113. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw. lalu bertanya: "Ya, Rasulullah! Bagaimanakah pendapat Anda jika seseorang datang hendak merampas harta ku?" Jawab Rasulullah saw., "Jangan diberikan, pertahankan!" Tanya: "Jika dia hendak membunuh ku?" Jawab Rasulullah, "Bunuh pula dia!" Tanya, "Bagaimana kalau aku yang terbunuh?" Jawab: "Engkau mati syahid!" Tanya: "Bagaimana kalau dia yang terbunuh?" Jawab Nabi saw., "Dia masuk neraka!"
114. Dari Al Hasan r.a., katanya: "Pada suatu hari, 'Ubaidullah
bin Ziyad datang berkunjung ke rumah Ma'qil bin Yasar, ketika Ma'qil sedang sakit yang menyebabkan kematiannya. Kata Ma'qil kepada 'Ubaidullah, "Akan ku sampaikan kepada Anda sebuah hadis yang kudengar sendiri dari Rasullullah saw. Kalaulah aku yakin bahwa aku akan lama hidup, hadis itu belum akan ku sampaikan pada Anda. Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Seorang hamba yang dipercayakan Allah memimpin rakyatnya, tetapi dia menipu rakyat, maka jika dia mati, Allah mengharamkan syurga baginya."
115. Dari Abi Malih r.a., katanya: "Pada suatu hari 'Ubaidullah
bin Ziyad datang mengunjungi Ma'qil bin Yasar yang sedang sakit., Kata
Ma'qil kepada 'Ubaidullah, "Kusampaikan kepada Anda sebuah hadis, yang kalaulah aku tidak sakit seperti hadis itu belum akan ku sampaikan
kepada Anda. Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Seorang Amir
(penguasa) yang menjabat urusan-urusan kaum muslimin, apabila dia tidak bersungguh-sungguh berjuang bagi kepentingan mereka, dan tidak memberikan nasihat, dia tidak akan masuk syurga bersama-sama dengan mereka."
116. Dari Hudzaifah r.a., katanya: "Kami menerima dua buah hadis dari Rasulullah saw., yang satu telah kulihat kenyataannya, sedangkan
yang satu lagi masih kutunggu-tunggu. Rasulullah saw. bersabda kepada kami, "Sesungguhnya amanah itu bertempat di hati sanubari seseorang. Kemudian Al Qur'an turun, lalu mereka belajar dari Al Qur'an dan Sunnah. Kemudian Rasulullah saw. bersabda pula tentang hilangnya amanah. Sabda beliau, "Seorang sedang tidur, lalu dicabut amanah dari hatinya, maka tinggallah bekasnya seperti noktah. Kemudian ia tidur lagi, lalu dicabut pula amanah dari hatinya maka kini tinggallah bekasnya seperti lepuh yang membengkak di tangan atau di kaki yang terkena bara panas, dan lepuh itu mengandung air sedikit. Ketika itu, amanah hampir saja hilang sehingga orang mencarinya ke mana-mana.
Ketika dikatakan orang: Di sana ada amanah! Mereka sama berkata: alangkah sabarnya dia; atau alangkah baiknya dia; dan atau alangkah cerdiknya dia. Tetapi yang sebenarnya batin orang itu kosong dari iman. Kata Hudzaifah, "Dahulu, ketika amanah masih dipegang orang erat-erat, aku bisa berdagang dengan siapa pun. Jika dengan orang muslim, ia berlaku jujur kerana agamanya, dan jika dengan orang Nasrani atau dengan orang Yahudi, kejujuran itu pun terdapat pada majikannya. Tetapi sekarang, aku tak hendak berdagang lagi melainkan dengan orang-orang tertentu, seperti si Anu dan si Anu yang masih memegang amanah erat-erat.
117. Dari Hudzaifah r.a., katanya: "Pada suatu hari kami berada bersama-sama 'Umar bin Khaththab, lalu dia bertanya: "Siapakah di antara Anda semua yang pemah mendengar Rasulullah saw. membicarakan perihal fitnah (bencana)?" Jawab hadirin, "Kami pernah mendengar." Kata 'Umar, "Barangkali yang Anda maksudkan, bencana yang terjadi dalam keluarga atau tetangga seseorang." Jawab mereka, "Ya, benar!" Kata 'Umar, "Bencana yang demikian dapat dihapus dengan shalat, puasa dan sedekah. Tetapi siapa di antara Anda sekalian yang pernah mendengar Nabi saw. berbicara mengenai bencana besar yang terjadi seperti gelombang laut?" Kata Hudzaifah, "Orang banyak diam saja. Kerana itu aku berkata: "Aku pernah dengar!" Kata 'Umar, "Bagus, silakan bicara!" Kata Hudzaifah, "Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Fitnah membentang dalam lubuk hati manusia sedikit demi sedikit bagaikan tenunan sehelai tikar. Hati yang menerimanya akan mendapat bercak hitam, sedangkan hati yang menolak fitnah itu akan tetap putih cemerlang selama langit dan bumi masih ada. Hati yang telah kena bercak hitam, lama-lama akan menjadi sangat hitam bagaikan belanga tertelungkup. Dia tidak lagi mengenal baik dan buruk, tetapi hanya mengikuti kehendak hawa nafsunya semata-mata." Kata Hudzaifah melanjutkan, "Antara Anda dengan berkecamuknya bencana besar itu terdapat sebuah pintu yang terkunci rapat, namun dikhuatirkan pintu itu akan dipecahkan orang." Tanya Umar, "Akan dipecahkan orang? Bagaimanakah kiranya kalau pintu itu dibuka saja, barangkali dapat ditutup kembali dengan baik." Kata Hudzaifah, "Pintu itu ialah seorang pemimpin utama yang kemudian tewas dibunuh orang. Dan hadis ini bukanlah sekadar cerita dongeng belaka. "
118. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Islam pada mulanya asing, dan akan kembali asing seperti semula. Maka berbahagialah kiranya yang terasing."
119. Dari Ibnu 'Umar r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Sesungguhnya Islam itu mula-mulanya asing dan akan kembali asing bagai semula. Dia akan kembali kepada dua masjid sebagaimana ular kembali ke sarangnya."
120. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda :
"Sesungguhnya iman itu akan kembali ke Madinah, seperti ular kembali ke sarangnya."
121. Dari Anas r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda : "Belum akan terjadi kiamat, selama masih ada orang yang iman kepada Allah di muka bumi ini."
122. Dari Hudzaifah r.a, katanya "Pada suatu ketika kami berada bersama-sama Rasulullah saw., Beliau bersabda : "Cubalah Anda hitung untukku berapa jumlahnya orang-orang Islam!" Jawab kami, "Ya,
Rasulullah! Apakah Anda kuatir terhadap kami? Kami berjumlah kira-kira
600 sampai 700 orang." Sabda Rasulullah saw., "Anda semua belum tahu,
kalau pada suatu ketika akan terjadi cubaan." Kata Hudzaifah, "Benar juga sabda Rasulullah saw. Nyatanya kami benar-benar mendapat cubaan, sehingga kami tidak dapat solat melainkan dengan cara sembunyi-sembunyi."
123. Dari Sa'ad bin Abu Waqqash, katanya: "Pada suatu ketika Rasulullah saw. membagi-bagikan suatu pembagian kepada sekelompok orang (ketika itu Sa'ad duduk di antara mereka). Ternyata Rasulullah saw. tidak memberikan pembagian itu kepada seseorang di antara mereka. Kejadian itu sangat menghairankan ku. Karena itu aku bertanya, "Ya, Rasulullah! Apakah sebabnya si Fulan tidak Anda beri pembahagian itu? Demi Allah! "
Aku tahu benar bahwa dia itu mukmin." Jawab Rasulullah saw., "Bukankah dia itu muslim?" Kata Sa'ad. selanjutnya, "Aku diam sebentar. Sementara itu apa yang ku ketahui mengenai orang itu mendesak ku untuk bertanya lagi." Lalu ujar ku, "Ya, Rasulullah! Apakah sebabnya si Fulan itu
tidak Anda beri pembagian itu? Demi Allah! Aku tahu benar bahwa dia itu
mukmin." Jawab Rasulullah saw. "Bukankah dia itu muslim? Kata Sa'ad, "Aku terdiam sebentar, dan hal itu sangat mempengaruhi ku." Karena itu aku berujar pula, "Ya, Rasulullah! Apakah sebabnya si Fulan itu tidak
Anda beri? Demi Allah! Aku tahu benar yang dia itu mukmin." Akhirnya Rasulullah saw. menjawab, "Bukankah dia itu muslim? Sesungguhnya aku lebih suka memberi orang-orang itu kerana aku kuatir mereka akan kafir kembali, sedangkan yang lain-lain itu lebih ku cintai daripada mereka."
124. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Setiap Nabi yang diutus Allah dibekali dengan bukti-bukti, sebagai mu'jizat bagi mereka agar umat manusia beriman kepada mereka. Sedangkan aku dibekali dengan wahyu yang diwahyukan Allah kepada ku (Al Qur'an). Kerana itu aku penuh harap bahwa umatkulah nanti yang terbanyak di
hari kiamat."
125. Dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah saw., katanya:
"Demi Allah, yang jiwa Muhammad berada di tangannya, setiap orang yang telah mendengar Risalahku, baik ia Yahudi atau Nasrani, kemudian dia mati tanpa iman dengan risalahku itu maka dia pasti masuk neraka." 126. Dari Sya'bi r.a., dari Abu Burdah bin Abu Musa, dari bapanya katanya Rasulullah saw. bersabda: "Ada tiga golongan, di mana mereka diberi pahala berganda: (1) Ahli Kitab yang iman dengan nabinya, kemudian dia bertemu dengan Nabi Muhammad saw. lalu dia beriman dengannya, mengikutnya, dan membenarkannya, maka orang itu mendapat pahala dua kali. (2) Hamba sahaya yang melaksanakan kewajipannya terhadap Allah Ta'ala dan terhadap majikannya, hamba sahaya itu mendapat pahala dua kali. (3) Lelaki yang memiliki hamba sahaya wanita, lalu diberinya makan, dididiknya baik-baik, dimerdekakannya lalu dikahwininya, maka orang itu mendapat pahala dua kali."
127. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw., bersabda : "Demi Allah yang jiwaku di tanganNya, sesungguhnya telah dekat masanya Isa anak Maryam akan turun ditengah-tengah kamu. Dia akan menjadi hakim yang adil, akan dihancurkannya salib, dibunuhnya babi, dihapuskannya pajak, dan kekayaan akan melimpah ruah, sehingga tidak seorang pun lagi yang bersedia menerima pemberian."
128. Jabir bin Abdullah r.a. mendengar Nabi saw. bersabda : Akan sentiasa ada hingga hari kiamat, segolongan umat ku yang berjuang
menegakkan kebenaran dan mereka pasti menang." Kata Nabi saw. selanjutnya, "Sementara itu Nabi Isa a.s. akan turun ke tengah-tengah umat. Lalu pemimpin-pemimpin mereka berkata kepadanya: Sudilah Anda solat dan menjadi pemimpin kami." Jawab Nabi Isa a.s., "Tidak! Masing-masing kamu boleh menjadi pemimpin bagi yang lain, selaku suatu kehormatan yang dilimpahkan Allah kepada umat ini."
129. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Belum akan terjadi kiamat, sehingga matahari terbit di Barat. Apabila matahari telah terbit di Barat, manusia akan iman semuanya. Tetapi ketika itu imannya tiada berguna lagi, apabila sebelumnya dia tiada beriman, atau tiada berbuat kebajikan dengan imannya itu. "
130. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda :
"Ada tiga perkara, apabila ketiganya terwujud, maka iman seseorang tiada berguna lagi, apabila dia belum iman sebelumnya, atau tiada berbuat kebajikan dengan imannya itu. Yaitu : (1) Apabila matahari terbit di Barat. (2) Dajjal keluar (3) Dabbah (binatang melata) berkeliaran di muka bumi.
131. Dari Abu Dzar r.a., katanya Nabi saw. bersabda : "Tahukah Anda semua, ke manakah matahari itu pergi?" Jawab mereka, "Allah dan RasulNya lah yang lebih tahu." Sabda Nabi saw., "Dia berjalan sampai ke perhentiannya di bawah 'Arasy, lalu di sana dia sujud. Dia sentiasa sujud sampai datang perintah: Bangkitlah dan kembali ke tempatmu semula! Dia pun pergi dan muncul lagi di tempatnya semula. Kemudian dia berjalan hingga sampai pula di tempatnya di bawah 'Arasy, lalu di sana dia sujud sampai datang pula perintah: Bangkitlah dan kembali ke tempatmu semula. Dia pun pergi dan terbit di tempatnya semula. Kemudian ia menggulir pula, tidak pernah mungkir sedikit jua pun hingga ia sampai pula kembali di tempatnya di bawah 'Arasy. Sekonyong-konyong ia mendapat perintah: Bangkitlah, dan muncullah di tempat engkau biasa tenggelam. Maka terbitlah ia di Barat." Sabda Rasulullah saw., "Tahukah Anda semua, Bilakah itu akan terjadi? Ialah pada hari, di mana iman seseorang tiada berguna lagi, jika sebelumnya dia tidak iman, atau tidak berbuat suatu kebajikan dengan imannya itu." 132. Dari 'Urwah bin Zubair, katanya 'Aisyah r.a., isteri Rasulullah saw. bercerita kepadanya: "Wahyu yang mula-mula turun kepada Nabi
saw. ialah berupa mimpi-nyata waktu tidur, yang terlihat jelas oleh beliau bagaikan cahaya Subuh. Semenjak itu timbul keinginan di hati beliau hendak bersunyi diri. Kerana itu beliau pergi mengasingkan diri ke Gua Hira'. Di sana beliau beribadat beberapa malam sampai perbekalannya habis. Apabila perbekalannya telah habis, beliau pulang ke rumah Khadijah untuk mengambilnya lagi dan setelah itu beliau kembali pula ke sana. Keadaan itu berlangsung beberapa lama, sehingga pada suatu ketika beliau dikejutkan oleh kedatangan malaikat Jibril ke Gua Hira' itu. Malaikat berkata kepadanya, "Bacalah!" Jawab Nabi saw., "Aku tidak pandai membaca." Kata Nabi, "Malaikat itu serta merta merangkul ku, sehingga aku kepayahan kerananya. Kemudian aku dilepaskannya, lalu katanya: "Bacalah!" Jawab ku, "Aku tidak pandai membaca." Kerana itu aku dirangkulnya untuk kedua dan ketiga kali, sehingga aku kepayahan. Kemudian aku dilepaskannya, lalu katanya: "Bacalah nama Tuhan mu yang mencipta. Yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan, Tuhan mu itu Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) menulis. Yang mengajar manusia apa yang belum diketahuinya." (AI 'Alaq: 1-5). Setelah itu Rasulullah saw. kembali pulang, membawa ayat-ayat dan pengalaman yang baru dialaminya itu dengan tubuh
menggigil gemetaran. Sampai di rumah Khadijah, beliau berkata, "Selimuti aku! Selimuti aku!" Khadijah segera menyelimutinya. sehingga hilang rasa keterkejutannya. Kemudian ia berkata kepada Khadijah, "Wahai, Khadijah! " Bagaimana aku ini?" Lalu diceritakannya kepada Khadijah segala peristiwa yang baru saja dialaminya. Setelah itu beliau berkata: Aku cemas terhadap diri ku ini." Jawab Khadijah, "Jangan! Jangan cemas! Gembirakanlah hati Anda! Percayalah, Allah tidak akan
menimpakan kehinaan pada diri Anda selama-lamanya. Bukankah Anda selalu bersikap ramah tamah, menghubungkan silaturrahim, selalu berbicara
benar, selalu menunaikan tugas kewajipan, menyediakan yang belum ada, memuliakan tamu, dan membela orang-orang yang kesusahan demi menegakkan kebenaran!" Kemudian Khadijah membawa beliau mendatangi Waraqah bin Naufal bin Asad bin 'Abdul 'Uzza, iaitu anak paman Khadijah, yang telah memeluk agama Nasrani sejak masa Jahiliyah. Dia pandai menyalin buku-buku ke bahasa Arab. Antara lain dia menyalin Kitab Injil ke bahasa Arab seberapa yang dapat ditulisnya. Dia pun sudah tua dan matanya telah buta. Khadijah berkata kepadanya, "Wahai anak paman ku! Dengarkanlah anak saudara mu ini (Muhammad) bercerita!" Jawab Waraqah bin Naufal, "Hai, anak saudara ku! Apakah gerangan yang telah engkau alami? Ceritakanlah!" Rasulullah saw. lalu menceritakan pengalaman yang baru dialaminya. Kata Waraqah, "Itu adalah malaikat (namus) Jibril a.s. yang pernah datang kepada Nabi Musa a.s., Wahai, diri ku! Kalaulah aku
masih muda, Wahai, kiranya diri ku! Kalaulah aku masih hidup ketika engkau diusir oleh wargamu " Tanya Rasulullah saw., "Apakah mereka akan mengusir ku?" Jawab Waraqah, "Ya, benar! Tidak seorang pun yang datang membawa apa (ayat-ayat) yang engkau bawa itu yang tidak dimusuhi. Sekiranya aku masih mendapati hari itu, pasti aku akan membelamu sekuat-kuatnya."
133. Dari Jabir bin Abdullah Al Anshari r.a. (seorang sahabat Rasulullah saw.), katanya Rasulullah pernah menceritakan tentang putusnya wahyu. Sabda beliau,"Pada suatu ketika, sedang aku berjalan tiba-tiba aku mendengar suara dari langit. Kerana itu ku angkat pandangan ku (ke arah suara tersebut), maka nampak oleh ku malaikat yang pernah datang kepada ku di Gua Hira' sedang duduk di kursi antara langit dan bumi." Sabda Rasulullah saw. selanjutnya, "Dengan perasaan terkejut bercampur takut, aku segera pulang. Sesampai di rumah, aku berkata kepada Khadijah, "Selimuti aku! Selimuti aku!" Khadijah pun segera menyelimuti ku. Sedang aku berselimut itu, Allah Tabaraka wa Ta'ala
menurunkan ayat : "Hai, orang yang berselimut! Bangunlah, dan berikan
peringatan! Dan Tuhan engkau agungkanlah! Dan pakaian engkau bersihkanlah (sucikanlah)! Dan perbuatan dosa jauhilah!" (Al Muddatstsir:1-5). Sesudah itu wahyu turun berturut-turut.
134. Dari Anas bin Malik r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Jibril membawakan kepada ku seekor Buraq', iaitu sejenis haiwan berwarna putih, lebih panjang dari keldai dan lebih pendek daripada baghal. Ia dapat melompat sejauh mata memandang. Haiwan itu lalu ku tunggangi sampai ke Baitul Makdis. Sampai di sana haiwan itu kutambatkan di tambatan yang biasa digunakan para Nabi. Kemudian aku masuk ke dalam masjid dan solat di situ dua raka'at. Setelah aku keluar, Jibril datang membawa dua buah bejana, yang satu berisi khamar dan yang satu lagi berisi susu. Aku memilih susu. Kata Jibril, "Anda
memilih yang benar." Kemudian kami dibawa ke langit. Lalu Jibril minta supaya dibukakan pintu. Jibril ditanya, "Anda siapa?" Sahut Jibril, "Aku Jibril!" Tanya: "Siapa bersama Anda?" Jawab : "Muhammad!" Tanya: "Sudah diutuskah dia (menjadi Rasul)?" Jawab: "Ya, benar! Dia sudah diutus!" Setelah itu barulah pintu di bukakan untuk kami. Sekonyong-konyong aku berjumpa dengan Adam. Beliau mengucapkan 'Selamat datang kepada ku serta mendo'akanku semoga beroleh kebaikan. Kemudian kami naik ke langit kedua. Jibril a.s. minta dibukakan pula pintu. Lalu dia ditanya, "Siapa Anda?" Jibril menjawab, "Aku Jibril!" Tanya: "Siapa bersama Anda?" Jawab: "Muhammad!" Tanya: "Apakah dia sudah diutusi?" Jawab: "Ya, dia sudah diutus!" Setelah itu barulah pintu dibukakan untuk kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan dua orang anak dan paman, iaitu Isa anak Maryam dan Yahya bin Zakaria 'alaihimas salam. Keduanya mengucapkan 'Selamat datang kepada ku, serta mendoakan semoga aku beroleh kebaikan. Kemudian aku dibawa lagi naik ke langit ketiga. Jibril minta dibukakan pula pintu. Dia ditanya, "Siapa Anda?" Jawab: "Aku Jibril!" Tanya: "Siapa bersama Anda?" Jawab: "Muhammad saw.!" Tanya: "Apakah dia sudah diutus?" Jawab : "Ya, dia sudah diutus" Lalu pintu dibukakan bagi kami. Sekonyong-konyong aku bertemu dengan Yusuf a.s., yang kecantikannya seperdua dari seluruh kecantikan yang ada. Dia mengucapkan selamat datang kepada ku, dan mendoakan semoga aku beroleh kebaikan. Sesudah itu kami dibawa naik ke langit keempat. Jibril a.s. minta supaya dibukakan pula. Dia ditanya, "Siapa Anda?" Jawab, "Aku Jibril!" Tanya, "Siapa bersama Anda?" Jawab, "Muhammad saw." Tanya, "Apakah dia sudah diutus?" Jawab, "Ya, dia sudah diutus." Setelah itu, barulah pintu dibukakan untuk kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Idris a.s. Dia mengucapkan selamat datang kepada ku, serta mendoakan semoga aku beroleh kebaikan. Firman Allah :
"Kami naikkan dia (Idris) ke tempat yang tinggi" (Maryam : 57). Kemudian kami naik ke langit kelima. Jibril a.s. minta dibukakan pintu. Dia ditanya, "Siapa Anda?" Jawab, "Aku Jibril." Tanya: "Siapa bersama Anda?" Jawab: "Muhammad saw." Tanya: "Apakah dia sudah diutus?" Jawab: "Ya, dia sudah diutus." Setelah itu pintu dibukakan untuk kami. Sekonyong-konyong aku bertemu dengan Harun a.s. Dia mengucapkan selamat datang kepada ku dan mendoakan semoga aku mendapat kebaikan. Kemudian kami naik ke langit ke enam. Lalu Jibril minta dibukakan pintu. Dia ditanya, "Siapakah Anda?" Jawab: "Aku Jibril." Tanya: "Siapa bersama Anda?" Jawab: "Muhammad." Tanya: "Apakah dia sudah diutus?" Jawab: "Ya, dia sudah diutus." Sesudah itu barulah pintu dibukakan untuk kami. Sekonyong-konyong aku bertemu dengan Musa a.s. Dia mengucapkan selamat datang kepada ku dan mendoakan semoga aku mendapat kebaikan. Kemudian kami naik ke langit ketujuh. Jibril minta dibukakan pintu. Dia ditanya, "Siapa Anda?" Jawab: "Aku Jibril." Tanya: "Siapa bersama Anda?" Jawab: "Muhammad saw." Tanya: "Apakah dia sudah diutus?" Jawab: "Ya, dia sudah diutus." Sesudah itu, lalu pintu dibuka untuk kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Ibrahim a.s. sedang bersandar ke Baitul Ma'mur, di mana 70,000 malaikat setiap hari masuk ke dalamnya dan mereka tidak pernah kembali lagi dari situ. Kemudian Jibril membawa ku ke Sidratul Muntaha, mendapatkan sebatang pohon yang daunnya seperti telinga gajah, dan buahnya sebesar kendi. Setiap kali ia tertutup dengan kehendak Allah, ia berubah sehingga tidak satu pun makhluk Allah yang sanggup mengungkapkan keindahannya. Lalu Allah menurunkan wahyu kepada ku, mewajibkan solat 50 kali sehari semalam. Sesudah itu aku turun ke tempat Musa a.s. Musa bertanya, "Apa yang telah diwajibkan Tuhan mu kepada umatmu?" Jawab ku, "Solat 50 kali." Kata Musa, "Kembalilah kepada Tuhan mu, mintalah keringanan, kerana umatmu tidak akan sanggup melakukannya. Aku sendiri telah mencuba terhadap Bani Israil." Kata Nabi saw., "Aku kembali kepada Tuhan ku, lalu aku memohon, Ya Tuhan! Berilah umat ku keringanan!' Maka Allah menguranginya lima." Sesudah itu aku kembali kepada Musa. Kataku, "Allah menguranginya lima." Kata Musa, "Umatmu tidak akan sanggup menunaikannya sebanyak itu. Kerana itu
kembalilah kepada Tuhan mu dan mintalah keringanan." Kata' Nabi saw. selanjutnya, "Aku jadi berulang-ulang pulang pergi antara Tuhan ku Tabaraka wa Ta'ala dengan Musa, sehingga akhirnya Allah berfirman: "Kesimpulannya ialah solat lima kali sehari semalam. Bagi tiap-tiap satu kali solat, sama nilainya dengan sepuluh solat; maka jumlah nilainya 50 juga. Dan siapa bermaksud hendak berbuat kebajikan, tetapi tidak dilaksanakannya, dituliskan untuknya (pahala) satu kebajikan. Apabila dilaksanakannya, ditulis baginya (pahala) sepuluh kebajikan.
Dan siapa bermaksud hendak berbuat kejahatan, tetapi tidak jadi dilaksanakannya, tidak akan ditulis apa-apa baginya. Tetapi jika dilaksanakannya, maka ditulis baginya balasan satu kejahatan. Sesudah itu aku turun kembali ke tempat Musa a.s., lalu kuceritakan kepadanya apa yang difirmankan Tuhan ku itu. Kata Musa, "Kembalilah kepada Tuhan mu, dan mintalah keringanan." Jawab Rasulullah saw., "Aku telah berulang kali kembali kepada Tuhan ku meminta keringanan, sehingga aku malu kepadaNya.
135. Dari Anas bin Malik r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Aku dibawa orang (Jibril a.s.) ke sumur zamzam; di sana dadaku dibelah,
kemudian dibersihkan dengan air zamzam sesudah itu aku diantarkannya kembali ke tempatku semula."
136. Dari Anas bin Malik r.a., katanya: "Jibril a.s. mendatangi Rasulullah saw. ketika beliau sedang bermain-main dengan beberapa orang
anak (di zaman kanak-kanak). Tiba-tiba Jibril memegang dan membaringkan beliau, lalu membelah dan mengeluarkan jantung beliau, kemudian
dibuangnya segumpal darah dari jantung itu seraya berkata: Ini
menguntungkan syaitan dari diri mu. Kemudian dibersihkannya dalam sebuah bejana emas dengan air zamzam. Sesudah itu diletakkannya ditempatnya dan dijahitkannya kembali. Anak-anak yang menyaksikan peristiwa itu
segera lari kepada ibu susu beliau, mengabarkan bahwa Muhammad dibunuh orang. Mereka segera mencarinya, dan didapatinya Muhammad masih dalam keadaan pucat." Kata Anas, "Aku melihat bekas jahitan itu di dada Nabi saw."
137. Abu Dzar r.a. mengabarkan bahwa Rasulullah saw. bercerita: "Pada suatu ketika, waktu aku masih di Makkah, atap rumah ku tiba-tiba terbuka. Lalu Jibril a.s. turun dan membelah dada ku, kemudian dibersihkannya dengan zamzam. Sesudah itu diambilnya sebuah bejana emas penuh berisi hikmah dan iman, lalu dituangkannya ke dada ku, dan setelah itu dada ku dipertautkannya. Kemudian dipegangnya tangan ku, dan ia membawa ku naik ke langit. Ketika kami sampai di langit dunia, Jibril berkata kepada penjaga langit, "Buka pintu!" Tanya penjaga, "Siapa itu?" Jawabnya, "Aku Jibril! Tanya: Adakah orang lain bersama Anda?" Jawab: "Ya, ada! Bersama ku Muhammad saw." Tanya: "Apakah dia sudah diutus menjadi Rasul?" Jawab: "Ya, dia sudah diutus." Maka terbukalah pintu untuk kami. Ketika kami telah sampai di langit dunia, tiba-tiba kami melihat seorang lelaki, yang di kanan kirinya tampak menghitam. Apabila dia melihat ke sebelah kanannya dia tertawa, dan apabila dia melihat ke sebelah kirinya dia menangis. Dia berujar kepada ku, "Selamat datang, hai Nabi dan anak yang soleh." Aku bertanya, "Siapa ini hai Jibril?" Jawab Jibril, "Ini Adam 'alaihissalam. Yang kelihatan menghitam di kanan kirinya itu ialah ruh anak-cucunya.
Yang sebelah kanan penduduk syurga dan yang sebelah kirinya penduduk neraka. Kerana itu, kalau dia menengok ke kanan, dia tertawa dan apabila dia menengok ke kiri dia menangis." Kata Nabi saw. selanjutnya. "Kemudian Jibril membawa ku naik ke langit kedua. Kata Jibril kepada penjaga, "Buka pintu!" Penjaga bertanya seperti pertanyaan penjaga langit dunia. Sesudah itu barulah pintu terbuka. Kata Anas bin Malik, "Nabi saw. menceritakan bahwa di beberapa
langit beliau bertemu berturut-turut dengan para Nabi: Adam, Idris, Isa, Musa dan Ibrahim shalawatullahi 'alaihim ajma'in. Beliau tidak meceritakan selengkapnya bagaimana pertemuan beliau dengan para Nabi itu selain hanya menceritakan pertemuannya dengan Adam a.s. di langit dunia, dan dengan Ibrahim di langit keenam." Katanya, "Ketika Jibril a.s. bersama Rasulullah saw. lewat di tempat Idris a.s., Idris berkata: Selamat datang wahai Nabi dan anak yang soleh." Aku bertanya kepada Jibril. "Siapa ini?" Jawab Jibril, "Ini Idris!" Kata Nabi saw. selanjutnya, "Kemudian aku bertemu dengan Musa a.s." Kata Musa kepada ku, "Selamat datang wahai Nabi dan anak yang soleh." Aku bertanya, "Siapa ini?" Jawab Ibril, "Ini Musa!" Kemudian aku bertemu dengan Isa a.s. Kata Isa, "Selamat datang Nabi dan anak yang soleh." Tanya ku, "Siapa ini?" J awab Jibril, "Ini 'Isa Ibnu Maryam." Cerita Nabi saw. selanjutnya, "Kemudian aku bertemu dengan Ibrahim a.s." Katanya, "Selamat datang wahai Nabi dan anak yang soleh." Aku bertanya, "Siapa ini?" Jawab, "Ini Ibrahim!" Kata Ibnu Syihab, Ibnu Hazm mengatakan bahwa Ibnu 'Abbas dan Abu Habbah Al Anshari r.a., kedua-duanya berkata, bahwa Rasulullah saw. pernah bercerita: "Kemudian aku dibawa naik ke Mustawa, di mana aku mendengar bunyi coretan kalam." Kata Ibnu Hazm dan Anas bin Malik, Rasulullah saw. menceritakan: Lalu Allah mewajibkan atas umat ku solat 50 kali sehari semalam. Setelah itu aku kembali membawa perintah itu, dan bertemu dengan Musa a.s. Kata Musa, "Kewajipan apa yang diperintahkan Tuhan mu atas umatmu?" Jawab ku,
Dostları ilə paylaş: |