Konsorsium sertifikasi guru



Yüklə 3,94 Mb.
səhifə13/45
tarix06.08.2018
ölçüsü3,94 Mb.
#67442
1   ...   9   10   11   12   13   14   15   16   ...   45

PERUBAHAN

Gambar 3.14. Berbagai Pertanyaan Kunci Terkait dengan Tema “Perubahan”


Jawaban yang diperoleh selanjutnya dapat dijadikan sub-tema dan kegiatan belajar yang akan dipelajari peserta didik. Keseluruhan pengembangan tema dan sub-tema ini sebaiknya dituangkan kedalam bagan/skema. Hal ini penting untuk mengingatkan guru maupun peserta didik dalam merancang proses pembelajaran selanjutnya. Bagan/skema pengembangan tema dan sub-tema ini sebaiknya diletakkan di salah satu dinding kelas selama tema pembelajaran ini berlangsung.

Pembuatan Mind Mapping (Peta Konsep)

Pembuatan Peta Konsep terkait dengan tema dan sub-tema menjadi bagian yang penting harus dikuasai oleh guru/pengajar dalam perencanaan pembelajaran terpadu karena dari peta konsep ini dapat dipilih materi bahasan yang sesuai dengan muatan Kompetensi Dasar pada semester dan kelas tertentu. Dalam contoh peta konsep berikut ini dikembangkan segi konseptual dari sub-tema “Perubahan dalam Seni” yang terkait dengan empat bidang seni yaitu: seni musik, seni tari, seni rupa dan seni sastra yang merupakan rumpun dari mata pelajaran Seni Budaya.

Gambar 3.15. Bagan Pengembangan Peta Konsep


Dalam kegiatan merancang peta konsep peserta didik diarahkan untuk berpikir kritis menemukan konsep, prinsip atau unit yang terkait dengan sub-tema “Perubahan yang terjadi dalam Seni” ditinjau dari seni musik, seni tari, seni rupa dan seni sastra. Demikian seterusnya peta konsep dijabarkan secara luas, mendalam dan rinci hingga membentuk jaringan skema yang komplek.

Perubahan yang berkaitan dengan revolusi penulisan



  • Ncvel

  • Cerita pendek

  • Puisi

Perubahan yang berhubungan dengan persamaan aljabar

  • Rasio

  • Grafik

  • Statistik

Perubahan nilai-nilai dalam dunia kesehatan

  • Moral

  • Keluarga

  • Sekolah

  • Bisnis

  • Olah raga

  • media

Perubahan dalam bidang industri

  • Penemuan

  • Kondisi kerja

  • Populasi

  • lingkungan

Perubahan dalam bidang-bidang seni

  • Seni

  • Musik

  • Tarian

  • teknologi

Perubahan kehidupan binatang dalam beradaptasi dengan lingkungan

  • Habitat

  • Pola makan

  • Reproduksi

MATEMATIK

SENI

BAHASA INDONESIA

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

KESEHATAN

ILMU PENGETAHUAN ALAM

Perubahan

Gambar 3.16. Bagan Model Tematik dengan Enam (6) Bidang Ilmu (Adaptasi dari Fogarty, 1991)


Melalui contoh bagan Model Tematik yang diadaptasi dari Fogarty (1991) diharapkan peserta didik memperoleh gambaran yang nyata. Dalam contoh ini dipadukan enam bidang ilmu atau mata pelajaran yang berbeda dengan tema “Perubahan”. Dalam setiap bidang ilmu dikembangkan materi bahasan yang berbeda namun tetap terkait pada tema yang sama.
Tujuan dari mind mapping dalam pembelajaran terpadu adalah mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memahami makna hubungan antara bidang ilmu yang dipadukan. Sedangkan tujuan umum dan tujuan khusus pembelajaran disesuaikan dengan tema dan sub-tema.
4) Sumber Belajar

Sumber belajar perlu dihimpun untuk mendukung kegiatan belajar. Agar peserta didik tidak merasa bosan dan jenuh, sebaiknya beragam sumber belajar di lingkungan sekitar perlu digunakan. Guru bukan satu-satunya sumber belajar. Kebun binatang dapat digunakan untuk mengajak peserta didik mengobservasi lingkungan hidup binatang, museum untuk melihat perubahan karya-karya seni, mendatangkan penulis sastra terkenal untuk berdiskusi langsung dengan peserta didik, dan aktivitas belajar lainnya.


5) Penyusunan Silabus dan RPP

Silabus dan RPP dirancang dengan mengacu pada peta Kompetensi Dasar dan materi bahasan yang berpotensi untuk dikaitan dengan tema. Namun demikian KD yang tidak dipadukan hendaknya dicantumkan pula dalam Silabus dan RPP agar keseluruhan dimensi kompetensi terlihat jelas.


c. Pengembangan Fokus Pembelajaran dalam Model Integrasi

Pengembangan fokus pembelajaran dalam model Integrasi (integrated) diawali dengan kegiatan telaah SK-KD dalam Kurikulum. Aktivitas ini dilakukan oleh tim guru lintas bidang ilmu. Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk menganalisis konsep, prinsip yang terdapat di berbagai mapel yang tumpang tindih. Hasil analisis kemudian dipetakan dan digunakan untuk mengembangkan fokus pembelajaran terpadu yang bersumber dari unsur-unsur dasar tiap disiplin ilmu atau mapel yang saling tumpang tindih. Melalui fokus keterpaduan ini berbagai konsep, keterampilan dan sikap yang terdapat dalam bidang ilmu yang berbeda dapat dipelajari secara holistik dalam proses pembelajaran yang efisien dan efektif serta menyenangkan.


Pengembangan fokus keterpaduan pada model ini berbeda dengan model Tematik, yang keterpaduannya diawali dari suatu tema yang memayungi isi pokok pembelajaran dari berbagai bidang disiplin ilmu. Dalam model ini fokus diangkat dari konsep, prinsip yang saling tumpang tindih yang kemudian dikembangkan sebagai paying tema keterpaduan. Pelaksanaan model ini memerlukan waktu, tenaga dan pikiran dan kerjasama yang baik antar guru bidang studi. Di samping itu diperlukan guru-guru yang memiliki keahlian khusus dalam menganalisis kurikulum dan mengembangkan peta konsep keterpaduan lintas bidang ilmu.
Berhubung langkah kegiatan pemilihan tema, lingkup konsep, sub-tema dan pengumpulan sumber belajar memiliki kesamaan dengan model tematik, maka hal ini tidak dipaparkan kembali. Berikut ini adalah bagan keterpaduan dari empat bidang ilmu atau mapel yang dipadukan.

Bisnis Keuntungan/ kerugian Bentuk pajak Gaji Persediaan Pasar

Penemuan Bola lampu Telepon Kode Morse Listrik Pengangkut katrol

Penemuan


Analisis

Kreativitas



  • Penemuan

  • Prestasi (manusia & produk)

  • Riset & data

Riset :

Catatan
Analisis:

Tema, karakter, setting, konflik

Riset


Penemu:

Bell Edison Dampak telefon



MATEMATIS

ILMU PENGETAHUAN ALAM

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAHASA

Persediaan & Permintaan

Gambar 3.17. Bagan Model Integrasi Enam (6) Bidang Ilmu

(Adaptasi dari Fogarty, 1991)


4. Lembar Latihan

Kegiatan 1

Pengembangan Fokus Pembelajaran dalam Model Terkait


  1. Peserta mencermati contoh fokus pembelajaran dari bagan Model Terkait yang berkaitan dengan topik, unit dan fokus yang dikaitkan.


MATEMATIS

Prosentase

(topic unit konsep)



Estimasi

(konsep keterampilan sifat)



Pecahan

(topik unit konsep)



ILMU PENGETAHUAN

Kesehatan mental

(topic unit konsep)



Keputusan Hidup Sehat

(konsep keterampilan sifat)



Keterkaitan /

(topik unit konsep)



BAHASA INDONESIA

Abad 19

(topic unit konsep)



Bahasa Kesatuan

(konsep keterampilan sifat)



Abad 20

(topik unit konsep)



ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Budaya Lokal Indonesia

(topic unit konsep)



Konflik

(konsep keterampilan sifat)



Bhineka Tunggal Ika

(topik unit konsep)

2. Peserta mendiskusi dalam kelompok tentang topik, atau unit atau konsep dari mata pelajaran yang akan dirancang menjadi fokus pembelajaran dalam model terkait.

3. Peserta menelaah SK-KD dalam empat mata pelajaran yang akan dirancang keterkaitannya dengan tema. Lalu cermati topik, unit, konsep dari keempat mata pelajaran tersebut dan pilihlah yang berpotensi untuk dikaitkan dalam pembelajaran.

4. Peserta menuliskan hasil diskusi kedalam gambar bagan model terkait yang telah disediakan

__________________

(topik, unit, konsep)

_______________________

(konsep, keterampilan, sifat)

__________________

(topic, unit, konsep)

5. Peserta mendiskusikan kembali dalam kelompok hasil rencana fokus Pembelajaran ini untuk mencari alternatif lain

6. Peserta menuliskan hasil alternatif fokus pembelajaran ke dalam bagan yang disediakan
Kegiatan 2

PENGEMBANGAN FOKUS PEMBELAJARAN MODEL JEJARING

Pedoman kegiatan pengembangan Fokus Pembelajaran model tematik.


  1. Peserta mencermati contoh fokus pembelajaran dari bagan Model Tematik yang berkaitan dengan tema dan sub tema

Perubahan yang berhubungan dengan persamaan aljabar



  • Rasio

  • Grafik

  • Statistik

Perubahan yang berkaitan dengan revolusi penulisan

  • Ncvel

  • Cerita pendek

  • Puisi

Perubahan yang berhubungan dengan persamaan aljabar

  • Rasio

  • Grafik

  • Statistik

Perubahan nilai-nilai dalam dunia kesehatan

  • Moral

  • Keluarga

  • Sekolah

  • Bisnis

  • Olah raga

  • media

Perubahan dalam bidang industri

  • Penemuan

  • Kondisi kerja

  • Populasi

  • lingkungan

Perubahan dalam bidang-bidang seni

  • Seni

  • Musik

  • Tarian

  • teknologi

Perubahan kehidupan binatang dalam beradaptasi dengan lingkungan

  • Habitat

  • Pola makan

  • Reproduksi

MATEMATIK

SENI

BAHASA INDONESIA

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

KESEHATAN

ILMU PENGETAHUAN ALAM

Perubahan


  1. Peserta mendiskusikan dalam kelompok tentang tema dan sub tema yang akan dikembangkan sebagai focus pembelajaran. Jumlah mapel disesuaikan dengan tujuan pengembangan focus pembelajaran.

Mapel 1


sub tema

Mapel 2


sub tema

Mapel 3


sub tema

Mapel 6


sub tema

Mapel 5


sub tema

Mapel 4


sub tema
TEMA

3. Perhatikan contoh bagan pengembangan tema dan sub tema melalui pertanyaan-pertanyaan kunci

4. Diskusikan pembangunan tema dan subtema yang berkaitan dengan focus pembelajaran yang telah ditentukan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan kunci seperti contoh yang diberikan pada bagan sebelumnya.

5. Tuliskan hasil diskusi ke dalam bagan yang disediakan. Jumlah mapel yang akan dikembagkan tidak perlu terlalu banyak


6. Bahas kembali dalam kelompok dan buat rencana baru sebagai alternatif lain dengan menggunakan langkah-langkah yang serupa dalam bagan di bawah ini


Uang kertas

Uang logam

PABRIK UANG

Dimana uang dibuat?

MANUSIA

Siapa yang membutuhkan uang?



Apa gunanya uang?

Jual Beli

Dimana

pasar


Pasar swalayan

Dimana uang disimpan?

Apa saja jenis uang di Negara Asean?

UANG


Rupiah

Peso


Riel

Singapore Dollar

Ringgit

Bahts


Bank

Kantor Pos

Koperasi

Rumah


Kegiatan 3

PENGEMBANGAN FOKUS PEMBELAJARAN DALAM MODEL TERPADU

1. Cermati contoh fokus pembelajaran dari bagan Model terpadu yang berkaitan dengan tema dan sub tema dibawah ini. Dalam model terpadu ini terdapat empat konsep dalam mapel yang tumpang tindih.
Bisnis Keuntungan/ kerugian Bentuk pajak Gaji Persediaan Pasar

Penemuan Bola lampu Telepon Kode Morse Listrik Pengangkut katrol

Penemuan

Analisis


Kreativitas

  • Penemuan

  • Prestasi (manusia & produk)

  • Riset & data

Riset :

Catatan
Analisis:

Tema, karakter, setting, konflik

Riset


Penemu:

Bell Edison Dampak telefon



MATEMATIS

ILMU PENGETAHUAN ALAM

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAHASA

Persediaan & Permintaan

2. Peserta ditugaskan mengembangkan focus pembelajaran dengan model terpadu dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini. Peserta mencermati dan menelaah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (dari beberapa mapel atau bidang ilmu) untuk mendapatkan adanya tumpang tindih antara konsep dengan konsep, topic dengan topik. Hasil penelaahan kemudian dijadikan dasar untuk pengembangan fokus

pembelajaran sebagai gagasan utama.


3. Peserta mengembangkan tema dan sub tema dengan menggunakan pertanyaan kunci seperti pada contoh berikut:

Uang kertas

Uang logam

PABRIK UANG

Dimana uang dibuat?

MANUSIA


Siapa yang membutuhkan uang?

Apa gunanya uang?

Jual Beli

Dimana


pasar

Pasar swalayan

Dimana uang disimpan?

Apa saja jenis uang di Negara Asean?

UANG

Rupiah


Peso

Riel


Singapore Dollar

Ringgit


Bahts

Bank


Kantor Pos

Koperasi


Rumah

4. Peserta mendiskusikan tema dan sub tema yang akan dikembangkan sebagai focus pembelajaran dalam kelompok dalam kelompok. Jumlah mapel disesuaikan dengan tujuan pengembangan fokus pembelajaran.

5. Diskusikan pengembangan tema dan subtema yang berkaitan dengan fokus pembelajaran yang telah ditentukan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan kunci seperti contoh di atas.

6. Tuliskan hasil diskusi ke dalam bagan yang disediakan. Jumlah mapel yang akan dikembangkan tidak perlu terlalu banyak.



9. Lesson Study

1. Tujuan Pembelajaran:

a. Standar Kompetensi

Memahami Implementasi Lesson Study


b. Kompetensi Dasar:

- Memahami Hakikat Lesson Study

- Memahami Implementasi Lesson Study
c. Indikator

- Menganalisis landasan yuridis, teoritis, dan empiris perlunya Lesson Study

- Menganalisis sejarah Lesson Study

- Mengkaji pengertian Lesson Study

- Mengkaji karakteristik Lesson Study

- Mengkaji tujuan penerapan Lesson Study

- Mendesain rancangan Lesson Study

- Melaksanakan Lesson Study

- Mengevaluasi pelaksanaan Lesson Study

- Melaporkan hasil kegiatan Lesson Study



a. Landasan Yuridis, teoritis dan Empiris perlunya Lesson Study

1) Mutu Pendidikan

Mutu pendidikan tercermin dari mutu SDM. SDM kita masih rendah berarti mutu pendidikan pun masih rendah. Mengapa demikian? Masyarakat beranganggapan bahwa keberhasilan pendidikan hanya diukur oleh hasil tes. Apabila hasil nilai ujian nasional (UN) baik maka dianggap sudah berhasil mendidik anak-anaknya. Atau kalau suatu sekolah banyak meluluskan siswa ke perguruan tinggi melalui SPMB maka dianggap sekolah itu favorit dan banyak diserbu orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Rangking sekolah diurut berdasarkan nilai UN. Akibatnya orang tua harus mengeluarkan uang ekstra untuk menitipkan anaknya pada bimbingan belajar yang melakukan latihan menjawab soal-soal UN atau SPMB, karena orang tua menginginkan anaknya diterima di sekolah paforit atau perguruan tinggi top. Proses pembelajaran di dalam kelas kurang mendapat perhatian dari orang tua dan dari pemerintah, yang penting hasil UN (Ujian Nasional). Umumnya pembelajaran dilakukan dalam bentuk satu arah, guru lebih banyak ceramah dihadapan siswa sementara siswa mendengarkan. Guru beranggapan tugasnya hanya mentransfer pengetahuan yang dimiliki guru kepada siswa dengan target

tersampaikannya topik-topik yang tertulis dalam dokumen kurikulum kepada siswa. Pada umumnya guru tidak memberi inspirasi kepada siswa untuk berkreasi dan tidak melatih siswa untuk hidup mandiri. Pelajaran yang disajikan guru kurang menantang siswa untuk berpikir. Akibatnya siswa tidak menyenangi pelajaran. Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas tidak ada yang tahu kecuali guru itu sendiri. Kebanyakan pengawas dari dinas pendidikan belum berfungsi sebagai supervisor pembelajaran di kelas. Ketika datang di sekolah, pengawas memeriksa kelengkapan administrasi guru berupa dokumen renpel (rencana pelajaran). Pengawas sangat jarang masuk kelas melakukan observasi terhadap pembelajaran dan menjadi nara sumber pembelajaran bagi guru di sekolah. Begitu juga kepala sekolah. Kepala sekolah umumnya lebih mementingkan dokumen administrasi guru, seperti renpel dari pada masuk kelas melakukan observasi dan supervisi terhadap pembelajaran oleh seorang guru. Akibatnya guru tidak tertantang melakukan persiapan mengajar dengan baik, memikirkan metoda mengajar yang bervariasi, mempersiapkan bahan untuk percobaan IPA di laboratorium. Ini berarti bahwa selama ini kita kurang memperhatikan pentingnya proses pembelajaran di dalam ruang kelas. Semestinya, kita lebih memperhatikan

proses pembelajaran dan hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran. Secara internasional, mutu pendidikan di Indonesia masih rendah, sebagai contoh dalam bidang MIPA, the Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS, 2003) melaporkan bahwa di antara 45 negara peserta TIMSS, peserta didik SMP kelas 2 Indonesia berada pada urutan ke-36 untuk IPA dan ke-34 untuk Matematika. Siswa-siswa Indonesia hanya dapat menjawab soal-soal hafalan tetapi tidak dapat menjawab soal-soal yang memerlukan nalar atau keterampilan proses. Proses pembelajaran yang baik seharusnya menghasilkan nilai tes yang baik. Paradigma yang hanya mementingkan hasil tes harus segera diubah

menjadi memperhatikan proses pembelajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Seiring dengan perkembangan IPTEK, pengetahuan guru harus selalu disegarkan. Kegiatan seminar atau forum diskusi ilmiah merupakan media untuk penyegaran pengetahuan guru baik materi subyek maupun pedagogi. Sayangnya, tidak sedikit kepala sekolah yang tidak mengijinkan guru untuk berpartisipasi dalam kegiatan seminar atau forum diskusi dalam kegiatan MGMP. Seharusnya kepala sekolah mendorong bahkan memfasilitasi guru agar bisa berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan ilmiah,

seperti seminar untuk menambah wawasan guru. Selain itu, sedikit guru yang sudah memanfaatkan fasilitas ICT (Information Communication Technology) di sekolah untuk meningkatkan pengetahuan padahal fasilitas itu sudah masuk ke sekolah, seperti komputer dan telpon. Sementara, sekolah mampu menyediakan dana untuk rekreasi ke tempat-tempat wisata.


2) Undang Undang Guru dan Dosen

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pada tahun 2005 pemerintah dan DPR RI telah mensahkan Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-undang tersebut menuntut penyesuaian penyelenggaraan pendidikan dan pembinaan guru agar guru menjadi profesional. Di satu pihak, pekerjaan sebagai guru akan memperoleh penghargaan yang lebih tinggi, tetapi dipihak lain pengakuan tersebut mengharuskan guru memenuhi sejumlah persyaratan agar mencapai standar minimal seorang profesional. Pengakuan terhadap guru sebagai tenaga profesional akan diberikan manakala guru telah memiliki antara lain kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik yang



dipersyaratkan (Pasal 8). Kualifikasi akademik tersebut harus „diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau diploma empat“ (Pasal 9) Sertifikasi pendidik diperoleh guru setelah mengikuti pendidikkan profesi (pasal 10 ayat (1)). Adapun jenis-jenis kompetensi yang dimaksud pada Undang-undang tersebut meliputi „kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional“ (Pasal 10 ayat (1)). Berdasarkan hasil pertemuan Asosiasi LPTK Indonesia, penjabaran tentang jenis-jenis kompetensi tersebut sebagai berikut.

  • Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci kompetensi pedagogik meliputi :

  • Memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, sosial, moral, kultural, emosional, dan intelektual.

  • Memahami latar belakang keluarga dan masyarakat peserta didikdan kebutuhan belajar dalam konteks kebhinekaan budaya.

  • Memahami gaya belajar dan kesulitan belajar peserta didik

  • Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik

  • Menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaran yang mendidik

  • Mengembangkan kurikulum yang mendorong keterlibatanpeserta didik dalam pembelajaran

  • Merancang pembelajaran yang mendidik

  • Melaksanakan pembelajaran yang mendidik

  • Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran




  • Kompetensi kepribadian yaitu memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Kompetensi ini meliputi:

  • Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

  • Menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan sebagai teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

  • Mengevaluasi kinerja sendiri

  • Mengembangkan diri secara berkelanjutan.




  • Kompetensi profesional yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi. Kompetensi ini mencakup

  • Menguasai substansi bidang studi dan metodologi keilmuannya.

  • Menguasai struktur dan materi kurikulum bidang studi.

  • Menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.

  • Mengorganisasikan materi kurikulum bidang studi.

  • Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.




  • Kompetensi sosial yaitu kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Dengan kompetensi ini, guru diharapkan dapat:

  • Berkomunikasi secara efektif dan empatik dengan peserta didik, orang tua peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, dan masyarakat.

  • Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di sekolah dan

masyarakat.

  • Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di tingkat lokal, regional, nasional, dan global.

  • Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk

berkomunikasi dan pengembangan diri.

3) Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005

Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan merupakan usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Pasal 19 dari peraturan pemerintah ini berbunyi sebagai berikut:

a) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

b) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.

c) Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.


Peraturan pemerintah tersebut mengindikasikan bahwa sekarang pemerintah menaruh perhatian terhadap mutu proses pembelajaran. Usaha baik dari pemerintah ini harus ditindaklanjuti sehingga mutu pendidikan menjadi kenyataan yang akan berdampak terhadap pembangunan Indonesia di masa mendatang. Tentunya, kerja keras kita dalam menindaklanjuti usaha pemerintah ini baru dapat dirasakan paling cepat dalam waktu 10 tahun mendatang. Tantangan bagi kita adalah bagaimana mengimplementasikan UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan?
Secara umum mutu pendidikan di negeri ini masih rendah tercermin dari pringkat hasil TIMSS dan indek pembangunan manusia yang berada pada posisi di bawah peringkat negara-negara tetangga kita di Asia Tenggara. Oleh karena itu, tantangan bagi kita adalah bagaimana kita dapat meningkatkan mutu pendidikan di negeri ini. Mutu pendidikan merupakan dampak dari keprofesionalan pendidiknya. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan merupakan acuan bagi pendidik profesional. Namun demikian, untuk menjadi pendidik profesional diperlukan usaha yang sistemik dan konsisten serta berkesinambungan dari pendidik itu sendiri dan pengambil kebijakan. Melalui lesson study sangat dimungkinkan meningkatkan keprofesionalan pendidik di Indonesia karena lesson study merupakan model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkesinambungan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
Yüklə 3,94 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   9   10   11   12   13   14   15   16   ...   45




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin