Fikih ahlul bait taqlid dan Ijtihad



Yüklə 1,06 Mb.
səhifə22/29
tarix22.01.2018
ölçüsü1,06 Mb.
#39519
1   ...   18   19   20   21   22   23   24   25   ...   29
Sedangkan apabila kita balikkan tatanannya (Ali bergerak mengikuti kebenaran) secara teoritis, akan melenceng maknanya. Karena secara teoritis, Ali-lah yang menjadikan sesuatu bergerak, didasarkan pada teori bahwa Ali adalah benda bergerak. Makna ini akan terdengar lemah, dan menyiratkan seseorang yang tidak sempuma.

GHadir Khum Intermezo



Seorang Wahabi menyatakan: “Dulu ada sebuah aliran yang menyatakan bahwa Jibril melakukan kesalahan ketika menyampaikan pesan. Aliran ini disebut Syi’ah Ghurabiyyah. Sekarang aliran ini mungkin namanya sudah tidak ada lagi dan mereka berbeda dengan aliran dua belas imam.
Kami menjawab: “Sesungguhnya aliran Ghurabiyyah dan aliran sejenisnya adalah aliran yang diada-adakan oleh segelintir pengarang cerita seperti Syahrastani dan Abdul Qahir bin Thahir Baghdadi, dll.
Bagaimanapun, kami tidak menyangkal bahwa masih ada aliran-*aliran ekstrim (al-Ghulat) sempalan dari Syi’ah yang menyakini bahwa Ali adalah Tuhan, atau orang-orang yang menyakini reinkarnasi (hulul).
Alasan adalah karena mereka menemukan begitu banyak kebaikan dalam diri Imam Ali, dan dengan pikiran mereka yang sempit, mereka tidak dapat mempercayai bahwa seorang manusia dapat memiliki begitu banyak kebaikan. Akibatnya, mereka meyakini ketuhanan Imam Ali. Tentu saja mereka sesat. Syukur kepada Allah mereka telah musnah ditelan sejarah.
Namun para pemimpin kelompok sesat dan ekstrimis tersebut (yang para pemimpinnya mengangkat dirinya sebagai ‘imam’) bukanlah orang yang berpikiran sempit. Mereka adalah agen-agen penguasa tiran dan kegiatan mereka semata-mata bermuatan politis.
Para Imam Ahlulbait dan para pengikutnya melepaskan diri dari kelompok yang didirikan oleh pemerintah setiap zaman untuk menyesatkan para pengikut Ahlulbait dan menghancurkan jalan mereka dengan menjauhkan mereka dari para Imam dan menggiring mereka menjadi boneka-boneka pemerintah.
Namun kelompok ini menghilang beberapa bulan setelah kemunculan mereka, karena orang-orang segera mengetahui kesalahan dan kejanggalan para pemimpin mereka dan hubungannya dengan para penguasa sehingga orang-orang tidak bergabung dengan kelompok ini. Sebuah kelompok tanpa anggota tidak akan bertahan lama, dan pemimpinnya akan segera melepaskan urusannya. Hal. yang tertinggal dari kelompok-kelompok palsu ini hanyalah sejarah yang ditulis oleh para tiran.
Kami tidak menyebut kelompok yang rusak itu sebagai kelompok Syi’ah. Sejak Nabi wafat hingga saat ini, pengikut Imam Ali bin Abi Thalib adalah pengikut Imam Dua Belas. Namun ada beberapa mazhab Syi’ah Zaydiyyah dan Ismailiyyah di dunia ini. Meskipun mayoritas ulama percaya bahwa mereka adalah Islam (kecuali mereka yang meninggalkan ajaran*ojaran Islam), kami menganggap mereka tidak masuk ke dalam pengikut nhlulbait. Semua kelompok lain seperti Alawi atau Nudzayri, dll, bukan syiah dan kehadiran mereka tidak berhubungan dengan Syi’ah.
Untuk menjadi seorang Syi’ah seseorang harus memenuhi syarat berikut:
1) Menyakini semua rukun iman. Hal ini sangat umum di kalangan umat Islam;
2) Menyakini bahwa Imam Ali Bin Abi Thalib dalah pelanjut Nabi Muhammad SAW yang ditunjuk oleh Allah SWT;
3) Meyakini bahwa setiap orang harus mengikuti sunnah Nabi Muhammad yang sesungguhnya, dan sunnah ini disampaikan oleh Ahlulbait yang suci yang terlepas dari dosa menurut Quran. Selain itu, perintah para Imam Ahlulbait as sifatnya mengikat karena perintah itu adalah perintah Nabi Muhammad SAW;
4) Meyakini bahwa Imam Mahdi as, putra imam kesebelas, masih hidup (berbeda dengan mayoritas kalangan Sunni yang meyakini bahwa ia belum atau akan lahir).
Apabila ada salah satu syarat tersebut tidak dimiliki seseorang, ia tidak dapat disebut Syi’ah. Selain itu, bertentangan dengan isu yang menyebar, mengutuk para sahabat bukan merupakan keyakinan kami.
Penanya dari mazhab Wahabi lebih jauh menyebutkan: Seorang Muslim yang menyatakan bahwa salah satu keyakinan Syi’ah adalah poin-*poin di atas, tidak salah, karena mazhab Ghurabi adalah satu bagian dari mazhab Syi’ah sepanjang sejarah ini - tetapi mengatakan hal. ini kepada Itsna Asri keyakinan resmi adalah bukan hal yang sebenarnya.
Adalah menarik untuk diperhatikan bahwa penulis di atas melupakan banyak kelompok menyimpang yang memisahkan diri dari tubuh mazhab Sunni seperti yang menyakini bahwa Tuhan adalah seorang manusia. Tetapi kami belum pernah mendengar seorang Syi’ah menyatakan: “Seorang Muslim yang menyatakan bahwa salah satu keyakinan Sunni adalah poin*poin di atas, tidak salah karena mereka memisahkan diri dari kelompok Sunni - tetapi mengatakan bahwa hal. ini adalah keyakinan ‘resmi Sunni adalah salah.”
Anda dapat menggantikan kata ‘Negara Islam’ dengan ‘mazhab Ahmadiyyah, ... dan pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab, dan anda dapat melihat betapa rancunya pernyataan di atas. Syukur kepada Allah bahwa kaum Syi’ah tidak menyatakan hal tersebut kepada empat mazhab Sunni
Sesungguhnya pemimpin kalian adalah Allah dan Rasul-Nya, serta orang-orang beriman yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat pada saat mereka ruku. Dan barang siapa yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya serta orang – orang beriman sebagai pemimpin, sesungguhnya golongan Allah-lah yang akan menang. (QS. al-Maidah: 55-56)
Telah disepakati bahwa ayat tersebut turun berkenan dengan Ali saat ia menyedekahkan cincinnya saat ia sedang ruku. Hal ini pun secara berturut-turut shahih berdasarkan 12 imam.
Dalam Tafsir Quran Abu Ishaq Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim naisaburi Tsa’labi (337 H), ia membahas ayat ini, ia mencatat hal ini pada Tafsir al-Kabirnya dari sumber Abu Dzar Ghifari yang berkata:
Kedua mataku akan buta dan kedua telingaku akan tuli sekiranya aku berkata kebohongan. Aku mendengar Rasulullah SAW berkata: “Ali adalah pemberi petunjuk orang-orang beriman dan penghancur orang kafir, orang yang membantunya akan beruntung dan yang meninggalkanya akan binasa.”
Suatu hari aku shalat berjamaah di belakang Rasul. Seorang peminta-minta datang dan memohon sedekah. Akan tetapi, tidak ada seorang pun yang memberinya sesuatu. Saat itu Ali tengah ruku. la menyarangkan tangannya di mana melingkar sebuah cincin di jarinya pada peminta itu. Peminta-minta itu melepaskan cincin pada jarinya.
Nabi Muhammad berdoa kepada Allah, ia berkata :”Ya Allah, saudaraku Musa memohon padamu dengan mengatakan: ‘Ya Tuhanku, lembutkanlah hatiku dan mudahkanlah segala urusanku! lepaskanlah kekakuan lidahku agar mereka memahamiku! Tunjuklah dari keluargaku, Harun, saudaraku sebagai wakilku, dan kuatkan diriku dengan kehadirannya dan ikutkanlah ia dalam misiku, sehingga kami senantiasa mengagungkanmu dan mengingatmu! Sesungguhnya Engkau telah melihat kami dan memberinya ilham:“Ya, Musa, semua permintaanmu telah dikabulkan “
Ya Allah, aku adalah hambamu, Rasulmu. lembutkanlah hatiku dan mudahkanlah segala urusanku dan tunjuklah dari keluargaku, Ali, sebagai wakilku dan memperkuat diriku dengan keberadaannya.
Demi Allah, Rasulullah belum selesai berdoa ketika Jibril, Malaikat utusan Allah turun kepadanya bersama ayat ini: Sesungguhnya Allah adalah pemimpinmu dan Rasul-Nya serta orang-orang beriman yang mendirikan shalat dan memberi sedekah ketika ruku. Dan barang siapa yang menjadikan Allah dan orang-orang beriman sebagai pemimpin, sesungguhnya golongan Allahlah yang akan menang. “
Allamah Thabarsi, ketika menafsirkan ayat ini dalam kitab Majma al-*Bayan menyatakan:
“Bentuk jamak telah digunakan untuk menunjuk Ali, pemimpin orang-orang beriman, untuk memberi penghormatan dan keutamaan kepadanya.” Para ahli bahasa Arab menggunakan bentuk jamak kepada seseorang untuk memberi penghormatan.
Allamah Zamakhsyari dalam tafsir al-Kasysyaf telah -menyebutkan hal. menarik lainnya sebagai berikut:
Jika kalian ingin mengetahui bagaimana bentuk jamak ini dimaksudkan untuk Ali yang merupakan satu orang, saya akan mengatakan melalui ayat ini. Bentuk jamak di gunakan sebagai ajakan bagi orang lain untuk berbuat serupa dan mengeluarkan sedekah seperti yang Ali lakukan. Ada juga instruksi tersirat bahwa orang-orang beriman harus senantiasa mencari-cari kegiatan untuk beramal saleh, bersimpati kepada orang-orang miskin dan orang-orang membutuhkan bantuan, dan siap membantu tanpa menunda hingga selesainya sebuah kewajiban, bahkan ketika sedang shalat.
Siapa Penerus Nabi Muhammad SAW?
Muhammad Tijani pemah menyindir seorang ulama Sunni dengan berkata bahwa Abu Bakar sesungguhnya lebih berilmu daripadu Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar mengetahui bahwa Nabi harus menunjuk, seseorang sebagai penerusnya untuk menjaga agar system dan masyarakat tetap teratur. Abu Bakar mununjuk Umar sebagai penerusnya. Akan tetapi, Nabi Muhammad tidak menyadari tugas penting ini bahwa masyarakat Islam membutuhkan seorang pemimpin berkualitas setelah ia tiada, atau Nabi Muhammad tidak menganggap penting tentang siapa yang akan menjalankan roda kepemimpinan setelahnya.
Masalahnya adalah kepemimpinan. Apakah permasalahan ini tidak begitu penting bagi Nabi Muhammad atau apakah ia tidak sungguh*-sungguh menghadapinya? Tentu saja, Nabi Muhammad menanggapinya sungguh-sungguh dan ia pasti telah menunjuk pengganti (khalifah) yang paling berkualitas sebagai pemimpin negara Islam dan penjaga syariah (hukum Allah) bahkan dalam peristiwa ghadir khum Nabi sudah menyebut siapa pengganti selepas beliau, lalu mengapa tidak ditaati ?.
Pertanyaan lain yang muncul adalah: Siapakah yang lebih cakap dalam menunjuk khalifah. Allah SWT dan Rasul-Nya atau kaum Muslimin? Apakah Islam didasarkan pada demokrasi ( (pemerintah dipilih oleh masyarakat) ataukah teokrasi ( kerajaan Allah dimuka bumi ini ?) Sejarah Islam membuktikan bahwa pemerintahan setelah Nabi Muhammad SAW tiada didasarkan pada prinsip, demokrasi ataupun teokrasi. Hanya beberapa orang saja berkumpul di Saqifah Bani Saidah dan mengangkat Abu Bakar sebagai khalifah sedangkan Ali tengah sibuk mengurus jenazah Nabi Muhammad SAW di Madinah.
Dapatkah kita memilih seseorang Rasul melalui musyawarah? Hal yang samapun berlaku dalam menunjuk pengganti Rasul, Karena Allah Maha tahu siapa yang lebih berkualitas untuk kedudukan ini. Akan nampak aneh jika seorang wakil seorang pemimpin ditunjuk oleh orang lain dan bukan oleh dirinya. Wakil Allah (atau Rasul) hanya ditunjuk oleh Allah (atau Rasul), dan hal. ini bukan urusan manusia.
Banyak contoh dalam Quran ketika Allah menyatakan bahwa Dialah yang berhak menunjuk penurus di muka bumi. Allah Yang Maha tinggi berfirman:
“Hai Daud, kami telah menjadikanmu penguasa ( penerus ) di muka bumi ini ….” (QS.Shad : 26)
dan “ Kami telah menjadikanmu (Ibrahim) penguasa (pemimpin) bagi manusia” (QS. Al – Baqarah : 124 ).
Khalifah / Imam bagi umat manusia ditunjuk oleh Allah SWT. Lihat pula surah al – Baqarah ayat 30 mengenai Nabi Adam as, bahkan ketika ingin pergi ke Miqaat Nabi Musa as tidak meminta kaumnya membentuk sebuah syura untuk menunjuk seorang wakil baginya. Quran menyatakan bahwa Musa berkata:
“Ya, Allah tunjuklah bagiku seorang wakil, (yaitu) Harun saudaraku...... (Allah) bersabda: “Kami perkenankan permohonanmu hai, Musa!” (QS. Tha Ha :29-36).
Allah Yang Maha tinggi berfirman: “Sesungguhnya kami telah memberi kitab kepada Musa dan menunjuk Harun sebagai wakilnya. “ (QS. al-A’raf :142).
Perhatikanlah bahwa ukhlifni dan khalifa (khalifah) berasal dari akar kata yang sama.
Dalam kaitannya dengan hal ini, mari kita perhatikan hadis Shahih al-Bukhari yang menarik berikut ini. Rasulullah SAW berkata kepada Ali:
“Kedudukanmu bagiku bagaikan Harun bagi Musa, hanya saja tiada rasul , setelahku.”
Nabi Muhammad SAW bermaksud menyatakan bahwa sebagaimana Nabi Musa as menunjuk Nabi Harun as untuk menjaga kaumnya saat ia pergi ke Maqat (bertemu Allah), Nabi Muhammad menunjuk Ali untuk menjaga Islam setelah ia wafat.
Ayat Quran mengenai Nabi Harun as di atas menunjukkan bahwa bahkan Nabi tidak menunjuk wakil/penerus dirinya, tetapi Allah-lah yang menunjuknya. Nabi Musa bermohon kepada Allah agar Harun menjadi wakilnya dan Allah memperkenankan permohonan Nabi Musa as.
Nabi Muhammad Mengumumkan Pengganti Dirinya Saat la Menyebarkan Ajarannya Pertama Kali

Dua hadis berikut dicatat, secara beriringan, dalam Tarikh at-Thabari yang merupakan salah satu kitab sejarah penting bagi Sunni. Di samping Thabari, banyak ahli sejarah, ahli hadis dan ahli tafsir Quran dari kalangan Sunni mencatat hadis ini dalam kitab-kitab mereka. Dua hadis tersebut secara gamblang menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW, atas perintah Allah, telah mengenalkan Ali sebagai penggantinya bahkan pada khutbah pembukaan pertamanya kepada masyarakat.


Diriwayatkan Ibnu Humaid, dari Salamah, dari Muhammad Ihim Ishaq, dari Abdul Ghaffar bin Qasim dari Minhal bin Amr, dari Abdullah bin Haris bin Naufal bin Haris bin Abdul Muththalib, dari Abdullah bin Abbas dari Ali bin Abi thalib :
Ketika ayat “dan berilah peringatan kepada kerabat terdekatmu.” (QS. asy-Syu’ara : 214) turun kepada Nabi Muhammad, ia memanggilku dan berkata: “Ali, Allah memerintahku untuk memberi peringatan kuhWa kerabat terdekatku. Aku memiliki kesulitan dengan hal. ini, karma apabila aku bicarakan hal. ini kepada mereka, mereka akan memberi jawaban yang tidak akan aku sukai. Aku tetap berdiam diri hingga Jibril datang padaku dan berkata: ‘Jika engkau tidak nielaksanakan apa yang telah di perintahkan kepadamu, Allah akan mnghukummu.’ Oleh karenanya siapkanlah sejumlah gandum bagi kami, lalu tambahkan daging kaki kambing, isilah mangkuk*mangkuk besar dengan susu kemudian undanglah putra-putra Abdul Muththalib agar aku dapat berbicara kepada mereka apa yang telah diperintahkan Allah kepadaku.”
“Aku melaksanakan apa yang ia perintahkan. Saat itu jumlah mereka kurang lebih 40 orang lelaki, termasuk di antaranya Abu rhalib, Hamzah, Abbas, dan Abu Lahab. Ketika mereka telah herkumpul ia memanggilku untuk membawa makanan yang felah aku siapkan. Aku membawanya, dan ketika aku meletakkan makanan tersebut, Nabi mengambil sekerat daging, merobek dcngan giginya dan meletakkannya di piring. Kemudian ia berkata: ‘Makanlah dengan nama Allah!’ Mereka makan hingga mereka tiHak dapat memakannya lagi, sedang makanan itu tetap utuh. Aku bersumpah kepada Allah, yang di tangan-Nya tergenggam jiwa AI i, seorang lelaki dapat makan dengan jumlah makanan yang aku aiapkan. Kemudian ia berkata: ‘Berilah mereka minum!’ Lalu aku pun membawakan minum bagi mereka hingga mereka kenyang, d,n aku bersumpah kepada Allah bahwa seorang lelaki dapat minum begitu banyak. Ketika Nabi akan berbicara kepada mereka, AIM [,ahab menyelanya dan berkata:’Tamumu ini lama berada di ,ini, karena telah memesonakan dirimu.’ Mereka pergi tanpa Nabi ”
“Hari berikutnya ia berkata kepadaku: Ali, lelaki ini telah menyela apa yang aku katakan sehingga orang – orang pergi sebelum aku sempat berkata – kata. Siapkanlah makanan yang sama seperti yang kau siapkan di hari kemarin, dan undanglah mereka kemari Aku melakukan apa yang ia perintahkan, membawakan makanan untuk mereka ketika ia memanggilku. la melakukan seperti hari kemarin dan mereka makan hingga mereka tak dapat makan lagi. Kemudian ia berkata: `Bawakan mangkuknya!’ dan mereka minum hingga perut mereka penuh.”
“Lalu ia berkata kepada mereka: ‘Bani Abdul Muththalib, adakah seorang lelaki muda Arab yang telah membawa bagi kaumnya sesuatu yang lebih baik yang telah aku bawa buat kalian. Aku membawa yang paling baik dari dunia ini dan dunia akhirat, karena Allah memerintahkanku untuk mengumpulkan kalian. Siapa dari kalian yang akan membantuku dalam urusan ini, ia akan menjadi saudaraku, pendampingku (wali), penerusku (khalifah) di antara kalian.
Mereka semua diam, dan meskipun aku paling muda, aku berkata: “Aku akan menjadi pembantumu, Ya Rasulullah.” la meletakkan tangannya di pundakku dan berkata, “Inilah saudaraku, pendampingku (wasi), dan penerus (khalifah) di antara kalian, maka dengarkanlah ia dan taatilah ia.” Mereka berdiri sambil tertawa dan berkata kepada Abu Thalib, “la memerintahkanmu untuk menaati putramu dan menaatinya!”
Hadis di atas diriwayatkan juga oleh pemuka-pemuka terkenal Sunni seperti Muhammad bin Ishaq, Ibnu Abu Hatim, dan Ibnu Mardawaih. Hal. ini juga dicatat oleh banyak para orientalis, seperti T. Carlyle, E. Gibbon,

J. Davenport, dan W. Irving. Seperti yang kita ketahui, Nabi Muhammad memerintahkan orang-orang untuk mendengar dan menaati Ali bahkan pada khutbah pembukaan pertamanya, yaitu ketika ia mengumumkan kenabiannya secara terbuka: Syi’ah artinya `para pengikut’ dan secara khusus dimaksudkan untuk’para pengikut Ali’. Mazhab pemikiran Syi ‘ah, sebenarnya didirikan oleh Nabi Muhammad sejak awal misinya.


Kalaupun kita mengikuti Ali, itu karena Nabi Muhammad meminta kita untuk mengikutinya. Selain itu, apa pun yang dikatakan Ali adalah ajaran asli dan ucapan Nabi Muhammad SAW dan apa pun yang dikatakan Nabi adalah ajaran asli dan firman Allah SWT. Hal. ini disebahkan karena Nabi Muhammad dan para Imam adalah orang-orang suci mereka tidak mengucapkan satu hal pun yang bertentangan dengan apa yang telah Allah perintahkan.
Hadis berikut dalam Tarikh at-Thabari menyatakan bahwa bahwa diriwayatkan dari Zakaria bin Yahya Darir, dari Affan bin Muslim, dari nlm Awanah, dari Utsman bin Mughirah, dari Abu Shadiq, dari Rabiah bin Najid:

Seorang lelaki berkata kepada Ali: “Hai penumpin orang-orang heriman, bagaimana kiranya engkau menjadi pewaris sepupumu di luar garis keturunan pamanmu?” Ali berdeham tiga kali hingga setiap orang menoleh padanya dan memasang telinga mereka. “Nabi mengundang seluruh keluarga Abdul Muththalib, termasuk juga kerabat dekatnya, untuk makan daging kambing yang usianya satu tahun dan minum susu.


la pun menghidangkan sejumlah gandum. Mereka makan hingga perut mereka kenyang, sedang makanan masih utuh seolah-olah makanan itu belum disentuh dan minum hingga mereka tidak dapat minum lagi, tetapi minuman itu seolah-olah tidak diminum belum tersentuh. Kemudian Nabi berkata: ‘Bani Abdul Muththalib, aku telah menyampaikan kepada masyarakat secara umum dan kepada kalian secara khusus. Sekarang kalian melihat apa yang telah kalian lihat, siapakah dari kalian yang akan bersumpah setia kepadaku untuk menjadi saudaraku, sahabatku dan pewarisku?’ Tak seorangpun berdiri, lalu aku berdiri di hadapannya meski aku orang termuda. la menyuruh untuk duduk. la mengulang ucapan tersebut tiga kali, sedang aku selalu berdiri ketika ia berkata dan memintaku untuk duduk. Pada kali ketiga, ia memegang tanganku. Itulah mengapa aku menjadi I,owaris sepupuku di luar garis keturunan pamanku.”

Penafsiran lain dari Pengumuman siapa pengganti Nabi saat khutbah pertama kalinya

Seorang saudara dari mazhab Sunni menyebutkan bahwa pada peristiwa di atas Nabi Muhammad hanya berbicara kepada keluarga Bani Abdul Muthalib saja dan tidak pada kaum Muslimin. Penjelasan paling memungkinkan untuk hal ini adalah bahwa Nabi Muhammad ingin agar Ali menjadi penggantinya dalam mengurus urusan yang berhubungan dengan keluarga Banu Abdul Muththalib ketika ia tidak ada dan setelah ia wafat, bukan sebagai pengganti kepemimpinan seluruh kaum Muslim. Dalam hal. ini kita harus menyebutkan pertama-tama bahwa anak*-anak Abdul Muththalib bukanlah keluarga Nabi Muhammad. Mereka adalah kerabat Nabi.
Berdasarkan hadis yang disebutkan, kita tidak dapat menyimpulkan bahwa apa yang Nabi Muhammad sampaikanhanya ditujukan kepada kerabatnya. la baru saja memulainya dari kerabat terdekatnya. Sekarang, apakah anda secara jujur, meyakini bahwa Nabi Muhammad menunjuk seorang pengganti setelahnya hanya bagi Bani Abdul Muththalib, tetapi ia Iupa menunjuk seorang pengganti untuk umatnya’ Nabi Muhammad bukanlah seorang nasionalis. la diutus bukan hanya bagi kaum Bani Abdul Muththalib. la diutus bagi seluruh umat manusia seperti yang disebutkan dalam hadis. Lalu mengapa hal ini merupakan kelalaian orang lain? Jika menunjuk seorang penerus merupakan tugas Rasul, hal. ini tidak dapat dibatasi hanya pada orang tertentu, karena Nabi tidak diutus untuk suatu kaum tertentu.
Selain itu, bukan saat itu saja Rasul mengumumkan bahwa Ali adalah penerusnya. Saat itu adalah kali pertama.
Ada banyak hadis dalam koleksi hadis Sunni yang menunjukkan secara tersirat dan tersurat siapa yang ditunjuk Rasul sebagai penerusnya. Pernyataan resminya adalah di Ghadir khum sebagairriana yang dibuktikan oleh kitab Shihah Sitlah. Penting juga diingat bahwa peristiwa bersejarah senantiasa dicatat dan dikendalikan oleh penguasa. Hal ini terjadi di setiap zaman, tidak terkecuali pemerintahan zalim Umayah dan Abbasiah.
Dalam banyak kasus, seperti contoh di atas, kenyataan tidak secara eksplisit dicatat dalam sejarah, akan tetapi dapat ditemukan secara implisit Hal. ini adalah penyensoran penguasa di sepanjang sejarah. Nabi Muhammad menyatakan bahwa Ali senantiasa bersama kebenaran dan kebenaran senantiasa bersama Ali.

Bagaimana Hal Ini Dapat Terjadi



Dua orang Syekh, Bukhari dan Muslim, tidak menyebutkan peristiwa penting berkenaan dengan penyebaran pertama ajaran Nabi meskipun hal ini diriwayatkan oleh banyak sejarahwan dan ahli hadis, akan tetapi, Muslim dan beberapa ahli hadis lainnya mencatat sebuah peristiwa yang terjadi sesudah peristiwa ini. Mereka mencatat tentang kedatangan Nabi kepada orang – orang Quraisy serta ajakan Nabi kepada mereka untuk meyakini agama baru. Muslim dan ahli hadis ini menyebutkan peristiwa terakhir ini dapat mengaitkannya dengan ayat tentang peringatan Nabi Muhammad kepada kerabatnya. Muslim mencatat bahwa Abu Hurairah mencatat peristiwa berikut :
Ketika ayat ini turun : “ Dan berilah peringatan kepada kerabat terdekatmu, “ Rasulullah memanggil suku Quraisy dan mereka datang bersama – sama. Ia berkata kepada mereka tentang hal – hal yang umum dan yang khusus. Ia berkata, “ Hai Bani Ka’ab bin Lu’ay selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Hai, Bani Murrah bin Ka’ab, selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Hai, Bani Hasyim selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Hai, Fathimah, selamatkanlah dirimu dari api neraka. Karena aku tidak memiliki memiliki perlindungan atasmu dari Allah, kecuali hubungan denganku yang aku ketahui.”
Aneh sekali, ketika Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk memberi peringatan kepada kerabat terdekatnya, yaitu anak-anak Abdul Muthalib, tetapi Nabi Muhammad malah memanggil Bani Ka’ab bin Lu’ay dan Bani Murrab bin Ka’ab yang kekerabatannya dengannya sangat jauh.
Tidaklah masuk akal jika utusan Allah tidak menaati apa yang telah Allah perintahkan kepadanya.
Fathimah pada saat turunnya ayat diatas berdasarkan para sejarahwan, baru berusia dua atau delapan tahun. Hakim dan kitab al Mustadrak (vol 3 hal.61) mencatat bahwa Fathimah lahir 41 tahun setelah kelahiran ayahnya.
Adalah tidak logis jika Nabi Muhammad berkata kepada seorang bocah berusia dua tahun dan ia menyamakan kedudukan gadis kecil yang suci ( masih sangat kecil, usianya tidak lebih dari 8 tahun ) itu dengan penyembah berhala seperti Bani Ka’ab dan Bani Murrah.
Yang bahkan lebih aneh adalah hadis dari Aisyah yang dicatat dalam Shahih-nya seperti sebagai berikut: “Ketika ayat untuk memberi peringatan turun, Nabi Muhammad berkata: ‘Hai, Fathimah, putri Muhammad, Safiya, putri Abdul Muththalib, aku tidak memiliki kuasa apa pun untuk melindungi kalian dari Allah. Mintalah kepadaku kekayaanku sebagaimana yang kalian inginkan.”‘
Hadis ini tidaklah sejalan dengan hadis pertama. Karena hadis ini dicatat bahwa Nabi Muhammad hanya berkata kepada bani Abdul Muththalib, sedang hadis yang satu lagi diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad berkata di depan umum kepada selain keluarga Nabi Muhammad. Dan yang paling aneh dalam hadis ini adalah Nabi Muhammad berkata di depan umum ketika berada di Shafa hanya kepada putri kecilnya sedang ia tinggal bersamanya dan melihatnya setiap waktu. Juga aneh bahwa ucapan yang ia tujikan kepadanya dan kepada anggota Bani Abdul Muththalib lainnya tidak berisi pesan apa pun, seperti seruan kepada mereka untuk menyembah Allah atau menghindari diri dari menyembah berhala.
Selain itu, ketika peristiwa itu terjadi, Aisyah belum lahir. Nabi Muhammad wafat ketika Aisyah baru berusia 18 tahun.40 Dan yang lebih aneh dari semua adalah bahwa Zamakhsyari meriwayatkan bahwa Aisyah binti Abu Bakar dan Hafsah binti Umar, adalah orang-orang yang diberi peringatan oleh Nabi Muhammad setelah turunnya ayat ini (yang diturunkan sebelum lahirnya Aisyah).

Yüklə 1,06 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   18   19   20   21   22   23   24   25   ...   29




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin