BAHASA INDONESIA
Jika ditinjau dari segi bentuknya, kalimat dapat berupa kalimat tunggal majemuk kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang proposisinya satu dan karena itu predikatnya pun satu. Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas lebih dari satu proposisi sehingga mempunyai paling tidak dua predikat yang tidak dapat dijadikan suatu kesatuan. Terdapat Kalimat Majemuk Setara dan Kalimat Majemuk Bertingkat. Jika hubungan antara klausa yang satu dengan yang lain dalam satu kalimat menyatakan hubungan koordinatif, maka disebut kalimat majemuk setara. Sedangkan jika hubungan yang satu merupakan induk dan yang lainnya merupakan keterangan tambahan, maka kalimat macam itu dinamakan kalimat majemuk bertingkat.
Contoh Kalimat Majemuk Setara : Dia pergi dan istrinya mulai menangis.
Contoh Kalimat Majemuk Bertingkat : Saya bersedia meskipun dia menolak membicarakannya.
Pemenggalan pada kata dasar dapat dilakukan, sebagai contoh sebagai berikut :
-
Jika ditengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan dilakukan diantara kedua huruf vokal itu, misalnya : ma-in, sa-at.
-
Huruf diftong ai, au dan oi tidak pernah diceraikan sehingga pemenggalan kata dilakukan diantara kedua huruf itu, misalnya : au-la bukan a-u-l-a
-
Jika ditengah kata ada huruf konsonan termasuk gabungan huruf konsonan, diantara dua buah huruf vokal. Pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan; misal : ba-pak, ba-rang.
-
Jika ditengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan diantara kedua huruf konsonan itu dan gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan; misal : man-di, som-bong.
Pemakaian huruf kamital atau huruf besar dapat dipakai, beberapa contoh sebagai berikut :
-
Dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat, contoh : Kita harus bekerja keras.
-
Dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung : “Kapan kita pulang?”
-
Dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci termasuk kata ganti Tuhan, Allah, Yang Maha Kuasa, Allah Maka Pengasih.
-
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan dan keagamaan yang diikuti orang; contoh :
Sultan Hasanudin, Haji Agus Salim.
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih, sedangkan Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata. Singkatan dapat berupa : singkatan nama orang, nama gelar sapaan, jabatan yang diikuti dengan tanda tifik (.); contoh : M.B.A., M.Sc., S.E. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi serta nama dokumen resmi yang teridiri dari huruf awal ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik; contoh : DPR, ABRI.
Kesusastraan dapat diartikan semua tulisan atau karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dalam bahasa yang indah, memiliki ciri-ciri bahasa yang terpelihara, isinya yang baik dan indah dan cara menyajikannya menarik. Sedangkan fungsi sangat banyak bagi kehidupan manusia dan secara garis besar fungsinya terbagi menjadi 5 golongan sebagai berikut :
-
Fungsi rekreatif, yaitu memberikan rasa senang, gembira serta menghibur para penikmat atau pembacanya.
-
Fungsi didaktif, yaitu mengarahkan dan mendidik para penikmat/pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.
-
Fungsi estetis, yaitu memberikan keindahan bagi para penikmat/pembacanya.
-
Fungsi moralitas, yaitu mengandung nilai moral yang tinggi sehingga penikmat/ pembacanya dapat mengetahui moral yang baik dan tidak baik bagi dirinya.
-
Fungsi religiusitas, mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi para penikmat/pembacanya.
Berdasarkan bentuknya, sastra terbagi atas empat bagian sebagai berikut :
-
Prosa, yaitu bentuk sastra yang dilukiskan dalam bahasa yang bebas dan panjang dengan aturan atau kaidah seperti puisi.
-
Puisi, yaitu bentuk sastra yang dilukiskan dalam bahasa singkat, padat, serta indah.
-
Prosa liris, yaitu sastra berbentuk puisi namun ditulis dalam bahasa yang bebas.
-
Drama, yaitu sastra yang dilukiskan dalam bahasa bebas dan panjang serta dilukiskan dengan menggunakan dialog atau monolog.
Majas (figurative language) adalah bahasa kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu. Majas merupaka bentuk retoris, yang penggunaanya anatara lain ditujukan untuk menimbulkan kesan imajinatif bagi penyimak atau pembacanya dan secara garis besar majas terbagi kedalam majas perbandingan, majas sindiran, majas penegasan dan majas pertentangan. MAJAS PERBANDINGAN meliputi 1) Asosiasi (simile) perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama, majs ini ditandai oleh penggunaan kata “bagai, bagaikan, seumpama, seperti”; 2) Metafora majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat; 3) Personifikasi membandingkan benda-benda tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia; 4) Alegori perbandingan yang bertauatan satu dengan yang lain dalam satu kesatuan utuh; 5) Parabel berupa cerita. Isinya berupa pedoman hidup, ajaran agama atau petuah-petuah; 6) Simbolik melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol atau lambang; 7) Tropen mempergunakan kata-kata yang sejajar; 8) Metonomia memaknai ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang atau hal lainnya sebagai penggantinya; 9) Litotes ditujukan mengurangi atau mengecilkan kenyataan sebenarnya. Tujuannya antara lain merendahkan diri; 10) Sinekdokhe menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya; 11) Eufimisme menggantikan satu pengertian dengan kata lain yang hampir sama dengan maksud lebih sopan atau lebih bermakna hormat; 12) Hiperbola mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan dengan maksud memperhebat, meningkatkan kesan dan daya pengaruh; 13) Alusio menunjuk secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang sudah diketahui bersama; 14) Antonomasia menggunakan kata-kata tertentu sebagai pengganti nama panggilan seseorang; 15) Parafrasis menjelaskan suatu kata atau ungkapan dengan serangkaian kata lainnya yang mengandung arti yang sama dengan kata yang digantikan itu. MAJAS SINDIRAN: 1) Ironi meyatakan makna bertentangan dengan maksud menyindir atau memperolok-olok; 2) Sinisme menyatakan sindiran secara langsung; 3) Sarkasme sindiran yang terkasar. MAJAS PENEGASAN 1) Pleonasme menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegasakan arti suatu kata; 2) Repetisi perulangan kata-kata sebagai penegasan; 3) Paralelisme perulangan sebagaimana halnya repetisi, hanya disusun dalam baris yang berbeda; 4) Aletarsi memanfaatkan kata-kata yang bunyi awalnya sama; 5) Antanaklasis mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda; 6) Kiasmus berisi perulangan dan sekaligus mengandung inversi; 7) Tautologi penegasan dengan mengulang beberapa kali suatu kata dalam kalimat atau menggunakan beberapa kata yang bersinonim berturut-turut dalam sebuah kalimat. 8) Klimaks menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama makin menghebat; 9) Antiklimaks menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama makin menurun; 10) Elipsis didalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat; 11) Inversi dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat; 12) Retoris kalimat tanya yang jawabannya sudah diketahui penanya; 13) Koreksio dipakai untuk melakukan ralat terhadap kesalahan ucapan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja; 14) Asidenton menyatakan beberapa, keadaan atau benda secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung; 15) Polisedenton menggunakan kata penghubung dalam sebuah kalimat; 16) Interupsi penegasan yang menggunakan sisipan (kata atau frase) di tengah-tengah kalimat pokok denga maksud menjelaskan sesuatu dalam kalimat; 17) Eksklamaso menggunakan kata-kata seru sebagai penegas; 18)Enumerasio melukiskan satu per satu peristiwa untuk memperjelas suatu keadaan secara keseluruhan; 19) Praterito digunakan pengarang untuk menyembunyikan atau merahasiakan sesuatu. MAJAS PERTENTANGAN adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempertentangkan sesuatu dengan yang lainnya yang meliputi 1)Paradoks mengandung pertentangan nyata dengan fakta-fakta yang ada; 2) Antitesis mempergunakan paduan kata yang berlawanan artinya; 3) Anakroisme menceritakan peristiwa yang tidak sesuai dengan sejarah; 4) Oksimoron antar bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan..
Prosa adalah karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita secara bebas, yang tidak terikat oleh rima dan irama. Menurut bentuknya, prosa terdiri atas beberapa macam, yakni antara lain novel, cerpen dan dongeng.
1. Novel, berasal dari bahasa italia novella yang berarti “barang baru yang kecil. Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa tokoh
2. Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen dikisahkan sepengggal kehidupan tokoh, yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan.
3. Dongeng sama dengan novel dan cerpen hanya saja tema dongeng umunya tentang sesuatu yang tidak masuk akal atau tidak mungkin terjadi. Misalnya, orang yang dapat menjelma berganti rupa, binatang yang dapat berkata-kata seperti manusia, dan orang yang dapat hilang dan dapat terbang.
Struktur novel dan cerpen dibntuk oleh unsur-unsur tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang, amanat dan gaya bahasa.
1. Tema salah satu unsur instrinsik novel/cerpen yang merupakan inti atau pokok yang menjadi dasar pengembangan cerita.
2. Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat.
Jalan cerita terbagi : a) pengenalan situasi exposition; b) pengungkapan peristiwa complication; c) menuju pada adanya konflik rising action; d) puncak konflik turning point; e) penyelesaian ending
3. Latar meliputi tempat, waktu dan budaya dan bisa bersifat faktual ataupun imajiner. Fungsi latar adalah memperkuat atau mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya suatu cerita.
4 Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
a) Teknik analitik karakter tokoh diceritakan secara langsung oleh pengarang; b) Teknik dramatik karakter tokoh dikemukakan melalui :
*penggambaran fisik dan perilaku tokoh; *penggambaran lingkungan kehidupan tokoh; *penggambaran tata kebahasaan tokoh; *pengungkapan jalan pikiran tokoh;
*penggambaran oleh tokoh lain
5. Sudut Pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. Ada dua macam : a) berperan langsung sebagai orang pertama; b) hanya sebagai orang ketiga yang berperan sebagai pengamat.
6. Amanat merupakan ajaran moral atau pesan dikatis yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya itu.
7. Gaya Bahasa berfungsi menciptakan suatu nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan hubungan dan interaksi antara sesama tokoh
Dostları ilə paylaş: |