan dia perlu makan, lalu dia makan. Sesudah itu dia datang kepada Rasulullah saw. menceritakan sumpahnya itu, tetapi kemudian dilanggarnya sendiri. Jawab Rasulullah saw., "Siapa bersumpah dengan suatu sumpah, kemudian dilihatnya ada sesuatu yang lebih baik daripada sumpahnya itu, maka hendaklah diperbuatnya yang lebih baik itu dan dibayarnya denda sumpah."

1638. Dari 'Adi bin Hatim r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Siapa bersumpah dengan suatu sumpah, kemudian dia melihat suatu yang lebih baik daripada sumpahnya itu, maka hendaklah diperbuatnya yang lebih baik itu dan ditinggalkannya (dilanggar) sumpahnya."

1639. Dari Abdurrahman bin Samurah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda kepadanya, "Hai, Abdurrahman

bin Samurah! Janganlah kamu meminta-minta jadi pejabat pemerintahan. Sebab jika engkau diserahi suatu jabatan kerana meminta, risikonya akan menjadi sangat berat. Tetapi jika engkau diserahi suatu jabatan tanpa meminta, engkau akan ditolong dalam jabatanmu itu. Dan apabila engkau bersumpah dengan suatu sumpah, kemudian engkau lihat suatu yang lebih baik daripada sumpah itu, maka bayarlah denda sumpahmu sesudah itu lakukanlah pekerjaan yang lebih baik dari sumpah itu."1640. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Sumpah itu berlaku menurut apa yang diniatkan oleh yang menyumpah."

1641. Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Nabi Sulaiman bin Daud a.s., berkata: "Aku akan menggilir tujuh puluh orang isteri ku malam ini, di mana masing-masing mereka akan melahirkan seorang anak lelaki untuk berperang fi sabilillah. Sahabatnya (malaikat) menyarankan kepadanya, "Ucapkanlah Insya Allah!" Tetapi Nabi Sulaiman a.s. lupa mengucapkannya. Ternyata tidak seorang pun isteri beliau yang melahirkan, kecuali hanya seorang yang melahirkan setengah anak lelaki. Maka bersabda Rasulullah saw., "Seandainya Nabi Sulaiman a.s. mengucapkan 'Insya Allah!, tentu dia tidak akan melanggar sumpah, dan apa yang dihajatkannya mungkin terkabul."

1642. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Siapa yang berkeras hati melaksanakan sumpahnya, padahal membahayakan bagi keluarganya, maka tindakan orang itu lebih besar dosanya di sisi Allah daripada dia membayar denda yang diwajibkan Allah."

1643. Dari 'Abdullah bin 'Umar r.a., katanya: "Umar bin Khaththab pernah bertanya kepada Rasulullah saw., katanya: "Aku pernah bernazar pada masa jahiliyah (sebelum masuk Islam) akan i'tikaf satu hari di Masjidil Haram. Bagaimana pendapat Anda?" Jawab Rasulullah saW., "Tunaikan nazarmu itu, i'tikaflah satu hari!"

1644. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya dia mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa menampar

hamba sahaya atau memukulnya, maka dendanya ialah memerdekakan hamba sahaya itu."

1645. Dari Mu'awiyah bin Suwaid r.a. katanya; "Pada suatu ketika aku pernah menampar sahaya kami, lalu aku pergi. Kemudian aku kembali sebelum Zhuhur dan sesudah itu aku solat Zhuhur di belakang (berjamaah dengan) bapaku. Kemudian Bapa memanggil sahaya kami itu dan memanggil ku juga. Bapa berkata kepada sahaya itu, "Patuhlah kepadanya, lalu saling memaafkan lah kalian!" Kemudian beliau berkata, "Pada masa Rasulullah saw., kami Bani Muqarrin tidak ada mempunyai pelayan selainnya seorang sahaya perempuan. Suatu ketika dia ditampar oleh salah seorang kami, lalu kabar mengenai pemukulan itu sampai kepada Rasulullah saw. Maka bersabda beliau, "Bebaskan dia!" Kata kami, "Kami tidak mempunyai pelayan selain dia." Sabda beliau, "Boleh kalian pakai dia untuk sementara, tetapi bila kalian tidak membutuhkannya lagi (sudah ada gantinya), maka bebaskanlah dia!"

1646. Dari Abu Mas'ud Al Anshari r.a., katanya: "Aku pernah memukul hamba sahayaku, lalu tiba-tiba kudengar suara dari belakangku, "Ketahuilah, hai Abu Mas'ud! Sesungguhnya Allab saw. lebih berkuasa atas diri mu daripada kuasamu terhadap hamba mu itu." Aku menoleh ke belakang, kiranya Rasulullah saw. Lalu kataku,"Ya, Rasulullah! Dia kubebaskan kerana Allah." Sabda Rasulullah saw., "Seandainya engkau tidak membebaskannya, engkau akan dimakan api neraka."

1647. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Siapa yang menuduh hamba sahayanya berzina, dia akan dihukum kelak di hari kiamat, kecuali bila tuduhannya itu benar."

1648. Dari Ma'rur bin Suwaid r.a., katanya: "Aku pernah melihat Abu Dzar memakai pakaian serupa dengan sahayanya. Lalu aku bertanya kepadanya perihal itu. Dia menceritakan bahwa dahulu pada masa Rasulullah saw. dia pernah memaki seorang lelaki dengan menghinakan ibu orang itu. Orang itu datang mengadu

kepada Nabi saw. Maka bersabda Rasulullah saw. kepada Abu Dzar, "Ternyata tingkah lakumu masih seperti tingkah laku jahiliyah. Sahayamu itu adalah saudara atau pamanmu yang dititipkan Allah swt. dalam pengurusanmu. Kerana itu siapa yang mempunyai saudara yang berada dalam pengurusannya, hendaklah diberinya makan serupa dengan yang dimakannya sendiri, dan diberinya pakaian serupa dengan yang dipakainya sendiri. Dan janganlah mereka kamu beri tugas melebihi batas kemampuan mereka; jika akan kamu tugaskan juga, hendaklah kamu bantu dia."1649. Dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah saw. sabdanya: "Hamba sahaya itu berhak mendapat makan dan pakaian (dari majikannya). Dan janganlah dia ditugasi suatu pekerjaan melainkan sesuai dengan kemampuannya."

1650. Dari Abu Hurairah r.a., katanya, Rasulullah saw. bersabda: "Apabila hamba sahayamu membuatkan makanan bagi mu, kemudian makanan itu dibawanya ke hadapanmu dalam keadaan panas dan berasap, suruhlah dia duduk dan makanlah bersama-sama dengannya. Jika makanan itu hanya sedikit, letakkan di tangannya sesuap atau dua suap."

1651. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya, Rasulullah saw. bersabda: " Apabila seorang hamba memberi nasihat kepada majikannya, sedang hamba sahaya itu seorang yang bagus ibadatnya terhadap Allah swt., maka hamba sahaya itu mendapat pahala ganda (dari Allah swt)."

1652. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Apabila seorang hamba-sahaya membayar hak Allah dan hak majikannya, maka sahaya itu beroleh dua pahala."

1653. Dari Jabir bin 'Abdullah r.a., katanya: "Seorang lelaki Anshar menjanjikan kemerdekaan bagi hamba-hambanya bila si majikan itu meninggal. Padahal orang itu tidak mempunyai harta yang lain selain sahayanya itu. Kabar mengenai sahaya itu sampai kepada Nabi saw. Maka bersabda beliau, "Siapa mahu membeli sahaya itu dari padaku?" Lalu sahaya itu dibeli oleh Nu'aim bin Abdullah seharga lapan ratus dirham, yang kemudian diserahkan beliau kepada orang Anshar itu."

1654. Dari Sahal bin Abu Hatsmah dan dari Rafi' bin Khadij r.a., kedua-duanya menceritakan sebagai berikut: "Pada suatu ketika, Abdullah bin Sahal bin Zaid dan Muhaishah bin Mas'ud bin Zaid, keduanya bepergian bersama-sama. Setelah keduanya sampai di suatu tempat di Khaibar, mereka berpisah. Tiba-tiba Muhaishah mendapati 'Abdullah bin Sahal terbunuh, lalu dikuburkannya. Sesudah itu dia datang menghadap Rasulullah saw., bersama-sama dengan Huwaishah bin Mas'ud (adik Muhaishah) dan 'Abdurrahman bin Sahal (adik 'Abdullah bin Sahal), sedangkan 'Abdurrahman adalah yang paling muda di antara mereka. Tetapi 'Abdurrahman yang lebih dahulu berbicara daripada kedua saudara sepupunya itu. Maka bersabda

Rasulullah saw., "Berbicaralah yang tertua di antara kalian!" Maka berbicaralah kedua saudara-saudaranya itu, dan 'Abdurrahman diam. Mereka ceritakan kepada beliau bahwa Abdullah bin Sahal terbunuh. Lalu Rasulullah saw. bertanya kepada mereka, "Maukah kalian bersumpah lima puluh kali? Jika kalian mahu bersumpah, maka kalian berhak menuntut bela atas kematian saudara kalian." Jawab mereka, "Bagaimana mungkin kami bersumpah, sedangkan kami tidak menyaksikan terjadinya pembunuhan itu." Sabda Rasulullah saw., "Kalau begitu, orang Yahudi yang kalian curigai membunuh saudara kalian itu, bebas dari tuduhan kelian kalau dia

mahu bersumpah lima puluh kali." Jawab mereka, "Bagaimana mungkin kami dapat menerima sumpah orang kafir itu?" Melihat kondisi yang demikian itu, maka Rasulullah saw. memberikan diyatnya (tebusannya)."

1655. Dari seorang lelaki Ansbar, sahabat Rasulullah saw., katanya; "Rasulullah saw. pernah memperlakukan qasamah (sumpah atas tuduhan pembunuhan) seperti yang pernah terjadi pada masa jahiliyah. Beliau menetapkan putusannya itu antara orang-orang Anshar, iaitu pada kasus pembunuhan, yang mereka tuduhkan kepada orang Yahudi sebagai pelakunya."

1656. Dari Anas bin Malik r.a., katanya: "Orang-orang dari qabilah 'Urainah mendatangi Rasulullah saw. di Madinah. Setibanya di Madinah mereka sakit kerana udara Madinah tidak sesuai dengan kesihatan mereka. Maka bersabda Rasulullah saw. kepada mereka, "Jika kalian mahu, pergilah kepada unta-unta sedekah (unta zakat), lalu minum susu dan kencingnya." Apa yang dianjurkan Nabi saw. itu mereka laksanakan, sehingga mereka sihat kembali. Tetapi kemudian mereka serang penggembala-penggembala unta dan mereka bunuh. Sesudah itu mereka murtad dari agama Islam, lalu mereka rampas unta-unta Rasulullah saw. Peristiwa itu dilaporkan orang kepada Rasulullah saw., lalu beliau perintahkan supaya mengejar mereka sampai dapat. Setelah mereka dihadapkan kepada Rasulullah saw., beliau perintahkan supaya tangan dan kaki mereka dipotong, lalu mata mereka dicungkil, sesudah itu mereka dibiarkan diterik panas matahari sampai mereka mati."

1657. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah saw. menyuruh cukil mata mereka, kerana mereka telah mencukil mata para pengembala yang mereka bunuh."

1658. Dari Anas r.a., katanya: "Seorang lelaki Yahudi membunuh seorang sahaya perempuan dari golongan Anshar, kerana dia hendak merampas perhiasannya. Kemudian mayat sahaya itu dilemparkannya ke dalam sumur. Dia membunuh perempuan itu memukulnya dengan batu. Kemudian Yahudi itu ditangkap lalu dibawa kehadapan Rasulullah saw. Beliau memerintahkan supaya merejam orang itu sampai mati. Maka direjamlah dia sampai mati."

1659. Dari Anas bin Malik r.a., katanya: "Seorang gadis didapati kepalanya luka parah, bekas dibenturkan orang ke antara dua batu. Orang ramai bertanya kepadanya, "Siapa yang membuat kau begini? Si Fulan? Si Fulan?" Sampai akhirnya mereka menyebut nama seorang Yahudi, lalu dia memberi isyarat dengan kepalanya. Kemudian Yahudi itu ditangkap, dan dia mengakui perbuatannya. Rasulullah saw. memerintahkan supaya kepala Yahudi itu dipukul pula dengan batu."

1660. Dari 'Imran bin Hushain r.a., katanya: "Ya'la bin Munabbih (atau bin Ummayyah) berkelahi dengan seorang lelaki, lalu salah satu dari keduanya dapat menggigit tangan lawannya. Ketika yang kena gigit berusaha melepaskan tangannya dari gigitan, taring si penggigit tanggal satu. Kemudian keduanya mengadu kepada Rasulullah saw. Beliau bersabda, "Mengapa kamu menggigitnya seperti kuda jantan? Tidak ada diyat (ganti rugi) bagi gigimu itu."

1661. Dari Anas r.a., katanya: "Saudara perempuan Rubayy'i Ummu Haritsah melukai seseorang, lalu mereka mengadu kepada Nabi saw. Maka bersabda beliau, "Qishash! Qishash!" Tanya Ummu Rubayy'i, "Apakah dia harus di-qishash? Wallah (demi Allah)! Dia tidak perlu di-qishash kerana itu." Maka bersabda Nabi saw., "Subhanallah! Hai, Ummu Rubayy'i! Hukum qishash itu terdapat dalam Kitabullah!" Jawab Ummu Rubayy'i, "Tidak! Wallah! Dia tidak perlu diqishash kerana itu!" Dia sentiasa berkata begitu, sehingga akhirnya mereka menerima hukuman diyat (denda)." Maka bersabda Rasulullah saw., "Barangsiapa hamba Allah yang

bersumpah dengan menyebut nama Allah, tentu Allah membenarkannya."1662. Dari 'Abdullah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Tidak halal darah seorang muslim yang mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mengakui saya Rasulullah, melainkan dengan tiga perkara: (1) Seorang janda yang berzina, (2) Seorang pembunuh yang harus dibunuh, (3) Seorang yang keluar dari agamanya (Islam), lalu dia memisah dari jamaah muslimin."

1663. Dari 'Abdullah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Tidak ada suatu pembunuhan yang terjadi kerana aniaya, tetapi anak Adam yang pertama (Qabil) ikut bertanggung jawab, kerana dialah orang yang mula-mula melakukan pembunuhan."

1664. Dari 'Abdullah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Perkara yang mula-mula diadili antara umat manusia kelak di hari kiamat, ialah perkara penumpahan darah (pembunuhan)."

1665. Dari Abu Bakrah r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Sesungguhnya masa beredar, sama keadaannya ketika Allah Ta'ala menjadikan langit dan bumi. Iaitu setahun dua belas bulan. Empat di antaranya adalah bulan haram, di mana tiga di antaranya berturut-turut, iaitu: Dzul Qaidah, Dzul Hijah,dan Muharram. Sedangkan bulan Rajab, ialah bulan kaum Mudhar yang terletak antara dua bulan Jumadi dan Sya'ban. Kemudian beliau bertanya, "Sekarang bulan apa ini?" Jawab kami, "Allah dan Rasul-Nyalah yang lebih tahu." Beliau terdiam, sehingga kami menyangka kalau-kalau beliau akan menamainya dengan nama yang lain. Lalu beliau bertanya pula, "Bukankah bulan ini bulan Dzul Hijjah?" Jawab kami, "Betul!" Tanya beliau pula, "Negeri apa ini?" Jawab kami, "Allah dan Rasul-Nyalah yang lebih tahu." Beliau diam seketika, sehingga kami menyangka mungkin beliau akan memberinya nama dengan nama lain. Tanya beliau, "Bukankah negeri ini negeri (Haram)?" Jawab kami, "Betul!" Tanya beliau, "Hari apa ini?" Jawab kami, "Allah dan Rasul-Nya sajalah yang lebih tahu." Beliau diam seketika, sehingga kami menyangka kalau-kalau beliau akan memberinya nama lain. Lalu beliau bertanya pula, "Bukankah hari ini hari Nahar?" Jawab kami, "Betul, ya Rasulullah!" Sabda beliau, "Sesungguhnya darahmu, harta mu, dan kehormatanmu adalah haram (dilindungi) atas kamu, seperti haramnya hari ini, di negeri ini dan di bulan ini. Dan kamu semua akan menemui Tuhan mu kelak, lalu Dia akan menanya segala perbuatanmu. Kerana itu janganlah kamu kafir sepeninggal ku nanti, di mana sebagian kamu memotong leher yang lain. Perhatikan! Hendaklah yang hadir sekarang ini menyampaikan kepada yang tidak hadir. Mudah-mudahan orang yang disampaikan kepadanya amanatku ini lebih pandai mengamalkannya daripada yang mendengarkannya sendiri. Kemudian beliau bertanya, "Ketahuilah! Bukankan telah kusampaikan?"

1666. Dari 'Alqamah bin Wail r.a., katanya bapanya bercerita: "Pada suatu waktu, ketika aku sedang duduk bersama-sama dengan Nabi saw., tiba-tiba datang seorang lelaki menarik orang lain dengan seutas tali, lalu dia berkata, "Orang ini telah membunuh saudara ku!" Maka bertanya Rasulullah saw., "Betulkah engkau bunuh saudaranya?" Jawabnya, "Ya, ku bunuh dia!" Tanya Nabi saw., "Mengapa engkau bunuh dia?" Jawabnya, "Aku dan dia sedang memetik daun dari sebatang pohon, lalu dia memaki ku. Aku marah, lalu ku pukul kuduknya dengan kapak, sehingga dia mati," Rasulullah saw. bertanya kepadanya, "Adakah engkau mempunyai harta untuk membayar tebusan dirimu?" Jawabnya, "Aku tidak punya harta selain pakaian dan kapak ku ini." Kata Nabi saw., "Cubalah fikir-fikir, barangkali familimu dapat menebusmu." Jawabnya, "Aku lebih hina bagi keluarga ku daripada ini," Rasulullah saw. melemparkan talinya kepada saudara kurban dan berkata, "Sekarang, kawanmu ini terserah kepada mu (kamu bunuh dia atau kamu bebaskan)." Maka pergilah dia membawa pembunuh itu. Ketika dia telah pergi, Rasulullah saw. bersabda: "Jika dibunuhnya, maka dia serupa dengan si pembunuh itu." Orang itu kembali dan berkata kepada Rasulullah saw., "Terdengar oleh ku Anda bersabda, Jika dibunuhnya, maka dia serupa dengan si pembunuh itu. Kerana itu ku serahkan urusannya kepada Anda." Maka bersabda Rasulullah saw., "Tidakkah engkau ingin dia memikul dosa mu dan dosa saudaramu?" Jawabnya, "Tentu aku ingin, ya Nabiyallah!" Kalau begitu, bukalah talinya dan bebaskanlah dia!"

1667. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah saw. memutuskan suatu perkara yang berhubungan dengan keguguran, sehingga janinnya mati, iaitu hukuman denda dengan seorang sahaya lelaki atau sahaya perempuan. Tetapi perempuan yang dijatuhi hukuman denda itu tiba-tiba meninggal. Maka Rasulullah saw. memutuskan harta warisan perempuan itu supaya dibagikan kepada ahli warisnya, iaitu anak dan suaminya, sedang pembayaran denda dibebankan kepada 'ashabah (keluarga terdekat) si pembunuh."1668. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Dua orang wanita Bani Hudzail berkelahi. Yang satu melempar yang lain dengan batu sehingga menyebabkan kematiannya dan kematian anak yang sedang dikandungnya. Mereka

mengadukan peristiwa itu kepada Rasulullah saw. Beliau memutuskan hukuman bagi si pembunuh, membayar diyat janin dengan seorang hamba lelaki atau perempuan, dan diyat ibu yang terbunuh dibayar oleh famili

si pembunuh." 1669. Dari Miswar bin Makhmmah r.a., katanya: "Pada suatu hari 'Umar bin Khaththab mengajak orang ramai bermusyawarah tentang hukuman bagi perempuan yang menggugurkan kandungannya. Maka berkata Mughirah bin Syu'bah, "Aku menyaksikan Nabi saw. memutuskan perkara itu berupa hukuman denda dengan seorang hamba lelaki atau perempuan. Kata 'Umar, "Bawa kepada ku orang-orang yang sama menyaksikan denganmu putusan Rasulullah saw. tersebut." Kata Mughirah. "Muhammad bin Maslamah ikut menyaksikannya."

1670. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Rasulullah saw. hanya memotong tangan pencuri jika mencuri seperempat dinar atau lebih."

1671. Dari 'Aisyah r.a., dari Rasulullah saw., sabdanya: "Jangan dipotong tangan pencuri, melainkan jika ia mencuri seperempat dinar atau lebih."

1672. Dari 'Aisyah r.a. isteri Nabi saw., katanya: "Orang-orang Quraisy mendapat kesukaran kerana kasus seorang wanita bangsawan yang melakukan pencurian pada masa Rasulullah saw., iaitu ketika terjadi perang penaklukan Makkah. Kata mereka, "Siapa yang dapat berbicara dengan Rasulullah saw. memintakan kebebasan bagi wanita itu dari hukuman potong tangan?" Jawab mereka, "Tidak ada yang dapat memintakan kebebasan baginya selain Usamah bin Zaid, anak kesayangan Rasulullah saw." Lalu Usamah berbicara dengan Rasulullah saw. memintakan kebebasan bagi wanita itu. Mendengar permintaan Usamah, muka Rasulullah saw. berubah warnanya, lalu beliau bersabda, "Sanggupkah kamu membela seseorang dari hukum yang telah ditetapkan Allah?" Jawab Usamah, "Mohonkanlah aku ampun kepada Allah, ya Rasulullah." Setelah malam tiba beliau berpidato. Mula-mula beliau memuji Allah sesuai dengan kebesaran dan keagungan-Nya. Kemudian beliau bersabda, "Aroma ba'du, sesungguhnya orang-orang yang Sebelum kamu mengalami kehancuran, kerana apabila orang-orang besar yang mencuri, mereka diamkan saja. Dan apabila yang mencuri itu rakyat biasa,mereka

tegakkan hukum. Sesungguhnya aku, demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, andaikata Fatimah binti

Muhammad yang mencuri, sungguh kupotong tangannya." Kemudian beliau perintahkan supaya wanita yang

mencuri itu dipotong tangannya. Maka dilaksanakanlah hukuman itu." 1673. Dari 'Ubadah bin Shamit r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Laksanakanlah hukumku! Laksanakanlah hukumku! Sesunguhnya Allah telah menetapkan hukum bagi mereka yang berzina. Apabila bujang gadis (sama-sama belum kahwin), hukumannya dera 100 kali dan penjara satu tahun. Apabila janda dan duda (sama-sama sudah kahwin) yang berzina, hukumannya dera seratus kali dan rajam sampai mati."1674. Dari Ibnu 'Abbas r.a., katanya : "Ketika 'Umar bin Khaththab pada suatu ketika sedang berada di mimbar Rasulullah saw., beliau berkata: "Sesungguhnya Allah Ta'ala mengutus Nabi Muhammad saw. dengan kebenaran dan Allah menurunkan Kitab kepadanya. Di antara ayat yang diturunkan kepadanya, yang kita semua telah membaca, telah mempelajari dan telah memahamkannya, ialah ayat rajam. Rasulullah saw. telah melaksanakan hukuman rajam tersebut, begitu pula kita yang masih hidup sesudah beliau. Aku khuatir, jika semakin lama ada orang yang berkata, "Di dalam Qur'an tidak ada kita dapati ayat mengenai hukuman rajam." Lantal mereka sesat-kerana meninggalkan hukum wajib yang diturunkan Allah Ta'ala. Sesungguhnya hukuman rajam yang terdapat dalam Kitab Allah, wajib dijalankan atas orang lelaki dan perempuan yang berzina, apabila ada saksi, ada bukti seperti hamil, atau pengakuan."1675. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Seorang lelaki muslim datang kepada Rasulullah saw. ketika beliau sedang berada di masjid. Lalu lelaki itu berkata, "Ya, Rasulullah! Aku berzina." Rasulullah memalingkan mukanya dari orang itu, lalu lelaki itu pindah ke tempat beliau menghadapkan mukanya, seraya berkata pula, "Ya, Rasulullah! Aku berzina." Rasulullah saw. memalingkan pula mukanya ke arah lain, sehingga hal seperti itu terjadi berulang sampai empat kali. Setelah lelaki itu mengakui sampai empat kali bahwa dirinya berbuat zina, Rasulullah saw. bertanya, "Apakah engkau gila?" Jawab orang itu, "Tidak!" Tanya Nabi saw. pula, "Apakah engkau beristeri (sudah kahwin)?" Jawab orang itu, "Ya! Aku beristeri." Lalu Rasulullah saw. bersabda kepada para sahabat, "Bawa orang ini, kemudian rajamlah dia."

1676. Dari Jabir bin Samurah r.a., katanya: "Aku melihat Ma'iz bin Malik ketika dia datang kepada Nabi saw. Kelihatan olehku dia seorang yang pendek betisnya, tidak memakai mantel atau cadar, lalu dia mengakui sampai empat kali bahwa dirinya berbuat zina. Maka berkata Rasulullah saw. kepadanya, "Ah, masa! Tak mungkin engkau berzina. Hanya sekadar ciuman saja barangkali?" Tetapi lelaki itu memperkuat pengakuan dengan sumpah, bahwa dia memang telah melakukan zina. Kata Jabir selanjutnya, "Kemudian Rasulullah saw. memerintahkan supaya lelaki itu dihukum rajam." 1677. Dari Sulaiman bin Buraidah r.a., dari bapanya, katanya: "Pada suatu ketika, Ma'iz bin Malik datang kepada Nabi saw., lalu dia berkata kepada beliau, "Ya, Rasulullah! Sucikanlah aku!" Jawab Rasulullah saw., "Amboi, kasihan! Pulanglah, lalu minta ampun kepada Allah dan taubatlah kepada-Nya." Ma'iz pergi, tetapi belum begitu jauh dia kembali lagi seraya berkata, "Ya, Rasulullah! Sucikanlah aku!" Jawab Rasulullah saw., "Amboi, kasihan! Pulanglah, minta ampun kepada Allah dan taubatlah kepada-Nya!" Ma'iz pergi, tetapi belum begitu jauh dia kembali lagi dan berkata kepada Rasulullah saw., "Ya, Rasulullah! Sucikanlah aku!" Nabi saw. menjawab seperti semula dan hal seperti itu berulang sampai empat kali. Pada kali yang keempat Rasulullah saw. bertanya, "Dari hal apakah engkau harus kusucikan?" Jawab Ma'iz, "Dari dosa berzina." Rasulullah saw. bertanya kepada para sahabat yang ada di sekitarnya ketika itu, "Apakah si Ma'iz ini mengidap penyakit gila?" Jawab para sahabat, "Tidak, ya Rasulullah! Dia tidak gila!" Tanya Nabi saw. berikutnya, "Apakah dia baru habis minum khamar?" Seorang sahabat berdiri, lalu membaui Ma'iz, tetapi tidak mencium bau khamar di mulut Ma'iz. Maka bertanya Rasulullah saw. kepada Ma'iz, "Betulkah engkau berzina?" Jawab Ma'iz, "Benar, ya Rasulullah!"

Rasulullah memerintahkan supaya dilaksanakan hukuman rajam terhadap Ma'iz, lalu dia dirajam. Terdapat dua pendapat dalam masalah ini. Yang pertama mengatakan bahwa Ma'iz tewas, dan dosanya hapus kerana hukuman yang dijalaninya secara ikhlas. Yang kedua mengatakan, bahwa Ma'iz taubat sebenar-benar taubat. Tiada taubat yang melebihi taubat Ma'iz. Dia datang menghadap Nabi saw., lalu diletakkannya tangannya di tangan Nabi, kemudian katanya, "Ya, Rasulullah! Hukum mati1ah aku dengan batu! (rajamlah aku)!" Mereka sentiasa dalam perbezaan pendapat seperti itu selama dua atau tiga hari. Kemudian Rasulullah saw. datang. Setelah memberi salam, lalu beliau duduk bersama-sama dengan mereka. Maka bersabda Rasulullah saw., "Mintakanlah ampun bagi

Ma'iz bin Malik." Lalu mereka memohon semuanya, "Semoga Allah mengampuni Ma'iz bin Malik." Rasulullah saw. bersabda, "Ma'iz. betul-betul telah taubat dengan sempurna taubat. Seandainya taubat Ma'iz dapat dibagi di antara satu kaum, pasti mencukupi untuk mereka semua." Kemudian datang pula seorang perempuan dari desa Ghamid, suku Azdi, lalu dia berkata, "Ya, Rasulullah! Sucikanlah aku!" Jawab Rasulullah saw., "Amboi, kasihan! Pulanglah engkau, lalu minta ampun kepada Allah dan taubatlah kepada-Nya!" Kata perempuan itu, "Kulihat Anda sengaja menyuruh ku pulang, seperti yang Anda lakukan terhadap Ma'iz bin Malik," Tanya Nabi saw., "Mengapa begitu?" Perempuan itu mengatakan bahwa dia telah hamil akibat berzina. Tanya Nabi saw., "Engkau sendiri yang berbuat?" Jawabnya, "Betul, ya Rasulullah!" Nabi saw. bersabda kepadanya, tunggulah dahulu sampai engkau melahirkan." Lalu perempuan itu ditanggung kehidupannya oleh seorang lelaki Anshar sampai dia melahirkan. Setelah dia melahirkan, maka diberitahukannya kepada Rasulullah saw., katanya, "Ya, Rasulullah! Perempuan desa Ghamid itu sudah melahirkan." Jawab Rasulullah saw., "Biarkanlah dahulu kerana anaknya masih kecil, sedang orang yang akan menyusukannya tidak ada." Maka berdiri seorang lelaki Anshar lalu dia berkata, "Aku yang menanggung susunya!" Kata Buraidah, "Setelah itu maka dilaksanakanlah hukuman rajam terhadap perempuan desa Ghamid itu."


Yüklə 3,73 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   30   31   32   33   34   35   36   37   ...   107




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin