Imam kepada allah


Tata Krama bagi Para Penumpang Kendaraan Umum



Yüklə 0,8 Mb.
səhifə6/9
tarix12.09.2018
ölçüsü0,8 Mb.
#81399
1   2   3   4   5   6   7   8   9

2. Tata Krama bagi Para Penumpang Kendaraan Umum

Bagi para penumpang kendaraan umum seperti Bus dan atau kereta api, hendaknya memperhatikan dan melaksanakan tata krama antara lain :

1). bermanis muka dan bertutur kata yang baik terhadap para penumpang yang lainnya.

2). bersikap hotmat kepada penumpang yang lain, terutama kepada yang lebih tua.

3). saling tolong menolong dengan sesama penumpang yang lain.

4). jangan melakukan perbuatan-perbuatan yang mengganggu dan merugikan para pemunpang lain


IV. ADAB BERTAMU DAN MENERIMA TAMU
1. Adab Bertamu
Dalam kehidupan sehari-hari atau bermasyarakat sudah barang tentu orang yang satu dengan yang lainnya terjadi saling mengunjungngi. Berkunjung ke rumah orang baik karena ada kepentingan yang sangat perlu maupun sekedar silaturrahmi ini dinamakan “bertamu”.

Bertamu dengan maksud yang baik dilandasi dengan niat karena Allah SWT, bersilaturrahmi untuk mempererat tali persaudaraan antra sesama muslim sangat dianjurkn oleh ajaran Islam,

Rosulullah SAW bersabda :

Artinya : Dari Abu Hurairah ra. bahwa ia berkata : “ saya mendengar Rosulullah SAW bersabda : Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia melakukan silaturrahmi”. (HR. Bukhari dan Muslim); dan diriwayatkan oleh Timidzi dengan kalimat : “sesungguhnya silaturrahmi itu menimbulkan cinta kasih di kalangan famili, merupakan sumber kekayaan dan menyebabkan umur panjang”.


Dalam ajaran Islam orang yang bertamu itu harus memperhatikan dan melaksanakan tatakrama, sesuai dengan petunjuk-petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya. Adapun adab bertamu itu antara lain :

!). Dalam bertamu didahului dengan niat untuk melaksanakan sunnah Rasul dan beribadah kepada Allah. Apabila ada keperluan sampaikan dengan cara yang baik. Sebaik-baiknya tamu adalah yang membawa kabar gembira dan menyenangkan tuan rumah yang didatangi.

2) Sebelum berkunjung sebaiknya memberitahu dahulu bahwa kita mau bersilaturrahmi, baik melalui tepoh, SMS, surat maupun yang lainnya.

3). Menggunakan pakaian yang sopan, rapi, dan menutup aurat dan berpenampilan yang Islami.

4). Usahakan dalam bertamu itu ketika orang yang ditamuni dalam keadaan tenggang waktu. Jangan bertamu apabila orang yang ditamuni itu dalam keadaan sibuk, sedang tidur, dan waktu makan, karena apabila bertamu dan orang yang ditamuni itu sedang dalam keadaan tidak memungkinkan akan dapat mengganggu yang di tamuni.

5). Ketika bertamu terlebih dahulu sebelum masuk memberi isyarat dengan salam, mengetuk pintu atau membunyikan bel, atau yang lainnya.

Nabi bersabda :

Artinya : Apabila seseorang bertamu lalu minta izin (mengetuk pintu atau mengucap salam) sampai tiga kalidan tidak ditemui (tidak dibukakan pintu), maka hendaklah dia pulang. (HR. Bukhari dan Muslim)

6). Dalam bertamu, kalau memeang harus menginap,usahakan jangan sampai lebih dari tiga hari. Karena hal itu dapat mengganggu atau memberatkan tuan rumah. Rasulullah SAW bersabda :

Artinya : “ Bertamu itu selama tiga hari” (HR. Bukhari dan Muslim)

7) Hendaknya bersikap dan bertuturkata yang sopan, sehingga orang yang dikunjungi merasa senang serta menaruh hormat kepada tamunya.

8). Jangan bertamu kepada orang wanita yang suaminya sedang tidak berada di rumah, karena dapat menimbulkan fitnah.


2. Adab Menerima Tamu.
Dalam kehidupan bermasyarakat seseorang pernah bertamu dan pernah pula menerima tamu. Dalam menerima tamu hendaknya sesuai dengan tatakrama yang sudah diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Rasulullah SAW bersabda :

Artinya : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat hendaklah memulikan tamunya”. (HR. Bukhari dan Muslim )

Adab dalam menerima tamu adalah sebagai berikut :

1). Segaralah membukakan pintu bila ada tamu datang, menjawab salam serta segera mempersilahkan masuk. Dengan sikap yang baik dan muka yang menyenagkan

2). Tuan rumah menyambut tamu dengan pakaian yang sopan dan menutup aurat Karena kedatangan tamu akan membawa manfaat tersendiri.

Rasulullah SAW bersabda :

Artinya : “apabila tamu telah masuk ke rumah seseorang maka ia masuk dengan membawa rizkinya dan jika ia keluar membawa pengampunan bagi tuan rumah dan keluarganya”.(HR. Ad-Dailami dari Annas)

3). Tamu hendaklah dijamu, paling tidak disuguhi minuman atau makanan ringan.

Rasulullah SAW bersabda

Artinya : “ Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah memuliakan tamunya. Dan bertamu itu tiga hari, adapun selebihnya adalah termasuk sedekah “.

4). Tamu hendaklah diterima dengan rasa syukur dan rasa senang serta dengan wajah yang ceria

5). Bila tamu yang datang itu tidak kita inginkan, jangan sekali-kali menunjukkan sikap yang membuatnya tersinggung. Jika ingin menolaknya, maka tolaklah denga cara yang bijaksana.

6). Jika tamu telah berpamitan akan pulang, antarkanlah tamu sampai pintu rumah atau (pagar), karena hal tersebut termasuk sunnah.


Rangkuman :

  • Sebagai seorang muslim dalam bergaul dan bermasyarakat dituntut untuk bersikap dan berperilaku yang Islami, misalnya : dalam cara berpakaian dan berhias diri, juga dalam cara bertamu dan menerima tamu

  • Pakaian yang sesuai dengan tatakrama islam adalah yang dapat memenuhi fungsinya yaitu dapat menutup aurat, menambah keindahan fisik pemakaianya, dan menunjukkan identitas pemakainya adalah orang Islam

  • Berhias diri yang sesuai dengan tatacara islam adalah yang berpedoman kepada Al-Quran dan hadits.

  • Diantara ciri orang yang beriman adalah menghormatu tamu, maka menghormati tamu hukumnya wajib bagi orang Islam

  • Bertamu yang baik adalah yang sesuai dengan tata cara Islami, yaitu diniati beribadah kepada Allah SWT, dan berpakaian yang sopan (menutup aurat)

  • Dalam bertamu jangan sampai merepotkan tuan rumah, sehingga jika akan bermalam jangan sampai melebihi tiga hari.

  • Sebagai orang Islam yang baik jika bepergian hendaklah mentaati aturan jalan raya atau aturan lalu lintas dengan disiplin. Baik bagi pejalan kaki ataupun sebagai pengendara kendaraan bermotor.



LATIHAN :
I. Berilah tanda silang( X ) pada jawaban yang benar !

1. Pakaian yang baik berdasarkan QS. Al-A’raf 26 adalah :

a. berwarna putih

b. tidak tembus pandang

c. indah di pandang

d. menyenangkan bagi pemakaianya

e. pakaian takwa
2. Berikut ini adalah hal-hal yang hukumnya haram, kecuali ...

a. mempertontonkan aurat

b. memakai wangi-wangian

c. mencukur rambut kepala sampai botak

d. membiarkan rambut sampai gondrong

e. tidak menyisir dan meminyaki rambut


3. Ayat yang mengandung perintah untuk berpakaian baik ketika hendak ke masjid adalah ...

a. QS. Al-Ahzab ; 59

b. QS. Al-A’raf ; 31

c. QS. Al-Anbiya 41

d. QS. Ali Imran ; 37

QS. An-Nahl ; 123


4. QS. Al-Ahzab ; 59, menjelaskan fungsi berpakaian bagi wanita adalah menutup aurat , agar ...

a. tampak lebih cantik

b. berpanampilan menarik

c. melindungi udara panas atau dingin

d. tidak diganggu kaum laki-laki

e. disenangi oleh orang banyak.


5. Pernyataan berikut ini yang mempunyai hukum wajib adalah ...

a. bertamu

b. menjamu tamu dengan makanan yang lezat

c. menghormati tamu

d. mengucapkan salam

e. memenuhi semua keinginan tamu

6. Sopan santun dalam ajaran Islam disebut ...

a. tatakrama

b. budi pekerti

c. adab


d. perilaku

e. moral
7. Aurat wanita adalah seluruh anggota badan kecuali ....

a. muak

b. tangan

c. muka dan tangan

d. muka dan bagian kaki

e. muka dan telapak tangan
8. Tujuan dan fungsi wanita berbusana adalah ....

a. menjadi terkenal

b. membuat indah

c. menambah cantik

d. menutuo aurat

e. mendapat pujian


9. Pegangan utama yang perlu diperhatikan dalam berpakaian

a. sesuai selera pribadi

b. keindahan

c. harga pakaian

d. sesuai dengan zaman

e. tidak berlebih-lebihan


10. Dalam adab bertamu, kita dibolehkan mengetuk pintu sebanyak ...

a. satu kali

b. dua kali

c. tiga kali

d. empat kali

e. lima kali


II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan benar !
1. Jelaskan cara berpakaian yang sesuai dengan Islam !

2. Sebutkan manfaat-manfaat berpakaian yang menutupi aurat bagi kaum wanita !

3. Jelaskan adab menerima tamu!

4. Jelaskan tatakrama bertamu!

5. Tuliskan dengan benar dalil yang memerintahkan bagi wanita harus berjilbab, dan tuliskan artinya!


MENGHINDARI SIFAT TERCELA


Standar Kompetensi :


  1. Menghindari perilaku tercela.


Kompetensi Dasar :

    1. Menjelaskan pengertian hasad, riya, aniaya, dan diskriminasi

    2. Menyebutkan contoh perilaku hasad, riya, aniaya, dan diskriminasi

    3. Menghindari hasad, riya, aniaya, dan diskriminasi


TARTILAN

Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.



bismi7

  • Q. S. Albaqarah : 109




  • Q.S.Al Baqarah : 264





  • Q.S.Al Baqarah : 229



MENGHINDARI SIFAT TERCELA

Sifat-sifat akhlak yang baik (akhlakul karimah) banyak dijelaskan Al Quran terutama yang menyangkut perilaku keteladanan Rasulullah Muhammad SAW. Ketika salah seorang sahabat bertanya kepada Siti Aisyah (istri Rasulullah) mengenai bagaimana akhlak Rasulullah itu, Siti Aisyah menngembalikan pertanyaan kepada sahabat nabi tersebut,” Bukankah anda telah membaca Al Quran?” Aisyah kemudian mengatakan bahwa Al Qur’an itu mengandung contoh-contoh tentang akhlak Rasulullah yang sepatutnya dijadikan suri tauladan oleh seluruh umat manusia.Sifat-sifat akhlak yang buruk atau tercela (akhlakul mahmudah) juga telah diungkapkan Al Qur’an agar menjkadi peringatan untuk dapat dijauhi, karena perilaku butuk atau tercela yang dapat merusak iman seseorang dan pada akhirnya akan merusak dirinya serta kehidupan masyarakat. Akhlak buruk itulah selalu ditunjukan oleh kaum Quraisy dahulu untuk memojokkan kebenaran yang disampaikan oleh Rasulullah sebagaimana yang dilakukan oleh tokoh Quraisy, seperti Abu Jahal, Walid bin Mughirah, Akhnas bin Syariq, Aswas bin Abdi Yaqutus, dan lail-lain. Oleh karena itu iman merupakan suatu pengakuan terhadap kebenaran yang harus dipelihara, dan ditingkatkan kualitasnya melalui sikapnya dan perilaku terpuji.


Rasulullsah SAW bersabda:

Artinya:”Iman itu ialah melihat dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengerjakan dengan anggota (perbuatan).” (HR.Bukhari Muslim)


Imam Turmidzi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah saw bersabda

“Malu adalah sebagian dari iman dan iman itu di surga. Sedangkan sikap tidak sopan adalah bagian dari buruknya peringai dan perangai yang buruk adalah di neraka”


Keimanan seseorang akan rusak atau tidak manfaat apabila seseorang malukukan hal-hal yang dapat mengurangi bahkan merusak keimanannya. Diantara perbuatan yang tercela dan menyebabkan rusaknya keimanan adalah hasud,riya’ dan aniaya.
I. HASUD

1. Pengerian Hasud
Hasud ialah rasa atau sikap tidak senang terhadap kenikmatan atau kebahagiaan yang di peroleh oleh orang lain dan berusaha untuk melenyapkan atau mencelakaka orang lain tersebut

Sifat tercela ini harus dihindari oleh semua orang, khususnya dikalangan generasi muda muslim karena jika sifat hasud ini terus menerus menjadi kebiasaan, tentu akan membawa akibat hncurnya kebaikan dalam diri seseorang akibat bertambahnya sifat rakus, tamak, dendam, serta rasa permusuhan di dalm diri.


Rasulallah Muhammad SAW bersabda :

Artinya : “ Telah masuk kedalam tubuhnya penyakit-penyakit umat dahulu ( yaitu ) benci dan dengki, itulah yang membinasakan agama, bukan dengki mencukur rambut.” (HR. Ahmad dan Tarmudzi)

Dari hadits tersebut diatas, dapat dipahami bahwa hancurnya tau terpecahnya agama menjdi bercerai berai saling membenci, bermusuhan, dan saling merusak disebabkan sifat hasud dan dengki yang berkepanjangan diantara pemeluknya.
Dalam hdist lain Rasullulah Muhammd SAW bersabda

Artinya : “Janganlah kami saling mendengki,saling memutuskan hubungan, saling membenci dan saling membelakangi, jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara sebagaimana yang telah diperintahkan Allah kepadamu. “(HR. Bukhari dan Muslim)

Apabila kita perhatikan dan kita kaji dalil-dalil naqli yang terungkap dalam hadits-hadits Rasulallah SAW bahwa hasud sering terjadi akibat adanya iri hati. Iri hati artinya : ‘ merasa ingin menguasai sesuatu yang dimiliki orang lain karena dirinya belum memiliki dan tidak mau ketinggalan.” Iri hati tidak diikuti dengan perbuatan mencelakakan orang lain tersebut. Iri hati itu ada yang termasuk sifat tercela dan ada yang tidak.

Berdasarkan hadits riwayat Nukhari-Muslim ada dua macam iri hati yang dibolehkan islam, yaitu iri hati kpada orang yang dianugerahi harta yang banyak kemudian harta itu digunakannya untuk hal-hal yang diridhoi Allah dan iri hati kepada orang yang dibri ilmu pngetahuan oleh Allah SWT, kemudian ilmu itu diamalkannya serta diajarkn pada orang lain.

Seseorang yang beriman kepada qada’ dan qadar tentu tidak akan bersikap dengki kepada orang lain yang mempunyai kelebihan karena ia menyadari bahwa hal itu merupakan kehendak dan kekuasaan Allah SWT. Allah SWT berfirman :

Artinya : “ Adakah (patut) mereka iri hati (dengki) kepda manusia (Muhammad) atas karunia yang telah diberikan Allah kepada mereka.” (Qs. An-Nisaa, 4:54)

Setiap muslim atau muslimah wajib hukumnya menjauhi sifat hasud / dengki karena hasud termasuk sifat tercela dan merupakan perbuatan dosa.
Allah SWT berfirman :

Artinya : “ Dan janganlah kami iri hati terhadap apa yng dikaruniakn Allah kepada sebagian kami lebih banyak dari sebagian yang lain.” (Qs. An-Nisa, 4 : 32)

Iri hati merupakan penyakit rohani atau jiwa. Apabila seseorang telah terkena penyakit hati, ia akan jatuh dari ajaran agama, bersikap takabur, suka merendahkan dan meremehkan orang lain.Dia tidak mempunyai rasa malu lagi untuk menjatuhkan orang lain, datang kesana kemari dengan berbagai cara supaya orang yang dihasudnya itu kebahagiaannya lenyap dari mereka bahkan berpindah kepadanya.

Orang yang mempunyai sikap ini, sebenarnya merugikan dirinya sendiri, karena sikap demikian akan selalu merasa tidak puas terhadap berbagai hal, tidak akan dihargai oleh orang lain, takabur, dan membanggakan diri. Makin lama sikap ini melekat pada diri seseorang, akan semakin sakit rohaninya atau jiwanya. Ibarat besi kena karat, semakin lama karat merusak besi semakin hancur besi itu, atau laksana orang minum air laut, semakin bnyk orang tersebut minum akan semakin haus. Semkin lama sifat hasud itu melekat pada diri seseorang, semakin rusk dan semakin tidak puas jiwanya.


2, Bahaya atau Kerugian yang ditimbulkan oleh Perbuatan Hasud antara lain :

1). Dapat memutuskan hubungan persaudaraan dan menghapus segala kebaikan yang pernah dilaksanakan.

Rasulallah SAW bersabda :

Artinya : “ Juhkanlah dirimu dari hasud karena sesungguhnya hasud itu memakan kebaikan – kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Daud)

2). Dapat merusak iman

Rasulallah SAW bersabda :

Artinya : “Dengki (hasud) merusak iman sebagaimana Jadam merusak madu.” (HR. Daelami)

3). Dapat merusak mental (hati) pendngki itu sendiri, sehingg kehidupan merasa gelisah dan tidak memperoleh ketentraman.

4). Dapat menimbulkan kerugian atau bencana baik bagi penghsud maupun orang yang dihasud.

3. Usaha-usaha Preventif Perbuatan Hasud

Agar terhindar dri penyakit hasud orang- orng yng beriman diperinthkan untuk :

1). Memohon perlindungan kepada Allah SWT dari kejahatan pendengki apabila ia mndengki atau menghasud, sebagaimana telah dijelaskan Allah SWT dalam Al-Quran : Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang Menguasai subuh dari kejahatan mkhluk-Nya, dari kejahatan orang yang dengki (penghasud) apabila ia dengki (menghasud).” (Qs. Al-Falaq ayat 1, 2 & 5)

2). Menyadari bahwa perbuatan hasud itu termasuk perbuatan tercela dan sangat berbahaya karena sifat tercela itu dapat merugikan orang lain dan dirinya sendiri.

3). Menyadari bahwa sifat hasud itu merusak amal kebaikan dan dapat menghilangkan pahalanya.

4). Menumbuhkan sikap jiwa kasih sayang terhadap sesama umat manusia, karena mereka itu mempunyai hak-hak yang harus dihormati oleh setiap orang.



  • Imam muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari jarir bin Abdullah r.a. bahwa Rasulallah SAW bersabda :

Orang yang tidak mempunyai sikap lemah lembut tidaklah mempunyai kebaikan sama sekali.”

  • Abu Daud meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mughaffal r.a. bahwa Rasulallah SAW bersabda,

Sesungguhnya Allah Maha Lemah Lembut dan menyukai sikap lemah lembut. Dia memberi kepada sikap ini sesuatu yang tidak Dia berikan kepada kekerasan.”

  • Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Aisyah r.a. berkata, “Suatu hari Rasulallah SAW datang ketempat aliran air ini dengan membawa unta dari sedekah yang terikat dilehernya. Lalu beliau bersabda :

“Wahai Aisyah, bertaqwalah kepada Allah dan bersikap lemah lembutlah kepada unta ini. Sesungguhnya sikap lemah lembut jika masuk kedalam sesuatu maka ia akan memperindahnya dan jika ia meninggalkannya maka sesuatunitu akan menjadi buruk.”

II. RIYA’

1. Pengertian Riya’
Riya berasal dari kata “ru’yah” yang artinya melihat. Menurut istilah riya’ adalah ibadah seseorang yang bukan karena Allah, tetapi ia ingin dilihat oleh orang lain. Dalam kata lain, riya’ adalah orang yang bermal atau bekerja dengan mengharapkan pujian orang lain.

Imam Al-Hafiz Ibnu Hajar dalan kitabnya Fathul Bari mengatakan bahwa riya’ ialah ibadah yang dilakukan dengan tujuan atau maksud agar dapat dilihat orang lain sehingga memuja pelakunya (ia ingin memperoleh kemasyhuran dan keuntungan dunia). Adapun orang yang berusah untuk memperdengarkan ucapan ibadah dan amal saleh kepada orang lain dengan maksud seperti pada riya’ dinamakan sum’ah (ingin didengar).

Riya’ dan sum’ah termasuk sifat tercela, merupakan syirik kecil yang hukumnya haram dan harus dijauhi oleh setiap muslim atau muslimah. Rosulullah bersabda :

أخوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيكُمُ الشِركُ الاَصغَرُ فَسُئِلَ عَنهُ فَقَالَ الرِّيَآءُ (رواخ احمد)
Artinya : Sesungguhnya yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syirik kecil, sahabat bertanya “apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah ?” Rasul menjawab “, Riya’ (HR. Ahmad)

Pada Hadis lain Rasulullah SAW Bersabda

Artinya : Rasulullah SAW bersabda, “Allah Azza Wajalla berfirman pada hari kiamat, yaitu diwaktu sekalian hamba melihat hasil-hasil amalannya : Pergilah kamu kepada semua apa yang kamu jadikan bahan pamer (riya’) di dunia. Lihatlah apakah kamu semua memperoleh balasan dari mereka? (HR. Ahmad dan Baihaki)
2. Macam-macam Riya’

Menurut Imam Ghazali, sifat riya’ itu dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagia, yaitu :

1). Riya’ yang berhubungan dengan keduniaan (ibadah ghoeru mahdah)

2). Riya’ yang berhubungan dengan ibadah mahdah


Ria yang berhubungan dengan keduniaan adalah segala jenis usaha seseorang dengan niat di dalam hatinya mengharapkan kedudukan atau pujian dari orang lain, contohnya : kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan sosial kemsyarakat. Sedangkan riya’ yang berhubungan dengan ibadah, yaitu ibadah yang dilakukan oleh seseorang, selain mengharapkan keridoan Allah SWT, ia juga mengharapkan pujian atau sanjungan dari orang lain.

Ditinjau dari brntuknya riya’ ada 2 (dua)

1). Riya’ dalam hal niat

2) Riya’ dalam hal perbuatan atau tindakan

Seorang yang mengatakan bahwa ia ikhlas taat kepada Allah SWT, padahal dalam hati yang sebnarnya tidak demikian, maka yang demikian itu tergolong riya’ dalam niat, sdang riya’ dalam perbuatan seperti orang yang berpakaian mewah dengan maksud agar orang lain memujinya. Riya’ dalam ucapan seperti seringnya memberi nasehat kepada orang lain, mengucapkan kata-kata hikmah, sering bertasbih jika dihadapan orang banyak tapi jika sendirian hanya melamun saja dan hal yang dilakukan itu hanya ingin dilihat orang lain bahwa dia itu seorang yang alim, taat beragama, padahal sesunggunya tidak demikian.

Ukuran riya’ atau tidaknya pekerjaan seseorang itu niat atau getaran hati (qalbu) seseorang, sikap ini hanya dia sendiri yang dapat mengukur dan merasakannya, orang lain tidak dapat mengetahui. Sedang ukuran riya’yang kedua pengaruhnya terlihat dalam kegiatan sehari-hari.

Riya dlam hal urusan dunia (ibadah ghaer mahdah) atau riya’ dalam ibadah (mahdah) banyak diungkapkan dalam Al-Quran, diantaranya :


  1. Riya’ dalam perbuatan

Seperti ketika akan mengerjakan shalat, seseorang tampak memperlihatkan kesungguhan dan kerajinan, namun alasannya karena takut dinilai rendah dihadapan guru atau orang lain. Dia melaksanakan shalat dengan khusyuk dan takut disertai harapan mendapat perhatian dalam QS. Al-Ma’un ayat 4 -7

Artinya :

(1). Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,

(2). (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,

(3). orang-orang yang berbuat riya

(4). dan enggan (menolong dengan) barang berguna




  1. Riya dalam prilaku

Firman Allah dalan QS. An-Nisa 142



Artinya : Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya[365] (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali (QS. An-Nisa 142)

Maksudnya: Alah membiarkan mereka dalam pengakuan beriman, sebab itu mereka dilayani sebagai melayani Para mukmin. dalam pada itu Allah telah menyediakan neraka buat mereka sebagai pembalasan tipuan mereka itu.

Riya Ialah: melakukan sesuatu amal tidak untuk keridhaan Allah tetapi untuk mencari pujian atau popularitas di masyarakat.

Maksudnya: mereka sembahyang hanyalah sekali-sekali saja, Yaitu bila mereka berada di hadapan orang.
3). Riya’ dalam tindakan

Firman Allah dalan QS. Al-Baqarah ayat 264


Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (QS. Al-Baqarah ayat 264)


3. Ciri-ciri orang yang berbuat riya’ atau sum’ah

1) Tidak akan melakukan perbuatan baik apabila tidak dilihat orang

2) Amal atau perbuatan baik yang telah ia lakukan sering diungkit-ungkit atau disebut-sebut

3) Beramal atau beribadah hanya sekedar ikut-ikutan, itupun dilakukan apabila sedang berada di tengah-tengah orang banyak

4) Amal (perbuatan baiknya) selalu ingin dilihat, diperhatikan ingin mendapat pujian dan ingin didengar orang lain

5). Terlihat tekun dan bertambah motifasinya dalam beribadah apabila mendapat pujian dan sanjungan, sebaliknya semangatnya akan menurun bahkan menyerah apabila dicela orang




  1. Bahaya atau kerugian yang diakibatkan oleh perbuatan riya” dan sum’ah

1) Muncul rasa ketidakpuasan terhadap apa yang telah dikerjakannya

2) Muncul rasa hampa dan gelisah di saat berbuat sesuatu

3) Mrusak nilai kebaikan dan pahala ibadah, bahkan bisa hilang sama sekali.

4) Mengurangi kepercayaan dan rasa simpati dari orang lain.

5) Menyesal melakukan sesuatu apabila orang lain tidak melihat dan memperhatikannya.


  1. Yüklə 0,8 Mb.

    Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8   9




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin