Diktat kuliah


Teknik Pengutipan atau Cara Merujuk



Yüklə 0,7 Mb.
səhifə12/15
tarix26.07.2018
ölçüsü0,7 Mb.
#59536
1   ...   7   8   9   10   11   12   13   14   15

Teknik Pengutipan atau Cara Merujuk

Secara garis besar ada dua cara pengutipan yang dilakukan dalam penulisan karya tulis ilmiah, baik dalam bentuk buku maupun bentuk lain yang dipublikasikan di majalah ilmiah, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.

Kutipan langsung ialah kutipan yang diambil dari pendapat seseorang, para ahli, pakar, pengarang, dan sebagainya, secara langsung (apa adanya) baik mengenai kata maupun kalimatnya tanpa menambah dan mengurangi sedikitpun. Sumbernya bisa berupa teks maupun hasil wawancara.

Kutipan langsung dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yakni kutipan langsung pendek dan kutipan langsung panjang.



    1. Kutipan langsung pendek adalah kutipan langsung yang kurang dari lima baris. Cara penulisannya adalah dengan menggabungkannya dengan teks utama dan ditulis 2 (dua) spasi, di antara dua tanda kutip (“), kemudian diikuti dengan nomor footnote

Contoh:

Dalam hal belajar, Soebronto menjelaskan “ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar anak”.1

Seperti yang telah dituturkan oleh Bapak Maksum selaku kepala SMP Islam ketika diwawancarai oleh peneliti, “terus terang [muatan lokal materi keagamaan] tidak ada kaitannya dengan ketrampilan kerja, karena memang sejak awal anak-anak dipersiapkan untuk terjun di masyarakat bukan dipersiapkan untuk kerja.”.8


    1. Kutipan langsung panjang adalah kutipan langsung yang terdiri dari lima baris atau lebih. Cara penulisannya adalah dipisah dari teks utama dengan jarak 2 (dua) spasi dari teks sebelum dan setelah kutipan, kutipan ditulis 1 (satu) spasi, masuk 1,2 cm dari batas kiri paragraf, cetak tegak, tanpa dimulai dan diakhiri dengan tanda petik (“), kemudian diikuti dengan nomor footnote.

Contoh:

Pengelolaan sekolah menurut Sallis, sebagaimana yang dikutip oleh Samani:

Sekolah seyogianya difahami sebagai unit layanan jasa pendidikan dan bukan sebagai kepanjangan birokrasi pemerintah. Sebagai unit layanan jasa, maka keberhasilan sekolah harus diukur dari “kepuasan” kliennya, yaitu siswa dan orang tua. Bahwa kepuasan klien berkorelasi dengan kualitas produk/layanan memang benar, tetapi mutu produk/layanan itu akan sangat relatif tergantung karakteristik klien. Klien dengan karakteristik berbeda akan memerlukan kualitas layanan yang berbeda pula.3

Farid, selaku pengurus OSIS, ketika dimintai tanggapan mengenai pelajaran agama yang dijadikan sebagai muatan lokal, mengatakan sebagai berikut:

Sebenarnya pada dasarnya kami senang dengan pelajaran agama, sebab di kampung kami kalau tidak bisa mengikuti kegiatan keagamaan menjadi asing dan terpencil dari pergaulan. Cuma kami merasakan pelajaran agama yang diajarkan itu belum pas dengan kebiasaan yang ada di kampung kami dan lagi cara mengajarnya, guru kurang menarik perhatian pada siswa.9

Untuk naskah berbahasa Arab, kutipan langsung dimasukkan dalam bodi teks, meskipun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi diberi tanda petik (“) di awal dan di akhir kutipan, kemudian diikuti dengan nomor footnotel



Catatan:

Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang dihilangkan, maka kata-kata yang dihilangkan tersebut diganti dengan 3 (tiga) titik.



Contoh:

Menurut Roziqi, “semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah … diharapkan tahun 2005/2006 nanti sudah memberlakukan Kurikulum Berbasis Kompetensi secara menyeluruh.”4

Apabila yang dihilangkan adalah kalimat, maka kalimat yang dihilangkan tersebut diganti dengan 4 (empat) titik.

Contoh:

Ricklefs mengatakan dalam bukunya, “Dapat dipastikan bahwa Islam sudah ada di Negara bahari Asia Tenggara sejak awal zaman Islam …. Setidaknya pada abad IX sudah ada ribuan pedagang muslim di Kanton. Kontak-kontak antara Cina dan dunia Islam itu terpelihara terutama lewat jalur laut melalui perairan Indonesia.4



Kutipan tidak langsung ialah kutipan yang diambil penulis dari pendapat seseorang, para ahli, pakar, pengarang, dan sebagainya dengan hanya mengutip ide dasarnya, sehingga yang dimasukkan dalam teks tersebut adalah bahasa penulis sendiri. Kutipan tidak langsung, baik pendek maupun panjang, penulisannya dijadikan satu dengan bodi teks. Kutipan tidak langsung ini ditulis dengan menggunakan spasi ganda (2 spasi) dengan menyebutkan nama orang yang dikutip pada awal kutipan dan di akhir kutipan diberi nomor footnote.

Contoh:

Ada tiga sifat penting pendidikan yang saling terkait satu sama lain, sebagaimana yang dikemukakan oleh Sukmadinata, bahwa pendidikan mengandung nilai dan memberikan pertimbangan nilai, pendidikan diarahkan pada kehidupan dalam masyarakat dan pelaksanaan pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat tempat pendidikan itu berlangsung.6

Menurut Suciati, suatu kegiatan instruksional di perguruan tinggi dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu hasil belajar berupa perubahan tingkah laku mahasiswa. Tanpa adanya tujuan instruksional yang jelas, pengajaran akan menjadi tidak jelas arahnya. Oleh karena itu, pemahaman terhadap taksonomi hasil belajar menjadi sangat penting bagi para dosen. Dengan pemahaman ini, dosen akan dapat menentukan dengan lebih jelas dan tegas mengenai tujuan mata kuliah yang diasuhnya, bahkan tujuan setiap materi atau pokok bahasan yang disampaikan setiap kali tatap muka.7


    1. Teknik Penulisan Catatan Kaki (footnote)

Catatan kaki (footnote) adalah teknik penulisan yang berfungsi untuk menandai identitas sumber data atau kutipan yang ditulis di bawah bodi teks. Selain itu, footnote juga dapat digunakan untuk memberikan keterangan tambahan tentang suatu subyek atau persoalan yang tidak mungkin dijelaskan dalam bodi teks namun masih sangat berkaitan dengan persoalan yang dibahas. Penjelasan seperti itu harus ditempatkan pada footnote, karena jika dituliskan dalam bodi teks akan mengganggu alur pembahasan.

Di samping catatan kaki, terdapat dua teknik penulisan lain, yaitu catatan akhir (endnote) catatan tengah (innote/meddlenote). Pada prinsipnya catatan kaki dan catatan akhir tidak berbeda, kecuali hanya pada letaknya. Catatan kaki terletak di bagian bawah bodi teks, sedangkan catatan akhir terletak pada bagian belakang. Catatan tengah (innote) adalah catatan yang diletakkan langsung di akhir tulisan (masuk dalam bodi teks). Dibandingkan dengan catatan akhir, catatan kaki lebih praktis, sebab pembaca bisa langsung mengetahui identitas sumber yang disebutkan dalam halaman yang sama dengan kutipan. Karena itu karya ilmiah cenderung lebih banyak menggunakan model catatan kaki dibandingkan dengan dua model yang lain.

Ketentuan yang harus dipenuhi dalam menuliskan identitas sebuah buku yang dijadikan sebagai sumber rujukan adalah sebagai berikut; nama penulis harus ditulis seperti susunan nama aslinya (tidak mendahulukan nama akhir/last name) dan tidak menyebutkan gelar yang dimiliki, koma, judul buku yang ditulis dengan cetak miring, kurung buka, tempat penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbitan, kurung tutup, koma, nomor halaman dan titik.

Contoh:

1Mitsuo Nakamura, The Crescent Arises over the Banyan Tree: A Study of the Muhammadiyah Movement in a Central Javanese Town (Yogyakarta: Gajahmada University Press, 1983), 45.

2Oemar Seno Adji, Peradilan Bebas Negara Hukum (Jakarta: Erlangga, 1985), 60.

Jika rujukan terdiri dari beberapa jilid atau juz, maka setelah tanda kurung tutup diikuti koma, juz/jilid (ditulis dengan menggunakan angka Romawi besar), titik dua, halaman, titik.



Contoh:

1al-Nawawi, al-Majmū’ Sharh al-Muhadhdhab (t.tp.: al-Maktabah al-Salafiyah, 1950), V: 34.

3Jalal al-Dīn al-Suyūtī, al-Durr al-Mantsūr fi Tafsīr al-Ma’thūr (Beirut: Dār al-Ma’rifah, 1965), V:89

Jika catatan kaki langsung mengikuti catatan kaki sebelumnya (tidak diselingi dengan catatan kaki dari sumber lain), maka ditulis kata Ibid (ditulis tegak), diikuti titik, koma, nomor halaman dan tanda titik jikan nomor halamannya berbeda dengan kutipan sebelumnya. Jika nomor halaman sama dengan sebelumnya maka cukup ditulis Ibid diikuti tanda titik.



Contoh:

1Mitsuo Nakamura, The Crescent Arises over the Banyan Tree: A Study of the Muhammadiyah Movement in a Central Javanese Town (Yogyakarta: Gajahmada University Press, 1983), 45.

2Ibid., 32.

3Ibid.

Namun jika catatan kaki dari sumber yang sama tersebut diselingi dengan catatan kaki dari sumber lain, maka yang disebutkan adalah nama akhir penulis (last name), koma, beberapa kata dari judul buku, titik, koma, nomor halaman buku dan titik.



Contoh:

1Mitsuo Nakamura, The Crescent Arises over the Banyan Tree: A Study of the Muhammadiyah Movement in a Central Javanese Town (Yogyakarta: Gajahmada University Press, 1983), 45.

2Oemar Seno Adji, Peradilan Bebas Negara Hukum (Jakarta: Erlangga, 1985), 60.

3Montgomery Watt, Islamic Theology and Philosophy (Edinburg: Edinburg University Press, 1963), 67.

4Nakamura, The Crescent Arises., 46.

5Adji, Peradilan., 60.

Jika seorang penulis memiliki dua karya tulis atau lebih dan disebutkan untuk yang pertama kali secara berurutan dalam satu nomor catatan kaki, maka nama penulis tersebut diganti dengan kata idem. Titik koma ditulis untuk memisahkan antara kata idem dengan kata atau angka yang menjadi bagian dari identitas sumber sebelumnya.



Contoh:

1Howard M. Federspiel, The Persatuan Islam: Islamic Reform iin Twentieth Century Indonesia (Ithaca, New York: Cornell University Modern Indonesia Project, 1970), 109; Idem, Popular Indonesia Literature of the Qur’an (Ithaca, New York: Cornell University Modern Indonesia Project, 1994), 142.

2M. Yahya Harahap, Tujuan Kompilasi Hukum Islam (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990), 45; Idem, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama (Jakarta: Pustaka Kartini, 1990), 89.

Catatan kaki untuk artikel sebuah jurnal ditulis sebagai berikut: nama penulis artikel, koma, tanda kutip buka, judul artikel (dicetak tegak), tanda kutip tutup, koma, nama jurnal (dicetak miring), nomor edisi jurnal, kurung buka, bulan (kalau ada) dan tahun penerbitan, kurung tutup, koma, nomor halaman dan titik.



Contoh:

1George Makdisi, “The Hanbali School and Sufisme”, Humaniora Islamica, 2 (Janjuari, 1974), 61.

2Wael B. Hallaq, “A Tenth-Eleventh Century Treatise on Juridical Dialectic”, Muslim World, 77 (1987), 197-228.

Catatan kaki untuk artikel yang ditulis dalam sebuah buku ditulis sebagai berikut: nama penulis artikel, koma, tanda kutip buka, judul artikel (ditulis tegak), tanda kutip tutup, koma, teks “dalam”, judul buku (dicetak miring), koma, teks “ed.”, nama editor, kurung buka, tempat penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbitan, kurung tutup, koma, nomor halaman dan titik. Demikian juga catatan kaki dari ensiklopedi ditulis sama dengan artikel, dengan menghilangkan kata “dalam”.



Contoh:

1Abdus Subhan, “Social and Religious Reform Movementh in the 19th Century among the Muslims”, dalam Social and Religious Movementh, ed. S. P. Sen (Calcutta: Institute of Historical Studies, 1979), 485.

1A. J. Wensinck, “Kufr”, The First Encyclopaedia of Islam, ed. M. Th. Houstma, et. Al. (Leiden: E. J. Brill, 1987), VII: 234.

Jika catatan kaki dari artikel yang sama kemudian diselingi dengan catatan kaki dari sumber lain, maka yang disebutkan adalah nama akhir penulis (last name), koma, tanda kutip buka, beberapa kata dari judul artikel, tanda kutip tutup, koma, nomor halaman buku dan titik. Demikian juga jika penulis memiliki dua karya tulis artikel atau lebih dan disebutkan untuk yang pertama kali secara berurutan dalam satu nomor catatan kaki, maka nama penulis tersebut diganti dengan kata idem.

Catatan kaki untuk karya terjemahan ditulis sebagai berikut: penulis buku asli, koma, judul (dalam bahasa terjemahan), koma, “terj”, titik, nama penerjemah, tanda kurung buka, tempat penerbit, titik dua, nama penerbit, tahun terbitan, tanda kurung tutup, koma, halaman, titik.

Contoh:

1C. Snouck Hurgronje, Islam di Hindia Belanda, terj. S. Gunawan (Jakarta: Bhatara Aksara, 1983), 45.

Jika sebuah buku ditulis, diedit atau diterjemahkan oleh dua orang, maka dua nama tersebut harus disebutkan semua. Namun jika jumlah penulis, editor atau penterjemahnya tiga orang atau lebih, maka hanya nama penulis, editor atau penterjemah pertama yang disebutkan diikuti dengan kata “et. al.” (artinya dengan orang lain)



1Fazlur Rahman, “Revival and Reform in Islam”, dalam The Cambridge History of Islam, ed. P.M. Holt, et. al. (Cambridge: Cambridge University Press, 1970), Vol. 2, 632-638.

1Widjaja, et. al., Hukum tentang Perlindungan Konsumen (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000), 20.

Catatan kaki untuk tesis magister atau disertasi doktor yang tidak diterbitkan ditulis sebagai berikut: nama penulis tesis atau disertasi, koma, tanda kutip buka, judul tesis atau disertasi (ditulis tegak), tanda kutip tutup, kurung buka, kata “Tesis MA” atau “Disertasi Doktor”, koma, nama perguruan tinggi, tempat perguruan tinggi, koma, tahun penulisan tesis atau disertasi, kurung tutup, koma, nomor halaman dan titik.



Contoh:

1Bisri Afandi, “Shaikh Ahmad Al-Shurkati: His Role in Al-Irshad Movement” (Tesis MA, McGill University, Montreal, 1976), 34.

2Nurcholish Madjid, “Ibn Taymiyya on Kalam and Falsafah: A Problem of Reasons and Revelation in Islam” (Disertasi Doktor, Chicago University, Chicago, 1984), 45.

Jika unsur dalam identitas sumber data ada yang tidak jelas atau hilang, maka harus dicantumkan tanda kehilangannya, yaitu dengan menuliskan teks t.tp. (tanpa tempat penerbit), t.p. (tanpa [nama] penerbit), dan t.t. (tanpa [tahun] penerbitan). Jika salah satu unsur dalam identitas tersebut diragukan karena tidak ditulis dengan jelas maka diberi tanda “?” (tanda tanya).



contoh:

1al-Nawāwī, al-Majmū’ Sharh al-Muhadhdhab, (t.tp.: al-Maktabah al-Salafiyah, 1950), V: 34.

2H. A R. Gibb, Modern Trends in Islam (Chicago: t.p., 1947), 67.

3M. Hatta, “Politik Sintesa,” Aliran Islam (Februari, 194?), 45.

4S.D. Gotein, Studies in Islamic History and Institutions (Leiden: E.J. Brill, t.t.), 34.

Catatan kaki untuk ayat al-Qur’an ditulis sebagai berikut: teks “QS” (singkatan al-Qur’an Surat), titik, nama surat, tanda kurung buka, nomor surat, tanda kurung tutup, tanda titik dua, nomor ayat dan titik.



Contoh:

1QS. Al Baqarah (2): 34; Ali Imran (3): 4.

Catatan kaki untuk Hadits ditulis dengan cara menempatkan nomor catatan kaki pada akhir matan Hadits, tanpa menyebutkan periwayatnya (rawāhu), tetapi catatan kaki ditulis dengan menyebutkan nama penulis kitab (mukharrij, seperti al-Bukhari, Muslim, an-Nasa’i, dll.), koma, judul kitab, kurung buka, kota penerbit, titik dua, penerbit, koma, tahun, kurung tutup, koma, jilid, titik dua, halaman, dan titik.



Contoh:

1Al-Bukhārī, Şahīh al-Bukhārī (Beirut: Dār al-Fikr, 1981), II: 217.

Catatan kaki untuk internet/website ditulis sebagai berikut: nama penulis artikel (jika ada), koma, judul artikel di antara dua tanda kutip, koma, nama website (dicetak miring), koma, alamat website, koma, tanggal, bulan, dan tahun terbit (jika ada) dan tanggal akses.



Contoh:

1Kuntowijoyo, “Islamisasi Javaisme”, Republika on line, http://www.republika.co.id, 18 April 1998, diakses tanggal 2 Mei 1998.

2”Bila Istana Bersuasana Pesantren”, Republika on line, http://www.republika.co.id/9910/31/2934.htm, diakses tanggal 31 Oktober 1999.

Catatan kaki untuk hasil wawancara ditulis sebagai berikut: nama tokoh, koma, jabatan/kedudukan/pekerjaan, koma, tempat, koma, dan tanggal pelaksanaan wawancara.



Contoh:

1Budi Setiono, Staf KMI Pondok Pesantren Darul Ma’rifah, Kediri, 24 September 2002

Catatan kaki untuk hasil observasi ditulis sebagai berikut: teks “Observasi”, koma, lokasi atau tempat dilaksanakannya observasi, koma, tanggal pelaksanaan observasi, titik.



Contoh:

1Observasi, di kampus STAIN Kediri, 18 Juli 2007.

Catatan kaki untuk artikel yang ditulis dalam bentuk CD-ROM, ditulis sebagai berikut: nama penulis, koma, judul artikel ditulis di antara dua tanda kutip, koma, judul CD yang ditulis miring, koma, “vol” (jika ada), kurung buka, “CD-ROM”, titik dua, judul CD, koma, “Digital”, koma, tahun, kurung tutup, koma, halaman, titik.



Contoh:

1Krashen, S., et. al., “Age, Rate and Eventual Attainment in Second Language Acquisition”, TESOL Quarterly, vol. 13 (CD-ROM:TESOL Quarterly, Digital, 1998), 573-82.

Catatan kaki untuk artikel yang dimuat dalam majalah atau koran ditulis sebagai berikut: nama penulis, koma, judul artikel yang ditulis di antara dua tanda kutip, koma, nama majalah atau koran ditulis miring, koma, tanggal, bulan, dan tahun (jika ada), nomor halaman dan titik. Jika nama penulis tidak ada maka catatan kaki ditulis tanpa menyebutkan nama penulis.



Contoh:

1Gardner, H., “Do Babies Sing a Universal Song?”, Psychology Today, 70-77.

2”Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri”, Jawa Pos, 22 April 2005, 6.

Catatan kaki untuk dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa penulis dan lembaga, ditulis sebagai berikut; judul atau nama dokumen dicetak miring, koma, kota (tempat yang menjadi ibukota pemerintah pemilik dokumen), titik dua, penerbit, tahun terbit, dan titik.



Contoh:

1Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Armas Duta Jaya,2004.

Catatan kaki untuk dokumen suatu lembaga dan ditulis atas nama lembaga yang bersangkutan ditulis sebagai berikut; nama lembaga, koma, judul buku yang ditulis miring, kurung buka, tempat lembaga yang menerbitkan, titik dua, nama lembaga yang menerbitkan, koma, tahun penerbitan, kurung tutup dan titik.



Contoh:

1Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Pedoman Penulisan Laporan Penelitian (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2000).

Catatan kaki untuk makalah yang disajikan dalam seminar, workshop, diklat, atau lokakarya ditulis sebagai berikut: nama penulis, koma, judul makalah ditulis tegak di antara dua tanda kutip, titik, teks “Makalah disajikan dalam”, forum tempat penyajian, koma, lembaga penyelenggara, koma, kota, koma, tanggal, bulan, tahun, dan titik.



Contoh:

1Lailun Nuzul, “Penulisan Laporan Penelitian”. Makalah disajikan dalam Lokakarya Penelitian Tingkat Dasar, STAIN, Kediri, 12 Agustus 2005.

Catatan kaki untuk email pribadi ditulis sebagai berikut: nama penulis, koma, kurung buka, alamat email pengirim, kurung tutup, koma, judul ditulis tegak di antara dua tanda kutip, titik, teks “Email kepada”, nama pemilik email yang dituju, kurung buka, alamat email tujuan, kurung tutup, koma, tanggal email, dan titik.



Contoh:

1Dali S. Naga, (ikip-jkt@indo.net.id), “Artikel untuk JIP”. Email kepada Ali Syaukah (jippsi@mlg.ywcn.or.id), 1 Oktober 1997.


    1. Teknik Penulisan Daftar Pustaka

Daftar Pustaka atau Bibliography adalah daftar semua sumber yang dipakai sebagai rujukan dalam penulisan suatu karya ilmiah. Buku dan sumber yang tidak dijadikan sebagai rujukan tidak boleh dicantumkan dalam daftar pustaka.

Teknik penulisan sumber dalam daftar pustaka/bibliography hampir sama dengan penulisan catatan kaki, hanya ada sedikit perbedaan. Unsur-unsur yang ditulis adalah sebagai berikut:



Pertama, pengarang atau penulis sumber rujukan. Penulisannya sebagai berikut: menuliskan nama akhir (last name) dan diberi tanda koma, kemudian diikuti nama awal lengkap (first name), selanjutnya nama penulis kedua dan seterusnya (bila ada) dan diakhiri dengan titik.

Kedua, judul buku. Penulisannya sebagai berikut: judul buku dicetak miring dan diikuti dengan tanda titik.

Ketiga, nama kota tempat sumber/buku diterbitkan, nama penerbit, dan tahun penerbitan. Penulisannya sebagai berikut: nama kota, titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbitan, titik.

Contoh:

Hamalik, Oemar. Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1980.

Jika seseorang penulis mempunyai beberapa sumber yang dicantumkan dalam bibliography, maka nama penulisnya hanya dicantumkan pada sumber pertama saja. Sedangkan pada sumber kedua dan seterusnya nama tersebut diganti dengan tanda sambung sebanyak 9 kali (---------), kemudian diikuti dengan titik.

Contoh:

Hamalik, Oemar. Pengajaran Unit Studi Kurikulum dan Metodologi. Bandung: Alumni, 1982.

---------. Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum, Bandung: Mandar Maju, 1992.

Jika penulisan sumber lebih dari satu baris, maka baris kedua dan seterusnya ditulis masuk 1,2 cm dari margin kiri dengan jarak satu spasi.



Contoh:

Langgulung, Hasan. Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi dan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Alhusna, 1988.

Jika sumber ditulis oleh dua orang penulis, maka nama penulis pertama ditulis dengan cara dibalik seperti di atas dan nama penulis kedua ditulis lengkap sesuai dengan nama aslinya.

Contoh:

Soetopo, Hendiyat dan Wasty Soemanto. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara, 1986.

Jika sumber ditulis oleh tiga orang penulis atau lebih, maka penulisannya dengan menyebutkan nama penulis pertama dan diikuti teks “et. al.”.

Contoh:

Slamet et. al. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Jakarta: Depdiknas, 2001.

Jika sumber rujukan dalam bentuk artikel, baik yang berasal dari jurnal maupun buku dan sebagainya, maka judul artikel tetap ditulis tegak di dalam tanda petik (“…”), sedangkan nama jurnal ditulis miring. Edisi serta halaman artikel harus dicantumkan dari halaman pertama sampai terakhir dan sebelumnya diberi tanda titik dua.

Contoh:

Subandijah. “Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Muatan Lokal di Sekolah Dasar se-Jawa Tengah”. Kependidikan, (1992), XXII: 30-39.

Jika sumber rujukan berupa artikel dalam koran atau majalah, maka dengan menuliskan nama penulis, titik, judul artikel ditulis tegak di antara dua tanda kutip, titik, nama majalah atau koran ditulis miring, koma, diikuti oleh tanggal, bulan dan tahun, kemudian diakhiri dengan nomor halaman.

Contoh:

Johan. “Menyiasati Krisis Listrik di Indonesia”. Jawa Pos, 20 Agustus 2005, 3.

Jika sumber rujukan berupa artikel tanpa penulis, maka ditulis judul artikel di antara dua tanda kutip, titik, nama koran ditulis miring, koma, diikuti tanggal, bulan, tahun, dan halaman.

Contoh:

“Peran Wanita dalam Merebut Kemerdekaan”. Jawa Pos, 20 Agustus 2005, 3.

Jika sumber rujukan berupa artikel dalam CD-ROM, penulisannya sama dengan rujukan yang berasal dari artikel dalam jurnal atau majalah hanya saja ditambah dengan penulisan “CD-ROM” dalam kurung.

Contoh:

Hanafi. “Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian Inovasi”. Forum Penelitian, (CD-ROM: Forum Penelitian Digital, 2002). 34-37

Jika sumber rujukan berupa karya terjemahan, penulisannya sebagai berikut: nama penulis asli, titik, judul terjemahan dicetak miring, titik, teks “Terj.”, nama penerjemah, titik, tempat penerbitan, titik dua, nama penerbit terjemahan dan diakhiri dengan tahun penerbitan terjemahan.

Contoh:

Hurgronje, C. Snouck. Islam di Hindia Belanda., Terj. S. Gunawan. Jakarta: Bhatara Aksara, 1983.

Jika sumber rujukan berasal dari skripsi, tesis atau disertasi, penulisannya sebagai berikut: nama penulis, titik, judul skripsi ditulis tegak di antara dua tanda kutip, titik, teks “disertasi”, “tesis” atau “skripsi”, diikuti teks “tidak diterbitkan”, titik, nama kota tempat perguruan tinggi, titik dua, nama fakultas dan nama perguruan tinggai, koma, tahun, dan titik.

Contoh:

Santoso, Budi. “Perkembangan Kompetensi Kewacanaan Pembelajaran Bahasa Asing di LPTK”. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Keguruan Universitas Negeri Malang, 2004.

Jika sumber rujukan berupa makalah yang disajikan dalam seminar, workshop, diklat, atau lokakarya, penulisannya sebagai berikut: nama penulis, titik, judul makalah ditulis tegak di antara dua tanda kutip, titik, teks “Makalah disajikan dalam” diikuti nama pertemuan, koma, lembaga penyelenggara, titik, tempat penyelenggaraan, koma, tanggal, bulan dan tahun penyelenggaraan.

Contoh:

Abdullah. “Penulisan Karya Ilmiah dalam Jurnal”. Makalah disajikan dalam Lokakarya Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen STAIN Kediri, P3M STAIN Kediri. Kediri, 12 Juli 2005.

Jika sumber rujukan dari dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa penulis dan tanpa lembaga, penulisan sebagai berikut: judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal dengan cetak miring, titik, diikuti kota penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbitan, dan titik.

Contoh:

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Semarang: Thoha Putra, 2004.

Jika sumber rujukan dari lembaga yang ditulis atas nama lembaga tersebut, penulisannya sebagai berikut: nama lembaga penanggungjawab, titik, judul karangan yang dicetak miring, titik, tempat penerbitan, titik dua, nama lembaga yang bertanggungjawab atas penerbitan karangan tersebut, koma, tahun penerbitan.



Contoh:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2001.

Jika sumber rujukan berasal dari internet, penulisannya sebagai berikut: nama penulis, titik, judul ditulis tegak di antara dua tanda kutip, titik, nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (online), koma, volume, koma, nomor, koma, tahun, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.

Contoh:

Khumaidi.”Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya”. Jurnal Ilmu Pendidikan (online), jilid 5, No.6, 2002, (http://www.malang.ac.id, diakses 20 September 2002).



Catatan:

Penulisan daftar pustaka/bibliography berurutan sesuai abjad. Apabila huruf pertama sama, maka harus dilihat huruf kedua. Bila huruf kedua sama, maka harus dilihat huruf ketiga, begitu seterusnya.




  1. Komunikasi lisan

    1. Berbicara di Depan Umum

    2. Yüklə 0,7 Mb.

      Dostları ilə paylaş:
1   ...   7   8   9   10   11   12   13   14   15




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin