Eksistensi pasukan as


Batas Geografis Jazirah Arab



Yüklə 3,86 Mb.
səhifə3/30
tarix27.12.2018
ölçüsü3,86 Mb.
#87683
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   30

Batas Geografis Jazirah Arab

Jazirah Arab adalah pusaran bumi. Letaknya tepat berada di tengah bola bumi. Tidak di sebelah selatan, utara, barat ataupun timur bola bumi. Ia dikelilingi oleh lautan dari berbagai arah, untuk menjaga keamanannya.



Para ulama geografi, bahasa, sejarah dan fikih sepakat bahwa Jazirah Arab adalah kawasan yang mempunyai batasan :

  • Timur : Teluk Arab (Teluk Persia ) dan Sungai Efrat .

  • Barat : Laut Merah dan Terusan Sues .

  • Selatan : Laut Arab ( Samudra Hindia ).

  • Utara : Daerah pedalaman Yordania dan Iraq.16

Batasan geografis ini, telah lebih dahulu diungkapkan oleh para ulama salaf beberapa ratus tahun sebelumnya, di antaranya :

  • Imam Bukhori meriwayatkan dari Ya`qub bin Muhammad,“ Saya menanyakan jazirah arab kepada Mughirah bin Abdurrahman. Beliau menjawab,”Makkah, Madinah, Yamamah dan Yaman, “ Ya`qub berkata," Al ‘Arj (daerah antara Makkah dan Madinah) adalah awal dari daerah Tihamah."

  • Imam Khalil bin Ahmad berkata,” Dinamakan jazirah (pulau) arab karena laut Persia, laut Habasyah, sungai Efrat dan sungai Dajlah mengelilinginya. Itulah bumi arab dan barang tambangnya.

  • Imam Al Ashma`i berkata,” Daerah yang belum dicapai oleh Imperium Persia sejak ujung terjauh Aden sampai pinggiran Syam.”

  • Imam Abu Ubaid berkata,” Panjangnya sejak ujung Aden sampai pedusunan (pantai) Iraq, sedang lebarnya sejak Jeddah dan seterusnya dari daerah pantai sampai pinggiran Syam.”17

Karena dikellingi laut dan sungai, kawasan ini diberi nama Jazirah Arab, artinya Pulau Arab. Berdasar definisi dan batas geografis, Jazirah Arab dalam pengertian dunia modern adalah sebuah kawasan yang luas, meliputi tujuh negara arab, yaitu Kuwait, kesultanan Oman, Republik Yaman, Uni Emirat Arab, kerajaan Arab Saudi, Qatar dan Bahrain.

Keutamaan Jazirah Arab
Jazirah Arab adalah kawasan yang sangat agung dan suci bagi umat Islam, sejak awal diutusnya pada nabi dan rasul kepada umat manusia :

    • Di daerah Ahqaf, Jazirah Arab bagian selatan, Allah Ta'ala mengutus Nabi Hud untuk menyampaikan risalah tauhid. (QS. Al Ahqaf :21).

    • Di daerah Hijr, Jazirah Arab bagian Utara, Allah Ta'ala mengutus Nabi Shalih (QS. Al-Hijr :80).

    • Keagungan, kemuliaan dan keberkahannya bagi seluruh dunia mulai muncul ke permukaan setelah Nabi Ibrahim 'alaihi salam menempatkan sebagian keluarganya di tengah padang pasir tandus lembah Bakkah. Di tempat inilah, dibangun masjid pertama di atas muka bumi, Masjidil Haram. Dari sini pula, manusia mengenal dan mengagungkan tauhid dan mengerjakan ibadah haji (QS. Ibrahim : 37, Al-Haj :26, Ali Imran :96). Ka'bah dan masjidil Haram menjadi tempat seluruh umat manusia mentauhidkan Allah Ta'ala dan merasakan keamanan (QS. Al-Baqarah :125-128, Al-Maidah :98). Di sini pula, Nabi Ismail diutus (QS. Maryam :54).

    • Allah menyempurnakan kemuliaan Jazirah Arab dengan diutusnya Rasul terakhir di kawasan ini, dengan syariah yang menghapus seluruh syariah para nabi dan rasul sebelumnya, dan dien yang berlaku atas segenap alam semesta sampai masa berakhirnya dunia. (QS. Ali Imran :164, Asy Syu'ara' ;193-194, Thaha :113). Nabi terakhir shallallahu 'alaihi wa salam dikebumikan di kawasan ini.

Demikianlah, kawasan yang mulia ; tempat turunnya syariat terakhir untuk seluruh umat manusia dan jin, tempat diutusnya rasul terakhir dan termulia, tempat yang dikunjungi oleh Jibril dan para malaikat pagi dan sore, induk semang keimanan dan tauhid; sudah sewajarnya dimuliakan, dijaga kesuciannya dan dibersihkan dari segala unsur kekafiran, kesyirikan dan penistaan. Amat wajar bila kawasan ini hanya boleh mengenal satu syariah dan agama yang dijalankan, yaitu agama Islam. Amat wajar bila selain agama Islam, tidak boleh eksis di kawasan ini.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْإِسْلَامَ بَدَأَ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا كَمَا بَدَأَ وَهُوَ يَأْرِزُ بَيْنَ الْمَسْجِدَيْنِ كَمَا تَأْرِزُ الْحَيَّةُ فِي جُحْرِهَا
" Sesungguhnya Islam bermula dalam keadaan asing, dan ia akan kembali asing sebagaimana dulu bermula. Dan sesungguhnya iman akan berkumpul di antara dua masjid ini (Masjid Nabawi Madinah dan Masjidil Haram Makkah), sebagaimana ular berkumpul (berlindung dengan kembali) di lubangnya."18
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّه عَنْه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْإِيمَانَ لَيَأْرِزُ إِلَى الْمَدِينَةِ كَمَا تَأْرِزُ الْحَيَّةُ إِلَى جُحْرِهَا
" Sesungguhnya iman akan berkumpul di Madinah, sebagaimana ular berkumpul dalam lubangnya."19

Syaikh Bakar bin Abu Zaid berkata :

" Jazirah ini adalah tanah suci Islam. Ia adalah rambu-rambu dan rumah pertama Islam, inti dan ibukota negeri-negeri Islam, dan pusat pangkalan Islam sepanjang masa dan zaman. Darinya, cahaya nubuwah melimpah, menghapus kegelapan jahiliyah. Oleh karenanya, Muhammad shallallahu 'alaihi wa salam dalam as-sunnah ash shahihah menganugrahinya berbagai keutamaan dan hukum, supaya kawasan ini tetap abadi menjadi induk pangkalan Islam, seperti halnya ia menjadi induk pangkalan Islam untuk mula yang pertama. Dan supaya menjadi tempat berkumpulnya iman di akhir zaman, sebagaimana ia menjadi tempat berkumpulnya iman untuk mula yang pertama."20

" Di antara ciri khusus jazirah yang diberkahi ini, adalah di saat Islam diintimidasi di negeri-negeri Islam di luar jazirah, Islam akan bergabung dan kembali berlindung ke Jazirah ini, sehingga menemukan keutamaan sebagai tamu setelah keterasingan dan lamanya ujian."21



Hukum-Hukum Khusus Untuk Jazirah Arab
Ayat Al-Qur'an dan hadits-hadits di atas menyebutkan beberapa hukum khusus yang berlaku untuk Jazirah Arab :


  1. Orang-orang musyrik dan kafir dari ideologi apapun, tidak boleh tinggal dan menetap di Jazirah Arab.

Dalam perang Teluk II (1991 M), tak kurang dari setengah juta pasukan AS dan sekutunya masuk ke Jazirah Arab, membangun pangkalan-pangkalan militer AS di seantero jazirah Arab. Setelah perang yang hanya berlangsung beberapa bulan tersebut usai, pasukan AS tetap bertahan di seantero jazirah Arab, sampai akhirnya datang kembali tahun 2003 M dengan mengatas namakan penegakkan demokrasi, pemusnahan senjata pemusnah masal dan penjatuhan rezim kafir Bath Saddam Husain.

Pasukan AS juga membangun apartemen-apartemen khusus di sejumlah kota besar negara-negara Jazirah Arab, seperti (Saudi Arabia) ; Riyadh, Damam, Jedah, Thaif, Abha dan lain-lain. Apartemen-apartemen dan kompleks warga asing ini dipergunakan untuk perumahan, perkantoran, tempat perbelanjaan, asrama militer, tempat peribadatan dan wisata keluarga pasukan AS dan sekutu-sekutunya.

Jazirah Arab juga mulai dipenuhi dengan tenaga kerja kafir dari berbagai negara dan ideologi, seperti Kristen, Budha, Hindu, Konghucu dan Shinto, yang datang dari Eropa, Amerika, Afrika, Thailand, Filiphina, India, Jepang dan China.

Keberadaan orang-orang kafir dan musyrik di Jazirah Arab ini tidak terjadi setelah perang Teluk Kedua semata, namun sudah terjadi sejak awal berdirinya kerajaan Arab Saudi. Kerajaan ini berdiri dengan bantuan Inggris, dijaga oleh Inggris dan dalam perkembangan selanjutnya dijaga oleh AS.

Panitia Umum Peringatan 100 Tahun Berdirinya Kerajaan Saudi Arabia menerbitkan buku resmi negara berjudul "Al-Mamlakah Al-'Arabiah Al-Su'udiyah fi 'Uyuuni Awailil Mushawwirin" (Kerajaan Arab Saudi di Mata Para Pelopor Explorasi), yang ditulis oleh William Vest dan Julian Grant. Gubernur Riyadh, pangeran Salman, dalam pengantar buku tersebut di halaman 12 menulis sebagai berikut :

[Para pelancong mulai sampai ke Nejed pada masa tersebut. Mereka datang untuk membuka hubungan dengan Amir (gubernur) Abdul Aziz Alu Sa'ud di Riyadh. Di antara para pelancong tersebut adalah seorang Denmark, Barkeley Roncker di tahun 1331 H (1910 M), tiga orang Inggris ; Gerald Eishmen di tahun yang sama, William Shakespeare tahun 1333 H (1912 M), dan Horison Jhon Philipe tahun 1336 H (1915M)].

Dengan terus terang, pangeran Salman menulis dalam halaman yang sama [Mereka mendapat dukungan resmi untuk kegiatan-kegiatan politis mereka], maksudnya pangeran Abdul-Aziz Alu Sa'ud mengundang mereka sebagai mata-mata resmi Inggris dan Denmark dalam memata-matai kekuatan Daulah Utsmaniyah di Syam.

Di halaman 14, pangeran Salman menulis bahwa istana raja Abdul Aziz bin Su'ud menjadi markas intelijen negara-negara Barat, terutama Inggris, dalam persiapan perang melawan daulah Utsmaniyah. Raja Abdul Aziz mengundang mereka sebagai tamu, karena hubungan baik dirinya dengan Inggris, tuan yang telah membantunya menjadi raja di Riyadh.

Di halaman 15, pangeran Salman menulis para pelopor explorasi minyak AS yang berduyun-duyun memasuki kawasan Timur Saudi Arabia, Riyadh, Jedah, Thaif, Hijaz (Makkah dan Madinah), Hijaz dan daerah-daerah lain di Saudi Arabia pada awal tahun 30-an. Di antaranya adalah para ilmuwan ARAMCO ; Max Stainkey, Flouid Olivard, Joe Moutien dan Ello Pitchal.

Ini baru di awal-awal pemerintahan Saudi. Bagaimana dengan sekarang ? Jawabannya diberikan oleh duta besar Saudi Arabia untuk AS, pangeran Bandar bin Sultan. Dalam artikel di majalah AS, News Week edisi 9 Desember 1991 M halaman 20, Pangeran Bandar membuat permisalan ; Jazirah Arab adalah seorang pelacur, dan AS adalah seorang lelaki hidung belang. Namun si pelacur tidak mau melepaskan bajunya sendiri. Ia butuh orang ketiga yang mau melepaskan bajunya satu persatu sehingga si pelacur dan si hidung belang bisa saling memahami. Orang ketiga, menurut pangeran Bandar, adalah dirinya selaku duta besar Saudi untuk AS.





  1. Orang-orang musyrik dan kafir dari ideologi apapun yang berada di Jazirah Arab, harus dikeluarkan dari Jazirah Arab.

Rasululloh shallallahu 'alaihi wa salam telah menyatakan niatnya untuk mengeluarkan mereka, namun keburu wafat. Khalifah sesudahnya, Abu Bakar radiyallahu 'anhu disibukkan dengan memerangi orang-orang murtad. Umar radiyallahu 'anhu yang memerintah lebih lama, berkesempatan mengerjakan sunah Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam ini. Beliau membersihkan bumi Jazirah Arab dari orang-orang Yahudi, Nasrani, Majusi dan paganis lainnya. Peristiwa ini terjadi tahun 20 H.

Imam Ibnu Katsir berkata,” Pada tahun itu (20 H) Umar mengusir orang Yahudi Khaibar ke Azro’at dan daerah lainnya. Umar juga mengusir Yahudi Najran ke Kufah. Beliau membagi-bagikan tanah Khaibar, Wadil Qura dan Najran kepada kaum muslimin.”22

Sejak saat itu, di jazirah arab tak ada lagi orang Yahudi dan Nasrani. Tak ada lagi kerajaan Yahudi dan Nasrani. Hal ini merupakan pukulan berat bagi Yahudi, Nasrani dan seluruh musyrikin lainnya, sehingga sampai abad 19 M, mereka tak pernah mampu bangkit lagi di Jazirah Arab. Wajar saja bila selama lebih dari seribu tahun orang-orang Yahudi, Nasrani dan musyrikin memendam bara kebencian dan dendam terhadap umat Islam. Mereka berusaha keras dengan segala cara untuk kembali ke Jazirah Arab dan mencabut Islam dari akarnya.

Namun kini kondisi telah berubah seratus delapan puluh derajat. Negara-negara Jazirah Arab telah memasukkan banyak orang kafir dari Afrika, Eropa, Amerika, Thailand, India, Jepang, Filiphina, dan lain-lainnya sebagai tenaga kerja, pembantu rumah tangga, sopir, karyawan dan seterusnya.

Kedutaan Besar dan Konsulat Jendral negara-negara kafir di Jazirah Arab, terlebih lagi AS, adalah penguasa yang sebenarnya atas negara-negara Jazirah Arab. Merekalah yang memberikan seluruh perintah dan mandat. Mereka mendapat pengamanan dan pengawalan begitu ketat, melebihi penjagaan dan pengawalan atas keamanan Masjid Nabawi dan Masjidil Haram.

Ketika raja Fahd bin Abdul Aziz dilarikan ke rumah sakit akibat stroke, keluar statemen resmi dari Gedung Putih di Washington," Tidak ada yang perlu dikawatirkan dari situasi Saudi Arabia, karena sudah berada di tangan yang terpercaya." Jadi, siapa sebenarnya yang berkuasa ?




  1. Orang-orang musyrik dan kafir dari ideologi apapun tidak boleh diberi hak untuk memiliki tanah, bangunan, bekerja, membuka usaha, atau menanamkan modal di Jazirah Arab.

Pada tahun 1938 M, raja Saudi Abdul Aziz bin Sa'ud memberi hak ekplorasi dan distribusi minyak bumi dan gas alam Saudi kepada perusahaan raksasa AS The Standard Oil Company, California dan The Texaco Inc, California. Atas pemberian lisensi dan pemenangan tender ini, raja Saudi mendapat fee sebesar $ 1.500.000 dalam bentuk emas. Setelah explorasi dimulai, ia mendapat fee $ 750.000 pertahun. Kedua perusahaan ini kemudian bergabung menjadi ARAMCO (The Arabian American Oil Company). Sampai kini, perusahaan raksasa minyak bumi AS ini telah mendapat hak penuh permanen atas eksplorasi, produksi dan distribusi minyak bumi dan gas alam di Arab Saudi. Hak ini merupakan sumber utama perekonomian AS, sehingga AS siap melakukan invasi militer untuk menjaga kepentingan minyaknya di Jazirah Arab. Dan kini, invasi itu telah terjadi.

Monopoli minyak bumi dan gas alam oleh perusahaan raksasa AS-zionis ini, diikuti dengan penanaman modal besar-besaran perusahaan AS di bidang pariwisata dan perhotelan. Hotel-hotel AS bertaraf internasional pun menjamur bak cendawan di musim hujan. Bahkan, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi pun dikelilingi oleh hotel-hotel internasional milik salibis-zionis AS. Tidak cukup sampai di sini, karena hotel-hotel tersebut mengejek ayat-ayat Allah dan perasaan kaum muslimin lewat nama-nama mencolok :

- Hotel Daru Tauhid Intercontinental

- Hotel Iman Intercontinental

- Hotel Makkah sovietal

- Hotel Makkah Holiday In

- Hotel Thayiba Hilton

- Hotel Madinah Oprey

Sebuah pelecehan yang tidak bisa digambarkan lagi. Nama-nama yang agung : tauhid, iman, Makkah, Madinah dan Thayibah disandingkan dengan nama-nama hotel AS yang kafir dan penuh dengan kemesuman.


  1. Tidak boleh memberikan jaminan keamanan atau mengikat perjanjian damai dengan orang kafir (baik perorangan, perusahaan atau negara) yang membawa akibat masuk dan menetapnya orang kafir di Jazirah Arab, terlebih memiliki lahan, bangunan atau menanamkan modal.




  1. Tidak boleh membangun tempat peribadatan untuk selain muslim di Jazirah Arab. Kini gereja telah bertebaran, terutama di Kuwait, Bahrain, Uni Emirat Arab dan apartemen-apartemen raksasa warga negara asing di Saudi Arabia.




  1. Jika orang kafir atau musyrik masuk atau melewati jazirah Arab untuk sebuah keperluan, bisnis misalnya, maka ia tidak diperkenankan tinggal melebihi tiga hari. Setelah tiga hari, ia harus keluar atau dikeluarkan dari Jazirah Arab. Selama waku tiga hari tersebut, mereka tidak boleh menampakkan syiar agamanya seperti memakai salib, atau memasukkan Injil, atau menjual sesuatu yang diharamkan Islam seperti narkoba, minuman keras, daging babi, atau melakukan peringatan hari besar keagamaan seperti Paskah dan Natal.




  1. Wajib memberantas dan memerangi setiap bentuk kesyirikan, kekafiran dan para pelakunya di Jazirah Arab. Bid'ah-bi'dah kufriyah seperti penyembahan kuburan, ajaran Bathiniyah, Rafidzah (Syi'ah Itsna 'Asyariyah dan Ja'fariyah), kaum Zindiq, sekuler, liberal dan yang semisal harus dibersihkan dan dilarang.23



Noda Terbesar Sepanjang Sejarah Islam
Sejak Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam wafat sampai hari ini, tak pernah umat Islam mengalami penistaan dan bencana melebihi kedahsyatan bencana jatuhnya Jazirah Arab ke tangan koalisi kaum salibis yang dipimpin oleh AS dan sekutu-sekutunya. Jatuhnya Jazirah Arab dalam pangkuan imperialisme salib modern ini, berarti telah jatuhnya tiga kota suci dan dua kiblat umat Islam ; Makkah, Madinah dan Al-Quds. Lengkap sudah nestapa umat Islam. Pasukan koalisi imperialis salibis-zionis-paganis-komunis internasional telah menaklukkan umat Islam, dan memukul jantung pertahanannya tanpa mengeluarkan banyak biaya dan korban.

Satu hal yang mengherankan dan sekaligus menyedihkan, sebagian besar umat Islam masih tertipu oleh propaganda media masa kafir internasional, bahwa perang yang mereka lancarkan adalah perang melawan teroris, segelintir kaum fundamentalis Islam yang menyimpang dari ajaran Islam. Yang lebih mengherankan dan menyedihkan lagi, sebagian besar umat Islam ikut menabuh gendang, memberi semangat musuh, menyingsingkan lengan bajunya untuk bersama-sama musuh Islam memerangi saudara seiman yang berjuang demi membela kehormatan Islam, Jazirah Arab, kota suci dan kiblat umat Islam.

Bencana apa lagi yang lebih besar dari hal ini ?

Umat Islam wajib menyatukan kekuatan dan langkah untuk melawan musuh yang telah menjajah wilayah-wilayah, kota suci dan kiblat kaum muslimin. Para mujahidin yang melakukan aksi perlawanan di Arab Saudi, Kuwait, Iraq, Afghanistan, Indonesia, Pakistan dan berbagai belahan bumi lainnya adalah umat Islam yang menyadari tanggung jawabnya di hadapan Allah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam dan kaum muslimin.

Mereka adalah pejuang pembela iman, kemerdekaan dan kehormatan, bukan para teroris sebagaimana dipropagandakan secara keji oleh media massa kafir internasional. Jihad mereka di manapun mereka berada, adalah jihad difa', jihad defensif demi membela kehormatan agama. Jihad mereka bukanlah jihad thalab, jihad ofensif untuk mendakwahi kaum kafir agar masuk Islam atau membayar jizyah. Dan tentu saja, jihad defensif mempunyai hukum-hukum fiqih yang sedikit banyak berlainan dengan jihad ofensif.

Inilah inti persoalannya. Adapun tuduhan teroris, fundamentalis Islam, Khawarij dan lainnya, itu semua tak lebih dari fitnah, pengkambing hitaman dan bumbu yang meramaikan suasana semata. Semua pihak yang bersikap jujur dan obyektif, bisa membedakan antara terorisme dan jihad fi sabilillah, antara teroris dan mujahid.

Agresi militer AS ke Afghanistan, Iraq dan perang melawan "terorisme" yang gencar dipropagandakan saat ini, tak lain hanyalah usaha AS dan sekutu-sekutunya untuk mempertahankan hegemoni di Jazirah, mengamankan Israel dan memberangus setiap muslim yang akan melaksanakan perintah Allah Ta'ala dan sunah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam untuk mengusir orang musyrik dari Jazirah Arab.
Wallahu Al Musta’anu. Wallahu A’lam bish Shawab.

[3]

Perang Salib, Benarkah ?

Begitu terjadi serangan 11 September, para pemimpin AS langsung menuduh sebagian kaum muslimin "Al-Qaedah" sebagai pelaku serangan tersebut. Tanpa pembuktian yang obyektif, akurat dan memadai, mereka langsung mempersiapkan perang besar-besaran melawan kaum muslimin "Afghanistan", dengan mengatas namakan perang melawan teroris. Satu bulan kemudian, Oktober 2001 M, AS dan Inggris langsung "tancap gas", menyerbu Afghanistan. Setelah berhasil meruntuhkan Thaliban dan membuat pemerintahan boneka loyalis AS, AS langsung membidik Iraq.

Hasilnya, dengan dukungan beberapa negara sekutunya, tahun 2003 M yang lalu AS berhasil menggulingkan rezim Saddam, membentuk pemerintahan boneka loyalis AS, dan menjajah Iraq.

Sekalipun tujuan mereka jelas-jelas memerangi Islam dan kaum muslimin, sebagian orang yang polos (atau munafikun ??/) masih saja tertipu, menganggap perang ini adalah perang melawan para "teroris", yaitu kaum fundamentalis Islam yang melakukan kekerasan terhadap warga sipil tak berdosa di sana sini.

Untuk menyingkap tabir kepalsuan slogan "perang melawan terorisme" yang menipu sebagian kaum muslimin, dibawah ini disampaikan sebagian kecil bukti yang menunjukkan bahwa perang ini adalah perang salib modern, perang melawan Islam dan kaum muslimin.

Bukti-Bukti Khusus
Beberapa pernyataan para pejabat tinggi AS dan sekutunya menunjukkan, sejatinya peperangan ini adalah perang salib modern melawan Islam. Di antaranya adalah :

[1]- Pertama :

Presiden George W. Bush sendiri secara terang-terangan, dalam jumpa pers lima hari pasca serangan 11 September, tepatnya Ahad, 16/11/2001 M (28/6/1422 H) menegaskan," This Crusade, this war on terrorism, is going to take a long time." (Perang salib ini, perang melawan terorisme ini, akan memakan waktu yang lama, BBC 16/9/2001 M). Begitu jelas dan tegas, namun justru sebagian kaum muslimin yang polos atau munafikun sibuk mencari-cari alasan untuk memalingkan penegasan Bush. Mereka mengatakan," Itu diucapkan karena marah…ia keseleo lidah…" dan alasan-alasan lainnya. Padahal, Bush hanyalah mengungkapkan ideologi yang diyakininya. Seandainya ia bisa mengungkapkan dengan istilah lain yang lebih jahat dan keji, ia akan mengungkapkannya. Allah Ta'ala berfirman :
) قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ )

" Dan sungguh telah nampak kebencian yang sangat dari mulut-mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh dada-dada mereka lebih besar lagi." (QS Ali Imran ;118).

[2]- Kedua :

Ucapan yang senada, juga telah diucapkan oleh mantan PM Inggris Margaret Tatcher dan PM Inggris Silvio Berlusconi, beberapa hari setelah tragedi 11 September. Mereka berbicara tentang agama Islam, bukan tentang teroris. Ungkapan Berlusconi adalah," Islam menolak pluralisme, mengajak kepada rasisme dan mendorong terorisme." Jika menurut mereka Islam mendorong terorisme, dan perang salib ini dilancarkan untuk memerangi terorisme, maka hasilnya adalah sama ! Perang melawan terorisme = perang melawan Islam !


[3]- Ketiga :

Setelah tragedi 11 September, Bush memberikan pidato selama 34 menit di hadapan Konggres. Dalam pidato yang diselingi oleh 29 kali aplaus anggota konggres tersebut, Bush berbicara tentang peperangan melawan terorisme. Sebenarnya, ia berbicara tentang perang melawan Islam, karena saat itu ia berbicara tentang syariat Islam yang diterapkan oleh Thaliban ---bukan berbicara tentang Thaliban sendiri--- ; pelarangan memotong jenggot, pewajiban hijab, pelarangan musik, lagu, bioskop dan dan lain-lain. Ini semua adalah ajaran Islam, bagian dari syariat Allah dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam, bukan undang-undang Mulah Umar semata.


[4]- Keempat :

Istilah-istilah yang dipergunakan oleh Bush dan sekutu-sekutunya dalam perang ini adalah istilah-istilah Taurat (perjanjian lama), seperti istilah "perang melawan kejahatan", "kekuatan kebajikan melawan kekuatan kejahatan", "peperangan orang-orang baik melawan orang-orang jahat", dan istilah-istilah serupa.


[5]- Kelima :

Rakyat AS dan Barat melakukan intimidasi kepada kaum muslimin di Barat ; membunuh sebagian muslim, memukuli, mengeroyok, merusak toko-toko, membakar masjid dan tindakan-tindakan anarkis lainnya. Padahal mereka mengetahui, kaum muslimin tersebut tidak mempunyai kesalahan apapun atas terjadinya serangan tersebut. Para "Teroris" yang mereka maksud berada di jauh sana, di goa-goa di Afghanistan. Namun karena kesamaan sifat "beragama Islam" inilah, mereka disakiti. Tindakan anarkis dan arogan ini juga dilakukan oleh pemerintah mereka. Pemerintah AS dan negara-negara Barat melakukan penangkapan, penggerebekan dan penahanan seenaknya kepada kaum muslimin.


[6]- Keenam ;

Para jurnalis AS dan Barat juga menyebutkan bahwa perang ini adalah perang melawan Islam. Di antaranya, wartawan David Silburn menulis dengan judul " Perang ini bukan melawan Terorisme, melainkan melawan Islam." Majalah National Report menulis judul " Inilah Perang, Mari Menyerbu Mereka di negerinya". Dalam artikel tersebut, ditulis :"Bangsa kita telah diserang oleh sekelompok ekstrimis kriminil, kita harus menyerbu mereka di negeri mereka, membunuh pemimpin-pemimpin mereka dan memaksa mereka memeluk agama Masehi."

Harian New York Times edisi 7/10/2001 M memuat headline sepanjang enam halaman, dengan tajuk " Ini adalah perang agama." Judul cover harian tersebut adalah " Siapa mengatakan ini bukan perang agama?". Penulis artikel ini, Andrew Sulivan, menulis dalam artikelnya bahwa perang kali ini adalah perang agama. Artikel-artikel serupa begitu bertebaran di berbagai media massa Barat.
[7]. Ketujuh :

AS mengumumkan target serangan pertama adalah 27 target, kesemuanya adalah perorangan dan organisasi Islam !


[8]- Kedelapan

AS menyebutkan, jumlah negara yang melindungi terorisme ada 60 negara, sementara jumlah negara "Islam" hanya 56 negara. Jika jumlah ini ditambah dengan beberapa negara yang di dalamnya ada gerakan jihad Islam, seperti Filipina, Macedonia dan lain-lain, maka genaplah jumlah ini menjadi 60 negara.


[9] Kesembilan

AS mengumumkan bahwa serangan kepada Afghanistan hanyalah bagian kecil dari peperangan luas mereka terhadap terorisme. Di antaranya adalah pernyataan Richard Meyer, kepala staf gabungan pasukan koalisi pada hari Ahad, 22/10/2001 M (5/8/1422 H) saat menjawab pertanyaan stasiun TV ABC "Apa target selain Afghanistan ?". Ia menjawab," Ini adalah perang internasional melawan terorisme dan senjata pemusnah masal. Afghanistan hanyalah satu bagian kecil. Karena itu, kami pasti berfikir dalam skala lebih luas. Bisa saya katakan, bahwa sejak Perang Dunia Kedua, kita belum pernah berfikir seluas sekarang."


[10]. Kesepuluh

AS menyatakan tujuan perang ini adalah membasmi terorisme sampai ke akar-akarnya. Mereka juga menyatakan, target-target yang telah mereka bidik adalah gerakan teroris. Pertanyaannya, kenapa mereka tidak menyentuh sedikitpun gerakan-gerakan teroris non Islam, seperti :



    • Tentara Merah Jepang : Paganis.

    • Tentara Republik Irlandia Utara (IRA) : Katolik.

    • Tentara Pembebasan Kuba : Komunis.

    • Ekstrimis Sayap Kiri Masehi AS : Protestan.

    • Sindikat-sindikat Narkotika di Amerika Latin.

    • Gang-gang Mafia : Eropa.

    • Dan kelompok teroris lainnya ????

Jawabannya jelas, karena gerakan-gerakan teroris ini bukan gerakan Islam.
[11]. Kesebelas :

AS menyebutkan gerakan-gerakan Islam yang melawan penjajah asing seperti mujahidin Kashmir yang melawan penjajah Hindu, mujahidin Filiphina yang melawan rezim Nasrani Filiphina, dan mujahidin Palestina yang melawan penjajah zionis. Pertanyaannya, jika perlawanan lokal kepada pemerintah adalah terorisme, kenapa AS membiarkan :

- Gerilyawan Macan Tamil Srilangka : paganis.

- Pasukan Pembebasan Rakyat Sudan Selatan (SPLA): Kristen.

- Tentara Republik Irlandia di Inggris : Kristen.

- dan lain-lain ????

Jawabannya jelas, gerakan-gerakan ini bukan gerakan Islam.
[12]. Kedua Belas :

Mereka mengerahkan seluruh negara anggota NATO, ditambah Rusia, China, Jepang, Korea Selatan, India, Australia dan lain-lain. Sebagian membantu dengan dana, sebagian dengan dukungan politis, sebagian dengan pangkalan-pangkalan militer, dan sebagian dengan bantuan militer. AS sendiri mengerahkan sekitar 1/3 kekuatan militernya. Apakah untuk menangkap satu orang "Usamah", atau meruntuhkan satu pemerintahan yang paling miskin dan paling tertingal di dunia "Taliban", harus mengerahkan kekuatan militer sekian puluh negara ?

Jawabannya tentu jelas bagi setiap orang waras, tujuan pengerahan pasukan ini bukan sekedar untuk menangkap seorang atau meruntuhkan sebuah pemerintahan. Tujuan sebenarnya, tak lain adalah menghancurkan setiap negara Islam, pergerakan Islam atau jihad Islam di tempat manapun di kawasan kaum muslimin.
[13]. Ketiga Belas :

Setelah runtuhnya Soviet dan berakhirnya perang dingin, Barat menganggap Islam sebagai musuh utama. Para pemimpin mereka telah menegaskan hal ini. Para pemikir mereka juga telah mengarang banyak buku tentang hal ini, di antaranya :



    • Samuel Huntington dalam "The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order", terbit 1996 M.

    • Francis Fukuyama dalam "The End of History and The Last Man", terbit 1999 M.

    • Charles E. Carlson dalam "Attacking Islam", terbit 1994 M.

    • Jack Miles dalam "Theology and The The Clash of Civilizations", terbit 2002 M.

    • Benjamin F. Barber dalam "Jihad vs Mc World, How The Globalism and Tribalism Are Reshaping The World", terbit 2002 M.

    • Judith Miller dalam "Is Islam Threat ?", terbit 1993 M.

    • Daniel Pipes dalam "Fundamentalist Moslems Between America and Russia", terbit 1986 M.

Para pemikir dan cendekiawan ini bukan sembarang penulis biasa. Tulisan-tulisan mereka menjadi bahan pertimbangan para pembuat kebijakan dalam pemerintahan AS.

Huntington, misalnya, adalah seorang guru besar studi-studi strategis di Harvard University. Buku yang ditulisnya ini merupakan salah satu buku paling berpengaruh dalam wacana para ilmuwan dan para pengambil kebijakan pemerintahan Barat. Henry Kissinger, mantan Mentri Luar Negeri AS, memuji buku tersebut dengan menulis :

" One of the most important books to have emerged since the end of tha cold war." (Salah satu buku terpenting yang terbit sejak berakhirnya Perang Dingin).

Fukuyama, misalnya, adalah guru besar George Mason University, Deputi Direktur Urusan Politik Militer AS dan staf perencanaan kebijakan Departemen Luar Negeri AS.

Dalam bukunya yang berjudul "1999 menang tanpa peperangan", mantan presiden AS Richard Nixon menulis," Di dunia Islam, sejak Maroko sampai Indonesia, kaum fundamentalis Islam menggantikan peran komunisme sebagai alat pokok perubahan radikal."

Mantan Sekjen NATO, Jeifer Solanes dalam pertemuan NATO tahun 1991 M setelah runtuhnya Soviet mengatakan," Setelah perang dingin selesai dan musuh beruang merah runtuh, seluruh negara NATO dan Eropa harus melupakan perselisihan di antara mereka, dan mulai mengalihkan perhatiannya ke depan untuk melihat musuh yang sedang mengintainya. Negara NATO dan Eropa harus bersatu untuk menghadapinya. Itulah kaum fundamentalis Islam."

Presiden Rusia dari kalangan Kristen Orodoks, Vladimir Putin, dalam pertemuan terakhirnya dengan negara-negara persemakmuran (Commonwealth) tahun 2000 M mengatakan," Sesungguhnya kaum fundamentalis Islam adalah satu-satunya bahaya yang hari ini mengancam negara-negara dunia maju. Inilah satu-satunya bahaya yang mengancam tatanan keamanan dan perdamaian dunia. Kaum fundamentalis mempunyai pengaruh. Mereka berusaha untuk mendirikan sebuah negara Islam yang membentang sejak Filipina sampai Kosovo. Mereka bergerak dari Afghanistan, sebagai pangkalan pergerakan mereka. Jika dunia tidak bangkit menghadapinya, ia bisa saja merealisasikan targetnya. Oleh karena itu, Rusia membutuhkan dukungan internasional untuk membasmi fundamentalis Islam di Kaukasus Utara."
[14]- Keempat Belas

Banyak pejabat pemerintahan AS meyakini akan terjadinya perang internasional yang mereka kenal dengan nama "Armagedon". Yaitu peperangan antara kekuatan kebaikan (Nasrani) melawan kekuatan kejahatan (Islam). Di antara yang paling bersemangat membicarakan Armagedon adalah mentri pertahanan saat ini, Donald Rumshfeld.24


Sedikit kutipan ini menjadi bukti, bahwa peperangan melawan terorisme yang hari ini dikomandoi AS, disetujui dan didukung oleh lebih dari 95 % negara anggota PBB ini, sebenarnya adalah perang melawan Islam dan kaum muslimin. Afghanistan, Iraq, Al-Qaedah, Jama'ah Islamiyah dan entah nama apa lagi, hanyalah target antara dan batu loncatan awal. Daftar selanjutnya masih panjang dan bertingkat. Rangking teratas ditempati oleh berbagai gerakan salafiyah jihadiyah di dunia. Selanjutnya gerakan-gerakan salafiyah ishlahiyah, lalu salafiyah tarbiyah dan seterusnya, sampai mengenai berbagai gerakan Islam damai yang menempuh jalur perjuangan demokrasi sekalipun. Lambat, namun pasti, semua umat Islam yang tidak tunduk kepada ideologi dan kemauan Barat akan merasakannya.

Yüklə 3,86 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   30




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin