Eksistensi pasukan as



Yüklə 3,86 Mb.
səhifə20/30
tarix27.12.2018
ölçüsü3,86 Mb.
#87683
1   ...   16   17   18   19   20   21   22   23   ...   30

Bagian Ketiga
Indonesia dan Perang Salib Modern

[1].

Indonesia, Anggota Koalisi Salibis Internasional

Terpenting di Asia Tenggara


Bergabung dengan Koalisi Pasukan Salib Internasional
Pemerintah Indonesia, termasuk barisan pelopor yang menyambut seruan perang salib George W. Bush. Begitu Bush mengumumkan kepada masyarakat dunia untuk memilih "bersama kami atau bersama teroris", presiden Megawati langsung tergopoh-gopoh menghadap kepada tuan Bush dan menyatakan komitmennya dalam memerangi terorisme (baca : Islam dan kaum muslimin). Setelah pernyataan tersebut, Indonesia mengambil langkah-langkah serius dalam menjalankan misi perang salib yang diinginkan oleh AS dan sekutu-sekutunya.

Departemen Pertahanan RI melalui situs resminya, Dephan.go.id (Kamis, 04/10/2001) mengumumkan bahwa pemerintah Indonesia mengeluarkan empat sikap politik resmi berkaitan dengan situasi politik terakhir menyusul serangan teroris ke WTC dan Pentagon. Sikap politik tersebut dirumuskan dalam Sidang Kabinet yang dipimpin Presiden Megawati Sukarnoputri, di Gedung Utama Setneg di Jakarta, Kamis. Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono kepada pers membacakan sikap tersebut, seusai sidang kabinet yang berlangsung lebih dari lima jam itu.

Dua sikap politik pertama dengan jelas menunjukkan Indonesia akan berperan aktif dan bekerja sama dengan koalisi pasukan salibis untuk memerangi Islam dan kaum muslimin. Kedua sikap tersebut adalah :

Pertama, Indonesia tetap memerangi terorisme dan siap bekerja sama dengan masyarakat internasional.

Kedua, Indonesia mendorong dan mendesak PBB untuk mengambil prakarsa bagi dilakukan tindakan kolektif melawan terorisme, termasuk langkah internasional yang terukur dan efektif dalam memerangi terorisme pascaperistiwa 11 September 2001 di New York dan Washington DC.

Keberpihakan pemerintah Indonesia kepada koalisi salibis-zionis-paganis-komunis internasional ini telah menempatkan pemerintah Indonesia sebagai sekutu utama aliansi salibis ini di kawasan Asia Tenggara. Tak heran, Bush memberikan beberapa kado istimewa kepada pemerintahan Indonesia. Dengan sikap ini, pemerintah Indonesia telah menabuh genderan perang salib terhadap kaum muslimin di seluruh dunia, dan kaum muslimin Indonesia pada khususnya. Maka terjadilah beberapa aksi perlawanan segelintir kaum muslimin, dimulai dari Bali, Marriot hingga Kuningan, dan mungkin –wallahu a'lam—akan terus berlanjut dengan aksi-aksi berikutnya.


Aksi Nyata Pasca Bom Bali
Kompas.com (Senin, 28/10/02) melaporkan, 21 Pemimpin Ekonomi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) mengakhiri pertemuan mereka di Los Cabos, Meksiko, Minggu (27/10), dengan menyatakan sikap tegas menghadapi terorisme, setelah hari Sabtu (26/10) mencapai kesepakatan untuk memutus aliran dana pada teroris, memperketat keamanan di bandara, serta melindungi orang dan perdagangan dari serangan-serangan baru.

Sementara itu dalam pertemuan khusus selama 30 menit di Hotel Fiesta Americana, Presiden Bush mengungkapkan kepada Megawati bahwa ia akan mempertimbangkan setiap permintaan berkaitan dengan bantuan AS untuk kontra-terorisme bagi Indonesia, khususnya bagi pihak militer serta penegakan hukum di Indonesia, menyangkut misalnya isu-isu hak asasi manusia (HAM).

Presiden Bush juga sempat mengungkapkan rasa keprihatinannya atas peristiwa peledakan bom di Legian, Bali, seraya meminta Megawati untuk lebih keras lagi menindak kelompok militan yang terkait dengan terorisme global.

Dalam kaitan itulah, Bush menyambut baik dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme oleh Presiden Megawati Soekarnoputri tanggal 18 Oktober 2002, Perpu No 2/2002 tentang Pemberlakuan Perpu No 1/2002 serta instruksi Presiden (Inpres) No 4/2002 yang memberi tugas kepada Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyusun kebijakan konprehensif memerangi terorisme dan Inpres No 5/2002 yang menugasi Kepala Badan Intelijen (BIN) AM Hendropriyono untuk mengoordinasikan unsur-unsur inteiljen. Presiden Bush menekankan pentingnya peranan Indonesia dalam upaya memerangi terorisme.

Sedangkan PM Australia John Howard, yang warganya tercatat sebagai jumlah korban terbanyak dalam insiden di Bali, juga tegas mengungkapkan akan memberikan dana darurat 10 juta dolar, di antaranya untuk pengusutan kasus serangan teror di Bali.

Peran aktif pemerintah Indonesia dalam perang salib modern ini semakin kentara dengan berbagai langkah represhif terhadap kalangan aktivis Islam yang diambil pasca bom Bali. Meski mendapat penentangan dari sejumlah besar lembaga dan LSM, pemerintah Indonesia tidak bergeming. Pemerintah telah memantapkan sikapnya untuk berada dalam barisan pasukan salib internasional ini.

Dalam jumpa pers hari Sabtu, 26/10/02, sebanyak 17 organisasi non-pemerintah menolak keras pemberlakuan Perpu Antiterorisme menyusul peristiwa peledakan bom di Bali tanggal 12 Oktober 2002 M. Perpu dan terorisme hanya dianggap jalan buat pemerintahan Megawati menyelamatkan kekuasaannya, yakni mengalihkan perhatian masyarakat dari problem krisis kesejahteraan kepada persoalan terorisme.

Dalam jumpa pers hari Minggu malam, Ketua Dewan Syariah Pusat PK Dr Salim Segaf Aljufri didampingi Presiden PK Hidayat Nurwahid menilai Perpu No 1/2002 dan Perpu No 2/2001 berpotensi untuk memperparah kerusakan tatanan kehidupan bernegara yang paling asasi, yakni saling mempercayai, saling melayani, dan saling melindungi antara rakyat dan pemerintahnya.306

Dalam perkembangannya, Perpu no. 1/2002 kemudian disahkan menjadi UU no. 15/2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Sebagai realisasi dari berbagai peraturan ini, Menkopolkam membentuk Desk Koordinasi Pemberantasan Terorisme (DKPT) atau lebih dikenal sebagai "Desk Anti-Teror", beranggotakan 58 orang dengan ketua Irjen (purn) Drs. Ansyaad Mbai.

Langkah-langkah pemerintah RI ini disusul dengan pembentukan beberapa badan lain, seperti Satuan Tugas Anti Teror dan Bom yang dipimpin Inspektur Jenderal Made Mangku Pastika dan Direktorat IV Antiteror dibawah pimpinan Brigjen Pranowo Dahlan. Pada akhir 2003 M, Direktorat IV Antiteror berubah menjadi Detasemen 88.

Dana untuk membangun Detasemen 88 mencapai US $ 160 juta atau sekitar Rp 1,5 trilyun. Seluruhnya berasal dari bantuan Pemerintah AS. Anggota Detasemen 88 angkatan pertama dilatih secara khusus oleh FBI dan SWAT, satuan pemukul kepolisian AS. Detasemen 88 yang dulunya hanya ada di Mabes POLRI, sejak pertengahan 2004 M dikembangkan di tingkat kepolisian daerah (polda). (GATRA, no. 35 Tahun XI, 16 Juli 2005 M).

Dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum ke-58 PBB di New York, 23 September 2003 M, presiden Megawati kembali menegaskan langkah-langkah dan peran serta aktif Indonesia dalam memerangi terorisme.



Indonesia Serius Membantu Pasukan Salib Internasional
Pada tanggal 27 Juli 2004 M, media massa kembali melaporkan penegasan Presiden Megawati Soekarnoputri, bahwa Indonesia serius memerangi terorisme. Pernyataannya itu kali ini dilontarkan di depan para menteri transportasi dari 21 anggota Forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) yang sedang bersidang di Nusa Dua, Bali, 27-29 Juli 2004. Ke-21 negara anggota APEC itu di antaranya AS, Australia, Kanada, Selandia Baru, Rusia, China, Jepang, Korsel dan negara-negara anggota ASEAN.

" Kami tidak berhenti pada mencari, menangkap dan mengadili tindak kejahatan yang keji tersebut, tetapi juga terus mengusut dan mengungkap akar serta mereka yang menjadi perencana dan pendukung," katanya.

Di tengah segala kekurangan yang dihadapi Indonesia, katanya, dunia menjadi saksi negeri ini dalam memerangi terorisme." Mungkin Indonesia adalah yang pertama atau baru satu-satunya yang dengan konsisten menyelesaikan masalah terorisme ini dan memprosesnya secara hukum hingga kepengadilan," ujarnya.

Keseriusan Indonesai dalam memerangi terori (Islam dan kaum muslimin) bisa disaksikan oleh seluruh umat manusia di dunia. Tanpa pemaparan bukti-bukti sekalipun, siapapun akan memahami bahwa pemerintah Indonesia telah memposisikan dirinya dalam barisan koalisi salibis internasional yang digalang oleh Bush.

Dalam pembahasan bagian ketiga ini, pembaca akan menyimak kajian syariat terhadap status umat Islam yang bergabung dan bekerjasama dengan koalisi salibis-zionis internasional dalam memerangi Islam dan kaum muslimin, lewat apa yang mereka namakan "perang melawan terorisme".

[2]. Membantu Koalisi Anti Teror Bush, Menyebabkan Pelakunya Murtad dan Kafir


Inti Ajaran Islam : Tauhid, Al-Wala' dan Al-Bara'
Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab berkata :
( أَصْلُ دِيْنِ ْالإِسْلاَمِ ، وَقَاعِدَتُهُ : أَمْرَانِ ؛ اَْلأَوَّلُ : اَلْأَمْرُ بِعِبَادَةِ اللهِ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَالتَّحْرِيْضُ عَلَى ذَلِكَ ، وَاْلمُوَالاَةُ فِيْهِ ، وَتَكْفِيْرُ مَنْ تَرَكَهُ . الثَّانِي : َاْلإِنْذَارُ عَنِ الشِّرْكِ فِي عِبَادَةِ اللهِ ، وَالتَّغْلِيْظُ فِي ذَلِكَ ، وَالْمعُاَداَةُ فِيْهِ ، وَتَكْفِيْرُ مَنْ فَعَلَهُ ).

" Dasar (fondasi) dan kaedah dien Islam ada dua :



Pertama. Perintah beribadah kepada Allah semata tiada sekutu bagi-Nya, hasungan atas hal itu, muwalah (loyalitas) dalam hal itu dan mengkafirkan orang yang tidak beribadah kepada Allah semata.

Kedua. Peringatan agar menjauhi syirik dalam beribadah kepada Allah, bersikap keras dalam hal itu, mu'adah (memusuhi) dalam hal itu dan mengkafirkan pelakunya."307

Beliau juga mengatakan :


( اِعْلَمْ رَحِمَكَ اللهُ : أَنَّ دِيْنَ اللهِ يَكُونُ عَلَى اْلقَلْبِ بِالْاِعْتِقَادِ ، وَبِالْحُبِّ وَالْبُغْضِ ، وَيَكُونُ عَلَى اللِّسَانِ بِالنُّطْقِ وَتَرْكِ النُّطْقِ بِاْلكُفْرِ ، وَيَكُونُ عَلَى اْلجَوَارِحِ بِفِعْلِ أَرْكَانِ اْلإِسْلاَمِ ، وَتَرْكِ ْالأَفْعَالِ الَّتِي تُكَفِّرُ ، فَإِذَا اخْتَلّ وَاحِدَةُ مِنْ هَذِهِ الثَّلاَثِ ، كَفَرَ وَارْتَدَّ )

" Ketahuilah rahimakallahu bahwasanya dien Allah adalah dengan hati : meyakini, mencintai dan membenci, dengan lisan : mengucapkan (dua kalimat syahadat) dan tidak mengucapkan kekafiran, dan dengan jawarih (anggota badan) : melaksanakan rukun Islam dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan kekafiran. Jika salah satu dari ketiga hal ini rusak (hilang), maka ia telah murtad dan kafir."308

Dengan ini jelas bahwa tauhid, keimanan dan keislaman seorang hamba hanya akan sah bila dibangun di atas dua dasar :


  1. Mentauhidkan Allah, memberikan wala' (loyalitas ; kecintaan, bantuan, dukungan, solidaritas) kepada orang-orang yang bertauhid dan mengkafirkan orang yang tidak bertauhid.

  2. Kufur kepada thaghut (segala sesuatu yang diibadahi selain Allah, dan ia ridha diibadahi), memberikan bara' (permusuhan dan kebencian) kepada orang yang berbuat syirik dan kekufuran, serta mengkafirkan mereka.

Jadi, tauhid, keimanan dan keisalaman bukan hanya keyakinan dalam hati atau ucapan dalam lisan semata. Lebih dari itu, harus disertai dengan amalan hati (keyakinan, wala' kepada kaum beriman dan bara' kepada kaum kafir) serta amalan anggota badan.

Syaikh Muhammad bin Abdul Lathif bin Abdurahman berkata :


( وَقَدْ قَالَ تَعَالَى : { وَالَّذِيْنَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ إِلاَّ تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي ْالأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِـْيرٌ }[ الأنفال / 73 ] قَالَ بَعْضُ اْلعُلَمَاءِ اْلفُضَلاَءِ : اَلْفِتْنَةُ فِي ْالأَرْضِ الشِّرْكُ ، وَالْفَسَادُ الْكَبِيْرُ اِخْتِلاَطُ اْلمُسْلِمِ بِاْلكَاِفرِ ، وَاْلمُطِيْعِ بِاْلعَاصِي ، فَعِنْدَ ذَلِكَ يَخْتَلُّ نِظَامُ ْالإِسْلاَمِ وَتَضْمَحِلُّ حَقِيْقَةِ التَّوْحِيْدِ ، وَيَحْصُلُ مِنَ الشَّرِّ مَا اللهُ بِهِ عَلِيْمٌ . فَلاَ يَسْتَقِيْمُ ْالإِسْلاَمُ ، وَيَقُوْمُ قَائِمُ ْالأَمْرِ بِاْلمَعْرُوفِ وَالنَّهْيِ عَنِ ْالمُنْكَرِ ، وَيَرْتَفِعُ عَلَمُ اْلجِهَادِ ، إِلاَّ بِالْحُبِّ فِي اللهِ وَالْبُغْضِ فِيْهِ ، وَمُوَالاَةِ أَوْلِيَائِهِ ، وَمُعَادَاةِ أَعْدَائِهِ ، وَاْلآيَاتُ الدَّالَّةُ عَلَى ذَلِكَ ، أَكْثَرُ مِنْ أَنْ تُحْصَرَ . وَأَمَّا ْالأَحَادِيْثُ ، فَأَشْهَرُ مَنْ أَنْ تُذْكَرَ ،...

" Allah Ta'ala telah berfirman (Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka pelindung bagi sebagian yang lain. JIka kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi fitnah (kekacauan) di muka bumi dan kerusakan yang besar. (QS. 8, Al-Anfal :73)).

Sebagian ulama yang terhormat mengatakan fitnah (kekacauan) di muka bumi adalah kesyirikan. Sedang kerusakan yang besar adalah bercampur baurnya muslim dengan kafir, ahli ta'at dengan ahli maksiat. Pada saat itulah nidzam (sistem) Islam akan rusak, hakekat tauhid akan redup,dan terjadi kerusakan yang hanya Allah semata yang mengetahui besarnya.

Maka Islam tidak akan lurus, tiang amar makruf nahi munkar tidak akan tegak, dan panji jihad tidak akan meninggi, kecuali dengan mencintai karena Allah dan membenci karena Allah, berwala' kepada wali-wali-Nya dan memusuhi musuh-musuh-Nya. Ayat-ayat yang menunjukkan hal ini begitu banyak untuk dihitung. Adapun hadits-hadits yang menunjukkan hal ini terlalu terkenal untuk disebutkan."309

Syaikhul Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab berkata :
( وَلَكِنْ تَأَمَّلْ أَرْشَدَكَ اللهُ تَعَالَى قَوْلَهُ ـ أي اِبْنَ اْلقَيِّمِ ـ : وَمَا نَجَا مِنْ شِرْك هَذَا الشِّرْكِ اْلأَكْبَرِ إِلاََّ مَنْ عَادَى اْلمُشْرِكِيْنَ لِلَّهِ إِلَى آخِرِهِ يَتَبَيَّنُ لَكَ أَنَّ ْالإِسْلاَمَ لاَ يَسْتَقِيْمُ إِلاَّ بِمُعَادَاةِ أَهْلِ هَذَا الشِّرْكِ ، فَإِنْ لَمْ يُعَادِهِمْ فَهُوَ مِنْهُمْ وَإِنْ لَمْ يَفْعَلْهُ ، وَاللهُ أَعْلَمُ )

" Namun, perhatikanlah arsyadakallahu perkataan beliau (imam Ibnu Qayyim) : "Tidak ada yang selamat dari syirik akbar ini kecuali orang yang memusuhi karena Allah orang-orang musyrik" sampai akhir perkataan beliau. Maka akan jelas bagi anda bahwa Islam tidak akan lurus (benar) kecuali dengan memusuhi para pelaku kesyirikan. Jika ia tidak memusuhi mereka, maka ia termasuk kelompok mereka sekalipun ia tidak melakukannya (kesyirikan tersebut). Wallahu A'lam."310

Syaikh Abdurahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahhab berkata :
( وَأَجْمَعَ اْلعُلَمَاءُ سَلَفاً وَخَلَفاً ؛ مِنَ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ ، وَاْلأَئِمَّةِ ، وَجَمِيْعِ أَهْلِ السُّنَّةِ : أَنَّ اْلمَرْءَ لاَ يَكُونُ مُسْلِماً إِلاَّ بِالتَّجَرُّدِ مِنَ الشِّرْكِ اْلأَكْبَرِ ، وَاْلبَرَاءَةِ مِنْهُ وَمِمَّنْ فَعَلَهُ، وَبُغْضِهِمْ وَمُعَادَاتِهِمْ بِحَسْبِ الطَّاقَةِ ، وَاْلقُدْرَةِ ، وَإِخْلاَصِ ْالأَعْمَالِ كُلِّهَا ِللهِ )

" Para ulama salaf dan khalaf dari kalangan shahabat, tabi'in, aimmah dan seluruh ahlu sunah telah berijma' bahwasanya seseorang tidak menjadi seorang muslim, kecuali dengan membebaskan diri dari syirik akbar, berlepas diri dari syirik akbar dan orang yang melakukannya, membenci dan memusuhi mereka sesuai dengan kemampuan dan kesanggupan, dan mengikhlaskan seluruh amalan untuk Allah Ta'ala."311



Selektif Memberikan Loyalitas dan Anti Loyalitas
Sikap al-bara' (anti loyalitas; membenci, memusuhi dan berlepas diri) dari orang-orang kafir dan ajaran kafir mereka, adalah salah satu inti dan pondasi ajaran Islam. Tanpa adanya al-bara' dari orang-orang kafir dan ajaran kafir mereka, keislaman dan keimanan seorang hamba tidak akan sah.

Oleh karenanya, Allah dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam memerintahkan kaum beriman untuk :



  1. Memberikan al-wala' (loyalitas : kecintaan, dukungan, bantuan dan persaudaraan) kepada sesama kaum beriman.

  2. Memberikan al-bara' kepada orang-orang kafir dan ajaran kafir mereka.

  3. Perintah Allah dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam ini adalah ajaran Nabi Ibrahim 'alaihi salam (milah Ibrahim) dan para nabi setelahnya. Umat Islam wajib mengikutinya.

Allah Ta'ala berfirman :


)قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَداً حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ إِلَّا قَوْلَ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ).

Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka:"Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya:"Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata):"Ya Rabb kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali, (QS. 60, Al-Mumtahanah : 4).


وَمَن يَتَوَلَّ اللهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللهِ هُمُ الْغَالِبُونَ

Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang. (Qs. Al-Maidah :56)


وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. (QS. Al-Taubah :71).


لاَّتَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخَرِ يُوَآدُّونَ مَنْ حَآدَّ اللهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا ءَابَآءَهُمْ أَوْ أَبْنَآءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُوْلاَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ اْلإِيمَانَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍ مِّنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُوْلاَئِكَ حِزْبُ اللهِ أَلآَإِنَّ حِزْبَ اللهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung. (QS. 58, Al-Mujadilah :22).

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda :


اَلْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ

" Seseorang akan bersama orang yang ia cintai."312


عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِي اللَّه عَنْه عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَمَنْ أَحَبَّ عَبْدًا لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَمَنْ يَكْرَهُ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُلْقَى فِي النَّارِ.

Dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi wa salam, beliau bersabda," Tiga hal apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman : 1. Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya. 2. Mencintai seseorang karena Allah (karena ia taat kepada Allah) dan 3. Benci kembali kepada kekafiran setelah ia diselamatkan darinya, sebagaimana ia benci bila dilemparkan ke dalam neraka."313


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ.

Abu Hurairah berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda," Seseorang akan terpengaruh oleh agama kawannya, maka hendaklah sesorang diantara kalian memilih-milih kawan pergaulannya."314


عَنْ أَبِي سَعِيدٍ أ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تُصَاحِبْ إِلَّا مُؤْمِنًا وَلَا يَأْكُلْ طَعَامَكَ إِلَّا تَقِيٌّ.

Dari Abu Sa'id Al-Khudri dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam, beliau bersabda," Jangan engkau berteman kecuali dengan seorang mukmin dan jangan ada yang memakan makananmu selain orang yang bertakwa."315

لاَ يُحِبُّ رَجُلٌ قَوْماً إِلاَّ جَعَلَهُ اللهُ مَعَهُمْ.

" Tidaklah seseorang mencintai sebuah kaum, kecuali Allah akan menjadikannya bersama mereka."316


حَلِيْفُ اْلقَوْمِ مِنْهُمْ.

" Sekutu sebuah kaum termasuk dalam golongan kaum tersebut."317


إِنَّ أَوْثَقَ عُرَى اْلإِسْلاَمِ أَنْ تُحِبَّ فِي اللهِ، وَتُبْغِضَ فِي اللهِ

" Ikatan Islam yang paling kuat adalah mencintai karena Allah dan membenci karena Allah."318


أَوْثَقُ عُرَى ْالإِيْمَانِ: اْلمُوَالاَةُ فِي اللهِ، وَاْلمُعَادَاةُ فِي اللهِ، وَاْلحُبُّ فِي اللهِ، وَاْلبُغْضُ فيِ اللهِ

" Ikatan iman yang paling kuat adalah loyalitas karena Allah dan anti loyalitas karena Allah, mencintai karena Allah dan membenci karena Allah."319


مَنْ أَحَبَّ ِللهِ، وَأَبْغَضَ ِللهِ، وَأَعْطَى ِللهِ، وَمَنَعَ ِللهِ، فَقَدِ اسْتَكْمَلَ ْالإِيْمَانَ

" Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah, ia telah mencapai kesempurnaan iman."320



Tiga Bentuk Interaksi Sosial dengan Orang Kafir
Interaksi sosial dengan orang-orang kafir bisa dikelompokkan ke dalam tiga kategori :

[1]. Interaksi yang membuat pelakunya keluar dari Islam (murtad)

Sebagian ulama menyebut interaksi jenis ini dengan istilah "al-tawali" (memberikan loyalitas). Setiap bentuk interaksi yang disebut oleh Al-Qur'an dan Al-Sunnah sebagai sebuah kekafiran dan kemurtadan, masuk dalam kategori al-tawali. Di antaranya :


  • Mencintai ajaran (isme) orang-orang kafir, baik ajaran samawi (Nasrani dan Yahudi) maupun ajaran ardhi (Hindu, Budha, Konghucu, Sinto, demokrasi, kapitalisme, sosialisme, liberalisme, humanisme dan seterusnya).

  • Senang bila orang-orang kafir atau ajaran mereka meraih kemenangan atas kaum muslimin atau ajaran-ajaran Islam.

  • Bekerja sama, membantu dan mendukung orang-orang kafir dalam memusuhi kaum muslimin. Poin ini merupakan inti permasalahan yang akan dibahas dalam bagian ketiga buku ini, yaitu keterlibatan Indonesia dalam memerangi Islam dan kaum muslimin "terorisme" bersama pasukan salibis-zionis internasional.

[2]. Interaksi sosial yang diharamkan namun tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam.

Sebagian ulama menyebutnya dengan istilah "al-muwalah". Setiap bentuk interaksi dengan orang-orang kafir yang diharamkan oleh Al-Qur'an dan Al-Sunah, namun tidak sampai kepada derajat kekafiran, masuk dalam kategori ini. Contoh : memberi kesempatan kepada orang kafir untuk berada di bagian depan pertemuan, memulai terlebih dahulu dalam mengucapkan salam kepada mereka, mencintai mereka dengan sebuah kecintaan yang belum mencapai kategori al-tawali, dan lain-lain.
[3]. Interaksi sosial yang diperbolehkan

Yaitu setiap bentuk interaksi yang diperbolehkan oleh Al-Qur'an dan Al-Sunnah. Contoh : memperlakukan mereka secara adil, berbuat baik kepada mereka yang tidak memerangi kaum muslimin, menyambung tali kekerabatan dengan kerabat yang beragama kafir, hubungan perdagangan dan bisnis, dan lain-lain.



Perbedaan Interaksi Haram dan Interaksi yang Diperbolehkan

Imam Syihabudien Al-Qarafi Al-Maliki dalam "Al-Furuq" 3/14-15 menerangkan perbedaan antara interaksi sosial yang diharamkan (bentuk 2) dan diperbolehkan (bentuk 3), sebagai berikut :



  • Allah memerintahkan berbuat baik dan adil kepada orang-orang kafir yang menjadi warga negara Islam (ahlu dzimah) (QS. Al-Mumtahanah : 8).

  • Allah melarang al-muwalah (mencintai dan memberi peluang tampil di muka) kepada orang-orang kafir. (QS. Al-Mumtahanah :1).

Antara kedua hal ini tidak ada kontradiksi. Jaminan dzimmah merupakan sebuah jaminan dari Allah, Rasulullah dan agama Islam terhadap keselamatan harta, nyawa, kehormatan dan agama orang kafir yang menjadi warga negara Islam. Sebagai konskuensinya, mereka mendapatkan beberapa hak yang wajib ditunaikan oleh negara Islam dan umat Islam. Umat Islam wajib memperlakukan mereka secara adil dan baik, dengan catatan tidak disertai kecintaan hati dan mengagungkan syiar-syiar (simbol-simbol) kekafiran mereka. Apabila disertai salah satu dari kedua hal ini, bentuk interaksi sosial dan perlakuan secara adil dan baik tersebut telah menjadi interaksi yang diharamkan.

Contoh interaksi yang diharamkan :



  • Mengosongkan tempat duduk untuk mereka saat mereka mendatangi umat Islam.

  • Berdiri untuk menyongsong kedatangan mereka.

  • Memanggil mereka dengan nama-nama kebesaran yang menunjukkan pengagungan kebesaran mereka.321

  • Saat bertemu dengan mereka di jalan, umat Islam memberikan ruang jalan yang lebih lebar kepada mereka.

  • Menjadi pembantu atau buruh yang disuruh oleh majikan yang kafir.

  • Semua contoh ini termasuk dalam kategori interaksi yang diharamkan, karena mengandung sikap mengagungkan simbol-simbol kekafiran, dan merendahkan simbol-simbol Islam dan kaum muslimin.

Contoh interaksi sosial yang diperbolehkan karena tidak disertai rasa kecintaan dalam hati :

  • Bersikap lemah lembut dengan orang-orang kafir yang lemah.

  • Memberi makan orang kafir yang kelaparan.

  • Memberi pakaian orang kafir yang tidak mempunyai pakaian.

  • Berkata lemah lembut kepada mereka dengan tujuan melunakkan hati, bukan karena kehinaan dan rendah diri.

  • Menahan diri dari perlakuan tetangga kafir yang kurang mengenakkan di saat mampu membalas, dengan tujuan berlemah lembut dan melunakkan hati mereka, bukan karena kehinaan dan rendah diri.

  • Mendoakan agar mereka mendapat petunjuk dan kebahagiaan.

  • Memberi mereka nasehat kebaikan.

  • Semua perbuatan adil dan baik ini boleh dilakukan oleh kaum muslimin selama tidak disertai rasa cinta dalam hati, mengagungkan simbol-simbol kekafiran dan menghinakan diri di hadapan mereka. Saat melakukan bentuk-bentuk interkasi tersebut, kaum muslimin juga harus senantiasa mengingat bahwa kaum kafir tersebut adalah musuh-musuh Islam yang senantiasa akan memerangi Islam dan kaum muslimin.



Yüklə 3,86 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   16   17   18   19   20   21   22   23   ...   30




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin