Catatan seputar kasus "klerufikasi" di mailing-list unhas-ml



Yüklə 2 Mb.
səhifə7/16
tarix27.10.2017
ölçüsü2 Mb.
#16152
1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   ...   16
Saya sempat berdiskusi dengan Dekan Ekonomi sebelum rapat, mengingat angka-angka tertinggi ujian dikuasai oleh Bontang.Karena alasan itu Dekan Ekonomi meminta ada keterwakilan daerah. Kemudian timbul pertanyaan bagaimana kalau dari daerah tersebut hanya ada angka 3 misalnya. Semua setuju coret terutama untuk eksakta dan ekonomi. Dari FIS misalnya, menerima semua ... ada istilah ... ambe mua mi...... termasuk yang ditolak pada pilihan I.
Pada penentuan nama yang diterima, jumlah sumbangan tak dibahas. Hanya saat itu ada pernyataan Dekan FK untuk "memainkan" beberapa calon (mungkin bercanda). Pada wawancara, tim selalu mengingatkan bahwa Unhas memang butuh dana pembangunan dan mengharapkan mereka yang mau dapat membantu. Tetapi kami juga mengingatkan bahwa walaupun mereka menyumbang besar, tidak ada kepastian diterima karena penerimaan tetap berpatokan pada sistem nilai rapor, UAS dan test. Penilaian jumlah sumbangan hanya diperhitungkan pada mereka yang punya nilai sama, kecuali bagi mereka yang berasal dari daerah terpencil. Daerah terpencilpun tak semuanya tidak memikirkan sumbangan. Salah satu kabupaten di perbatasan Timor Timur misalnya, sejak awal bupati mereka sudah menganggarkan pada APBD sumbangan 10 juta per calon yang diterima di FK, siapapun dia. Padahal di tempat itu fax, hanya ada di Telkom.
Putri dari Kepala PLN Kendari (alumni Teknik) yang kemenakan mantan PDII Teknik misalnya. Ibunya mengatakan bahwa ybs, sudah dari "Kartini", sejak awal saya himbau untuk mendaftar ke fakultas lain selain FK karena nilai mk. ilmu pastinya rata-rata 4. Ibunya ngotot, justru karena rendah maka dia memilih kemitraan. Hal yang sama bagi calon yang di bawa beberapa teman aktifis dan pejabat, lengkap dengan jumlah sumbangan, bahkan tak sedikit yang siap 100 hingga 200 juta. Daerah-daerah yang kena kuotapun ada yang membuat sedih. Mereka pintar, sumbangan banyak tetapi harus mengalah pada daerah lain yang terpencil yang angkanya lebih rendah dan tidak menyumbang.
Saya tak tahu mengapa ada kesimpulan topik kemitraan dihindari untuk dibahas. Kami berusaha menerima dan memperbaiki semua kritikan, termasuk kekeliruan karena dana kemitraan tahun lalu sempat singgah di Rek. PRIV, walaupun cuma 1 minggu.

Agar tidak simpang siur, senang sekali bila pertanyaan-pertanyaan mengenai kemitraan langsung ditanyakan ke tim kami agar tidak mendapatkan berita yang belum tentu benar.


Wass,

Triyatni


----- Original Message -----

From: Didi R.

To: unhas-ml@yahoogroups.com

Sent: Monday, October 20, 2003 8:18 AM

Subject: Re: [unhas-ml] Re: KLARIFIKASI

Salam,


Kebetulan Ibu Tri memberikan 'klarifikasi' beberapa hal yang menyangkut

'perilaku unhas', saya sendiri ingin sekali memperoleh klarifikasi cerita

berikut ini. Sebagai orang unhas, saya risi juga mendengarnya. Yang saya

maksud adalah soal penerimaan mhs kemitraan FK. Cerita ini saya dengar

langsung dari salah seorang orang tua mhs yang anaknya akan diterima melalui

proses kemitraan tahun 2003 yang lalu. Orang ini adalah alumni fak. teknik

Unhas, mantan aktivis (katanya).
Menurut dia, 'tarif resmi' masuk kemitraan FK adalah 45 jt (sorry kalau saya

salah, saya tidak ingat juga apakah 40 - 45 jt? Pokoknya sekitar itulah...).

Tapi sebelum pengumuman resmi dikeluarkan, orang tua atau wali dari calon

mhs dipanggil oleh tim penerimaan, dan 'diminta memberikan tambahan uang'.

Karena mereka menduga besarnya uang tambahan ini akan berhubungan erat

dengan kemungkinan diterima atau tidaknya calon mhs, orang tua calon mhs

'pada umumnya' memberikan tambahan sehingga total pembayaran menjadi sekitar

60 - 75 juta.


Pak Mahmud (sebagai ketua PS) mungkin bisa menambahkan 'apakah dana resmi

yang diterima FK hanya sesuai tarif resmi (45 jt per orang) atau total dana

ril yang diterima.
Maaf, saya bukan ingin 'memperkeruh suasana', tapi saya betul-betul risi

juga kalau mendengar 'kejelekan Unhas' di luaran.


Didi

PS: Setelah saya perhatikan, soal kemitraan merupakan topik yang

kelihatannya 'dihindari' didiskusikan di milis ini. Kenapa ya?

Yahoo! Groups Sponsor


Mau stop berlangganan? Mudah saja:

Kirim e-mail kosong ke alamat:

unhas-ml-unsubscribe@yahoogroups.com

Klik:


http://groups.yahoogroups.com/group/unhas-ml/messages/
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.

[Non-text portions of this message have been removed]


________________________________________________________________________

________________________________________________________________________
Message: 2

Date: Mon, 20 Oct 2003 05:47:06 -0000

From: "rhiza_sadjad"

Subject: Re: KLARIFIKASI


Ibu Triyatni yth.,
Terimakasih atas "klarifikasi"-nya, walau pun

sebetulnya bagi saya tidak jelas apanya dari

posting saya (Re: Visitasi DUE Like) yang

diklarifikasi oleh posting ibu Triyatni.

Saya sama sekali tidak bicara masalah

program kemitraan, kok.....


Saya juga hampir tidak pernah berhubungan

secara pribadi dengan PR IV, sehingga jelas

TIDAK ADA masalah pribadi saya dengan PR IV.

Semua masalah saya dengan PR IV adalah masalah

institusional, menyangkut kelembagaan. Tidak

ada masalah pribadi.


Ada satu hal dari "klarifikasi" ibu Triyatni

yang sangat informatif, yaitu mengenai "kebaikan"

PR IV meminjamkan uang pribadinya untuk

keperluan operasional kantor UNHAS. Nah, ini

lumayan bisa jadi bahan obrolan. Jadi kalo'

nanti orang cerita-cerita lagi tentang PR IV

begini-begitu, saya bisa "counter" sedikit,

ah, menurut ibu Triyatni PR IV itu walau pun

perilakunya buruk menurut orang-orang, tapi

baik-hati kok, buktinya uang pribadinya dia

pinjamkan untuk UNHAS.
By the way, ibu Tri, saya ada beberapa pertanyaan

"retorik" yang boleh ibu tanggapi atau tidak,

terserah, namanya juga pertanyaan "retorik":

1. Dengan semua kebaikan PR IV sebagaimana yang

ibu ketahui dan ceritakan, apakah dia jadi

berhak untuk berperilaku semena-mena seperti

yang diceritakan dan dipergunjingkan banyak

orang? (Anehnya cuma ibu Triyatni yang

cerita kebaikannya, sedangkan keburukannya

banyak sekali orang ceritakan .....).

2. Apakah ibu Triyatni tidak malu hati punya

teman dipergunjingkan begitu buruknya oleh

banyak orang? Saya saja yang hanya warga

UNHAS biasa, merasa risi, malu dan prihatin

PR IV diomongkan berperilaku demikian,

karena PR IV 'kan salah satu unsur pimpinan

UNHAS. Orang (terutama yang dari luar) kalo'

bicarakan PR IV UNHAS seperti seolah-olah semua

orang UNHAS berperilaku begitu....., 'kan nggak

enak kedengarannya.

Itu saja dulu, bu, sekali lagi terimakasih atas

perhatiannya. Setidak-tidaknya ada ji satu orang

yang bicara baik-baik tentang PR IV, yaitu ibu

Triyatni. Makanya nama ibu saya sebut-sebut,

supaya ada "pembela"-nya juga, sehingga nantinya

kesimpulan dari diskusi di mailing-list ini

tentang PR IV bisa "berimbang", misalnya:

iya tauwwa, walau pun PR IV punya banyak

perilaku buruk, tapi ada tong baiknya misalnya

suka meminjamkan uang pribadi ke UNHAS, lalu

ada juga kebaikannya yang lain, yaitu tidak

korupsi, tidak kolusi dengan kontraktor,

tidak nepotisme, .......misalnya, tokh?

Atau bisa juga dibahasakan sebaliknya, misalnya:

banyak tauwwa kebaikannya PR IV untuk UNHAS,

tapi perilakunya yang suka membuat citra

UNHAS buruk itu sungguh memang tong keterlaluan....
Jadi obrolan bisa lebih seimbang, tidak seperti

sekarang, betul-betul yang saya dengar tentang

PR IV di mana-mana cuma jelek-jeleknya saja....

Wassalam, Rhiza

rhiza@unhas.ac.id

http://www.unhas.ac.id/~rhiza/

________________________________________________________________________

________________________________________________________________________


Message: 3

Date: Mon, 20 Oct 2003 14:17:52 +0800

From: TRIYATNI

Subject: Re: Re: KLARIFIKASI


Saya mengklarifikasi soal setoran 30% yang bapak ungkap di email sebelumnya yang seolah-olah diminta PRIV. Karena tak jelas proyek atau hal lain, maka saya menjelaskan dua-duanya, proyek dan sistem anggaran anggaran Unhas, serta siapa yang punya kewenangan membelanjakan uang Unhas. Saya menjelaskan ini semua, karena saya kebetulan terlibat di dalamnya.
Saya tidak punya kompetensi untuk menilai baik buruknya seseorang, apalagi sekedar berdasarkan gunjingan. Sekali lagi saya tidak dalam kepentingan membuat klarifikasi berdasarkan suka atau tidak suka, karena saya tidak terbiasa dengan budaya itu. Saya membuat klarifikasi berdasarkan fakta bukan sekedar pembelaan karena PRIV bos atau teman saya. Yang lain, saya bukan penganut faham suara mayoritas adalah suara kebenaran. Bukan cuma di Unhas, melainkan dimanapun saya berada.
Wass,

Triyatni


----- Original Message -----

From: rhiza_sadjad

To: unhas-ml@yahoogroups.com

Sent: Monday, October 20, 2003 1:47 PM

Subject: [unhas-ml] Re: KLARIFIKASI

Ibu Triyatni yth.,


Terimakasih atas "klarifikasi"-nya, walau pun

sebetulnya bagi saya tidak jelas apanya dari

posting saya (Re: Visitasi DUE Like) yang

diklarifikasi oleh posting ibu Triyatni.

Saya sama sekali tidak bicara masalah

program kemitraan, kok.....


Saya juga hampir tidak pernah berhubungan

secara pribadi dengan PR IV, sehingga jelas

TIDAK ADA masalah pribadi saya dengan PR IV.

Semua masalah saya dengan PR IV adalah masalah

institusional, menyangkut kelembagaan. Tidak

ada masalah pribadi.


Ada satu hal dari "klarifikasi" ibu Triyatni

yang sangat informatif, yaitu mengenai "kebaikan"

PR IV meminjamkan uang pribadinya untuk

keperluan operasional kantor UNHAS. Nah, ini

lumayan bisa jadi bahan obrolan. Jadi kalo'

nanti orang cerita-cerita lagi tentang PR IV

begini-begitu, saya bisa "counter" sedikit,

ah, menurut ibu Triyatni PR IV itu walau pun

perilakunya buruk menurut orang-orang, tapi

baik-hati kok, buktinya uang pribadinya dia

pinjamkan untuk UNHAS.
By the way, ibu Tri, saya ada beberapa pertanyaan

"retorik" yang boleh ibu tanggapi atau tidak,

terserah, namanya juga pertanyaan "retorik":

1. Dengan semua kebaikan PR IV sebagaimana yang

ibu ketahui dan ceritakan, apakah dia jadi

berhak untuk berperilaku semena-mena seperti

yang diceritakan dan dipergunjingkan banyak

orang? (Anehnya cuma ibu Triyatni yang

cerita kebaikannya, sedangkan keburukannya

banyak sekali orang ceritakan .....).

2. Apakah ibu Triyatni tidak malu hati punya

teman dipergunjingkan begitu buruknya oleh

banyak orang? Saya saja yang hanya warga

UNHAS biasa, merasa risi, malu dan prihatin

PR IV diomongkan berperilaku demikian,

karena PR IV 'kan salah satu unsur pimpinan

UNHAS. Orang (terutama yang dari luar) kalo'

bicarakan PR IV UNHAS seperti seolah-olah semua

orang UNHAS berperilaku begitu....., 'kan nggak

enak kedengarannya.

Itu saja dulu, bu, sekali lagi terimakasih atas

perhatiannya. Setidak-tidaknya ada ji satu orang

yang bicara baik-baik tentang PR IV, yaitu ibu

Triyatni. Makanya nama ibu saya sebut-sebut,

supaya ada "pembela"-nya juga, sehingga nantinya

kesimpulan dari diskusi di mailing-list ini

tentang PR IV bisa "berimbang", misalnya:

iya tauwwa, walau pun PR IV punya banyak

perilaku buruk, tapi ada tong baiknya misalnya

suka meminjamkan uang pribadi ke UNHAS, lalu

ada juga kebaikannya yang lain, yaitu tidak

korupsi, tidak kolusi dengan kontraktor,

tidak nepotisme, .......misalnya, tokh?

Atau bisa juga dibahasakan sebaliknya, misalnya:

banyak tauwwa kebaikannya PR IV untuk UNHAS,

tapi perilakunya yang suka membuat citra

UNHAS buruk itu sungguh memang tong keterlaluan....
Jadi obrolan bisa lebih seimbang, tidak seperti

sekarang, betul-betul yang saya dengar tentang

PR IV di mana-mana cuma jelek-jeleknya saja....

Wassalam, Rhiza

rhiza@unhas.ac.id

http://www.unhas.ac.id/~rhiza/


Yahoo! Groups Sponsor

ADVERTISEMENT


Mau stop berlangganan? Mudah saja:

Kirim e-mail kosong ke alamat:

unhas-ml-unsubscribe@yahoogroups.com

Klik:

http://groups.yahoogroups.com/group/unhas-ml/messages/


Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.

[Non-text portions of this message have been removed]


________________________________________________________________________

________________________________________________________________________
Message: 4

Date: Mon, 20 Oct 2003 22:33:02 +0800

From: Mahmud Ghaznawie

Subject: Re: Re: KLARIFIKASI


Pak Didi, ini saya beri data yang saya peroleh dari PD II. Dia mendapatkan

data ini dari PR II. Apakah angka-angkanya sama dengan catatan PR IV ataupun

data yang diperoleh BEM FK, saya ngga tahu. BEM FK hebat lho... dia juga

mengadakan 'investigasi' dengan menanyai masing-masing mahasiswa yang masuk

lewat jalur kemitraan. Bu Tri boleh mencocokkan apakah data ini sama atau

tidak. Kalau ada perbedaan, silahkan disampaikan, supaya bener-bener

transparan dan kita terhindar dari fitnah.
Mahasiswa yang MASUK UNHAS untuk belajar di FK melalui jalur kemitraan

berjumlah 45 (44 di PS Kedokteran, 1 di PS Ners). Dana yang diterima dari

kemitraan Rp1.785.000.000, sedang sumbangan yang masuk menurut catatan PR II

berjumlah Rp777.000.000,- Diantara mahasiswa tersebut ada yang membayar

'tabungan' SPP, a Rp13.000.000,-, jumlah total 'tabungan' Rp570.500.000,-.

Pengertian 'tabungan' sebaiknya bu Triyatni saja yang mengulasnya.


Nah, kini giliran PR IV atau bu Triyatni yang mengklarifikasi apakah angka

777.000.000,- itu sesuai dengan catatan mereka. Sekalian untuk klarifikasi

rumor yang mengatakan angka di PR II ngga sama dengan yang di PR IV. Oh iya,

yang punya catatan berapa sumbangan masing-masing individu mahasiswa yang

belajar di FK adalah bu Triyatni (PR IV) dan BEM FK. Pimpinan FK ngga punya.

Saya ngga tahu apakah PR II punya catatan tsb atau tidak.


Wassalam,
Mahmud Ghaznawie

----- Original Message -----

From: "Didi R."

To:

Sent: Monday, October 20, 2003 8:18 AM

Subject: Re: [unhas-ml] Re: KLARIFIKASI

> Salam,

> Kebetulan Ibu Tri memberikan 'klarifikasi' beberapa hal yang menyangkut

> 'perilaku unhas', saya sendiri ingin sekali memperoleh klarifikasi cerita

> berikut ini. Sebagai orang unhas, saya risi juga mendengarnya. Yang saya

> maksud adalah soal penerimaan mhs kemitraan FK. Cerita ini saya dengar

> langsung dari salah seorang orang tua mhs yang anaknya akan diterima

melalui

> proses kemitraan tahun 2003 yang lalu. Orang ini adalah alumni fak.



teknik

> Unhas, mantan aktivis (katanya).

>

> Menurut dia, 'tarif resmi' masuk kemitraan FK adalah 45 jt (sorry kalau



saya

> salah, saya tidak ingat juga apakah 40 - 45 jt? Pokoknya sekitar

itulah...).

> Tapi sebelum pengumuman resmi dikeluarkan, orang tua atau wali dari calon

> mhs dipanggil oleh tim penerimaan, dan 'diminta memberikan tambahan uang'.

> Karena mereka menduga besarnya uang tambahan ini akan berhubungan erat

> dengan kemungkinan diterima atau tidaknya calon mhs, orang tua calon mhs

> 'pada umumnya' memberikan tambahan sehingga total pembayaran menjadi

sekitar

> 60 - 75 juta.



>

> Pak Mahmud (sebagai ketua PS) mungkin bisa menambahkan 'apakah dana resmi

> yang diterima FK hanya sesuai tarif resmi (45 jt per orang) atau total

dana


> ril yang diterima.

>

> Maaf, saya bukan ingin 'memperkeruh suasana', tapi saya betul-betul risi



> juga kalau mendengar 'kejelekan Unhas' di luaran.

>

> Didi



> PS: Setelah saya perhatikan, soal kemitraan merupakan topik yang

> kelihatannya 'dihindari' didiskusikan di milis ini. Kenapa ya?

>

>

>



> Mau stop berlangganan? Mudah saja:

> Kirim e-mail kosong ke alamat:

> unhas-ml-unsubscribe@yahoogroups.com

> Klik:


> http://groups.yahoogroups.com/group/unhas-ml/messages/

>

> Your use of Yahoo! Groups is subject to http://docs.yahoo.com/info/terms/



>

>

________________________________________________________________________



________________________________________________________________________
Message: 5

Date: Mon, 20 Oct 2003 20:52:14 +0200

From: "LH-TUDelft"

Subject: Re: Re: KLARIFIKASI


Rekan-rekan di mailis Unhas;
Saya senang kalau anda semua tidak ragu untuk membuka semua data yang memang

harus diketahui oleh 'stakeholder' (para dosen adalah salah satu unsur dari

'stakeholder', selain orang tua mhs, pemerintah dan masyarakat lokal, dst,

kan?). Ini contoh suatu kemajuan dan dampak dari tulisan-tulisan di mailis

ini.
Hanya saya rasa kalau Ibu Triyatni, pak Mahmud, dsb yang langsung menulis

sendiri di sini, berarti menambah beban pekerjaan (untuk menulis ini) bagi

bapak dan ibu. Sebaiknya di masa yang akan datang, sudah ada satu orang

khusus di timnya ibu Triyatni, di timnya PR IV atau di timnya pak Mahmud

(FK) yang selalu siap dengan data untuk dikomunikasikan. Tentu saja data

yang untuk publik tidak usah terlalu teknis dan detail, hanya berupa

'summary' saja. Mungkin tahun depan atau 10 tahun lagi, kita akan terbiasa

melihat dan membandingkan kinerja PR-PR, Fakultas atu jurusan dari data-data

semacam.
Saran di atas juga bertujuan untuk menghindari jangan sampai ada yang

'kepleset' menulis. Maklum menulis spontan itu kadang-kadang lebih besar

kadar emosionalnya daripada kadar rasionalnya.
Salam dari Loeky Haryanto

To: unhas-ml@yahoogroups.com

Subject: [unhas-ml] Digest Number 1171

------------------------ Yahoo! Groups Sponsor ---------------------~-->

Buy Ink Cartridges or Refill Kits for your HP, Epson, Canon or Lexmark

Printer at MyInks.com. Free s/h on orders $50 or more to the US & Canada.

http://www.c1tracking.com/l.asp?cid=5511

http://us.click.yahoo.com/mOAaAA/3exGAA/qnsNAA/IYOolB/TM

---------------------------------------------------------------------~->
Mau stop berlangganan? Mudah saja:

Kirim e-mail kosong ke alamat:

unhas-ml-unsubscribe@yahoogroups.com

Klik:


http://groups.yahoogroups.com/group/unhas-ml/messages/

------------------------------------------------------------------------


There are 14 messages in this issue.
Topics in this digest:
1. sosok si penjual aset bangsa

From: "M. Furqaan Naiem"

2. Re: Re: KLARIFIKASI

From: "karaengta"

3. Re: Re: KLARIFIKASI

From: TRIYATNI

4. Tegangan PLN 400 Volt !!!!!

From: Tahir Ali

5. Re: KLARIFIKASI

From: "Triyatni"

6. dirimu is the best

From: aziz nur

7. Re: Re: KLARIFIKASI

From: "Mahmud Ghaznawie"

8. Re: Tegangan PLN 400 Volt !!!!!

From: "Didi R."

9. Ketemu didarat ..

From: "Rafiuddin Syam"

10. Re: Tegangan PLN 400 Volt !!!!!

From: Albert Lambe

11. Re: Tegangan PLN 400 Volt !!!!!

From: "LH-TUDelft"

12. Re: Tegangan PLN 400 Volt !!!!!

From: Jamsir Sabara

13. Re: Re: KLARIFIKASI

From: "LH-TUDelft"

14. Re: Ketemu didarat ..

From: "Mahmud Ghaznawie"

________________________________________________________________________

________________________________________________________________________


Message: 1

Date: Tue, 21 Oct 2003 12:37:56 +1000 (EST)

From: "M. Furqaan Naiem"

Subject: sosok si penjual aset bangsa


Assalamu 'alaikum wr wb
Dari tetangga, kalau tak berkenan, mohon maaf. Apa betul?
Wassalam,
M. Furqaan Naiem
Dari Agustan wrote:
>http://groups.yahoo.com/group/LAKSAMANA_WATCH/message/2

>

>INI DIA SOSOK SI PENJUAL ASET BANGSA, LAKSAMANA SUKARDI: MUSUH KAUM



>PEKERJA!!!

>

>



>Siapakah sesungguhnya Laksamana Sukardi, pria necis dengan gaya hidup

>kelas atas yang selalu bicara tentang good corporate governance, nasib

>bangsa, pemerintahan yang bersih, tapi, diam-diam justru menjadi koruptor

>ganas, agen konglomerat orde baru, antek kekuatan asing, dan pengkhianat

>bangsa? Informasi berikut memberikan gambaran utuh tentang siapa

>sesunggguhnya si penjual aset bangsa itu.

>

>Heboh isu penjualan aset bangsa tak bisa dipisahkan dari sebuah



>sosok 'paling berkuasa' di negeri ini: Laksamana Sukardi, Menteri Negara

>(Menneg) BUMN. Di tangan pria parlente kelahiran 1 Oktober 1956 itu, aset

>negara sekitar Rp 1.600 triliun yang ada di BUMN dan Badan Penyehatan

>Perbankan Nasional (BPPN) dipertaruhkan.

>

>Maklum, Laksamana tak hanya dipercaya untuk mengelola BUMN, perusahaan



>negara dengan nilai aset sekitar Rp 800 triliun, melainkan juga BPPN,

>sebuah badan yang dibentuk pemerintah untuk menyehatkan perbankan dan

>merestrukturisasi utang perusahaan agar bisa kembali beroperasi,

>menggerakkan roda ekonomi, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menyerap

>tenaga kerja.

>

>Namun, di tangan Laksamana, pengelolaan aset negara tak



>memberikan manfaat yang memadai kepada bangsa dan negara. Di tangan mantan

>bankir piaraan sejumlah konglomerat itu, Kementerian BUMN menjadi

>instansi legal yang menjarah aset bangsa untuk keperluan kelompok

>tertentu, lokal maupun asing. Di tangan pria ambisius yang pernah dipecat

>Presiden Abdurachman Wahid dari jabatan Menneg Investasi dan Pemberdayaan

>BUMN dengan alasan KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) itu, privitasasi

>BUMN dimencengkan menjadi penjualan aset bangsa dengan harga murah dan

>sarat KKN.

>

>Karena tabiat Laksamana seperti itulah masyarakat kini



>mengkhawatirkan nasib Pertamina (Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas

>Negara) yang sejak 17 September 2003 berstatus PT (Persero). Apalagi

>bersamaan dengan status baru, Laksamana diangkat menjadi preskom (presiden

>komisaris) BUMN dengan aset Rp 65 triliun itu.

>

>Maka, dengan menjadi preskom Pertamina, Laksamana berperan


Yüklə 2 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   ...   16




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin