Berkata Imam Ali bin Abi Thalib, semoga Allah meridhoinya: Tidak ada kebaikan dalam ibadah tanpa pengetahuan dan tidak baik pula dalam pengetahuan tanpa memahaminya



Yüklə 3,73 Mb.
səhifə93/107
tarix18.04.2018
ölçüsü3,73 Mb.
#48892
1   ...   89   90   91   92   93   94   95   96   ...   107

1815. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Siapa yang tidak mematuhi Imam dan memencil dari jama'ah, lalu dia mati, maka matinya seperti mati jahiliyah. Siapa yang mati terbunuh di bawah bendera kefanatikan, bermusuhan, dan berperang kerana fanatik kesukuan(kebangsaan), dia bukanlah umat ku. Dan siapa keluar dari umat ku lalu menyerang umat ku, membunuh orang-orang baik dan orang-orang jahat tanpa mempedulikan apakah dia orang mukmin atau tidak, dan tanpa mengindahkan janji yang telah dibuatnya, orang itu juga bukan umatku."

1816. Dari Ibnu 'Abbas r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Siapa melihat Amir (pembesar negeri) melakukan suatu tindakan yang tidak disukainya hendaklah dia bersabar, kerana siapa memisahkan diri dari jama'ah walaupun hanya sejengkal, lalu dia mati, maka matinya sama dengan mati jahiliyah."

1817. Dari 'Arfajah r.a., katanya dia mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Nanti akan terjadi bencana dan kekacauan. Maka siapa yang memecah belah persatuan umat ini penggallah dengan pedangmu, walaupun siapa dia."

1818. Dari 'Arfajah r.a., katanya dia mendengar Rasulullah bersabda: "Bila datang kepada mu seorang yang hendak mematahkan tongkatmu atau memecah belah persatuan kamu, padahal kamu bersatu di bawah satu pimpinan (yang baik), maka bunuhlah dia!"

1819. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Apabila dibai'at (diangkat) orang khalifah tandingan (sehingga terdapat dua khalifah), maka bunuhlah yang terakhir."

1820. Dari Ummu Salamah r.a., isteri Nabi saw., dari Nabi saw. sabdanya: "Kelak akan memerintah pembesar-pembesar yang kebijaksanaannya ada yang kamu kenal baik dan yang tidak baik. Maka siapa membenci yang tidak baik lepaslah dia dari dosa, bahkan siapa yang mengingkarinya (memprotes) selamatlah dia. Tetapi siapa yang rela bahkan mengikuti yang tidak baik, berdosalah dia." Para sahabat bertanya, "Bolehkah kita bunuh mereka?" Jawab Nabi saw., "Tidak! Selama mereka masih melakukan solat!"

1821. Dari 'Auf bin Malik r.a., dari Rasulullah saw., katanya: "Imam (pemimpin atau pembesar) yang terbaik ialah mereka yang mencintai mu dan kamu mencintai mereka; mereka mendoakan kamu dan kamu mendoakan mereka. Imam yang paling buruk (jahat) ialah yang kamu benci dan mereka membenci mu; kamu mengutuk mereka dan mereka mengutuk mu." Bertanya seseorang, "Ya, Rasulullah! Bolehkah kami menyingkirkannya dengan pedang?" Jawab Rasulullah saw., "Tidak, selama mereka masih solat bersama-sama kamu. Apabila kamu lihat suatu tindakan (kebijaksanaan) yang tidak baik dari pembesar mu, proteslah tindakannya, dan jangan lepas tangan untuk tidak taat (terhadap tindakannya yang baik)."

1822. Dari Jabir r.a. katanya: "Di hari pengukuhan perjanjian Hudaibiyah, kami semuanya berjumlah seribu empat ratus orang. Kami bai'at dengan Rasulullah saw., dan Umar memegang tangan Nabi saw. di bawah pohon Samurah. Kata Jabir, "Kami bai'at dengan Nabi saw. bahwa kami tidak akan lari dari perjuangan dan bukan untuk mati."

1823. Dari Mujasyi' bin Mas'ud As Sulami r.a., katanya: "Aku datang bersama saudara ku Abu Ma'bad kepada Rasulullah saw. sesudah penaklukan Makkah. Aku berkata kepada beliau, "Ya, Rasulullah! Bai'atlah dia untuk hijrah." Jawab Nabi saw., "Hijrah kependudukan sudah selesai." Tanya ku, "Lalu untuk apa dia harus dibai'at?" Jawab beliau, "Untuk Islam, Jihad, dan Kebajikan."

1824. Dari 'Aisyah r.a., katanya Rasulullah saw. ditanya orang mengenai hijrah. Maka bersabda Rasulullah saw., "Tidak ada lagi hijrah sesudah penaklukan Makkah. Yang ada ialah Jihad dan Niat yang shalih. Apabila kamu diperintahkan berjihad (berjuang atau berperang) maka patuhilah!"

1825. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya seorang Arab dusun bertanya kepada Rasulullah saw. mengenai hijrah. Jawab Nabi saw., "Sayang sekali, hijrah itu sangat berat. Adakah engkau mempunyai unta?" Jawab orang itu, "Ada!" Tanya, "Adakah engkau membayar zakatnya?" Jawab, "Ada!" Sabda Nabi saw., "Kalau begitu beramallah di negerimu, sesungguhnya Allah Ta'ala tidak akan mensia-siakan pahala amalmu sedikit jua pun."

1826. Dari 'Aisyah r.a., isteri Rasulullah saw., katanya: "Apabila para wanita yang beriman hijrah kepada Rasulullah saw., mereka selalu diuji sesuai dengan firman Allah 'Azza wa Jalla, "Wahai Nabi! Apabila datang kepada mu wanita-wanita yang beriman untuk mengadakan janji setia bahwa mereka tidak akan menyekutukan Allah dengan sesuatu apa jua pun, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, hingga akhir hayat, (Al Mumtahanah, 60 : 12). Kata 'Aisyah selanjutnya. "Siapa yang memegang teguh janji-janji tersebut dengan setia, bererti mereka lulus dari ujian. Dan apabila mereka telah mengikrarkan janji tersebut dengan ucapan mereka: Rasulullah menyuruh mereka pergi. Sabdanya, "Pergilah kalian! Aku telah membai'at kalian!" Kata 'Aisyah, "Demi Allah! Rasulullah saw. sekali-kali tidak memegang tangan seorang perempuan pun, sekali-kali tidak, selain hanya membai'at mereka dengan kata-kata."

1827. Dari 'Urwah r.a., bahwasanya Aisyah r.a., mengabarkan kepadanya tentang cara membai'at kaum wanita, katanya: "Rasulullah saw. tidak pernah memegang tangan seorang perempuan pun, sekali-kali tidak ketika membai'at mereka, beliau hanya membai'at dengan ucapan, lalu kaum wanita memberikan janjinya dengan ucapan pula. Sesudah itu beliau menyuruh mereka pergi, sabdanya, "Pergilah Anda, aku telah membai'at Anda semua!"1828. Dari 'Abdullah bin 'Umar r.a. katanya: "Kami melakukan bai'at dengan Rasulullah saw. untuk patuh dan setia. Lalu Nabi saw. bersabda, "Ucapkanlah!" Lalu aku berbai'at sesuai dengan kesanggupanku.

1829. Dari Ibnu 'Umar r.a. katanya: "Rasulullah saw. memeriksa ku ketika hendak berangkat perang Uhud. Ketika itu aku baru berusia empat belas tahun. Beliau tidak membolehkan pergi berperang. Ketika hendak

berangkat ke medan perang Khandaq, beliau memeriksa ku pula. Ketika itu aku telah berusia lima belas tahun dan beliau membolehkan ku ikut berperang." Kata Nafi', "Maka ku datangi 'Umar bin 'Abdul 'Am, - ketika itu dia telah menjadi Khalifah - lalu ku sampaikan kepadanya hadis tersebut. Katanya, "Sesungguhnya itu adalah batas antara usia kecil dan usia dewasa. Lalu dia tulis surat kepada seluruh pegawainya supaya mereka mewajibkan pelaksanaan tugas-tugas agama (mukallaf) bagi setiap anak yang telah mencapai usia lima belas tahun. Anak yang kurang dari usia tersebut menjadi tanggungan keluarganya."

1830. Dari 'Abdullah bin 'Umar r.a., dari Rasulullah saw., bahwasanya beliau melarang membawa mashhaf Qur'an ke daerah musuh, kerana beliau khuatir kalau-kalau nanti diambil musuh (lalu dirosak mereka keagungan dan kesuciannya)."

1831. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya: "Rasulullah saw. pernah mengadakan lumba (pacuan) kuda yang dikurung, dari Haifa sampai ke Tsaniyatul Wada' ( 5 atau 6 mil dari luar kota Madinah), dan lumba kuda yang tidak dikurung, dari Tsaniyah hingga Masjid Bani Zuraiq. Ibnu 'Umar sendiri turut dalam perlumbaan itu."

1832. Dari Jarir Ibnu 'Abdullah r.a., katanya: "Aku pernah melihat Rasulullah saw. mengusap-usap kening kuda dengan tangan beliau, lalu berkata, "Kuda yang diikat (disediakan untuk perang) dahinya membawa berkah hingga hari kiamat, berupa pahala dan rampasan."1833. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah saw. tidak menyukai kuda Syakal (kuda yang putih kaki kanan dan tangan kiri, atau putih tangan kanan dan kaki kirinya)."

1834. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Allah Ta'ala telah menjamin bagi orang yang pergi berperang fi sabilillah (untuk menegakkan agama Allah) dengan firman-Nya, "Siapa yang pergi jihad (berperang atau berjuang) hanya semata-mata untuk menegakkan atau membela agamaKu, dan kerana iman denganKu, serta percaya kepada RasulKu, maka Aku menjamin bahwa Aku akan memasukkannya ke syurga, atau mengembalikannya pulang ke rumahnya membawa kemenangan, berupa pahala dan harta rampasan. Demi Allah yang jiwa Muhammad berada dalam kuasa-Nya, tidak ada seorang pun yang terluka dalam perang fi sabilillah, melainkan dia akan datang kelak di hari kiamat dalam keadaan luka seperti semula. Warna darahnya merah, dan baunya harum seperti kasturi. Demi Allah yang jiwa Muhammad dalam kuasaNya, seandainya tidaklah akan menyulitkan bagi kaum muslimin, tidaklah aku sampai hati untuk membiarkan sebahagian mereka untuk tidak ikut berperang menegakkan agama Allah. Tetapi aku tidak beroleh kelapangan untuk menanggung biaya mereka, sedangkan mereka tidak pula mempunyai kelapangan, padahal mereka merasa kecewa tidak ikut berperang bersama ku. Demi Allah yang jiwa Muhammad berada dalam kuasaNya, sesungguhnya aku ingin sekali berperang fi sabilillah lalu aku tewas, kemudian aku berperang lagi, lalu tewas pula, kemudian aku berperang kembali lalu tewas pula."

1835. Dari Anas bin Malik r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Tidak satu pun orang yang telah mati, pada hal dia telah memperoleh pahala yang menggembirakan di sisi Allah, yang ingin kembali ke dunia sekalipun dunia dan seluruh isinya diberikan kepadanya, kecuali orang yang mati syahid. Orang mati syahid itu ingin kembali ke dunia, kerana dia ingin sekali lagi sebagai syuhada kerana dia telah melihat bagaimana mulianya mati syahid."1836. Dari Anas bin Malik r.a., dari Nabi saw. sabdanya: "Tidak satu pun orang yang telah masuk syurga ingin hendak kembali ke dunia, walaupun seluruh isi bumi ini diberikan kepadanya, kecuali orang-orang mati syahid. Orang yang mati syahid itu ingin kembali ke dunia, lalu dia tewas (syahid) di dunia sampai sepuluh kali, kerana dia telah menyaksikan bagaimana mulianya orang mati syahid."

1837. Dari Abu Hurairah r.a. katanya: "Ditanyakan orang kepada Nabi saw., amal apakah yang sebanding dengan jihad fi sabilillah?" Jawab Nabi saw., "Engkau tidak akan sanggup mengamalkannya!" Orang itu bertanya kembali sampai dua atau tiga kali, namun Nabi saw. tetap menjawab seperti itu. Terakhir beliau menjawab, "Perbandingan seorang mujahid fi sabilillah (pejuang yang menegakkan agama Allah) sebanding dengan orang yang puasa, mendirikan solat, patuh menjalankan ayat-ayat Allah, tidak berhenti puasa dan solat, sampai si mujahid pulang dari medan perjuangan."

1838. Dari Nu'man bin Basyir r.a., katanya: "Pada suatu ketika aku berada dekat mimbar Rasulullah saw. Lalu berkata seorang lelaki, "Aku tidak mementingkan suatu amal sesudah aku masuk Islam kecuali memberi minum orang-orang yang sedang melaksanakan ibadah haji." Berkata pula yang lain, "Aku tidak mementingkan suatu amal sesudah aku masuk Islam melainkan memakmurkan Masjidil Haram." Berkata pula yang lain, "Jihad fi sabilillah lebih utama dari semua yang kamu katakan itu." Lalu mereka ditegur oleh 'Umar, katanya, "Janganlah kalian meninggikan suara kalian dekat mimbar Rasulullah saw., bukankah sekarang hari Jumaat?" Tetapi setelah selesai solat Jumaat aku datang menemuinya minta fatwa tentang apa yang diperselisihkan mereka. Maka turunlah ayat: "Apakah orang-orang yang memberi minum kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil Haram kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad fi sabilillah?" (At Taubah, 9 : 19)

1839. Dari Anas bin Malik r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Jihad fi sabilillah (berjuang atau berperang menegakkan agama Allah) pagi dan petang lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya."1840. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Hai, Abu Sa'id! Siapa yang rela Allah menjadi Tuhannya, Muhammad menjadi Nabinya, dan Islam menjadi agamanya, dia wajib masuk syurga." Abu Sa'id kagum mendengar sabda Nabi saw. tersebut, lalu dia meminta supaya Nabi mengulang sabdanya itu. Maka diulang oleh beliau. Kemudian bersabda pula beliau, "Ada lagi yang lain. Iaitu seorang hamba dinaikkan darjatnya seratus darjat di syurga. Jarak antara dua darjat seperti jarak antara langit dan bumi." Tanya, "Apa itu, ya Rasulullah?" Jawab beliau. "Jihad fi sabilillah! Jihad fi sabilillah! (berjuang atau berperang menegakkan agama Allah!)"

1841. Dari Abu Qatadah r.a. katanya: "Pada suatu ketika Rasulullah saw. berdiri di hadapan para sahabat, lalu bersabda: "Sesungguhnya Jihad fi sabilillah serta iman kepada Allah, adalah amal yang paling utama." Maka berdiri seorang lelaki seraya bertanya, "Ya, Rasulullah! Bagaimana jika aku tewas dalam jihad fi sabilillah, hapuskah dosa-dosaku?" Jawab Rasulullah saw., "Hapus, jika engkau tewas, sedangkan engkau seorang yang sabar dan ikhlas kerana Allah, engkau tewas kerana maju bertempur tidak kerana lari dari pertempuran," Kemudian beliau bertanya, "Apa tanyamu tadi? Maka diulangnya pertanyaannya, "Bagaimana jika aku tewas dalam jihad fi sabilillah, hapuskah dosa-dosaku?" Jawab Rasulullah, "Ya, hapus, jika engkau seorang pejuang yang sabar, ikhlas kerana Allah semata-mata, tewas kerana maju bertempur, tidak kerana lari dari pertempuran. Kecuali yang tidak hapus ialah hutang. Begitulah kata Jibril kepada ku."

1842. Dari Abu Sa'id r.a., katanya seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw., "Siapakah manusia yang paling utama, ya, Rasulullah?" Jawab beliau, "Orang mukmin yang berjuang dengan diri dan hartanya fi sabilillah (untuk menegakkan agama Allah)." Tanya, "Kemudian siapa lagi?" Jawab Rasulullah saw., "Orang yang mengasingkan diri ke hutan-hutan untuk menyembah Tuhannya, supaya mereka terhindar dari kejahatan."

1843. Dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah saw. sabdanya: "Termasuk kehidupan yang terbaik, iaitu orang-orang yang menyiagakan hidupnya untuk jihad fi sabilillah (berjuang atau berperang untuk menegakkan agama Allah). Ia segera melompat ke punggung kuda tatkala mendengar trompet perang dan menunggu komando. Ia segera memacu kudanya ke medan perang mencari kematian (syahid) yang didambakannya. Atau seorang yang tinggal di puncak-puncak bukit dan di lembah-lembah, dengan hidup sederhana, ditegakkannya solat, dibayarnya zakat, disembahnya Tuhan terus menerus sampai meninggal, dan tidak pernah merugikan umat manusia, bahkan dia sentiasa berbuat kebajikan terhadap sesamanya."1844. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Allah Ta'ala tertawa (rela) kepada dua orang lelaki, di mana seorang di antaranya membunuh yang lain, lalu keduanya masuk syurga. Tanya para sahabat, "Bagaimana bisa begitu, ya Rasulullah?" Jawab beliau, "Lelaki yang terbunuh itu tewas dalam jihad fi sabilillah, maka dia itu mati syahid. Kemudian si pembunuh taubat kepada Allah Ta'ala, lalu Allah menerima taubatnya. Sesudah itu dia tewas pula dalam perang fi sabilillah, maka dia itu mati syahid."

1845. Dari Abu Mas'ud Al Anshari r.a., katanya: "Seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw. mempersembahkan seekor unta betina yang telah diberi kekang (siap pakai) seraya katanya, "Unta ini ku persembahkan untuk perjuangan fi sabilillah." Maka sabda Rasulullah saw., "Kelak di hari kiamat kamu akan memperoleh gantinya sebanyak tujuh ratus ekor unta yang telah diberi kekang pula."

1846. Dari Abu Mas'ud al Anshari r.a., katanya: "Seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw. lalu dia berkata, "Aku kehilangan unta kenderaanku, sudilah Anda menunjukkan ke mana perginya!" Jawab Rasulullah saw., "Aku tidak tahu ke mana dia!" Maka berkata seorang lelaki, "Aku dapat menunjukkan orang yang membawanya." Sabda Rasulullah saw., "Siapa menunjukkan suatu kebaikan, maka pahalanya sama dengan pahala membuatnya."

1847. Dari Anas bin Malik r.a., katanya: "Seorang pemuda dari suku Aslam berkata kepada Rasulullah saw.,

"Ya, Rasulullah! Sesungguhnya aku ingin hendak turut berperang tetapi aku tidak mempunyai perlengkapan." Sabda Nabi saw., "Datangilah si Fulan kerana dia telah berlengkap tetapi dia sakit." Maka datanglah pemuda itu kepada si Fulan lalu katanya, "Rasulullah saw. berkirim salam untuk anda dan menyuruh anda memberikan perlengkapan perang anda kepada ku." Kata si Fulan kepada isterinya. "Hai Fulanah! Berikan perlengkapan perangku kepada pemuda ini semuanya satu pun jangan ada yang ketinggalan. Demi Allah! Satu pun jangan ada yang ketinggalan! Allah Ta'ala akan memberi berkat kepada mu kerananya!"

1848. Dari Zaid bin Khalid Al Juhani r.a., dari Rasulullah saw. sabdanya: "Orang-orang yang bekerja menyiapkan perlengkapan perang fi sabilillah, bererti dia ikut berperang dan orang-orang yang mengurus keluarga yang ditinggalkan orang yang pergi perang bererti dia ikut berperang."

1849. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya: "Rasulullah saw. mengirim utusan kepada Bani Lahyan memerintahkan satu di antara dua lelaki supaya pergi berperang. Kemudian beliau bersabda, "Orang tinggal hendaklah menjaga dengan baik kesejahteraan/keamanan keluarga dan harta orang yang berangkat. Dia mendapat pahala seperdua pahala orang-orang yang pergi perang."1850. Dari Sulaiman bin Buraidah r.a., bapanya menceritakan bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Kehormatan isteri para pejuang, bagi orang-orang yang tidak turut berperang, sama dengan kehormatan ibu mereka sendiri. Apabila orang yang mengurus/menjaga keselamatan dan keamanan keluarga para pejuang mengkhianati mereka, dia akan diadili nanti di hari kiamat, lalu pahala amalnya diambil oleh orang yang dikhianatinya sesuka hatinya. Bagaimana tanggapanmu?"

1851. Dari Al Bara' r.a. katanya: "Sehubungan dengan turunnya ayat: "Tidak sama antara orang-orang mukmin yang duduk (tidak turut berperang) dengan orang-orang yang turut berperang fi sabilillah: lalu Rasulullah saw. memerintahkan Zaid bin Tsabit supaya menuliskan ayat tersebut. Zaid membawa sepotong tulang, lalu menulis ayat tersebut pada tulang itu. Tiba-tiba datang Ibnu Ummi Maktum mengadukan kesulitannya tidak dapat turut berperang kerana ia buta. Maka turunlah ayat: "Tidak sama antara orang-orang mukmin yang duduk (tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad (berperang) fi sabilillah."(An Nisa', 4 : 95).

1852. Dari Jabir r.a. katanya: "Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw., "Di mana tempatku, ya Rasulullah?" Jawab Nabi saw., "Di syurga!" Orang itu segera membuang kurma yang dipegangnya, kemudian maju bertempur sehingga dia tewas." Dalam hadis Suwaid dinyatakan bahwa peristiwa orang itu terjadi dalam perang Uhud.

1853. Dari Al Bara' r.a., katanya: "Seorang lelaki Bani Nabit dari kabilah Anshar datang kepada Nabi saw. lalu dia mengucapkan tasyahhud, Asyhadu an la ilaaha illallah wa annaka 'abduhu wa rasuluh (aku mengaku tidak ada Tuhan selain Allah, dan sesungguhnya Anda adalah hamba Allah dan Rasul-Nya), kemudian dia maju ke medan perang lalu bertempur sehingga dia tewas terbunuh. Maka bersabda Nabi saw., "Walaupun amalnya baru sedikit, tetapi pahalanya banyak."

1854. Dari Anas bin Malik r.a., katanya: "Rasulullah saw. menugaskan Busaisah memata-matai kekuatan dan gerak-geri pasukan Abu Sufyan. Ketika Busaisah datang melapor, di rumah tidak ada seorang pun selain aku dan Rasulullah saw. Mungkin kalau aku tidak tahu barangkali beliau mengistimewakan sebahagian isteri beliau (boleh mendengar berita rahsia). Lalu Busaisah menyampaikan laporannya. Kata Anas, kemudian Rasulullah keluar dan bersabda, "Kita berangkat sekarang untuk suatu tujuan. Siapa yang telah siap kenderaannya, berangkatlah bersama kami!" Seorang lelaki minta izin kepada beliau hendak mengambil kenderaannya di luar kota. Sabda beliau, "Tidak usah! Cukup orang-orang yang kenderaannya telah siap saja!" Maka berangkatlah Rasulullah saw. beserta para sahabatnya sehingga mereka lebih dahulu tiba di Badar daripada kaum musyrikin. Setelah kaum musyrikin tiba, Rasulullah saw. bersabda kepada para sahabat, "Kalian tidak boleh bertindak sebelum ada perintah daripadaku!" Setelah kaum musyrikin tambah dekat maka bersabda beliau, "Majulah kalian ke syurga, yang lebarnya selebar langit dan bumi!" Lalu bertanya 'Umair bin Humam Al Anshari, "Ya, Rasulullah! Syurga lebarnya selebar langit dan bumi?" Jawab beliau, "Ya!" Kata 'Umair, "Wah, wah!" Tanya Rasulullah saw., "Mengapa, wah..wah, katamu?" Jawab 'Umair, "Tidak, demi Allah, ya Rasulullah! Aku hanya berharap semoga aku menjadi penghuninya." Jawab Nabi saw., "Ya, sesungguhnya engkau jadi penghuninya!" Kemudian dikeluarkannya kurma dan kantong perbekalannya lalu dimakannya sebahagian. Sesudah itu dia berkata, "Seandainya aku masih hidup sampai kurmaku ini habis kumakan, sungguh lama sekali." Maka dilemparkannya kurmanya yang masih tersisa di tangannya, lalu dia maju bertempur melawan musuh sehingga dia tewas terbunuh."1855. Dari Abu Bakar bin Abdullah bin Qais r.a., dari bapanya, katanya dia mendengar bapanya bercerita, bahwa ketika bapanya sedang berhadapan dengan musuh, Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya pintu-pintu syurga berada di bawah naungan (kilatan) pedang." Lalu berdiri seorang lelaki sambil menangis, katanya: "Hai, Abu Musa! Apakah Anda pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda seperti itu?" Jawab Abu Musa, "Ada!" Orang itu pergi menemui kawan-kawannya seraya katanya, "Aku mengaturkan salam kepada Anda semua!" Kemudian dibukanya sarung pedangnya lalu dilemparkannya. Sesudah itu, dengan pedang terhunus dia pergi menyerbu musuh, memukul tewas dengan pedangnya, setiap musuh yang ditemuinya sehingga akhirnya dia sendiri tewas pula terbunuh sebagai syahid."

1856. Dari Anas bin Malik r.a. katanya: "Serombongan orang datang kepada Nabi saw. lalu mereka berkata, "Kirimlah bersama kami beberapa orang guru untuk mengajar Qur'an dan Sunnah kepada kami." Maka dikirim beliau kepada mereka tujuh puluh orang lelaki dari golongan Anshar. Mereka disebut Al Qurra' (ahli-ahli baca), semuanya menjauhi segala yang haram, dan siang hari mereka bekerja mengangkut air ke masjid untuk keperluan orang-orang yang hendak bersuci, atau mereka pergi mencari kayu api, lalu mereka jual. Dengan hasil penjualannya mereka membeli makanan, dan mereka berikan kepada Ahlus Shuffah dan orang-orang fakir. Mereka itulah yang dikirim Nabi saw. kepada mereka. Di tengah jalan, sebelum mereka sampai ke tempat yang dituju, mereka diserang oleh orang-orang tersebut dan semuanya tewas terbunuh. Mereka mendoa', "Wahai Allah! Sampaikanlah kepada Nabi kami berita mengenai mushibah yang menimpa kami, bahwa kami telah menunaikan tugas yang diperintahkannya kepada kami, dan semoga beliau meredhai kami."1857. Dari Abu Musa Al Asy'ari r.a., katanya: "Seorang lelaki Arab dusun mendatangi Nabi saw. lalu dia berkata: "Ya, Rasulullah! Ada orang berperang untuk mendapatkan harta rampasan. Ada pula supaya dia terkenal sebagai pahlawan. Dan ada pula supaya kedudukannya dihormati. Siapakah sebenarnya yang berperang fi Sabilillah?" Jawab Rasulullah saw., "Iaitu orang yang berperang menegakkan kalimah Allah setinggi-tingginya. Itulah yang disebut Fi Sabilillah."

1858. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Rasulullah saw. ditanya tentang orang-orang yang berperang kerana hendak memperlihatkan keberaniannya, berperang kerana hendak membela kesukuannya, dan berperang kerana ingin dipuji. Maka manakah yang disebut fi sabilillah?" Jawab Rasulullah saw., "Iaitu orang yang berperang menegakkan kalimah (agama) Allah setinggi-tingginya. Itulah yang disebut fi sabilillah." 1859. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Natil (bin Odis Al Hazami), seorang penduduk Syam, bertanya kepadanya, "Wahai, Tuan Guru! Ajarkanlah kepada kami hadis yang Anda dengar dari Rasulullah saw." Jawab Abu Humirah, "Baik! Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Orang yang pertama-tama diadili kelak di hari kiamat, ialah orang mati syahid. Orang itu dihadapkan ke pengadilan, lalu diingatkan kepadanya nikmat-nikmat yang telah diperolehnya, maka dia mengakuinya. Tanya, "Apakah yang engkau perbuat dengan nikmat itu?" Jawab, "Aku berperang untuk agama Allah sehingga aku mati syahid." Firman Allah, "Engkau dusta! Sesungguhnya engkau berperang supaya dikatakan gagah berani. Dan gelar itu telah engkau peroleh." Kemudian dia disuruh seret dengan muka telungkup lalu dilemparkan ke neraka. Kemudian dihadapkan pula orang 'alim yang belajar dan mengajarkan ilmunya serta membaca Al Qur'an. Dihadapkannya kepadanya nikmat yang telah diperolehnya, semua diakuinya. Tanya, "Apa yang engkau perbuat dengan nikmat itu?" Jawab, "Aku belajar, mengajar, dan membaca Qur'an kerana Engkau." Firman Allah, "Engkau dusta! Sesungguhnya engkau belajar dan mengajar supaya disebut orang Alim, dan engkau membaca Al Qur'an supaya dikatakan sebagai Qari (ahli baca). Semua itu telah dipanggilkan orang kepada mu." Kemudian dia disuruh seret dengan muka menghadap ke tanah lalu di lemparkan ke neraka. Sesudah itu dihadap pula orang yang diberi kekayaan oleh Allah dengan berbagai macam harta. Semua kekayaannya dihadapkan kepadanya lalu diingatkan segala nikmat yang telah diperolehnya, ia pun mengakui. Tanya, "Apa yang telah engkau perbuat dengan harta sebanyak itu?" Jawab, "Setiap bidang yang Engkau sukai tidak ada yang kutinggalkan, melainkan aku sumbang semuanya kerana Engkau." Firman Allah, "Engkau dusta! Sesungguhnya engkau melakukan semuanya itu supaya engkau disebut orang yang pemurah, dan gelar itu telah engkau peroleh." Kemudian dia disuruh seret dengan muka menghadap ke tanah lalu dilemparkan ke neraka.


Yüklə 3,73 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   89   90   91   92   93   94   95   96   ...   107




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin