c. Konsep dan Teori Seni Rupa
Seni Rupa memiliki arti sebagai kerja dan proses membuat karya kreatif serta pekerjaan yang memberikan nilai intelektual dan kultural pada manusia. Dengan demikian fungsi seni rupa adalah mendorong terjadinya proses kerja kreatif melalui pematangan intelektual (dimensi pengetahuan) untuk memberikan makna bagi nilai kemanusiaan dalam konteks kultural.
Bidang studi seni rupa merupakan kelompok mata pelajaran estetika yang dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan ini mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individu maupun masyarakat, sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup dalam
bermasyarakat untuk menciptakan kebersamaan yang harmonis. (Per.Mendiknas no. 22 tahun 2006).
Pada paradigma modern maupun kontemporer membuat karya seni rupa didasarkan pada kaidah-kaidah ilmu modern yang bersifat akademik, yaitu berdasarkan pada konsep, menggunakan metoda, mengandalkan pada kemampuan kreativitas serta mengikuti hokum-hukum komposisi. Sedangkan pada seni rupa tradisional konsep berkarya seni umumnya terikat pada aturan-aturan ritual yang merupakan bentuk ungkapan nilai religi yang dianut, yaitu konsep penciptaan karya seni merupakan pola pengulangan dari nilai ungkapan yang berlaku (tradisi). Dengan demikian mempelajari seni rupa tradisi hakekatnya adalah usaha konservasi dan preservasi yang bila dikuasai dengan baik yang dapat dijadikan titik tolak untuk menghasilkan ekspresi seni rupa yang baru.
Seni rupa sebagai aktivitas seni terkait dengan wujud perilaku dan produk budaya. Sebagai produk budaya karya seni rupa terkait pula dengan budaya lainnya, misalnya teknologi. Berikut ini adalah peta konsep seni rupa dalam kaitannya dengan budaya. Hasil yang ingin dicapai oleh pendidikan seni rupa yaitu pemahaman terhadap seni budaya, sikap apresiatip terhadap seni budaya, kreativitas melalui seni budaya, memahami
dan berperan serta dalam aktivitas seni budaya. Peta konsep seni rupa tidak semata-mata bersifat teknis, tetapi harus dipahami sebagai upaya menanamkan aspek-aspek nilai kreativitas, intelektual dan nilai kultural yang bisa dibangun.
Konteks Seni Rupa dalam budaya menempatkan seni rupa sebagai bagian dari kebudayaan yang terlahir dari adanya gagasan secara abstrak yang mendasari perilaku dan menghasilkan produk. Gagasan sebagai pengetahuan menjadi pemenuhan kebutuhan, apakah itu kebutuhan akan produk untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari atau kebutuhan pemenuhan batin berupa hiburan dan rasa keindahan. Produk berupa karya seni murni dan seni terapan menjadi cabang-cabang di dalam seni rupa, yaitu berupa seni lukis, seni grafis, seni patung, seni keramik, seni kriya dan berbagai bidang desain.
Gambar 5.2. Peta Konsep Konteks Seni Rupa dalam Budaya.
Karya seni rupa dari produk budaya tersebut terbagi menjadi karya dua dimensional (dwi matra) dan karya tiga dimensional (trimatra). Pada dasarnya semua karya seni rupa bila diimplementasikan pada pembelajaran seni rupa di sekolah dapat dielaborasi menjadi beberapa konsep, prinsip dan konstruksi dalam kegiatan berkarya dan berekspresi. Agar peserta didik dapat melakukan kegiatan berbagai cabang seni rupa, peserta didik perlu mendapatkan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman melakukan kegiatan seni rupa yang akan menjadi kompetensi yang dimiliki peserta didik.
Konteks Seni Rupa yang terinci pada konsep-konsep yang disusun dalam alur piker seni rupa yang bersifat makro terdiri dari aspek konteks seni, seni rupa tradisi nusantara, seni rupa lokal dan apresiasi seni rupa modern. Dari konteks yang ada seni rupa terbentuk secara abstrak terbentuk sebagai gagasan, selanjutnya gagasan dijadikan kegiatan berkarya, dan lahirlah produk berupa karya.
Gambar 5.3. Peta Konsep Seni Rupa
Gagasan terwujud dengan adanya kematangan imajinasi, sedangkan pada saat berkarya perupa wajib menggunakan unsur,dan prinsip seni rupa untuk melahirkan komposisi karya. Namun produk karya seni secara konkrit sesuai konsep, tujuan dan fungsinya akan menjadi karya seni murni, seni kriya atau karya desain.
Konsep perkembangan kemampuan peserta didik usia 13 sampai 19 tahun berdasarkan tahapan usianya terletak pada masa remaja dan masa pubertas. Pada masa ini terjadi perubahan sikap yang secara psikologis sebagai anak remaja dapat menunjukkan tingkat kemampuan dan perkembangan berkarya. Objek pada karyanya menggambarkan tentang intelektual pengetahuan dan petualangan. Kebebasan beraktivitas sudah mulai ke wilayah luar ruang yang menjadi perhatiannya, karena anak mulai meninggalkan identitas lama dan mulai memerlukan sahabat.
Sebagai anak yang masuk ke masa pubertas mulai muncul kehidupan batinnya sendiri, mulai adanya pertentangan batin dan bersifat kontras. Sering merasa cemas dan bingung dalam memutuskan sesuatu, namun minatnya secara religius dan luhur mulai diminat
Anak mulai minat terhadap sesuatu yang konkrit dan objektif, serta meminati guru yang baik dan simpatik atau berminat kepada bintang dan selebriti. Oleh karena itu pada masa remaja anak mengalami perubahan dunia dari dunia khayal ke dunia petualang melalui pentokohan tertentu, misalnya ceritera kepahlawanan. Upaya melepaskan diri dari identitas lama memerlukan adanya kedekatan dengan orang lain.
1) Peta konsep Pendidikan Seni Rupa
Secara garis besar keterkaitan antara konsep seni rupa dan kompetensi SMP dan SMA dijabarkan dalam berbagai kegiatan sebagai pengalaman belajar yang meliputi Konsep, proposisi yang terbentuk dan jenis kegiatan sebagai berikut:
a) Mempelajari jenis-jenis karya dua dan tiga dimensi.
b) Mempelajari beberapa prinsip seni rupa dan menerapkannya pada komposisi sederhana.
c) Mempelajari konsep seni rupa
d) Mengapresiasi karya seni rupa melalui media visual
e) Mengeksplorasi beberapa unsur seni rupa menjadi elemen estetik.
f) Praktik menyiapkan unsur seni rupa menjadi karya ragam hias dengan motif, pola dan ornamen sesuai dengan daerah setempat dan mancanegara.
g) Latihan dan Tugas analisis bentuk pada karya seni rupa.
Tabel 5.3. Garis besar keterkaitan antara peta konsep dan kompetensi
No
|
Konsep
|
Proposisi yang ter-
bentuk
|
Sasaran
|
Jenis Kegiatan
|
1
|
Unsur Seni
Rupa
|
Terdiri atas titik,
garis, bidang ,
volume/ruang,
warna, tekstur,
|
Memahami unsur-unsur seni rupa dan penataan untuk menghasilkan karya seni rupa
| -
Menggambar
-
Sketsa
-
Desain dasar
|
2
|
Prinsip Seni
rupa
|
Terdiri atas harmoni,
keseimbangan,
aksentuasi, proporsi,
irama/ pengulangan
|
Penataan unsur rupa
melalui prinsip seni
rupa
|
Desain dwimatra
Desain trimatra
Membentuk
Mematung
Menganyam
Mengukir
Membatik
Keramik
|
3
|
Apresiasi Seni
Rupa
|
Mengetahui,
memahami dan
menilai
|
Memahami teori
yang meliputi sejarah,
makna, simbol dan
menilai karya seni
rupa
|
Mendeskripsikan
hasil
pengamatan
Menanggapi
karya seni rupa
Pameran Kelas/
Sekolah
|
Keterkaitan konsep seni rupa dengan kompetensi siswa memberikan kemampuan kepada siswa untuk memiliki Wawasan Seni Rupa yang terdiri dari penguasaan terhadap. Konteks Seni Rupa, kelompok seni rupa, kurun waktu seni rupa dan peran seni rupa. Pada kompetensi Berkarya, siswa dapat mengungkap gagasannya melalui medium sesuai dengan Periodisasi Ungkapan Berkarya. Pada penyajiannya siswa terfokus pada
Tema dan Gaya yang akan tampak pada karyanya. Sedangkan pada Apresiasi kompetensi meliputi pengamatan pada Konteks Seni Rupa, Kelompok Seni Rupa, Kurun Waktu Seni Rupa, Peran Seni Rupa, Periodisasi Ungkapan Berkarya, serta pengamatan pada Tema dan Gaya.
Tabel 5.4. Garis Besar Implementasi Pendidikan Seni Rupa
di SMP dan SMA
No
|
Konsep
|
Proposisi yang
terbentuk
|
Sasaran
|
Jenis Kegiatan
|
1
|
Kreasi Seni Rupa
1.Komposisi Visual
Unsur Seni Rupa
Terdiri atas:
-
titik
-
garis
-
bidang
-
volume/ruang
-
warna
-
tekstur
Prinsip Seni Rupa
Terdiri atas:
-
harmoni
-
keseimbangan
-
aksentuasi
-
proporsi
-
irama
|
Kemampuan membuat
komposisi visual:
-
Memahami unsur-unsur seni rupa dan penataannya
melalui penerapan
prinsip-prinsip rupa
untuk menghasilkan
karya seni rupa yang memiliki makna yang ingin diwujudkan.
Pembuatan komposisi yang bersifat kreatif
|
Penataan unsur rupa melalui unsur dan prinsip seni rupa untuk
menghasilkan:
dwimatra
trimatra
|
komposisi dasar
bentuk dwimatra
dan trimatra
komposisi bentuk
dasar geometris
dan organis
komposisi bentuk
dasar dan warna
|
|
Menggambar
Menggambar
-
Metoda
-
Ungkapan
-
Pendekatan
Teknik
|
Kemampuan menggambar dengan
menerapkan aspek
yang ada secara benar
dan berhasil baik, meliputi:
menguasai teknik
dan media,
mengekspresikan
bentuk dan karakter
obyek secara benar,
membuat komposisi
yang baik dari obyek yang digambar
|
Mampu
menggambar
dengan baik
dan benar
dengan
menerapkan
kaidah-kaidah
teknik, cara
ungkap,
pemakaian
media, dan
menciptakan
nilai yang baik
dan kreatif.
|
Gambar bebas:
benda,
-
Gambar suasana
-
Gambar dekoratif
(ornamen)
ekspresif,
-
Gambar fantasi,
-
Gambar proyeksi
-
Gambar
ortogonal,
axonometri,
perspektif.
|
2
|
Apresiasi Seni Rupa
|
memahami berbagai
aspek teori yang
berkaitan dengan seni
rupa.
mengamati dan menilai karya seni rupa.
konsep pameran karya
seni rupa.
| -
Memahami teori-teori seni
rupa.
-
Membuat penilaian atas suatu karya seni rupa,
-
Mampu menyusun konsep dan melaksanakan pameran seni rupa.
|
Mendeskripsikan
hasil pengamatan
Menanggapi karya
seni rupa
Pameran Kelas/Sekolah
|
3
|
Ekspresi
| -
Mampu menggambar obyek alam benda, suasana dan obyek seni rupa lainnya,
-
Mampu membuat karya seni rupa tiga dimensional,
-
Mampu membuat karya seni rupa terapan (kriya) dan desain,
-
Mampu menyelenggarakan
pameran.
| -
Kemampuanmmenggambar
-
Dasar Komposisi Visual
|
|
4
|
Kerajinan
|
1.Mengapresiasi benda
kerajinan dengan
teknik celup ikat dan
atau teknik batik
2. Membuat benda
kerajinan dengan
teknik celup ikat dan
atau teknik batik
|
| -
Menyiapkan bahan dan prosedur kerja pembuatan kerajinan dengan bahan alami
-
Menggambar rancangan kerajinan
|
Dostları ilə paylaş: |