Berkata Imam Ali bin Abi Thalib, semoga Allah meridhoinya: Tidak ada kebaikan dalam ibadah tanpa pengetahuan dan tidak baik pula dalam pengetahuan tanpa memahaminya



Yüklə 3,73 Mb.
səhifə87/107
tarix18.04.2018
ölçüsü3,73 Mb.
#48892
1   ...   83   84   85   86   87   88   89   90   ...   107

jariyah. (2) Ilmu yang diambil orang manfaatnya, dan (3) Anak yang soleh yang selalu mendoakannya." 1615. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya: "Umar bin Khaththab mendapat pembagian kebun di Khaibar. Lalu dia datang kepada Nabi saw. meminta saran beliau mengenai kebun pembagian itu. Katanya kepada Rasulullah saw., "Ya, Rasulullah! Aku mendapat pembagian kebun di Khaibar. Belum pernah aku mendapat harta yang sangat kubanggakan keindahannya seperti kebun itu. Apa perintah Anda kepada ku mengenai harta itu?" Jawab Rasulullah saw., "Jika engkau mau, peliharalah pohon-pohonnya (tanamilah), lalu sedekahkan hasilnya. Kata Ibnu 'Umar, "Memang Umar (bapaku) tidak pernah menjual pohon-pohonnya (hasil tanamannya) bahkan tidak pernah menawar-nawarkannya, tidak diwariskannya, dan tidak pula diubahkannya. Umar selalu menyedekahkan hasil tanamannya untuk membantu orang-orang fakir, membantu karib-kerabat, untuk memerdekakan budak, untuk membantu dana perjuangan fi sabilillah, untuk pejuang-pejuang dan untuk menyuguhi tamu. Dan beliau membolehkan orang yang mengolah (menggarap) kebun itu untuk memakan hasil tanamannya dengan sepantasnya, dan sekadarnya untuk dimakan para sahabat beliau."

1616. Dari Thalhah bin Musharrif r.a., katanya: "Aku bertanya kepada 'Abdullah bin Abi Aufa, "Adakah Rasulullah saw. berwasiat?" Jawabnya, "Tidak!" Tanya ku, "Kenapa kaum muslimin diwajibkan berwasiat?" Jawab, "Beliau berwasiat dengan Kitabullah 'Azza wa Jalla (Al Qur'an)."

1617. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Rasulullah saw. tidak meninggalkan harta warisan, walaupun agak sedinar, atau sedirham; tidak pula kambing, tidak pula unta, dan beliau tidak pula berwasiat sesuatu apa pun."

1618. Dari Aswad bin Yazid r.a., katanya: "Banyak orang berbicara dekat 'Aisyah r.a., bahwa 'Ali menerima wasiat dari Rasulullah saw. Lalu kata 'Aisyah, "Bilakah beliau berwasiat kepadanya? Padahal waktu sakit, beliau bersandar ke badanku. Pada suatu ketika (sewaktu beliau sakit itu), beliau minta sebuah bejana, sesudah itu beliau rebah, dan aku tidak sedar bahwa beliau telah tiada. Nah, kapan beliau berwasiat kepadanya?"1619. Dari Ibnu 'Abbas r.a., katanya : "Ketika sakit Nabi saw. bertambah keras sewaktu beliau akan meninggal, banyak orang berada di rumah beliau; di antaranya terdapat 'Umar

bin Khaththab. Nabi saw. bersabda, "Kemarilah, aku bacakan kepada kalian suatu wasiat, hendaklah kalian tulis agar kalian tidak sesat sepeninggal ku." Lalu kata 'Umar, "Tampaknya sakit beliau tambah keras. Bukankah kita telah mempunyai Al Qur'an? Cukuplah bagi kita Kitab Allah itu." Orang-orang yang berada sekitar beliau ketika itu berbeza pendapat, lalu mereka bertengkar. Ada yang mengatakan, "Mendekatlah kepada beliau, supaya dibacakan beliau wasiat yang harus kamu tulis." Dan ada pula yang sependapat dengan 'Umar, sehingga mereka menjadi ribut dekat Rasulullah saw. Lalu beliau bersabda, "Pergilah kalian dari sini" Kata 'Ubaidillah, Ibnu 'Abbas mengatakan bahwa: kerugian yang amat besar (bagi kaum muslimin), mereka gagal menuliskan pesan terakhir Rasulullah saw. tersebut, kerana mereka bertengkar dan ribut di dekat Nabi saw. yang sedang sakit keras."1620. Dari Ibnu 'Abbas r.a., katanya : "Sa'ad bin 'Ubadah pernah minta fatwa kepada Rasulullah saw. tentang nazar ibunya yang telah meninggal, tetapi belum sempat ditunaikannya. Maka bersabda Rasulullah saw., "Bayarlah olehmu atas namanya."

1621. Dari 'Abdullah bin 'Umar r.a., katanya: "Pada suatu hari Rasulullah saw. pernah melarang kami bernazar. Kata beliau, "Nazar itu tidak dapat menolak bahaya. Hanya saja dengan nazar itu dapat dipungut pembayaran dari orang-orang bakhil."

1622. Dari Ibnu 'Umar r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Nazar itu tidak dapat mempercepat datangnya suatu keuntungan, dan tidak dapat pula melambatkannya. Hanya saja dengan nazar itu dapat dipungut pembayaran dari orang-orang yang bakhil."1623. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Tidak usahlah kamu bernazar, kerana nazar itu tidak akan dapat mengubah taqdir. Hanya saja dengan nazar itu dapat dipungut pembayaran dari orang-orang bakhil."

1624. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Nabi saw. bersabda "Sesungguhnya nazar itu tidak dapat mendekatkan seseorang kepada sesuatu yang ditaqdirkan Allah belum akan menjadi miliknya. Tetapi nazar cocok dengan qadar. Dengan nazar dapat dipungut pembayaran dari orang-orang bakhil yang tadinya tidak bersedia membayar."

1625. Dari 'Imran bin Hushain r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Tidak boleh melaksanakan nazar berupa maksiat, dan tidak boleh pula orang melaksanakannya." Dan menurut riwayat Ibnu Hujr, "Tidak boleh bernazar berupa maksiat kepada Allah."1626. Dari Anas r.a., katanya Nabi saw. pernah melihat seorang orang tua berjalan dituntun oleh dua orang anaknya. Lalu beliau bertanya, "Bagaimana orang tua ini?" Jawab mereka, "Beliau bernazar akan melakukan (ibadah haji) dengan berjalan kaki." Sabda Rasulullah saw., "Sesungguhnya Allah swt. Maha Kaya untuk menyuruh seseorang menyiksa diri." Lalu orang tua itu diperintahkan beliau supaya naik kenderaan.

1627. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Nabi saw. bertemu di jalan dengan seorang tua yang berjalan dengan menggelantung kepada dua orang anaknya. Maka bertanya beliau, "Bagaimana bapa tua ini?" Jawab kedua anaknya, "Ya, Rasulullah! Beliau memenuhi nazarnya." Lalu bersabda Nabi saw., "Hai Bapa Tua! Naik kenderaanlah! Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak butuh) akan nazar anda yang seperti itu." 1628. Dari 'Uqbah bin 'Amir r.a., katanya: "Saudaraku yang perempuan bernazar akan pergi ke Baitullah dengan berjalan kaki tanpa alas kaki. Lalu dia menyuruh ku minta fatwa kepada Rasulullah saw. perihal itu. Beliau bersabda, "Dia boleh berjalan kaki dan boleh pula berkenderaan."

1629. Dari 'Uqbah bin 'Amir r.a., dari Rasulullah saw., sabdanya: "Denda nazar sama dengan denda sumpah."

1630. Dari 'Umar bin Khaththab r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah' Azza wa Jalla melarang kamu bersumpah dengan menyebut nama bapamu." Kata 'Umar, "Demi Allah, semenjak aku mendengar sabda Rasulullah saw. tersebut aku tidak pernah lagi bersumpah dengan menyebut nama bapa, baik untuk orang lain, maupun untuk diri sendiri."

1631. Dari 'Abdullah r.a., katanya: "Pada suatu kali, Rasulullah saw. mendapati 'Umar bin Khaththab berkenderaan, dan 'Umar sedang bersumpah dengan menyebut nama bapanya. Lalu mereka dipanggil oleh beliau, seraya bersabda: "Ketahuilah! Sesungguhnya Allah' Azza wa Jalla melarang kamu bersumpah dengan menyebut nama bapa kalian. Siapa yang bersumpah, maka hendaklah dia bersumpah dengan menyebut nama Allah, atau diam."1632. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Siapa yang bersumpah, maka janganlah dia bersumpah melainkan dengan menyebut nama Allah. Orang-orang kafir Quraisy biasanya bersumpah dengan menyebut nama bapa-bapa mereka. Kerana itu, kamu sekalian (sebagai muslim), sekali-kali jangan bersumpah dengan menyebut nama bapa kalian."

1633. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa di antara kamu bersumpah dengan menyebut nama "Lata", maka hendaklah dia segera menyebut "Laa ilaaha illalah". Dan siapa yang mengajak temannya berjudi, "Hai, mari kita berjudi" hendaklah dia segera bersedekah."

1634. Dari Abdurrahman bin Samurah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Janganlah kalian bersumpah dengan menyebut nama-nama Thaghuth (berhala), dan jangan pula dengan menyebut nama bapa kalian."

1635. Dari Abu Musa Al Asy'ari r.a., katanya: "Aku datang kepada Nabi saw. serombongan dengan orang-orang suku Asy'ari, untuk memohon perbelanjaan perang kepada beliau. Maka bersabda beliau, "Wallah (demi Allah), aku tak sanggup membelanjai tuan-tuan kerana aku tidak punya apa-apa. Kerana itu aku tidak akan menanggung belanja tuan-tuan." Kata Abu Musa, "Setelah itu kami terdiam beberapa saat lamanya, iaitu selama dikehendaki Allah. Kemudian datang orang membawa unta kepada beliau, lalu beliau suruh berikan kepada kami tiga ekor unta berpunuk putih. Setelah kami pergi, kami berkata sesama kami, "Agaknya Allah tidak memberkati kita. Kita datang kepada Rasulullah saw. minta perbelanjaan perang. Lalu beliau bersumpah tidak akan menanggung perbelanjaan kita. Tetapi kemudian kita diberinya juga. Kerana itu mereka kembali kepada Rasulullah saw., lalu mereka ceritakan kepada beliau apa yang terfikir oleh mereka. Maka bersabda beliau, "Memang, sesungguhnya bukan aku yang menanggung belanja tuan-tuan, tetapi Allah swt. yang menanggungnya. Wallah (demi Allah)! Sesungguhnya aku, insya Allah, tidak akan mengucapkan suatu sumpah, bila kemudian aku melihat sesuatu yang lebih baik daripada sumpahku itu, melainkan kulanggar sumpahku, lalu kubayar denda, dan sesudah itu aku laksanakan yang lebih baik itu." 1636. Dari Abu Musa r.a., katanya : "Kawan-kawanku mengutus ku supaya menemui Rasulullah saw., memintakan kepada beliau kenderaan untuk mereka, kerana mereka ikut bersama-sama dengan beliau dalam pasukan tentara; yang sedang dalam kesulitan (iaitu menghadapi peperangan Tabuk). Aku berkata kepada beliau, "Ya, Nabi Allah! Kawan-kawanku mengutus ku menemui Anda untuk memohonkan bagi mereka, supaya Anda dapat menanggung perlengkapan perang mereka." Jawab beliau, "Wallah (demi Allah)! Aku tidak dapat menanggung apa-apa bagi kamu sekalian." Justru ketika itu beliau sedang dalam keadaan marah, dan aku tidak mengetahuinya. Kerana penolakan beliau itu aku kembali dengan perasaan sedih, sebab aku khuatir kalau-kalau beliau tidak senang kepada ku. Setelah aku bertemu dengan kawan-kawanku, lalu kuceritakan kepada mereka jawapan Rasulullah saw. kepada ku. Tetapi tidak lama kemudian, hanya seketika, tiba-tiba terdengar Bilal memanggil ku. "Hai, 'Abdullah bin Qaus!" Lalu ku sahuti

dia. Kata Bilal, "Datangilah Rasulullah saw., beliau memanggil anda!" Ketika aku sampai ke hadapan Rasulullah saW., beliau bersabda: "Ambillah ini yang dua sepasang, dua sepasang, dua sepasang (sambil beliau menunjuk kepada enam ekor unta yang baru beliau beli dari Sa'ad). Bawalah unta ini semuanya kepada kawan-kawanmu, dan katakan kepada mereka, "Sesungguhnya Allah jualah yang menanggung penyediaan kenderaan ini bagi kamu semua. Kendarailah mereka!" Kata Abu Musa, "Unta-unta itu kubawa semuanya kepada kawan-kawanku, seraya berkata kepada mereka, "Rasulullah saw. menyuruh bawa kenderaan ini semuanya untuk kamu sekalian. Tetapi, demi Allah, aku tidak

akan meninggalkan kamu sekalian sebelum beberapa orang di antara kalian pergi bersama-sama dengan ku menemui orang-orang yang mendengarkan ucapan jawaban Rasulullah saw. ketika aku meminta kenderaan ini untuk kalian dan penolakan beliau pada mulanya, tetapi kemudian beliau berikan juga kepada ku, supaya kalian jangan menyangka bahwa aku mengada-ada apa yang tidak pernah dikatakan beliau." Jawab mereka kepada ku, "Wallah (demi Allah)! Sesungguhnya engkau orang yang kami percayai. Kendatipun begitu, akan kami lakukan juga apa yang kau kehendaki." Lalu pergilah Abu Musa beserta beberapa orang kawan-kawannya itu, sehingga mereka bertemu dengan orang-orang yang mendengar ucapan dan penolakan Rasulullah saw. kepada mereka, tetapi kemudian beliau penuhi juga permintaan mereka. Orang-orang itu bercerita kepada mereka seperti cerita Abu Musa.

1637. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Seorang lelaki berada di sisi Rasulullah saw. sampai larut malam, sehingga dia terlambat pulang ke rumah isterinya. Sampai di rumah didapatinya anaknya sudah tidur. Isterinya menghidangkan makan malam untuknya, tetapi dia menolak dan bersumpah tidak akan makan, kerana dia tidak bertemu dengan anaknya. Kemudian terasa lapar baginya dan dia perlu makan, lalu dia makan. Sesudah itu dia datang kepada Rasulullah saw. menceritakan sumpahnya itu, tetapi kemudian dilanggarnya sendiri. Jawab Rasulullah saw., "Siapa bersumpah dengan suatu sumpah, kemudian dilihatnya ada sesuatu yang lebih baik daripada sumpahnya itu, maka hendaklah diperbuatnya yang lebih baik itu dan dibayarnya denda sumpah."

1638. Dari 'Adi bin Hatim r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Siapa bersumpah dengan suatu sumpah, kemudian dia melihat suatu yang lebih baik daripada sumpahnya itu, maka hendaklah diperbuatnya yang lebih baik itu dan ditinggalkannya (dilanggar) sumpahnya."

1639. Dari Abdurrahman bin Samurah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda kepadanya, "Hai, Abdurrahman

bin Samurah! Janganlah kamu meminta-minta jadi pejabat pemerintahan. Sebab jika engkau diserahi suatu jabatan kerana meminta, risikonya akan menjadi sangat berat. Tetapi jika engkau diserahi suatu jabatan tanpa meminta, engkau akan ditolong dalam jabatanmu itu. Dan apabila engkau bersumpah dengan suatu sumpah, kemudian engkau lihat suatu yang lebih baik daripada sumpah itu, maka bayarlah denda sumpahmu sesudah itu lakukanlah pekerjaan yang lebih baik dari sumpah itu."1640. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Sumpah itu berlaku menurut apa yang diniatkan oleh yang menyumpah."

1641. Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Nabi Sulaiman bin Daud a.s., berkata: "Aku akan menggilir tujuh puluh orang isteri ku malam ini, di mana masing-masing mereka akan melahirkan seorang anak lelaki untuk berperang fi sabilillah. Sahabatnya (malaikat) menyarankan kepadanya, "Ucapkanlah Insya Allah!" Tetapi Nabi Sulaiman a.s. lupa mengucapkannya. Ternyata tidak seorang pun isteri beliau yang melahirkan, kecuali hanya seorang yang melahirkan setengah anak lelaki. Maka bersabda Rasulullah saw., "Seandainya Nabi Sulaiman a.s. mengucapkan 'Insya Allah!, tentu dia tidak akan melanggar sumpah, dan apa yang dihajatkannya mungkin terkabul."

1642. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Siapa yang berkeras hati melaksanakan sumpahnya, padahal membahayakan bagi keluarganya, maka tindakan orang itu lebih besar dosanya di sisi Allah daripada dia membayar denda yang diwajibkan Allah."

1643. Dari 'Abdullah bin 'Umar r.a., katanya: "Umar bin Khaththab pernah bertanya kepada Rasulullah saw., katanya: "Aku pernah bernazar pada masa jahiliyah (sebelum masuk Islam) akan i'tikaf satu hari di Masjidil Haram. Bagaimana pendapat Anda?" Jawab Rasulullah saW., "Tunaikan nazarmu itu, i'tikaflah satu hari!"

1644. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya dia mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa menampar

hamba sahaya atau memukulnya, maka dendanya ialah memerdekakan hamba sahaya itu."

1645. Dari Mu'awiyah bin Suwaid r.a. katanya; "Pada suatu ketika aku pernah menampar sahaya kami, lalu aku pergi. Kemudian aku kembali sebelum Zhuhur dan sesudah itu aku solat Zhuhur di belakang (berjamaah dengan) bapaku. Kemudian Bapa memanggil sahaya kami itu dan memanggil ku juga. Bapa berkata kepada sahaya itu, "Patuhlah kepadanya, lalu saling memaafkan lah kalian!" Kemudian beliau berkata, "Pada masa Rasulullah saw., kami Bani Muqarrin tidak ada mempunyai pelayan selainnya seorang sahaya perempuan. Suatu ketika dia ditampar oleh salah seorang kami, lalu kabar mengenai pemukulan itu sampai kepada Rasulullah saw. Maka bersabda beliau, "Bebaskan dia!" Kata kami, "Kami tidak mempunyai pelayan selain dia." Sabda beliau, "Boleh kalian pakai dia untuk sementara, tetapi bila kalian tidak membutuhkannya lagi (sudah ada gantinya), maka bebaskanlah dia!"

1646. Dari Abu Mas'ud Al Anshari r.a., katanya: "Aku pernah memukul hamba sahayaku, lalu tiba-tiba kudengar suara dari belakangku, "Ketahuilah, hai Abu Mas'ud! Sesungguhnya Allab saw. lebih berkuasa atas diri mu daripada kuasamu terhadap hamba mu itu." Aku menoleh ke belakang, kiranya Rasulullah saw. Lalu kataku,"Ya, Rasulullah! Dia kubebaskan kerana Allah." Sabda Rasulullah saw., "Seandainya engkau tidak membebaskannya, engkau akan dimakan api neraka."

1647. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Siapa yang menuduh hamba sahayanya berzina, dia akan dihukum kelak di hari kiamat, kecuali bila tuduhannya itu benar."

1648. Dari Ma'rur bin Suwaid r.a., katanya: "Aku pernah melihat Abu Dzar memakai pakaian serupa dengan sahayanya. Lalu aku bertanya kepadanya perihal itu. Dia menceritakan bahwa dahulu pada masa Rasulullah saw. dia pernah memaki seorang lelaki dengan menghinakan ibu orang itu. Orang itu datang mengadu

kepada Nabi saw. Maka bersabda Rasulullah saw. kepada Abu Dzar, "Ternyata tingkah lakumu masih seperti tingkah laku jahiliyah. Sahayamu itu adalah saudara atau pamanmu yang dititipkan Allah swt. dalam pengurusanmu. Kerana itu siapa yang mempunyai saudara yang berada dalam pengurusannya, hendaklah diberinya makan serupa dengan yang dimakannya sendiri, dan diberinya pakaian serupa dengan yang dipakainya sendiri. Dan janganlah mereka kamu beri tugas melebihi batas kemampuan mereka; jika akan kamu tugaskan juga, hendaklah kamu bantu dia."1649. Dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah saw. sabdanya: "Hamba sahaya itu berhak mendapat makan dan pakaian (dari majikannya). Dan janganlah dia ditugasi suatu pekerjaan melainkan sesuai dengan kemampuannya."

1650. Dari Abu Hurairah r.a., katanya, Rasulullah saw. bersabda: "Apabila hamba sahayamu membuatkan makanan bagi mu, kemudian makanan itu dibawanya ke hadapanmu dalam keadaan panas dan berasap, suruhlah dia duduk dan makanlah bersama-sama dengannya. Jika makanan itu hanya sedikit, letakkan di tangannya sesuap atau dua suap."

1651. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya, Rasulullah saw. bersabda: " Apabila seorang hamba memberi nasihat kepada majikannya, sedang hamba sahaya itu seorang yang bagus ibadatnya terhadap Allah swt., maka hamba sahaya itu mendapat pahala ganda (dari Allah swt)."

1652. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Apabila seorang hamba-sahaya membayar hak Allah dan hak majikannya, maka sahaya itu beroleh dua pahala."

1653. Dari Jabir bin 'Abdullah r.a., katanya: "Seorang lelaki Anshar menjanjikan kemerdekaan bagi hamba-hambanya bila si majikan itu meninggal. Padahal orang itu tidak mempunyai harta yang lain selain sahayanya itu. Kabar mengenai sahaya itu sampai kepada Nabi saw. Maka bersabda beliau, "Siapa mahu membeli sahaya itu dari padaku?" Lalu sahaya itu dibeli oleh Nu'aim bin Abdullah seharga lapan ratus dirham, yang kemudian diserahkan beliau kepada orang Anshar itu."

1654. Dari Sahal bin Abu Hatsmah dan dari Rafi' bin Khadij r.a., kedua-duanya menceritakan sebagai berikut: "Pada suatu ketika, Abdullah bin Sahal bin Zaid dan Muhaishah bin Mas'ud bin Zaid, keduanya bepergian bersama-sama. Setelah keduanya sampai di suatu tempat di Khaibar, mereka berpisah. Tiba-tiba Muhaishah mendapati 'Abdullah bin Sahal terbunuh, lalu dikuburkannya. Sesudah itu dia datang menghadap Rasulullah saw., bersama-sama dengan Huwaishah bin Mas'ud (adik Muhaishah) dan 'Abdurrahman bin Sahal (adik 'Abdullah bin Sahal), sedangkan 'Abdurrahman adalah yang paling muda di antara mereka. Tetapi 'Abdurrahman yang lebih dahulu berbicara daripada kedua saudara sepupunya itu. Maka bersabda

Rasulullah saw., "Berbicaralah yang tertua di antara kalian!" Maka berbicaralah kedua saudara-saudaranya itu, dan 'Abdurrahman diam. Mereka ceritakan kepada beliau bahwa Abdullah bin Sahal terbunuh. Lalu Rasulullah saw. bertanya kepada mereka, "Maukah kalian bersumpah lima puluh kali? Jika kalian mahu bersumpah, maka kalian berhak menuntut bela atas kematian saudara kalian." Jawab mereka, "Bagaimana mungkin kami bersumpah, sedangkan kami tidak menyaksikan terjadinya pembunuhan itu." Sabda Rasulullah saw., "Kalau begitu, orang Yahudi yang kalian curigai membunuh saudara kalian itu, bebas dari tuduhan kelian kalau dia

mahu bersumpah lima puluh kali." Jawab mereka, "Bagaimana mungkin kami dapat menerima sumpah orang kafir itu?" Melihat kondisi yang demikian itu, maka Rasulullah saw. memberikan diyatnya (tebusannya)."

1655. Dari seorang lelaki Ansbar, sahabat Rasulullah saw., katanya; "Rasulullah saw. pernah memperlakukan qasamah (sumpah atas tuduhan pembunuhan) seperti yang pernah terjadi pada masa jahiliyah. Beliau menetapkan putusannya itu antara orang-orang Anshar, iaitu pada kasus pembunuhan, yang mereka tuduhkan kepada orang Yahudi sebagai pelakunya."

1656. Dari Anas bin Malik r.a., katanya: "Orang-orang dari qabilah 'Urainah mendatangi Rasulullah saw. di Madinah. Setibanya di Madinah mereka sakit kerana udara Madinah tidak sesuai dengan kesihatan mereka. Maka bersabda Rasulullah saw. kepada mereka, "Jika kalian mahu, pergilah kepada unta-unta sedekah (unta zakat), lalu minum susu dan kencingnya." Apa yang dianjurkan Nabi saw. itu mereka laksanakan, sehingga mereka sihat kembali. Tetapi kemudian mereka serang penggembala-penggembala unta dan mereka bunuh. Sesudah itu mereka murtad dari agama Islam, lalu mereka rampas unta-unta Rasulullah saw. Peristiwa itu dilaporkan orang kepada Rasulullah saw., lalu beliau perintahkan supaya mengejar mereka sampai dapat. Setelah mereka dihadapkan kepada Rasulullah saw., beliau perintahkan supaya tangan dan kaki mereka dipotong, lalu mata mereka dicungkil, sesudah itu mereka dibiarkan diterik panas matahari sampai mereka mati."

1657. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah saw. menyuruh cukil mata mereka, kerana mereka telah mencukil mata para pengembala yang mereka bunuh."

1658. Dari Anas r.a., katanya: "Seorang lelaki Yahudi membunuh seorang sahaya perempuan dari golongan Anshar, kerana dia hendak merampas perhiasannya. Kemudian mayat sahaya itu dilemparkannya ke dalam sumur. Dia membunuh perempuan itu memukulnya dengan batu. Kemudian Yahudi itu ditangkap lalu dibawa kehadapan Rasulullah saw. Beliau memerintahkan supaya merejam orang itu sampai mati. Maka direjamlah dia sampai mati."

1659. Dari Anas bin Malik r.a., katanya: "Seorang gadis didapati kepalanya luka parah, bekas dibenturkan orang ke antara dua batu. Orang ramai bertanya kepadanya, "Siapa yang membuat kau begini? Si Fulan? Si Fulan?" Sampai akhirnya mereka menyebut nama seorang Yahudi, lalu dia memberi isyarat dengan kepalanya. Kemudian Yahudi itu ditangkap, dan dia mengakui perbuatannya. Rasulullah saw. memerintahkan supaya kepala Yahudi itu dipukul pula dengan batu."

1660. Dari 'Imran bin Hushain r.a., katanya: "Ya'la bin Munabbih (atau bin Ummayyah) berkelahi dengan seorang lelaki, lalu salah satu dari keduanya dapat menggigit tangan lawannya. Ketika yang kena gigit berusaha melepaskan tangannya dari gigitan, taring si penggigit tanggal satu. Kemudian keduanya mengadu kepada Rasulullah saw. Beliau bersabda, "Mengapa kamu menggigitnya seperti kuda jantan? Tidak ada diyat (ganti rugi) bagi gigimu itu."

1661. Dari Anas r.a., katanya: "Saudara perempuan Rubayy'i Ummu Haritsah melukai seseorang, lalu mereka mengadu kepada Nabi saw. Maka bersabda beliau, "Qishash! Qishash!" Tanya Ummu Rubayy'i, "Apakah dia harus di-qishash? Wallah (demi Allah)! Dia tidak perlu di-qishash kerana itu." Maka bersabda Nabi saw., "Subhanallah! Hai, Ummu Rubayy'i! Hukum qishash itu terdapat dalam Kitabullah!" Jawab Ummu Rubayy'i, "Tidak! Wallah! Dia tidak perlu diqishash kerana itu!" Dia sentiasa berkata begitu, sehingga akhirnya mereka menerima hukuman diyat (denda)." Maka bersabda Rasulullah saw., "Barangsiapa hamba Allah yang

bersumpah dengan menyebut nama Allah, tentu Allah membenarkannya."1662. Dari 'Abdullah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Tidak halal darah seorang muslim yang mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mengakui saya Rasulullah, melainkan dengan tiga perkara: (1) Seorang janda yang berzina, (2) Seorang pembunuh yang harus dibunuh, (3) Seorang yang keluar dari agamanya (Islam), lalu dia memisah dari jamaah muslimin."

1663. Dari 'Abdullah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Tidak ada suatu pembunuhan yang terjadi kerana aniaya, tetapi anak Adam yang pertama (Qabil) ikut bertanggung jawab, kerana dialah orang yang mula-mula melakukan pembunuhan."

1664. Dari 'Abdullah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Perkara yang mula-mula diadili antara umat manusia kelak di hari kiamat, ialah perkara penumpahan darah (pembunuhan)."

1665. Dari Abu Bakrah r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Sesungguhnya masa beredar, sama keadaannya ketika Allah Ta'ala menjadikan langit dan bumi. Iaitu setahun dua belas bulan. Empat di antaranya adalah bulan haram, di mana tiga di antaranya berturut-turut, iaitu: Dzul Qaidah, Dzul Hijah,dan Muharram. Sedangkan bulan Rajab, ialah bulan kaum Mudhar yang terletak antara dua bulan Jumadi dan Sya'ban. Kemudian beliau bertanya, "Sekarang bulan apa ini?" Jawab kami, "Allah dan Rasul-Nyalah yang lebih tahu." Beliau terdiam, sehingga kami menyangka kalau-kalau beliau akan menamainya dengan nama yang lain. Lalu beliau bertanya pula, "Bukankah bulan ini bulan Dzul Hijjah?" Jawab kami, "Betul!" Tanya beliau pula, "Negeri apa ini?" Jawab kami, "Allah dan Rasul-Nyalah yang lebih tahu." Beliau diam seketika, sehingga kami menyangka mungkin beliau akan memberinya nama dengan nama lain. Tanya beliau, "Bukankah negeri ini negeri (Haram)?" Jawab kami, "Betul!" Tanya beliau, "Hari apa ini?" Jawab kami, "Allah dan Rasul-Nya sajalah yang lebih tahu." Beliau diam seketika, sehingga kami menyangka kalau-kalau beliau akan memberinya nama lain. Lalu beliau bertanya pula, "Bukankah hari ini hari Nahar?" Jawab kami, "Betul, ya Rasulullah!" Sabda beliau, "Sesungguhnya darahmu, harta mu, dan kehormatanmu adalah haram (dilindungi) atas kamu, seperti haramnya hari ini, di negeri ini dan di bulan ini. Dan kamu semua akan menemui Tuhan mu kelak, lalu Dia akan menanya segala perbuatanmu. Kerana itu janganlah kamu kafir sepeninggal ku nanti, di mana sebagian kamu memotong leher yang lain. Perhatikan! Hendaklah yang hadir sekarang ini menyampaikan kepada yang tidak hadir. Mudah-mudahan orang yang disampaikan kepadanya amanatku ini lebih pandai mengamalkannya daripada yang mendengarkannya sendiri. Kemudian beliau bertanya, "Ketahuilah! Bukankan telah kusampaikan?"


Yüklə 3,73 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   83   84   85   86   87   88   89   90   ...   107




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin