Berkata Imam Ali bin Abi Thalib, semoga Allah meridhoinya: Tidak ada kebaikan dalam ibadah tanpa pengetahuan dan tidak baik pula dalam pengetahuan tanpa memahaminya



Yüklə 3,73 Mb.
səhifə35/107
tarix18.04.2018
ölçüsü3,73 Mb.
#48892
1   ...   31   32   33   34   35   36   37   38   ...   107

1678. Dari Imran bin Hushain r.a., katanya: "Seorang perempuan dari suku Juhainah datang menghadap kepada Nabi saw. padahal dia sedang hamil akibat melakukan zina. Lalu katanya, "Ya, Nabiyallah! Aku telah melanggar hukum; maka tegakkanlah hukum itu atas diriku!" Kerana itu Rasulullah saw. memanggil wali perempuan itu, lalu beliau bersabda kepadanya, "Rawatlah perempuan ini sebaik-baiknya. Apabila dia telah melahirkan, bawalah dia ke hadapanku!" Perintah Nabi saw. itu dijalankan oleh walinya

sesuai dengan yang diperintahkan beliau. Setelah perempuan itu melahirkan, maka dia dihadapkan kepada Rasulullah saw. Lalu dikenakan pakaiannya dengan erat. Kemudian Nabi saw. memerintahkan supaya dia dihukum rajam, lalu ia dirajam. Setelah

dia tewas, Nabi saw. melakukan solat jenazah baginya. Maka bertanya 'Umar kepada beliau, "Perlukah dia disolatkan, ya Nabiyallah? Bukankah dia berzina?" Jawab beliau, "Dia telah taubat sebenar-benarnya taubat. Andaikata taubatnya itu dibagi kepada tujuh puluh orang penduduk Madinah, pasti cukup bagi mereka. Manakah lagi taubat yang lebih utama daripada menyerahkan nyawa kepada Allah Ta'ala secara ikhlas?" 1679. Dari Abu Hurairah dan Zaid bin Khalid Al Juhani r.a., keduanya berkata: "Seorang lelaki desa datang menghadap kepada Rasulullah saw., seraya berkata, "Ya, Rasulullah! Aku mohon supaya Anda bersumpah dengan Allah, bahwa tidak akan menjatuhkan hukuman kepada ku, melainkan sesuai dengan Kitabullah!" Lawan perkara lelaki itu lebih pintar berkata daripadanya, "Ya, betul! Putuskanlah perkara kami sesuai dengan hukum Kitabullah, dan izinkanlah saya lebih dahulu berbicara." Jawab Nabi saw., "Bicaralah!" Katanya, "Anak lelakiku bekerja menjadi pegawai kepada orang ini, lalu dia menuduh anakku berzina dengan isterinya. Sesungguhnya aku telah tahu bahwa anakku harus dihukum rajam. Lalu kutebus dia dengan seratus ekor kambing dan seorang sahaya perempuan. Kemudian aku bertanya kepada orang-orang pandai (ulama), mereka mengatakan bahwa anakku harus dihukum dera seratus kali dan dibuang (penjara) satu tahun, sedangkan yang perempuan mendapat hukuman rajam (sampai tewas)." Maka bersabda Rasulullah saw., "Demi Allah yang jiwaku ditangan-Nya, aku menjatuhkan hukuman bagi kedua belah pihak nescaya sesuai dengan Kitabullah. Hamba sahaya dan kambing ditolak. Anakmu harus didera seratus kali dan dibuang (penjara) satu tahun! Hai, Unais! Esok pagi pergilah engkau kepada isteri orang ini, lalu periksa apakah dia memang berzina. Jika dia mengaku berzina, rajamlah dia!" Kata Abu Hurairah, "Esok pagi Unais pergi memeriksa perempuan itu, ternyata dia mengaku telah berzina." Rasulullah memerintahkan supaya dia dihukum rajam, maka dirajam oranglah dia.

1680. Dari Nafi' r.a., katanya 'Abdullah bin 'Umar mengabarkan kepadanya bahwa seorang lelaki dan seorang perempuan Yahudi dihadapkan orang kepada Rasulullah saw. kerana keduanya dituduh berzina. Rasulullah saw. pergi menemui orang-orang Yahudi itu dan melakukan pemeriksaan terhadap mereka. Tanya beliau, "Apa yang kalian ketahui dalam Taurat tentang hukuman bagi orang yang berzina?" Jawab mereka, "Kami lumuri muka mereka dengan arang, kemudian kami naikkan keduanya ke atas kenderaan dengan posisi berbelakang-belakangan lalu diarak keliling kota." Jika kalian benar, cuba perlihatkan kepada ku Kitab Taurat mu itu. Lalu mereka bawa Kitab Taurat dan mereka baca di hadapan beliau. Ketika bacaannya sampai kepada ayat rejam, pemuda yang membaca meletakkan tangannya menutupi ayat rejam, dan lewat ke bacaan ayat berikutnya. Tetapi 'Abdullah bin Salam yang ketika itu mendampingi Rasulullah saw. berkata, "Ya, Rasulullah! Suruhlah dia mengangkat tangannya. Ketika pemuda itu mengangkat tangannya, ternyata di bawah tangannya itu terdapat ayat rejam. Rasulullah saw. memerintahkan supaya keduanya

dihukum rejam. Maka direjamlah keduanya. Kata 'Abdullah bin 'Umar, "Aku ikut merejam keduanya. Ku lihat yang lelaki bersikap melindungi yang perempuan dari lemparan-lemparan batu dengan tubuhnya."

1681. Dari Bara' bin 'Azib r.a., katanya: "Pada suatu ketika, lewat di hadapan Nabi saw. seorang Yahudi yang dicat hitam dan didera (selaku hukuman berzina baginya). Lalu beliau panggil mereka seraya bertanya, "Beginikah hukuman zina yang kalian dapat dalam kitab Taurat kalian?" Jawab mereka, "Ya, benar!" Lalu Nabi saw. memanggil beberapa orang lelaki yang tergolong pendeta mereka. Nabi saw. berkata kepada "Kuharap engkau mahu bersumpah dengan Allah yang telah menurunkan kitab Taurat kepada Musa, betulkah begini caranya hukuman zina yang kamu dapati dalam Kitab Taurat-mu itu?" Jawabnya, "Tidak! Seandainya Anda tidak menyumpah ku dengan nama Allah, aku tidak akan mengatakan yang sebenarnya kepada Anda. Yang kami ketahui, dalam Kitab Taurat hukumannya ialah hukuman rajam. Tetapi biasanya hukuman itu tidak berlaku bagi pembesar-pembesar kami. Jika yang tertangkap itu seorang pembesar, kami biarkan saja; tetapi bila yang tertangkap itu seorang rakyat kecil, kami tegakkan hukum sesuai dengan Taurat. Akhirnya kami bermusyawarah membicarakan hukum yang dapat kami tegakkan bagi pembesar dan rakyat biasa. Kami putuskan, menghitamkan tubuh dan mendera pelaku zina sebagai ganti hukuman rajam." Selesai orang itu berkata, maka Rasulullah saw. bermunajat kepada Allah swt., "Wahai Allah! Sesungguhnya akulah,

orang yang pertama-tama menghidupkan kembali perintah-Mu setelah mereka hapus perintah itu." Lalu beliau perintahkan supaya Yahudi yang melakukan zina itu dihukum dengan hukuman rajam. Sesudah itu Allah 'Azza Wa Jalla menurunkan ayat, "Hai, Rasul! Janganlah kamu sedih kerana orang-orang yang segera menjadi kafir.- hingga firman-Nya - Jika diberikan ini kepada mu, maka terimalah. "(Al Maidah, 5:41). Kata orang-orang Yahudi, "Datanglah kalian kepada Nabi Muhammad saw., jika beliau memutuskan hukuman bagi mu

dengan menghitamkan tubuh dan didera, terimalah! Tetapi jika dia berfatwa kepada mu dengan hukuman rajam, waspadalah!" Maka Allah Ta'ala turunkan pula ayat: "Barangsiapa menghukum tidak sesuai dengan perintah Allah, maka mereka itu adalah orang-orang kafir." (Al Maidah, 5:44). Kemudian ayat: "Barangsiapa menghukum tidak sesuai dengan perintah Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim." (Al Maidah, 5:45). Dan ayat: "Barangsiapa menghukum tidak sama; dengan perintah Allah, maka mereka itu adalah orang-orang fasik. " (Al Maidah, 5:47).

1682. Dari Abu Hurairah r.a., katanya dia mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Apabila sahaya perempuan berzina, maka hukumlah dia dengan hukuman dera, dan sekali-kali jangan kamu maki dia. Kemudian, jika dia berzina pula kembali, maka hukum pulalah dia dengan hukuman dera, dan sekali-kali jangan kamu maki dia. Kemudian, jika dia berzina pula kembali untuk ketiga kali, sedangkan tuduhan itu memang terbukti adanya, maka juallah dia sekalipun dengan seutas tali rambut (harga murah)."

1683. Dari Abu 'Abdurrahman r.a., katanya: "Pada suatu ketika 'Ali bin Abi Thahah berkata dalam khutbahnya, "Hai, manusia! Tegakkanlah hukum kepada hamba sahayamu, baik yang telah kahwin maupun yang belum.

Sesungguhnya pernah terjadi, seorang hamba perempuan kepunyaan Rasulullah saw. berzina, maka beliau menyuruh ku supaya menderanya. Ternyata ketika itu dia baru habis melahirkan. Kerana itu aku khuatir dia akan tewas jika hukuman dera kulaksanakan. Hal itu ku sampaikan kepada Rasulullah saw., maka beliau berkata, "Engkau telah berbuat baik (kerana menunda pelaksanaan hukuman si terhukum hingga waktu yang baik bagi pelaksanaannya)."

1684. Dari Anas bin Malik r.a., katanya: "Dihadapkan orang kepada nabi saw. seorang lelaki yang terbukti minum khamar (mabuk). Lalu Nabi saw. menderanya dengan dua buah pelepah kurma sebanyak empat puluh kali. Kemudian (pada masa pemerintahan) Abu Bakar, beliau melaksanakan pula hukuman seperti itu. Setelah 'Umar. berkuasa, beliau bermusyawarah dengan orang ramai. Kata Abdurrahman mengusulkan, "Hukuman dera dengan hukuman yang paling ringan lapan puluh kali." Lalu 'Umar memutuskannya seperti itu (lapan puluh kali hukuman dera).

1685. Dari Anas bin Malik r.a., katanya: "Rasulullah saw. menghukum peminum khamar dengan hukuman dera yang dilakukan beliau dengan pelepah kurma dan terompa (sebanyak empat puluh kali). Kemudian, Khalifah Abu Bakar juga melakukan hukuman dera sebanyak empat puluh kali. Maka ketika pemerintahan 'Umar, orang bertambah banyak tinggal di pelosok-pelosok dan desa-desa. Kerana itu 'Umar bertanya (musyawarah), "Bagaimana pendapat tuan-tuan mengenai hukuman dera bagi peminum khamar?" Jawab 'Abdurrahman bin 'Auf, "Aku berpendapat supaya disamakan dengan hukuman (seperti nash dalam Al Qur'an) yang paling ringan (ialah lapan puluh kali). Lalu 'Umar melaksanakan hukuman dera bagi peminum khamar lapan puluh kali.1686. Dari 'Ali bin Abi Thalib r.a., katanya: "Yang aku tidak senang menegakkan hukum kepada seseorang jika ialah sampai tewas, ialah hukuman dera bagi peminum khamar. Kerana seandainya dia sampai mati, negara harus membayar diyat (denda). Sebab Rasulullah saw. sesungguhnya tidak pernah menentukan jumlah pukulan bagi mereka."

1687. Dari Abu Burdah Al Anshari r.a., katanya dia mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Seseorang tidak boleh didera lebih dari sepuluh kali, melainkan hukuman yang telah nyata ditetapkan Allah, seperti hukuman bagi orang berzina dan sebagainya."

1688. Dari 'Ubadah bin Shamit r.a., katanya: "Kami berada dalam suatu majlis bersama-sama dengan Rasulullah saw., lalu beliau bersabda, "Berjanji setialah (bai'atlah) tuan-tuan sekalian dengan ku, bahwa tuan-tuan tidak akan menyekutukan Allah dengan sesuatu; tidak akan membunuh seseorang yang diharamkan Allah melainkan dengan yang hak (dibenarkan agama). Maka siapa di antara tuan-tuan yang memenuhi janji itu, pahalanya terserah kepada Allah, dan siapa yang melanggar janji-janji tersebut, tetapi Allah menutupi kesalahannya (tidak diketahui orang), maka urusannya terserah kepada Allah; jika Dia menghendaki, diampuni-Nyalah dia, dan jika Dia menghendaki, akan disiksaNya (kelak di akhirat)."

1689. Dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah saw. sabdanya: "Haiwan, sumur dan tempat penggalian logam

yang melukai atau membunuh, tidak ada ganti rugi kerananya. Dan barang galian, zakatnya seperlima."1690. Dari Ibnu 'Abbas r.a., katanya Nabi saw. bersabda: "Seandainya diterima setiap tuduhan orang, maka akan banyaklah tuduhan mengenai darah (pembunuhan) manusia dan tuduhan (perampasan) terhadap harta benda mereka. Tetapi si tertuduh harus disumpah."

1691. Dari Ibnu 'Abbas r.a., katanya: "Rasulullah saw. memutuskan suatu perkara dengan menyumpah terdakwa."

1692. Dari Ibnu 'Abbas r.a., katanya: "Rasulullah saw. memutuskan suatu perkara dengan sumpah dan

saksi." 1693. Dari Ummu Salamah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Tuan-tuan mengadukan perkara tuan-tuan kepada ku (minta diadili); mungkin satu pihak lebih pintar memberikan alasannya daripada yang lain; lalu kuputuskan perkaranya dengan mempertimbangkan alasan-alasan yang kuterima itu, maka siapa yang kumenangkan untuk memiliki hak saudaranya, janganlah diambilnya, kerana sesungguhnya aku telah memenangkannya dengan sepotong api dari neraka."

1694. Dari Ummu Salamah r.a., isteri Nabi saw., katanya: "Rasulullah saw. mendengar orang heboh bertengkar di muka pintu kamar beliau. Lalu beliau keluar mendapatkan mereka, seraya berkata, "Aku ini hanya seorang manusia. Banyak orang membawa perkaranya kepada ku, sedangkan satu pihak di antara mereka ada yang lebih pintar berbicara sehingga aku mengira dialah yang benar. Lalu kuputuskan dialah yang menang. Oleh kerana itu siapa yang kumenangkan perkaranya di atas hak seseorang muslim, sesungguhnya itu adalah sepotong api dari neraka. Boleh dibawanya atau ditinggalkannya."

1695. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Hindun binti 'Utbah, isteri Abu Sufyan, pernah datang kepada Rasulullah saw., lalu katanya: "Ya, Rasulullah! Sesungguhnya Abu Sufyan itu seorang lelaki yang bakhil. Dia tidak pernah memberi ku nafkah yang mencukupi bagi keperluanku dan keperluan anak-anakku, kecuali bila kuambil hartanya tanpa setahunya. Berdosakah aku berbuat seperti itu?" Jawab Rasulullah saw., "Boleh kamu ambil sekadar perlu untuk mencukupi kebutuhanmu dan anak-anakmu."

1696. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah menyukai bagi mu tiga perkara dan membenci tiga perkara. Yang disukainya: (1) Hendaklah engkau sembah Dia dan jangan dipersekutukan dengan sesuatu apa pun; (2) Hendaklah kamu semua berpegang teguh dengan agama-Nya, dan (3) Hendaklah kamu jangan berpecah belah. Yang dibenci-Nya: (1) Banyak desas-desus; (2) Banyak bertanya; (3) Menyia-nyiakan harta (membelanjakan harta tidak sesuai dengan ketentuan agama, dan pemboros)."

1697. Dari Mugbirah bin Syu'bah r.a., dari Rasulullah saw. sabdanya: "Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla mengharamkan atasmu: (1) mendurhakai ibu; (2) mengubur anak perempuan hidup-hidup; (3) tidak suka memberi, tetapi suka meminta. Dan Allah membenci bagi mu tiga perkara : (1) suka desas-desus;(2) banyak bertanya (pertanyaan-pertanyaan yang tidak berbobot bahkan bersifat mencemuh): (3) menyia-nyiakan harta (membelanjakannya tidak menurut kehendak syarak, dan pemboros)."

1698. Dari 'Amru bin 'Ash r.a., katanya dia mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Apabila seorang hakim memutuskan suatu perkara dengan ijtihadnya, dan ijtihadnya itu ternyata betul, maka dia mendapat pahala ganda. Dan apabila ijtihadnya itu salah, maka dia mendapat pahala satu. "

1699. Dari 'Abdurrahman bin Abu Bakrah r.a., katanya: "Bapaku menulis surat kepada Ubaididah bin Abu Bakrah, seorang hakim di Sijistan, katanya: "Janganlah kamu memutuskan suatu perkara antara dua orang yang bersengketa ketika engkau sedang marah. Kerana aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Janganlah

kamu menjatuhkan hukuman antara dua orang yang bersengketa ketika kamu sedang marah."

1700. Dari 'Aisyah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda; "Siapa yang mengada-ada urusan agama kami yang kami tidak pernah mengadakannya, maka hal itu ditolak."

1701. Dari 'Aisyah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Siapa yang mengamalkan suatu amal (ibadat) yang tidak pernah kami lakukan, maka amalnya itu ditolak."

1702. Dari Zaid bin Khalid Al Juhani r.a., katanya Nabi saw. bersabda: "Sukakah kamu kuberitahukan kepada mu saksi-saksi yang baik? Iaitu orang yang memberikan kesaksiannya sebelum diminta."

1703. Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Pada suatu ketika, ada dua orang wanita sedang bermain-main bersama anak-anak mereka. Tiba-tiba datang seekor serigala, lalu diterkamnya anak salah seorang dari mereka, kemudian dibawanya lari. Si ibu yang punya anak itu berkata kepada temannya, "Anakmu ditangkapnya." Jawab temannya, "Bukan! Tetapi anakmulah yang ditangkapnya."

Kemudian mereka pergi kepada Nabi Daud a.s. Beliau memutuskan, anak (yang masih hidup) untuk wanita lebih tua. Kemudian keduanya pergi kepada Nabi Sulaiman a.s. Lalu mereka menceritakan kepada beliau sengketa mereka berdua. Kata Nabi Sulaiman, "Bawa pisau kemari! Aku akan membelah dua anak ini, kemudian membaginya untukmu berdua." Jawab yang muda, "Jangan! Semoga Allah melimpahkan rahmatNya bagi Anda - Anak ini adalah anaknya (wanita yang tua)." Kerana itu Nabi Sulaiman memutuskan, anak itu adalah anak wanita yang muda. 1704. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Seorang lelaki membeli sebidang tanah dari orang lain. Si pembeli mendapatkan sebuah tempayan berisi emas dalam tanah itu, lalu dikatakannya kepada si penjual, "Hai, Anu! Ambillah emasmu!" Jawab si penjual, "Aku telah menjual tanah itu kepada mu beserta segala isinya." Kerana itu mereka pergi kepada seorang hakim minta keadilan. Hakim bertanya, "Adakah Anda keduanya mempunyai anak?" Jawab yang satu, "Ada, aku punya anak lelaki." Kata yang lain, "Ada, aku punya anak perempuan." Kata hakim, "Kahwinkanlah kedua anak

kalian itu dan belanjakan harta itu, untuk keperluanmu berdua dan sedekahkan sebagiannya."

1705. Dari Zaid bin Khalid Al Juhani r.a., katanya: "Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw., tentang penemuan barang tercecer. Maka bersabda beliau, "Umumkan selama setahun. Kemudian tandai ikatan atau bungkusannya (ciri-cirinya), sesudah itu boleh anda pergunakan. Tetapi jika pemiliknya datang meminta, berikanlah kepadanya." Lelaki itu bertanya pula kepada beliau, "Bagaimana kalau menemukan kambing hilang?" Jawab Nabi saw., "Ambil kambing itu untukmu atau untuk saudara mu (berikan kepada orang lain), atau untuk binatang buas (biarkan saja). Tanyanya pula, "Bagaimana kalau menemukan unta hilang?" Rasulullah saw. marah mendengarnya, sehingga muka beliau menjadi merah. Kemudian beliau bersabda, "Apa pedulimu dengan unta itu? Bukankah dia punya sepatu, punya kantong air, biarkan saja unta itu sampai ditemukan oleh pemiliknya sendiri."

1706. Dari Suwaid bin Ghafalah r.a., katanya: "Aku pernah pergi berperang bersama-sama dengan Zaid bin Shuhan dan Salman bin Rabi'ah. Di tengah jalan aku menemukan sebuah cambuk, lalu kuambil. Kata kedua kawanku, "Jangan diambil! Biarkan saja!" Jawab ku, "Tidak! Tetapi aku akan mengumumkannya. Jika pemiliknya datang meminta akan kuberikan kepadanya. Jika tidak ada yang datang meminta, akan ku manfaatkan sendiri." Aku tidak setuju dengan pendapat

kedua orang kawanku itu. Setelah kami kembali dari peperangan, ditakdirkan Allah bagi ku mendapat kesempatan untuk menunaikan ibadah haji, lalu aku sampai ke Madinah. Di Madinah aku bertemu dengan Ubay bin Ka'ab. Kuceritakan kepada beliau perihal aku menemukan cambuk itu serta bagaimana pendapat kedua orang kawanku. Jawab beliau, "Pada masa Rasulullah saw., aku pernah pula menemukan pundi-pundi berisi seratus dinar emas. Pundi-pundi itu kubawa kepada Rasulullah saw. Sabda beliau, "Umumkan selama setahun!" Lalu kuumumkan, tetapi tidak ada orang yang datang memintanya. Maka kubawa kembali pundi-pundi itu kepada Rasulullah saw. Sabda beliau, "Umumkan selama setahun!" Maka kuumumkan selama setahun, tetapi tidak ada yang mengaku sebagai pemiliknya. Kemudian kubawa pula kembali kepada Rasulullah saw., maka bersabda beliau, "Umumkan selama setahun!" Lalu kuumumkan lagi, tetapi tidak ada juga orang yang memintanya. Maka bersabda beliau, "Catat jumlahnya, tandai bungkus dan ikatannya (ciri-cirinya). Kalau pemiliknya datang meminta, berikan! Jika tidak ada yang datang meminta, boleh engkau pergunakan." Akhirnya emas itu ku pergunakan bagi keperluan ku.

1707. Dari 'Abdurrahman bin 'Usman At Taimi r.a., katanya: "Rasulullah saw. melarang memungut barang-barang orang haji yang tercecer."

1708. Dari zaid bin Khalid Al Juhani r.a., dari Rasulullah saw., sabdanya: "Siapa yang memungut barang hilang, maka dia itu bersalah selama dia tidak mengumumkannya."

1709. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda : "Janganlah kamu memeras susu ternak orang lain, kecuali dengan izin pemiliknya."

1710. Dari Ibnu Syuraih Al 'Adawi r.a., katanya: "Kedua telinga ku mendengar dan kedua mata ku melihat ketika Rasulullah saw. mengucapkan sabdanya, "Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, maka hendaklah dia memuliakan tamunya, selebihnya," Para sahabat bertanya, "Apa yang dimaksud dengan selebihnya, ya Rasulullah?" Jawab beliau, "Iaitu siang dan malamnya. Bertamu itu hanya tiga hari. Lebih dari itu adalah sedekah atas tamu itu." Dan sabda beliau, "Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah dia berkata dengan perkataan yang baik-baik, atau diam!"

1711. Dari Abu Syuraih Al Khiza'iy r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Bertetamu itu tiga hari; dan selebihnya siang maupun malam. Tidak halal bagi seorang muslim menetap di rumah saudaranya, sehingga saudaranya itu berdosa kerananya. Tanya para sahabat, "Bagaimana caranya dia berdosa?" Jawab beliau, "Orang itu menetap tinggal di rumah saudaranya, padahal saudaranya itu tidak punya apa-apa lagi yang akan disuguhkannya kepada tamunya."

1712. Dari 'Uqbah bin 'Amir r.a., katanya, "Kami pernah bertanya kepada Rasulullah saw. "Ya, Rasulullah! Anda mengutus kami, lalu kami menumpang pada suatu kaum sebagai tamu, tetapi mereka tidak melayani kami sebagaimana layaknya. Bagaimana pendapat Anda?" Maka bersabda beliau kepada kami, "Jika kamu menumpang pada suatu kaum, lalu mereka melayani kamu sebagaimana layaknya bagi seorang tamu, maka terimalah pelayanan mereka. Jika mereka tidak melayani kamu, boleh kamu ambil dari mereka hak tamu yang pantas mereka berikan. "

1713. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya: "Pada suatu waktu, ketika kami sedang dalam perjalanan bersama-sama dengan Rasulullah saw., tiba-tiba datang seorang lelaki mengendarai kenderaannya, sambil ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Maka bersabda Rasulullah saw., "Siapa yang mempunyai kelebihan tempat di kenderaannya, hendaklah dia memberikannya kepada orang yang tidak punya tempat. Dan siapa yang mempunyai kelebihan perbekalan, hendaklah dia memberikannya kepada orang yang tidak punya perbekalan."

1714. Dari Iyas bin Salamah r.a., dari bapanya, katanya: "Kami pergi berperang bersama-sama dengan Rasulullah saw. dalam suatu peperangan. Dalam perjalanan kami ditimpa suatu kesulitan (iaitu kekurangan perbekalan), sehingga kami bermaksud akan menyembelih sebagian unta tunggangan kami. Nabi saw. memerintahkan supaya mengumpulkan seluruh sisa-sisa perbekalan kami. Lalu kami bentangkan di hadapan beliau sehelai tikar kulit, maka terkumpullah di atas tikar itu seluruh sisa perbekalan kami." Kata Salamah, "Aku berusaha menaksir jumlah anggota pasukan ketika itu, seperti halnya seorang penggembala menaksir jumlah kambingnya. Menurut taksiranku, semua anggota pasukan berjumlah kira-kira 1,400 orang. Kami semuanya dapat makan (dari sisa perbekalan yang terkumpul itu) sampai kenyang, bahkan sesudah makan kami isi pula kantong-kantong perbekalan kami. Rasulullah saw. bertanya, "Masih adakah air untuk wudhuk?" Maka datanglah seorang lelaki membawa kantong airnya, lalu dituangkan beliau ke dalam ember. Kemudian seluruh anggota pasukan yang berjumlah 1,400 orang itu dapat berwudhuk dengan air itu." 1715. Dari Ibnu 'Aun r.a., katanya: "Aku pernah menulis surat kepada Nafi', menanyakan perihal pernyataan perang sebelum peperangan itu dimulai. Dia membalas suratku itu, katanya: "Yang demikian itu terjadi pada permulaan Islam. Kemudian pernah terjadi, Rasulullah saw. menyerang Bani Musthaliq secara mendadak di saat mereka sedang lengah, iaitu ketika mereka sedang memberi minum ternak mereka. Maka terjadilah perang, sehingga mereka banyak yang terbunuh dan tertawan. Dan pada bari itulah Juwairiyah binti Harits tertawan. Hadis ini disampaikan kepada ku oleh 'Abdullah bin Umar, di mana dia ikut berperang sebagai prajurit dalam pasukan Rasulullah saw. ketika itu."

1716. Dari Sulaiman bin Buraidah r.a., dari bapanya, katanya: "Apabila Rasulullah saw. mengangkat seorang panglima atau komandan pasukan perang, beliau selalu memberikan amanat kepadanya dan kepada seluruh anggota pasukannya. Pertama-tama, terutama beliau wasiatkan supaya mereka semua taqwa kepada Allah. Kemudian beliau perintahkan. "Berperanglah kalian dengan nama Allah dan Fi Sabilillah (di jalan Allah untuk menegakkan agama Allah). Perangilah orang-orang yang kafir terhadap Allah. Berperanglah kalian, jangan menipu dan jangan berkhianat, jangan kejam dan jangan membunuh anak-anak. Apabila kamu bertemu dengan orang-orang musyrik yang menjadi musuhmu, tawarkanlah kepada mereka tiga macam perkara. Mana saja di antara ketiganya yang disetujui mereka, terimalah persetujuan mereka dan jangan mereka diserang lagi. Ajaklah mereka masuk Islam. Jika ajakanmu itu mereka terima dengan baik, terimalah kesediaan mereka itu dan jangan mereka diserang lagi. Kemudian, ajaklah mereka pindah dari rumah mereka ke rumah-rumah orang muhajirin. Dan beritahu mereka, jika mereka mahu pindah, mereka akan diperlakukan sama seperti orang-orang muhajirin dalam hak dan kewajipan mereka. Tetapi jika mereka enggan pindah, beritahukan kepada mereka bahwa status mereka sama dengan kaum muslimin di desa-desa, di mana diperlakukan kepada mereka hukum Allah seperti yang dijalankan kepada orang-orang mukmin. Mereka tidak mendapat pembagian harta rampasan baik yang diperoleh dengan perang atau bukan (fay-i), kecuali jika mereka turut berperang bersama-sama dengan kaum muslimin. Jika mereka menolak masuk Islam, kenakan pajak kepada mereka, dan jika mereka bersedia membayar pajak, terimalah pajak mereka dan jangan diserang lagi mereka. Jika mereka menolak pula membayar pajak, maka mohonlah pertolongan kepada Allah dan perangilah mereka. Apabila kamu kepung penghuni sebuah benteng, lalu mereka ingin memperoleh perlindungan serta jaminan Allah dan Rasul-Nya, jangan engkau terima permintaannya itu, tetapi berikanlah jaminanmu (peribadi) beserta sahabat-sahabatmu, kerana jaminan kamu dan para sahabatmu lebih ringan risikonya daripada jaminan Allah dan Rasul-Nya. Dan apabila engkau kepung penghuni suatu benteng, lalu mereka ingin supaya kepada mereka diperlakukan hukum Allah, jangan engkau terima permintaannya itu, tetapi lakukan hukummu (peribadi) dan sahabat-sahabatmu, kerana kamu belum mengerti apakah sudah tepat hukum Allah yang engkau jatuhkan kepada mereka atau belum."


Yüklə 3,73 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   31   32   33   34   35   36   37   38   ...   107




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin