Harun Yahya Judul Asli Allah Is Known Through Reason Penulis



Yüklə 0,81 Mb.
səhifə124/142
tarix05.01.2022
ölçüsü0,81 Mb.
#74274
1   ...   120   121   122   123   124   125   126   127   ...   142
KETERANGAN HALAMAN 183

Rennan Pekunlu, penulis materialis Turki, mengatakan bahwa “teori evolusi tidak begitu penting, ancaman nyatanya adalah subyek ini”, karena ia sadar bahwa subyek ini menihilkan materi, satu-satunya konsep yang ia yakini.


Meskipun demikian, gambaran umumnya ialah bahwa sejumlah besar ilmuwan materialis masih mengambil sikap yang sangat dangkal terhadap fakta bahwa "zat itu tiada lain kecuali sebuah ilusi". Pokok bahasan yang dijelaskan di bab ini ialah satu pokok bahasan terpenting dan paling menarik yang pernah mereka temui dalam kehidupan mereka. Mereka tidak berkesempatan menghadapi pokok bahasan yang sedemikian penting ini sebelumnya. Namun, reaksi para ilmuwan ini atau pun metode yang mereka terapkan dalam ceramah dan artikel mereka mengisyaratkan betapa dangkal dan semu pemahaman mereka.

Reaksi beberapa materialis terhadap subyek yang dibahas di sini menunjukkan bahwa kesetiaan mereka yang membabi buta kepada materialisme telah membahayakan logika mereka. Karena alasan ini, mereka jauh terlepas dari pemahaman pokok bahasan itu. Contohnya, Alaatin Senel, seorang akademisi dan penulis majalah Bilim ve Utopya, mengungkapkan sentimen yang serupa dengan kata-kata Rennan Pekunlu, "Lupakan runtuhnya Darwinisme, masalah yang sebenarnya mengancam adalah masalah ini". Dengan merasa bahwa filsafatnya sendiri tidak berdasar, ia membuat tuntutan seperti "buktikan kata-kata anda!". Yang lebih menarik, penulis ini menulis sendiri bahwa ia tidak bisa mengerti akan fakta ini, yang ia anggap sebagai ancaman.

Contohnya, dalam artikel yang membahas masalah ini secara eksklusif, Senel sependapat bahwa alam luar dicerap di otak sebagai kesan. Namun demikian, ia mengklaim bahwa kesan terbagi menjadi dua: yang mempunyai korelasi fisik dan yang tidak, dan bahwa kesan yang berhubungan dengan dunia luar mempunyai korelasi fisik. Untuk mendukung pernyataannya, ia memberi "contoh telepon". Pendek kata, ia menulis: "saya tidak tahu apakah kesan-kesan di otak saya mempunyai korelasi dengan dunia luar ataukah tidak, tetapi hal tersebut berlaku pula ketika saya berbicara di telepon. Ketika berbicara di telepon, saya tidak bisa melihat lawan bicara tetapi saya dapat mengkonfirmasikan pembicaraan ini bila kemudian saya bertemu langsung dengannya."39

Dengan mengatakan demikian, penulis ini sesungguhnya bermaksud: "Jika kita meragukan penginderaan kita, kita bisa melihat materi itu sendiri dan memeriksa realitasnya." Meski demikian, hal ini merupakan kesalahpahaman bukti, karena kita tidak mungkin menjangkau materi itu sendiri. Kita tidak mungkin mengeluarkan benak kita dan mengetahui hal-hal yang ada "di luar". Apakah suara di telepon berkorelasi ataukah tidak, dapat dikonfirmasikan oleh orang tersebut di ujung lainnya. Meski begitu, konfirmasi ini juga kesan, yang dialami di benak tersebut.

Orang-orang ini juga mengalami kejadian yang sama dalam mimpi-mimpi mereka. Contohnya, Senel juga bisa melihat dalam mimpinya bahwa ia berbicara di telepon dan kemudian mengadakan pembicaraan yang dikonfirmasikan oleh orang yang ia ajak bicara. Pekunlu bisa merasakan sendiri dalam mimpinya bahwa ia menghadapi "ancaman serius" dan menyarankan orang-orang agar membaca buku-buku klasik karya Lenin. Namun, tidak peduli apa yang mereka kerjakan, para materialis ini tidak bisa menyangkal bahwa kejadian yang mereka alami dan orang-orang yang mereka bicarakan dalam mimpi mereka tidak lain kecuali persepsi.

Lantas, siapa yang akan mengecek apakah kesan-kesan di otak memiliki korelasi ataukah tidak? Makhluk bayangan di otak? Sudah pasti, para materialis mustahil menemukan sumber informasi yang bisa memberi data mengenai luar otak dan mengkonfirmasikannya.

Dengan mengakui bahwa semua persepsi terbentuk di otak, tetapi menganggap bahwa orang bisa “keluar” dari ini dan mempunyai persepsi yang dikonfirmasi oleh dunia luar yang nyata, mengungkapkan bahwa kemampuan intelektual manusia terbatas dan bahwa penalarannya menyimpang.

Namun, siapa saja dengan tingkat pemahaman dan penalaran yang normal bisa dengan mudah memahami fakta-fakta ini. Setiap orang yang tidak menyimpang tahu, sehubungan dengan semua yang telah kita katakan, bahwa mustahil baginya menguji keberadaan dunia luar dengan inderanya. Akan tetapi, tampak bahwa kesetiaan yang membabi buta kepada materialisme menyimpangkan kemampuan penalaran manusia. Karena alasan ini, para materialis kontemporer menampilkan kelemahan logika yang fatal dalam penalaran mereka persis seperti para guru mereka yang berupaya "membuktikan" keberadaan zat dengan menendang batu atau memakan kue.

Juga dikatakan bahwa ini bukan situasi yang mengherankan, karena ketidakmampuan memahami merupakan sifat umum kaum kafir. Dalam Al-Qur’an, Allah pada khususnya menyatakan bahwa mereka “orang yang tidak berakal (Surat al-Maai'dah, 58).




Yüklə 0,81 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   120   121   122   123   124   125   126   127   ...   142




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin