a. Bila seorang dari kamu sedang marah hendaklah diam.( HR. Ahmad )
b. “ Marah itu bermula dari syetan , dan sesungguhnya setan itu tercipta dari api , dan api dapat dipadamkan dengan air . Maka apabila salah seorang diantara kamu sedang marah hendaknya segera berwudhu. “ ( HR. Abu Dawud ) ( untuk langsung shalat wajib atau sunnah ) ,
c. “ Bukanlah orang yang kuat itu adalah orang yang menang bergulat , bahkan sesungguhnya orang yang kuat itu adalah orang yang dapat menahan marahnya.” ( HR. Bukhari dan Muslim )
d. Diriwayatkan dari Abu Hurairoh r.a. sesungguhnya ada seorang lelaki bertanya kepada Nabi saw. , “ Berkenanlah kiranya Baginda berpesan kepada-ku ! Jawabnya , “ Janganlah kamu marah !.” , Lalu lelaki tersebut senantiasa mengulangi permin - taannya itu berulang kali. Jawabnya , “ Janganlah kamu marah ! “ ( HR. Bukhari ) ( Marah yang dilarang oleh Nabi SAW. adalah marah yang disebabkan karena hanya mengikuti hawa nafsu dan kehendak setan , yang akhirnya keluar kata – kata yang menyakitkan buat orang lain , memaki , menghina dll sebagaianya )
e.dll.
-
Hai orang-orang beriman ! , Janganlah satu kaum mengejek kaum yang lain , karena boleh jadi yang diejek itu lebih baik dari yang mengejek dan tidak pula wanita-wanita mengejek wanita-wanita lain , karena boleh jadi wanita-wanita yang diejek itu lebih baik dari wanita-wanita yang mengejek. Dan janganlah kamu menyela dirimu sendiri. Dan jangan panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Sebutan yang buruk sesudah iman ialah fasik. Barang siapa yang tidak bertobat (sesudah ejek-mengejek) , maka merekalah orang-orang yang Zalim. ( Al Hujuraat , 49 : 11 )
-
Tahukah kamu apa ghibah itu ? , Para sahabat menjawab , “ Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.” , Beliau bersabda , “ Menyebut-nyebut sesuatu tentang saudara-mu hal-hal yang tidak dia sukai.” (HR.Muslim ) ( memakan daging/ bangkai saudaranya sendiri )
-
Abu Hurairah r.a. berkata : ‘ Bersabda Nabi Muhammad saw : “ Siapa yang tidak suka meninggalkan kata-kata dusta , dan perbuatan yang palsu, maka Allah tidak membu - tuhkan dari padanya , puasa meninggalkan makan dan minumnya. ( H.R. Bukhari )
-
Yang paling aku takutkan bagi umatku adalah orang munafik yang pandai bersilat lidah. ( HR. Abu Ya’li )
-
Tutur kata yang sopan dan pemberian maaf jauh lebih baik dari pada pemberian yang menimbulkan sakit hati ( yang menerimanya ) . Dan Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. ( Al Baqarah , 2 : 263 )
-
Kebanyakan dosa anak Adam karena lidah-nya. ( HR. Athabrani & Al baihaqi )
-
Taburkanlah pasir ke wajah orang-orang yang suka memuji dan menyanjung-njanjung. ( HR. Muslim ) ( Penjilat ! )
-
Berhati-hatilah dalam ( memuji ) menyanjung sesungguh-nya itu adalah penyem - belihan. ( HR. Al Bukhari )
-
Ada 3 ( tiga ) hal yang termasuk pusaka kebajikan , yaitu : merahasiakan keluhan , merahasiakan musibah dan merahasiakan sodaqoh ( yang kita keluarkan ) ( HR. Athabrani )
-
Anas ra berkata : “ Adalah Nabi saw., jika berkata diulanginya tiga kali supaya dimengerti dari padanya. Juga jika ia datang pada suatu kaum memberi salam tiga kali. ( HR. Bukhari )
-
Aisyah ra berkata : “ Biasa perkataan ( bicara ) Rasulullah saw cukup jelas dapat dimengerti oleh tiap pendengarnya. ( HR. Abu Dawud )
-
.DLL.
Catatan :
-
Wajib bagi kita memelihara mulut kita dari ucapan – ucapan yang tidak membawa manfaat , sebab diantara anggota badan dan panca indra mulut lah yang paling usil dan yang paling banyak menimbulkan perselisihan / pertengkaran kemudian kerusakan dan kehancuran . Mulut adalah alat hawa nafsu yang paling berbahaya. “ Sufyan bin Abdullah bertanya kepada Rasulullah saw, “ Ya Rasulullah , apa yang paling ditakutkan dari-ku ? “ ,“ Inilah ! “ , jawab Rasulullah seraya memegang mulutnya.”
-
“ Allah berfirman , “ Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir ( mencatat ) ( Qaaf , 50 : 17 – 18 , Yunuus , 10 : 21 ) ” ( baca juga Al Infithar , 82 : 10-12 , Al Jaatsiyah , 45 : 29 ) , “ Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan. Dan segala (urusan) yang kecil maupun yang besar adalah tertulis.” (Al Qamar, 54 : 52-53)
-
Apapun yang kita ucapkan lewat mulut kita sama dengan mendiktekan kepada Malaikat untuk dicatat , dan catatan itu dikirimkannya kepada Allah. ( Berhati-hatilah dengan ucapan – mu saudaraku ) Jadilah arif dengan menjaga & ucapan. !
-
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka dan berbicaralah kepada Kami tangan-tangan-nya dan bersaksi kaki-kakinya dengan apa yang mereka perbuat.” (yaasiin, 36 : 65) , ( Fushshilat , 41 : 18 – 20 )
-
Salah satu Syair Ibnu Mubarak r.a , “ jagalah mulut-mu , sesungguh -nya mulut itu mempercepat kematian. Dan lisan merupakan cerminkan hati seseorang yang bisa menunjukan kadar rasio seseorang. “ ( Dengan menjaga hati maka akan terjaga pula mulut ! , dengan terjaga mulut akan terjaga pula celaka. / pen. )
-
“ Sesungguhnya Allah sangat berbelas kasihan dan suka kasih-sayang , lemah lembut dalam segala hal “ ( HR. Bukhari & Muslim ) ( At Taubah , 9 : 128 )
-
Ketahuilah bahwa keramahan itu terpuji . Keramah – tamahan itu merupakan buah dari akhlak yang baik . Kebalikan dari keramah tamahan adalah kata – kata kasar , kotor , kebengisan dan kekejaman. Rasulullah saw berkata kepada Siti ‘ Aisyah , “ Barang siapa yang diberikan kepada nya keramahan , maka telah diberikan bagi -nya kebaikan dunia dan akhirat. Barang siapa yang diharamkan bagi-nya kerama -han , maka telah diharamkan bagi-nya kebaikan dunia & akhirat “( Al Hadits ) , Diriwayatkan dari Siti Aisyah RA. , “ Sesungguhnya Allah Maha Lemah – Lembut , mencintai kelemah – lembutan dan memberi orang yang lemah – lembut apa yang tidak diberikan kepada orang yang keras dan apa yang tidak diberikan kepada orang lain.“ ( Al Hadits )
-
Barang siapa banyak bicara maka banyak pula salahnya dan barang siapa banyak salah maka banyak pula dosanya , dan barang siapa banyak dosanya maka api neraka lebih utama baginya. ( HR. Athabrani ) , Sesungguhnya Allah melarang kamu banyak omong , yang diomongkan dan menyia-nyiakan harta serta banyak bertanya. ( HR. Asysyihaab ) , Kebanyakan manusia senang berbicara tetntang dirinya sendiri atau keluarganya , dibandingkan ia berbicara tentang Allah dan Rosul-Nya ( as sunnah ) , karena ia masih senang pujian dari manusia ( yang sebenarnya bisa menyesatkan dirinya dan membawa dirinya dari keriyaan ) dari pada pujian dari Allah SWT.
Prepared by : Mas Iman – 0817 686 4702
Padepokan PP. Cahaya Iman & Taqwa.
Izin KEJARI. NO.09/0.2.34/Deb.1/12/2004.
Istri Shalihah, Keutamaan dan Sifat-SifatnyaJumat,
01 Agustus 08 - oleh : Tarman
"Apa yang sering diangankan oleh kebanyakan laki-laki tentang wanita yang bakal menjadi pendamping hidupnya? Cantik, kaya, punya kedudukan, karir bagus, dan baik pada suami.Inilah keinginan yang banyak muncul." Sebuah keinginan yang lebih tepat disebut angan-angan, karena jarang ada wanita yang memiliki sifat demikian. Kebanyakan laki-laki lebih memperhatikan penampilan dzahir, sementara unsur akhlak dari wanita tersebut kurang diperhatikan. Padahal akhlak dari pasangan hidupnya itulah yang akan banyak berpengaruh terhadap kebahagiaan rumah tangganya.Seorang muslim yang shalih, ketika membangun mahligai rumah tangga maka yang menjadi dambaan dan cita-citanya adalah agar kehidupan rumah tangganya kelak berjalan dengan baik, dipenuhi mawaddah warahmah, sarat dengan kebahagiaan, adanya saling ta‘awun (tolong menolong), saling memahami dan saling mengerti. Dia juga mendamba memiliki istri yang pandai memposisikan diri untuk menjadi naungan ketenangan bagi suami dan tempat beristirahatdari ruwetnya kehidupan di luar. Ia berharap dari rumah tangga itu kelak akan lahir anak turunannya yang shalih yang menjadi qurratu a‘yun (penyejuk mata) baginya. Demikian harapan demi harapan dirajutnya sambil meminta kepada Ar-Rabbul A‘la (Allah Yang Maha Tinggi) agar dimudahkan segala urusannya.
Namun tentunya apa yang menjadi dambaan seorang muslim ini tidak akan terwujud dengan baik terkecuali bila wanita yang dipilihnya untuk menemani hidupnya adalah wanita shalihah. Karena hanya wanita shalihah yang dapat menjadi teman hidup yang sebenarnya dalam suka maupun lara, yang akan membantu dan mendorong suaminya untuk taat kepada AllahSubhanahu wa Ta'ala. Hanya dalam diri wanita shalihah tertanam aqidah tauhid, akhlak yang mulia dan budi pekerti yang luhur. Dia akan berupaya ta‘awun dengan suaminya untuk menjadikan rumah tangganya bangunan yang kuat lagi kokoh guna menyiapkan generasi Islam yang diridhai Ar-Rahman. Sebaliknya, bila yang dipilih sebagai pendamping hidup adalah wanita yang tidak terdidik dalam agama1 dan tidak berpegang dengan agama, maka dia akan menjadi duri dalam daging dan musuh dalam selimut bagi sang suami. Akibatnya rumah tangga selalu sarat dengan keruwetan, keributan, dan perselisihan.Istri seperti inilah yang sering dikeluhkan oleh para suami, sampai-sampai ada di antara mereka yang berkata: Aku telah berbuat baik kepadanya dan memenuhi semua haknya namun ia selalu menyakitiku.
Duhai kiranya wanita itu tahu betapa besar hak suaminya, duhai kiranya dia tahu akibat yang akan diperoleh dengan menyakiti dan melukai hati suami nya….Namun dari mana pengetahuan dan kesadaran itu akan didapatkan bila dia jauh dari pengajaran dan bimbingan agamanya yang haq? Wallahu Al-Musta‘an.
Keutamaan wanita shalihahAbdullah bin Amr radhiallahu 'anhuma meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan2 dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim no. 1467)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Umar ibnul Khaththab radhiallahu 'anhu:
Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya3, bila diperintah4 akan mentaatinya5, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)
Berkata Al-Qadhi ‘Iyyadh rahimahullah: Tatkala Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menerangkan kepada para sahabatnya bahwa tidak berdosa mereka mengumpulkan harta selama mereka menunaikan zakatnya, beliau memandang perlunya memberi kabar gembira kepada mereka dengan menganjurkan mereka kepada apa yang lebih baik dan lebih kekal yaitu istri yang shalihah yang cantik (lahir batinnya) karena ia akan selalu bersamamu menemanimu. Bila engkau pandang menyenangkanmu, ia tunaikan kebutuhanmu bila engkau membutuh kannya. Engkau dapat bermusyawarah dengannya dalam perkara yang dapat membantumu dan ia akan menjaga rahasiamu. Engkau dapat meminta bantuannya dalam keperluan-keperluanmu, ia mentaati perintahmu dan bila engkau meninggalkannya ia akan menjaga hartamu dan memelihara /mengasuh anak-anakmu.” (‘Aunul Ma‘bud, 5/57) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah pula bersabda :Empat perkara termasuk dari kebahagiaan, yaitu wanita (istri) yang shalihah, tempat tinggal yang luas/ lapang, tetangga yang shalih, dan tunggangan (kendaraan) yang nyaman. Dan empat perkara yang merupakan kesengsaraan yaitu tetangga yang jelek, istri yang jelek (tidak shalihah), kendaraan yang tidak nyaman, dan tempat tinggal yang sempit.” (HR. Ibnu Hibban dalam Al-Mawarid hal. 302, dishahihkan Asy-Syaikh Muqbil dalam Al-Jami’ush Shahih, 3/57 dan Asy-Syaikh Al Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 282)
Ketika Umar ibnul Khaththab radhiallahu 'anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, harta apakah yang sebaiknya kita miliki?Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:
Hendaklah salah seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir dan istri mukminah yang akan menolongmu dalam perkara akhirat.” (HR. Ibnu Majah no. 1856, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah no. 1505)
Cukuplah kemuliaan dan keutamaan bagi wanita shalihah dengan anjuran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bagi lelaki yang ingin menikah untuk mengutamakannya dari yang selainnya. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Wanita itu dinikahi karena empat perkara yaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang punya agama, engkau akan beruntung.” (HR. Al-Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1466)
Empat hal tersebut merupakan faktor penyebab dipersuntingnya seorang wanita dan ini merupakan pengabaran berdasarkan kenyataan yang biasa terjadi di tengah manusia, bukan suatu perintah untuk mengumpulkan perkara-perkara tersebut, demikian kata Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah. Namun dzahir hadits ini menunjukkan boleh menikahi wanita karena salah satu dari empat perkara tersebut, akan tetapi memilih wanita karena agamanya lebih utama. (Fathul Bari, 9/164)Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata: maknanya: yang sepatutnya bagi seorang yang beragama dan memiliki muruah (adab) untuk menjadikan agama sebagai petunjuk pandangannya dalam segala sesuatu terlebih lagi dalam suatu perkara yang akan tinggal lama bersamanya (istri). Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk mendapatkan seorang wanita yang memiliki agama di mana hal ini merupakan puncak keinginannya.” (Fathul Bari, 9/164)Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: Dalam hadits ini ada anjuran untuk berteman/ bersahabat dengan orang yang memiliki agama dalam segala sesuatu karena ia akan mengambil manfaat dari akhlak mereka (teman yang baik tersebut), berkah mereka, baiknya jalan mereka, dan aman dari mendapatkan kerusakan mereka. (Syarah Shahih Muslim, 10/52)
Sifat-sifat Istri ShalihahAllah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: Wanita (istri) shalihah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah memelihara mereka.” (An-Nisa: 34)
Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan di antara sifat wanita shalihah adalah taat kepada Allah dan kepada suaminya dalam perkara yang ma‘ruf6 lagi memelihara dirinya ketika suaminya tidak berada di sampingnya. Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa‘di rahimahullah berkata: Tugas seorang istri adalah menunaikan ketaatan kepada Rabbnya dan taat kepada suaminya, karena itulah Allah berfirman: Wanita shalihah adalah yang taat, yakni taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, “Lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada.Yakni taat kepada suami mereka bahkan ketika suaminya tidak ada (sedang bepergian,), dia menjaga suaminya dengan menjaga dirinya dan harta suaminya.(Taisir Al-Karimir Rahman, hal.177) Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menghadapi permasalahan dengan istri-istrinya sampai beliau bersumpah tidak akan mencampuri mereka selama sebulan, Allah Subhanahu wa Ta'ala menyatakan kepada Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam:
Jika sampai Nabi menceraikan kalian,7 mudah-mudahan Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kalian, muslimat, mukminat, qanitat, taibat, ‘abidat, saihat dari kalangan janda ataupun gadis. (At-Tahrim: 5)Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan beberapa sifat istri yang shalihah yaitu:a. Muslimat: wanita-wanita yang ikhlas (kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala), tunduk kepada perintah Allah ta‘ala dan perintah Rasul-Nya.b. Mukminat: wanita-wanita yang membenarkan perintah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala c. Qanitat : wanita-wanita yang taat d. Taibat: wanita-wanita yang selalu bertaubat dari dosa-dosa mereka, selalu kembali kepada perintah (perkara yang ditetapkan) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam walaupun harus meninggalkan apa yang disenangi oleh hawa nafsu mereka.e. ‘Abidat: wanita-wanita yang banyak melakukan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala (dengan mentauhidkannya karena semua yang dimaksud dengan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam Al-Qur’an adalah tauhid, kata Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma).f. Saihat: wanita-wanita yang berpuasa. (Al-Jami‘ li Ahkamil Qur’an, 18/126-127, Tafsir Ibnu Katsir, 8/132)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyatakan: Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai.” (HR. Ahmad 1/191, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’ no. 660, 661)
Dari dalil-dalil yang telah disebutkan di atas, dapatlah kita simpulkan bahwa sifat istri yang shalihah adalah sebagai berikut:1. Mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan mempersembahkan ibadah hanya kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatupun. 2. Tunduk kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala, terus menerus dalam ketaatan kepada-Nya dengan banyak melakukan ibadah seperti shalat, puasa, bersedekah, dan selainnya. Membenarkan segala perintah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
3. Menjauhi segala perkara yang dilarang dan menjauhi sifat-sifat yang rendah.
4. Selalu kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan bertaubat kepada-Nya sehingga lisannya senantiasa dipenuhi istighfar dan dzikir kepada-Nya. Sebaliknya ia jauh dari perkataan yang laghwi, tidak bermanfaat dan membawa dosa seperti dusta, ghibah, namimah, dan lainnya.
5. Menaati suami dalam perkara kebaikan bukan dalam bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan melaksanakan hak-hak suami sebaik-baiknya.6. Menjaga dirinya ketika suami tidak berada di sisinya. Ia menjaga kehormatannya dari tangan yang hendak menyentuh, dari mata yang hendak melihat, atau dari telinga yang hendak mendengar. Demikian juga menjaga anak-anak, rumah, dan harta suaminya.
Sifat istri shalihah lainnya bisa kita rinci berikut ini berdasarkan dalil-dalil yang disebutkan setelahnya: 1. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya.Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.(HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)
2. Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya,tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.3. Menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya. Asma’ bintu Yazid radhiallahu 'anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami).Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya. (HR. Ahmad 6/456, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan ada syawahid (pendukung) yang menjadikan hadits ini shahih atau paling sedikit hasan) 4. Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)
5. Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta‘ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)
6. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah bersabda: Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal dia membutuhkannya.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 289)
7. Bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang syar‘i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia tahu dan takut terhadap berita Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:
Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436)
“Apabila seorang istri bermalam dalam keadaan meninggalkan tempat tidur suaminya, niscaya para malaikat melaknatnya sampai ia kembali (ke suaminya).” (HR. Al-Bukhari no. 5194 dan Muslim no. 1436)Demikian yang dapat kami sebutkan dari keutamaan dan sifat-sifat istri shalihah, mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi taufik kepada kita agar dapat menjadi wanita yang shalihah, amin.
1 Atau ia belajar agama namun tidak mengamalkannya
2 Tempat untuk bersenang-senang (Syarah Sunan An-Nasai oleh Al-Imam As-Sindi rahimahullah, 6/69)
|
Dostları ilə paylaş: |