CONTOH MIMPI
Contoh paling baik untuk menjelaskan realitas ini ialah mimpi. Orang dapat menggelinding di tangga dan mematahkan kakinya, mengalami kecelakaan mobil yang serius, terjepit di bawah bus, atau makan kue dan kenyang. Peristiwa sama yang dialami dalam kehidupan sehari-hari juga dialami dalam mimpi dengan indera sama tentang realitas mereka, dan menimbulkan perasaan sama pada kita.
Seseorang yang bermimpi tertabrak oleh bus dapat membuka matanya lagi di rumah sakit dalam mimpinya dan memahami bahwa ia cacat, tetapi semua itu adalah mimpi. Ia juga dapat bermimpi bahwa ia meninggal dalam kecelakaan mobil, malaikat kematian merenggut nyawanya, dan kehidupannya di akhirat dimulai. (Peristiwa yang disebut terakhir ini dialami dengan cara yang sama dalam kehidupan ini yang, sebagaimana mimpi, merupakan persepsi).
Orang ini mencerap kesan, suara, rasa padat, cahaya, warna, dan semua perasaan lain yang berkenaan dengan kejadian yang ia alami dalam mimpinya dengan sangat kuat dan tajam. Persepsi yang ia alami dalam mimpinya sama alaminya dengan persepsi dalam kehidupan "nyata". Kue yang ia makan dalam mimpinya membuatnya kenyang meskipun kue itu merupakan cerapan perasaan mimpi saja, karena, merasa kenyang juga merupakan persepsi perasaan-mimpi. Bagaimanapun, dalam kenyataannya, orang ini sedang berbaring di tempat tidur pada saat itu. Tidak ada tangga, lalulintas, atau pun bus sama sekali. Orang yang bermimpi mengalami dan melihat persepsi dan perasaan yang tidak ada di alam luar. Fakta bahwa dalam mimpi, kita mengalami, melihat, dan merasakan kejadian dengan tanpa korelasi fisik di alam luar dengan sangat gamblang menjelaskan bahwa dunia luar tempat kita hidup ini sepenuhnya semata-mata terdiri dari persepsi-persepsi.
Yang percaya akan filsafat materialisme, terutama Marxis, akan membantah keras realitas ini, yakni esensi zat. Mereka mengutip contoh dari penalaran semu Marx, Engels, atau pun Lenin dan membuat pernyataan secara emosional.
Akan tetapi, orang-orang ini mesti berpikir bahwa mereka juga mengutarakan pendapatnya secara luas ini dalam mimpi mereka. Dalam mimpi, mereka juga dapat membaca "Das Kapital", mengikuti pertemuan, berkelahi dengan polisi, dipukul di kepala, dan terasa sakit lukanya. Bila ditanya dalam mimpi, mereka akan mengira bahwa yang mereka alami dalam mimpi itu juga terdiri dari "zat mutlak", seperti mereka menganggap "zat mutlak" benda-benda yang mereka lihat ketika mereka bangun. Namun, entah dalam mimpi entah dalam kehidupan mereka sehari-hari, semua yang mereka lihat, alami, atau pun rasakan hanya terdiri dari persepsi-persepsi.
Dostları ilə paylaş: |