Bondan A.S
Kamis, 27 September 2007, saya berniat mengurangi kapasitas memori yang khusus digunakan untuk menyimpan lagu-lagu dengan cara burning CD, ketimbang dihapus dengan percuma. Karena tidak memiliki baik CD RW maupun DVD RW, maka hal yang terbesit dalam pikiran saya pada saat itu adalah meminjam Combo DVD + CD RW kepada seorang teman karib dimana ia merupakan teman sekampung saya di Solo yang juga kuliah di salah satu perguruan tinggi di Jogja. Saya pun kemudian mendatangi tempat dimana ia berada. Pada saat saya menyampaikan keinginan saya, ia langsung menyetujuinya. Akan tetapi, keinginan saya tidak berhenti sampai situ. Saya juga berkeinginan untuk meminjam hard disknya sekalian dengan harapan saya dapat menginstal beberapa program dan file penting darinya mengingat ia tidak akan memakainya selama kurang lebih dua hari dikarenakan pulang ke Solo. Setelah berunding beberapa saat, dia pun akhirnya menyetujui keinginan saya tersebut. Dari kasus ini, saya melihat bahwa goal dan demand saya sama yaitu dapat meminjam Combo DVD + CD RW dan hard disk milik teman, sedangkan limit saya ialah dapat meminjam Combo DVD + CD RW saja.
***
Muh. Insan C. Pratama 20692
“Tragedi Telur Asin”
Saya sedang terburu-buru untuk masuk ke kelas Polpem Australia, karena saya sudah terlambat saya tancap gas sedikit ngebut sekitar 60 km/jam di daerah selokan mataram.
Tiba-tiba ada seorang bapak yang ingin menyebrang jalan dan tiba-tiba muncul dari arah tikungan, dan akhirnya tidak bisa dihindari tabrakan terjadi dan saya berguling-guling dan motor saya terjatuh. Motor saya pecah bannya dan motor bapak tsb rusak roda dan telur asin yang menjadi dagangannya pecah 80 persen. Saya sangat marah dan sadar bahwa saya perlu menyatakan ‘stance’.
Motor saya biarkan tergeletak dan saya datang ke bapak tersebut dan menggertak. Beberapa warga lokal turun dan memarahi saya dengan asumsi bahwa saya adalah mahasiswa, anak muda yang terkenal dengan cara berkendara ugal-ugalan. Kondisi ini tentu tidak menguntungkan bagi saya karena akan melemahkan posisi tawar saya padahal saya berada di jalur yang benar dan bapak tersebut adalah pihak yang menyebrang jalan tanpa berhati-hati melihat kondisi sekitar.
Pertama saya lakukan adalah menyingkirkan pihak-pihak yang tidak berkepentingan yaitu dengan menyatakan bahwa bapak-bapak warga disekitar itu tidak mempunyai urusan apapun dengan kejadian tersebut, sengaja dengan nada tinggi supaya bapak2 tsb marah dan meninggalkan kami. Saya berhasil mengusir bapak-bapak warga lokal tersebut. Sehingga kami, penjual telur asin dan saya bisa berunding dengan leluasa.
Bapak telur asin menyalahkan saya karena saya mengebut dan saya menyalahkan bapak tersebut karena menyebrang jalan tanpa memperhatikan kendaraan yang datang. Saya menyatakan bahwa tidak ada aturan yang membatasi kecepatan berkendara namun memotong jalan seseorang adalah perbuatan yang lebih berbahaya berapapun kecepatan kendaraan lain, mengebut ataupun tidak. Saya kemudian menyadari bahwa bapak telur asin tersebut tidak mempunyai SIM dan saya mempunyai peluang untuk memojokkan bapak tersebut. Kebetulan ada polisi yang lewat dan minta untuk menjadi penengah sekaligus untuk menilang bapak tersebut. Saya juga menekan bapak tersebut dgn berkata bahwa jikapun hal ini diselesaikan di pengadilan posisi bapa telur asin akan lemah karena tidak punya SIM dan sejak awal tidak berhak ada di jalan raya. Polisi lalu mengatakan hanya bisa menjadi fasilitator untuk menyelesaikan secara kekeluargaan sedangkan putusan hukum hanya bisa diputuskan oleh pengadilan.
Akhirnya karena juga disebabkan kasihan bahwa bagaimanapun saya telah turut berpartisipasi dalam menghambat bapak tersebut menafkahi keluarganya dan takut kena azab ilahi, saya menawarkan untuk memperbaiki kerusakan masing2 dan ban bekas saya yang pecah dan perlu diganti boleh dimiliki oleh bapak tersebut untuk dijual kembali dan saya akan membeli separuh dagangan telur asin yang pecah yaitu 70 butir. Jadilah keluarga kami berpesta Telur Asin.
***
Rochmy H.Akbar
Libur kuliah semakin dekat saja dan tentunya saatnya aku untuk kembali ke habitatku pada hari Jum’at malam ini.Namun ada kerikil yang menyandung rencana mudikku.Libur kursus bahasa Jepang yang sangat tidak ramah bagiku menjadi penghalang mudik.Penyebabnya adalah temanku yang meminta kursus dilanjutkan yaitu pada Jum’at malam tanggal 5 Oktober, 6 Oktober, 8 Oktober,dan 9 Oktober) Sementara itu Guruku hanya ho-oh saja toh mereka berdua tidak mudik dan keluarga besar mereka berada di Jogja.Ku tatap mata temanku sepuluh detik saja dan Hei..aku mengajaknya bicara.Kesan pertama ketika pembicaraan dimulai yang terlihat adalah dia tetap ingin les tanggal tersebut dan alasannyajuga tiga pertemuan itu hanya membahas satu bab saja(bab14) toh kata dia saya bisa belajar sendiri sebab punya banyak referensi dan pernah belajar waktu SMA sedangkan dia belum pernah sama sekali dan hendak menghadapi Noryuku shiken(TOEFLnya Jepang) di bulan Desember.Wah sangat keras kepala juga dan tidak kooperatif.Terdiam selama 5 menit aku mulai berbicara hal-hal diluar pembicaraan seperti memuji anting mawar temanku yang cocok banget buat dia(padahal norak sih!) dan kemarin aku membeli dua buku baru tentang asas-asas Katakana dan Partikel Jepang.Aku tatap lagi matanya dan dia mulai sedikit kooperatif.Dia hanya meminta 2 hari saja atau dengan kata lain hanya tangal 6 dan 7 saja.Aku cukup apresiatif dengan kekooperatifannya dan sebagai konsesinya aku pinjamkan satu buku baru yang belum aku baca yaitu Asas-asas Katakana.Dia setuju dengan tawaranku.Sebenarnya juga aku menuntut untuk tidak ada kursus sama sekali.Kucoba sekali lagi dan kutawarkan kedua bukuku dipinjam selama 2 minggu(hitung-hitung buat membantu dia belajar).Hasilnya sayang sekali dia menghapus satu hari saja untuk satu buku jadi tersisa satu hari saja.Aku pikir sekali lagi daripada harus kehilangan 3hari lebih baik 2 hari saja toh juga pendahuluan bab 14 saya bisa belajar sendiri dari catatan waktu SMA dulu.Sepulang dari kursus saya menjadi sedikit pusing sebab telah memuji anting mawarnya.
Notes:
Saya menggunakan strategi Exchanging conssesion.Terlihat saya menawarkan dua buku saya dan teman beranting mawar itu menawarkan penghapusan hari.Sedangkan mengenai Demand,Goal,dan Limit kedua belah pihak adalah:
Demandku : Penghapusan seluruh hari
Demand temanku : Tiga hari itu (5,6,dan8 Oktober)harus ada kegiatan belajar.
Goalku : 2 hari tidak ada les.
Goal temanku :2 hari ada les
Limit ku : 3 hari ada les
Limit temanku: 1 hari saja lesnya.
Jelas sekali bargaining ragenya positif sebab saling bersinggungan kedua goal kami.
***
Bintar Abdillah Pambudi Luhur
Subjek 1 : Diri saya
Subjek 2 : Teman saya, Kevinder
Subjek 3 : Teman saya, Tomo
Objektif : Berangkat ke kampus
Pada suatu siang di hari senin, saya, Kevinder, dan Tomo sedang berada di dalam rumah kontrakan yang berada di daerah Bangirejo. Saat itu jam menunjukkan waktu dua belas lewat sepuluh menit. Kevinder dan Tomo ingin segera berangkat ke kampus karena memiliki kegiatan masing-masing. Tomo harus segera pergi ke kampus karena ada kuliah sedangkan Kevinder harus mengadakan pembicaraan mengenai koordinasi pembagian jaket angkatan.
Awalnya Kevinder mengajak saya untuk segera berangkat ke kampus menggunakan sepeda motornya sedangkan Tomo berangkat dengan menggunakan bus. Namun karena saya tidak ingin buru-buru pergi ke kampus (saya baru ada kuliah pada jam dua lewat) dan Tomo harus segera ke kampus karena ada kuliah, maka akhirnya sayalah yang tinggal terakhir di rumah kontrakan dan berangkat ke kampus menggunakan bus.
***
R Bagus Andika Priyo S W
Negosiasi ini berlangsung baru tadi sore. Saya ada janji sama teman-teman buat main dan kumpul-kumpul pas buka puasa. Pada saat yang sama tiba-tiba pacar saya (baru jadian nich…masih masa hanimun) yang centilnya minta ampun dan galak meminta saya untuk menemaninya membeli tiket pesawat untuk kakaknya. Saya merasa sangat bingung karena pada saat yang sama saya harus memenuhi ajakan teman teman untuk kongkow sama-sama sedangkan pacar saya suka ngambek kalau keinginannya tidak dituruti. Akhirnya saya memutuskan untuk melakukan negosiasi dengan pacar saya demand saya adalah saya bisa berbuka puasa dan berkumpul dengan teman-teman sedangkan dia menginginkan tiket pesawat bisa didapatkannya pada hari itu juga.
Akhirnya saya menawarkan win win solution yaitu saya mau mengantarkan dia membeli tiket pesawat, asalkan berangkatnya lebih awal sehingga saya bisa berkumpul dengan teman-teman dan dia menyetujuinya. Akhirnya saya pergi mengantarkan dia membeli tiket pada jam empat dengan harapan sebelum buka puasa saya sudah kembali. Tetapi pada akhirnya harapan tinggal harapan karena tiket pesawat sudah full booking sehingga saya harus mengantarkannya membeli tiket kereta di stasiun Tugu yang belakangan ketahuan kalau sudah habis juga. Akhirnya kami mendapatkan tiket bus dan itupun baru pada jam 8 malam.
Dalam negosiasi ini saya sebenarnya merasa dua-duanya menang karena seharusnya demand masing masing dapat tercapai, hanya saja kenyataannya berkata lain sehingga saya tidak mendapatkan demand saya yaitu, berbuka puasa dengan teman-teman saya.
***
Kevinder
negosiasi kali ini berlangsung kurang lebih 1 jam yang lalu dimana saya dan akbar bernegosiasi mengenai masalah jaket angkatan.Masalah dimulai pada waktu pembagian jaket tersebut,masih banyak sekali teman-teman yang tidak puas terhadap barang dan jasa yang diberikan oleh si produsen jaket.Masalah ukuran,keterlambatan dalam pengiriman dan salah membordir nama menjadi masalah utama (sehingga membuat beberapa teman saya tidak mendapat jaket yang harusnya mereka sudah memesan jaket tersebut.Sebelum saya menemui si produsen jaket ini,saya terlebih dahulu membuat kertas komplain jaket yang berisikan tentang komplain teman-teman HI UGM 2006,dan kurang lebih 45 orang menulis dalam komplain ini.Akhirnya,saya menemui si produsen jaket ini dan kamipun bernegosiasi berusaha menemukan jalan tengah.Pertanyaan besar saya adalah "Mengapa jaket yang sudah memakan waktu begitu lama,namun hasilnya tidak memuaskan konsumen (teman-teman HI UGM 2006)?".Akhirnya setelah kurang lebih 20-25 menit bernegosiasi (ada time pressure disini karena saya dilain waktu harus mengerjakan tugas afrika dan mengirimkan nl ini,juga akbar yang kebetulan sudah ada janji dengan temannya) sehingga negosiasi berlangsung singkat dan padat.Hasil yang diperoleh antara lain adalah si produsen jaket akan memperbaiki nama di jaket dan ukuran jaket yang dimana masih banyak teman-teman yang mendapat ukuran jaket,tidak sesuai dengan ukuran yang mereka peroleh,dan kemungkinan besar pun juga akan mendapat kompensasi harga yang cukup signifikan.Peran good cop disini yang diperankan oleh saya sendiri bertujuan untuk menyediakan yang terbaik bagi teman-teman untuk bisa mendapat jaket angkatan.Bad cop dari negosiasi ini tak lain adalah si produsen jaket dimana,ia terlambat dalam memberikan jaket tersebut dan masih terdapat banyak kesalahan dalam jaket tersebut.
Dostları ilə paylaş: |