259. Dari Anas bin Malik r.a., katanya: "Ummu Sulaim datang bertanya kepada Rasulullah saw., dan ketika itu 'Aisyah sedang berada di dekat beliau. Katanya, "Ya, Rasulullah! Bagaimana kalau seorang perempuan bermimpi seperti halnya orang lelaki bermimpi, lalu dia melihat sesuatu (mani) keluar dari dirinya?" Aisyah menyela, "Hai, Ummu Sulaim! Pertanyaan anda memalukan kaum wanita. Celaka!" Kata Nabi saw. kepada Aisyah, "Bahkan engkaulah yang celaka!" Dan selanjutnya Nabi saw. mengatakan, "Ya, perempuan yang bermimpi itu hendaknya mandi, kalau dia memang melihat mani itu keluar dari dirinya."260. Dari Anas bin Malik r.a., katanya Ummu Sulaim bercerita
bahwa dia bertanya kepada Nabi saw. tentang perempuan yang bermimpi ketika tidur seperti lelaki bermimpi, keluar mani. Jawab Rasulullah saw., "Apabila perempuan itu memang keluar mani, maka hendaklah dia mandi." Kata Ummu Sulaim, "Aku sebenarnya malu menanyakan masalah ini kepada beliau. Apakah mani itu memang ada?" Jawab Nabi saw., "Ya, ada! Mani lelaki kental berwarna putih dan mani perempuan agak encer berwarna kekuning-kuningan. Kalau tidak ada, kenapa seorang anak bisa serupa dengan orang tuanya. Siapa yang maninya lebih unggul (dominan), maka anaknya serupa dengan dia."
261. Dari Ummu Salamah r.a., katanya: "Umu Sulaim datang bertanya kepada Nabi saw., "Ya, Rasulullah! Allah swt. sekali-kali tidak malu mengatakan yang hak. Apakah perempuan wajib pula mandi apabila dia bermimpi?" Jawab Rasulullah saw., "Ya, wajib kalau dia keluar mani!" "Tanya Ummu Sulaim, "Apakah perempuan memang keluar mani pula?"
Jawab Rasulullah saw., "Masakan tidak! Kalau tidak kenapa anak-anaknya
bisa serupa dengan ibunya." 262. Dari Tsauban, maula Rasulullah saw., katanya: "Pada suatu waktu, ketika aku sedang berdiri dekat Rasulullah saw., tiba-tiba datang seorang pendeta Yahudi, seraya ia mengucapkan salam: Assalamu'alaika ya, Muhammad!" Lalu pendeta itu aku dorong, sehingga dia hampir jatuh.
Katanya, "Kenapa engkau dorong aku?" Jawab ku, "Apa keberatanmu untuk menyebutkan 'Ya, Rasulullah'?" Kata Yahudi itu, "Bukankah aku telah
memanggilnya dengan nama yang diberikan keluarganya?" Kata Rasulullah
saw., "Ya, namaku Muhammad! Dan itulah nama yang diberikan keluargaku
kepada ku." Kata Yahudi, "Aku sengaja datang hendak bertanya kepada
anda." Jawab Rasulullah saw., "Akan adakah gunanya jika kujawab pertanyaanmu itu?" Yahudi: "Akan kudengar dengan kedua telingaku." Rasulullah saw.: (menggaris-garis tanah dengan tongkatnya - agaknya beliau sedang berfikir atau menunggu wahyu lalu beliau berkata) "Silakan bertanya Yahudi: "Di mana manusia berada pada hari pergantian bumi dan langit dengan bumi dan langit yang lain?" Rasulullah saw.: "Mereka berada dalam kegelapan, dekat suatu jambatan." Yahudi: "Siapa orang yang pertama-tama melewati jambatan itu?" Rasulullah saw.: "Kaum Muhajirin yang miskin-miskin." Yahudi: "Apa yang mereka makan ketika mula-mula masuk syurga?" Rasulullah saw.: "Ujung hati ikan!" Yahudi: "Apa yang mereka makan sesudah itu?" Rasulullah saw.: "Disembelihkan untuk mereka lembu syurga yang digembalakan di pinggir-pinggir syurga itu." Yahudi: "Apa minuman mereka di sana?'; Rasulullah saw.: "Air mata air yang disebut 'Salsabila'." Yahudi: "Jawapan anda benar belaka! Kata Yahudi itu selanjutnya, "Aku datang hendak bertanya kepada anda, sesuatu yang tidak seorang pun penduduk bumi mengetahuinya, kecuali para Nabi atau seorang dua lelaki." Rasulullah saw.,: "Akan adakah gunanya jika pertanyaan itu kujawab?" Yahudi: "Akan kudengar dengan kedua telingaku." Kata Yahudi itu melanjutkan, "Aku datang hendak menanyakan (masalah kelahiran) anak." Rasulullah saw.: "Air mani lelaki berwarna putih dan air mani perempuan berwarna kekuning-kuningan. Apabila keduanya bertemu, maka jika mani lelaki yang lebih unggul
dari mani perempuan, akan lahir dari perempuan itu anak lelaki. Dan jika mani perempuan yang lebih unggul dari mani lelaki, akan lahirlah anak perempuan dengan izin Allah." Yahudi: "Jawapan anda benar belaka. Dan anda memang sesungguhnya Nabi!" Kemudian dia pergi. Maka bersabda Rasulullah saw. "Sesungguhnya aku pernah ditanya orang seperti apa yang ditanyakan Yahudi itu. Mulanya aku belum tahu apa-apa mengenai masalah itu, tetapi Allah mengajarkannya kepada ku."
263. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Apabila Rasulullah saw. mandi junub, mula-mula dicucinya tangannya. Kemudian dituangkannya air dengan tangan kanan ke tangan kiri, lalu dicucinya kemaluannya. Sesudah itu beliau mengambil wudhuk seperti wudhuk untuk solat. Kemudian diambilnya air, lalu dimasukkannya dengan anak-anak jarinya ke akar-akar rambut, sehingga apabila dirasanya telah merata, maka disiramkannya air ke kepalanya tiga kali. Kemudian disiramnya seluruh tubuhnya, dan sesudah itu dicucinya kedua kakinya."
264. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Apabila Rasulullah saw. mandi junub, mula-mula dicucinya tangannya sebelum dimasukkannya ke dalam bejana. Sesudah itu beliau mengambil wudhuk seperti wudhuk solat."
265. Dari Ibnu 'Abbas r.a., katanya: "Maimunah, bibiku, pernah
bercerita kepada ku, 'Aku membawakan air untuk Rasulullah saw. untuk keperluan beliau mandi junub. Mula-mula beliau mencuci tangan dua atau
tiga kali. Kemudian dimasukkannya tangannya ke dalam bejana, lalu disiramnya kemaluannya dan dicucinya dengan tangan kiri. Sesudah itu diletakkannya tangannya yang kiri itu ke tanah, lalu digosok-gosokkannya agak keras. Kemudian beliau berwudhuk seperti wudhuk untuk solat. Sesudah itu disiramnya kepalanya dengan air sepenuh telapak tangan tiga kali, dan sesudah itu seluruh tubuhnya. Kemudian beliau beranjak sedikit dari tempatnya, lalu dicucinya kakinya. Sesudah itu aku berikan kepada beliau handuk, tetapi beliau menolak."
266. Dari 'Aisyah r.a., katanya: Rasulullah saw. mandi junub dengan air satu bejana, yang disebut bejana'Al Faraq'."
267. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Aku mandi berdua dengan Rasulullah saw. dari satu bejana yang isinya lebih kurang tiga mud (gantang)."
268. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Aku mandi berdua dengan Rasulullah saw. dari satu bejana, sehingga tangan kami bergantian masuk ke dalam bejana itu. Padahal ketika itu kami sama-sama mandi junub."
269. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Aku mandi berdua dengan Rasulullah saw. dari satu bejana. Beliau lebih cepat daripada ku, sehingga aku berkata, 'Tinggalkan untukku! Tinggalkan untukku' Padahal ketika
itu kami sama-sama mandi junub."
270. Dari Ibnu 'Abbas r.a. katanya: "Maimunah menceritakan kepada ku bahwa dia dan Nabi saw. pernah mandi berdua dalam satu bejana."
271. Dari Ibnu 'Abbas r.a., katanya: "Rasulullah saw. pernah mandi
dengan sisa air mandi Maimunah."
272. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah saw. pernah mandi dengan air lima mangkok dan berwudhuk dengan satu mangkok."
273. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah saw pernah wudhuk dengan air satu mud, dan mandi dengan air satu sha' hingga sampai lama mud."
274. Dari Safinah r.a., katanya: "Rasulullah saw. pernah mandi junub dengan air satu sha', dan wudhuk dengan air satu mud."
275. Dari Jubair bin Muth'im r.a., katanya: "Para sahabat bertengkar di dekat Rasulullah saw. perihal mandi. Setengahnya mengatakan, aku menyiram kepala begini dan begitu. Maka bersabda Rasulullah saw., "Aku menyiram kepala ku dengan air tiga kali sauk."
276. Dari Jabir bin' Abdullah r.a., katanya: "Utusan Bani Tsaqif
pernah bertanya kepada Rasulullah saw., katanya: Negeri kami kering, ya
Rasulullah. Bagaimana caranya kami harus mandi?" Jawab Rasulullah saw., "Kalau aku, kusiram kepala ku tiga kali."
277. Dari Jabir bin 'Abdullah r.a., katanya: "Apabila Rasulullah saw. mandi junub, beliau tuang kepalanya dengan air tiga kali sauk." Lalu Al Hasan bin Muhammad bertanya, "Rambutku tebal, bagaimana itu!" Jawab Jabir, "Hai, anak saudaraku! Rambut Rasulullah saw. lebih tebal dan lebih bagus."
278. Dari Ummu Salamah La., katanya dia bertanya kepada Rasulullah saw.: "Ya, Rasulullah! Aku seorang perempuan yang suka menggulung (menyanggul) rambut supaya rapi. Apakah harus kulepas sanggulku setiap kali mandi junub?" Jawab Rasulullah saw., "Tidak perlu! Cukuplah anda tuangkan air di kepada anda tiga kali sauk."
279. Dari 'Ubaid bin 'Umair r.a., katanya: "Dilaporkan orang kepada 'Aisyah r.a., bahwa 'Abdullah bin 'Umar menyuruh kaum wanita, supaya melepas gulungan rambutnya apabila mereka mandi. Kata 'Aisyah r.a., "Hai, aneh anak si 'Umar itu! Disuruhnya kaum wanita melepas
gulungan rambut mereka apabila mandi. Mengapa tidak disuruhnya saja
mereka mencukur kepala mereka. Aku peribadi, pernah mandi bersama-sama dengan Rasulullah saw. dari satu bejana. Ketika itu aku menuang kepala ku tidak lebih daripada tiga kali."
280. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Seorang wanita bertanya kepada Nabi saw., bagaimana caranya mandi haid." Lalu 'Aisyah menceritakan bagaimana Nabi saw. mengajarkan kepada wanita itu caranya mandi. Kemudian Nabi menyuruh ambil sepotong kain katun yang diberi harum-haruman dan menyuruh wanita itu bersuci dengan kain itu. Wanita itu bertanya, "Bagaimana caranya aku bersuci dengan kain itu'!" Jawab Nabi saw., "Bersihkan dengannya! Subhanallah!" Sesudah berkata begitu beliau menyingkir. Lalu Sufyan bin 'Uyaynah memberi isyarat kepada kami dengan tangannya ke mukanya. Kemudian wanita itu kutarik ke dekatku, dan aku mengerti apa yang dimaksud Rasulullah saw. itu. Lalu kujelaskan kepadanya. Kataku, "Gosokkan kain itu di tempat bekas keluar darah!"
281. Dari 'Aisyah r.a., katanya: " Asma' bertanya kepada Nabi
saw. mengenai cara mandi haid." Sabda Nabi saw., "Ambil air dan daun Sidr (sejenis daun yang berbusa banyak), maka bersihkan bekas-bekas darah kotor yang melekat di tubuh anda sampai bersih benar. Kemudian tuangkan air di kepalamu lalu gosok-gosok sehingga air rata
membasahi akar-akar rambut. Sesudah itu tuang kembali dengan air. Kemudian, ambil sepotong kain katun yang telah diberi harum-haruman, bersihkan dengan kain itu." Tanya Asma', "Bagaimana caranya aku membersihkannya dengan kain itu!" Jawab Nabi saw., "Subhanallah! Ya, bersihkan dengannya!" Lalu 'Aisyah menjelaskan dengan berbisik, "Gosokkan kain itu di tempat-tempat bekas kena darah!" Kemudian Asma' bertanya pula perihal mandi junub. Jawab Rasulullah saw., "Ambil air, lalu bersihkan bahagian tubuh yang kotor sampai bersih benar. Sesudah itu tuangkan air ke kepala sambit mengosok-gosoknya, sehingga
air merata sampai ke akar-akar rambut. Kemudian tuang kembali dengan air sampai ke seluruh tubuh." Kata 'Aisyah r.a., "Wanita yang paling baik ialah wanita Anshar. Mereka tidak malu-malu bertanya kalau untuk mendalami agama."
282. Dari 'Aisyah r.a. katanya: "Fathimah binti Hubaisy datang kepada Nabi saw. bertanya: Katanya, "Aku ini seorang wanita yang selalu istihadhah. Apakah aku boleh meninggalkan solat?" Jawab Nabi saw., "Tidak! Istihadhah itu sustu penyakit, bukan haid! Kalau datang masa haidmu boleh tinggalkan solat selama masa haid itu, dan bila sudah habis haidnya, mandi dan solatlah kembali."283. Dari 'Aisyah r.a., isteri Rasulullah saw., katanya: "Ummu Habibah binti Jahsy, ipar Rasulullah saw. dan isteri 'Abdur Rahman bin 'Auf, dapat istihadhah sudah tujuh tahun lamanya. Kerana itu dia minta fatwa kepada Rasulullah saw. mengenai hal itu (apakah membatalkan solat atau tidak, dsb)." Sabda Rasulullah saw., "Istihadhah tidak sama dengan haid. Istihadhah itu penyakit. Kerana itu hendaknya anda mandi dan
sesudah itu teruslah solat." Kata 'Aisyah, "Dia mencuci kainnya di
kamar mandi saudaranya Zainab binti Jahsy, sehingga kelihatan penuh darah."
284. Dari 'Aisyah r.a., katanya: 'Ummu Habibah bertanya kepada Rasulullah saw. masalah darah." Kata 'Aisyah, "Aku melihat baskom tempatnya mencuci kain penuh darah." Maka sabda Nabi saw. kepadanya, "Tetaplah menjaga masa haidmu. Apabila telah habis masa haidmu itu. hendaklah anda mandi, sesudah itu solat."285. Dari Mu'adzah i.a., katanya: "Seorang wanita bertanya kepada 'Aisyah, "Apakah kita kaum wanita ini wajib mengqadha solat ; yang tertinggal selama masa haid?" Jawab 'Aisyah, "Apakah anda ini orang Haruriyah? Kami juga haid pada masa Rasulullah saw. masih hidup. Beliau tidak pernah menyuruh kami mengqadha solat."
286. Dari Mu'adzah r.a., katanya: "Aku bertanya kepada 'Aisyah
r.a., 'Mengapa orang haid wajib mengqadha puasa, tetapi tidak wajib mengqadha solat?" Jawab 'Aisyah, "Apakah anda orang Haruriyah?" Jawab ku, "Bukan! Aku bukan orang Haruriyah! Tetapi aku bertanya." Jawab 'Aisyah, "Itulah suatu keuntungan bagi kita (wanita). Kita diwajibkan mengqadha puasa tetapi tidak diwajibkan mengqadha solat."
287. Dari Ummu Hani' binti Abu Thalib r.a., katanya: "Pada suatu ketika di tahun penaklukan Makkah, aku datang ke rumah Rasulullah saw. Ketika itu beliau tinggal di pinggir kota Makkah. Kudapati beliau akan mandi, dan Fathimah (puteri beliau) membuatkan dinding untuk menutupinya. Setelah selesai mandi, beliau mengambil bajunya dan berselimut dengan baju itu. Sesudah itu beliau solat sunat dhuha delapan raka'at."
288. Dari Maimunah r.a., katanya: "Aku membawakan air untuk mandi Nabi saw., lalu kuletakkan air itu dan kubuatkan dinding untuk menutupinya mandi. Setelah itu barulah beliau mandi."289. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya: Rasulullah saw. bersabda: Lelaki tidak boleh melihat aurat lelaki, dan perempuan tidak boleh melihat aurat perempuan. Lelaki tidak boleh berselimut sesama lelaki dalam satu selimut tanpa busana, dan perempuan tidak boleh berselimut sesama perempuan dalam satu selimut tanpa busana."
290. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Bani Israil biasa mandi telanjang (di tempat terbuka), sehingga mereka bebas melihat aurat mereka sesamanya. Tetapi Nabi Musa a.s. mandi
memencil seorang diri. Kerana itu mereka berkata, "Musa tidak mahu mandi bersama-sama dengan kita, kerana dia berpenyakit 'Adar' (besar buah zakar). Pada suatu ketika Musa a.s. pergi mandi, lalu diletakkannya pakaiannya di atas batu. Tiba-tiba batu itu hanyut, dan membawa lari pakaian Musa yang terletak di atasnya. Musa berusaha mengejarnya sambil berteriak-teriak, "Bajuku, hai batu! Bajuku, hai batu!" Kerana itu Bani
Israil sempat melihat aurat Nabi Musa a.s. Kata mereka, "Demi Allah! Kiranya Musa tidak berpenyakit apa-apa." Kemudian batu itu berhenti, lalu diambilnya bajunya dan dipukulnya batu itu. Tetapi tubuh Musa telah kelihatan jelas bagi mereka. "Kata Abu Hurairah, "Bekas pukulan Musa di batu itu jelas kelihatan enam atau tujuh bekas pukulan."
291. Dari Jabir bin 'Abdullah r.a., katanya: "Tatkala Ka'bah diperbaiki, Rasulullah saw. ikut mengangkat batu bersama-sama dengan
'Abbas. (Ketika itu beliau masih muda belia dan belum jadi Rasul). Kata 'Abbas kepada Nabi saw. "Letakkan sarungmu di kudukmu untuk alas." Anjuran 'Abbas itu dilakukan oleh beliau. Tetapi beliau terjatuh, sehingga matanya terbelalak ke langit (pengsan). Setelah beliau sedar, beliau segera bangun kembali sambil berkata, "Sarungku! Sarungku!" Lalu dipakainya sarungnya kembali.
292. Dari Jabir bin 'Abdullah r.a., kalanya: "Rasulullah saw. turut bersama-sama orang ramai mengangkut batu untuk memperbaiki Ka'bah. Ketika itu beliau memakai 'Izar' (sarung). Lalu kata 'Abbas, paman beliau, Hai, anak buah ku! Alangkah baiknya sarung mu itu engkau letakkan di kuduk mu untuk alas batu." Anjuran pamannya itu dituruti oleh beliau. Tetapi sekonyong-konyong beliau terjatuh sampai pengsan. Kata Jabir, "Semenjak itu tidak pernah lagi beliau kelihatan bertelanjang."
293. Dari Miswar bin Makhramah r.a., katanya: "Pada suatu ketika aku bekerja mengangkut batu berat, dan aku memakai sarung yang tipis. Sekonyong-konyong sarungku tanggal. Kerana aku sedang membawa beban batu yang berat, aku tidak memakainya kembali, sehingga aku terus saja sampai ke tempat yang dituju. Lalu Rasulullah saw, bersabda kepada ku, "Ambil sarungmu kembali! Dan sekali-kali jangan berjalan dengan
keadaan telanjang."
294. Dari 'Abdullah bin Ja'far r.a., katanya: "Pada suatu hari aku dibonceng Rasulullah saw. pada kenderaannya. Lalu beliau membisikkan kepada ku sebuah hadis yang belum pernah ku sampaikan kepada orang lain. Bahawa paling disukai beliau, kalau buang hajat hendaknya di tempat tertutup dengan dinding yang tinggi, atau dinding dari pohon-pohon kurma,"
295. Dari 'Abdur Rahman bin Abu Sa'id Al Khudri, dari bapanya, katanya: "Aku pergi bersama-sama Rasulullah saw. pada hari Isnin ke Quba'. Setelah kami sampai ke perkampungan Bani Salim, beliau berhenti di muka rumah 'Itban, lalu beliau berteriak memanggilnya. Kerana itu 'Itban keluar tergesa-gesa sambil menghela sarungnya. Sabda Rasulullah saw., "Wah, kita telah mengganggu orang sehingga dia jadi tergesa-gesa,"
Kata 'Itban,' "Ya, Rasulullah! Bagaimana pendapat anda, jika seseorang tergesa-gesa menyudahi sanggama dengan isterinya sehingga dia belum
keluar mani. Wajibkah dia mandi?" Jawab Rasulullah saw., "Sesungguhnya air dengan air." (wajib mandi apabila keluar mani).
296. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya: "Pada suatu ketika Rasulullah saw. lewat di muka rumah seorang Anshar, maka dipanggilnya orang itu. Orang itu keluar dengan kepalanya basah-basah menetaskan air. Kata Rasulullah saw., "Agaknya kami telah mengganggu anda sehingga anda tergesa-gesa." Jawab orang itu, "Benar, ya Rasulullah!" Sabda Rasulullah saw., "Apabila anda kaget, sehingga anda menyudahi sanggama tanpa keluar mani, anda tidak wajib mandi, tetapi berwudhuk."
297. Dari Ubay bin Ka'ab r.a., katanya : " Aku bertanya kepada Rasulullah saw. tentang seorang lelaki yang bersanggama dengan isterinya, lalu dia lemas (tanpa keluar mani). Jawab Rasulullah saw., Dia wajib mandi, kemudian wudhuk dan sesudah itu baru solat."
298. Dari Ubay bin Ka'ab r.a., katanya dia bertanya kepada Rasulullah saw. perihal seorang lelaki yang sanggama dengan isterinya, tetapi tidak sampai keluar mani. Sabda Rasulullah saw., "Dia harus mencuci zakarnya, dan sesudah itu berwudhuk."299. Dari. Abu Hurairah r.a., katanya Nabi saw. bersabda: "Apabila kamu duduk di antara empat cabang tubuh perempuan (di hadapan kemaluannya), kemudian kamu sanggama dengannya, maka kamu wajib mandi."
300. Dari Abu Musa Al Asy'ari r.a., katanya: Kaum Muhajirin dan kaum Anshar berbeza pendapat tentang mandi junub. Kaum Anshar mengatakan, "Tidak wajib mandi melainkan apabila keluar mani." Kaum Muhajirin berpendapat, "Bahwa apabila orang telah sanggama (setubuh), sesungguhnya sudah wajib mandi." Kata Abu Musa, "Aku meredakan kamu dari ketegangan itu. Lalu aku pergi kepada 'Aisyah dan mohon izin untuk bertemu dengannya. Setelah diberi izin, aku berujar kepadanya. "Wahai, ibu segala orang yang beriman! Aku sengaja datang hendak menanyakan suatu masalah, yang aku merasa malu menanyakan kepada ibu." Jawab 'Aisyah r.a., "Jangan malu-malu menanyakan sesuatu yang memang perlu anda tanyakan. Bukankah aku ini ibumu?" Ujarku', "Apakah yang mewajibkan mandi?" Jawab, "Sungguh tepat tempat anda bertanya. Rasulullah saw. bersabda, "Apabila anda duduk di antara empat cabang tubuh perempuan, kemudian anda bersanggama, maka sesungguhnya telah wajib mandi."
301. Dari 'Aisyah r.a.. isteri Nabi saw., katanya: "Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw. tentang orang yang sanggama dengan isterinya tetapi tidak keluar mani, wajibkah keduanya mandi? Padahal Aisyah ketika itu duduk di situ. Maka Sabda Rasulullah saw. "Aku
pernah pula mengalami seperti itu. Yaitu aku dan isteri ku ini. Namun
kami mandi sesudah itu."
302. Dari Zaid bin Tsabit r.a., katanya dia mendengar Rasululullah saw. bersabda: "Berwudhuklah sesudah makan yang disentuh api (dimasak)."
303. Dari Ibnu 'Abbas r.a., katanya: "Rasulullah saw. pernah makan
(masakan) daging kambing, kemudian beliau solat tanpa mengulang wudhuk dahulu."
304. Dari' Amr Bin Umaiyah Adh Dhamri, dari bapanya, katanya: "Aku melihat Rasulullah saw., memotong masakan daging kambing lalu beliau makan. Sekonyong-konyong kedengaran azan; serta-merta beliau berdiri dan meletakan pisau, kemudian beliau solat tanpa mengulang wudhuk lebih dahulu."
305. Dari Abu Rafi' r.a., katanya: "Memang, akulah yang memasak isi perut kambing untuk Rasulullah. Sesudah (makan) beliau solat tanpa mengulang wudhuk lebih dahulu."
306. Dari Ibnu 'Abbas r.a., katanya: "Rasulullah saw.. minum susu, kemudian beliau meminta air lalu berkumur-kumur. Sabda beliau, "Susu itu berminyak (mengandung gemuk)."307. Dari lbnu 'Abbas r.a., katanya: "Pada suatu kali Rasulullah saw. mengenakan pakaiannya, lalu beliau pergi solat. Tiba-tiba ada orang
menghadiahkan roti dan daging untuk beliau, maka beliau makan tiga suap. Kemudian beliau mengimami solat orang banyak tanpa menyentuh air lebih dulu."
308. Dari Jabir bin Samurah r.a., katanya: "Wajibkah aku wudhuk sesudah makan daging kambing?" Jawab Rasulullah saw, "Jika anda mau, berwudhuklah! Jika tidak, tidak apa-apa." Tanyanya, "Wajibkah aku wudhuk sesudah makan daging unta?" Jawab, "Ya, berwudhuklah sesudah makan daging unta!" Tanyanya, "Bolehkah aku solat di tempat-tempat kambing bersimpuh?" Jawab Nabi, "Tidak boleh!"309. Dari 'Abbad bin Tamim, dari pamannya, katanya: "Ditanyakan orang kepada Nabi saw. perihal seorang lelaki yang ragu-ragu dalam solatnya, apakah dia keluar hadas (kentut dll) atau tidak. Jawab Nabi saw., "Jangan memutuskan solat, kecuali bila jelas terdengar kentut atau mencium bau."
310. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda :
"Apabila kamu merasa ada angin dalam perutmu, kemudian kamu ragu apakah angin itu keluar atau tidak, maka janganlah keluar dari masjid sebelum jelas terdengar suara (kentut) atau mencium bau."
311. Dari Ibnu 'Abbas r.a., katanya: "Maula Maimunah disedekahi
orang kambing, lalu kambing itu mati. Kebetulan Rasulullah saw. lewat dekat bangkai kambing itu. Maka sabda beliau, "Mengapa tidak kamu ambil
kulitnya, lalu disamak agar dapat dimanfaatkan?" Jawab mereka, "Bukankah kambing itu sudah mati?" Sabda Rasulullah saw., "Yang haram adalah memakannya!"
312. Dari Ibnu 'Abbas r.a., katanya: "Rasulullah saw. menemukan kambing mati, iaitu kambing yang disedekahkan orang kepada maula Maimunah. Maka bersabda Rasulullah, "Mengapa tidak kamu manfaatkan kulitnya?'Jawab mereka, "Kambing itu sudah mati!"Sabda Rasulullah saw., "Yang haram adalah memakannya." Kulit binatang suci, apabila disamak!"
313. Dari Ibnu Abbas r.a., katanya: "Saya dengar Rasulullah saw. bersabda: Kulit binatang menjadi suci apabila disamak."
314. Dari Ibnu Wa'lah As Sabaiy r.a., katanya: "Aku bertanya
kepada 'Abdullah bin 'Abbas: Ketika kami sedang berada di Maghribi, lalu orang-orang Majusi membawakan sebuah geriba (tempat air dari kulit) berisi susu. Kata mereka, "Silakan minum! Nah! Bagaimana pendapat Anda?" Jawab Ibnu 'Abbas, "Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Kulit yang telah disamak, suci." Kata Safi'iy, "Kecuali kulit anjing dan babi." (Syarah An-Nawawi, 1:661)
315. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Kami bepergian bersama-sama dengan Rasulullah saw. dalam satu perjalanan. Ketika kami sampai di Baida', atau Dzatul Jaisy, kalung ku putus dan hilang. Kerana itu Rasulullah berhenti untuk mencarinya. Begitu pula seluruh rombongan turut berhenti sama-sama dengan beliau. Sedangkan di tempat itu tidak ada air dan mereka tidak pula membawa air. Kerana itu mereka mendatangi (ayah ku) Abu Bakar, lalu kata mereka, "Tidakkah Anda perhatikan 'Aisyah? Kerana ulahnya Rasulullah dan seluruh rombongan terpaksa berhenti. Padahal di sini tidak ada air dan rombongan tidak pula membawa air." Oleh sebab itu Abu Bakar mendatangi ku, dan saat itu Rasulullah saw. sedang tidur, dengan kepalanya di atas paha ku. Kata Abu Bakar, "Kau hentikan Rasulullah dan seluruh rombongan di tempat yang tiada berair ini. Sedangkan mereka tidak pula membawa air." Selanjutnya Abu Bakar mengata-ngatai ku sepuas hatinya, sehingga ditusuknya rusuk ku dengan tangannya. Aku tak dapat bergerak, kerana Rasulullah tidur di paha ku, dan beliau tertidur sampai Subuh tanpa air. Maka ketika itu Allah menurunkan ayat tayammum (surat Al Maidah, 5:6). Lalu kata Usaid bin Hudhair, "Ini bukanlah berkat yang pertama dari mu, hai keluarga Abu Bakar!" Kata "Aisyah selanjutnya, "Ketika unta kami suruh berdiri, kami dapati kalung ku berada di bawah unta itu."
Dostları ilə paylaş: |