Berkata Imam Ali bin Abi Thalib, semoga Allah meridhoinya: Tidak ada kebaikan dalam ibadah tanpa pengetahuan dan tidak baik pula dalam pengetahuan tanpa memahaminya



Yüklə 3,73 Mb.
səhifə73/107
tarix18.04.2018
ölçüsü3,73 Mb.
#48892
1   ...   69   70   71   72   73   74   75   76   ...   107

supaya anda datang ke Baqi', memohonkan ampun bagi para penghuninya." "Lalu apa yang harus ku ucapkan sesampainya aku di sana?" tanya Rasulullah saw. kepada Jibril. Jawab Jibril, "Ucapkanlah: Assalamu 'ala ahlid diyari minal mu'minina wal muslimina, wa yarhamullahul mustaqdimina minna wal musta'khirina, wa inna in-sya Allahu bikum lalahiqun. "

923. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda:

"Aku mohon izin kepada Tuhan ku untuk memohonkan ampun bagi ibu ku, tetapi tidak diperkenankan-Nya. Kemudian aku mohon izin untuk menziarahi kuburnya, lalu diperkenankanNya."

924. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Pada suatu ketika, Rasulullah saw. ziarah ke kubur ibunya, lalu beliau menangis, maka menangis pulalah orang sekelilingnya. Kemudian beliau bersabda: "Aku mohon izin kepada Tuhan ku untuk memintakan ampun bagi ibu ku, tetapi tidak diperkenankan-Nya. Kemudian ku mohon izin untuk menziarahi kuburnya, maka diperkenankan-Nya bagi ku. Kerana itu pergilah kalian ke kuburan, kerana hal itu akan mengingatkan kalian kepada maut."

925. Dari Ibnu Buraidah, dari bapanya, katanya Rasulullah saw. bersabda: "Dahulu aku melarang kamu menziarahi kubur, maka sekarang ziarahlah. Dahulu aku melarang kamu menyimpan daging kurban lebih dari tiga hari, maka sekarang simpanlah selama jelas bagi mu manfaatnya. Dahulu aku melarang kamu membuat anggur selain dalam qirbah, maka sekarang minumlah dari segala tempat air, asal jangan kamu minum yang memabukkan."

926. Dari Jabir bin Samurah r.a., katanya: "Dibawa orang kepada Nabi saw. jenazah seorang lelaki yang bunuh diri dengan anak panah. Tetapi jenazah itu tidak disolatkan oleh beliau."

927. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., dari Nabi saw., sabdanya : "Tidak wajib dizakatkan bahan makanan pokok yang kurang dari lima wasq tidak pula binatang ternak yang kurang dari lima ekor; dan emas perak yang kurang dari lima uqiah."

928. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Tidak wajib dizakatkan kurma dan biji-bijian yang kurang dari lima wasq."

929. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya Nabi saw. bersabda: "Tidak wajib zakat biji-bijian dan kurma yang tidak cukup lima wasq; dan tidak wajib pula zakat ternak yang kurang dari lima ekor; dan tidak wajib pula zakat perak yang kurang dari lima uqiah."930. Dari Jabir bin 'Abdullah r.a., dari Rasulullah saw., sabdanya: "Tidak wajib zakat perak yang kurang dari lima uqiah, zakat unta yang kurang dari lima ekor, zakat kurma yang kurang dari lima wasq."

931. Dari Jabir bin 'Abdullah r.a., katanya dia mendengar Nabi saw. bersabda: "Tanaman yang mendapat air sungai dan tadah hujan, zakatnya sepersepuluh. Dan tanaman yang mendapat air dengan jalan usaha, seperti dengan kincir air dan sebagainya, zakatnya seperduapuluh."

932. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Tidak wajib bagi orang muslim menzakatkan hamba-sahaya dan kudanya."

933. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Tidak wajib menzakatkan hamba sahaya melainkan zakat fithrahnya."

934. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah saw. menugaskan 'Umar mengumpulkan zakat. Lalu ada yang melaporkan bahwa Ibnu Jamil, Khalid bin Walid dan 'Abbas paman Rasulullah saw. sendiri, enggan membayar zakat. Maka bersabda Rasulullah saw., "Ibnu Jamil enggan, kerana dahulu dia orang miskin, kemudian dia diberi Allah kekayaan. Dan tuduhan terhadap Khalid tidak beralasan. Kerana dia telah menyediakan kekayaannya untuk perbekalan dan perlengkapan perang fi sabilillah. Adapun Abbas, zakatnya adalah tanggunganku; demikianlah selanjutnya. Bukankah engkau tahu, hai 'Umar, bahwa paman itu adalah belahan bapa kandung sendiri?"

935. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya : "Rasulullah saw. mewajibkan zakat fithrah di bulan Ramadhan atas setiap orang muslim, biarpun dia merdeka atau hamba, lelaki atau perempuan, iaitu segantang kurma atau gandum."

936. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya : "Rasulullah saw. mewajibkan zakat fithrah segantang kurma atau gandum atas setiap hamba sahaya atau orang merdeka, anak kecil maupun dewasa."

937. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya: "Kami membayar zakat fithrah bahan makanan, berupa segantang gandum, atau segantang kurma, atau segantang keju, atau segantang anggur kering."938. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya: "Pada masa Rasulullah saw. masih hidup, kami membayar zakat fithrah untuk setiap orang, baik anak kecil maupun dewasa, merdeka maupun budak, iaitu satu gantang makanan berupa keju, atau gandum, atau kurma, atau anggur kering. Pada masa pemerintahan Mu'awiyah bin Abu Sufyan, dia berpidato di hadapan jama'ah haji atau 'umrah, katanya antara lain: "Dua mud gandum negeri Syam sama dengan segantang kurma." Kerana pidatonya itu maka orang banyak membayar zakat fithrahnya seperti itu. Kata Abu Sa'id, "Tetapi aku tetap saja membayar seperti apa yang telah kulakukan sejak zaman

Nabi sampai akhir hayatku."

939. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya: "Rasulullah saw. memerintah

kan supaya membayar zakat fithrah sebelum orang ramai pergi solat 'Id." 940. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda : "Siapa yang mempunyai emas perak, tetapi dia tidak membayar zakatnya, maka hari kiamat kelak dibuatkan untuknya seterika api yang dinyalakan dalam neraka jahanam, lalu diseterikakan ke perut dan punggungnya. Setiap seterika itu dingin, dipanaskan kembali lalu di seterikakan pula kepadanya. Begitulah berulang-ulang setiap hari selama lima puluh tahun, sampai perkaranya diputuskan. Setelah itu barulah dia melihat jalannya keluar, adakalanya ke syurga dan adakalanya ke neraka." Lalu beliau ditanya orang, "Ya, Rasulullah! Unta bagaimana?" "Tidak ada kecualinya pemilik unta yang tidak membayar zakat untanya,"

jawab Rasulullah saw. "Termasuk juga di dalamnya kewajiban memerahnya ketika dia dibawa ke tempat minum. Maka pada hari kiamat kelak, orang itu ditelentangkan di tempat yang rata supaya diinjak-injak oleh unta-unta yang paling besar dan gemuk-gemuk, sampai anak-anaknya yang paling kecil sekalipun. Semuanya menginjak-injak dengan kukunya serta menggigit dengan giginya yang tajam. Setiap yang pertama lewat, datang pula yang lain menginjak-injaknya. Demikianlah hal itu berlangsung setiap kali, sehingga perkaranya selesai diadili. Satu hari di sana sama dengan lima puluh ribu tahun di dunia. Setelah itu barulah dia dapat melihat jalannya keluar, mungkin ke syurga dan mungkin pula ke neraka. Lalu beliau ditanya orang pula, "Ya, Rasulullah! Kalau sapi dan kambing bagaimana?" Jawab beliau, "Ya,

tidak ketinggalan pula pemilik sapi dan kambing yang tidak membayar zakatnya. Nescaya pada hari kiamat kelak, dia akan ditelentangkan di suatu tempat yang rata, supaya diinjak-injak oleh sapi dan kambing itu dengan kukunya yang tajam dan ditanduk dengan tanduknya. Ternak itu semuanya tidak ada yang bertanduk rebah ke belakang atau patah, bahkan tidak ada yang tidak bertanduk. Bila yang pertama telah lewat, lalu diikuti pula oleh yang kedua dan seterusnya, sehingga perkaranya selesai diputuskan. Satu hari di sana sama dengan lima puluh ribu tahun di dunia. Setelah itu barulah dia dapat melihat jalannya keluar, apakah dia ke syurga ataukah ke neraka. Maka ditanyakan orang pula kepada beliau, "Kalau kuda bagaimana, ya Rasulullah?" Jawab Rasulullah saw., "Kuda itu ada tiga macam : (1) Kuda sebagai barang mewah, atau yang mendatangkan dosa. Iaitu apabila orang memeliharanya kerana riya', untuk kemegahan dan kebanggaan serta untuk memusuhi umat Islam. Maka kuda bagi orang itu menjadi sumber dosa. (2) Kuda sebagai kebutuhan. Iaitu kuda yang dipelihara untuk agama Allah. Kemudian pemiliknya tidak lupa akan hak Allah dalam mempergunakannya sebagai angkutan dan kendaraan. Maka kuda bagi orang itu adalah pakaian atau kebutuhan. (3) Kuda sebagai sumber pahala. Yaitu kuda yang dipelihara untuk membela agama Allah, dan untuk membela kepentingan umat Islam di kebun-kebun atau di ladang-ladang mereka. Maka apa-apa yang dimakan kuda itu di dalam kebun tersebut, dituliskan bagi pemilik kebun, kebajikan sebanyak apa yang dimakan kuda itu, dan bagi pemilik kuda dituliskan

pula kebajikan sebanyak tahi dan kencing kuda itu. Bila tali kuda putus (lepas), kemudian kuda itu lari jauh, maka dituliskan untuk pemiliknya kebajikan sebanyak jejak dan tahi kuda itu. Setiap kuda itu melewati sebuah sungai, lalu dia minum tanpa sengaja atau diberi minum oleh pemiliknya, maka Allah menuliskan kebajikan bagi pemiliknya sebanyak air yang diminum kudanya itu. Lalu ditanyakan orang pula, "Bagaimana kalau himar (keldai), ya Rasulullah?" Jawab Rasulullah saW., "Allah tiada menurunkan wahyu apa-apa kepada ku mengenai himar, selain ayat yang pendek tetapi mencakup, iaitu: "Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, nescaya dia akan melihat (pahala)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarah, nescaya dia akan melihat balasannya pula:" (Zalzalah 7 - 8).

941. Dari Jabir bin 'Abdullah r.a., dari Nabi saw. sabdanya: "Tidak seorang pun pemilik unta, pemilik sapi atau pemilik kambing yang tidak membayar haknya, melainkan nanti hari kiamat dia dibaringkan pada sUatu tanah datar, lalu diinjak-injak oleh ternak dengan kukunya dan ditanduk dengan tanduknya. Pada hari itu tidak ada haiwan bertanduk yang tidak ada tanduknya, dan tidak ada pula yang patah tanduk. Tanya kami, "Ya, Rasulullah! Apakah haknya?" Jawab beliau, "Membibitkan jantannya, menternakkan betinanya, memerahnya, membawanya ke air, dan mempergunakannya untuk Allah. Tidak seorang pun pemilik harta yang tidak membayar zakatnya, melainkan hartanya itu berubah menjadi ular besar berbisa, yang mengikuti pemiliknya kemana saja dia pergi, sedangkan dia sendiri selalu lari dari ular itu. Lalu dikatakan orang kepadanya, "Inilah harta mu yang engkau bakhil dengannya." Setelah dia tahu bahwa dia tidak dapat lari

dari ular itu, maka dimasukkannya tangannya ke mulut ular itu, lalu ular itu menggigitnya seperti haiwan jantan menggigit."

942. Dari Jarir bin 'Abdullah r.a., katanya: "Beberapa orang Arab dusun datang mengadu kepada Rasulullah saw., kata mereka: Beberapa petugas zakat mendatangi kami, lalu mereka bertindak aniaya kepada kami." Jawab Rasulullah saw., "Layanilah para petugas zakat itu dengan baik!" Kata Jarir, "Semenjak itu aku tidak pernah lagi mendengar para petugas zakat pulang, melainkan dengan rasa puas dan senang."

943. Dari Abu Dzar r.a., katanya : "Aku tiba dekat Rasulullah saw. ketika beliau sedang duduk di bawah naungan Ka'bah. Ketika beliau melihat ku, beliau bersabda: "Demi Tuhan Ka'bah, mereka itu adalah orang-orang yang merugi." Lalu ku dekati beliau seraya aku duduk, dan bertanya kepada beliau, "Ya, Rasulullah! Aku mohon bertanya, siapakah mereka?" Jawab Rasulullah saw., "Mereka adalah orang-orang hartawan. Kecuali mereka (yang menghitung-hitung amal kebaikan mereka dengan) mengatakan: Sebegini, sebegini, sebegini (sambil beliau memberi isyarat ke muka dan ke belakang, ke kanan dan ke kiri). Tetapi mereka ini hanya sedikit, tidak seorang pun pemilik unta, pemilik sapi, dan pemilik kambing yang tidak mahu membayar zakat ternaknya, melainkan pada hari kiamat kelak haiwan-haiwan ternaknya dalam keadaan sangat besar dan gemuk datang kepadanya menanduk dengan tanduknya dan menginjak-injak orang itu dengan kukunya. Setiap yang terakhir selesai menginjak-injaknya, yang pertama datang pula kembali. Demikianlah siksaan itu berlaku sehingga perkaranya diputuskan."

944. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda : "Tidaklah menggembirakan ku, seandainya aku punya emas sebesar bukit Uhud, jika pada hari ketiga emas itu masih bersisa pada ku satu dinar selain yang telah ku sediakan untuk membayar hutangku."

945. Dari Abu Dzar r.a. katanya: "Pada suatu senja, aku berjalan beserta Rasulullah saw. di tanah berbatu-batu hitam sambil kami memandang ke bukit Uhud. Sekonyong-konyong Rasulullah saw. memanggil ku, "Hai, Abu Dzar!" Jawab ku, "Hamba, ya Rasulullah!" Sabda beliau, "Seandainya bukit Uhud itu menjadi emas bagi ku, maka hal itu tidaklah akan menggembirakan ku, jika hari ketiga emas itu masih ada di tangan ku satu dinar, di samping satu dinar yang ku sediakan untuk membayar hutang. Tetapi akan ku panggil para hamba Allah, lalu ku katakan kepada mereka: Ini! sambil beliau meraih ke depan, ke kanan dan ke kiri, seolah-olah beliau sedang membagi-bagi. Sementara itu kami masih terus juga berjalan, lalu beliau memanggil ku pula, "Hai, Abu Dzar!" "Hamba, ya Rasulullah!" ujarku. Sabda beliau. "Orang-orang kaya yang menumpuk-numpuk harta, pada hari kiamat kelak mereka miskin. Melainkan orang-orang yang berkata: Ini! Ini! Ini! (membagi-bagikan hartanya) seperti yang dilakukan Nabi saw. mula-mula. Kata Abu Dzar selanjutnya, "Sementara itu kami terus juga berjalan. Dan sekonyong-konyong beliau memanggil ku pula: "Hai, Abu Dzar! Tetaplah engkau di sini sampai aku kembali!" Lalu beliau pergi, sehingga hilang dari penglihatan ku. Tidak lama kemudian terdengar olehku suara gaduh. "Mungkin Rasulullah saw. mendapat kesulitan," fikir ku. Dan aku bermaksud hendak menyusul beliau. Tetapi aku ingat perintah beliau, jangan ke mana-mana sampai aku kembali. Kerana itu ku tunggu saja beliau. Ketika beliau tiba, ku ceritakan kepada beliau suara gaduh yang kedengaran olehku. Kata beliau, "Itu adalah Jibril. Dia datang kepada ku." Kata Jibril, "Siapa saja di antara umatmu yang mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, nescaya dia masuk syurga." Nabi saw. bertanya, "Sekalipun dia berzina dan mencuri?" Jawab Jibril, "Ya, sekalipun dia berzina dan mencuri!"

946. Dari Abu Dzar r.a., katanya: "Pada suatu malam aku pergi berjalan-jalan ke luar rumah. Tiba-tiba kelihatan oleh ku Rasulullah saw. berjalan seorang diri, tanpa seorang pun yang mendampingi beliau. Aku mengira bahwa beliau enggan ditemani ketika itu oleh siapa pun. Kerana itu aku berjalan di keredupan cahaya bulan. Tiba-tiba beliau melihat ku dan bertanya, "Siapa itu?" "Aku, Abu Dzar" jawab ku. "Semoga Allah menjadikan ku tebusan anda." Sabda beliau, "Hai, Abu Dzar, kemarilah !" Lalu aku berjalan bersama-sama dengan beliau. Sabda beliau, "Kaum hartawan itu di hari kiamat kelak mereka miskin. Kecuali orang-orang yang dikurnia Allah kebajikan, lalu dibagi-bagikannya hartanya itu ke kanan dan ke kirinya, ke muka dan ke belakang (kepada orang-orang di sekitarnya), dan dia beramal kebajikan dengan hartanya itu." Kami terus juga berjalan, hingga sekonyong-konyong Rasulullah saw. bersabda kepada ku, "Duduklah kamu di sini sampai aku kembali!" Beliau menyuruh ku duduk di suatu tempat berbatu-batu. Lalu beliau pergi melewati tempat berbatu-batu hitam, sehingga beliau hilang dari penglihatan ku. Setelah beberapa lama aku menunggu, ku dengar beliau datang sambil berujar. "Sekalipun dia mencuri dan berzina." Setelah beliau sampai ke dekat ku, aku tidak sabar lagi, lalu ku tanyakan, "Ya, Nabi Allah! Semoga diri ku jadi tebusan anda. Siapakah yang bercakap-cakap dengan anda di tempat berbatu-batu itu? Kerana aku mendengar seseorang mengatakan sesuatu kepada anda." Jawab beliau, "Dia Jibril! Dia datang kepada ku di tanah berbatu-batu hitam, lalu katanya: Gembirakanlah umat anda, bahwa siapa yang meninggal tanpa menyekutukan Allah dengan sesuatu, nescaya dia masuk syurga." Lalu aku bertanya kepadanya, "Sekalipun dia mencuri dan berzina?" Jawab Jibril, "Ya, benar" Tanya ku, "Sekalipun dia mencuri dan berzina?" Jawab Jibril, "Ya, benar! Bahkan sekalipun dia minum khamar."

947. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Nabi saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah berfirman kepada ku: Berinfaklah kamu, Aku akan berinfak kepada mu." Sabda Rasulullah saw., "Pemberian Allah selalu cukup, dan tidak pernah berkurang walaupun mengalir siang dan malam. Adakah terfikir olehmu, sudah berapa banyakkah yang dinafkahkan Allah sejak terciptanya langit dan bumi? Sesungguhnya apa yang di dalam tangan Allah tidak pernah berkurang kerananya. 'Arasynya di atas air, sedangkan di tanganNya yang lain maut yang selalu naik turun."

948. Dari Tsauban r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Sebaik-baik dinar (wang atau harta) yang dinafkahkan seseorang, ialah yang dinafkahkannya untuk keluarganya, untuk ternak yang dipeliharanya, untuk kepentingan membela agama Allah (fi sabilillah) dan nafkah untuk para sahabatnya yang berperang fi sabilillah."

949. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda : "Dinar (wang atau harta) yang anda nafkahkan untuk membela agama Allah (fi sabiiillah), atau yang anda nafkahkan untuk kesejahteraan (memerdekakan) budak, atau yang anda sedekahkan untuk kesejahteraan orang-orang miskin, dan yang anda nafkahkan untuk keluarga anda, maka yang paling besar pahalanya ialah yang anda nafkahkan untuk keluarga anda."

950. Dari Khaitsamah r.a., katanya: "Ketika kami sedang duduk

(belajar) dengan 'Abdullah bin 'Umar, tiba-tiba datang bendaharanya, lalu dia masuk ke dalam majlis. Kata 'Abullah

kepadanya, "Sudah kamu beri makankah para hamba sahaya?" Jawab bendahara, "Belum, tuan ku!" Kata 'Abdullah, "Pergilah, beri makan mereka segera!" Kata 'Abdullah selanjutnya, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: "Alangkah besar dosanya orang yang menahan-nahan makan (upah dan sebagainya) orang yang menjadi tanggungjawabnya."

951. Dari Jabir r.a., katanya: "Seorang lelaki dari Bani 'Udzrah memerdekakan hamba sahayanya dengan tebusan. Berita itu sampai

kepada Rasulullah saw., lalu beliau bertanya kepada pemilik budak itu, "Masih adakah harta mu selain budak itu?" Jawab orang itu, "Tidak, ya Rasulullah." Maka sabda Nabi saw., "Siapakah yang mahu membeli budak itu daripadaku?" Akhirnya budak itu dibeli oleh Nu'aim bin 'Abdullah Al 'Adawi, dengan harga lapan ratus dirham yang diserahkannya kepada Rasulullah saw., dan beliau meneruskannya kepada pemilik hamba sahaya itu. Kemudian beliau bersabda kepadanya, "Manfaatkanlah wang ini untuk keperluan diri mu sendiri lebih dahulu. Jika ada sisanya, untuk keluargamu (anak isteri); jika masih bersisa, maka untuk kerabatmu; jika masih bersisa lagi, maka untuk orang-orang di sekitarmu. "

952. Dari Anas bin Malik r.a., katanya: "Abu Thalhah adalah orang Anshar terkaya di Madinah. Dan harta yang paling disukainya ialah sebuah taman yang dinamainya 'Bairaha' yang letaknya berhadapan dengan masjid. Rasulullah saw. pernah masuk ke dalam taman itu dan meminum air yang terdapat di dalamnya, yang ternyata manis. Kata Anas selanjutnya, "Ketika turun ayat: "Sekali-kali kamu tidak dapat mencapai kebajikan (yang sempurna), sehingga kamu nafkahkan sebagian harta mu yang kamu cintai (Al Imran : 92). Maka Abu Thalhah pergi menemui Rasulullah saw. seraya berkata: "Sesungguhnya Allah telah berfirman di dalam KitabNya: Sekali-kali kamu tidak dapat mencapai kebajikan (yang sempurna) sehingga kamu nafkahkan sebagian harta mu yang kamu cintai. Maka hartaku yang paling ku cintai ialah 'Taman Bairaha'. Mulai saat ini taman itu aku sedekahkan kerana Allah, di mana aku mengharapkan pahala dan tabungan di sisi Allah. Kerana itu manfaatkanlah taman itu sesuai dengan kepentingan anda, ya Rasulullah." Sabda RasuluUah saw., "Wah! Harta yang sangat menguntungkan. Harta yang betul-betul menguntungkan. Aku telah mendengar apa yang kamu ucapkan mengenai harta itu. Namun aku berpendapat, sebaiknyalah taman itu kamu bagi-bagikan kepada familimu yang terdekat." Lalu Abu Thalhah membagi-bagikan tamannya itu kepada famili-familinya yang dekat, termasuk anak-anak pamannya."

953. Dari Zainab r.a., isteri 'Abdullah, katanya Rasulullah saw. bersabda : "Bersedekahlah, hai kaum wanita! Bersedekahlah, sekalipun dengan perhiasanmu!" 'Kata Zainab, "Mendengar sabda Rasulullah saw. tersebut, lalu aku pulang menemui 'Abdullah - suamiku seraya aku berkata kepadanya: "Anda seorang lelaki yang cepat kaki ringan tangan. Rasulullah saw. memerintahkan kepada kami kaum wanita, supaya kami bersedekah. Cubalah datangi beliau, tanyakan kepada beliau, apakah sudah cukup memadai sedekahku kepada keluarga? Jika tidak memadai, akan ku alihkan kepada orang lain." Jawab 'Abdullah, "Sebaiknya engkau sajalah yang mendatangi beliau." "Maka pergilah aku." kata Zainab. "Di sana, di pintu rumah Rasulullah saw., ku dapati seorang wanita Anshar yang bermaksud sama dengan ku. Sebagaimana biasa, orang-orang yang ingin bertemu dengan Rasulullah saw. selalu diliputi rasa gentar. Kebetulan Bilal keluar mendapatkan kami. Kata kami kepada Bilal, "Tolonglah kami menyampaikan kepada Rasulullah saw., bahwa dua orang wanita sedang berdiri di pintu hendak bertanya : Apakah cukup memadai jikalau kami keduanya bersedekah kepada suami kami masing-masing dan kepada anak-anak yatim yang berada dalam pemeliharaan kami? Dan sekali-kali janganlah beliau diberitahu siapa kami." Maka masuklah Bilal menanyakan kepada Rasulullah saw. pertanyaan mereka itu. Tetapi Rasulullah saw. balik bertanya, "Siapa kedua wanita itu?" Jawab Bilal, "Seorang wanita Anshar bersama-sama dengan Zainab." "Zainab yang mana?" tanya

Rasulullah lagi. Jawab Bilal, "Isteri 'Abdullah," Sabda Rasulullah saw., "Masing-masing mereka mendapat dua pahala. Iaitu pahala kerana karib kerabat dan pahala kerana sedekah."

954. Dari Ummu Salamah r.a., dia bertanya kepada Rasulullah saw., katanya: "Mungkinkah aku mendapat pahala atas nafkah yang kubelanjakan untuk mengasuh anak-anak Abu Salamah (anak tiri bagi Ummu Salamah) sehingga mereka tidak tersia-sia, di mana mereka kuanggap seperti anak-anakku sendiri?" Jawab Rasulullah saw., "Ya, kamu dapat pahala atas nafkah yang kamu keluarkan untuk

biaya mengasuh mereka."

955. Dari Abu Mas'ud Al Badri r.a., dari Nabi saw. sabdanya : "Apabila seorang muslim memberi nafkah kepada keluarganya kerana Allah, maka pahala nafkahnya itu sama dengan pahala sedekah."

956. Dari Asma' binti Abu Bakar r.a., katanya: "Ketika terjadi gencatan senjata dengan kaum Quraisy, ibu ku yang ketika itu masih musyrik mendatangi ku. Lalu aku minta izin kepada Rasulullah saw. seraya berkata : "Ya, Rasulullah! Ibuku mendatangi ku, kerana beliau rindu kepada ku. Bolehkah aku menemuinya?" Jawab Rasulullah saw" "Ya, boleh! Temuilah ibumu!"

957. Dari 'Aisyah r.a., katanya : "Seorang lelaki datang bertanya kepada Rasulullah saw., "Ya, Rasulullah! Ibuku meninggal dengan tiba-tiba dan beliau tidak sempat berwasiat. Menurut dugaanku, sendainya dia sempat berbicara, mungkin dia akan bersedekah. Dapatkah beliau akan pahalanya jika aku bersedekah atas nama beliau?" Jawab Rasulullah saw., "Ya, dapat!"958. Dari Abu Syaibah r.a., dari Nabi saW., sabdanya: "Setiap perbuatan baik (ma'ruf) adalah sedekah."

959. Dari Abu Dzar r.a., katanya beberapa orang sahabat Nabi saw. pernah berkata kepada beliau, "Kaum hartawan dapat memperoleh pahala yang lebih banyak. Mereka solat seperti solat, puasa seperti kami puasa, dan bersedekah dengan sisa harta mereka." Jawab Nabi saw., "Bukankah Allah telah menjadikan berbagai macam cara untuk kamu bersedekah? Setiap kalimah tasbih adalah sedekah; setiap kalimah takbir adalah sedekah; setiap kalimah tahmid adalah sedekah; setiap kalimah tahlil adalah sedekah; amar ma'ruf dan nahyi munkar (mengajak kepada kebajikan dan melarang kepada yang mungkar) adalah sedekah; bahkan pada kemaluanmu pun terdapat pula unsur sedekah." Tanya mereka, "(Kalau begitu), dapat pahalakah kami bila kami memuaskan nafsu syahwat (sex) kami?" ]awab Rasulullah saw., "Kalau kamu melakukannya dengan yang haram, tentu kamu berdosa. Sebaliknya bila kamu lakukan dengan yang halal, kamu dapat pahala."960. Dari 'Aisyah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda : "Manusia diciptakan Allah mempunyai tiga ratus enam puluh ruas. Maka siapa yang membaca takbir, tahmid, tahlil, tasbih dan istighfar, menyingkirkan batu, duri, atau tulang dari jalanan umum, serta mengajak orang kepada kebajikan dan' mencegah kepada yang mungkar sebanyak tiga ratus enam puluh kali itu, nescaya dia terhindar dari api neraka pada hari itu."

961. Dari Sa'id bin Abi Burdah r.a., dari bapanya, dari kakaknya, dari Nabi saw., sabdanya: "Setiap orang muslim wajib bersedekah." Lalu ada orang yang bertanya: "Bagaimana kalau dia tidak sanggup?" Jawab Nabi saw., "Dia harus bekerja untuk dapat memberi manfaat kepada dirinya sendiri, dan supaya dia dapat bersedekah."

Tanya: "Bagaimana kalau dia tidak sanggup?" Jawab Nabi saw., "Menolong orang yang membutuhkan pertolongan." Tanya: "Bagaimana kalau dia tidak sanggup juga?" Jawab : "Mengajak kepada kebajikan atau kebaikan." Tanya : "Bagaimana kalau dia tidak sanggup juga?" Jawab : "Menahan diri dari berbuat kejahatan, itu pun adalah sedekah."


Yüklə 3,73 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   69   70   71   72   73   74   75   76   ...   107




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin