Berkata Imam Ali bin Abi Thalib, semoga Allah meridhoinya: Tidak ada kebaikan dalam ibadah tanpa pengetahuan dan tidak baik pula dalam pengetahuan tanpa memahaminya



Yüklə 3,73 Mb.
səhifə40/107
tarix18.04.2018
ölçüsü3,73 Mb.
#48892
1   ...   36   37   38   39   40   41   42   43   ...   107

1845. Dari Abu Mas'ud Al Anshari r.a., katanya: "Seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw. mempersembahkan seekor unta betina yang telah diberi kekang (siap pakai) seraya katanya, "Unta ini ku persembahkan untuk perjuangan fi sabilillah." Maka sabda Rasulullah saw., "Kelak di hari kiamat kamu akan memperoleh gantinya sebanyak tujuh ratus ekor unta yang telah diberi kekang pula."

1846. Dari Abu Mas'ud al Anshari r.a., katanya: "Seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw. lalu dia berkata, "Aku kehilangan unta kenderaanku, sudilah Anda menunjukkan ke mana perginya!" Jawab Rasulullah saw., "Aku tidak tahu ke mana dia!" Maka berkata seorang lelaki, "Aku dapat menunjukkan orang yang membawanya." Sabda Rasulullah saw., "Siapa menunjukkan suatu kebaikan, maka pahalanya sama dengan pahala membuatnya."

1847. Dari Anas bin Malik r.a., katanya: "Seorang pemuda dari suku Aslam berkata kepada Rasulullah saw.,

"Ya, Rasulullah! Sesungguhnya aku ingin hendak turut berperang tetapi aku tidak mempunyai perlengkapan." Sabda Nabi saw., "Datangilah si Fulan kerana dia telah berlengkap tetapi dia sakit." Maka datanglah pemuda itu kepada si Fulan lalu katanya, "Rasulullah saw. berkirim salam untuk anda dan menyuruh anda memberikan perlengkapan perang anda kepada ku." Kata si Fulan kepada isterinya. "Hai Fulanah! Berikan perlengkapan perangku kepada pemuda ini semuanya satu pun jangan ada yang ketinggalan. Demi Allah! Satu pun jangan ada yang ketinggalan! Allah Ta'ala akan memberi berkat kepada mu kerananya!"

1848. Dari Zaid bin Khalid Al Juhani r.a., dari Rasulullah saw. sabdanya: "Orang-orang yang bekerja menyiapkan perlengkapan perang fi sabilillah, bererti dia ikut berperang dan orang-orang yang mengurus keluarga yang ditinggalkan orang yang pergi perang bererti dia ikut berperang."

1849. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya: "Rasulullah saw. mengirim utusan kepada Bani Lahyan memerintahkan satu di antara dua lelaki supaya pergi berperang. Kemudian beliau bersabda, "Orang tinggal hendaklah menjaga dengan baik kesejahteraan/keamanan keluarga dan harta orang yang berangkat. Dia mendapat pahala seperdua pahala orang-orang yang pergi perang."1850. Dari Sulaiman bin Buraidah r.a., bapanya menceritakan bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Kehormatan isteri para pejuang, bagi orang-orang yang tidak turut berperang, sama dengan kehormatan ibu mereka sendiri. Apabila orang yang mengurus/menjaga keselamatan dan keamanan keluarga para pejuang mengkhianati mereka, dia akan diadili nanti di hari kiamat, lalu pahala amalnya diambil oleh orang yang dikhianatinya sesuka hatinya. Bagaimana tanggapanmu?"

1851. Dari Al Bara' r.a. katanya: "Sehubungan dengan turunnya ayat: "Tidak sama antara orang-orang mukmin yang duduk (tidak turut berperang) dengan orang-orang yang turut berperang fi sabilillah: lalu Rasulullah saw. memerintahkan Zaid bin Tsabit supaya menuliskan ayat tersebut. Zaid membawa sepotong tulang, lalu menulis ayat tersebut pada tulang itu. Tiba-tiba datang Ibnu Ummi Maktum mengadukan kesulitannya tidak dapat turut berperang kerana ia buta. Maka turunlah ayat: "Tidak sama antara orang-orang mukmin yang duduk (tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad (berperang) fi sabilillah."(An Nisa', 4 : 95).

1852. Dari Jabir r.a. katanya: "Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw., "Di mana tempatku, ya Rasulullah?" Jawab Nabi saw., "Di syurga!" Orang itu segera membuang kurma yang dipegangnya, kemudian maju bertempur sehingga dia tewas." Dalam hadis Suwaid dinyatakan bahwa peristiwa orang itu terjadi dalam perang Uhud.

1853. Dari Al Bara' r.a., katanya: "Seorang lelaki Bani Nabit dari kabilah Anshar datang kepada Nabi saw. lalu dia mengucapkan tasyahhud, Asyhadu an la ilaaha illallah wa annaka 'abduhu wa rasuluh (aku mengaku tidak ada Tuhan selain Allah, dan sesungguhnya Anda adalah hamba Allah dan Rasul-Nya), kemudian dia maju ke medan perang lalu bertempur sehingga dia tewas terbunuh. Maka bersabda Nabi saw., "Walaupun amalnya baru sedikit, tetapi pahalanya banyak."

1854. Dari Anas bin Malik r.a., katanya: "Rasulullah saw. menugaskan Busaisah memata-matai kekuatan dan gerak-geri pasukan Abu Sufyan. Ketika Busaisah datang melapor, di rumah tidak ada seorang pun selain aku dan Rasulullah saw. Mungkin kalau aku tidak tahu barangkali beliau mengistimewakan sebahagian isteri beliau (boleh mendengar berita rahsia). Lalu Busaisah menyampaikan laporannya. Kata Anas, kemudian Rasulullah keluar dan bersabda, "Kita berangkat sekarang untuk suatu tujuan. Siapa yang telah siap kenderaannya, berangkatlah bersama kami!" Seorang lelaki minta izin kepada beliau hendak mengambil kenderaannya di luar kota. Sabda beliau, "Tidak usah! Cukup orang-orang yang kenderaannya telah siap saja!" Maka berangkatlah Rasulullah saw. beserta para sahabatnya sehingga mereka lebih dahulu tiba di Badar daripada kaum musyrikin. Setelah kaum musyrikin tiba, Rasulullah saw. bersabda kepada para sahabat, "Kalian tidak boleh bertindak sebelum ada perintah daripadaku!" Setelah kaum musyrikin tambah dekat maka bersabda beliau, "Majulah kalian ke syurga, yang lebarnya selebar langit dan bumi!" Lalu bertanya 'Umair bin Humam Al Anshari, "Ya, Rasulullah! Syurga lebarnya selebar langit dan bumi?" Jawab beliau, "Ya!" Kata 'Umair, "Wah, wah!" Tanya Rasulullah saw., "Mengapa, wah..wah, katamu?" Jawab 'Umair, "Tidak, demi Allah, ya Rasulullah! Aku hanya berharap semoga aku menjadi penghuninya." Jawab Nabi saw., "Ya, sesungguhnya engkau jadi penghuninya!" Kemudian dikeluarkannya kurma dan kantong perbekalannya lalu dimakannya sebahagian. Sesudah itu dia berkata, "Seandainya aku masih hidup sampai kurmaku ini habis kumakan, sungguh lama sekali." Maka dilemparkannya kurmanya yang masih tersisa di tangannya, lalu dia maju bertempur melawan musuh sehingga dia tewas terbunuh."1855. Dari Abu Bakar bin Abdullah bin Qais r.a., dari bapanya, katanya dia mendengar bapanya bercerita, bahwa ketika bapanya sedang berhadapan dengan musuh, Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya pintu-pintu syurga berada di bawah naungan (kilatan) pedang." Lalu berdiri seorang lelaki sambil menangis, katanya: "Hai, Abu Musa! Apakah Anda pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda seperti itu?" Jawab Abu Musa, "Ada!" Orang itu pergi menemui kawan-kawannya seraya katanya, "Aku mengaturkan salam kepada Anda semua!" Kemudian dibukanya sarung pedangnya lalu dilemparkannya. Sesudah itu, dengan pedang terhunus dia pergi menyerbu musuh, memukul tewas dengan pedangnya, setiap musuh yang ditemuinya sehingga akhirnya dia sendiri tewas pula terbunuh sebagai syahid."

1856. Dari Anas bin Malik r.a. katanya: "Serombongan orang datang kepada Nabi saw. lalu mereka berkata, "Kirimlah bersama kami beberapa orang guru untuk mengajar Qur'an dan Sunnah kepada kami." Maka dikirim beliau kepada mereka tujuh puluh orang lelaki dari golongan Anshar. Mereka disebut Al Qurra' (ahli-ahli baca), semuanya menjauhi segala yang haram, dan siang hari mereka bekerja mengangkut air ke masjid untuk keperluan orang-orang yang hendak bersuci, atau mereka pergi mencari kayu api, lalu mereka jual. Dengan hasil penjualannya mereka membeli makanan, dan mereka berikan kepada Ahlus Shuffah dan orang-orang fakir. Mereka itulah yang dikirim Nabi saw. kepada mereka. Di tengah jalan, sebelum mereka sampai ke tempat yang dituju, mereka diserang oleh orang-orang tersebut dan semuanya tewas terbunuh. Mereka mendoa', "Wahai Allah! Sampaikanlah kepada Nabi kami berita mengenai mushibah yang menimpa kami, bahwa kami telah menunaikan tugas yang diperintahkannya kepada kami, dan semoga beliau meredhai kami."1857. Dari Abu Musa Al Asy'ari r.a., katanya: "Seorang lelaki Arab dusun mendatangi Nabi saw. lalu dia berkata: "Ya, Rasulullah! Ada orang berperang untuk mendapatkan harta rampasan. Ada pula supaya dia terkenal sebagai pahlawan. Dan ada pula supaya kedudukannya dihormati. Siapakah sebenarnya yang berperang fi Sabilillah?" Jawab Rasulullah saw., "Iaitu orang yang berperang menegakkan kalimah Allah setinggi-tingginya. Itulah yang disebut Fi Sabilillah."

1858. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Rasulullah saw. ditanya tentang orang-orang yang berperang kerana hendak memperlihatkan keberaniannya, berperang kerana hendak membela kesukuannya, dan berperang kerana ingin dipuji. Maka manakah yang disebut fi sabilillah?" Jawab Rasulullah saw., "Iaitu orang yang berperang menegakkan kalimah (agama) Allah setinggi-tingginya. Itulah yang disebut fi sabilillah." 1859. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Natil (bin Odis Al Hazami), seorang penduduk Syam, bertanya kepadanya, "Wahai, Tuan Guru! Ajarkanlah kepada kami hadis yang Anda dengar dari Rasulullah saw." Jawab Abu Humirah, "Baik! Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Orang yang pertama-tama diadili kelak di hari kiamat, ialah orang mati syahid. Orang itu dihadapkan ke pengadilan, lalu diingatkan kepadanya nikmat-nikmat yang telah diperolehnya, maka dia mengakuinya. Tanya, "Apakah yang engkau perbuat dengan nikmat itu?" Jawab, "Aku berperang untuk agama Allah sehingga aku mati syahid." Firman Allah, "Engkau dusta! Sesungguhnya engkau berperang supaya dikatakan gagah berani. Dan gelar itu telah engkau peroleh." Kemudian dia disuruh seret dengan muka telungkup lalu dilemparkan ke neraka. Kemudian dihadapkan pula orang 'alim yang belajar dan mengajarkan ilmunya serta membaca Al Qur'an. Dihadapkannya kepadanya nikmat yang telah diperolehnya, semua diakuinya. Tanya, "Apa yang engkau perbuat dengan nikmat itu?" Jawab, "Aku belajar, mengajar, dan membaca Qur'an kerana Engkau." Firman Allah, "Engkau dusta! Sesungguhnya engkau belajar dan mengajar supaya disebut orang Alim, dan engkau membaca Al Qur'an supaya dikatakan sebagai Qari (ahli baca). Semua itu telah dipanggilkan orang kepada mu." Kemudian dia disuruh seret dengan muka menghadap ke tanah lalu di lemparkan ke neraka. Sesudah itu dihadap pula orang yang diberi kekayaan oleh Allah dengan berbagai macam harta. Semua kekayaannya dihadapkan kepadanya lalu diingatkan segala nikmat yang telah diperolehnya, ia pun mengakui. Tanya, "Apa yang telah engkau perbuat dengan harta sebanyak itu?" Jawab, "Setiap bidang yang Engkau sukai tidak ada yang kutinggalkan, melainkan aku sumbang semuanya kerana Engkau." Firman Allah, "Engkau dusta! Sesungguhnya engkau melakukan semuanya itu supaya engkau disebut orang yang pemurah, dan gelar itu telah engkau peroleh." Kemudian dia disuruh seret dengan muka menghadap ke tanah lalu dilemparkan ke neraka.

1860. Dari 'Abdullah bin 'Umar r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Setiap pasukan, besar atau kecil yang berperang Fi Sabilillah, lalu mereka beroleh harta rampasan, bererti pahala mereka untuk akhirat telah diberi ganjar lebih dahulu di dunia dua pertiga, dan sisanya tinggal sepertiga untuk mereka di akhirat. Jika mereka tidak beroleh harta rampasan, maka pahala mereka tetap utuh semuanya."

1861. Dari 'Umar bin Khaththab r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya setiap amal tergantung kepada niat. Dan pahala bagi setiap orang yang beramal diberikan sesuai dengan apa yang diniatkannya. Siapa yang hijrah dengan niat kerana hendak memperoleh keredhaan Allah dan RasulNya, maka pahalanya ada di sisi Allah dan RasulNya. Dan siapa yang hijrah dengan niat hendak memperoleh harta kekayaan (kebanggaan duniawi) atau dengan niat hendak mengahwini seorang perempuan yang dicintainya, maka pahala hijrahnya sesuai dengan niatnya pula.

1862. Dari Anas bin Malik r.a. katanya Rasulullah saw. bersabda: "Siapa yang sungguh-sungguh ingin hendak mati syahid, dia akan diberi pahala seperti pahala orang mati syahid, sekalipun dia tidak mengalami mati syahid yang sesungguhnya."

1863. Dari Sahal bin Abu Umamah bin Sahal bin Hunaif, dari bapanya, dari kakaknya, katanya Nabi saw. bersabda: "Siapa yang memohon kepada Allah dengan sungguh-sungguh hendak mati syahid, maka Allah menaikkannya ke tingkatan para syuhada sekalipun kenyataannya dia mati biasa di tempat tidur."1864. Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah saw. bersabda: "Siapa yang mati tanpa pernah berperang bahkan jiwanya tidak pernah terarah hendak turut berperang, maka matinya sama dengan mati munafik."

1865. Dari Jabir r.a. katanya: "Kami turut berperang bersama-sama Nabi saw. dalam suatu peperangan, di mana beliau pernah bersabda: "Di Madinah ada beberapa orang lelaki tidak turut berperang yang biasanya bila kamu pergi berperang dan kamu melintasi lembah, mereka tetap turut bersama-sama kamu. Tetapi sekarang mereka terhalang kerana sakit."

1866. Dari Anas bin Malik r.a. katanya: "Pada suatu hari Rasulullah saw. datang ke rumah Ummu Haram binti Milhan, isteri 'Ubadah bin Shamit. Lalu beliau disuguhi makan oleh Ummu Haram. Sesudah makan, Ummu Haram duduk menyisir rambut Rasulullah saw., lalu beliau tertidur. Ketika terbangun beliau tertawa. "Mengapa Anda tertawa, ya Rasulullah?" tanya Ummu Haram. Jawab Nabi saw., "Serombongan umat ku diperlihatkan Allah Ta'ala kepada ku, mereka berperang Fi Sabilillah mengarungi lautan dengan kapal, bagaikan raja-raja di atas tahta." Kata Ummu Haram, "Doakanlah semoga aku termasuk dalam rombongan mereka." Beliau merebahkan kepalanya kembali lalu tertidur. Setelah terbangun beliau tertawa pula. "Mengapa Anda tertawa, ya Rasulullah?" tanya Ummu Haram. Jawab Nabi saw., "Serombongan umat ku diperlihatkan Allah Ta'ala kepada ku sedang berperang Fi Sabilillah," kata beliau menceritakan seperti ceritanya yang pertama. Kata Ummu Haram, "Doakanlah semoga aku termasuk rombongan mereka." Sabda Rasulullah saw., "Engkau dalam rombongan yang pertama." Memang pada masa pemerintahan Mu'awiyah, Ummu Haram turut dalam pasukan Islam berlayar ke medan perang. Ketika mendarat dia jatuh dari untanya lalu tewas."

1867. Dari Salman r.a. katanya dia mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Bekerja atau berusaha siang malam menyiapkan perlengkapan perang lebih baik dari puasa dan solat sebulan. Jika ia mati, pahala amalnya tetap mengalir kepadanya, begitu pula rezekinya dan dia aman dari fitnah."

1868. Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah saw. bersabda: "Seorang lelaki berjalan di sebuah jalan lalu dia menemukan sebuah ranting berduri di tengah jalan maka disingkirkannya ranting itu dengan bersyukur kepada Allah Ta'ala. Allah mengampuni dosanya kerana perbuatannya itu." Beliau bersabda pula, "Para syuhada (orang-orang yang mati syahid) lima macam: (1) Al Math'un, orang-orang yang tewas kerana penyakit kolera (penyakit menular atau wabak). (2) Al Mabthun, orang-orang yang tewas kerana sakit perut atau melahirkan. (3) Orang yang tewas kerana tenggelam. (4) Orang yang tewas kerana ditimpa tanah longsor atau pohon tumbang dan sebagainya. (5) Orang yang tewas dalam perang Fi Sabilillah."1869. Dari 'Uqbah bin Amir r.a. katanya dia mendengar Rasulullah saw. bersabda di atas mimbar: "Siapkanlah untuk menghadapi (musuh) kekuatan apa saja yang kamu sanggupi. Ketahuilah! Sesungguhnya kekuatan itu ialah ketrampilan memanah. Ketahuilah! Sesungguhnya kekuatan itu ialah ketrampilan memanah. Ketahuilah! Sesungguhnya kekuatan itu ialah ketrampilan memanah."

1870. Dari 'Uqbah bin Amir r.a. katanya dia mendengar Rasulullah

saw. bersabda: "Banyak negeri bakal takluk dan Allah akan menyempurnakan janji-Nya itu kepada mu. Kerana itu janganlah kamu bosan berlatih memanah."

1871. Dari Tsauban r.a. katanya Rasulullah saw. bersabda: "Sentiasa ada segolongan umat ku yang berjuang memenangkan yang hak. Mereka tidak akan celaka oleh orang-orang yang memusuhinya sampai kiamat."

1872. Dari Jabir bin Abdullah r.a. katanya dia mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Sentiasa ada segolongan umat ku yang selalu memperjuangkan yang hak. Mereka selalu menang sampai hari kiamat."

1873. Dari Mu'awiyah r.a., dia mengatakan dalam pidatonya di atas

mimbar bahwa dia mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Senantiasa ada segolongan umat ku yang selalu berjuang menegakkan agama Allah Ta'ala. Mereka tidak akan celaka oleh orang-orang yang menghina atau menentang mereka sampai hari kiamat. Bahkan mereka tetap menang atas semua manusia."

1874. Dari 'Abdur Rahman bin Syumasah At Mahrl r.a. katanya: "Pada suatu ketika, aku berada dekat Maslamah bin Mukhallad, di dekatnya ada pula Abdullah bin 'Amru bin 'Ash." Kata 'Abdullah, "Belum akan terjadi kiamat kecuali bila kejahatan manusia telah meningkat. Mereka lebih jahat daripada orang-orang jahiliyah. Setiap mereka diajak kepada agama Allah selalu ditolaknya." Ketika mereka sedang bercakap-cakap demikian, tiba-tiba datang 'Uqbah bin 'Amir. Kata Maslamah, "Hai, 'Uqbah! Aku mendengar 'Abdullah berkata begitu. "Bagaimana pendapatmu?" Jawab 'Uqbah, "Dia memang lebih tahu. Adapun yang kudengar dari Rasulullah saw. ialah: Sentiasa ada segolongan umat ku yang berjuang menegakkan agama Allah, di mana mereka selalu menang terhadap musuh-musuhnya. Mereka tidak akan celaka oleh orang-orang yang menentangnya hingga hari kiamat. Dan mereka akan tetap ada." Maka berkata 'Abdullah, "Itu memang betul! Kemudian Allah Ta'ala mengirim angin seperti angin kesturi yang sentuhannya halus bagaikan sutera. Tidak ada iman yang tinggal dalam hati seseorang walau seberat biji benih pun melainkan dicabutnya. Maka tinggallah orang-orang jahat belaka, lalu terjadilah kiamat."

1875. Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah saw. bersabda: "Apabila kamu melalui padang rumput yang subur lepaslah untamu memakan makanannya di bumi, dan bila kamu berjalan di musim kemarau percepatlah perjalanan (segera sampai di tujuan). Dan bila kamu istirehat dalam perjalanan malam hari, jauhilah jalan raya kerana jalan raya itu tempat lewat serangga-serangga waktu malam."

1876. Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah saw. bersabda: "Perjalanan itu merupakan setengah siksaan. Tidurmu berkurang, begitu pula makan dan minum. Kerana itu apabila urusanmu telah selesai, segeralah pulang kepada keluargamu."

1877. Dari Jabir bin Abdullah r.a. katanya: "Kami turut berperang bersama-sama Rasulullah saw. dalam suatu peperangan. Setelah kami tiba kembali di Madinah, kami bermaksud hendak segera pulang ke rumah kami masing-masing. Maka bersabda Rasulullah saw., "Tunggulah dahulu sampai hari agak senja. Sisirlah dahulu rambut kalian yang kusut, berilah kesempatan kepada keluarga kalian untuk bersiap-siap dan berhias menyambut kedatangan kalian."1878. Dari Jabir r.a. katanya Rasulullah saw. bersabda: "Apabila

kamu tiba malam hari dari perjalanan, janganlah kamu pulang ke rumah keluargamu tengah malam, supaya keluarga yang ditinggalkan dapat bersiap-siap dan menyisir rambut (menyambut kedatanganmu).

1879. Dari Jabir bin 'Abdullah r.a. katanya Rasulullah saw. melarang orang yang telah lama berjalan meninggalkan keluarganya untuk pulang (dengan tiba-tiba) ke rumahnya pada tengah malam."

1880. Dari Jabir r.a. katanya: "Rasulullah saw. melarang orang pulang (dengan tiba-tiba) ke rumah keluarganya pada tengah malam, dengan maksud hendak memergoki atau untuk mencari-cari kesalahan mereka."

1881. Dari 'Adi bin Hatim r.a. katanya dia bertanya kepada Rasulullah saw., "Ya, Rasulullah! Aku melepas anjing pemburu yang terlatih lalu ditangkapnya buruan untukku dan aku telah menyebut nama Allah ketika melepasnya. Bagaimana itu?" Jawab Rasulullah saw., "Apabila kamu melepas anjing pemburu yang terlatih dan Kamu menyebut nama Allah ketika melepaskannya, makanlah tangkapannya." Tanya ku, "Bagaimana jika buruan itu mati ditangkapnya?" Jawab beliau, "Meskipun mati, selama tidak ada anjing lain yang menyertainya menangkap." Tanya ku, "Aku melempar buruan dengan mi'radh) lalu kena. Bagaimana itu?" Jawab beliau, "Apabila kamu melempar dengan mi'radh lalu kena, niatkanlah buruanmu itu. Tetapi jika yang mengena lintangnya, jangan dimakan.

1882. Dari 'Adi bin Hatim r.a. katanya dia bertanya kepada Rasulullah saw., "Kami ini suatu kaum yang biasa hidup berburu dengan mempergunakan anjing-anjing ini. Bagaimana itu?" Jawab Nabi saw., "Apabila kamu melepas anjingmu yang terlatih dengan menyebut nama Allah, makanlah tangkapannya sekalipun buruan itu mati ditangkapnya. Kecuali jika anjing-anjing itu memakan tangkapannya maka janganlah kamu makan pula, kerana aku khuatir dia menangkap buruan itu untuknya sendiri. Atau jika ada anjing lain yang menyertainya menangkap, jangan pula kamu makan."1883. Dari 'Adi bin Hatim r.a., katanya dia bertanya kepada Rasulullah saw. tentang buruan yang mati terbunuh kena mi'radh. Sabda Nabi saw., "Jika yang mengena ujungnya yang runcing (tajam), makanlah. Jika yang mengena lintangnya, bererti buruan itu mati kena pukul."

1884. Dari 'Adi bin Hatim r.a., "Aku melepas anjingku berburu, tetapi ku dapati ada pula anjing lain bersama anjingku dekat buruan yang tertangkap itu. Aku tak tahu anjing mana sesungguhnya yang menangkap. Bagaimana itu?" Jawab Nabi saw., "Jangan dimakan buruan itu kerana kamu hanya membacakan Basmalah untuk anjingmu saja dan tidak membacakannya untuk anjing-anjing yang lain."

1885. Dari 'Adi bin Hatim r.a. katanya Rasulullah saw. bersabda kepadanya. "Apabila kamu melepas anjingmu maka sebutlah nama Allah (Bismillahirrahmanirrahim). Jika anjing itu menangkap buruan dan engkau dapati masih hidup, sembelihlah! Jika engkau dapati telah mati dan tidak dimakan oleh anjingmu, makanlah olehmu. Dan jika engkau dapati anjingmu bersama anjing lain, sedangkan buruannya telah mati jangan dimakan buruan itu, kerana engkau tidak tahu anjing mana sesungguhnya yang membunuh buruan itu. Jika engkau memanah buruan dengan panahmu, maka makanlah buruan itu jika engkau mau. Tetapi jika engkau dapati buruan itu mati tenggelam (jatuh ke air) jangan dimakan."

1886. Dari Abu Tsa'labah Al Khusyani r.a. katanya dia datang kepada Rasulullah saw. lalu bertanya : "Ya, Rasulullah! Kami tinggal di negeri Ahli Kitab. Kami makan di piring mereka, sedangkan penghidupan di negeri itu ialah berburu. Aku berburu menggunakan panah dan anjing-anjingku yang terlatih dan tidak terlatih. Ajarkanlah kepada ku, apakah halal bagi kami yang demikian itu?" Jawab Rasulullah saw., "Adapun engkau tinggal di negeri Ahli Kitab dan engkau makan di piring mereka, seandainya engkau masih bisa mendapatkan piring selain piring mereka, janganlah makan di piring mereka. Tetapi jika engkau tidak mendapatkan piring lain, basuhlah dahulu piring mereka itu dan makanlah di piring itu. Adapun engkau tinggal di negeri yang penghidupannya berburu, bila engkau memanah buruan dengan panahmu, sebutlah nama Allah, kemudian makanlah hasil buruan itu. Bila engkau menangkap buruan dengan mempergunakan anjing yang terlatih, sebutlah nama Allah kemudian makanlah. Dan bila engkau menangkap buruan dengan mempergunakan anjing yang tidak terlatih dan engkau masih sempat menyembelihnya, makanlah."

1887. Dari Abu Tsalabah r.a., dari Nabi saw. sabdanya: "Apabila buruan yang kamu panah hilang, kemudian kamu dapati kembali, makanlah jika belum busuk."

1888. Dari Abu Tsa'labah r.a. katanya: "Rasulullah saw. melarang memakan binatang bertaring dari jenis binatang buas."

1889. Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw. sabdanya: "Setiap binatang bertaring dari jenis binatang buas haram memakannya."

1890. Dari Ibnu 'Abbas r.a., katanya : "Rasulullah saw. telah melarang memakan setiap binatang bertaring dari jenis binatang buas dan setiap jenis burung yang mempunyai kuku untuk mencengkam."

1891. Dari Jabir r.a. katanya: "Rasulullah saw. menugaskan kami menghadang kafilah Quraisy dan mengangkat Abu 'Ubaidah menjadi komandan kami. Kami hanya dibekali dengan sekarung kurma, tidak ada lagi selain itu. Kerana itu Abu 'Ubaidah membagi-bagikannya kepada kami sebuah demi sebuah. "Apa yang dapat kamu perbuat dengan kurma sebuah itu?" Jawab, "Kami menghisap-hisapnya seperti bayi. Kemudian kami minum air. Itu sudah cukup bagi kami untuk sehari sampai malam. Pernah juga kami gugurkan daun-daun dengan tongkat, kemudian kami siram dengan air lalu kami makan. Setelah kami sampai di pantai lautan, kami dihadapkan kepada suatu pemandangan yang nampaknya seperti gundukan pasir. Ketika kami hampiri, kiranya yang terlihat itu adalah haiwan laut yang disebut 'anbar (sejenis ikan panjang yang besar dan lebar kepalanya). Lalu kata Abu 'Ubaidah, "Itu bangkai! Tetapi tidak mengapa. Kita adalah utusan Rasulullah saw. yang mengemban tugas fi sabilillah. Kalian dalam keadaan terpaksa, kerana itu boleh kalian makan." Kami menetap di tempat itu selama sebulan, dan jumlah kami semuanya tiga ratus orang. Kami menjadi gemuk semuanya (kerana memakan ikan tersebut). Kami ambil minyaknya dari rongga matanya dan menampungnya dengan tempayan besar. Kemudian kami potong-potong dagingnya seperti memotong-motong lembu. Abu 'Ubaidah memanggil tiga belas orang prajurit di antara kami lalu disuruhnya masuk ke rongga mata ikan


Yüklə 3,73 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   36   37   38   39   40   41   42   43   ...   107




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin