Berkata Imam Ali bin Abi Thalib, semoga Allah meridhoinya: Tidak ada kebaikan dalam ibadah tanpa pengetahuan dan tidak baik pula dalam pengetahuan tanpa memahaminya



Yüklə 3,73 Mb.
səhifə85/107
tarix18.04.2018
ölçüsü3,73 Mb.
#48892
1   ...   81   82   83   84   85   86   87   88   ...   107

1502. Dari Abu Sa'id Al Khudii r.a., katanya Rasulullah saw. melarang jual beli muzabanah dan muhaqalah. Muzabanah ialah jual beli buah-buahan yang masih di pohon. Muhaqalah ialah menyewakan tanah.

1503. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya: "Pada mulanya kami berpendapat bahwa mukhabarah (menyewakan tanah dengan memungut hasil tanamannya) dibolehkan. Tetapi setelah berlalu setahun, Rafi' mengatakan bahwa cara seperti itu dilarang oleh Rasulullah saw." 1504. Dari Nafi' r.a., katanya: "Ibnu 'Umar menyewakan kebun pada masa Rasulullah saw., sampai kepada masa pemerintahan Abu Bakar, 'Umar dan Usman, hingga pada permulaan pemerintahan Mu'awiyah. Kemudian, pada akhir pemerintahan Mu'awiyah, Rafi' bin Khadij mengabarkan larangan Rasulullah saw. akan perbuatan seperti itu. Lalu Ibnu 'Umar pergi bersama ku (Nafi') kepada Rafi' menanyakan kebenaran hadis itu. Jawab Rafi' r.a., "Memang, Rasulullah saw. melarang menyewakan tanah perkebunan." Maka semenjak itu Ibnu 'Umar menghentikan usahanya menyewakan tanah perkebunannya. Dan apabila dia ditanya orang kenapa dia berhenti, maka dijawabnya, Rafi' bin Khadij mengatakan bahwa Rasulullah saw. melarang perbuatan seperti itu.

1505. Dari Rafi' bin Khadij r.a., katanya: "Pada masa Rasulullah saw. kami pernah berusaha menyewakan tanah. Kami sewakan dengan memungut seperti atau seperempat dari hasil tanamannya tertentu. Pada suatu hari datang salah seorang paman ku, lalu dia berkata: "Rasulullah saw. melarang kita melakukan usaha yang menguntungkan ini. Tetapi mematuhi perintah Allah dan Rasul-Nya lebih bermanfaat bagi kita. Beliau melarang kita menyewakan tanah dengan memungut sepertiga atau seperempat hasil tanaman atau makanan tertentu. Allah memerintahkan kita supaya menanaminya sendiri atau ditanami orang lain tanpa memungut sewa atau yang seumpamanya."

1506. Dari Hanzhalah bin Qais r.a., katanya dia pernah bertanya kepada Rafi' bin Khadij r.a. tentang menyewakan tanah dengan memungut hasil tanaman. Jawab Rafi', "Rasulullah saw. melarang melakukan yang demikian." Lalu kutanyakan,. "Bagaimana kalau disewakan dengan emas atau perak?" Jawab Rafi', "Dengan emas atau perak, boleh!"

1507. Dari 'Abdullah bin Saib r.a., katanya: "Kami pernah datang kepada 'Abdullah Ibnu Ma'qil, lalu kami bertanya kepadanya tentang hukum muzara'ah (iaitu menyerahkan sebidang tanah kepada seseorang untuk ditanami dengan upah sebagian dari hasil tanamannya). Jawab 'Abdullah Ibnu Ma'qil, "Tsabit mengatakan bahwa Rasulullah saw. melarang melakukan muzara'ah dan memerintahkan dengan cara muajarah (mengupah)." Kata Ma'qil selanjutnya, "Mengupah tidak apa-apa."

1508. Dari Ibnu Abbas r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Seorang pemilik tanah lebih baik meminjamkan tanahnya kepada saudaranya (sesama muslim) daripada memungut imbalan tertentu."

1509. Dari Thawus r.a., katanya dia adalah seorang petani yang mengusahakan tanahnya dan memungut sebagian dari hasil tanaman yang ditanamnya. Lalu kata 'Amar kepadanya, "Hai, Abu Abdurrahman! Hentikanlah usahamu melakukan mukhabarah itu, kerana sesungguhnya mereka (para sahabat) memberitakan bahwa Nabi saw. melarang pekerjaan mukhabarah itu. Jawab Thawus, "Hai, 'Amar! Telah memberitakan kepada ku orang yang lebih tahu daripada mereka perihal itu - yakni Ibnu 'Abbas - bahwa Nabi saw. tidak melarangnya. Hanyalah beliau bersabda, "Jika salah seorang kamu meminjamkan kepada saudaranya, itu lebih baik daripada memungut imbalan tertentu."

1510. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya : "Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah mempekerjakan penduduk Khaibar dengan (upah) sebagian daripada hasil buah-buahan atau tanam-tanaman yang mereka tanam." 1511. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya: "Rasulullah saw. pernah memberi (upah) kepada penduduk Khaibar dengan sebagian dari buah-buahan atau tanam-tanaman yans dihasilkan mereka. Kemudian beliau bagi-bagikan setiap tahun untuk para isteri beliau sebanyak seratus wasq (gantang), berupa lapan puluh wasq kurma dan dua puluh wasq gandum. Ketika 'Umar bin Khathtbab berkuasa (pemerintah), dibagi-baginya tanah Khaibar itu. 'Umar memberikan pilihan kepada para isteri Nabi saw., apakah mereka menghendaki pembagian tanah dan air, atau akan tetap menerima pangan beberapa wasq seperti biasa setiap tahun. Di antara mereka ada yang memilih pembagian tanah dan air dan yang lain memilih jatah pangan seperti biasa setiap tahun. Dalam hal ini, 'Aisyah dan Hafshah memilih pembagian tanah dan air."

1512. Dari 'Abdullah bin 'Umar r.a., katanya: "Setelah Khaibar ditaklukkan, maka orang-orang Yahudi memohon kepada Rasulullah saw. supaya mereka dibolehkan tetap tinggal di sana mengerjakan sawah ladang dengan (upah) seperdua daripada buah-buahan atau tanam-tanaman yang dihasilkan." Jawab Rasulullah saw., "Aku bolehkan kalian menetap sampai batas waktu tertentu."

1513. Dari 'Abdullah bin 'Umar r.a., dari Rasulullah saw., "Bahwasanya beliau pernah menyerahkan kebun kurma Khaibar kepada orang-orang Yahudi untuk mereka garap dengan duit mereka sendiri, dengan ketentuan: separuh dari hasil buah-buahan yang dikerjakan mereka untuk Rasulullah saw."

1514. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya : "Bahwasanya 'Umar bin Khaththab mengusir orang-orang Yahudi dan Nasrani dari tanah Hijaz. Sesunguhnya setelah penaklukan Khaibar Rasulullah saw. telah bermaksud hendak mengusir orang-orang Yahudi dari negeri itu. Kerana setelah dikuasai negeri itu menjadi milik Allah dan

Rasul-Nya, serta menjadi milik kaum muslimin seluruhnya. Kerana itulah Rasulullah bermaksud hendak mengusir orang-orang Yahudi dari negeri itu. Tetapi orang-orang Yahudi memohon kepada Rasulullah saw. agar beliau membolehkan mereka tetap tinggal di sana untuk meneruskan usaha (pertanian) mereka, dengan ketentuan: bagi mereka seperdua dari buah-buahan yang dihasilkannya. Jawab Rasulullah saw., "Kami izinkan kalian menetap dengan ketentuan seperti itu sampai batas waktu kami kehendaki." Maka

menetaplah mereka di situ sehingga datang waktunya. 'Umar mengusir mereka ke Taima' dan Ariha'.

1515. Dari Jabir r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Tidak seorang pun orang muslim yang bercucuk-tanam, melainkan setiap tanamannya yang dimakan atau dicuri orang, atau dimakan binatang liar, atau dimakan burung, atau hilang, nescaya semuanya itu menjadi sedekah baginya."

1516. Dari Jabir r.a.,katanya: "Pada suatu ketika Rasulullah saw. masuk ke kebun Ummu Mubasysyir Al Anshari. Maka bertanya Nabi saw. kepadanya, "Siapa yang menanam pohon kurma ini, orang Islam atau kafir?" Jawab Ummu Mubasysyir, "Orang Islam!" Maka bersabda Rasulullah saw., "Tidak seorang pun orang muslim yang bercucuk-tanam atau bertani, kemudian hasil tanamannya itu dimakan orang atau binatang, nescaya semuanya itu menjadi sedekah baginya."

1517. Dari Jabir bin 'Abdullah r.a., katanya dia mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Tidak seorang pun orang muslim yang bercucuk tanam atau bertani, lalu tanamannya dimakan

binatang buas, atau dimakan burung dan lain-lain, nescaya orang itu mendapat pahala kerananya."

1518. Dari Jabir bin 'Abdullah r.a. katanya Rasulullah saw. bersabda: "Jikalau engkau menjual buah-buahan (yang masih di pohon/kebun), lalu buah-buahan itu binasa dimakan hama, maka tidak halal bagi mu menerima pembayaran, kerana bererti engkau mengambil harta saudara mu tanpa hak."

1519. Dari Humaid, dari Anas r.a., katanya: "Sesungguhnya Nabi

saw. melarang jual-beli kurma (yang masih di pohon), sebelum nyata benar baiknya." Lalu kami bertanya kepada Anas, "Apa yang dimaksud dengan baiknya itu?" Jawab Anas, "Bila buah itu sudah merah dan kuning. Bagaimana pendapatmu, jika Allah tidak jadi menghasilkan buah itu, apa alasan bagi mu untuk menghalalkan harta saudaramu?"

1520. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya: "Pada masa Rasulullah saw., ada seorang lelaki mendapat musibah, kerana buah-buahan yang dibelinya rosak binasa, sehingga dia ditimpa banyak hutang." Maka bersabda Rasulullah saw., "Bersedekahlah anda semua kepadanya!" Maka bersedekahlah orang ramai kepadanya, tetapi masih belum cukup untuk melunasi hutangnya. Kerana itu Rasulullah bersabda kepada orang yang menerima piutang- (kreditor), "Ambillah seberapa yang dapat kamu terima. Tidak ada lagi yang dapat kamu terima kecuali hanya itu."

1521. Dari Abdullah bin Ka'ab bin Malik, dari bapanya, katanya pada masa Rasulullah saw. dia menagih piutangnya kepada Ibnu Abu Hadrad di dalam masjid. Keduanya sama-sama bersuara keras, sehingga kedengaran oleh Rasulullah saw., yang ketika itu sedang berada di rumah beliau. Lalu beliau keluar hendak mendapatkan keduanya. Ketika gorden kamar beliau terbuka, beliau panggil Ka'ab bin Malik. Sabdanya, "Hai, Ka'ab!" Sahut Ka'ab, "Hamba, ya Rasulullah!" Lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya kepada Ka'ab supaya dia mengurangi piutangnya seperdua. Jawab Ka'ab, "Aku laksanakan, ya Rasulullah!" Kemudian beliau bersabda kepada Hadrad, "Berdirilah! Bayar hutangmu kepadanya."

1522. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa mendapatkan hartanya di tangan orang yang telah pailit, maka dia lebih berhak mengambil barang itu daripada diambil orang lain."

1523. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Nabi saw. bersabda: "Apabila seseorang jatuh pailit, lalu si penjual (kreditor) mendapatkan barangnya pada si pailit itu, maka si kreditor berhak mengambil barangnya kembali."

1524. Dari Hudzaifah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Beberapa orang malaikat bertemu dengan roh seseorang yang sebelum kamu, lalu mereka bertanya, "Kebajikan apa sajakah yang pernah anda lakukan?" Jawab orang (roh) itu, "Tidak ada!" Kata para malaikat, "Cubalah anda ingat-ingat!" Jawab orang itu, "Memang, aku pernah memberi piutang kepada orang ramai,lalu kuperintahkan kepada pegawai-pegawaiku supaya memberi tangguh kepada orang-orang yang kesukaran, serta memberi kelonggaran bagi orang-orang yang berkecukupan." Lalu Allah 'Azza wa Jalla berfirman kepada para malaikat, "Beri kelapangan pula dia!"

1525. Dari Hudzaifah r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Ada seorang lelaki meningal, lalu dia masuk syurga. Dia ditanya, "Apa amalmu (di dunia)?" Jawabnya, "Aku pedagang. Aku biasa memberi tangguh kepada orang-orang yang sedang dalam kesulitan, dan memberi kemudahan bagi orang yang mampu." Maka orang itu diampuni dosa-dosanya.1526. Dari Hudzaifah r.a., katanya : "Dihadapkan kepada Allah swt. seorang di antara hamba-hamba-Nya yang diberiNya harta kekayaan. Lalu Allah bertanya kepadanya, "Apa kerjamu di dunia?" Jawab orang itu, "Tuhan memberi hamba harta kekayaan. Kerana itu hamba berdagang dengan orang ramai. Sifat hamba ialah suka melapangi. Kerana itu hamba beri kemudahan orang yang mampu, dan hamba beri tangguh orang yang dalam kesulitan." Maka berfirman Allah swt., "Aku lebih berhak daripadamu tentang hal itu. (Hai, para malaikat!). Beri kelapangan hambaku itu!"

1527. Dari Abu Mas'ud r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Seorang lelaki yang sebelum kamu diperiksa di hadapan Allah Rabbul Jalil. Setelah diperiksa, ternyata dia tidak pernah berbuat kebajikan sedikit jua pun selain hanya bergaul (berdagang) dengan orang ramai, sedang dia seorang kaya. Diperintahkannya para hamba sahayanya supaya mereka memberi kelapangan bagi orang-orang miskin. Maka berfirman Allah 'Azza wa Jalla. "Kami lebih berhak daripadanya tentang hal itu. Kerana itu (hai, para malaikat!), beri kelapangan pula orang itu!"

1528. Dari 'Abdullah bin Abu Qatadah r.a., katanya: "Abu Qatadah

mencari seorang yang berhutang kepadanya dan menghilang, kemudian

orang itu bertemu. Dia berkata kepada Abu Qatadah, "Aku sedang dalam kesulitan." Maka kata Abu Qatadah, "Demi Allah! Demi Allah! Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Siapa yang ingin dibebaskan Allah dari kesulitan pada hari kiamat, maka hendaklah dia memberi kelapangan bagi orang-orang yang dalam kesulitan atau membebaskannya dari hutang."

1529. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Mengulur-ngulur waktu pembayaran hutang bagi yang mampu, adalah suatu kezaliman; dan apabila piutangmu dialihkan kepada orang kaya, terimalah."

1530. Dari Jabir bin 'Abdullah r.a., katanya: "Rasulullah saw. melarang menjual sisa air."1531. Dari Jabir bin 'Abdullah r.a., katanya : "Rasulullah saw. melarang menyewakan unta jantan untuk bibit, menjual air dan tanah untuk ditanami. Rasulullah saw. melarang melakukan yang demikian."1532. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Tidak ada larangan memakai sisa air untuk menyiram rumput supaya jangan kering."

1533. Dari Abu Mas'ud Al Anshari r.a., katanya: "Sesungguhnya Rasulullah saw. melarang (menerima atau membayar) wang harga jual-beli anjing, usaha pelacuran, dan usaha tenung."

1534. Dari Rafi' bin Khadij r.a., katanya dia mendengar Nabi saw. bersabda: "Seburuk-buruk usaha ialah usaha pelacuran, jual beli anjing, dan usaha tukang bekam."

1535. Dari Rafi' bin Khadij r.a., dari Rasulullah saw., sabdanya:

"Wang hasil jual-beli anjing najis, penghasilan pelacur najis, dan usaha tukang bekam najis."

1536. Dari Abu Zubair r.a., katanya : "Aku bertanya kepada Jabir r.a. tentang wang hasil jual beli anjing dan kucing. Jawab Jabir, "Nabi saw. melarang perbuatan demikian."

1537. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya: "Rasulullah saw. memerintahkan supaya membunuh anjing. Lalu beliau kirim orang keseluruh pelosok kota Madinah untuk melaksanakannya."

1538. Dari 'Abdullah r.a., katanya: "Rasulullah saw. memerintahkan supaya membunuh anjing. Lalu kami pergi ke seluruh pelosok kota melaksanakannya, sehingga tidak seekor pun anjing yang ketinggalan kami bunuh semuanya. Bahkan seekor anjing yang selalu mengikuti tuannya, iaitu searang wanita dusun, kami bunuh pula."1539. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya : "Sesungguhnya Rasulullah saw. memerintahkan kami membunuh anjing. Kecuali anjing pemburu, atau anjing penjaga ternak gembalaan."

1540. Dari Jabir bin 'Abdullah r.a., katanya: "Rasulullah saw. memerintahkan membunuh anjing. Lalu kami laksanakan perintah itu, sehingga seekor anjing milik seorang wanita yang selalu mengawal tuannya dari dusun kami bunuh pula. Kemudian Rasulullah saw. melarang membunuh anjing seperti itu. Tetapi sabda beliau,

"Bunuhlah (kapan dan di mana saja) anjing yang seluruh bulunya berwarna hitam dengan dua titik putih di keningnya, kerana anjing seperti itu adalah syaitan."

1541. Dari Ibnu Mughaffal r.a., katanya: "Rasulullah saw. memerintahkan supaya membunuh anjing. Kemudian beliau bersabda: "Kenapa semuanya?" Lalu beliau kecualikan anjing pemburu dan anjing penjaga ternak."

1542. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Siapa memelihara anjing selain anjing penjaga ternak atau anjing pemburu, maka berkurang pahala amalnya setiap hari sebesar dua qirath."

1543. Dari Abul Hakam r.a., katanya dia mendengar Ibnu 'Umar menyampaikan hadis Rasulullah saw., sabdanya: "Siapa memelihara anjing selain untuk penjaga tanaman (kebun atau sawah ladang), penjaga ternak, atau anjing pemburu, berkurang pahala amalnya setiap hari sebesar satu qirath."

1544. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Siapa memelihara anjing selain untuk penjaga ternak, atau untuk berburu, atau untuk penjaga kebun, berkurang pahala amalnya setiap hari satu qirath." Kata Az Zuhri, "Kemudian hadis Abu Hurairah itu disampaikan orang kepada Ibnu 'Umar. Lalu kata Ibnu 'Umar, "Semoga Allah memberi rahmat bagi Abu Hurairah. Mudah-mudahan dia punya kebun."

1545. Dari Humaid r.a., katanya: "Anas bin Malik ditanya orang tentang tukang bekam. Jawab Anas, "Rasulullah saw. pernah berbekam. Yang membekamnya ialah Abu Thaibah. Setelah selesai berbekam, Rasulullah saw. memerintahkan supaya memberi Abu Thaibah dua gantang makanan, dan beliau menganjurkan kepada majikan Abu Thaibah supaya meringankan tugas yang dibebankan kepadanya. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya berbekam itu termasuk cara pengubatan yang utama, atau termasuk ubat yang baik."

1546. Dari Ibnu 'Abbas r.a., katanya: "Nabi saw. pernah berbekam kepada seorang hamba sahaya kepunyaan Bani Bayadhah. Lalu beliau memberi upah kepadanya, dan menganjurkan kepada majikan sahaya (tukang bekam) itu supaya meringankan tugas kewajibannya. Andaikata usaha bekam itu haram, tentu Nabi saw. tidak akan memberi upah kepadanya."

1547. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya dia mendengar Rasulullah saw. berkhutbah di Madinah, sabdanya: "Hai, manusia! "Sesungguhnya Allah Ta'ala telah menghalang-halangi minum (belum ada larangan yang tegas). Tetapi Allah tentu akan menurunkan perintah yang tegas mengenai hal itu. Oleh kerana itu, siapa mempunyai khamar (walaupun sedikit), hendaklah dijualnya segera atau dimanfaatkannya." Kata Abu Sa'id selanjutnya, "Memang, tidak berapa lama kemudian Nabi saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala telah mengharamkan khamar. Kerana itu, siapa yang mendengar ayat ini, sedangkan dia mempunyai persediaan khamar, tidak boleh lagi diminum atau dijualnya." Maka pergilah orang ramai ke jalanan membawa persediaan khamar yang ada pada mereka, lalu mereka tumpahkan di sana."1548. Dari Ibnu 'Abbas r.a., katanya : "Seorang lelaki menghadiahkan sekantong khamar kepada Rasulullah saw. Maka bersabda beliau kepadanya, "Belum tahukah anda bahwa Allah Ta'ala telah mengharamkannya?" Jawab orang itu, "Belum, ya Rasulullah!" Lalu lelaki itu berbisik kepada seseorang (di dekatnya). Maka bertanyalah Rasulullah saw., "Apa yang anda bisikkan kepadanya?" Jawab lelaki itu, "Aku menyuruhnya menjual khamar itu." Bersabda Rasulullah saw., "Sesungguhnya yang diharamkan Allah ialah meminum dan menjualnya." Kata Abu Sa'id selanjutnya, "Lalu lelaki itu membuka kantong khamar tersebut, dan menumpahkan isinya semua."1549. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Ketika ayat-ayat akhir surah Al Baqarah turun, Rasulullah saw. segera keluar, lalu dibacakannya ayat-ayat itu kepada orang ramai. Kemudian beliau larang melakukan perdagangan (jual-beli) khamar."

1550. Dari Jabir bin 'Abdullah r.a., katanya dia mendengar Rasulullah saw. bersabda di tahun penaklukan (Makkah), dan ketika itu dia berada di Makkah, sabdanya: "Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan menjual khamar, bangkai, babi, dan berhala." Lalu ditanya orang beliau, "Ya, Rasulullah! Bagaimana hukumnya lemak yang terdapat dalam bangkai?. Kerana lemak bangkai itu digunakan orang untuk gemuk perahu, untuk meminyaki kulit. dan untuk menyalakan lampu." Maka bersabda beliau, "Tidak boleh! Itu haram!" Kemudian bersabda pula beliau, "Kerana lemak itulah Allah Ta'ala mengutuk orang-orang Yahudi. Allah telah mengharamkan atas mereka lemak bangkai, tetapi mereka mengolahnya jua. Kemudian mereka jual, dan hasil penjualannya itu mereka makan."1551. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Jangan menukar (jual-beli) emas dengan emas, kecuali sama berat, dan jangan melebihkan yang satu atas yang lain. Dan jangan menakar (jual-beli) perak dengan perak, kecuali sama berat. Dan jangan menjual yang satu dengan hutang sedangkan yang lain dengan tunai (tetapi kedua-duanya harus tunai)."

1552. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Tidak boleh jual beli emas dengan emas, dan perak dengan perak kecuali sama berat."

1553. Dari 'Umar bin Khaththab r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Menukar perak dengan emas riba, kecuali tunai. Gandum dengan gandum riba, kecuali tunai. Jelai dengan jelai

riba, kecuali tunai, dan kurma dengan kurma riba, kecuali tunai."

1554. Dari 'Ubadah bin Shamit r.a., katanya: "Aku mendengar Rasulullah saw. melarang jual beli emas dengan emas, perak dengan perak, beras dengan beras, gandum dengan gandum, kurma dengan kurma dan garam dengan garam, kecuali bila sama berat dan sama-sama tunai. Maka siapa yang melebih-lebihkan, bererti dia

melakukan pekerjaan riba." Mendengar hadis itu, maka orang-orang yang telah terlanjur melakukannya, segera mengembalikan apa yang telah mereka ambil. Khabar mengenai peristiwa itu sampai kepada Mu'awiyah. Lalu dia berkhutbah. Katanya, "Bagaimana fikiran orang-orang yang mengaku-aku menyampaikan hadis dari Rasulullah saw., padahal kami menyaksikan dan selalu mendampingi beliau, tetapi tidak pernah mendengar hadis itu dari beliau. Serta-merta 'Ubadah bin Shamit berdiri, lalu diulangnya menceritakan kisah hadis itu. Kemudian dia berkata, "Kami akan sentiasa menyampaikan hadis-hadis yang kami dengar dari Rasulullah saW., sekalipun Mu'awiyah membencinya. Aku tidak peduli, walaupun aku akan dipecatnya dari ketenteraan pada waktu malam yang gelap gelita."1555. Dari 'Ubadah bin Shamit r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Menukar emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, jelai dengan jelai, kurma dengan kurma, dan garam dengan garam, harus setimbang, serupa, dan tunai. Apabila barang yang ditukar itu berlainan jenis, maka lakukanlah sesuka hatimu asal tunai."

1556. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda, "Menukar emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, kurma dengan kurma, dan garam dengan garam, haruslah sama berat dan tunai. Maka siapa yang melebih-lebihkan, sesungguhnya dia berbuat riba. Yang mengambil maupun yang memberi sama-sama berdosa."1557. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Menukar kurma dengan kurma, gandum dengan gandum, jelai dengan jelai, dan garam dengan garam, boleh dilakukan asal sama berat dan tunai. Siapa yang melebih-lebihkan, sesungguhnya dia melakukan riba, kecuali bila barang-barang itu berlainan warnanya (jenisnya)."

1558. Dari Habib r.a., katanya dia mendengar Abu Minhal berkata: "Aku pernah bertanya kepada Al Bara' bin 'Azib perihal menukar wang. Kata Al Bara', "Tanyalah kepada Zaid bin Arqam. Dia lebih tahu daripada ku." Maka kutanyakan kepada Zaid, lalu katanya, tanyakan kepada Al Bara', kerana dia lebih tahu daripada ku. Akhirnya kedua-duanya sama berkata, "Rasulullah saw. melarang menukar perak dengan emas secara hutang."

1559. Dari Fadhalah bin 'Ubaid Al Anshari r.a., katanya: "Ketika Rasulullah saw. berada di Khaibar, beliau pernah ditawari orang sebuah kalung emas pakai permata, yang berasal dari harta rampasan. Rasulullah saw. memerintahkan supaya menjual emasnya saja. Kerana itu dicabut permatanya. Kemudian beliau bersabda kepada mereka, "Jual beli emas dengan emas, hendaklah sama berat."

1560. Dari Fadhalah bin 'Ubaid r.a., katanya: "Pada hari penaklukan Khaibar, aku membeli sebuah kalung emas pakai permata seharga dua belas dinar. Setelah ku pisahkan permatanya, ku peroleh lebih dari dua belas dinar. Kejadian ini kuceritakan kepada Nabi saw.,lalu beliau bersabda: "Jangan dijual sebelum dipisahkan permatanya."

1561. Dari Fadhalah bin 'Ubaid r.a., katanya: "Pada hari penaklukan Khaibar, kami bersama-sama dengan Rasulullah saw. membeli dari seorang Yahudi satu uqiyah emas seharga dua

atau tiga dinar. Maka bersabda Rasulullah saW., "Tidak boleh jual beli emas, kecuali sama berat."

1562. Dari Ma'mar bin 'Abdullah r.a., bahwasanya dia menyuruh pelayannya menjual segantang gandum (qamh), kemudian dengan hasil penjualan itu disuruhnya pula membeli jelai (sya'ir). Maka pergilah pelayan itu. Ternyata dia tidak melakukan sebagai yang diperintahkan majikannya. Tetapi segantang gandum yang dibawanya, langsung ditukarnya dengan satu setengah gantang jelai (sya'ir). Setelah dia pulang menemui Ma'mar, lalu diceritakannya perbuatannya itu kepada Ma'mar. Maka berkata Ma'mar kepada pelayannya itu, "Mengapa engkau perbuat begitu? Pergi kembalikan kepada si penjual, dan sekali-kali jangan menukarnya, kecuali sama banyak. Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Menukar pangan dengan pangan hendaklah sama banyak." Sekarang pangan kita ialah jelai (sya'ir). Lalu ditanyakan orang

kepadanya, "Bukankah jelai tidak sama dengan gandum?" Jawab Ma'mar, "Aku khuatir jelai ini sejenis dengan gandum."1563. Dari Sa'id Ibnul Musaiyyah r.a., dia mengabarkan bahwa Abu Hurairah dan Abu Sa'id (Al Khudri) r.a., kedua-duanya menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah saw. mengangkat seorang pegawai dari Bani Adiy untuk bekerja di Khaibar. Maka pada suatu ketika pegawai itu datang menghadap Rasulullah saw. sambil membawa kurma Janib. Rasulullah saw. bertanya kepadanya, "Apakah semua kurma Khaibar seperti ini?" Jawab orang itu, "Tidak, ya Rasulullah! Kurma ini satu gantang, kutukar dengan dua gantang kurma jenis campuran." Maka bersabda Rasulullah saw., "Jangan lakukan lagi perbuatan seperti itu. Jika menukar harus sama banyak. Atau jual lebih dahulu kurma campuranmu, kemudian dengan wang penjualannya itu, boleh engkau beli kurma yang lebih bagus. Itulah yang seimbang."


Yüklə 3,73 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   81   82   83   84   85   86   87   88   ...   107




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin